Askep Diabetes Klp 7

91
HALAMAN JUDUL SISTEM ENDOKRIN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. LC DENGAN DIABETES MILITUS OLEH A4 D KELOMPOK 7 1. Dewa Ayu Putri Anggi Wirani (10.321.0993) 2. I Ketut Juli Ariawan (10.321.1001) 3. Luh Relo Sriningsih (10.321.1012) i

Transcript of Askep Diabetes Klp 7

Page 1: Askep Diabetes Klp 7

HALAMAN JUDUL

SISTEM ENDOKRIN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

Ny. LC DENGAN DIABETES MILITUS

OLEH A4 D

KELOMPOK 7

1. Dewa Ayu Putri Anggi Wirani (10.321.0993)

2. I Ketut Juli Ariawan (10.321.1001)

3. Luh Relo Sriningsih (10.321.1012)

4. Ni Luh Putu Megayanthi (10.321.0768)

5. Ni Luh Devi Septia Virgowati (10.321.0973)

6. I Putu Ardy Pranata Utama (10.321.1005)

7. Ni Luh Gede Andryanti (10.321.0710)

8. I Putu Gede Astra Sukadana (10.321.0697)

i

Page 2: Askep Diabetes Klp 7

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2012-2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmatnya-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Endokrin yang

berupa makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul ”Asuhan Keperawatan

pada Ny LC dengan Diabetes Militus” .

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami

dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih juga kepada semua anggota kelompok yang

telah membantu baik dalam pencarian data maupun dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan

saran membangun sangat diharapkan untuk perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.

Penulis

November 2012

ii

Page 3: Askep Diabetes Klp 7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar belakang.........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................................................2

D. Manfaat....................................................................................................................................2

E. Metode Penulisan....................................................................................................................2

BAB II.................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..................................................................................................................................3

A. Laporan pendahuluan..............................................................................................................3

Konsep Dasar Penyakit........................................................................................................3

Konsep Askep...................................................................................................................15

B. Askep Kasus..........................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................55

iii

Page 4: Askep Diabetes Klp 7

iv

Page 5: Askep Diabetes Klp 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat, berbagai

macam penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa

yang dinamakan diabetes mellitus atau yang lebih dikenal masyarakat dengan kencing

manis.

Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa negara berkembang

karena peningkatan kemakmuran di negara yang bersangkutan, akhir-akhir ini banyak

disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di

kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit ganeratif, seperti

penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lain.

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai

berbagai macam komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, yang

disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron

(Mansjoer arief, 2001: 580).

Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang

memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Menurut data organisasi

kesehatan dunia (WHO), Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah

penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat

(www.Diabetes Mellitus News.com). Dengan prevalensi 8,4 % dari total penduduk,

diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes mellitus dan pada

tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Berdasarkan data

Departemen Kesehatan jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat inap maupun rawat

jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4

% wanita hamil menderita Diabetes Mellitus Gestasional.

1

Page 6: Askep Diabetes Klp 7

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar teori asuhan keperawatan dengan diabetes militus?

2. Bagaimana aplikasi konsep dasar teori asuhan keperawatan diabetes militus pada

contoh kasus?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit diabetes melitus

2. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes

mellitus

D. Manfaat

1. Manfaat umum

- Sebagai sarana pembelajaran dalam membuat makalah atau karya tulis

- Menambah wawasan dan pengetahuan

- Sebagai acuan pengembangan diri

2. Manfaat khusus

- Sebagai acuan dalam memahami konsep dasar penyakit diabetes militus

- Sebagai acuan dalam pemahaman konsep asuhan keperawatan pada pasien

dengan diabetes militus

E. Metode Penulisan

Makalah ini ditulis, dimana data merupakan data sekunder yang diperoleh dari

media kepustakaan dari buku penunjang dan diperoleh dari media internet.

2

Page 7: Askep Diabetes Klp 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Laporan pendahuluan

Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,

2000). Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme secara genetis dan klinis

termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

(Price, 2000)

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)

darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.Pada

diabetes,kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau

pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. (Brunner & Suddart,

2001).

Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan

oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai

karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol

(WHO).

Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin

baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).

Dari berbagai defenisi diatas dapat ditarik garis besarnya bahwa diabetes

melitus adalah kelainan metabolisme yang kronis yang dimana terjadi defisiensi

insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa darah

(hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma

klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme 3

Page 8: Askep Diabetes Klp 7

karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin

secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin.

Gula (glukosa) adalah zat yang diperlukan oleh tubuh sebagai energi sehingga sel-

sel dalam tubuh dapat beraktivitas sesuai dengan fungsinya. Glukosa dan oksigen akan

diubah menjadi ebergi (ATP) dalam mitokondria untuk memenuhi kebutuhan energi sel,

jaringan, dan organ. Glukosa dalam tubuh hendaknya normal, sehingga gangguan seperti

hiperglikonemia ataupun hipoglikonemia tidak terjadi.

Kadar Gula darah Puasa

(mg/dl)

Kadar Gula Darah 2 Jam Setelah

Beban 75 gr Glukosa (mg/dl)

Normal < 100 < 140

Prediabetes 100 – 125 140 - < 200

Diabetes ≥ 126 ≥ 200

Sumber: Tanya Jawab Seputar Obesitas dan Diabetes.2011

2. Etiologi

Diabetes tipe 1

a. Factor –faktor genetic

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi

suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kea rah terjadinya diabetes

tipe I.

b. Faktor-faktor imunologi

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon otoimun. Respon ini

merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal

tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya

seolah-olah sebagai jaringan asing.

c. Factor –faktor lingkungan

Penyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan factor-faktor

genetic, imunologi dan lingkungan dalam etiologi diabetes tipe I merupakan

pokok perhatia riset yang terus berlanjut

Diabetes tipe II.

faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses

terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula factor-faktor tertentu :

4

Page 9: Askep Diabetes Klp 7

a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65

tahun)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

d. Keompok etnik

Selain itu, terdapat beberapa faktor pencetus dari diabetes sebagai

berikut :

1) Gangguan metabolisme, dimana tubuh tidak dapat memanfaatkan

glukosa/ gula darah untuk diubah menjadi energy/tenaga.

2) Gangguan / tidak berfungsinya gormon insulin dalam tubuh sehingga

terjadi penumpukan kadar glukosa / gula dalam darah.

3) Melahirkan bayi >4 kg.

3. Manifestasi klinis

Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut :

Pada tahap awal sering ditemukan.

1. Poliuri (banyak kencing)

Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai

melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic

diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga

klien mengeluh banyak kencing.

2. Polidipsi (banyak minum)

Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan

banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak

minum.

3. Polipagi (banyak makan)

Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami

starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan.

5

Page 10: Askep Diabetes Klp 7

Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya

akan berada sampai pada pembuluh darah.

4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang

Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa,

maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang

lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka

tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh

termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM

walaupun banyak makan akan tetap kurus.

5. Mata kabur

Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi)

yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan

sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

6

Page 11: Askep Diabetes Klp 7

4. Pathway

Sel Beta pancreas rusak Penuaan,keturunan,infeksi,

gaya hidup,diit, obesitas

perubahan status kesehatan Defisiensi insulin

Kurangnya informasi Peningkatan glukosa dalam darah

Terpajan mengenai penyakit Diabetes mellitus Penurunan pemakaian

Pasien dan keluarga bertanya dan bingung Glukagon glukosa oleh sel/jaringan perifer

