Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

17
askep gerontik gangguan persepsi sensori BAB II TINJAUAN TEORI A. ANATOMI DAN FISOLOGI SISTEM PENGLIHATAN 1. Anatomi Mata Indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indra penglihatan, yaitu saraf optikus (urat saraf kranial kadua), muncul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.Organ okuli assesorius terdiri dari; Kavum orbita, yang merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya mengarah ke depan, dank e dalam. Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang: os frontalis, os zigomatikum, os sfenoidal, os palatum, dan os lakrimal. Rongga bola mata berisi jaringan lemak, otot fasia, saraf, pembuluh darah dan aparatus lakrimalis. Supersilium (alis mata), merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan sebagai alat pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik. Palpebra (kelopak mata), merupakan dua buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata

Transcript of Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

Page 1: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

askep gerontik gangguan persepsi sensori

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI DAN FISOLOGI SISTEM PENGLIHATAN

1. Anatomi Mata

Indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli

assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata).  Saraf indra penglihatan, yaitu saraf

optikus (urat saraf kranial kadua), muncul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk

membentuk saraf optikus.Organ okuli assesorius terdiri dari;

Kavum orbita, yang merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan

puncaknya mengarah ke depan, dank e dalam. Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang: os

frontalis, os zigomatikum, os sfenoidal, os palatum, dan os lakrimal. Rongga bola mata berisi

jaringan lemak, otot fasia, saraf, pembuluh darah dan aparatus lakrimalis.

Supersilium (alis mata), merupakan batas orbita dan potongan kulit tebal yang

melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat

kecantikan dan sebagai alat pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik.

Palpebra (kelopak mata), merupakan dua buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak

di depan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih lebar dari kelopak mata bawah. Fungsinya

adalah sebagai pelinding mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan

membuka mata). Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan karena terdiri dari muskulus

levator palpebra superior.

Apparatus lakrimalis (air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan

inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam mata ke dalam kanalis

lakrimalis mengalir ke duktus nasolakrimalis terus ke meatus nasalis inferior.

      Konjungtiva. Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra, yang

merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata

disebut konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan

pembuluh darah.

Page 2: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

Otot-otot penggerak mata :                     

A. M.Obliques superior

B. M.Rectus superior

C. Tendon obliques superior

D. M.Rectus lateral

E. M.Obliques inferior

F. M.Rectus inferior.

Tiga ruang atau rongga bola mata :

1. Camera occuli anterior (COA) :

A. Ruang bola mata bagian depan.

B. Antara iris dan kornea

C. Berisi cairan aques humor

D. Terdapat sudut COA ( antara iris dan kornea ) yang menyerap aqeus humor mengalir

kekanan

E. SCHLEM = sinus venosus sclera (vena halus).

2. Camera oculli posterior COP :

A. Terletak antara iris dan lensa.

B. Corpus ciliaris sehingga terbentuknya aqueus humor

3. Corpus vitreum :

A. Terletak di antara iris dan lensa

B. Vitreus humor adalh cairan warna keputihan seperti gel ( agar-agar).

Page 3: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

2.      Fisiologi Mata

            Organ sensori kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf

untuk tranduksi sinar. Aparatus optik mata membentuk dan mempertahankan ketajaman

fokus objek dalam retina. Prinsip optik: sinar dialihkan berjalan dari satu medium ke medium

lain dari kepadatan yang berbeda, fokus utama pada garis yang berjalan melalui pusat

kelengkungan lensa sumbu utama.

            Indera penglihatan menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina dengan

perantara serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada

otak untuk ditafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan bayangan yang letaknya

difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea lensa badan

ekueus dan vitrous. Lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina

bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.

B.       PROSES MENUA

      Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal

setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan jumlah sel sel yang ada dalam tubuh. Sebagai

akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang

dikatakan proses penuaan.

     Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang

diderita ( constantinides 1994 ). Seiring dengan proses  menua tersebut tubuh akan

mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut penyakit degeneratif. 

C.      TEORI TEORI PROSES PENUAAN

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi, teori kejiwaan

sosial dan teori spiritual.

1.      Teori Biologi

Teori bilogi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori stres, teori

radikal bebas, dan teori rantai silang.

Page 4: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

a)                  Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu.

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul –

molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang

khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)

b)                  Pemakaian dan rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak)

c)                  Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan

tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah

dan sakit.

d)                 Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)

Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh

dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.

e)                  Teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak

dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres

menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

f)                   Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)

mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein.

Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

g)                  Teori rantai silang

Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya

jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya

fungsi.

