askep komunitas jadi..doc

101
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pada hakikatnya pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai unsur kesejahteraan umum yang merupakan bagian dari tujuan nasional dan amanat dari mukadimah UUD 1945. Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh semua pihak bahwasannya peran serta masyarakat sangat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian, dan kesinambungan pembangunan kesehatan dimana menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan disebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. 22

description

hfvhf

Transcript of askep komunitas jadi..doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah penyelenggaraan upaya

kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pada hakikatnya

pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal sebagai unsur kesejahteraan umum yang

merupakan bagian dari tujuan nasional dan amanat dari mukadimah UUD 1945.

Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah

diakui oleh semua pihak bahwasannya peran serta masyarakat sangat menentukan

terhadap keberhasilan, kemandirian, dan kesinambungan pembangunan kesehatan

dimana menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan disebutkan bahwa sehat

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal.

Dalm mewujudkan visi Indonesia sehat 2014 telah ditetapkan misi

pembangunan yaitu menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

Mendiorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta

memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan

diperlukan promosi kesehatan. Hal ini disebabkan program promosi kesehatan

berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup

bersih dan sehat, melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan

kesehatannya. Hal ini sesuai dengan ditekankan dalam paradigm sehat, dan salah

satu pilar utama Indonesia Sehat 2014.

22

Pelaksanaan praktek belajar lapangan merupakan perwujudan dari

pelaksanaan asuhan keperawatan pada komunitas yang telah kami dapatkan di

Institusi pendidikan dan dilaksanakan di masyarakat mencakup proses

keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. Pendekatan pembangunan

masyarakat merupakan alat dalam pelaksanaan kegiatannya. Keperawatan

masyarakat ini dilakukan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan

Gunung Puyuh Kota Sukabumi.

Sejalan dengan hal itu, kurikulummahasiswa S1 Keperawatan STIKES

Kota Sukabumi semester VII mewajibkan peserta didiknya untuk melaksanakan

praktek klinik keperawatan komunitas II dalam bentuk Early exposure II part 2.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari praktek klinik keperawatan komunitas adalah

mahasiswa mampu menerapkan program asuhan keperawatan komunitas

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari praktek klinik keperawatan komunitas ini,

diharapkan mahasiswa dapat :

a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas dengan menggunakan

berbagai sumber.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas.

c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas dengan

mengutamakan peran serta aktif masyarakat.

d. Mengimplementasikan kegiatan ari perencanaan yang telah dilaukan.

e. Mengevaluasi hasil dari implementasi yang dilakukan

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada studi kasus ini

diantaranya adalah sebagai berikut :

23

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan

masyarakat yang dilakukan dari rumah kerumah untuk mendapatkan data yang

diperlukan dalam melakukan proses keperawatan komunitas.

b. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung yang meliputi hal-hal

yang tidak perlu ditanyakan dengan berbagai pertimbangan, seperti luar

rumah, jarak antara sumber air bersih yang digunakan keluarga dengan limbah

keluarga ataupun septik tank.

c. Studi kepustakaan

Melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku sebagai konsep dasar

yang menunjang terhadap data-data yang sudah diperoleh

D. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang yang menggambarkan alasan

dilaksanakannya kegiatan, tujuan rumusan masalah, teknik pengumpulan

data dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teoritis

Berisi teori yang berkaitan dengan kegiatan yang tengah

dilaksanakan.

Bab III Metode Asuhan

Berisi pemaparan tentang struktur asuhan keperawatan dan strategi

dalam asuhan keperawatan.

Bab IV Tinjauan Kasus dan Pembahasan

Berisi pemaparan kegiatan yang terdiri dari pengkajian,

penyusunan diagnosa keperawatan komunitas dan perencanaan

keperawatan komunitas.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Berisi kesimpulan dari kegiatan yang dilaksanakan dan saran-saran

yang dapat diberikan serta rekomendasi dari hasil kegiatan

24

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Keperawatan Komunitas

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal di suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai minat dan interest yang

umum (WHO). Keperawatan komunitas adalah perpaduan dari praktek

keperawatan dan prakterk kesehatan masyarakat dalam rangka

meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat (DEPKES RI).

Keperawatan komunitas (di adopsi dari pengertian Community

Health Nursing) pertama kali dikenal sejak tahun 1970 yang merupakan

kelanjutan sejarah keperawatan kesehtan public terutama perkembangan di

daratan Eropa dan Amerika Serikat. Para perawat bekerja di klinik-klinik

berbasiskan masyarakat yang merupakan koordinasi dalam menangani

berbagai kasus-kasus di kesehatan masyarakat dengan melibatkan disiplin

keilmuan. Keperawatan komunitas merupakan disiplin ilmu kesehtan

masyarakat dengan ilmu keperawatan. Keperawatan komunitas juga dikenal

sebagai suatu spesialisasi yang memiliki unit pelayanan yang berbasiskan

pada masyarakat tertentu atau sekumpulan orang dimana perawat

mengambil tanggung jawab untuk menolong meningkatkan derajat kesehtan

masyarakat.

Keperawatan komunitas dikenal dengan sebutan perawatan

kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan

konsep puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan

professional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni dalam

pencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehtan

melalui pengorganisasian masyarakat dalam upaya sanitasi lingkungan,

pengawasan penyakit menular, pendidikan mengenai kebersihan

perseorangan, organisasi medis, pelayanan kepoerawatan, diagnosa dini,

melakukan tindakan penyakit, dan mengembangkan perangkat sosial untuk

menjamin kesehatan.

25

Dari karakteristik yang dimilikinya, maka keperawatan komunitas

dapat dilihat sebagai berikut :

1. Berorientasikan kepada masyarakat, artinya segala kegiatan mulai dari

pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi semua diarahkan dari

dan oleh masyarakat itu sendiri.

2. Fokus pelayanannya ditujukan kepada populasi, artinya bahwa dalam

pelayanan keperawatan ditujukan kepada sekumpulan orang yang

didalamnya terdapat unsure berkaitan antar individu dalam suatu

masyarakat.

3. Pelayanan dasar yang bersifat relationship artinya bahwa pelayanan yang

diberikan meliputi beberapa aspek yang dibutuhkan kerjasama lintas

program dan lintas sektoral.

Perawatan komunitas dapat melaksanakan praktek keperawatan

pada enam tingkatan klien yaitu :

1. Individu

2. Keluarga

3. Kelompok

4. Bagian dari populasi

5. Populasi

6. Masyarakat

Melihat beragamnya klien yang dapat dilayani oleh perawat

perkesmas, maka tempat para perawat perkesmas untuk melaksanakan praktek

keperawatan menyebar dari tingkatan rumah sampai kepada tingkatan khusus

yang ada di masyarakat. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Rumah, dimana pelayanan keperawatan merupakan kelanjutan dari rumah

sakit untuk dilakukan follow up kesehatan, misalnya perawatan luka,

promosi kesehatan yang meliputi perawatan keluarga, perawatan anak dan

lain-lain.

2. Pelayanan kesehtan ambulatory, seperti pusat kesehatan masyarakat.

3. Sekolah, meliputi Usaha Kesehatan Sekolah.

4. Industri, baik formal maupun informal.

26

5. Institusi pelayanan kebutuhan masyarakat seperti tempat penitipan anak

dan lain-lain.

6. Institusi keagamanaan, seperti pondok pesantren dan lain-lain.

A. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

Dalam keperawatan kesehatan masyarakat, perlu diperhatikan tiga bagian

yang diantaranya yaitu konsep masyarakat dan masalah kesehatan, proses

keperawatan masyarakat di tingkat masyarakat, serta pengelolaan kesehatan

masyarakat di Puskesmas.

1. Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau

istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi

menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat

oleh suatu rasa identitas bersama. (Koentjoroningrat, 1990 )

a. Ciri-Ciri Masyarakat

1). Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.

2). Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu.

3). Saling bergantung satu dengan lainnya.

4). Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan.

5). Memiliki identitas bersama.

b. Tipe-Tipe Masyarakat :

Menurut Gillin dan Gillin lembaga lembaga masyarakat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Dilihat dari sudut perkembangannya

1) Cresive Institution

Merupakan lembaga masyarakat paling primer, yang secara tidak

sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.

27

2) Enacted Institution

Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi

tujuan tertentu dari sudut sistem nilai yang diterima oleh

masyarakat

3) Basic Institution

Lembaga kemasyarakatan yang penting untuk memelihara tata

tertib dalam masyarakat.

2) Subsidiari Institution

Lembaga kemasyarakatan yang muncul untuk memenuhi kegiatan

tertentu saja

c. Ciri- Ciri Masyarakat Indonesia

1) Masyarakat Desa

Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat

Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai

organisasi sosial

Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib

Tingkat buta hurup relatif tinggi

Berlaku hukum tidak tertulis

Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan

keterampilan

Sistem ekonomi sebagian besar ditu\jukan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga dan sebagian kecil tujuan dipasaran untuk

memenuhi kebutuhan lainnya

Semangat gotong royong dalam bidang ekonomi sangat kuat

2) Masyarakat Madya

- Hubungan keluarga tetap kuat, hibingan masyarakat

mulai mengendor

- Adat istiadat masih menghormati, mulai terbuka dari

pengaruh luar

- Timbul rasionalitas pada cara berfikir

28

- Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat

terutama pendidikan dasar dan menengah

- Tingkat buta hurup mulai menurun

- Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis

- Ekonomi masyarakat banyak mengarah pada produksi

pasaran

- Gotong royong tradisional tingkat utnuk keperluan sosial

dikalangan keluarga dan tetangga

3) Ciri-Ciri Masyarakat Modern

- Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan

pribadi.

- Hubungan antar manusia dilakukan secara terbuka dalam

suasana saling mempengaruhi.

- Keperluan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu

pengetahuan dan teknologi.

- Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian.

- Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.

- Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.

- Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar.

d. Ciri-Ciri Masyarakat Sehat

1) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

2) Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya

peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan terutama untuk ibu dan anak

3) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan

sanitasi dasar.

4) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan

status sosial ekonomi masyarkat

5) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan

penyakit

29

2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.

(Undang – undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 tahun 1992)

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan

investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Indikator Kesehatan

a.Indikator Positif

• Status Gizi

• Tingkat Pendapatan

b. Indikator Negatif

• Mortalitas (Angka Kematian)

• Morbiditas (Angka Kesakitan)

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang

(organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton

et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang

dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang

dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah

suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang

bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).

Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :

a. NILAI

b. SIKAP

c. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua

yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

30

PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang

Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah,

mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul

Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada

tempatnya, membersihkan lingkungan.

2.3 Kesehatan lingkungan

2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003)

Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara

manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat

kesehatan manusia (Walter R. L)

Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada

diantara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat

dari manusia (World Health Organization Expert Commite)

Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan

interaktif antara komunitas dengan perubahan yang memiliki potensi

bahaya/menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit, serta mencari upaya

penanggulangannya (Susanna D. Dkk).

2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan

1. PHBS Rumah Tangga

2. PHBS di Sekolah

3. PHBS di Tempat Kerja

4. PHBS di Tempat-tempat Umum

5. PHBS di Institusi Kesehatan

2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan

a. Perumahan bersih dan sehat

31

Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia.

Oleh karena itu sebagian besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di

rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi sangat penting. Beberapa faktor-

faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain

adalah sebagian berikut:

1. Faktor lingkungan

2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat

3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat

4. Kebijakan pemerintah

b. Penyediaan air bersih

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Didalam tubuh manusia sendiri, sebagaian besar

terdiri dari air. Pada orang dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak-

anak sekitar 65% dan pada bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju, tiap

orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara

berkembang seperti Indonesia, tiap orang memerlukan air sekitar 30-60

liter per hari.

c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)

Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin

meningkat dengan adanya pertambahan penduduk yang tidak sebanding

dengan area pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat,

masalah pembuangan tinja merupakan yang urgen untuk diatasi, karena

tinja dapat menyebabkan penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll.

d. Penanganan sampah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari

sampah tersebut dapat hidup berbagai mikroorganisme penyebab

penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat bersarangnya berbagai

serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus

dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat.

e. Penanganan air limbah

Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga,

industri maupun tempat-tempat umum lainnya. Pada umumnya

32

mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan

kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis

besar, air limbah dapat dibagi menjadi:

Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)

Industrial wastes water (berasal dari industri)

Municipal waste water (berasal dari Kotapraja)

2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan

Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational

Health and Safety Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation

Commision (NRC) adalah:

1. Pembuatan standar kualitas air dan udara

2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan

3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan

4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan

lingkungan

5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru

6. Pemeliharaan data dasar

7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-

peraturan yang telah dibuat dapat ditepati.

Adapun kegiatan – kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap

komponen, yaitu:

a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban sehat

3. Memberantas jentik di rumah

4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

5. Tidak merokok

b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah

1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun

2. Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat

33

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok

7. Membuang sampah pada tempatnya

c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja

1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok

2. Bebas jentik

3. Jamban Sehat

4. Kesehatan dan keselamatan kerja

5. Olah raga teratur

d. Kegiatan PHBS di lingkungan umum

1. Menggunakan jamban sehat

2. Memberantas jentik nyamuk

3. Menggunakan Air Bersih

e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

34

BAB III

METODE ASUHAN

3.1. RancanganAsuhanKeperawatan

1. Pengertian

Proses adalahsuaturangkaiankegiatan yang berurutan yang

terdiridarkomponen-komponen yang salingterkait, berhubungan,

dandinamisdalamrangkamencapaitujuantertentu.

Keperawatanadalahsuatubentukpelayananprofesional yang

merupakanbagian integral

daripelayanankesehatanberdasarkanpadailmudankiat keperawatan,

berbentukpelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,

ditujukankepadaindividu, keluarga, kelompokdanmasyarakat,

baiksehatmaupunsakityangmencakupseluruh proses kehidupan.

Proses Keperawatan

a. YURA &WALS (1983), proses keperawatanadalahsuatumetode yang

sistematisdanilmiah yang

digunakanperawatdalammencapaiataumempertahankankeadaan Bio, psiko,

sosio, spritual yang optimal melaluitahappengkajian, identifikasi diagnose

keperawatan, penentuanrencanakeperawatan,

implementasitindakankeperawatan, sertaevaluasi.

b. CAROL V.A (1991), proses keperawatana dalam metode yang

sistematisuntukmengkajiresponmanusiaterhadapmasalahkesehatandanmem

buatrencanakeperawatan yang bertujuanmengatasimasalah tersebut.

Padahakikatnyaproses

teknikpenyelesaian/pemecahanmasalahkeperawatanmelibatkantenagakeper

awatan, individu, keluarga,

kelompokmaupunmasyarakatuntukmencapaiderajatkesehatan yang

35

optimal.

Sehinggadapatdisimpulkanbahwa proses keperawatanadalah :

1. Suatupendekatansistematisuntukmengenalmasalah –

masalahpasiendanmencarikan alternative

pemecahanmasalahdalammemenuhikebutuhan –kebutuhanpasien.

2. Merupakan proses pemecahanmasalah yang

dinamisdalammemperbaikidanmeningkatkankesehatanpasiensampaiket

ahapmaksimum.

3. Merupakanpendekatanilmiah

4. Terdiridari 5 tahap:pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan,

perencanaan, pelaksanaandanevaluasi.

2. Unsur Proses Keperawatan

Unsurkognitif (kecakapan intelektual) pengetahuantentangperkembangan,

perilaku, fisiologi.

Unsurperilaku (keterampilandalamhubunganantar manusia)

membinahubunganterapeutikdansalingpercaya,

hubunganperawatdenganperawatdantimkesehatan.

Unsurketerampilan (teknis).

3. Tujuan Proses Keperawatan

Tujuanumum :

Memberikansuatukerangkakerjaberdasarkankebutuhanklien,

keluargadanmasyarakat, sehinggakebutuhanperawatankesehatanklien,

keluargadanmasyarakatdapatterpenuhi.

Tujuankhusus :

1.Mempraktekkanmetodepemecahanmasalahdalampraktekkeperawatan

2.Menggunakanstandartdalampraktekkeperawatan

3.Memperolehmetode yang baku, rasionaldansistematis

4.Memperolehmetode yang dapatdigunakandalamberbagaimacamsituasi

5. Memperolehasuhankeperawatan yang berkualitastinggi

4. Manfaat Proses Keperawatan

BagiPelayananKesehatan :

36

1. Pedoman yang sistematisbagiterselenggaranyapelayanankesehatan

2. Sebagaialat untukmeningkatkanmutupelayanankesehatan

BagiPelaksanaKeperawatan :

1. Meningkatkanmutupelayanankeperawatan

2. Bilasemuakebutuhankliendapatdipenuhi, tentuakandapatmempercepat

proses

penyembuhankliendankepuasanbagiklienakanpelayanankeperawatan

yang diberikan. Dengandemikian,

mutuasuhankeperawatanakanmeningkat.

3. Pengembanganketrampilanintelektualdanteknisbagitenagapelaksanake

perawatan.

4. Peningkatancitrakeperawatandantenagakeperawatan.

5. Jalan yang paling

tepatuntukmeningkatkancitrakeperawatandanprofesikeperawatanadala

hdenganmeningkatkanmutupelayanankeperawatan.

Kepuasankonsumenterhadappelayanankeperawatanmenunjukkankeya

kinannyaterhadapprofesikeperawatan.

6. Meningkatkanperandanfungsiperawatandalampengelolaanasuhankeper

awatan.

7. Pengakuanotonomikeperawatanolehmasyarakatdanprofesi lain.

8. Profesikeperawatanmemberikankesempatankepadatenagakeperawatan

untukmelaksanaanotonomiprofesinya, yang

didasariolehtanggunggugatdantanggungjawab,

penerapanetikaprofesidanstandartpraktekkeperawatan.

9. Peningkatan rasa solidaritas.

10. Kesamaanmetodepraktekkeperawatan yang

digunakanolehsemuatenagakeperawatanakanmemperkuatpersatuansert

amenggambarkanotonomidanidentitaskeperawatan.

11. Peningkatankepuasantenagakeperawatan.

12. Kepuasankonsumenterhadappelayanankeperawatandengansendirinyaa

kanmenimbulkankepuasanbagitenagaperawatan.

13. Memupuk rasa percayadiri dalammemberikanasuhankeperawatan.

37

14. Untukpengembanganilmukeperawatan.

15. Proses

keperawatandapatmendukungdanmemberisumbangandalampengemba

nganpenelitianilmukeperawatan, sehinggadapatdikembangkametode-

metode yang bakudalammemberikanasuhankeperawatan.

BagiKlien :

1. Aspekkeperawatan yang

diterimabermutudandapatdipertanggungjawabkansecarailmiah

2.Merangsangpartisipasipasiendalamperawatandirinya (self care)

3. Kelanjutanasuhan

5. Komponen Proses Keperawatan

Tahap-tahap Proses Keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajianadalahtahapawaldalam proses keperawatan.

Pengkajianmerupakansuatu proses yang sistematisdalampengumpulan

data dariberbagaisumberuntukmengevaluasidanmengidentifikasi status

kesehatankliensecarakomprehensif.

KerangkaDasar :

1. Individuberfungsisebagaisatukesatuan yang utuh yang

dimulaisejakkonsepsisampaikematian.

2. Perubahandalamsatusistemakanmempengaruhisistem lain.

3. Individumerupakansistemterbukayangberinteraksidenganlingkunga

n.

4. Tiapindividumempunyaipola yang

unikdalammemenuhkebutuhannya.

5. Semuaperilakuindividumempunyimaksudtertentu

6. Kesehatanmerupakankeadaandinamis yang

beradadalamsuaturentang

38

7. Kesehatan Yang optimal

sebagaikeadaanYangditandaidengantercapainyapotensi kesehatan

yangmaksimal.

8. Individu yang

sehatditandaidengankemampuanberadaptasiterhadapperubahandim

ensiperkembanganpsikologik, sosiokultural, danfisiologik.

9. Tujuanperawatanadalam

membantuindividuuntukmencapaiataunmeningkakankeadaan

kesehatannya.

Hal-hal yang perludiperhatikan :

1. Memahamisecarakeseluruhansituasi yang

sedangdihadapiolehkliendengancaramemperhatikankondisifisik,

psikologi, emosi, social - kultural, dan spiritual

yangbisamempengaruhi status kesehatannya.

2. Mengumpulkansemuainformasi yang bersangkutandenganmasalalu,

saatinibahkanbahkansesuatu yang

berpotensimenjadimasalahbagikliengunamembuatsuatu database yang

lengkap. Data yang

terkumpulberasaldariperawatklienselamaberinteraksidansumber yang

lain. (Gordon, 1987;1994).

3. Memahamibahwaklienadalahsumberinformasi primer.

4. Sumberinformasisekundermeliputianggotakeluarga, orang yang

berperanpentingdancatatankesehatanklien.

Kegiatan.

1.Pengumpulan data

2.Validasi data

3.Pengorganisasian data

4.Identifikasimasalah

Metode pengumpulan data

1.Melakukan interview/wawancara.

39

2.Riwayatkesehatan/keperawatan

3.Pemeriksaanfisik

b. Diagnosa

Diagnosakeperawatanadalahmenganalisis data subjektifdanobjektif.

Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikirkomplekstentang

data yang dikumpulkandariklien, keluarga, rekammedik,

danpemberipelayanankesehatan yang lain. The North American

Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)

mendefinisikandiagnosakeperawatansemacamkeputusanklinik yang

mencakupklien, keluarga,

danresponkomunitasterhadapsesuatuyangberpotensisebagaimasalahkes

ehatandalam proses kehidupan.

Komponen diagnose keperawatan

1. Masalah (problem) menggambarkanperubahan status

kesehatanklien.Penyebab (etiologi) mencerminkanpenyebabdari

masalah frase “berhubungandengan”.

2. Data (sign and symptom) diperolehsaatpengkajian,

buktiadanyamasalah, frase “ditandaioleh”.

TipeDiagnosaKeperawatan

1. Aktual

MenggambarkanMasalahnyasaatinisesuai data yang

ditemukan,adanyabatasankarakteristikmayor.

2. Resiko

Menggambarkanpenilaianklinisdimanaindividu/kelompoklebihrentanm

engalamimasalahdibandingindividu/kelompok lain dalamsituasi yang

sama.Masalahkesehatan yang

nyataakanterjadijikatidakdilakukanintervensi.

3. Kesejahteraan/wellness

Penilaianklinistentangindividu,

keluargaataukomunitasdalamtransisidaritingkatkesejahteraantertentuketi

ngkatkesejahteraan yang lebihtinggi.

40

c. Perencanaankeperawatan

Langkah-langkah :

>Menetukanprioritas

>Menetapkan tujuan keperawatan

>Menetapkan criteria evaluasi

>Menyusunrencanaintervensikeperawatan

>Menformulasikanrencanaperawatan (Nursing Care Plan)

d. ImplementasiKeperawatan

Mengaplikasikanrencanaasuhankeperawatankedalambentukintervensikepe

rawatangunamembantuklienmencapaitujuan yang telahditetapkan.

e. EvaluasiKeperawatan

Membandingkanhasilsuatutindakankeperawatandengannormaatau criteria

tujuan yang telahdibuat.Kemungkinanhasilevaluasi :

• Tujuantercapai

• Tujuantercapaisebagian

• Tujuantidaktercapai

• Timbulmasalahbaru

3.2. Teknik dan Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada studi kasus ini

diantaranya adalah sebagai berikut :

d. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan

masyarakat yang dilakukan dari rumah kerumah untuk mendapatkan data yang

diperlukan dalam melakukan proses keperawatan komunitas.

e. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung yang meliputi hal-

hal yang tidak perlu ditanyakan dengan berbagai pertimbangan, seperti

luar rumah, jarak antara sumber air bersih yang digunakan keluarga

dengan limbah keluarga ataupun septik tank.

f. Studi kepustakaan

Melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku sebagai konsep

dasar yang menunjang terhadap data-data yang sudah diperoleh.

41

g. Data primer

Merupakan data yang

diambilsecaralangsungdarihasilobservasidanwawancarakepadawargasetem

pat.

h. Data Sekunder

Merupakan data yang diambildari data yang dimiliolehpuskesmasdan

data dari RW.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi dan sampel PHBS

Populasi adalah setiap subjek penelitian yang memenuhi

karakteristik yang telah ditentukan (Notoadmodjo,2002).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek Yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono ,2004).

Sesuai dengan hal tersebut, maka populasi dalam penelitian ini

adalah semua warga RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung

Puyuh Kota Sukabumi.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. (Arikunto, 2006:131).

Sampel merupakan sebagian poulasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (A.Aziz

alimul Hidayat,2007).

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah warga RW 09

Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi.

3.4. InstrumenPengkajian

1. Pengkajian

Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari 3

dimensi komunitas, yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi dan dimensi

42

sistem. Masing-masing dimensi ini mempunyai berbagai variabel dimana

antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Secara ringkas dapat

digambarkan sebagai berikut:

a. Dimensi Lokasi Binaan

1). Batasan Komunitas

Batas wilayah

Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)

Peta wilayah

2). Lokasi Pelayanan Kesehatan

Tempat yankes

Jarak yankes

Cara mencapai lokasi yankes

3). Gambaran Geografis

Kesuburan

Kemiringan tanah

Ketinggian tanah

4). Iklim

Curah hujan

Prakiraan musim hujan dan musim panas

Kelembaban

5). Flora dan Fauna

Jenis tanaman

Jenis hewan (ternak dan liar)

6). Lingkungan Buatan

Sarana olah raga

Sarana rekreasi

Lingkungan pemukiman

b. Dimensi Populasi

1). Ukuran

Jumlah penduduk

Jumlah kepala keluarga

Jumlah pasangan usia subur

43

2). Kepadatan

Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah

keseluruhan

Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah

pemukiman

3). Komposisi Penduduk

Berdasarkan kelompok umur

- Bayi

- Batita

- Balita

- Usia sekolah

- Usia remaja

- Usia produktif

- Usia lanjut

Berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan status marital

4). Budaya penduduk

Latar belakang budaya atau etnik penduduk

Sejarah budaya bangsa

5). Kelas sosial penduduk

Kemampuan baca tulis

Pendidikan penduduk

Pekerjaan penduduk

6). Mobilitas penduduk

Jenis kependudukan

Penduduk menetap

Penduduk sementara

c. Dimensi Populasi

1). Sistem kesehatan

Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

Jumlah pelayanan kesehatan

Jumlah kader kesehatan

44

Jenis pembiayaan kesehatan

Riwayat Kejadian Luar Biasa

2). Sistem pendidikan

Jenis pendidikan (formal, informal dan non formal)

Program pemberantasan buta huruf

3). Sistem keluarga

Tipe keluarga

Pola hidup sehat keluarga

4). Sistem kesejahteraan

Program pengentasan kemiskinan

Kegiatan gotong royong

5). Sistem ekonomi

Mata pencaharian

Sumber daya alam

Industri rumah tangga

6). Sistem politik

Cara pemilihan tokoh masyarakat formal

Cara pemilihan masyarakat informal

Cara penetapan peraturan

Struktur pemerintahan

7). Sistem rekreasi

Kebiasaan rekreasi penduduk

Sarana rekreasi

8). Sistem komunikasi

Hirarki komunikasi penduduk

Alat atau media komunikasi

9). Sistem keagamaan

Aktifitas atau kegiatan keagamaan penduduk

Organisasi keagamaan

10). Sistem legal

Peraturan atau ketentuan penduduk

Keamanan

45

d. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh kegiatan selanjutnya adalah pengolahan

data, dengan langkah-langkah:

a. Klasifikasi/ kategori data

b. Perhitungan presentasi cakupan menggunakan tally

c. Tabulasi data

d. Interpretasi data

e. Analisa Data

Adalah kemampuan untuk mengaitkan dan menghubungkan data

untuk mengetahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh

masyarakat, baik masalah keperawatan maupun masalah kesehatan.

f. Perumusan Masalah

Berdasarkan analisa data diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi masyarakat. Semua masalah tidak mungkin

diatasi sekaligus, sehingga perlu prioritas masalah

g. Prioritas Masalah

Perlu mempertimbangkan berbagai faktor :

a. Perhatian masyarakat

b. Prevalensi

c. Berat ringannya masalah

d. Kemungkinan masalah untuk diatasi

46

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN

a. Pengumpulan Data

1) Dimensi Lokasi

a) Batasan Komunitas

(1) Batas wilayah

Utara : Kp. Pasir pogor Rw.08

Selatan : perum Panggon Mas

Barat : Kp. Pangkalan

Timur : Kel. Karamat

(2) Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)

Utara : Selokan

47

Selatan : Selokan

Barat : Jalan K. Abdul Aziz

Timur : Perumahan, jalan raya.

b) Lokasi Pelayanan Kesehatan

(1) Tempat Yankes : Puskesmas karang Tengah dan

Posyandu RW 09 Kelurahan Karang

Tengah.

(2) Jarak Yankes

Puskesmas : +2 KM

(3) Cara Mencapai Lokasi Yankes

Puskesmas : Ojeg

Posyandu : Jalan Kaki

c) Gambaran Geografis

(1) Kesuburan

Kondisi tanah di RW 09 Kelurahan Karang tengah adalah

subur. Sebagian besar digunakan untuk menanam padi.

(2) Kemiringan Tanah

Kemiringan tanah di RW 09 Kelurahan Karang tengah adalah

landai.

(3) KetinggianTanah

Ketinggian tanah di RW 09 Kelurahan Karang tengah adalah

645 meter dari permukaan laut.

d) Iklim

(1) Curah Hujan

Curah hujan di RW 09 Kelurahan Karang tengah 5,5

mm/tahun.

(2) Perakiraan

Musim Hujan dan PanasPerakiraan musim hujan dan panas

berubah ubah sehingga tidak bisa diprediksikan.

48

(3) Kelembaban

Suhu udara rata-rata 18o– 34 o C.

e) Flora dan Fauna

(1) Jenis Tanaman

Jenis tanaman yang mendominasi di wilayah RW 09 adalah

padi dan tanaman obat.

(2) Jenis Hewan

Jenis hewan yang berada di RW 09 diantaranya adalah ayam,

bebek, kambing,burung puyuh dan hewan jinak seperti kucing.

f). Lingkungan Buatan

(1) Sarana Olahraga

Tidak terdapat Sarana Olahraga Di wilayah RW 09 .

(2) Sarana Rekreasi

Tidak terdapat sarana rekreasi di RW 09.

(3) Lingkungan Pemukiman

Lingkungan pemukiman Penduduk di RW 09 tampak kotor

yang terlihat dari banyaknya sampah yang berserakan terutama

di kebun dan ditempat-tempat lembah yang ada di sekitar

wilayah RW 09.

2). Dimensi Populasi

Ukuran

(1) Jumlah penduduk 1421 jiwa.

(2) Jumlah kepala keluarga 361 KK

(3) Jumlah laki – laki 714 orang

(4) Jumlah perempuan 707 orang

Kepadatan

Secara umum kepadatan rumah di RW 09 merupakan pemukiman

padat penduduk, hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga yang

49

menggunakan jalan umum (jalan gang) untuk digunakan bangunan

rumah.

Komposisi Pendudukan

(1) Berdasarkan Kelompok Umur

TABEL 4.1

DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK BERDASARKAN

KELOMPOK UMUR DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No Umur (tahun)Jumlah

%

1. 0 – 1 15 2

2. 1– 3 43 5,74

3. 3 – 5 45 6,01

4. 6 – 12 128 17,1

5. 13 – 19 124 16,5

6 20 – 59 420 56,1

7. ≥ 60 70 9,3

Jumlah 748 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan kelompok

umur di RW 09 Kampung Karang tengah Kelurahan Karang

Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar

berusia produktif sebanyak 420 orang (56,1%). Usia produktif

dapat meningkatkan produktivitas masyarakat yang dapat

menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

50

Bayi dan balita

TABEL 4. 2

DISTRIBUSI FREKUENSI KUNJUNGAN BAYI DAN

BALITAKE POSYANDU DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNGPUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Kunjungan Bayi dan Balita

ke Posyandu Jumlah%

1. Rutin setiap bulan 55 83,3

2. Kadang – kadang 9 13,6

3. Tidak pernah 2 3,10

Jumlah 66 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, ditemukan sebanyak 55

bayi (83,3) kunjungan bayi dan balita rutin setiap bulan ke posyandu.

Hal ini dapat membuktikan bahwa kesadaran ibu terhadap kesehatan

tinggi sehingga dapat menunjang peningkatan derajat kesehatan

masyarakat.

TABEL 4. 3

DISTRIBUSI FREKUENSI ALASAN TIDAK MENGUNJUNGI POSYANDUDI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Alasan Tidak Mengunjungi

Posyandu Jumlah%

1. Sibuk 6 40

2. Malas 8 53,3

51

3. Tempat Jauh 1 6,7

4. Tidak Tahu 0 -

Jumlah 15 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, 14 keluarga yang tidak membawa bayi dan balitanya ke posyandu di karenakan malas dan sibuk. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran ibu terhadap kesehatan bayi dan balita kurang.

TABEL 4. 4

DISTRIBUSI FREKUENSI STATUS GIZI BALITA PADA

KMS DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

No

Status Gizi Balita pada

KMS Jumlah%

1. Pada garis hijau 60 91

2. Pada garis kuning 4 6,06

3. Bawah garis merah -

Jumlah 64 100

Status gizi balita di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan

Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi berada

pada garis hijau yaitu sebanyak 91%. Hal ini membuktikan bahwa

status gizi yang baik dapat meningkatkan status kesehatan dan

terlindungi dari penyakit.

TABEL 4. 5

52

DISTRIBUSI FREKUENSI BAYI DAN BALITA

BERDASARKAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoPemberian Asi Exklusif

Jumlah

%

1. Ya 51 77,2

2. Tidak 15 22,7

Jumlah 66 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas ditemukan sebanyak 77,2

% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

TABEL 4. 6

DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBERIAN VITAMIN A

PADABALITA DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG

PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Pemberian Vitamin A pada

Balita Jumlah

%

1. Ya 60 91

2. Tidak 6 9

Jumlah 66 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar balita di

RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi diberi vitamin A yaitu

sebanyak 91 %. Hal tersebut baik sekali karena dapat melindungi

bayi terhadap penyakit mata.

53

TABEL 4. 7

DISTRIBUSI FREKUENSI RIWAYAT PEMBERIAN

MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI DAN DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG

TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Pemberian Makanan

Tambahan pada Bayi Jumlah

%

1. < dari 6 bulan 23 34,85

2. > dari 6 bulan 43 65,15

Jumlah 66 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan kelompok bayi

dan balita di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang

Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar

bayi dan balita diberikan makanan tambahan lebih dari 6 bulan yaitu

berjumlah 43 bayi (65,15%)

TABEL 4. 8

DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS MAKANAN TAMBAHAN

YANG DIBERIKAN PADA BAYI DAN BALITA DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG

TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Jenis Makanan Tambahan

Pada Bayi Jumlah%

1. Bubur biasa 30 45,5

54

2. Nasi tim 23 34,8

3. Nasi biasa 6 9,3

4. Buah-buahan 1 0,20

5. Lain-lain 6 9,3

Jumlah 66 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan kelompok bayi

dan balita di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang

Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar

bayi diberikan jenis makanan tambahan bubur biasa sebanyak 30bayi

(45,5%)

Bumil

TABEL 4. 9

DISTRIBUSI FREKUENSI IBU HAMIL MENURUT USIA

DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoUsia Kehamilan

Jumlah%

1. 1-3 bulan 3 33,3

2. 4-6 bulan 4 44,4

3. 7-9 bulan 2 22,3

Jumlah 9 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan kelompok ibu hamil menurut usia kehamilan di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang TengahKelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi pada umumnya usia kehamilan ibu hamil berada pada trimester II sebanyak 4 orang (44,4%)

55

TABEL 4. 10

DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH IBU HAMIL

BERDASARKAN USIA IBU SAAT KEHAMILAN

SEKARANG DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG

PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Usia Ibu saat Hamil

sekarang Jumlah%

1. < 20 tahun - -

2. 20 – 35 tahun 9 100

3. > 35 tahun - -

Jumlah 9 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan penduduk ibu

hamil menurut usia kehamilan yaitu terdapat 9 orang ibu hamil

dalam rentang usia 20-35 tahun (100%)

TABEL 4. 11

DISTRIBUSI FREKUENSI KELUHAN DARAH TINGGI

BENGKAK DAN KEJANG RIWAYAT KEHAMILAN DI

RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoRiwayat Kehamilan

Jumlah%

1. Ya - -

2 Tidak 9 100

Jumlah 9 100

56

Interpretasi data : Dari data di atas ditemukan bahwa 9 ibu hamil

atau 100% tidak mempunyai keluhan darah tinggi bengkak dan

kejang.

TABEL 4. 12

DISTRIBUSI FREKUENSI TEMPAT PEMERIKSAAN

KEHAMILAN DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoPemeriksaan kehamilan K1

Jumlah

%

1. Dukun bayi - -

2. Tenaga kesehatan 9 100

Jumlah 9 100

Interpretasi data : Berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebanyak

(100 %) ibu hamil pada memeriksakan kehamilannya di Puskesmas.

TABEL 4. 13

DISTRIBUSI FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN

DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoPemeriksaan Kehamilan

Jumlah

%

1. Belum pernah - -

57

2. Satu kali 2 33,3

3 Dua kali 4 44,5

4 Lebih dari dua kali 3 22,2

Jumlah 9 100

Interpretasi data : Berdasarkan data di atas ditemukan sebanyak 2 orang (22,2 %) ibu hamil yang memeriksakan kehamilan lebih dari satu kali. Hal ini merupakan hal positif bagi kesehatan Ibu hamil.

TABEL 4. 14

DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBERIAAN IMUNISASI

TT PADA BUMIL DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

NoPemberiaan Imunisasi TT

Jumlah%

1. Tidak Pernah 2 22,2

2. Satu kali 4 44,5

3. Dua Kali 3 33,3

Jumlah 9 100

Interpretasi data : Berdasarkan data diatas ditemukan data sebanyak 2 orang (14,3 %) ibu hamil yang tidak pernah mendapatkan imunisasi TT. Hal ini dapat mengancam kesehatan ibu hamil, khususnya kepada bayi. Dan sebanyak 77.8 % ibu hamil yang mendapat imunisasi TT. Hal ini menggambarkan adanya pengertian ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan yang optimal terhadap kehamilannya .

TABEL 4. 18

DISTRIBUSI FREKUENSI PANTANGAN SAAT HAMIL

58

NoPantangan Saat Hamil

Jumlah

%

1. Ya 4 44,5

2. Tidak 5 55,5

Jumlah 9 100

Interpretasi data : Dari data diatas ditemukan sebanyak 5 orang (55,5%) tidak melakukan pantangan saat hamil.

Keluarga berencana

TABEL 4. 19

DISTRIBUSI KEIKUTSERTAAN PUS MENJADI PESERTA

KB DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG

PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Keikutsertaan PUS

Menjadi Peserta KB Jumlah

%

1. Ya 106 79,69

2. Tidak 27 20,4

Jumlah 133 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 106 orang (79,69%) PUS yang menjadi akseptor KB. Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran PUS untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga.

TABEL 4. 21

59

DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS KONTRASEPSI YANG

DIPERGUNAKAN PESERTA KB AKTIF DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG

TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Jenis Kontrasepsi Yang

Dipergunakan Jumlah%

1. Pil 33 27,05

2. IUD 11 9,02

3. Suntik 64 52,46

4. Implant 14 11,47

5. Steril - -

6. Kondom - -

Jumlah 122 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 33 orang (27,05%) memakai kontrasepsi jenis pil, 11 orang memakai kontrasepsi IUD (9,02 %), 64 orang memakai kontrasepsi suntik (52,46%), 5 orang memakai kontrasepsi implat. Hal ini membuktikkan kesadaran PUS cukup tinggi untuk menggunakan jenis kontrasepsi.

TABEL 4 .22

DISTRIBUSI FREKUENSI NON AKSEPTOR KB

BERDASARKAN ALASAN TIDAK MENGIKUTI PROGRAM

KB DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG

PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Alasan tidak mengikuti

Program KB Jumlah%

1. Alasan Ekonomi 2 28,57

2. Belum punya Anak 3 42,86

60

3. Tidak Tahu 2 28,57

4. Dilarang Suami - -

5. Keyakinan - -

6 Tidak cocok - -

Jumlah 7 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 2 (26,57 %) PUS yang tidak mengikuti program KB dengan alasan ekonomi, alas an belum punya anak sebanyak 3 orang (42,86 %) dan alasan tidak tau sebanyak 2 orang (28,57%).

Remaja

TABEL 4. 24

DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS PERILAKU REMAJA

YANG MERUGIKAN KESEHATAN ( MEROKOK , NAPZA ,

MIRAS )DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG

PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Perilaku Remaja Yang

Merugikan Kesehatan Jumlah

%

1. Ya 76 67.85

2. Tidak 36 32.14

Jumlah 112 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 36

orang (32.14 %) perilaku yang tidak merugikan kesehatan. Hal ini

menunjukkan bahwa kebiasaan remaja tersebut menunjang terhadap

upaya kesehatan .

Lansia

TABEL 4. 25

61

DISTRIBUSI KEMAMPUAN LANSIA DALAM

BERAKTIFITAS DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG

PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Kemampuan Lansia Dalam

Beraktifitas Jumlah%

1. Tidak mampu/dibantu 4 4,17

2. Mandiri 92 95,83

Jumlah 96 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 92 orang (95,83%) lansia mandiri dalam beraktivitas . Hal ini belum tentu menjamin lansia tidak membutuhkan bantuan dari orang lain.

TABEL 4. 26

DISTRIBUSI FREKUENSI KELUHAN YANG

DIRASAKAN PADA LANSIA DI RW 09 KAMPUNG

KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

No

Masalah Fisik Yang

Dialami Lansia Jumlah

%

1. Penyakit jantung - -

2. Sulit makan 12 12.5

3 Gangguan penglihatan - -

4 Tekanan darah tinggi 20 20.8

5 Batuk terus – menerus 4 4.16

6 Gangguan pendengaran 4 4.16

7 Lumpuh 2 2.08

62

8 Rematik 30 31.35

9 Batuk darah - -

10 Sesak napas 6 6.25

11 Lain – lain 18 18.75

Jumlah 96 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 30 orang mengalami rematik. Hal ini membuktikan bahwa lansia sangat rentan terhadap masalah kesehatan.

TABEL 4. 28

DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN TENTANG

KESEHATAN LANSIADI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Pengetahuan Tentang

Kesehatan Lansia Jumlah

%

1. Tahu 26 27,1

2. Tidak Tahu 70 72,9

Jumlah 96 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 70 orang (72,9 %) lansia tidak mengetahui kesehatannya. Hal ini dapat menghambat upaya promotif dan preventif terhadap kesehatan lansia.

(2) Berdasarkan jenis kelamin

TABEL 4.29

63

DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK

BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No Jenis Kelamin Jumlah %

1. Laki – laki 714 50.24

2. Perempuan 707 49.76

Jumlah 1421 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu 50,24%.

d) Kebudayaan Penduduk

(1) Latar belakang budaya / etnik penduduk

Mayoritas penduduk RW 09 Kelurahan Karang tengah

menganut adat istiadat budaya Sunda.

(2) Sejarah budaya penduduk

Sejarah budaya kampung Karang Tengah RW 09

Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung puyuh

Kota Sukabumi yaitu budaya yang diturunkan secara

turun temurundari generasi penduduk sebelumnya.

e) Kelas sosial Penduduk

(1) Kesejahteraan

TABEL 4.30

64

DISTRIBUSI FREKUENSI KK BERDASARKAN

PENGHASILAN RATA-RATA PER BULAN DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoPenghasilan KK

Jumlah

%

1. < Rp. 250.000,- 15 5.6

2. Rp. 250.000,- -

Rp.500.000,-

50 18.86

3. > Rp. 500.000,- 80 30.18

4. Tidak tentu 120 45.28

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Sebagian besar komposisi kesejahteraan keluarga di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi umumnya termasuk keluarga sejahtera.

(2) Kemampuan baca tulis

Sebagian besar masyarakat di wilayah RW 09 Kelurahan

Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh sudah dapat

membaca dan menulis.

(3) Pendidikan penduduk

TABEL 4.36

DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK BERDASARKAN

TINGKAT PENDIDIKAN DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

65

NoTingkat Pendidikan

Jumlah%

1. SD 81 30,56

2. SMP 79 29,81

3. SMU 85 32,07

4. PT 20 7,54

5. Tidak Sekolah - -

6 Belum Sekolah - -

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan

Gunung Puyuh Kota Sukabumi semuanya bersekolah. Maka

dianggap bisa baca tulis dan itu merupakan potensi untuk

meningkatkan promosi kesehatan, tetapi hal itu tidak menjamin

adanya perubahan perilaku hidup sehat.

(4) Pekerjaan Penduduk

TABEL 4.37

DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK

BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoJenis Pekerjaan

Jumlah

%

1. Buruh 71 26,8

2. Tani 31 11,7

3. PNS 30 11,32

66

4. Swasta 86 32,45

5. Supir 31 11,7

6. Tidak bekerja 36 13,58

Jumlah 2256 100

Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan jenis

pendidikan di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang

Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi dari data

tersebut ditemukan pekerjaan yang paling banyak adalah swasta

sebanyak 32,45%.

f)Mobilitas penduduk

(1) Jenis kependudukan

Mayoritas penduduk di RW 09 Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh adalah penduduk menetap.

TABEL 4.38

DISTRIBUSI FREKUENSI MOBILITAS PENDUDUK

BERDASARKAN KEPEMILIKAN RUMAH DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoKepemilikan Rumah

Jumlah

%

1. Sendiri 230 86.8

2. Kontrak 26 9.8

3. Menumpang 9 3.4

Jumlah 265 100

67

Interpretasi data : Komposisi mobilitas penduduk berdasarkan kepemilikan rumah di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar memiliki rumah sendiri yaitu 86.8%.

3) Dimensi Sistem Sosial

a) Sistem kesehatan

(1) Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

Jenis pelayanan kesehatan di wilayah RW 09 adalah Puskesmas

karang tengah dan Posyandu.

(2) Jumlah Pelayanan Kesehatan

Jumlah pelayanan kesehatan yang tersedia adalah 1 Puskesmas

dan 1 Posyandu.

(3) Jumlah Kader Kesehatan

Jumlah kader kesehatan yang aktif terdapat di RW 09 adalah

sebanyak 6 orang, 3 orang yang aktif dan 3 orang yang non

aktif.

(4) Jenis Pembiayaan kesehatan

Jenis pembiyaan yang terdapat diwilayah RW 09 adalah

JAMKESMAS, JAMKESDA, dan ASKES.

(5) Riwayat Kejadian Luar Biasa

Tidak terdapat riwayat kejadian luar biasa di RW 09.

b) Sistem Pendidikan

(1) Jenis Pendidikan

jenis pendidikan formal di wilayah RW 09 ada 3 yaitu TK, SD,

MTS,SMK dan terdapat jenis pendidikan keagamaan yang

sifatnya non formal yang diadakan di madrasah yaitu ada

madrasah sekolah agama.

(2) Program Pemberantasan Buta Huruf

Tidak terdapat program Pemberantasan Buta Huruf di wilayah

RW 09.