Hiperglikemia Hiperosmolaritas darah

Merangsang pusat rasa haus

Katabolisme protein Lipolisis Melebihi ambang Polidipsi

Asam amino dalam darah Asam lemak bebas batas filtrasi ginjal Haus

Asam laktat Asam lemak teroksidasi Glukosa lolos

Glukoneogenesis ketonemia kedalam urine

Defisiensi protein Ketonuri Glikosuria

7

Defisiensi Pengetahuan

Page 12: Askep Diabetes Klp 7

Penurunan berat badan Osmotik dieresis sering berkemih malam hari

asidosis metabolisme Poliuria

koma Hemokonsentrasi Dehidrasi Keseimbangan kalori berkurang

pembentukan ATP terganggu Kematian Mudah terbentuk thrombosis Polipagi

produksi energy

Kebutuhan energy tidak tercukupi

Aterosklerosis

Makrovaskuler mikrovaskuler Pengaktifan mekanisme

Aliran O2 darah pengatur asupan air

Fungsi sel darah (leukosit Haus

polidipsia

8

Kekurangan volume cairan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Resiko infeksi

keletihan

PK Ketoasidosis diabetik

gangguan pola tidur

Page 13: Askep Diabetes Klp 7

Gangguan Penyempitan arteri koroner

pada pembuluh darah Suplai darah ke jantung Gangguan aliran Gangguan aliran darah ke retina

di ekstremitas darah ke ginjal

Penyempitan Obstruksi aliran darah O2 ke retina

Pembuluh darah Iskemik jaringan Nefropati Pecah pembuluh darah Dimata Fungsi retina

serebral

Hantaran sensori saraf Volume intraokuli Retinopati

Neuropati Glaukoma

penglihatan

Suplai darah ke otak Fungsi saraf paratesia (kesemutan, rasa terbakar),suhu

Penurunan sensor rasa

bahkan hilang

Iskemik jaringan

Luka/gangren

9

Gangguan integritas kulit

Resiko injury

PK Infark miokard

PK Stroke

PK GGK

Resiko Infeksi

Page 14: Askep Diabetes Klp 7

5. Pemeriksaan penunjang

a. Glukosa darah sewaktu

b. Kadar glukosa darah puasa

c. Tes toleransi glukosa

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah

sewaktu

- Plasma vena

- Darah kapiler

Kadar glukosa darah

puasa

- Plasma vena

- Darah kapiler

< 100

<80

<110

<90

100-200

80-200

110-120

90-110

>200

>200

>126

>110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali

pemeriksaan :

1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

6. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk

mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien

berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau

hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga

faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral

10

Page 15: Askep Diabetes Klp 7

dan insulin.Pada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang

manis untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes

mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :

J 1 : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.

J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.

J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan

manis).

Diet pada penderitae diabetes mellitus

Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian

antara lain :

a. Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak

30 %, protein 20 %..

b. Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.

c. Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.

d. Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal

ginjal.

Indikasi Pemberian Diit

a. Indikasi diet A Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada

umumnya

b. Indikasi diet B :Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :

1) Kurang tahan lapar dengan dietnya.

2) Mempunyai hyperkolestonemia.

3) Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami

cerobrovaskuler acident (cva) penyakit jantung koroner.

11

Page 16: Askep Diabetes Klp 7

4) Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati

diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.

5) Telah menderita diabetes dari 15 tahun

c. Indikasi diet B1

Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi,

yaitu penderita diabetes terutama yang :

1) Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip

idemia.

2) Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90

%.

3) Masih muda perlu pertumbuhan.

4) Mengalami patah tulang.

5) Hamil dan menyusui.

6) Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.

7) Menderita tuberkulosis paru.

8) Menderita penyakit graves (morbus basedou).

9) Menderita selulitis.

10) Dalam keadaan pasca bedah.

Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi

penggunaan protein kadar tinggi.

d. Indikasi B2 dan B3

12

Page 17: Askep Diabetes Klp 7

Diet B2

Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang

klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt.

Sifat-sifat diet B2

1) Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung

protein kurang.

2) Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein

dan 20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.

3) Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300

kalori / hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan

berubah.

Diet B3

Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal

kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt

Sifat diet B3

1) Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).

2) Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah

protein 40 gram/hari.

3) Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3

2100 kalori dan 2300 / hari. (bila tidak akan merubah

jumlah protein)

4) Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.

5) Dipilih lemak yang tidak jenuh.

Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk latihan

ringan yang dilaksanakan secara teratur tiap hari pada saat setengah

13

Page 18: Askep Diabetes Klp 7

jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk melakukan latihan

ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk

menurunkan BB.Penyuluhan kesehatan.Untuk meningkatkan

pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara

dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan

melalui media-media cetak dan elektronik.

Medikamentosa pada Diabetes mellitus

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk menormalkan aktivitas

insulin dan kadar glukosa darah untuk mengurangi pengembangan komplikasi

vaskular dan neuropatik.

Obat-obat untuk mengobati diabetes tipe 2 dibagi dalam beberapa kategori:

1. Obat yang terutama merangsang sekresi insulin dengan cara mengikat

reseptor sulfonilurea. Sulfonilurea tetap obat yang paling banyak diresepkan

untuk mengobati hiperglikemia. Para repaglinida analog meglitinide dan

Nateglinide D-fenilalanin derivatif juga mengikat reseptor sulfonilurea dan

merangsang sekresi insulin.

2. Obat yang mengubah tindakan insulin: Metformin bekerja di hati. Para

thiazolidinediones tampaknya memiliki efek utama mereka pada otot rangka

dan jaringan adiposa.

3. Obat-obatan yang pada prinsipnya mempengaruhi penyerapan

glukosa,seperti glukosidase inhibitor acarbose dan miglitol

4. Obat-obatan yang meniru efek incretin atau memperpanjang tindakan

incretin, inhibitor 1V exenatide dan DPP jatuh ke dalam kategori ini.

5. Lainnya, pramlintide menurunkan glukosa oleh glukagon menekan dan

pengosongan lambung melambat.

14

Page 19: Askep Diabetes Klp 7

Konsep Askep

1. Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes

mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata,

riwayat kesehatan (Riwayat Kesehatan Keluarga mengenai adakah keluarga

yang menderita penyakit seperti klien, Riwayat kesehatan pasien dan

pengobatan sebelumnya seperti Berapa lama klien menderita DM, bagaimana

penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum

obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk

menanggulangi penyakitnya), keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan

masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.Hal yang perlu dikaji

pada klien degan diabetes mellitus :

a. Aktivitas dan istirahat :

Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan

tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.

b. Sirkulasi

Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada

ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola

mata cekung.

c. Eliminasi

Poliuri, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.

d. Nutrisi

Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.

e. Neurosensori

Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,

disorientasi, letargi, koma dan bingung.

f. Nyeri

Pembengkakan perut, meringis.

15

Page 20: Askep Diabetes Klp 7

g. Respirasi

Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen

( tergantung adanya infeksi/tidak ), batuk dengan / tanpa sputum purulen

( infeksi ), frekuensi pernapasan.

h. Keamanan

Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.

i. Seksualitas

Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi

impoten pada pria.

2. Diagnosa

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan  osmotik diuresis.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan peningkatan metabolisme protein, lemak.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik

(neuropati perifer).

4. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik

5. Risiko infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi, penurunan

fungsi leukosit.

6. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan penglihatan.

7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola tidur normal

terhadap poliuria

8. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajan terhadap informasi.

3. Intervensi

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan  osmotik diuresis ditandai

dengan tugor kulit menurun dan membran mukosa kering.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…jam)

diharapkan kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi.

Dengan kriteria Hasil :

16

Page 21: Askep Diabetes Klp 7

Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital

stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler

baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam

batas normal.

Tindakan / Intervensi Rasional

Mandiri

Kaji riwayat klien sehubungan dengan

lamanya atau intensitas dari gejala seperti

muntah dan pengeluaran urine yang

berlebihan.

Membantu memperkirakan kekurangan

volume total. Adanya proses infeksi

mengakibatkan demam dan keadaan

hipermetabolik yang meningkatkan

kehilangan air.

Pantau tanda – tanda vital, catat adanya

perubahan tekanan darah ortostatik.

Hipovolemi dimanifestasikan oleh hipotensi

dan takikardia. Perkiraan berat ringannya

hipovolemi saat tekanan darah sistolik turun

≥ 10 mmHg dari posisi berbaring ke duduk

atau berdiri.

Pantau pola napas seperti adanya

pernapasan Kussmaul atau pernapasan

yang berbau keton.

Perlu mengeluarkan asam karbonat melalui

pernapasan yang menghasilkan kompensasi

alkalosis respiratoris terhadap keadaan

ketoasidosis. Napas bau aseton disebabkan

pemecahan asam asetoasetat dan harus

berkurang bila ketosis terkoreksi.

Pantau frekuensi dan kualitas pernapasan,

penggunaan otot bantu napas, adanya

periode apnea dan sianosi.

Hiperglikemia dan asidosis menyebabkan

pola dan frekuensi pernapasan normal.

Akan tetapi peningkatan kerja pernapasan,

pernapasan dangkal dan cepat serta sianosis

merupakan indikasi dari kelelahan

pernapasan atau kehilangan kemampuan

melalui kompensasi pada asidosis.`

Pantau suhu, warna kulit, atau

kelembapannya.

Demam, menggigil, dan diaphoresis adalah

hal umum terjadi pada proses infeksi,

demam dengan kulit kemerahan, kering

merupakan tanda dehidrasi.17

Page 22: Askep Diabetes Klp 7

Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor

kulit, dan membrane mukosa.

Merupakan indicator tingkat dehidrasi atau

volume sirkulasi yang adekuat.

Pantau masukan dan pengeluaran. Memperkirakan kebutuhan cairan

pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan

terapi yang diberikan.

Ukur berat badan setiap hari. Memberikan hasil pengkajian terbaik dari

status cairan yang sedang berlangsung dan

selanjutnya dalam memberikan cairan

pengganti.

Pertahankan pemberian cairan minimal

2500 ml/hari.

Mempertahankan hidrasi atau volume

sirkulasi.

Tingkatkan lingkungan yang

menimbulkan rasa nyaman. Selimuti klien

dengan kain yang tipis.

Menghindari pemanasan yang berlebihan

terhadap klien lebih lanjut dapat

menimbulkan kehilangan cairan.

Kaji adanya perubahan mental atau

sensori.

Perubahan mental berhubungan dengan

hiperglikemi atau hipoglikemi, elektrolit

abnormal, asidosis, penurunan perfusi

serebral, dan hipoksia. Penyebab yang tidak

tertangani, gangguan kesadaran menjadi

predisposisi aspirasi pada klien.

Observasi mual, nyeri abdomen, muntah,

dan distensi lambung.

Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah

motilitas lambung sehinnga sering

menimbulkan muntah dan secara potensial

menimbulkan kekurangan cairan dan

elektrolit.

Observasi adanya perasaan kelelahan yang

meningkat, edema, peningkatan berat

badan, nadi tidak teratur, dan distensi

vaskuler.

Pemberian cairan untuk perbaikan yang

cepat berpotensi menimbulkan kelebihan

cairan dan gagal jantung kronis.

Kolaborasi

Berikan terapi cairan sesuai indikasi:

Normal salin atau setengah Tipe dan jumlah cairan tergantung pada

18

Page 23: Askep Diabetes Klp 7

normal salin dengan atau tanpa

dekstrosa.

Albumin, plasma, atau

dekstran.

derajat kekurangan cairan dan respon klien

secara individual.

Plasma ekspander (pengganti) dibutuhkan

jika mengancam jiwa atau tekanan darah

sudah tidak dapat kembali normal dengan

usaha rehidrasi yang telah dilakukan.

Pasang kateter urine. Memberikan pengukuran yang tepat

terhadap pengeluaran urine terutama jika

neuropati otonom menimbulkan retensi atau

inkontinensia.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan peningkatan metabolisme protein, lemak.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (..x..jam) diharapkan

kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi.

Dengan Kriteria Hasil :

a. Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat

b. Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya

Tindakan / intervensi Rasional

Mandiri

Timbang berat badan sesuai indikasi. Mengkaji pemasukan makanan yang

adekuat.

Tentukan program diet, pola makan, dan

bandingkan dengan makanan yang dapat

dihabiskan klien.

Mengidentifikasikan kekurangan dan

penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

Auskultrasi bising usus, catat nyeri

abdomen atau perut kembung, mual,

muntah dan pertahankan keadaan puasa

sesuai inndikasi.

Hiperglikemi, gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit menurunkan motilitas

atau fungsi lambung (distensi atau ileus

paralitik).

Berikan makanan cair yang mengandung

nutrisi dan elektrolit. Selanjutnya

Pemberian makanan melalui oral lebih baik

diberikan pada klien sadar dan fungsi

19

Page 24: Askep Diabetes Klp 7

memberikan makanan yang lebih padat. gastrointestinal baik.

Identifikasi makanan yang disukai. Kerja sama dalam perencanaan makanan.

Libatkan keluarga dalam perencanaan

makan.

Meningkatkan rasa keterlibatannya, memberi

informasi pada keluarga untuk memahami

kebutuhan nutrisi klien.

Observasi tanda hipoglikemia

(perubahan tingkat kesadaran, kulit

lembap atau dingin, denyut nadi cepat,

lapar, peka rangsang, cemas, sakit

kepala, pusing).

Pada metabolism kaborhidrat (gula darah

akan berkurang dan sementara tetap

diberikan tetap diberikan insulin, maka

terjadi hipoglikemia terjadi tanpa

memperlihatkan perubahan tingkat

kesadaran.

Kolaborasi

Lakukan pemeriksaan gula darah dengan

finger stick.

Analisa di tempat tidur terhadap gula darah

lebih akurat daripada memantau gula dalam

urine.

Pantau pemeriksaan laboratorium

(glukosa darah, aseton, pH, HCO3)

Gula darah menurun perlahan dengan

penggunaan cairan dan terapi insulin

terkontrol sehingga glukosa dapat masuk ke

dalam sel dan digunakan untuk sumber

kalori. Saat ini, kadaar aseton menurun dan

asidosis dapat dikoreksi.

Berikan pengobatan insulin secara

teratur.

Insulin regular memiliki awitan cepat dan

dengan cepat pula membantu memindahkan

glukosa ke dalam sel.

Berikan larutan glukosa ( destroksa,

setengah salin normal).

Larutan glukosa ditambahkan setelah insulin

dan cairan membawa gula darah sekitar 250

mg /dl. Dengan metabolism karbohidrat

mendekati normal, perawatan diberikan

untuk menghindari hipoglikemia.

Konsultasi dengan ahli gizi. Bermanfaat dalam penghitungan dan

penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi.

20

Page 25: Askep Diabetes Klp 7

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik

(neuropati perifer) ditandai dengan gangren pada ektremitas.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (..x..jam) diharapkan

tidakterjadi komplikasi.

Dengan Kriteria Hasil :

a. Menunjukan peningkatan integritas kulit

b. Menghindari cidera kulit

Tindakan  / intervensi Rasional

Mandiri

Inspeksi kulit terhadap perubahan

warna,turgor,vaskuler,perhatikan

kemerahan.

Menandakan aliran sirkulasi buruk yang

dapat menimbulkan infeksi

 

Ubah posisi setiap 2 jam beri bantalan

pada tonjolan tulang

Menurunkan tekanan pada edema dan

menurunkan iskemia

Pertahankan alas kering dan bebas lipatan Menurunkan iritasi dermal

Beri perawatan kulit seperti penggunaan 

lotion

Menghilangkan kekeringan pada kulit dan

robekan pada kulit

Lakukan perawatan luka dengan teknik

aseptic

Mencegah terjadinya infeksi

Anjurkan pasien untuk menjaga agar kuku

tetap pendek

Menurunkan resiko cedera pada kulit oleh

karena garukan

Motivasi klien untuk makan makanan

TKTP

Makanan TKTP dapat membantu

penyembuhan jaringan kulit  yang rusak

4. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (..x..jam) diharapkan

kelelahan dapat teratasi.

Dengan kriteria hasil klien dapat:

a. Mengidentifikasikan pola keletihan setiap hari.

21

Page 26: Askep Diabetes Klp 7

b. Mengidentifikasi tanda dan gejala peningkatan aktivitas penyakit

yang mempengaruhi toleransi aktivitas.

c. Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.

d. Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam

aktivitas yang diinginkan.

Tindakan / intervensi Rasional

Mandiri

Diskusikan kebutuhan akan aktivitas.

Buat jadwal perencanaan dan identifikasi

aktivitas yang menimbulkan kelelahan.

Pendidikan dapat memberikan motivasi

untuk meningkatkan tingkat aktivitas

meskipun klien sangat lemah.

Diskusikan penyebab keletihan seperti

nyeri sendi, penurunan efisiensi tidur,

peningkatan upaya yang diperlukan untuk

ADL.

Dengan mengetahui penyebab keletihan,

dapat menyusun jadwal aktivitas.

Bantu mengidentivikasi pola energi dan

buat rentang keletihan. Skala 0-10

(0=tidak lelah, 10= sangat kelelahan)

Mengidentifikasi waktu puncak energi dan

kelelahan membantu dalam merencanakan

akivitas untuk memaksimalkan konserfasi

energi dan produktivitas.

Berikan aktivitas alternatif dengan

periode istirahat yang cukup/ tanpa

diganggu.

Mencegah kelelahan yang berlebih.

