Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

9
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA PENGERTIAN Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.(Mizieviez). ETIOLOGI 1. Faktor imunologi 2. Faktor bakteriologi 3. Faktor lain seperti : NSAID ( aspirin ), merokok, alkohol, kafein, stres/ ansietas, refluk usus-lambung, bahan kimia TANDA DAN GEJALA Nyeri epigastrium yang tidak hebat, nyeri tekan pada epigastrium, mual, muntah anoreksia, muntah darah bila berat. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Transcript of Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

Page 1: Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

PENGERTIAN

Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.(Mizieviez).

ETIOLOGI

1. Faktor imunologi

2. Faktor bakteriologi

3. Faktor lain seperti : NSAID ( aspirin ), merokok, alkohol, kafein, stres/ ansietas,

refluk usus-lambung, bahan kimia

TANDA DAN GEJALA

Nyeri epigastrium yang tidak hebat, nyeri tekan pada epigastrium, mual, muntah

anoreksia, muntah darah bila berat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Endoskopi

2. Biopsi mukosa lambung

3. Analisa cairan lambung

4. Pemeriksaan barium

5. Radiologi abdomen

6. Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah

7. Feces bila melena

Page 2: Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS DI RUMAH

SAKIT

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat atau adanya faktor resiko

Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis

Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung

Perokok berat

Pemajanan pada stres emosi kronis

2. Pengkajian fisik

Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 – 3 setelah makan dan sering disertai dengan mual

dan muntah. Nyeri sering digambarkan sebagai tumpul, sakit, atau rasa terbakar,

sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi.

Penurunan berat badan

Perdarahan sebagai hematemesis dan melena bila berat

3. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah sakit

4. Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan,

pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif

5. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkanstres dan persepsi

tentang dampak penyakit pada gaya hidup

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut /kronis b/d peningkatan lesi skunder terhadap peningkatan sekresi gastik

Page 3: Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

2. Resiko peningkatan inefektif regimen terapeutik yang b/d kurang pengetahuan tentang

proses penyakit, kontra indikasi, tanda dan gejala, komplikasi, dan program

pengobatan

3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak nyaman setelah makan ,

anoreksia, mual, muntah

C. RENCANA KEPERAWATAN

Dx/ Kep. 1.

Kriteria klien akan :

1. Melaporkan gejala ketidaknyamanan dengan segera

2. Mengungkapkan peningkatan rasa nyaman dalam respon terhadap rencana

pengobatan

Intervensi

1. Jelaskan hubungan antara sekresi asam hidroklorit dan awitan nyeri

2. Berikan antasida, antikolinergik, sukralfat, bloker H2 sesuai pesanan

3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan istirahat dan rileks

4. Bantu klien untuk mengidentifikasi subtansi pengiritasi misalnya makanan gorengan,

pedas, kopi

5. Ajarkan tehnik diversional untuk reduksi stres dan penghilang nyeri

6. Nasehati klien untuk menghindari merokok dan penggunaan alkohol

7. Dorong klien untuk menurunkan masukan minuman yang mengandungkafein, bila

ada indikasi

8. Peringatkan klien berkenaan dengan penggunaan salisal kecuali bila dianjurkan dokter

Page 4: Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

9. Ajarkan klien tentang pentingnya pengobatan berkelanjutan bahkan saat tidak nyeri

sekalipun

Dx/ Kep. 2.

Kriteria : Berkaitan dengan perencanaan pemulangan, rujuk pada rencana pemulangan

Intervensi:

1. Jelaskan patofisiologi penyakit gastritis menggunakan terminologi dan media yang

tepat untuk tingkat pengetahuan klien dan keluarga

2. Jelasskan perilaku yang dapat diubah atau dihilangkan untuk mengurangi resiko

kekambuhan:

1. penggunaan tembakau,

2. masukan alkohol berlebihan,

3. makanan dan minuman yang mengandung kafein,

4. jumlah besar produk yang mengandung susu.

3. Jika klien dipulangkan dengan terapi antasid, ajarkan hal-hal berikut:

1. kunyah tablet dengan baik dan minum segelas air, untuk meningkatkan absorbsi

2. minum antasid 1 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung

3. berbaring selama 1/2 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung

4. Hindari antasid tinggi natrium ( misal: gelusil, amphojel, mylanta ), masukan natrium

berlebuhan memperberat rettensi cairan dan meningkatkan takanan darah

4. Diskusikan tentang pengobatan lanjut bahkan saat tidak ada gejala

5. Instruksikan klien dan keluarga untuk memperhatikan dan melaporkan gejala ini :

Feces merah / hitam

Muntahan berdarah / hitam

Nyeri epigastrik menetap

Page 5: Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

Nyeri abdomen berat dan tiba-tiba

Konstipasi

Mual dan muntah menetap

Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Rujuk ke sumber komunitas, bila ada indikasi( misal : program penghentian merokok,

minum alkohol, penatalaksanaan stres)

Dx/ Kep. 3.

Kriteria: mempertahankan masukan makanan yang adekuat

Intervensi:

1. Kaji status nutrisi pasien: diit, pola makan, makanan yang dapat menjadi pencetus

rasa nyeri

2. Kaji riwayat pengobatan pasien: aspirin, steroid, vasopresin

3. Pantau tanda-tanda vital / 4 jam

4. Pantau masukan dan haluaran

5. Pertahankan lingkungan tampa stres

6. Berikan diit dalam jumlah kecil dan sering

7. Pantau keefektifan / efek samping obat

Page 6: Askep 12. Pasien Gastritis Pada Lansia

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmojo R.B, Martono H, (2000), Buku Ajar Geriatri, Edisi 2, Balai penerbit FKUI,

Jakarta

2. Price SA, Lorraine M, (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,

Buku 1, Edisi IV, EGC, Jakarta

3. Mansjoer a,dkk,(1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media

Euskulapius FKUI, Jakarta

4. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,

EGC, Jakarta

5. FKUI, (2000), Kumpulan Makalah Pelatihan Askep Keluarga, Jakarta

6. Capernito L.J, (2000), Rencana Askep dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, EGC,

Jakarta

7. Engram B, (2000), Rencana askep medikal bedah, Edisi !, EGC, Jakarta

8. Tuker SM et al, (1992),Standard Perawatan Pasien, Vol 2, Edisi V, EGC, Jakarta

9. Suparman dkk, (1990), Ilmu Penyakit Dalam , Jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta