Askeb V - Wewenang BPM

21
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan ridhoNya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Komunikasi, Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi Amenore Laktasi” ini dengan baik, sebagai tugas mata kuliah Pelayanan KB. Adapun makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan kita semua tentang bagaimana konseling, informasi tentang metode kontrasepsi Amenore Laktasi. Tak lupa kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yaitu ibu Farida Ariyani.,S.Si.T, karena telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun makalah sederhana ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca. 1

description

Asuhan Kebidanan Komunitas

Transcript of Askeb V - Wewenang BPM

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan ridhoNya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Komunikasi, Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi Amenore Laktasi ini dengan baik, sebagai tugas mata kuliah Pelayanan KB.Adapun makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan kita semua tentang bagaimana konseling, informasi tentang metode kontrasepsi Amenore Laktasi.Tak lupa kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yaitu ibu Farida Ariyani.,S.Si.T, karena telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun makalah sederhana ini.Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Padang , Juni 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB I2PENDAHULUAN2A.Latar Belakang2B.Rumusan Masalah3C.Tujuan3BAB II4PEMBAHASAN4A.Pengertian Bidan Praktik Mandiri / Bidan Praktik Swasta4B.Kompetensi Bidan Praktik Mandiri / Bidan Praktik Swasta5C.Kewenangan Bidan6D.Penyelenggaraan Bidan Praktek Swasta8E.Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas8BAB III12PENUTUP12A.Kesimpulan12B.Saran12DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBidan sebagai tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan dasar. Untuk menanggulangi tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, sekolah kebidanan secara khusus didirikan pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan dan BKKBN terns mendorong pertumbuhan jumlah bidan. Menurut Profil Kedudukan dan Peranan Wanita 1995 balk di kota maupun di desa, perempuan lebih memilih bidan dalam memeriksakan kesehatan dan kehamilan mereka dari pada tenaga kesehatan iainnya. Habsjah dan Aviatri (dalam Oey- Gardiner 1996:393) mengungkapkan bahwa sejak tahun 1952 bidan sudah dikerahkan untuk mengelola Balai Kesehtan Ibu dan Anak. Ketika pada tahun 1968 puskesmas pertama kali diperkenalkan di Indonesia, Depkes mengeluarkan peraturan bahwa tenaga puskesmas harus terdiri atas tenaga dokter, bidan, mantri, dan perawat. Tetapi berbagai studi membuktikan bahwa banyak puskesmas yang hanya memiliki bidan atau mantri sebagai satu-satunya tenaga kesehatan yang setiap saat dapat dikunjungi oleh masyarakat. Bidan di Indonesia adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan akan layanan yang diterimanya.

B. Rumusan Masalaha. Apa yang dimaksud dengan BPM/BPS?b. Bagaimana kompetensi bidan di BPM?c. Bagaimana wewenang Bidan Praktik Mandiri?d. Bagaiman syarat penyelenggaraan Bidan Praktik Mandiri?e. Bagaimana tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas?

C. Tujuana. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian BPM/BPS.b. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan kompetensi bidan di BPM.c. Mahasiswa mampu mengetahui wewenang Bidan Praktik Mandiri.d. Mahasiswa mampu mengetahui syarat penyelenggaraan Bidan Praktik Mandiri.e. Mahasiswa mampu mengetahui tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Bidan Praktik Mandiri / Bidan Praktik SwastaBidan praktek swasta merupakan suatu wahana pelaksanaan praktek seorang bidan di masyarakat. Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan akan layanan yang diterimanya.B. Kompetensi Bidan Praktik Mandiri / Bidan Praktik SwastaKompetensi minimal bidan praktek swasta meliputi :1. Ruang lingkup profesia. Diagnostik (klinik, laboratorik)b. Terapi (promotif, preventif)c. Merujukd. Kemampuan komunikasi interpersonal2. Mutu pelayanana. Pemeriksaan seefisien mungkinb. Internal reviewc. Pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dan etika profesid. Humanis (tidak diskriminatif)3. Kemitraana. Sejawat/kolaborasib. Dokter, perawat, petugas kesehatan yang lain, psikolog, sosiologc. Pasien, komunitas4. Manajemena. Waktub. Alatc. Informasi/MRd. Obate. Jasaf. Administrasi/regulasi/Undang-Undang5. Pengembangan diriCME (Continue Midwifery Education)

C. Kewenangan BidanBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi kewenangan normal.Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenanan ini meliputi:1. Pelayanan kesehatan ibuRuang lingkup:a) Pelayanan konseling pada masa pra hamilb) Pelayanan antenatal pada kehamilan normalc) Pelayanan persalinan normald) Pelayanan ibu nifas normale) Pelayanan ibu menyusuif) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilanKewenangan:a) Episiotomib) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan IIc) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukand) Pemberian tablet Fe pada ibu hamile) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifasf) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusifg) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartumh) Penyuluhan dan konselingi) Bimbingan pada kelompok ibu hamilj) Pemberian surat keterangan kematiank) Pemberian surat keterangan cuti bersalin

2. Pelayanan kesehatan anakRuang lingkup:a) Pelayanan bayi baru lahirb) Pelayanan bayic) Pelayanan anak balitad) Pelayanan anak pra sekolahKewenangan:a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusatb) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujukc) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukand) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintahe) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolahf) Pemberian konseling dan penyuluhang) Pemberian surat keterangan kelahiranh) Pemberian surat keterangan kematian3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:a) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencanab) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

D. Penyelenggaraan Bidan Praktek SwastaBidan dalam menjalankan prakteknya harus:1. Harus memiliki tempat dan ruang praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.2. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan satu, maksimal 5 tempat tidur.3. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan protap yang berlaku.4. Menyediakan obat-obatan sesuai peraturan yang berlaku.

E. Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitasa. Tugas BidanBidan di desa di prioritaskan sebagai pelaksana pelayanan KIA, khususnya dalam pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan Dukun bayi. Dalam kaitan tersebut, bidan di desa juga menjadi pelaksana kesehatan bayi dan keluarga berencana, yang pelaksanaannya sejalan dengan tugas utamanya dalam pelayanan kesehatan ibu.Salah satu tugas bidan dalam menggerakan dan meningkatan peran serta masyarakat dalam program KIA khususnya pembinaan dukun bayi dan kader diantaranya:a) Pertolongan persalinan 3 bersih serta kewajibannya untuk lapor pada petugas kesehatan.b) Pengenalan kehamilan dan persalinan beresiko.c) Perawatan bayi baru lahir, khususnya perawatan tali pusat dan pemberian ASI ekslusif.d) Pengenalan neonatus beresiko, khususnya BBLR dan tetanus neonaturum serta pertolongan pertamanya sebelum ditangani oleh petugas kesehatane) Pelaporan persalinan dan kematian ibu serta bayif) Penyuluhan bagi ibu hamil (gizi, perawatan payudara, tanda bahaya) dan penyuluhan KB.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, bidan perlu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat setempat, khususnya pamong setempat, tokoh masyarakat dan sasaran.Mengingat peran dukun di masyarakat, perlu dijalin kerjasama yang baik antara dukun dengan tenaga kesehatan sehingga dapat membantu kelancaran tugas sehari-hari dari bidan dan sekaligus membantu untuk merencanakan tugas-tugas lainnya yang menjadi tanggung jawab bidan.

b. Tangggung Jawab BidanSebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan klien Bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya. Tanggung jawab bidan sebagai berikut :1. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan. Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Pengaturan tim kesehatan ditetapkan didalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur didalam peraturan atau keputusan menteri kesehatan. Kegiatan praktik bidan dikontrol oleh peraturan tersebut. Bidan dapat mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.2. Tanggung jawab terhadap pengembangan profesi. Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan jalan mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.3. Tanggung jawab terhadap penyimpangan catatan kebidanan. Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatannya dalam bentuk catatan tertulis. Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi gugatan. Catatan yang dilakukan bidan dapat digunakan sebagai laporan untuk disampaikan kepada atasannya.4. Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani. Bidan memiliki kewajiban memberikan asuhan kepada ibu dan anak yang meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak erat hubungannya dengan keluarga. Oleh karena itu kegiatan sangat erat kaitannya dengan keluarga. Tanggung jawab tidak hanya pada kesehatan keluarga. Bidan harus mengidentifikasi tugasnya dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan keluarga. Pelayanan terhadap kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan bagi ibu yang membutuhkan keselamatan, kepuasan, dan kebahagiaan selam masa hamil atau melahirkan. Oleh karena itu bidan harus mengerahkan segala kemampuan pengetahuan, sikap dan perilakunya didalam memberikan pelayanan kesehatan keluarga yang membutuhkan.5. Tanggung jawab terhadap profesi. Bidan harus menerima tanggung jawab keprofesian yang dimlikinya, Oleh karena itu, ia harus memenuhi dan berperan aktif dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan dan standar profesi. Bidan harus ikut serta didalam kegiatan organisasi bidan dan badan resmi kebidanan. Untuk mengembangkan kemampuan profesinya, bidan harus mencari informasi perkrmbangan kebidanan melalui media kebidanan, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya. Seharusnya semua bidan harus menjadi anggota organisasi bidan dan memiliki hak mengajukan suara atau pendapat tentang profesinya.6. Tanggung jawab terhadap Masyarakat. Bidan adalah anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Bidan turut memiliki tanggung jawab di dalam permasalahan kesehatan masyarakat, misalnya lingkungan yang tidak sehat, penyakit menular, serta keadaan gizi masyarakat yang menyangkut kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, baik secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain, bidan berkewajiban memanfaatkan Sumber Daya yang ada untuk memperbaiki kesehatan masyarakat. Bidan harus mendapat kepercayaan masyarakat. Imbalan yang diterima sdari masyarakat selaras dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Tanggung jawab terhadap masyarakat merupakan cakupan dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanPraktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak1. Kompetensi minimal Bidan Praktik swasta meliputi:a. Ruang lingkup profesib. Mutu pelayananc. Kemitraand. Manajemene. Pengembangan diri2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:a. Pelayanan kesehatan ibub. Pelayanan kesehatan anakc. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

B. SaranSebagai seorang bidan sangat ditekankan akan pelayanan maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan beresiko tinggi terutama pada ibu dan anak. Maka dari itu seorang bidan wajib menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik itu, penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Yulifah, Rita., Asuhan Kebidanan Komunitas, 2009, Jakarta, Salemba MedikaMelani, Niken., dkk, Kebidanan Komunitas, 2009, Yogyakarta, FitramayaPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indobesia No. 1464/MENKES/PER/X/2010, tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

1