Pantau nadi , frekuensi nafas, serta

tekanan darah sebelum dan sesudah

melakukan aktivitas.

Mengindikasikan tingkat aktivitas yang

dapat ditoleransi secara fisiologis.

Tingkatkan partisipasi klien dalam

melakukan aktivitas sehari-hari sesuai

kebutuhan.

Memungkinkan kepercayaan diri/ harga diri

yang positif sesuai tingkat aktivitas yang

dapat ditoleransi.

Ajarkan untuk mengidentifikasi tanda dan

gejala yang menunjukkan peningkatan

aktivitas penyakit dan mengurangi

aktivitas, seperti demam, penurunan berat

badan, keletihan makin memburuk.

Membantu dalam mengantisipasi terjadinya

keletihan yang berlebihan.

22

Page 27: Askep Diabetes Klp 7

5. Risiko infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi, penurunan

fungsi leukosit.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi

infeksi pada pasien.

Dengan Kriteria hasil :

a. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor,

fungsiolesa), tanda-tanda sepsis (takikardi, hipotensi,

hipertermi/hipotermi, peningkatan jumlah sel darah putih)

b. Terjadi perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.

Rencana / intervensi Rasional

Mandiri

Kaji TTV klien Perubahan TTV dapat mengindikasikan

terjadinya infeksi

Observasi tanda-tanda infeksi dan

peradangan seperti demam, kemerahan,

adanya pus pada luka, sputum purulen,

urine warna keruh atau berkabut.

Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang

biasanya telah mencetuskan keadaan

ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi

nosokomial.

Tingkatkan upaya pencegahan dengan

melakukan cuci tangan yang baik pada

semua orang yang berhubungan dengan

pasien termasuk pasiennya sendiri.

Mencegah timbulnya infeksi nosokomial.

Pertahankan teknik aseptik pada prosedur

invasif.

Kadar glukosa yang tinggi dalam darah

akan menjadi media terbaik dalam

pertumbuhan kuman.

Berikan perawatan kulit dengan teratur

dan sungguh-sungguh, masase daerah

tulang yang tertekan, jaga kulit tetap

kering, linen kering dan tetap kencang.

Sirkulasi perifer bisa terganggu dan

menempatkan pasien pada peningkatan

risiko terjadinya kerusakan pada kulit.

Lakukan perubahan posisi Mencegah terjadinya infeksi.

Kolaborasi

23

Page 28: Askep Diabetes Klp 7

Lakukan pemeriksaan kultur dan

sensitifitas sesuai dengan indikasi.

Untuk mengidentifikasi adanya organisme

sehingga dapat memilih atau memberikan

terapi antibiotik yang terbaik.

Berikan obat antibiotik yang sesuai Penanganan awal dapat mambantu

mencegah timbulnya sepsis.

6. Resiko injury berhubungan dengan penurunan penglihatan.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (..x..jam) diharapkan

tidak terjadi injuri.

Dengan Kriteria hasil :

a. Dapat menunjukkan terjadinya perubahan perilaku untuk

menurunkan factor risiko dan untuk melindungi diri dari cidera.

b. Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan

keamanan.

Rencana / Intervensi Rasional

Hindarkan lantai yang licin. Lantai licin dapat menyebabkan risiko jatuh

pada pasien.

Gunakan bed yang rendah. Mempermudah pasien untuk naik dan turun

dari tempat tidur.

Orientasikan klien dengan ruangan. Lansia daya ingatnya sudah menurun,

sehingga diperlukan orientasi ruangan agar

lansia bisa menyesuaikan diri terhadap

ruangan.

Bantu klien dalam melakukan aktivitas

sehari-hari

Lansia sudah mengalami penurunan dalam

fisik, sehingga dalam melakukan aktivitas

sehari diperlukan bantuan dari orang

lainsesuai dengan yang dapat ditoleransi

Bantu pasien dalam ambulasi atau

perubahan posisi

Keterbatasan aktivitas tergantung pada

kondisi lansia.

24

Page 29: Askep Diabetes Klp 7

7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola tidur normal

terhadap poliuri

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama (...x...jam) diharapkan

kebutuhan tidur pasien terpenuhi.

Rencana / Intervensi Rasional

Kaji pola tidur klien untuk mengetahui bagaimana pola tidur

klien

Mininalkan suasana lingkungan lingkungan yang tenang dapat membantu

klien untuk beristirahat

Anjurkan klien untuk minum air hangat

sebelum tidur

Minum air hangat dapat membantu klien

lebih relaksasi dan lebih nyaman

Ajarkan klien tehnik relaksasi dan

distraksi sebelum tidur

Membantu klien untuk mengurangi persepsi

nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari

nyeri yang menghambat tidur klien.

8. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajan terhadap informasi.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama (...x...jam) diharapkan

kebutuhan informasi klien terpenuhi.

Kriteria hasil:

a. Klien dan keluarga mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.

b. Klien dan keluarga dapat mengidentifikasi hubungan tanda/gejala

dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor

penyebab.

c. Dengan benar melakukan proseur yang perlu dan menjelaskan

rasional tindakan.

d. Klien dapat melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi

dalam program pengobatan.

25

Page 30: Askep Diabetes Klp 7

Rencana/tindakan Rasional

Ciptakan lingkungan saling percaya

dengan mendengarkan penuh perhatian

dan selalu ada untuk klien.

Menanggapi dan memperhatikan perlu

diciptakan sebelum klien bersedia

mengambil bagian dalam proses belajar.

Bekerja dengan klien dalam menata

tujuan belajar yang diharapkan

Partisipasi dalam perencanaan

meningkatkan antusias dan kerja sama

dengan prinsip yang dipelajari

Diskusikan tentang kadar glukosa normal

dan bandingkan dengan kadar glukosa

darah klien, tipe DM yang dialami,

hubungan antara kekurangan insulin

dengan gula darah yang tinggi

Memberikan pengetahuan dasar dimana

klien dapat membuat pertimbangan dalam

memilih gaya hidup.

Terangkan komplikasi penyakit akut dan

kronis.

Kesadaran tentang apa yang dapat terjadi

membuat klien untuk lebih konsisten

terhadap perawatannya dan mengurangi

komplikasi.

Demonstrasikan cara pemeriksaan gula

darah dengan menggunakan finger stick

dan beri kesempatan klien

mendemonstrasikan.

Melakukan pemeriksaan gula darah 4 kali

atau lebih dalam sehari, meningkatkan

kontrol kadar gula darah dengan lebih ketat,

dan mencegah perkembangan komplikasi

jangka panjang.

Diskusikan tentang rencana diet,

penggunaan makanan tinggi serat, dan

pola makan.

Kesadaran pentingnya kontrol diet

membantu klien dalam merencanakan

program. Serat dapat memperlambat

absorbsi gula yang akan menurunkan kadar

gula dalam darah.

Tinjau ulang program pengobatan. Pemahaman semua aspek yang digunakan

dalam pengobatan klien.

Tinjau kembali pemberian insulin oleh

klien sendiri dan perawatan terhadap

peralatan yang digunakan. Berikan

kesempatan kepada klien untuk

Mengidentifikasi pemahaman dan

kebenaran dari prosedur atau masalah

potensial yang dapat terjadi.

26

Page 31: Askep Diabetes Klp 7

mendemonstrasikan prosedur tersebut.

Tekankan pentingnya mempertahankan

pemeriksaan gula darah setiap hari,

waktu, dan dosisi obat, diet, aktivitas,

perasaan/sensasi.

Membantu dalam menciptakan gambaran

yang nyata dari keadaan klien untuk

melakukan kontrol penyakitnya dengan

lebih baik dan meningkatkan perawatan

diri/kemandiriannya.

4. Evaluasi

1. Dx I :

a. Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda

vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian

kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar

elektrolit dalam batas normal

2. Dx II :

a. Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat.

b. Berat badan pasien stabil atau penambahan ke arah rentang

biasanya.

3. Dx III :

a. Pasien mengalami peningkatan integritas kulit.

b. Cedera kulit sembuh dan tidak bertambah parah.

4. Dx IV :

a. Pasien mulai mengalami peningkatan tingkat energi.

b. Pasien mampu untuk berpartisipasi dalam aktivitas sesuai

dengan kemampuannya.

5. Dx V :

a. Pasien tidak mengalami infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor,

fungsiolesa), tanda-tanda sepsis (takikardi, hipotensi,

hipertermi/hipotermi, peningkatan jumlah sel darah putih).

b. Pasien mampu merubah gaya hidup untuk mencegah terjadinya

infeksi.