68

c) Sistem Keluarga

(1) Tipe Keluarga

Di RW 09 sebagian besar merupakan Nuclear Family.

(2) Pola Hidup Sehat Keluarga

Pola hidup sehat keluarga di RW 09 masih belum merata, hal

ini dibuktikan dengan masih terdapatnya gangguan kesehatan

yang diakibatkan oleh perilaku yang kurang sehat.

Rumah

TABEL 4.40

DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK

BERDASARKAN RASIO PENGHUNI DENGAN LUAS

RUMAH DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoRasio Penghuni

Jumlah

%

1. Terpenuhi 177 66.8

2. Tidak Terpenuhi 88 33.2

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposis rumah penduduk berdasarkan rasio penghuni dengan luas rumah di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 66,8% memiliki luas rumah yang mencukupi.

TABEL 4.41

69

DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK

BERDASARKAN JENIS VENTILASI DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoJenis Ventilasi

Jumlah

%

1. Jendela 36 13,58

2. Pintu 35 13.2

3. Dua-duanya 194 73.2

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan jenis ventilasi di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar memiliki ventilasi jendela dan pintu sebanyak 73,2%.

TABEL 4. 42

DISTRIBUSI FREKUENSI KK BERDASARKAN KEBIASAAN MEMBUKA VENTILASI DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Kebiasaan Membuka

Ventilasi Jumlah

%

1. Setiap Hari 137 51.7

2. Kadang-kadang 90 33.9

3. Tidak Pernah 38 14.4

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan

kebiasaan membuka jendela. Terdapat 38 KK yang tidak pernah

membuka jendela yaitu 14.4% dan hal ini dapat menyebabkan resiko

tinggi ISPA.

70

TABEL 4. 43

DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK

BERDASARKAN JENIS LANTAI RUMAH PENDUDUK

DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoJenis Lantai

Jumlah

%

1. Tanah Keras 20 7.54

2. Papan 11 4.15

3. Tembok / keramik 234 88.3

Jumlah 265 100

Interpretasi data : komposisi rumah penduduk berdasarkan jenis

lantai rumah penduduk di RW 09 Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 234 rumah

(88,3%) memiliki lantai tembok. Hal ini dapat mempermudah upaya

kebersihan dan kesehatan.

TABEL 4. 44

71

DISTRIBUSI FREKUENSI KEBERSIHAN DALAM

RUMAH DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoKebersihan Rumah

Jumlah

%

1. Bersih 189 71.32

2. Kotor 76 28.67Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan

kebersihan dalam rumah di RW 09 Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 28,67 %

memiliki rumah yang kotor. Hal ini membuktikan belum adanya

kesadaran akan menjaga kebersihan.

TABEL 4.45

DISTRIBUSI FREKUENSI PENATAAN RUANGAN DI

RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoPenataan Ruangan

Jumlah

%

1. Teratur 170 64.91

2. Tidak Teratur 93 35.09

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan penataan

ruangan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung

72

Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 35.09 % penataan ruangan yang

tidak teratur. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran penduduk

terhadap masalah kesehatan masih relatif kurang.

TABEL 4.46

DISTRIBUSI FREKUENSI PEMANFAATAN

PEKARANGAN RUMAH DENGAN TOGA DI RW DI

RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoPemanfaatan Pekarangan

Jumlah

%

1. Tidak ditanami 164 61.88

2. Ditanami 101 38.12

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan

pemanfaatan pekarangan rumah dengan tanaman obat keluarga di

RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota

Sukabumi sebanyak 61.88 % tidak ditanami dengan tanaman obat

keluarga. Maka salah satu sumber untuk upaya kesehatan menjadi

tidak ada.

TABEL 4.47

73

DISTRIBUSI FREKUENSI KEPEMILIKAN KANDANG

TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

No

Kepemilikan Kandang

Ternak Jumlah

%

1. Ya 36 13.58

2. Tidak 229 86.42

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan

kepermilikan kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 13.58 %

memiliki kandang ternak.

TABEL 4.48

DISTRIBUSI FREKUENSI LETAK KANDANG

TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoLetak Kandang Ternak

Jumlah

%

1. Menempel pada rumah 11 30.5

2. Di dalam rumah 1 3.6

3. Terpisah dari rumah 24 66.9

Jumlah 36 100

74

Interpretasi data : Komposisi kandang ternak berdasarkan letak

kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan

Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 66.9 % terpisah dari rumah

TABEL 4.49

DISTRIBUSI FREKUENSI DIBERSIHKANNYA

KANDANG TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

No

Frekuensi Dibersihkannya

Kandang Ternak Jumlah%

1. Setiap hari 8 22.2

2. Dua kali seminggu 12 33.3

3. Seminggu sekali 14 38.8

4. Tidak pernah 2 5.5

Jumlah 36 100

Interpretasi data : Komposisi kandang ternak berdasarkan frekuensi

dibersihkannya kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 38.8 % yaitu

dibersihkan satu minggu sekali. Kondisi ini belum dapat memenuhi

upaya kesehatan dan masih rentan terhadap timbulnya ISPA.

TABEL 4.50

75

DISTRIBUSI FREKUENSI KEBERSIHAN KANDANG

TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoKebersihan Kandang Ternak

Jumlah

%

1. Kotor 22 61.1

2. Bersih 14 38.9

Jumlah 36 100

Interpretasi data : Komposisi kandang ternak berdasarkan kebersihan

kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan

Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 61.1 % memiliki kondisi

kandang ternak kotor. Hal ini mengakibatkan timbulnya penyakit

ISPA.

Air Bersih

TABEL 4.51

76

DISTRIBUSI FREKUENSI SUMBER AIR BERSIH

YANG DIGUNAKAN DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

NoSumber Air Bersih

Jumlah%

1. Sumur Gali 76 28.67

2. Mata Air 18 6.8

3. Sumur Bor 4 1.50

4

5.

Kali / Kolam

PAM

2

165

0.75

62.26

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas

penduduk di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung

Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 28.67 % air bersih yang berasal dari

sumur gali. namun masih ada 62.26 % dari penduduk yang

menggunakan PAM.

TABEL 4.52

DISTRIBUSI FREKUENSI SYARAT FISIK AIR BERSIH DI

RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoSyarat Fisik Air Bersih

Jumlah

%

1. Terpenuhi 265 100

2. Tidak Terpenuhi 0 0

77

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Komposisi penggunaan air bersih berdasarkan

syarat fisik air bersih di RW 09 Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 100%

memenuhi syarat air bersih. Hal ini memungkinkan terjadinya

peningkatan angka kesehatan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah

Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi.

Kakus

TABEL 4.53

DISTRIBUSI FREKUENSI TEMPAT BUANG AIR

BESAR KELUARGA DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

NoTempat BAB Kelurga

Jumlah%

1. Di kolam -

2. Di kali 4 1,50

3. Di sungai 10 3,77

4. Di WC 251 94,71

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar

masyarakat memiliki kebiasaan BAB di WC sendiri yaitu sebanyak

94,71 % dan sebanyak 10,8% memiliki kebiasaan BAB di kolam.

TABEL 4.54

78

DISTRIBUSI JARAK PEMBUANGAN LIMBAH ( SAPTIC

TANK )DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoJarak Pembuangan Limbah

Jumlah

%

1. ≤ 10 Meter 134 50.56

2. ≥ 10 Meter 131 49.43

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar jarak

pembuangan limbah/septic tank kurang dari 10 meter sebanyak 50.56

% dan 49.43% masyarakat yang memiliki jarak pembuangan

limbah/septik tank lebih dari 10 meter.

Sampah

TABEL 4.55

DISTRIBUSI FREKUENSI PENGELOLAAN SAMPAH

DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER

2011

NoPengelolaan Sampah

Jumlah%

1. Ditimbun 15 5.66

2. Ke selokan/ sungai 35 13.20

3. Dibakar 30 11.32

4 TPS 185 69.81

Jumlah 265 100

79

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian masyarakat

dalam pengelolaan sampahnya dengan cara dibakar yaitu sebanyak

11.32%. Namun hanya sebesar 69.81% masyarakat membuang

sampah ke TPS. Sedangkan masyarakat lainnya memiliki kebiasaan

membuang sampah ke selokan sebesar 13.20% dan ditimbun sebesar

5.66%.

TABEL 4.56

DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS SAMPAH DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG

TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoJenis Sampah

Jumlah

%

1. Organik 0 0

2. Anorganik 6 4,1

3. Dua-duanya 142 95,9

Jumlah 148 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar masyarakat memiliki jenis sampah organik dan anorganik yaitu sebanyak 95,9% dan hanya 6% masyarakat yang memiliki jenis sampah anorganik,

Air Limbah

TABEL 4.57

DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBUANGAN AIR LIMBAH

KELUARGA DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

80

No

Pembuangan Air Limbah

Keluarga Jumlah%

1. Selokan/ kali 53 35,8

2. Kolam 17 11,5

3. Rembesan di pekarangan 0 0

4. Septik tank 78 52,7

Jumlah 148 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat

pembuangan limbah lebih banyak ke selokan/kali yaitu sebanyak

35,8%. Sedangkan sisanya ke kolam sebanyak 11,5%, rembesan di

pekarangan sebanyak 0%, dan septic tank sebanyak 52,7%.

Masalah Kesehatan akibat Lingkungan dan Perilaku

TABEL 4.58

DISTRIBUSI FREKUENSI RIWAYAT KELUHAN BATUK

PILEK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN

GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Riwayat keluhan batuk

pilek Jumlah

%

1. Ada 50 18.86

2. Tidak Ada 215 81.13

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 50 KK (18.86 %) keluarga mempunyai keluhan batuk pilek.

