Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

26
ASKEP KLIEN LANJUT USIA DI KELUARGA DENGAN IMMOBILITY AND FUNCTIONAL MOBILITY PENDAHULUAN Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Perlu hati-hati daalm mengidentifikasi penuaan. Bila seseorang mengalami penuaan fisiologis (fisiological aging), diharapkan mereka tua dalam keadaan sehat(healty aging). Penuaan itu sesuai dengan kronologis usia( penuaan primer), dipengaruhi oleh factor endogen, perubahan dimulai dari sel jaringan organ system pada tubuh. Berbagai perubahan terjadi pada system musculoskeletal, meliputi tulang keropos (osteoporosis), pembesaran sendi, pengerasan tendon, keterbatasan gerak, penipisan discus intervertebralis, dan kelemahan otot, terjadi pada proses penuaan. Bila penuaan banyak dipengaruhi oleh factor eksogen, yaitu lingkungan, social budaya, gaya hidup disebut penuaan sekunder. Penuaan itu tidak sesuaidengan kronologis usia dan patologis. Factor eksogen juga dapat mempengaruhi factor endogen sehingga dikenal dengan factor risiko. Factor risiko tersebut dapat menyebabkan terjadinya penuaan patologis(pathological aging). Pada lansia, struktur kolagen kurang mampu menyerap energi. Kartilago sendi mengalami degenerasi didaerah yang menyangga tubuh dan menyembuh lebih lama. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya osteoarthritis. Begitu juga masa otot dan kekuatannya juga berkurang. Pengertian lansia Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat(2), (3), (4) UU no.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Klasifikasi lansia Lima klasifikasi lansia: 1. Pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun 2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

Transcript of Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

Page 1: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

ASKEP KLIEN LANJUT USIA DI KELUARGA DENGAN IMMOBILITY AND FUNCTIONAL MOBILITYPENDAHULUAN

Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Perlu hati-hati daalm mengidentifikasi penuaan. Bila seseorang mengalami penuaan fisiologis (fisiological aging), diharapkan mereka tua dalam keadaan sehat(healty aging). Penuaan itu sesuai dengan kronologis usia( penuaan primer), dipengaruhi oleh factor endogen, perubahan dimulai dari sel jaringan organ system pada tubuh. Berbagai perubahan terjadi pada system musculoskeletal, meliputi tulang keropos (osteoporosis), pembesaran sendi, pengerasan tendon, keterbatasan gerak, penipisan discus intervertebralis, dan kelemahan otot, terjadi pada proses penuaan.

Bila penuaan banyak dipengaruhi oleh factor eksogen, yaitu lingkungan, social budaya, gaya hidup disebut penuaan sekunder. Penuaan itu tidak sesuaidengan kronologis usia dan patologis. Factor eksogen juga dapat mempengaruhi factor endogen sehingga dikenal dengan factor risiko. Factor risiko tersebut dapat menyebabkan terjadinya penuaan patologis(pathological aging).  Pada lansia, struktur kolagen kurang mampu menyerap energi. Kartilago sendi mengalami degenerasi didaerah yang menyangga tubuh dan menyembuh lebih lama. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya osteoarthritis. Begitu juga masa otot dan kekuatannya juga berkurang.Pengertian lansiaUsia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat(2), (3), (4) UU no.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Klasifikasi lansiaLima klasifikasi lansia:1. Pralansia (prasenilis)Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih3. Lansia resiko tinggiSeseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI,2003).4. Lansia potensialLansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang /jasa(Depkes RI,2003).5. Lansia tidak potensialLansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI,2003).

Karakteristik lansiaMenurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:

Page 2: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat(2), (3), (4) UU no.13 Tahun 1998 tentang Kesehatan).2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit , dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptive.3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

Tipe lansiaBeberapa tipe lansiabbergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental’ social, dan ekonominya (Nugroho,2000).Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:1. Tipe arif bijaksanaKaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.2. Tipe mandiriMengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.3. Tipe tidak puasKonflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak menuntut.4. Tipe pasrahMenerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.5. Tipe bingungKaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.