27

Page 32: Askep Diabetes Klp 7

6. Dx VI :

a. Tidak terjadi cedera pada pasien

b. Tercipta lingkungan yang aman bagi lansia

7. Dx VII

a. Klien mengatakan tidurnya cukup

b. Klien mengatakan tidurnya nyenyak

8. Dx VIII :

a. Kebutuhan klien terhadap informasi terpenuhi.

b. Klien dan keluarga mengungkapkan pemahaman tentang

penyakit.

c. Klien dan keluarga dapat mengidentifikasi hubungan

tanda/gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala

dengan faktor penyebab.

d. Dengan benar melakukan proseur yang perlu dan menjelaskan

rasional tindakan.

e. Klien dapat melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi

dalam program pengobatan.

28

Page 33: Askep Diabetes Klp 7

B. Askep Kasus

Contoh Kasus

LC, 25 tahun wanita berkulit putih dibawa ke IRD dan dilaporkan dia masih dalam

keadaan sehat sampai akhirnya sejak 3 minggu yang lalu dia mengalami poliuria

dan polidipsia. Dia mengalami penurunan berat badan 10 lb (kg) secara tidak

sengaja 2 bulan yang lalu.

Dia menyangkal mengalami ketidakseimbangan pengelihatan, nausea,

muntah, nyeri perut, disuria, riwayat dengan gejala yang sama, dan penyakit

pada umumnya. Dia juga menyangkal mengkonsumsi alcohol, rokok, obat

obtan terlarang. Pengobatannya termasuk pil KB, dan dia juga pemain

voley. Dia tidak memiliki riwayat keluarga penyakit diabetes, hipertensi,

penyakit jantung kororner dan penyakit autoimun.

Pengkajian fisiknya menunjukkan tekanan darah 129/82 mmHg, nadi

88x/menit, respirasi 20x/menit, bearat badan 62kg, IMT 21 kg/m2. Dia

tampak sehat tanpa adanya penurunan kesadaran. Mata, tenggorokan, tiroid

normal dan pada leher tidak ada limfadenopati. Bunyi jantung regular, dan

ritmenya tidak ada murmur, rubs, gallop, dan S1S2 tunggal. Paru paru

bersih dengan respirasi normal, pemeriksaan abdomen menunjukkan suara

nafas normal dan tidak ada terderness, guarding, atau rebound, ekstremitas

normal, fungsi neurologi motorik sensorik normal.

Hasil glukosa fingerstick 571 mg/dl dan serum glukosa 617 mg/dl. Sodium

menunjukkan 133 mEq/lt ( normal 135-145 mEq/lt), potassium 4,0 mEq/lt

( normal 3,5 -5.0 mEq/lt), chloride 99 mEq/lt( normal 96-108 mEq/lt), CO2

25 mEq/lt ( 21-30 mEq/lt), BUN 18 mg/dl ( normal 7,0 – 20,0 mg/dl),

kreatinin 0,8 mg/dl (normal 0,4 -10 mg/dl). Serum acetone positif 1:2, hasil

urine menunjukkan 1010 ( normal 1005 -1300), glukosa 3+, ketone 2+, pH

5,5 ( normal 5,0 -8,0) dan hasil lainnya normal. Artery Blood Gas tidak

ditampilkan. Darah lengkap menunjukkan normal.

Kasus pengembangan29

Page 34: Askep Diabetes Klp 7

LC, 25 tahun wanita berkulit putih dibawa ke IRD dan dilaporkan dia masih dalam

keadaan sehat sampai akhirnya sejak 3 minggu yang lalu dia mengalami poliuria

dan polidipsia. Pasien mengatakan kurang nyenyak tidur di malam hari oleh karena

terganggu sering BAK hingga 5 kali. Pasien mengatakan sehari bisa BAK 10-12

kali dan pasien banyak minum 10-12 kali. Pasien dan keluarga bertanya-tanya dan

bingung mengenai penyakit yang dialami pasien. Dia mengalami penurunan berat

badan 10 lb (kg) secara tidak sengaja 2 bulan yang lalu.

Dia menyangkal mengalami ketidakseimbangan pengelihatan, nausea,

muntah, nyeri perut, disuria, riwayat dengan gejala yang sama, dan penyakit

pada umumnya. Dia juga menyangkal mengkonsumsi alcohol, rokok, obat

obtan terlarang. Pengobatannya termasuk pil KB, dan dia juga pemain voley

dan aktif latihan seminggu sekali. Dia tidak memiliki riwayat keluarga

penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung kororner dan penyakit

autoimun.

Pengkajian fisiknya menunjukkan tekanan darah 129/82 mmHg, nadi

88x/menit, respirasi 20x/menit, suhu badan 360, berat badan 62kg, IMT 21

kg/m2. Dia tampak sehat tanpa adanya penurunan kesadaran. Mata,

tenggorokan, tiroid normal dan pada leher tidak ada limfadenopati, hanya

ada lingkaran hitam bawah mata, mukosa bibir kering,turgor kulit tidak

elastis. Bunyi jantung regular, dan ritmenya tidak ada murmur, rubs, gallop,

dan S1S2 tunggal. Paru paru bersih dengan respirasi normal, pemeriksaan

abdomen menunjukkan suara nafas normal dan tidak ada terderness,

guarding, atau rebound, pada ekstremitas tidak ada kelemahan tonus otot

yang berarti dengan nilai 4 pada seluruh ekstermitas , fungsi neurologi

motorik sensorik normal.

Hasil glukosa fingerstick 571 mg/dl dan serum glukosa 617 mg/dl. Sodium

menunjukkan 133 mEq/lt ( normal 135-145 mEq/lt), potassium 4,0 mEq/lt

( normal 3,5 -5.0 mEq/lt), chloride 99 mEq/lt( normal 96-108 mEq/lt), CO2

25 mEq/lt ( 21-30 mEq/lt), BUN 18 mg/dl ( normal 7,0 – 20,0 mg/dl),

kreatinin 0,8 mg/dl (normal 0,4 -10 mg/dl). Serum acetone positif 1:2, hasil

urine menunjukkan 1010 ( normal 1005 -1300), glukosa 3+, ketone 2+, pH

30

Page 35: Askep Diabetes Klp 7

5,5 ( normal 5,0 -8,0) dan hasil lainnya normal. Artery Blood Gas tidak

ditampilkan. Darah lengkap menunjukkan normal.

31

Page 36: Askep Diabetes Klp 7

FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

BERDASARKAN FORMAT GORDON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny LC

DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS TIPE2

DI RUANG SAHADEWA RSUD GIANYAR

TANGGAL 20- 24 November 2012

I. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. LC

Umur : 25 tahun

Agama :Hindu

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Pendidikan :SMA

Pekerjaan : Ibu RT

Suku Bangsa : WNI

Alamat : Jalan Mahendradata no 5 gianyar

Tanggal Masuk : 20 November 2012

Tanggal Pengkajian: 20 November 2012

No. Register : 20980

Diagnosa Medis : Diabetes Melitus Tipe 2

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. CJ

Umur : 28tahun

Hub. Dengan Pasien: suami pasien

Pekerjaan : wiraswasta

Alamat : Jalan Mahendradata no 5 gianyar

32

Page 37: Askep Diabetes Klp 7

2. Status Kesehatan

a. Status Kesehatan Saat Ini

1)  Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)

Saat MRS

Pasien diantar ke IRD RSUD Sanjiwani Gianyar jam 19.25 pada tanggal 20

November 2012 dengan kelehuan poliuri dan polidipsia.

Keluhan utama saat dikaji

Saat pengkajian dilakukan di ruang sahadewa tanggal 20 November 2012,

pukul 21.30, pasien mengeluh sering kecing dan terus merasa haus.

