Askep Distosia Bahu New

download Askep Distosia Bahu New

of 9

Transcript of Askep Distosia Bahu New

1

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN4.1Pengkajian

a. Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.b. Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya keluhan nyeri dan cemas.c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Dahulu: kaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.2) Riwayat Kesehatan Sekarang: biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.3) Riwayat Kesehatan Keluarga: dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi.

d.Pengkajian pola fungsional

1) Aktifitas/istirahat: melaporkan keletihan, kurang energi, letargi, penurunan penampilan2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat, mungkin menerima magnesium sulfat untuk hipertensi karena kehamilan3) Eliminasi: kaji adanya distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai

4) Integritas ego: kaji adanya cemas dan ketakutan5) Nyeri atau ketidaknyamanan: kaji apakah menerima narkotika atau anastesi pada awal proses kehamilan, kontraksi jarang, dengan intensitas ringan sampai sedang, dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau sesudah persalinan terjadi, fase laten dapat memanjang.6) Keamanan: serviks mungkin kaku atau tidak siap, pemerisaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi, penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan, dapat mengalami versi eksternal setelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala.

7) Seksualitas: dapat primigravida atau grand multipara, uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel. Janin besar atau grand multiparis. e.Pemeriksaan Fisik

1) Kepala: rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe

2) Mata: Biasanya konjungtiva anemis3) Thorak: inpseksi pernafasan terhadap frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan

4) Abdomen: kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaan pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.

5) Vulva dan Vagina: Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa.

6) Panggul : lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentukpanggul dan kelainan tulang belakang.4.2 Diagnosaa. Diagnosa keperawatan pada ibu yang mungkin muncul:1) Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif2) Ansietas b/d proses partus lama3) Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive4) Resiko cidera b/d penurunan tonus otot/ kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal5) Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d hipermetabolismeb. Diagnosa keperawatan pada janin yang mungkin muncul:1) Resiko cedera b/d proses bersalin

2) Resiko tinggi infeksi b/d tindakan invasive3) Resiko keracunan b/d stress pada janin4.3 IntervensiDiagnosaNICNOC

Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif

Kontrol nyeri

Indikator :

a. Mengakui faktor kausal

b. Mengakui onset nyeri

c. Menggunakan langkah-langkah pencegahan

d. Menggunakan langkah-langkah bantuan non-analgesik

e. Menggunakan analgesik yang tepat.Tingkat Kedidaknyamanan.Manajemen Nyeri

a. melakukan tidakan yang komprehensif mulai dari lokasi nyeri, karakteristik, durasi, frequensi, kualitas, intensitas, atau keratnya nyeri dan factor yang berhubungan.

b. observasi isyarat ketidak nyamanan khususnya pada ketidak mamapuan mengkomunikasikan secara efektif.

c. memberi perhatian perawatan analgesic pada pasien.

d. menggunakan strategi komunikasi terapeutik untuk menyampaikan rasa sakit dan menyampaikan penerimaan dari respon pasien terhadap nyeri.

e. mengeksplorasi pengetahuan pasien dan keyakinan tentang rasa sakit.

f. mempertimbangkan pengaruh budaya pada respon nyeri.

g. menentukan dampak dari pengalaman rasa sakit dari pengalaman nyeri pada kualitas hidup (tidur, nafsu makan, aktivitas, kognisi, mood, hubungan, kinerja kerja, dan tanggung jawab peran).

h. memberi tahu pasien tentang hal-hal yang dapat memperburuk nyeri.

i. Kaji pengalaman nyeri klien dan keluarga, baik nyeri kronik atau yang menyebabkan ketidaknyamanan.

j. ajarkan prinsip manajemen nyeri

k. ajarkan tentang metode farmakologis mengenai gambaran nyeri.Tingkat KenyamananAjarkan penggunaan teknik non farmakologi, seperti relaksasi, terapi music, nafas dalam,dan jika memungkinkan selama nyeri berlangsung, sebelum nyeri itu terjadi atau meningkat dan lama dengan gambaran nyeri lainnya.

Ansietas b/d proses partus lama

Kontrol cemas

Indikator:

a. Monitor intensitas kecemasan

b. Menyingkirkan tanda-tanda kecemasan

c. Menggunakan teknik relaksasi untuk menghilangkan kecemasan.Koping

Indikator:

a. Melibatkan anggota keluarga dalam pembuatan keputusan

b. Menunjukkan strategi penurunan stress

b. Menggunakan dukungan socialPenurunan Kecemasan

Aktivitas:

a. Tenagkan klien

b. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik

c. Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan.

Peningkatan KopingAktivitas:

Sediakan informasi aktual tentang diagnose, penanganan, dan prognosis.

4.4 Implementasi

Implementasi yang dilakukan ketika merawat pasien partus dengan distosia bahu bisa menyesuaikan intervensi, yang berdasar pada kondisi ibu dan janin saat itu.4.5 Evaluasi Evaluasi yang dilakukan ketika merawat pasien partus dengan distosia bahu bisa menyesuaikan intervensi, yang berdasar pada kondisi ibu dan janin saat itu, seperti:

a.TTV,

b.Kontrol nyeri,

c.Tingkatan nyeri,

d.Kontrol cemas, dane.Koping. BAB 5. PENUTUP

5.1Kesimpulana. Distosia bahu merupakan kegawatdaruratan obstetri, dimana bagian bahunya tertahan pada apertura inferior pelvis dengan bahu depan yang terperangkap di bawah os pubis, dikarenakan terjadi trauma pada ibu atau janin. Tanda gejala yang terjadi pada ibu seperti gelisah, letih, nadi dan pernafasan cepat, edem pada vulva dan servik dan bisa jadi ketuban berbau. Pada janinakan terjadi DJJ cepat dan tidak teratur, distress janin dan keracunan mekonium.5.2SaranDiharapkan mahasiswa keperawatan strata satu mampu mengembangkan keilmuan dengan melakukan riset mengenai distosia bahu, serta mahasiswa mampu menjadi pendidik pada ibu hamil mengenai pencegahan distosia bahu.

DAFTAR PUSTAKA

Baidawi, Ahmad Taufik. 2013. Laporan Pendahuluan dan Kerangka Konsep Askep Distosia. Genggong: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan. Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Ed 4. Jakarta: EGC.Heffner, Linda J., dan Schust, Danny J. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta: EMS.Jordan, Sue. 2003. Farmakologi Kebidanan. Jakarta: EGC.

Kenneth J, Leveno. 2009. Obstetri Williams: Panduan Ringkas. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Buku Ajar Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.Manuaba, 2005. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Rupture Perineum Persalinan Normal Pada Primigravida. [serial online]. http://www. skipsi.pediat.com. [4 februari 2013]. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.Mucthar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri fisiologi Obstetri patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan. Ahli Bahasa Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Jakarta:EGC

Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC. Wilkison, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Ahli Bahasa Widyawati. Jakarta: EGC.