Page 5: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

2.      Teori kejiwaan sosial

a)  Aktivitas atau kegiatan (activity theory)

                                     i.          Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan

ikut banyak dalam kegiatan sosial.

                                        ii.          Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.

                                       iii.          Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap

stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.

b) Kepribadian berlanjut (continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan

gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada

seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.

c) Teori pembebasan (disengagement theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur

mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi

kehilangan ganda (triple loss), yakni:

1.      kehilangan peran

2.      hambatan kontak sosial

3.      berkurangnya kontak komitmen

3.      Teori Spiritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan individu

dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.

James fowler mengungkapkan 7 tahap perkembangan kepercayaan (Wong,et.al,1999 ).

Fowler juga menyakini bahwa kepercayaan/ demensia spiritual adalah suatu kekuatan yang

memberi arti kehidupan dari kehidupan seseorang.

Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu bentuk pengetahuan dan cara

berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurutnya, kepercayaan adalah suatu fenomena

timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan orang

lain  dalam  menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih, dan harapan.

Fowler menyakini bahwa perkembangan kepercayaan antara orang dan lingkungan terjadi

karena adanya kombinasi antara nilai-nilai pengetahuan. Fowler juga berpendapat bahwa

Page 6: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari prisip cinta dan

keadilan.

D.    PERUBAHAN SISTEM PENGLIHATAN PADA LANSIA

Perubahan penglihatan yang terjadi pada lansia yaitu seperti, respon terhadap sinar

menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun

dan katarak.

Mata merupakan bagian yang vital dalam kehidupan untuk pemenuhan hidup sehari-

hari, terkadang perubahan yang terjadi pada mata dapat menurunkan kemampuan beraktifitas.

Para lansia yang memilih masalah mata menyebabkan orang tersebut mengalami isolasi

sosial dan penurunan perawatan diri sendiri.

1.    Mata normal

Mata merupakan organ penglihatan, bagian-bagian mata terdiri dari sklera, koroid dan

retina. Sklera merupakan bagian mata yang terluar yang terlihat berwarna putih, kornea

adalah lanjutan dari sklera yang berbentuk transparan yang ada didepan bola mata, cahaya

akan masuk melewati bola mata tersebut. Sedangkan koroid merupakan bagian tengah dari

bola mata yang merupakan pembuluh darah. Dilapisan ketiga merupakan retina, cahaya yang

masuk dalm retina akan diputuskan oleh retina dengan bantuan aqueous humor, lensa dan

vitrous humor. Aqueous humor merupakan cairan yang melapisi bagian luar mata, lensa

merupakan bagian transparan yang elastis yang berfungsi untuk akomodasi.

2.    Hubungan usia dengan mata

Kornea, lensa, iris, aqueous humor, dan vitrous humor akan mengalami perubahan

seiring bertambahnya usia. Karena bagian utama yang mengalami perubahan/penurunan

sensifitas yang bisa menyebabkan kekeruhan lensa pada mata, produksi aquous humor juga

mengalami penurunan tetapi tidak terlalu terpengaruh terhadap keseimbangan dan tekanan

intra okuler lensa umum. Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada mata

seseorang yang berusia 60 tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil

orang dewasa atau muda, penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan

melihat dari jarak jauh. Proses akomodasi merupakan kemampuan untuk melihat benda-

benda dari jarak dekat maupun jauh. Akomodasi merupakan hasil koordinasi atas ciliary body

dan otot-otot ini, apabila sesorang mengalami penurunan daya akomodasi maka orang

tersebut disebut presbiopi.

Page 7: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

E.     MASALAH SISTEM PENGLIHATAN PADA LANSIA

Ada 5 masalah umum penglihatan yang sering muncul pada orang dengan lanjut usia.

Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut :

a.       Penurunan kemampuan penglihatan

Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah progesifitas dan

pupil kekunningan pada lensa mata, menurunnya vitrous humor, perubahan ini dapat

mengakibatkan berbagai masalah pada usia lanjut seperti : mata kabur, hubungan aktifitas

sosial, dan penampialan ADL, pada lansia yang berusia lebih dari 60 tahun lensa mata akan

semakin keruh, beberapa orang tidak mengalami atau jarang mengalami penurunan

penglihatan seirinng dengan bertambahnya usia.

b.      ARMD ( age- relaed macular degeneration )

ARMD terjadi pada usia 50-65 tahun dibeberapa kasus ini mengalami peningkatan

makula berada dibelakang lensa sedangkan makula sendiri berfungsi untuk ketajaman

penglihatan dan penglihatan warna, kerusakan makula akan menyebabkan sesorang

mengalami gangguan pemusatna penglihatan.

Tanda dan gejala ARMD meliputi : penglihatan samar-samar dan kadang-kadang

menyebabkan pencitraan yang salah. Benda yang dilihat tidak sesuai dengan kenyataan, saat

melihat benda ukuran kecil maka akan terlihat lebih kecil dan garis lurus akan terlihat

bengkok atau bahkan tidak teratur. Pada dasarnya orang yang ARMD akan mengalami

gangguan pemusatan penglihatan, peningkatan sensifitas terhadap cahaya yang menyilaukan,

cahaya redup dan warna yang tidak mencolok. Dalam kondisi yang parah dia akan kehilangan

penglihatan secara total. Pendiagnosaan dilakukan oleh ahli oftalmologi dengan bantuan

berupa test intravena fluorerensi angiografy.

Treatment: beberapa kasus dalam ARMD dapat dilakukan dengan tembok laser

(apabila akondisi tidak terlalu parah) pelaksanaan dalam keperawatan adalah membantu

aktifitas sehari-harinya, membantu perawatan diri dan memberikan pendidikan tentang

ARMD.

c.       Glaucoma

Glaukoma dapat terjadi pada semua usia tapi resiko tinggi pada lansia usia 60 tahun

keatas, kerusakan akibat glaukoma sering tidak bisa diobati namun dengan medikasi dan

pembedahan mampu mengurangi kerusakan pada mata akibat glaukoma. Glaukoma terjadi

apabila ada peningkatan tekanan intra okuler ( IOP ) pada kebanyakan orang disebabkan oleh

Page 8: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

oleh peningkatan tekanan sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan

bola mata (cairan jernih berisi O2, gula dan nutrisi), selain itu disebabkan kurang aliran darah

kedaerah vital jaringan nervous optikus, adanya kelemahan srtuktur dari syaraf.

Populasi yang berbeda cenderung untuk menderita tipe glaukoma yang berbeda pula

pada suhu Afrika dan Asia lebih tinggi resikonnya di bandinng orang kulit putih, glaukoma

merupakan penyebab pertama kebutuhan di Asia.

Tipe glaukoma ada 3 yaitu :

1.        Primary open angle Gloueoma (glaukoma sudut terbuka)

Tipe ini merupakan yang paling umum terjadi terutama lansia usia > 50 tahun.

Penyebabnya adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata yang berfungsi secara perlahan,

rata-rata tekanan normal bola mata adalah 14- 16 mmHg. Tekanan 20mmHg masih dianggap

normal namun bila lebih dari 22 diperkirakan menderita glaukoma dan memerlukan

pemeriksaan lebih lanjut.

    Tekanan bola mata yang meningkat dapat membahayakan dan menghacurkan sel-sel

mata. Setelah terjadi kehancuran sel-sel tersebut maka munculah bintik-bintik yang akan

lapang pandang bintik ini dimulai dari tepi atau daerah yang lebih luar dari satu lapang

pandangan.

Tidak ada gejala yang nyata dengan glaukoma sudut terbuka, sehingga susah untuk

didiagnosa. Penderita tidak merasakan adanya nyeri dan sering tidak disadari.

2.        Normal tenion glukoma (glaucoma bertekanan normal)

Glukoma bertekanan normal adaalh suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang

progesif pada syaraf optikus dan kehilangan lapang pandangan meskipun tekanan bola mata

normal. Tipe glaukoma ini diperkirakan ada hubunganya (meski kecil) dengan kurangnya sel

syaraf optikus yang membawa impuls ke retina menuju otak. Glukoma bertekanan normal ini

sering terjadi pada orang yang mempunyai riwayat penyakit pembuluh darah, kebanyakan

pada orang jepang atau wanita.

3.              Angel clousure gloukoma (Glaukoma sudut tertutup)

Sudut antara iris dan kornea adalah menyempit, adanya gangguan pada cairan bola

mata, peningkatan tekanan boala mata sangat cepat karena saluran cairan bola mata

terhambat, tanda-tandanya muncul secara tiba-tiba dan penanganan secara cepat dibutuhkan

untuk kerusakan mata secara permanen.

Diliteratur lain disebutkan bahwatipe glaukoma selain di atas antara lain pigmentary

glukoma, congenitak glukoma, secondary glaukoma. Secara umum tanda dan gejala yang

muncul pada open gloukoma adalah sulit untuk diidentifikasi, kejadiannya berjalan sangat

Page 9: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

lambat, kehilangan sudut pandang dari tepi, penurunan kemampuan penglihatan. Sedangkan

pada class gloukoma adalah munculsecara tiba-tiba adanya nyeri pada mata, sudut mata

menyempit, mata memerah, kabur, neusea, vomite atau brodykardia bisa terjadi karena

adanaya nyeri pada mata.