2)  Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini

Pasien dibawa ke IRD tanggal 20 November 2012 dimana sebelumnya

dilaporkan pasien masih dalam keadaan sehat sampai akhirnya sejak 3

minggu (31 Oktober 2012) yang lalu dia mengeluh banyak minum dan

banyak kencing hingga melebihi batas normal. Dia mengalami penurunan

berat badan 10 lb (kg) secara tidak sengaja 2 bulan yang lalu dari awalnya 72

kg menjadi 62 kg

3)  Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Pasien dibawa ke dokter oleh keluarga dengan keluhan banyak kencing dan

banyak minum. Setelah itu dokter memberikan resep obat tapi pasien lupa

nama obatnya. Setelah 3 hari keluhan belum juga kunjung sembuh, malahan

pasien merasa semakin kurus. Akhirnya keluarga pasien memutuskan untuk

membawa pasien untuk dirujuk ke IRD RSUD sanjiwani gianyar dengan

keluhan banyak kencing dan banyak minum, di IRD dilakukan observasi

selama 2 jam dan dianjurkan untuk dilakukan rawat inap di ruang sahadewa

untuk dilakukan perawatan lebih lanjut.

b. Status Kesehatan Masa Lalu

1)      Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit lain seperti DM ,

hipertensi, koronari ateri ,dan autoimun.

33

Page 38: Askep Diabetes Klp 7

2)      Pernah dirawat:

Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.

3)      Alergi

Pasien mengatakan tidak memiliki alergi seperti dingin, debu, makanan, obat

obatan dll.

4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)

Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, alcohol, dan kopi tetapi

biasa mengkonsumsi pil KB setiap bulan.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM,

hipertensi, koronari artery disease , dan autoimun.

d. Diagnosa Medis dan therapy

Diabetes Melitus Tipe 1

Therapy : -

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a.       Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

pasien dan keluarga pasien mengatakan tidak mengetahui mengenai penyakit ,

keluarga dan pasien terlihat bingung dan bertanya tanya mengenai penyakitnya

dan bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya pergi ke dokter untuk berobat

b.      Pola Nutrisi-Metabolik

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan biasa makan 3 kali sehari, dengan menu nasi,sayur dan

lauk-pauk seperti telur, ayam dan ikan laut. Pasien minum biasa 6 sampai 8

gelas per hari (1500 – 2000 cc/hr)

Saat Sakit

Pasien mengatakan biasa makan 3 kali sehari, dengan menu nasi, sayur dan

lauk – pauk seperti telur, ayam dan ikan laut. Pasien mengatakan minum 10 –

12 gelas perhari (2500 – 3000 cc/hr)

c.       Pola Eliminasi

34

Page 39: Askep Diabetes Klp 7

1) BAB

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan feses berwarna

kuning konsistensi lembek bau khas feses,kostituen (tidak bercampur

lendir/darah)

Saat Sakit

Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan dengan feses

berwarna kuning, konsistensi lembek, bau khas feses, konstituen (tidak

bercampur lender/darah)

2) BAK

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan kencing 6 – 8 kali perhari, berwarna kuning, bau khas

amonia.

Saat Sakit

Pasien mengatakan kencing 10 – 12 kali perhari ( 2500 cc) , berwarna

kuning, bau khas amonia.

Balance cairan :

Cairan input : Minum 3000 cc

Cairan output : Urine 2500 cc

IWL : 15 cc/KgBB/hari : 15 x 62 : 930 cc

Jadi balance cairan jmlh cairan input – jmlh cairan output : 3000cc –

(2500 + 930)cc = - 430 cc

d.      Pola aktivitas dan latihan

1)   Aktivitas

Kemampuan

Perawatan Diri

0 1 2 3 4

Makan dan minum v

35

Page 40: Askep Diabetes Klp 7

Mandi v

Toileting v

Berpakaian v

Berpindah v

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:

tergantung total

2)  Latihan

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan biasanya selalu aktif latihan voly setiap 1 minggu sekali

Saat Sakit

Pasien mengatakan saat keinginan berkemihnya mulai keluar, pasien

mengatakan kesulitan dan tidak nyaman untuk bermain voly

e. Pola kognitif dan Persepsi

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan tidak mengalami penurunan fungsi panca indera, yaitu

penglihat, peraba, pengeca, penciuman dan pendengaran masih normal tidak

ada gangguan serta tidak mengalami nyeri abdomen

Saat Sakit

Pasien mengatakan tidak mengalami penurunan fungsi panca indera, yaitu

penglihat, peraba, pengecap, penciuman dan pendengaran masih normal tidak

ada gangguan serta tidak mengalami nyeri abdomen

f. Pola Persepsi-Konsep diri

Sebelum sakit

Pasien mengatakan percaya setiap sakit disebabkan oleh faktor

medis dan setiap sakit selalu pergi kedokter ataupun rumah sakit.

Saat sakit

Pasien mengatakan tetap percaya setiap sakit disebabkan oleh faktor

medis dan setiap sakit selalu pergi kedokter ataupun rumah sakit.

36

Page 41: Askep Diabetes Klp 7

g. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan biasa tidur minimal 8 jam perhari, tidur pukul 22.00 dan

biasanya bangun pukul 06.30, pasien mengatakan biasa tidur siang lebih dari 2

jam, biasanya pasien tidur pukul 12.30, dengan kualitas tidur nyenyak.

Saat Sakit

Pasien mengatakan tetap biasanya tidur pukul 22.00 dan biasanya bangun

pukul 06.30, tetapi kualitas tidur tidak nyenyak, karena sering terbangun pada

malam hari untuk kencing, biasanya terbangun 5x untuk kencing. Serta untuk

siang hari pasien mengatakan susah tidur siang semenjak sakit.

h. Pola Peran-Hubungan

sebelum sakit :

Pasien mengatakan pasien selalu akur dan berkomunikasi dengan baik antar

semua anggota keluarga, dan pasien sebagai ibu rumah tangga.

saat sakit :

Pasien mengatakan pasien selalu akur dan berkomunikasi dengan baik antar

semua anggota keluarga,dan petugas kesehatan seperti perawat/dokter

i. Pola Seksual-Reproduksi

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan memiliki seorang suami dan belum mempunyai anak.

Saat Sakit

Pasien mengatakan memiliki seorang suami dan belum mempunyai anak.

j. Pola Toleransi Stress-Koping

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan pasien jarang bertengkar dengan keluarga, jika ada masalah

pasien, sering menyelesaikannya dengan berdiskusi dan berkomunikasi dengan

suaminya.

37

Page 42: Askep Diabetes Klp 7

Saat sakit

Pasien mengatakan apabila ada masalah khususnya masalah kesehatan pasien

biasanya mendiskusikan dengan suaminya.aw

k. Pola Nilai-Kepercayaan

sebelum sakit:

Pasien mengatakan pasien beragama Hindu, pasien tebiasa sembahyang ke

merajan 2 kali dalam sehari

saat sakit :

Pasien hanya bisa berdoa di atas tempat tidur.

4. Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum

Tingkat kesadaran : komposmetis

GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4

b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 88x/mnt , Suhu: 360 C , TD : 129/82mmHg ,RR

: 20x/mnt

c. Keadaan fisik

a. Kepala dan leher :

Kepela

- I : tidak ada piedra, pediculis capitis, dan dendraf. Adoplesia

tidak ada dan tidak ada lesi.

- P : Tidak ada hematoma, edema dan nyeri tekan.

Mata

- I : Bentuk mata simetris, tidak ada strabismus, sklera :

anikterik konungtiva:ananemis, pergerakan mata (kiri-kanan,

atas-bawah). Ditemukan lingkar hitam di bawah mata. tidak

ada edema palpebra, tidak mengalami retinopati.

- P : tidak ada peningkatan tekanan bola mata dan nyeri tekan

38

Page 43: Askep Diabetes Klp 7

Hidung

- I : Bentuk hidung semetris, pernapasan cuping hidung tidak

ada, tidak ada secret, pasase (aliran udara) lancer.

- P : Tidak ada nyeri tekan pada sinus.

Mulut

- I : mukosa bibir kering, warna merah muda, tidak ada

stomatitis, sianosis sentral juga tidak ada, gusi berwarna

merah muda, tidak ada karang gigi dan lidah bersih.

Telingga

- I : Letak telinga simetris, tidak ada serumen

- P: Tidak ada nyeri tekan.