DEFINISIMobilitas Fungsional adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang.Imobilisasi adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada satu atau lebih ekstremitas( nanda, 2005:131)Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya sendiri. Imobilisasi dikatakan sebagai faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus baik di rumah sakit maupun di komunitas. Kondisi ini dapat meningkatkan waktu penekanan pada jaringan kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka dekubitus. Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga mempengaruhi beberapa organ tubuh. Misalnya pada system kardiovaskuler,gangguan sirkulasi darah perifer, system respirasi, menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara (ekspansi paru) dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh. (Lindgren et al. 2004)

PENYEBABBerbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya imobilisasi, sebagai contoh:

Page 3: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

1.      Gangguan sendi dan tulang:Penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang tentu akan menghambat pergerakan (mobilisasi)

2.      Penyakit saraf:Adanya stroke, penyakit Parkinson, dan gangguan sarap

3.      Penyakit jantung atau pernafasan4.      Gangguan penglihatan5.      Masa penyembuhan

BATASAN KARAKTERISTIK1. Ketidakmampuan untuk bergerak dengan tujuan di dalam lingkungan, termasuk mobilitas di tempat tidur, berpindah dan ambulasi

2. Keengganan untuk melakukan pergerakan

3. Keterbatasan rentang gerak

4. Penurunan kekuatan, pengendalian, atau masa otot

5. Mengalami pembatasan pergerakan, termasuk protocol-protokol mekanis dan medis

6. Gangguan koordinasi

7. Postur tubuh tidak stabil selama melakukan aktifitas rutin

8. Keterbatasan melakukan ketrampilan motorik kasar

9. Keterbatasan melakukan ketrampilan motorik halus

IMOBILITAS YANG TERJADI PADA TULANG LANSIASistem atau organ Perubahan morfologik Perubahan

fungsionalKeadaan patologis

Tulang Osteoporosis:penipisan trabekulae dan melebarnya rongga tulang

Asimtomatik atau nyeri punggung ringan, kifosis, bungkuk dan tinggi badan menurun

Osteoporosis:meningkat, nyeri punggung berat, kifosis dan fraktur(densitas tulang tak cukup).Osteomalasia: kurangnya penulangan pada matriks tulang normal, nyeri tulang, miopati, fraktur penyakit paget( osteitis deformans), tonjolan tulang jari kaki, sub-luksasi sendi tangan atau kaki, telapak kaki nyeri dan masalah kaki lain

KERUSAKAN MOBILITAS FISIK PADA LANSIA

Page 4: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

1.      Osteoporosis2.      Osteomalasia3.      Penyakit paget tulang4.      Penyakit keganasan tulang5.      Osteomielitis akut6.      Fraktur( fraktur leher femur, fraktur colle’s, fraktur columna fertebralis)7.      Arthritis reumatoid

AKIBAT IMOBILISASIImobilisasi dapat menimbulkan berbagai masalah sebagai berikut:

1.      Infeksi saluran kemih2.      Sembelit3.      Infeksi paru4.      Gangguan aliran darah5.      Luka tekansendi kaku6.      Intoleransi aktivitas

7. Penurunan kekuatan dan ketahanan

8. Nyeri dan rasa tidak nyaman

9. Gangguan persepsi atau kognitif

10. Gangguan neuromuskuler

11. Depresi

12. Ansietas berat

Lansia sangat rentan terhadap konsekuensi fisiologis dn psikologis dari imobilitas. Perubahan yang berhubungan dengan usia disertai dengan penyakit kronis menjadi predisposisi bagi lansia untuk mengalami komplikasi-komplikasi ini. Secara fisiologis, tubuh bereaksi terjhadap imobilitas dengan perubahan-perubahan yang hamper sama dengan proses penuaan, oleh karena itu memperberat efek ini.

MANIFESTSI KLINISDampak fisiologis dari imobilitas dan ketidak efektifanEfek Hasil Penurunan konsumsi oksigen maksimum

Penurunan fungsi ventrikel kiri

Penurunan volume sekuncup

Perlambatan fungsi usus

Pengurangan miksi

Gangguan tidur

Intoleransi ortostatik

Peningkatan denyut jantung, sinkop

Penurunan kapasitas kebugaran

Konstipasi

Penurunan evakuasi kandung kemih

Bermimpi pada siang hari, halusinasi

LIMA TUJUAN MENGARAHKAN INTERVENSI KEPERAWATAN UNTUK MENCEGAH ATAU MENIADAKAN SEKUELA FISIOLOGIS DARI IMOBILITAS.

1.      Meliputi pemeliharaan kekuatan dan ketahanan sistem muskuloskeletal, yang termasuk pengondisian program latihan harian baik kontraksi otot isometrik dan isotonik, aktivitas

Page 5: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

penguatan aerobik, nutrisi untuk meningkatkan anabolisme protein dan pembentukan tulang, dan sikap komitmen terhadap latihan.