Treatment :

Ketika tanda dan gejala sudah muncul segera lakukan pemeriksaan alatnya berupa

tanometer. Penanganannya berupa:

1)      Tetes mata : cara ini merupakan cara umum dan sering dan harus dilakukan, sebagian klien

dapat mendaptkan respon yang bagus dari obat namun beberapa juga tidak ada respon

pemberian obat harus sesuai dengan tipe glaukoma.

2)      Bedah laser : ( trabukulopasty) ini dilakuka jika obat tetes mata tidak menghentikan

glaukoma. Walaupun sudah dilaser obat harus diberikan

3)      Pembedahan (trabekulectomy) sebuah saluran dibuat untuk memungkinkan caira keluar,

tindkan ini dapat menyelamatkan sisa penglihtan yang ada.

4)      Obat yang diperlukan :

a)      Pilocarpine atau timololmalat

Yaitu untuk mencegah keparahan glaukoma dan menurunkan produk cairan yang yang

menyebabkan gangguan pulmo dan detak jantung menurun. Betaxolol (betotik)

direkomendasi bagi klien yang menderita asma atau eapisima, pilocarpine menyebabkan

miosis (kontriksi) pupil tetapi mempu menormalkan tekanan boal mata, obat lain seperti :

Brimohidrine, untuk menurinkan aquous humor.

b)      Oral karbonik anhydrase inhibitor seperti acitamolamide (diamox) yaitu untuk mengurangi

cairan., obat ini menyebabkan depresi, fatique letargy.

d.      Katarak

Katarak adalah tertutupnya lensa mata sehingga pencahayaan dan fokusing terganggu

(retina) katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada usia > 55 tahun.

Tanda dan gejalanya berupa : Bertanbahnya gangguan penglihatan, pada saat membaca /

beraktifitas memerlukan pencahayaan yang lebih, kelemahan melihat dimalam hari,

penglihatan ganda.

Penanganan yang tepat adalah pembedahan untuk memperbaiki lensa mata yang rusak

pembedahan dilakukan bila katarak sudah mengganggu aktifitas namun bila tidak

mengganngu tidak perlu dilakukan pembedahan

e.       Entropion dan ekstropion

Page 10: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

Entropi dan eutropi terjadi pada lansia, kondisi ini tida menyebabkan gangguan

penglihatan namun menyebabkan gangguan kenyamanan. Entropi adalh kelopak mata yang

terbuka lebar ini menyebabkan mata memerah entropi terjadikarena adanya kelemahan pada

otot konjungtifa. Ekstropi adalah penyempitan konjungtifa.

Page 11: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

F.     ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN PERUBAHAN

PENGLIHATAN

1.      Pengkajian

Pengkajian pada lansia dengan gangguan penglihatan meliputi hal-hal berikut ini.

a.       Ukuan pupil mengecil.

b.      Pemakaian kacamata.

c.       Penglihatan ganda.

d.      Sakit pada mata seperti glaukoma dan katarak.

e.       Mata kemerahan.

f.       Mengeluh ketidaknyamanan terhadap cahaya terang (menyilaukan).

g.      Kesulitan memasukkan benang ke jarum.

h.      Permintaan untuk membacakan kalimat.

i.        Kesulitan/kebergantungan dalam melakukan aktvitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari

(mandi, berpakaian, ke kamar kecil, makan, BAK/BAB, serta berpindah.

j.        Visus.

2.      Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan yang biasanya terdapat pada lansia dengan masalah penglihatan adalah

sebagai berikut :

a.       Ganggguan persepsi sensorik penglihatan.

b.      Risiko cedera : jatuh.

c.       Gangguan mobilias fisik.

d.      Gangguan pmenuhan kebutuhan sehari-hari.

e.       Kurang pengetahuan.

f.       Kecemasan.

3.      Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan pada lansia dengan masalah penglihata adalah sebagai berikut:

a.       Kaji penyebab adanya gangguan penglihatan pada klien.

b.      Pastikan objek yang dilihat dalam lingkup lapang pandang klien.

c.       Beri waktu lebi lama untuk memfokuskan sesuatu.

d.      Bersikan mata, apabila ada kotoran gunakan kapas basah dan bersih.

Page 12: Askep Gerontik Gangguan Persepsi Sensori

e.       Kolaborasi untuk penggunaan alat bantu penlihatan seperti kacamata dan penatalaksanaan

medis untuk katarak.

f.       Berikan penerangan yang cukup.

g.      Hindari cahaya yang menyilaukan.

h.      Tulisan dicetak tebal dan besar untuk menandai atau pemberian informasi tertulis.

i.        Anjurkan pasien untuk periksa mata secara berkala.