Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular., dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah sehingga perlu dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat beradaptasi terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan, volume darah, hormon dan lain sebagainya). Banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang lebh ringan pada kelompok dengan penyakit jantung, namun angka mortalitas perinatal tidak berubah. Tidak ada kasus penyakit jantung sianosis selama periode penelitian ini. Secara mencolok, pada penelitian tentang penyakit jantung sianosis ditemukan bahwa komplikasi kardiovaskular pada kehamilan muncul pada 32% pasien dengan 1 kematian, dan hanya 43% dari kehamilan yang dapat lahir hidup. 1

Transcript of Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Page 1: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung

diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan

oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu,

jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem

kardiovaskular., dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah

sehingga perlu dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat

beradaptasi terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan,

volume darah, hormon dan lain sebagainya).

Banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang lebh ringan pada kelompok

dengan penyakit jantung, namun angka mortalitas perinatal tidak berubah. Tidak ada

kasus penyakit jantung sianosis selama periode penelitian ini. Secara mencolok, pada

penelitian tentang penyakit jantung sianosis ditemukan bahwa komplikasi

kardiovaskular pada kehamilan muncul pada 32% pasien dengan 1 kematian, dan

hanya 43% dari kehamilan yang dapat lahir hidup.

Namun perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan

penyakit jantung. Walaupun penyakit jantung jarang muncul secara de novo selama

kehamilan, namun banyak wanita dengan penyakit jantung yang telah diketahui

sebelumnya atau wanita dengan potensi penyakit jantung mengalami kehamilan.

1

Page 2: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyakit Jantung Pada Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita

dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal

balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut.

B. Dalam kehamilan

1. Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan

Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut didasarkan

pada Disability yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi oleh tanda-

tanda fisik :

a Kelas I

Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan tidak

ada pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan gejala

insufisiensi jantung atau merasakan nyeri angina.

b. Kelas II

Agak terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan

sedikit pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak nyaman

(Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri

angina.

c. Kelas III

Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan

penyakit jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman dalam

keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa menyebabkan rasa

tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri

angina.

2

Page 3: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

d. Kelas IV

Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit jantung

dan tidak mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak

nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan dalam

keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan aktifitas fisik apapun, rasa

tidak nyaman bertambah.

2. Etiologi

Sebagian besar disebabkan demam reumatik. Bentuk kelainan katup yang

sering dijumpai adalah stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis

mitral dengan insufisiensi mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabungan

antara insufisiensi aorta dan stenosis aorta, penyakit katupulmonal dan

trikuspidal.

3. Komplikasi

Pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian,

abortus. Pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin,

APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat.

4. Faktor Predisposisi

Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed

preeklamsi atau eklamsi, aritmia jantung atau hipertrofi ventrikel kiri, riwayat

decompensasi cordis, anemia.

5. Patofisiologi

Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan

bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah

ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus

bekerja lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam

system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik.

Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena :

a. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan

puncaknya pada UK 32-36 minggu

3

Page 4: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

b. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas,

ke kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung

mengalami lekukan dan putaran.

Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya

peningkatan volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah

merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya anemia delusional (pencairan darah).

12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi

cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti

periode deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi

(penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan penyesuaian

nilai volume plasma seperti sebelum hamil.

Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit

tidak. Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat

dan nadi rata-rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam

kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan sering

terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit

jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan,

bahkan dapat terjadi decompensasi cordis.

6. Manifestasi Klinis

Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda

dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah,

hepato megali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala

gagal jantung kanan. Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita

hamil normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau

dalam rekam medis.

Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil

yaitu :

a. Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama

minggu ke 28 dan 32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung

maksimum

4

Page 5: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

b. Saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam

sirkulasi sistemik sebesar 15 – 20% dan ketika meneran pada partus kala ii,

saat arus balik vena dihambat kembali ke jantung.

c. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus

yang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas

bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi sistemik.

d. 4-5 hari seetelah peralinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli

pulmonal dari thrombus iliofemoral.

Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi yang

menetap di dasar paru dan tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali.

Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang

berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri

dada, batuk kronis, hemoptisis, jari tabuh, sianosis, edema persisten pada

ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit

didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click, opening

snap, friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan

cardio megali dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.

7. Pemeriksaan Penunjang

Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan :

a. EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, kardiomegali,

tanda penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa ditemukan tanda-tanda

aritmia.

b. Ekokardigrafi. Meteode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahu

kelainan fungsi dan anatomi dari bilik, katup, dan peri kardium

c. Pemeriksaan Radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika memang

diperlukan dapat dilakukan dengan memberi perlindung diabdomen dan

pelvis.

8. Penatalaksanaan Pada Kehamilan

a. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan

antenatal yang teratur.

b. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.

5

Page 6: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

c. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan.

Jika terdapat anemia, harus diobati.

d. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini

harus diobati.

e. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran

pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.

f. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu

dan 1 kali seminggu setelahnya.

g. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah

cairan.

h. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :

1) Kelas I

Tidak memerlukan pengobatan tambahan.