2.       Pemeliharaan fleksibilitas sendi yang terlibat dalam latihan rentang gerak, posisi yang tepat, dan aktivitas kehidupan sehari-hari.

3.      Pemeliharaan ventilasi yang normal meliputi hiperinflasi dan mobilisasi serta menghilangkan sekresi.

4.       Pemeliharaan sirkulasi yang adekuat meliputi tindakan-tindakan pendukung untuk mempertahankan tonus vaskuler (termasuk mengubah posisi dalam hubungannya dengan gravitasi), stoking kompresi untuk memberikan tekanan eksternal pada tungkai, dan asupan cairan yang adekuat untuk mencegah efek dehidrasi pada volume darah. Pergerakan aktif memengaruhi toleransi ortostatik.

5.      Pemeliharaan fungsi urinaria dan usus yang normal bergantung pada dukungan nutrisi dan struktur lingkungan serta rutinitas-rutinitas untuk memfasilitasi eliminasi. Pembahasan tentang intervensi disajikan di sini.KONTRAKSI OTOT ISOMETRIKKontraksi otot isometrik meningkatkan tegangan otot tanpa mengubah panjang otot yang menggerakkan sendi. Kontraksi-kontraksi ini digunakan untuk mempertahankan kekuatan otot dan mobilitas dalam keadaan berdiri (misalnya otot-otot kuadrisep, abdominal dan gluteal) dan untuk memberikan tekanan pada tulang bagi orang-orang dengan dan tanpa penyakit kardiovaskuler. Kontraksi isometrik dilakukan dengan cara bergantian mengencangkan dan merelaksasikan kelompok otot.KONTRAKSI OTOT ISOTONIKKontraksi otot yang berlawanan atau isotnik berguna untk mempertahankan kekuatan otot-otot dan tulang. Kontraksi ini mengubah panjang otot tanpa mengubah tegangan. Karena otot-otot memendek dan memanjang, kerja dapat dicapai. Kontraksi isotonik dapat dicapai pada saat berada di tempat tidur, dengan tungkai menggantung di sisi tempat tidur, atau pada saat duduk di kursi dengan cara mendorong atau menarik suatu objek yang tidak dapat bergerak. Ketika tangan atau kaki dilatih baik otot-otot fleksor dan ekstensor harus dilibatkan.LATIHAN KEKUATANAktivitas penguatan adalah latihan pertahanan yang progresif. Kekuatan otot harus menghasilkan peningkatan setelah beberapa waktu. Latihan angkat berat dengan meningkatkan pengulangan dan berat adalah aktivitas pengondisian kekuatan. Latihan ini meningkatkan kekuatan dan massa otot serta mencegah kehilangan densitas tulang dan kandungan mineral total dalam tubuh.LATIHAN AEROBIKLatihan aerobik adalah aktivitas yang menghasilkan peningkatan denyut jantung 60 sampai 90% dari denyut jantung maksimal dihitung dengan (220-usia seseorang) x 0,7Aktivitas aerobik yang dipilih harus menggunakan kelompok otot besar dan harus kontinu, berirama, dan dapat dinikmati. Contohnya termasuk berjalan, berenang, bersepeda, dan berdansa.SIKAPVariabel utama yang dapat mengganggu keberhasilan intervensi pada individu yang mengalami imobilisasi adalah sikap perawat dan klien tentang pentingnya latihan dan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari. Sikap perawat tidak hanya memengaruhi komitmen

Page 6: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

untuk memasukkan latihan sebagai komponen rutin sehari-hariyang berkelanjutan, tetapi juga integrasi aktif dari latihan sebagai intervensi bagi lansia di berbagai lingkungan; komunitas, rumah sakit, dan fasilitas jangka panjang. Demikian pula halnya sikap klien dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas latihan.LATIHAN RENTANG GERAKLatihan rentang gerak aktif dan pasif memberikan keuntungan-keuntungan yang berbeda. Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot serta meningkatkan penampilan kognitif. Sebaliknya, gerakan pasif, yaitu menggerakkan sendi seseorang melalui rentang geraknya oleh orang lain, hanya membantu mempertahankan fleksibilitas.MENGATUR POSISIMengatur posisi juga digunakan untuk meningkatkan tekanan darah balik vena. Jika seseorang diposisikan dengan tungkai tergantung, pengumpulan dan penurunan tekanan darah balik vena akan terjadi. Posisi duduk di kursi secara normal dengan tungkai tergantung secara potensial berbahaya untuk seseorang yang beresiko mengalami pengembangan trombosis vena. Mengatur posisi tungkai dengan ketergantungan minimal (misalnya meninggikan tungkai diatas dudukan kaki) mencegah pengumpulan darah pada ekstremitas bawah.Rencana asuhan keperawatan untuk imobilitas betujuan mempertahankan kemampuan dan fungsi, serta mencegah gangguan.