Leher

- I : tidak ada lesi, hematoma, edema, simetris, distribusi

rambut merata

- P : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan fungsi

menelan masih baik.

b. Dada :

Jantung

- I : Bentuk dada simetris, tidak ada hematoma dan lesi, iktus

cordis terlihat pada ICS IV midline clavicula sinistra

- P : Ictus cordis teraba seperti hentakan dan kuat

- P : Batas jantung berada pada ICS 3-4 dan lebih ke lateral di

midline clavicula sinistra suara dulnes

- A : Suara S1 dan S2 tunggal, regular,bising (-) dan ritmenya

tidak ada murmur, rubs, gallop

Paru

- I : Bentuk dada simetris, tulang iga sejajar, dan sternum

simetris, tidak ada lesi/luka bekas operasi

39

Page 44: Askep Diabetes Klp 7

- P : pergerakan dinding dada simetris, taktil fremitus normal

- P : ics2-ics6 suara sonor dada kanan dan kiri

- A : visikuler, tidak ada suara tambahan

c. Payudara dan ketiak :

I : Bentuk payudara simetris, tidak ada lesi, hematoma, dan

persebaran rambut merata, tidak ada pembesaran kelenjar limfe

P : Tidak ada nyeri tekan pada aera payudara dan ketiak

d. Abdomen :

I : Tidak ditemukan lesi, tegang, hematoma, asites

A : Suara bising usus terdengar 15 kali permenit

P : Tidak ada nyeri tekan dan lepas

P : Suara abdomen terdengar timpani pada lambung,dalnes pada

hati dan ginjal

e. Genetalia

Tidak terkaji

f. Integumen

I : Tidak ada lesi, hematoma, edema, sianosis juga tidak ada

P : Turgor kulit pasien tidak elastis,suhu teraba hangat.

g. Ekstremitas

Atas

I : Tidak ada lesi, hematoma, edema, fraktur, persebaran bulu

merata, kekuatan tonus otot 5 (kiri-kanan)

P : Turgor kulit elastic, CRT ≤3 detik, tidak adanya nyeri tekan.

Bawah

I : Tidak ada lesi, hematoma, edema, fraktur dan persebaran

bulu merata, kekuatan tonus otot 5 ( kiri- kanan)

P : Turgor kulit elastic, CRT ≤3 detik, tidak adanya nyeri tekan

40

Page 45: Askep Diabetes Klp 7

d. Pemeriksaan Penunjang

1. Data laboratorium yang berhubungan

Tgl : 20 November 2012

Hasil Pemeriksaan darah lengkap:

Parameter Satuan Hasil Nilai Normal

Eritrosit (sel

darah merah)

Juta/µL 4 – 5 (P)

4,5 – 5,5 (L)

Hemoglobin

(Hb)

g/dL 12 – 14 (P)

13 – 15 (L)

Hematokrit % 40 – 50 (P)

45 – 55 (L)

Basofil % 0 – 1

Eosinofil % 1 – 3

Neutrofil % 50 – 75

Limfosit % 20 – 40

Monosit % 2 – 8

Laju Endap

Darah (LED)

mm/jam < 15 (P)

< 10 (L)

Leukosit (sel

darah putih)

µL 5000 – 10.000

MCH/HER pg 27 – 31

MCHC/KHER g/dL 32 – 36

MCV/VER fl 80 – 96

Kimia Darah : tanggal : 20 November 2012

Parameter Satuan Hasil Nilai

normal

Fingerstick glucose (glukosa sewaktu) Mg/dL 571

Glukosa serum Mg/dL 671 80 - 100

mg/dL

41

Page 46: Askep Diabetes Klp 7

2.      Pemeriksaan radiologi : -

3.      Hasil konsultasi :-

4.      Pemeriksaan penunjang diagnostic lain

Pemeriksaan Tes Fungsi Ginjal

Tgl : 20 November 2012

Parameter Satuan Hasil Nilai Normal

Kreatinin Darah Mg/dL 0,8 0,4 – 10

Urea mg/dL 18 7,0 – 20,0

Natrium mmol/L 133 135 – 145

Klorida mmol/L 99 96 – 108

Kalium mmol/L 4,0 3,5 –5, 0

CO2 mE/L 25 21-30

Pemeriksaan Urine analisis

Tgl : 20 November 2012

Parameter Satuan Hasil Nilai Normal

Glukosa 3+ Negatif

Bilirubin Negatif

Keton 2+

Berat Jenis 1.010 1,005 – 1,300

pH 5,5 5,0 – 8,0

Protein mg/dL < 30

Urobilinogen EU/dL < 1

Nitrit Negatif

Blood Negatif

Leukosit Negatif

Acetone 1:2

5. Analisa Data

A. Tabel Analisa Data

42

Page 47: Askep Diabetes Klp 7

N

O

Data Interpretasi Masalah

1 DS:

Pasien mengatakan

kencing 10 – 12 kali

perhari ( 2500 cc) ,

pasien minum 10 – 12

gelas perhari (2500 –

3000 cc/hr)

DO:

Urine berwarna kuning

dan bau khas urine,

mukosa bibir kering

turgor kulit tidak elastis

Balance cairan :

Cairan input : Minum

3000 cc

Cairan output : Urine

2500 cc

IWL : 15 cc x

KgBB/hari : 15cc x 62kg

= 930 cc

Jadi balance cairan jmlh

cairan input – jmlh cairan

output : 3000cc – (2500 +

930)cc = - 430 cc

Hiperglikemia

Glukosa lolos ke dalam urine

melebihi ambang batas filtrasi

glukosuria

osmotik diuresis

dehidrasi

kekurangan volume cairan

Kekurangan

volume cairan

2 DS:

pasien mengatakan tidur

tidak nyenyak, karena

hiperglikemia

Glukosa lolos ke dalam urine

Gangguan pola

tidur

43

Page 48: Askep Diabetes Klp 7

sering terbangun pada

malam hari untuk

kencing, biasanya

terbangun 5x untuk

kencing dan untuk siang

hari pasien mengatakan

susah tidur siang

semenjak sakit.

DO: terdapat lingkar

hitam di bawah mata

melebihi ambang batas filtrasi

glukosuria

osmotik duresis

poliuria

sering terbangun pada tengah

malam unutuk berkemih

gangguan pola tidur

3 DS:

Pasien dan keluarga

mengatakan tidak

mengetahui tentang

penyakit yang dialaminya.

DO:

pasien dan keluarga

terlihat bingung dan terus

bertanya tentang penyakit

yang dialaminya

Perubahan status kesehatan

Kurang terpajan informasi

Pasien bingung dan bertanya-

tanya tentang penyakit yang

dideritanya

Defisiensi pengetahuan

Defisiensi

pengetahuan

44

Page 49: Askep Diabetes Klp 7

B. Tabel Diagnosa Keperawatan/Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL/JAM

DITEMUKAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL

TERATASI

TTD

1

2

20 November

2012/ 22.20 Wita

20 November

2012/ 22.20 Wita

Kekurangan Volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif ditandai dengan mukosa bibir

kering, turgor kulit tidak elastis, balance

cairan menunjukkan kekurangan

volume cairan 430cc.

Gangguan pola tidur berhubungan

dengan perubahan pola tidur terhadap

adanya poliuri ditandai dengan adanya

terdapat lingkar hitam di bawah mata,

pasien mengatakan tidur tidak nyenyak,

karena sering terbangun pada malam

hari untuk kencing, biasanya terbangun

5x untuk kencing dan untuk siang hari

pasien mengatakan susah tidur siang

semenjak sakit.

Defisiensi pengetahuan berhubungan

45

Page 50: Askep Diabetes Klp 7

3

20 November

2012/ 22.20 Wita

dengan kurang terpajan informasi

ditandai dengan pasien dan keluarga

pasien terlihat bingung dan terus

bertanya – tanya tentang penyakit yang

dialaminya

C. Rencana Tindakan Keperawatan

NO

Dx

Tujuan dan Kreteria

Hasil

Intervensi Rasional Ttd

1 Setelah dilakukan

tindakan

keperawatana selama

3 x 24 Jam

diharapkan pasien

menunjukkan hidrasi

yang adekuat dengan

KH : dibuktikan oleh

tanda vital normal :

TD : 120/80 mmHg,

RR : 20 kali/menit ,

nadi 80 kali/menit,

suhu 36,5-37,50 C ,

turgor kulit elastis

dan mukosa bibir

a. Kaji riwayat klien

sehubungan dengan

lamanya atau intensitas

dari gejala seperti muntah

dan pengeluaran urine

yang berlebihan.

b. Pantau tanda – tanda

vital, catat adanya

perubahan tekanan darah

ortostatik.

c. Pantau frekuensi dan

kualitas pernapasan,

penggunaan otot bantu

napas, adanya periode

apnea dan sianosis.

a. Membantu

memperkirakan

kekurangan volume

total. Adanya proses

infeksi

mengakibatkan

demam dan keadaan

hipermetabolik yang

meningkatkan

kehilangan air.

b. syok Hipovolemi

dimanifestasikan

oleh penurunan

tekanan

darah,penurun

46

Page 51: Askep Diabetes Klp 7

lembab

d. Pantau suhu, warna

kulit, atau

kelembabannya.

e. Kaji nadi perifer,

pengisian kapiler, turgor

kulit, dan membrane

mukosa.

f. Pantau masukan dan

pengeluaran cairan

g. Ukur berat badan

setiap hari.

h. Pertahankan

pemberian cairan

minimal 2500 ml/hari.

i. Tingkatkan

lingkungan yang

menimbulkan rasa

nyaman. Selimuti klien

dengan kain yang tipis.

j. Kaji adanya

perubahan mental atau

sensori.

k. Observasi mual, nyeri

abdomen, muntah, dan

distensi lambung.

l. Observasi adanya

perasaan kelelahan yang

meningkat, edema,

peningkatan berat badan,

nadi tidak teratur, dan

distensi vaskuler.

m. Berikan terapi cairan

sesuai indikasi:

denyut nadi, tingkat

kesadaran

c. Hiperglikemia

dan asidosis

menyebabkan pola

dan frekuensi

pernapasan normal.