81

TABEL 4.62

DISTRIBUSI FREKUENSI KELUARGA BERDASARKAN

RIWAYAT KELUHAN SISTEM PENCERNAAN (DIARE) DI

RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Riwayat Keluhan Sistem

pencernaan Jumlah

%

1. Ya 97 36.60

2. Tidak 168 63.4

Jumlah 265 100

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 97 KK (36.60 %) keluarga yang mempunyai keluhan sistem pencernaan ( Diare ).

TABEL 4. 63

DISTRIBUSI FREKUENSI BAK AIR DIKURASDI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG

TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoBak air dikuras

Jumlah

%

1. 2 x seminggu 74 60,6

2. 1 x seminggu 22 18

3. 1 x sehari 18 14,8

4. Tiap kotor 8 6,6

Jumlah 122 100

82

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 8 KK (6,6 %) keluarga yang menguras bak mandi setiap kotor. Hal ini merupakan kebiasaan yang harus dirubah.

TABEL 4.64

DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN KELUARGA

MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Kebiasaan Mencuci Tangan

Sebelum Makan Jumlah%

1. Selalu 200 75.47

2. Tidak 0 0

3. Kadang – kadang 65 24.53

Jumlah 265 100

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 200 KK (75.47 %)yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan yang kadang - kadang mencuci tangan sebelum makan sebanyak 65 KK (24.53 %).

TABEL 4.65

DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN MENCUCI

MAKANAN SEBELUM DIMASAK DI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Kebiasaan Mencuci

Makanan Sebelum Dimasak Jumlah%

1. Ya 265 100

83

2. Tidak 0

3. Kadang-kadang - -

Jumlah 265 100

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 100 % mempunyai kebiasaan mencuci makanan sebelum di masak

TABEL 4.56

DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS SAMPAHDI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG

TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoJenis Sampah

Jumlah

%

1. Organik 0 0

2. Anorganik 0 0

3. Dua-duanya 265 100

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, seluruh masyarakat memiliki jenis sampah organik dan anorganik yaitu sebanyak 100 %

Air Limbah

TABEL 4.57

84

DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBUANGAN AIR

LIMBAH KELUARGA DI RW 09 KAMPUNG KARANG

TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

No

Pembuangan Air Limbah

Keluarga Jumlah%

1. Selokan/ kali 231 87,16

2. Kolam 3 1,13

3. Rembesan di pekarangan 31 11,69

Jumlah 265 100

Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat

pembuangan limbah lebih banyak ke selokan/kali yaitu sebanyak

87,16%. Sedangkan sisanya ke kolam sebanyak 1,13%, rembesan di

pekarangan sebanyak 11,69%.

TABEL 4.63

DISTRIBUSI FREKUENSI BAK AIR DIKURASDI RW 09

KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG

TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA

SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoBak air dikuras

Jumlah

%

1. 2 x seminggu 37 13,96

2. 1 x seminggu 107 40,37

3. 1 x sehari 7 2,64

4. Tiap kotor 114 43,01

Jumlah 265 100

85

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 43,01 % keluarga yang menguras bak mandi setiap kotor. Hal ini merupakan kebiasaan yang harus dirubah.

TABEL 4.66

DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN MENGGUNAKAN ALAS KAKI DI RW 08 KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Kebiasaan Menggunakan

Alas Kaki Jumlah%

1. Selalu 265 100

2. Tidak Pernah 0

3. Kadang – kadang 0

Jumlah 265 100

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 100 % mempunyai kebiasaan selalu menggunakan alas kaki. Hal ini merupakan pola prilaku yang baik sesuai dengan kesehatan.

TABEL 4.67

DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN MENGKONSUMSI

SAYUR – SAYURAN DI RW 08 PANGKALAN

KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG

PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

No

Kebiasaan Mengkonsumsi

Sayur – sayuran Jumlah%

1. Selalu 89 33,58

2. Tidak Pernah 1 0,37

3. Kadang – kadang 175 66,03

Jumlah 265 100

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 33,58 % selalu mengkonsumsi sayuran. Dan sebanyak 66,03 % kadang – kadang

86

mengkonsumsi sayuran. Hal ini berpotensi bisa menurunkan derajat kesehatan apabila dipertahankan.

TABEL 4.68

DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN

MENGKONSUMSI BUAH – BUAHAN DI RW 08

PANGKALAN KELURAHAN KARANG TENGAH

KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI

NOVEMBER 2011

No

Kebiasaan Mengkonsumsi

Buah – buahan Jumlah%

1. Selalu 70 26,41

2. Kadang – kadang 16 6,03

3. Tidak Pernah 179 67,54

Jumlah 265 100

Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 26,41 % yang selalu mengkonsumsi buah-buahan dan sebanyak 67,54 % tidak pernah mengkonsumsi buah – buahan. Hal ini perlu ditingkatkan supaya kesehatan dapat terjaga.

TABEL 4.69

87

DISTRIBUSI FREKUENSI PENOLONG PERSALINAN DI

RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN

KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH

KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011

NoPENOLONG

Jumlah%

1. Dukun Beranak - -

2. Tenaga Kesehartan 9 100

Jumlah 9 100

Dari Tabel Diatas diperoleh data sebanyak 9orang ibu hamil menginginkan tenaga kesehatan untuk menolong proses persalinan.

d) Sistem Kesejahteraan

(1) Program Pengentasan Kemiskinan

Terdapat program pengentasan kemiskinan di RW 09 yaitu

P2KP, KBBS (Kartu Bebas Biaya Sekolah), Peminjaman

Modal, dan Program KB.

(2) Kegiatan Gotong royong

Kegiatan gotong royong selalu ada di RW 09 diantaranya

gotong royong menbersihkan wilayah, kegiatan siskamling dan

kegiatan jumsih.

e) Sistem Ekonomi

(1) Mata Pencaharian

Sebagian besar msyarakat RW 09 Bermata pencaharian sebagai

buruh.

(2) Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang tersedia berupa kondisi tanah

persawahan dan kebun yang subur.

f) Sistem Politik

(1) Cara Pemilihan Tokoh Masyarakat Formal

88

Cara pemilihan tokoh masyarakat formal ( RT / RW ) yaitu

dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat dengan

menunjuk calon-calon yang dipercaya untuk memimpin

masyarakat.

(2) Cara Penetapan Peraturan

Cara penetapan peraturan dilakukan melalui musyawarah

mufakat.

g) Sistem Rekreasi

(1) Kebiasaan Rekreasi Penduduk

Kebiasaan rekreasi penduduk adalah dengn menonton TV,

mendengarkan radio atau kadang-kadang pergi ke tempat

wisata dalam momen-momen tertentu.

(2) Sarana Rekreasi

Tidak terdapat sarana rekreasi di lingkungan RW 09.

h) Sistem Komunikasi

(1) Hirarki Sistem Komunikasi Pendudukl

(2) Alat / Media Komunikasi

Alat media komunikasi yang digunakan adalah pengeras suara

mesjid dan telepon rumah atau selular.

i) Sistem Keagamaan

(1) Aktifitas Kegiatan Keagamaan Penduduk

89

Kelurahan Tokoh Masyarakat

Ketua RW

Ketua RT

Masyarakat

Aktifitas kegiatan keagamaan penduduk di RW 09 adalah

pengajian rutin mingguan yang telah terjadwal. Adapun bagi

ibu-ibu adalah hamper setiap hari ada pengajian rutin.

Sedangkan untuk bapak-bapak adalah setiap hari kamis malam.

(2) Organisasi Keagamaan

Organisasi keagamaan yang terdapat di RW 09 adalah Dewan

Keluarga Mesjid (DKM).

j) Sistem Legal

(1) Peraturan atau Ketentran Penduduk

Peraturan dan ketentuan penduduk tidak tertulis.

(2) Keamanan

Keamanan di RW 09 tertata dengan baik. Hal ini dibuktikan

dengan adanya daftar ronda malam yang aktif, selain itu juga di

wilayah ini terdapat LINMAS.

90

4. Interpretasi Data

DATA MASALAH

- Jenis ventilasi rumah yang banyak digunakan sebanyak 36

(13,58 %) jendela dan 35 (13,2 %) pintu, dan yang

menggunakan pintu dan jendela sebanyak 194(73,2%) dari

265 KK

- Kebiasaan membuka jendela kadang-kadang sebesar 90KK

(33,9%) dari 265 KK

- Kebiasaan tidak pernah membuka jendela sebesar 38KK

(14,4%)dari 265 KK

- Kebersihan didalam rumah yang kotor sebanyak 76 KK dari

(28,67%) 265 KK

- Kandang ternak yang menempel pada rumah sebanyak 11 KK

(30,5%), dan yang di dalam rumah 1 KK (3,6 %) dari 36 KK

- Kandang ternak di bersihkan seminggu sekali sebanyak 14 KK

(38,8%),dibersihkan 2 minggu sekali sebanyak 12 KK

(33,3%), tidak pernah dibersihkan sebanyak 2KK (5,5 %) dari

36 KK

- Kondisi kandang ternak kotor sebanyak 22 KK (61,1%) dari

36 KK

- Buang air besar dikali sebanyak 4 KK (1,50%) dari 265 KK

- Buang air besar disungai sebanyak 10 KK(3,77%) dari 265 KK

- Jarak septic tank dengan sumur < 10 meter sebanyak 134 KK

(50,56%) dari 265 KK

- Pembuangan sampah ke selokan/sungai sebanyak 35

KK(13,20%) dari 265 KK

- Jenis sampah yang paling banyak adalah organic dan

anorganik sebanyak 142 KK (95,9%) dari 265 KK

- Pembuangan air limbah ke septic tank sebanyak 78 KK (78,52

%), ke kolam 17 KK (16,5%), ke selokan 53 KK (35,8 %) dari

265 KK

Lingkungan

yang tidak

sehat

- Status gizi balita sebanyak 4 balita( 6,06 % ) dari 66 balita

pada garis kuning

Buruknya

Gizi Balita

91

- Bayi yang diberikan makanan tambahan < dari 6 bulan

sebanyak 23 balita ( 34,85%) dari 66 balita

- Bayi yang tidak di berikan ASI eksklusif 15 bayi (22,7%) dari

66 balita

- Jenis makanan tambahan yang diberikan pada bayi adalah

bubur biasa sebanyak 30 bayi (45,5 %) dari 66 balita .