PENATALAKSANAAN1.       Pencegahan primer

Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsug sepanjang kehidupan dan episodic. Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, moblilitas dan aktivitas tergantung pada fungsi system musculoskeletal, kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat tmbul akibat imoblitas atau ketidak aktifan

1)      Hambatan terhadap latihanBerbagai hambatan mempengaruhi partisipasi lansia dalam latihan secara teratur. Bahaya-bahaya interpersonal termasuk isolasi social yang terjadi ketika teman-teman dan keluarga telah meninggal, perilaku gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk) depresi gangguan tidur, kurangnya transportasi dan kurangnya dukungan. Hambatan lingkungan termasuk kurangnya tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang tidak mendukung.

2)      Pengembangan program latihanProgram latihan yang sukses sangat individual, diseimbangkan, dan mengalami peningkatan. Program tersebut disusun untuk memberikn kesempatan pada klien untuk mengembangkan suatu kebiasaan yang teratur dalam melakukan bentuk aktif dari rekreasi santai yang dapat memberikan efek latihan.Ketika klien telah memiliki evaluasi fisik secara seksama, pengkajian tentang factor-faktor pengganggu berikut ini akan membantu untuk memastikan keterikatan dan meningkatkan pengalaman;

Page 7: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

         Aktivitas sat ini dan respon fisiologis denyut nadi sebelum, selama dan setelah aktivitas diberikan)

         Kecenderungan alami (predisposisi atau peningkatan kearah latihan khusus)         Kesulitan yang dirasakan         Tujuan dan pentingnya latihan yang dirasakan         Efisiensi latihan untuk diri sendiri (derajat keyakinan bahwa seseorang akan berhasil)

3)      KeamananKetika program latihan spesifik telah diformulasikan dan diterima oleh klien, instruksi tentang latihan yang aman harus dilakukan. Mengajarkan klien untuk mengenali tanda-tanda intoleransi atau latihan yang terlalu keras sama pentingnya dengan memilih aktivitas yang tepat.

2.       Pencegahan sekunderSpiral menurun yang terjadi akibat aksaserbasi akut dari imobilitas dapat dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan. Keberhasilan intervensi berasal diri suatu pengertian tentang berbagai faktor yang menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi. Diagnosis keperawatan dihubungkan dengan poencegahan sekunder adalah gangguan mobilitas fisik3. Pencegahan tersier

Upaya-upaya rehabilitasi untuk memaksimalkan mobilitas bagi lansia melibatkan upaya multidisiplin yang terdiri dari perawat, dokter, ahli fisioterapi, dan terapi okupasi, seorang ahli gizi, aktivitas sosial, dan keluarga serta teman-teman

PENATALAKSANAAN TERAPEUTIKPengobatan terapeutik ditujukan kearah perawatan penyakit atau kesakitan yang dihasilkan atau yang turut berperan terhadap masalah imobilitas dan penanganan konsekuensi aktual atau potensial dari imobilitas.  Contoh-contoh pendekatan terhadap penanganan imobilitas meliputi terapi fisik untuk mempertahankan mobilitas dan kekuatan otot, kompresi pneumatik intermiten dan kekuatan otot, kompresi pneumatik intermiten atau stoking kompresi gradien untuk meningkatkan aliran darah vena dan mencegah tromboembolisme, spirometri insesif untuk hiperinflasi alveoli, dan tirah baring, kecuali untuk eliminasi

ASKEP KLIEN LANJUT USIA DI KELUARGA DENGAN IMMOBILITY AND FUNCTIONAL MOBILITYA. PENGKAJIANTanggal pengkajian :                                      jam:

A.      Data biografiTerdapat : Nama, Tempat &tanggal lahir , Pendidikan terakhir , Agama, Status,

TB/BB, Penmpilan, Ciri-ciri tubuh, Alamat, Orang yang dekat dihubungi, Hubungan dengan usila, Alamat.

B.      Riwayat keluargaGenogram :

Page 8: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

Keterangan :C.      Riwayat Pekerjaan :

Terdapat Pekerjaan saat ini, Alamat pekerjan, Jarak dari rumah, Alat transportasi, Pekerjaan sebelumnya, Berapa jarak dari rumah, Sumber –sumber pendapatan dan kecukupan  terhadap kebutuhan.