Akan tetapi

peningkatan kerja

pernapasan,

pernapasan dangkal

dan cepat serta

sianosis merupakan

indikasi dari

kelelahan

pernapasan atau

kehilangan

kemampuan melalui

kompensasi pada

asidosis.`

d. Demam,

menggigil, dan

diaphoresis adalah

hal umum terjadi

pada proses infeksi,

demam dengan kulit

kemerahan, kering

merupakan tanda

dehidrasi.

e. Merupakan

indicator tingkat

dehidrasi atau

47

Page 52: Askep Diabetes Klp 7

- Normal salin atau

setengah normal salin

dengan atau tanpa

dekstrosa.

- Albumin, plasma,

atau dekstran.

n. Pasang kateter urine

volume sirkulasi

yang adekuat.

f. Memperkirakan

kebutuhan cairan

pengganti, fungsi

ginjal, dan

keefektifan terapi

yang diberikan.

g. Memberikan hasil

pengkajian terbaik

dari status cairan

yang sedang

berlangsung dan

selanjutnya dalam

memberikan cairan

pengganti.

h. Mempertahankan

hidrasi atau volume

sirkulasi.

i. Menghindari

pemanasan yang

berlebihan terhadap

klien lebih lanjut

dapat menimbulkan

kehilangan cairan.

j. Perubahan mental

berhubungan dengan

hiperglikemi atau

hipoglikemi,

elektrolit abnormal,

asidosis, penurunan

perfusi serebral, dan

48

Page 53: Askep Diabetes Klp 7

hipoksia. Penyebab

yang tidak

tertangani,

gangguan kesadaran

menjadi predisposisi

aspirasi pada klien.

k. Kekurangan

cairan dan elektrolit

mengubah motilitas

lambung sehinnga

sering menimbulkan

muntah dan secara

potensial

menimbulkan

kekurangan cairan

dan elektrolit.

l. Pemberian cairan

untuk perbaikan

yang cepat

berpotensi

menimbulkan

kelebihan cairan dan

gagal jantung

kronis.

m. Tipe dan jumlah

cairan tergantung

pada derajat

kekurangan cairan

dan respon klien

secara individual.

Plasma ekspander

49

Page 54: Askep Diabetes Klp 7

(pengganti)

dibutuhkan jika

mengancam jiwa

atau tekanan darah

sudah tidak dapat

kembali normal

dengan usaha

rehidrasi yang telah

dilakukan.

n. Memberikan

pengukuran yang

tepat terhadap

pengeluaran urine

terutama jika

neuropati otonom

menimbulkan

retensi atau

inkontinensia.

2 Setelah diberikan

asuhan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan pasien

tidak mengalami

gangguan pola tidur

dengan kriteria hasil :

-          Klien mengatakan

Mandiri:

a.   Kaji pola tidur klien

b. Mininalkan suasana

lingkungan

c. Anjurkan klien untuk

minum air hangat sebelum

tidur

a. untuk mengetahui

bagaimana pola

tidur klien

b. lingkungan yang

tenang dapat

membantu klien

untuk beristirahat

c. Minum air hangat

dapat membantu

50

Page 55: Askep Diabetes Klp 7

tidurnya cukup

-          Klien mengatakan

tidurnya nyenyak

d.ajarkan klien tehnik

relaksasi dan distraksi

sebelum tidur

klien lebih relaksasi

dan lebih nyaman

d. Membantu klien

untuk mengurangi

persepsi nyeri atau

mangalihkan

perhatian klien dari

nyeri yang

menghambat tidur

klien.

3 Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3 x 24 jam

diharapkan

kebutuhan informasi

klien terpenuhi.

Kriteria hasil:

- Klien dan

keluarga

mengungkapka

n pemahaman

tentang

penyakit.

- Klien dan

keluarga dapat

mengidentifikas

i hubungan

a. Ciptakan lingkungan saling

percaya dengan

mendengarkan penuh

perhatian dan selalu ada

untuk klien.

b. Bekerja dengan klien

dalam menata tujuan belajar

yang diharapkan

c. Diskusikan tentang kadar

glukosa normal dan

bandingkan dengan kadar

glukosa darah klien, tipe DM

yang dialami, hubungan

antara kekurangan insulin

dengan gula darah yang

tinggi

d. Terangkan komplikasi

a. Menanggapi dan

memperhatikan

perlu diciptakan

sebelum klien

bersedia mengambil

bagian dalam proses

belajar.

b. Partisipasi dalam

perencanaan

meningkatkan

antusias dan kerja

sama dengan prinsip

yang dipelajari

c. Memberikan

pengetahuan dasar

dimana klien dapat

membuat

pertimbangan dalam

51

Page 56: Askep Diabetes Klp 7

tanda/gejala

dengan proses

penyakit dan

menghubungka

n gejala dengan

faktor

penyebab.

- Dengan benar

melakukan

prosedur yang

perlu dan

menjelaskan

rasional

tindakan.

- Klien dapat

melakukan

perubahan gaya

hidup dan

berpartisipasi

dalam program

pengobatan.

penyakit akut dan kronis.

e. Demonstrasikan cara

pemeriksaan gula darah

dengan menggunakan finger

stick dan beri kesempatan

klien mendemonstrasikan.

f. Diskusikan tentang rencana

diet, penggunaan makanan

tinggi serat, dan pola makan.

g. Tinjau ulang program

pengobatan.

h. Tinjau kembali pemberian

insulin oleh klien sendiri dan

perawatan terhadap peralatan

yang digunakan. Berikan

kesempatan kepada klien

untuk mendemonstrasikan

prosedur tersebut

i. Tekankan pentingnya

mempertahankan

pemeriksaan gula darah

setiap hari, waktu, dan dosisi

obat, diet, aktivitas,

perasaan/sensasi

memilih gaya hidup.

d. Kesadaran

tentang apa yang

dapat terjadi

membuat klien

untuk lebih

konsisten terhadap

perawatannya dan

mengurangi

komplikasi.

e. Melakukan

pemeriksaan gula

darah 4 kali atau

lebih dalam sehari,

meningkatkan

kontrol kadar gula

darah dengan lebih

ketat, dan mencegah

perkembangan

komplikasi jangka

panjang.

f. Kesadaran

pentingnya kontrol

diet membantu klien

dalam

merencanakan

program. Serat dapat

memperlambat

absorbsi gula yang

akan menurunkan

kadar gula dalam

darah.

g. Pemahaman

52

Page 57: Askep Diabetes Klp 7

semua aspek yang

digunakan dalam

pengobatan klien.

h. Mengidentifikasi

pemahaman dan

kebenaran dari

prosedur atau

masalah potensial

yang dapat terjadi.

i. Membantu dalam

menciptakan

gambaran yang

nyata dari keadaan

klien untuk

melakukan kontrol

penyakitnya dengan

lebih baik dan

meningkatkan

perawatan

diri/kemandiriannya.

53

Page 58: Askep Diabetes Klp 7

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC.

NANDA International. 2011. Nursing Diagnoses : Definitions and Clasisification 2012- 2014. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.

54

Page 59: Askep Diabetes Klp 7

55

Page 60: Askep Diabetes Klp 7

56

Page 61: Askep Diabetes Klp 7

57

Page 62: Askep Diabetes Klp 7

58