- Jumlah lansia di RW 09 sebanyak 96 dari jumlah pendukduk

584 jiwa

- Lansia yang di bantu sebanyak 4 orang (4,17%)dari 96 lansia

- Lansia yang mengalamiSulit makan sebanyak 12 (12,5%) dari

96 lansia

- Lansia yang mempunyai tekanan darah tinggi sebanyak 20

lansia (20,8 %) dari 96 lansia

- Lansia yang mengalami batuk terus menerus sebanyak 4 lansia

(4,16 %) dari 96 lansia

- Lansia yang mengalami gangguan pendengaran sebanyak 4

lansia (4,16%) dari 96 lansia

- Lansia yanng mengalami rematik sebanyak 30 lansia (31,35%)

darl 96 lansia

- Lansia yang lumpuh 2 orang (2,08%) dari 96 lansia

- Lansia yang sesak 6 orang (6,25%)dari 96 lansia

- Di Rw 09 sarana pelayanan kesehatan untuk lansia (Posbindu)

kurang berjalan dengan lancar

Ancaman

Kesehatan

Lansia

- Kebiasaan remaja : Pengguna merokok dan minum-minuman

keras sebanyak 76 remaja (67,85)% dari 112 remaja

Ancaman

Kesehatan

remaja

92

B. PEMBAHASAN

Dalam bab ini penyusun akan membahas mengenai kesenjangan antara teori

yang didapat dengan praktek di lapangan. Adapun pemecahan masalah yang digunakan

adalah dengan pendekatan metode proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,

perencanaan, implementasi atau pelaksanaan dan penilaian atau evaluasi.

1. Pengkajian

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi survey, wawancara

dan quesioner. Dalam pengumpulan data, kelompok tidak mengalami kendala yang

berarti namun ada sebagian kecil masyarakat yang menolak untuk kedatangan

mahasiswa dan tidak mau di wawancara dan ada juga warga yang sibuk bekrja. namun

di samping itu lebih banyak masyarakat yang aktif. Hal ini terjadi karena masyarakat

Rw 09 baru kedatangan mahasiswa STIKESMI untuk Early Exposure II bagian II yang

pertama kalinya, Sehingga masyarakat ada yang kurang aktif namun lebih banyak yang

aktif berpartisipasi dalam memberikan informasi atau data-data yang diperlukan.

Keterlibatan TOMA dan RT-RW dirasakan sangat membantu dalam proses ini.

Dalam tahap pengkajian ini, kelompok berusaha semaksimal mungkin untuk

mengaplikasikan teori proses keperawatan komunitas.

Selama proses pengkajian dari 16 sampai 17 november 2011, data dikumpulkan

kemudian di analisa dan ditabulasikan sesuai dengan teori yang didapat. Di dalam

pelaksanaannya kelompok tidak mengalami kesulitan. Kesenjangan antara teori dengan

praktik pada tahap ini tidak begitu tampak. Yang nampak adalah peran serta /

keterlibatan TOMA/Pokjakes maksimal hanya sebatas memobilisasi dan mengajak

masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendataa.

2. Perencanaan

Perencanaan meliputi masalah dan prioritas masalah. Masalah yang muncul

merupakan hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa / Lokakarya Mini pada tanggal 26

november 2011 masalah yang di temukan yaitu: lingkungan yang tidak sehat, ancaman

kesehatan pada lansia, buruknya gizi pada balita, dan ancaman kesehatan pada remaja.

kemudian dijadikan acuan dalam membuat perencanaan dimana upaya untuk

mengatasinya diserahkan pada masyarakat.

Pada konsep teori disebutkan bahwa penentuan prioritas masalah (skoring)

dihitung bersama-sama masyarakat dalam Lokakarya mini. Pada saat lokakarya mini

93

penentuan prioritas masalah di lakukan secara musyawarah bersama masyarakat RW

09.

Dalam pelaksanaannya Lokakarya Mini berjalan dengan lancar dan interaktif.

Masyarakat yang datang dalam lokakarya mini memenuhi syarat dalam musyawarah

yaitu sebanyak 60 KKdari 316 KK. Dalam lokakarya mini di sajikan data tahun

sebelumnya dan data terbaru, sehingga masyarakat dapat membandingkan apakah ada

peningkatan dalam status kesehatan di RW 09.

Hasil dari perencanaan tersebut kemudian dikoordinasikan dengan pihak terkait

yaitu ke Puskesmas Karang Tengah dan Kelurahan Karang Tengah.

3. Implementasi

Pada saat implementasi berlangsung, kelompok tidak mengalami

kesulitan/hambatan yang berarti. Untuk masalah kesehatan lingkungan, kesehatan pada

lansia, kesehatan pada remaja serta masalah gizi pada balita berjalan dengan lancar, hal

ini dikarenakan peran aktif masyarakat di wilayah RW 09. Namun dari masalah yang di

temukan di RW 09 yang masih belum tercapai yaitu :

fasilitas maupun sarana prasarana untuk menanggulangi sampah

Antusias lansia yang kurang maksimal di karenakan kesadaran lansia yang

kurang aktif dalam hal pentingnya kesehatan bagi lansia itu sendiri.

Antusias Ibu yang memiliki anak bayi dan balita masih kurang dikarenakan

pengetahuan dan kesadaran Ibu yang kurang terhadap pentingnya menjaga

kesehatan anak.

4. Evaluasi

Sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam perencanaan, tampak bahwa

beberapa tujuan jangka pendek telah tercapai. Diantaranya masalah lingkungan yang

tidak sehat, ancaman kesehatan bagi lansia, buruknya gizi pada balita, dan ancaman

kesehatan pada remaja. Akan tetapi untuk kesehatan pada lansia masih belum tercapai

secara optimal di karenakan kurangnya motivasi para lansia akan pentingnya kesehatan

pada lansia begitupun dengan ibu yang memiliki anak bayi dan balita terutama ibu

menyusui yang sangat kurang motivasi.

94

RENCANA TINDAK LANJUT

No Masalah RTL Hambatan Saran

1 masalah kesehatan

lingkungan (sampah)

Mengaktifkan organisasi

penanggulangan sampah di

RW 09

Sarana yang belum

lengkap : roda

sampah

Sosialisasi dari

puskesmas, PHBS nya

harus seperti apa

Penjadwalan secara

rutin, ada komitmen

setiap hari minggu, 1

bulan 2 kali

2 Masalah kesehatan

Lansia

Memberikan pelatihan

kepada kader setempat

untuk bisa memberikan

penyuluhan jika terjadi

masalah kesehatan pada

lansia

Sedikitnya jumlah

kader yang ada di RW

09

Disarankan kepada

pemangku jabatan dan

tokoh masyarakat agar

melakukan regenerasi

kader

3 Masalah pemberian

ASI ada BBL samai

usia 6 bulan

Memberikan pelatihan

kepada kader setempat

untuk bisa memberikan

penyuluhan jika terjadi

masalah kesehatan yang

berhubungan dengan ibu

menyusui

Sedikitnya jumlah

kader yang ada di RW

09

Disarankan kepada

pemangku jabatan dan

tokoh masyarakat agar

melakukan regenerasi

kader

4 Masalah pemberian

vitamin pada ibu

hamil

Memberikan pelatihan

kepada kader setempat

untuk bisa memberikan

penyuluhan jika terjadi

masalah kesehatan yang

berhubungan dengan ibu

hamil

Sedikitnya jumlah

kader yang ada di RW

09

Disarankan kepada

pemangku jabatan dan

tokoh masyarakat agar

melakukan regenerasi

kader

95

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian kelompok di wilayah rw 09 kelurahan

karangtengah kecamatan gunung puyuh kota sukabumi, maka hasil untuk

agregat phbs masyarakat rw 09 adalah :

Untuk petolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka 100%

ibu melahirkan di rw 09 sudah ditolong oleh tenaga kesehatan.

Bayi diberi asi sejak lahir sampai berusia 6 bulan ditemukan

sebanyak 77,2 % ibu memberikan asi eksklusif kepada bayinya dan

sisanya kurang dari 6 bulan atau menggunakan susu formula.

Mayoritas penduduk di rw 09 kelurahan karang tengah kecamatan

gunung puyuh kota sukabumi sudah mempunyai ketersediaan air bersih,

sebanyak 28.67 % air bersih yang berasal dari sumur gali, 62.26 % dari

penduduk yang menggunakan pam.komposisi penggunaan air bersih

berdasarkan syarat fisik air bersih di rw 09 kelurahan karang tengah

kecamatan gunung puyuh kota sukabumi sebanyak 100% memenuhi syarat

air bersih. hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan angka kesehatan

di rw 09 kelurahan karang tengah kecamatan gunung puyuh kota

sukabumi.

Sebagian besar masyarakat memiliki kebiasaan BAB di WC

sendiri yaitu sebanyak 94,71 % dan sebanyak 10,8% memiliki kebiasaan

bab di kolam.

1