D.     Riwayat Lingkungan HidupTipe tempat tinggal, Jumlah kamar, Kondisi tempat tinggal, Jumlah orang yang tinggal  dirumah, Derajat privasi, Tetangga terdekat, Alamat / telpon.

E.      Riwayat rekreasiHobby/minat, Keanggotaan organisasi, Liburan perjalanan.

F.       Sistem pendukungPerawat /bidan/dokter/fisioterapi, jarak dari rumah, pelayanan kesehatan dirumah, makanan yang dihantarkan, perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga, dll.

G.     Diskripsi KekhususanKebiasaan ritual, dll.

H.     Status KesehatanStatus kesehatan umum selama setahun yang lalu, status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu, keluhan utama (provocative/palliative, quality/quantity, region, severity scale, timming. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan.KELUHAN UTAMA ;Keluhan yang dirasakan klien pada saat pengkajian.Penatalaksanaan masalah kesehatan :Tindakan yang dilakukan klien saat sakit.Obat-obat yang pernah di terima klien menurut catatan di pelayanan kesehatan.Pola persepsi pemeliharaan kesehatanSelama ini klien tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan kesehatan seperti merokok atau minum-minuman keras.Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan , serta  cuaca yang extrim.Penyakit yang diderita : penyakit keturunan seperti Hipertensi, dan mempunyai riwayat penyakit stroke

I.        Pola aktifitas Hidup sehari hariKemampuan Perawatan Diri

Independen Bantuan Alat

Bantuan orang lain

Bantun orang lain & peralatan

Dependent

1.      makan /minum2.      mandi3.      Berpakaian4.      Ke WC5.     Transfering/pindah6.      Ambulasi

KATZ IndeksTermasuk katagori yang mana:

Page 9: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan mandi.Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.

Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.Keterangan:Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.B. Indeks ADL BARTHEL (BAI)NO FUNGSI SKOR KETERANGAN1 Mengendalikan rangsang

pembuangan tinja012

Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar).Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu).Terkendali teratur.

2 Mengendalikan rangsang berkemih

012

Tak terkendali atau pakai kateterKadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam)Mandiri

3 Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)

01

Butuh pertolongan orang lainMandiri

4 Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)

012

Tergantung pertolongan orang lainPerlu pertolonganpada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain.Mandiri

5 Makan 012

Tidak mampuPerlu ditolong memotong makananMandiri

6 Berubah sikap dari berbaring ke duduk

0123

Tidak mampuPerlu banyak bantuan untuk bias dudukBantuan minimal 1 orang.Mandiri

7 Berpindah/ berjalan 01

Tidak mampuBisa (pindah) dengan kursi roda.

Page 10: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

23

Berjalan dengan bantuan 1 orang.Mandiri

8 Memakai baju 012

Tergantung orang lainSebagian dibantu (mis: memakai baju)Mandiri.

9 Naik turun tangga 012

Tidak mampuButuh pertolonganMandiri

10 Mandi 01

Tergantung orang lainMandiri

TOTAL SKORSkor BAI :20 : Mandiri12-19 : Ketergantungan ringan9-11 : Ketergantungan sedang5-8 : Ketergantungan berat0-4 : Ketergantungan total

Nutrisi, Eliminasi, Aktifitas, Istirahat & tidur, Sexual.Psikologis :

a)      Persepsi  klienb)      Konsep diri c)      Emosid)      AdaptasiJ.        Mekanisme pertahanan diri Tinjauan Sistem

Keadaan umum    Tingkat kesadaranGCS

Tanda vitalPemeriksaan fisik1. Mengkaji skelet tubuh

Indikator primer dari keparahan imobilitas pada system musculoskeletal adalah penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot; rentang gerak sendi; dan kekuatan skeletal. Pengkajian fungsi secara periodik dapat digunakan untuk memantau perubahan dan keefektifan intervensi. Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.2. Mengkaji tulang belakangSkoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)3. Mengkaji system persendian

Page 11: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi4. Mengkaji system ototKemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.5. Mengkaji system kardiovaskuler

Tanda dan gejala kardivaskuler tidak memberikan bukti langsung atau meyakinkan tentang perkembangan komplikasi imobilitas. Hanya sedikit petunjuk diagnostik yang dapat diandalkan pada pembentukan trombosis. Tanda-tanda tromboflebitis meliputi eritema, edema, nyeri tekan dan tanda homans positif. Intoleransi ortostatik dapat menunjukkan suatu gerakan untuk berdiri tegak seperti gejala peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah, pucat, tremor tangan, berkeringat, kesulitandalam mengikuti perintah dan sinkop6. Mengkaji system respirasi

Indikasi kemunduran respirasi dibuktikan dari tanda dan gejala atelektasis dan pneumonia. Tanda-tanda awal meliputi peningkatan temperature dan denyut jantung. Perubahan-perubahan dalam pergerakan dada, perkusi, bunyi napas, dan gas arteri mengindikasikan adanaya perluasan dan beratnya kondisi yang terjadi7. Mengkaji cara berjalan

Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis. cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).8. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer

Indikator cedera iskemia terhadap jaringan yang pertama adalah reaksi inflamasi. Perubahan awal terlihat pada permukaan kulit sebagai daerah eritema yang tidak teratur dan didefinisikan sangat buruk di atas tonjolan tulang yang tidak hilang dalam waktu 3 menit setelah tekanan dihilangkan

Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.9. Mengkaji Perubahan-perubahan fungsi urinaria

Bukti dari perubahan-perubahan fungsi urinaria termasuk tanda-tanda fisik berupa berkemih sedikit dan sering, distensi abdomen bagian bawah, dan batas kandung kemih yang dapat diraba. Gejala-gejala kesulitan miksi termasuk pernyataan ketidakmampuan untuk berkemih dan tekanan atau nyeri pada abdomen bagian bawah10. Mengkaji Perubahan-perubahan Gastrointestinal

Sensasi subjektif dari konstipasi termasuk rasa tidak nyaman pada abdomen bagian bawah, rasa penuh, tekanan. Pengosongan rektum yang tidak sempurna, anoreksia, mual gelisah, depresi mental, iritabilitas, kelemahan, dan sakit kepala.11. Mengkaji Faktor-faktor lingkungan

Lingkungan tempat tinggal klien memberikan bukti untuk intervensi. Di dalam rumah, kamar mandi tanpa pegangan, karpet yang lepas, penerangan yang tidak adekuat,

Page 12: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

tangga yang tinggi, lantai licin, dan tempat duduk toilet yang rendah dapat menurunkan mobilitas klien. Hambatan-hambatan institusional terhadap mobilitas termasuk jalan koridor yang terhalang, tempat tidur posisi yang tinggi, dan cairan pada lantai. Identifikasi dan penghilangan hambatan-hambatan yang potensial dapat meningkatakan mobilitas

K.      Status kognitif/Afektif sosial.1)      SPSMQ

Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)

SkoreNo Pertanyaan Jawaban

+ ─

1 Tanggal berapa hari ini?

2 Hari apa sekarang? (hari, tanggal, tahun)

3 Apa nama tempat ini

4 Berapa nomer telepon anda

4aDimana alamat anda?  (tanyakan bila lansia tidak punya nomer telepon)

5 Berapa umur anda?

6 Kapan anda lahir?

7 Siapa presiden indonesia sekarang?

8 Siapa presiden sebelumnya?

9 Siapa nama (gadis) anda dulu?

10Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun

Jumlah Kesalahan Total

2)      MMSE

Mini Mental State Exam (MMSE)

Nilai Max

Pasien Pertanyaan

Orientasi

5 Tahun, musim, tanggal, hari, bulan apa sekarang?

5 Dimana kita : negara bagian, wilayah, kota, rumah sakit, panti

Registrasi

3 Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing2 kemudian

Page 13: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

tanyakan klien ketiga objek tersebut, setelah menanyakannya beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan percobaan dan catat.Percobaan : .........................................

Perhatian dan Kalkulasi

5Seri 7”, 1 poin untuk setiap kebenaran. Berhenti setelah jawaban 5 jawaban. Bergantian eja “kata” kebelakang

Mengingat

3Meminta untuk mengulang ketiga objek di atas. Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran

Bahasa

9Nama pensil dan melihat (2 poin)Mengulang hal berikut : tak ada jika, dan, atau tetapi (1 poin)

Nilai Total

3)      Inventaris depresi beckSkore Uraian

A. Kesedihan

3 Saya sangat sedih/ tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya.2 Saya galau/ sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.1 Saya merasa sedih atau galau.0 Saya tidak merasa sedih.B. Pesimisme

3 Saya merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik.2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memendang kedepan.1 Saya merasa berkecil hati untuk mengenai masa depan.0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.C. Rasa kegagalan

3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua,(suami/istri)2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat adalah

kegagalan.1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.0 Saya tidak merasa gagal.D. Ketidakpuasan

3 Saya tidak puas dengan segalanya.2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan apapun.

Page 14: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.0 Saya tidak merasa puas.E. Rasa bersalah

3 Saya merasa sangat buruk atau tidak berharga.2 Saya merasa sangat bersalah.1 Saya merasa buruk/ tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.0 Saya tidak merasa benar-benar bersalahF. Tidak menyukai diri sendiri

3 Saya benci diri saya sendiri.2 Saya muak dengan diri saya sendiri.1 saya tidak suka dengan diri saya sendiri.0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri.G. Membahayakan diri sendiri

3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan.2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.1 Saya merasa lebih baik mati.0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri.H. Menarik diri dari social

3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada mereka semua.

2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka .

1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya.0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.I. Keragu-raguan

3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.1 Saya berusaha mengambil keputusan.0 Saya membuat keputusan yang baik.J. Perubahan gambaran diri

3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan.2 Saya merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan saya

dan ini membuat saya tidak menarik.1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak manarik.0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak buruk dari pada sebelumnya.K. Kesulitan kerja

Page 15: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.2 Saya telah mendorong diri saya sendiridengan keras untuk melakukan

sesuatu.1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.L. Keletihan

3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu.1 Saya merasa lelah dari yang biasanya.0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya.M. Anoreksia

3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang.1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya.

Penilaian

0-4 Depresi tidak ada atau minimal.5-7 Depresi ringan.8-15 Depresi sedang.16+ Depresi berat.Dari beck AT, beck RW : screening depressed patients in family practice(1972)

4)      APGAR keluargaNo Uraian Fungsi Skore

1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga(teman-teman)saya pada waktu untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya.

adaptation

2 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya.

partnership

3 Saya puas bahwa keluarga (teman-teman)saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru.

growth

4 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya mengekspresikan dengan afek dan berespons terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai.

Affection

5 Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya menyediakan waktu bersama- sama.

Resolve

Page 16: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

PenilaianPertanyaan –pertanyaan yang dijawab:

       Selalu                           : skore 2       Kadang-kadang          : skore 1       Hamper tidak pernah: skore 0

Total

L.  Data penunjang     Pemeriksaan penunjang

1.      Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang.

2.      CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.

3.      MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang. Dll.Pemeriksaan Laboratorium:  Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan SGOT ↑ pada kerusakan otot.

B. MASALAH KEPERAWATAN1.      Kerusakan mobilitas fisik2.      Gangguan rasa nyaman nyeri3.      Resiko terhadap kerusakan integritas kulit4.      Gangguan perfusi jaringan perifer5.      Kurang perawatan diri6.      Resiko terhadap cidera7.      Resiko terjadi infeksi8.      Konstipasi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN1.      Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan intoleransi aktivitas, resiko tinggi

sindrom disuse2.      Gangguan nyaman nyeri yang berhubungan dengan penyakit rematik seperti

pengapuran tulang atau patah tulang.3.      Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan fraktur,

pemasangan traksi pen, imobilitas fisik.

D. INTERVENSIDiagnosa keperawatan; Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan intoleransi aktivitas, resiko tinggi sindrom disuseTujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:

1.      Klien mampertahankan kekuatan dan ketahanan sistem muskuloskeletal dan fleksibilitas sendi-sendi

2.      Klien mampu mempertahankan posisi fungsi, dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur

Page 17: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

Intervensi keperawatan Rasional1. Observasi tanda dan gejala penurunan mobilitas sendi, dan kehilangan ketahanan

2. Observasi status respirasi dan fungsi jantung klien

3. Observasi lingkungan terhadap bahaya-bahaya keamanan yang potensial. Ubah lingkungan untuk menurunkan bahaya-bahaya keamanan

4. Ajarkan tentang tujuan dan pentingnya latihan

5. Ajarkan penggunaan alat-alat bantu yang tepat

     Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan intervensi

     Memberikan informasi tentang status respirasi dan fungsi jantung klien

     Mencegah risiko cedera pada lansia

     Meningkatkan harga diri:meningkatkan rasa kontrol dan kemandirian klien

     Membantu perawatan diri dan kemandirian pasien

Diagnosa keperawatan: Gangguan nyaman nyeri yang berhubungan dengan penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang.Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:

1.      Klien menyatakan nyeri terkontrol2.      Klien mampu membatasi fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur3.      Klien mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi kompensasi

tubuh4.      Klien mampu mendemonstrasikan tehnik atau prilaku yang memungkinkan melakukan

aktifitasInterfensi keperawatan Rasional

1.      Evaluasi atau lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.

2.      Bantu dan ajari keluarga klien untuk pertahankan istirahat tirah baring atau duduk jika diperlukan, jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur dimalam hari yang tidak terganggu.

3.      Bantu  dan ajari keluarga dengan rentang gerak aktifatau pasif, demikian juga latihan resistif dan isometric jika memungkinkan.

4.      Ajari klien dan keluarga ubah posisi dengan sering dengan personel cukup serta demonstrasikan atau bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis: trapeze

5.      Dorong klien mempertahankan postur tegak

       Tingkat aktifitas atau latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dari proses inflamasi

       Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan

       Mempertahankan atau menigkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan: latihan yang tidak adekuat dapat menyebabkan kekakuan sendi

       Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan  sirkulasi, tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit

       Memaksimalkan fungsi sendi,

Page 18: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

dan duduk tinggi, berdiri, berjalan.6.      Ajarkan keluarga untuk memberikan

lingkungan yang aman, mis: menaikkan kursi atau kloset, menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas atau kursi roda penyelamat.

mempertahankan mobilitas

       Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh

Diagnosa keperawatan: Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan fraktur, pemasangan traksi pen, imobilitas fisikTujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:

1.      Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang2.      Klien menunjukkan perilaku untuk mencegah kerusakan kulit atau memudahkan

penyembuhan sesuai indikasi3.      Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu atau penyembuhan lesi terjadi

Intervensi keperawatan Rasional1.      Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing,

kemerahan , perdarahan, perubahan warna, kelabu, memutih.

2.      Ajarkan keluarga lansia agar mengubah posisi sesering mungkin.

3.      Ajarkan keluarga lansia agar sesering mungkin membersihkan kulit dengan air sabun hangat.

4.      Tekuk ujung kawat atau tutup ujung kawat atau pen dengan karett atau gabus pelindung atau tutup jarum

5.      Ajarkan keluarga agar memberikan bantalan atau pelindung dari kulit domba atau busa.

       Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan pembentukan edema yang membutuhkan intervensi medik lanjut

       Mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dam meminimalkan ressiko kerusakan kulit

       Menurunkan kadar kontaminasi kulit

       Mencegah cedera pada bagian tubuh lain

       Mencegah tekanan berlebihan pada kulit, meningkatkan eaporasi kelembapan yang menurunkan resiko ekskoriasi

E. EVALUASIEvaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif

(dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan evaluasi akhir).Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Evaluasi berjalan (sumatif)Evaluasi jeni ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. format yang dipakai adalah format SOAP.

2. Evaluasi akhir (formatif)Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

Page 19: Askep Klien Lanjut Usia Di Keluarga Dengan Immobility and Functional Mobility

F. DOKUMENTASI YANG ESENSIALDokumentasi untuk setiap sistem meliputi hal-hal berikut;1. Untuk muskuloskeletal ; kekuatan otot, ukuran, tonus, dan ketahanan; mobilitas sendi, termasuk rentang gerak sendi dan pengkajian fungsional mengenai kemampuan; penggunaan dan penyalahgunaan alat bantu; masalah-masalah mobilitas; dan adanya nyeri

2. Untuk Kardiovaskular; perubahan ortostatik dalam tekanan darah dan denyut nadi

3. Untuk respirasi; pengkajian paru

4. Untuk Integumen; karakteristik kulit diatas tonjolan tulang

5. Untuk urinaria; frekuensi dan jumlah berkemih

6. Untuk gastrointestinal; karakter dan pola feses dan alat bantu yang biasa digunakan untuk memfasilitasi eliminasi

DAFTAR PUSTAKADoenges E, Moorhouse, geissler, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, Penerbit

Buku Kedokteran, EGC, 1999Dr. Hardywinoto, SKM, Dr. Tony Setia budhi, Ph. D.Panduan Gerontologi, Jakarta,

PTGramedia Pustaka Utama, 1999.Joseph J. Gallo, William Reichel, Lillian M. Andersen, Buku Saku Gerontologi, Edisi 2,

Jakarta, EGC, 1998.L. Stokckslarger,  Jaime, Schaeffer, liz,  Buku Saku Keperawatan Gerontik, Edisi 2, Jakarta,

Penerbit  Buku Kedokteran, EGC, 2007.Nanda, Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta, Prima Medika, 2005.

R. Boedhi-Darmojo, H. Hadi Martono, Buku Ajar geriatri(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), edisi ke 2, Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000.

Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah Brunner & Suddarth, Cetakan Ke satu, Jakarta, EGC, 2001