2) Kelas II

Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik

terutama antara kehamilan 28-36 minggu.

3) Kelas III

Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah

sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.

4) Kelas IV

Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama

dengan kardiolog.

9. Prognosis

Prognosis tergantung klasifikasi, usia, penyulit lain yang tidak berasal dari

jantung, penatalaksanaan, dan kepatuhan pasien. Kelainan yang paling sering

menyebabkan kematian adalah edema paru akut pada stenosis mitral. Prognosis

hasil konsepsi lebih buruk akibat dismaturitas dan gawat janin waktu persalinan.

6

Page 7: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

C. Pada Persalinan

Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin

per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli

penyakit dalam.

1. Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan

digitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambah sampai dosis

1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali

dalam dua jam. Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin,

dan suntikan diuretikum.

2. Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda

payah jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan.

Dalam 20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan

ekstraksi vakum atau forseps. Kalau sosio sesarea dengan lokal

anestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin.

3. Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin

dan lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi

akan lahir dalam beberapa jam.

4. Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hati-

hati, biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.

Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat

membahayakan jiwanya. Bila hamil, segera konsultasikan ke dokter ahli atau

sedini mungkin abortus buatan medikalis. Pada kasus tertentu tubektomi. Bila

tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai kontrasepsi yang baik adalah IUD

(AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV, pada penyakit yang tidak terlalu

parah, dianjurkan analgesia epidural. Kelahiran pervaginam dianjurkan pada

sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya. Keputusan untuk melakukan

SC juga harus mempertimbangkan penyakit jantung spesifiknya, kondisi ibu

keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli anestesi, serta fasilitas yang ada.

7

Page 8: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

D. Pada Masa Nifas

Beban kerja jantung yang lebih berat pada masa hamil bisa saja dijumpai

pada fase dini masa nifas, oleh karena itu sekalipun anak telah lahir pengamatan

secara ketat janganlah diabaikan. Seluruh tindakan/perawatan seperti masa

antepartum perlu dilanjutkan. Kalau terjadi edema paru maka flebotomi merupakan

salah satu usaha menyelematkan jiwa pasien saat postpartum itu.

1. Setelah bayi lahir, pederita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah

tiba-tiba membajiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah.

Perdarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.

2. Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2

minggu setelah bersalin.

Penanggulangan Masa Nifas

8

Page 9: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Beban kerja jantung yang lebih berat pada masa hamil bisa saja dijumpai

pada fase dini masa nifas, oleh karena itu sekalipun anak telah lahir pengamatan

secara ketat janganlah diabaikan. Seluruh tindakan/perawatan seperti masa

antepartum perlu dilanjutkan. Kalau terjadi edema paru maka flebotomi

merupakan salah satu usaha menyelematkan jiwa pasien saat postpartum itu.

Perencanaan waktu dan proses persalinan, analgesia dan anestesia,

pengawasan ketat jantung dan lokasi persalinan harus direncanakan dengan baik,

terutama pada pasien dengan penyakit yang berat. Pendekatan tim, termasuk pasien,

sangat penting dalam proses membuat keputusan. Secara umum, persalinan normal

per vaginam dengan analgesia yang efektif dan kala II yang cepat dan difasilitasi

( dengan forceps atau ekstraksi vacuum) lebih dipilih. Operasi caesar dilakukan untuk

indikasi obstetri dan kondisi jantung yang spesifik. Kehilangan darah saat persalinan

hendaknya diminimalkan dan diganti dengan segera jika diperlukan. Perawatan

postpartum hendaknya mencakup early ambulation, perhatian pada masalah neonatal,

dan pertimbangan kontrasepsi. Perubahan hemodinamik dalam muncul selama

kehamilan dan persalinan.Volume plasma meningkat 50%.Peningkatan denyut nadi

dan stroke volume meningkatkan cardiac output 45%.Autotransfusi sebanyak 500 ml

darah muncul selama persalinan.Denyut nadi, stroke volume, dan cardiac output

kembali normal dalam 2 minggu setelah persalinan.

9

Page 10: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroraharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka, 1976

Wardoyo AB. Pencegahan penyakit Jantung Koroner. Solo CV Aneka, 1996

Moerdowo, RM. Sekitar Masalah Serangan Jantung. Jakarta Bhratara Karya Aksara

Wahyudi. Berbagai Macam Penyakit Perawatan dan Pengobatannya. Surabaya Usaha

Nasional

10

Page 11: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan

kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “

Febri/Demam”.

Salawat dan salam kami ucapkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad

SAW yang telah mengantarkan ilmu, iman, akhlaq dan islam, sehingga kami dan semua

manusia berada dalam lindungan Allah SWT.

Kami menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu segala kritik, saran serta masukan perbaikan demi sempurnanya Makalah ini

kami terima dengan tangan terbuka.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing dalam pembuatan

Makalah ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Makalah

ini.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih serta maaf, kepada semua kalangan yang

telah mendukung penulisan dan selesainya Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat

bermanfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, Maret 2011

Penulis

11

i

Page 12: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyakit Jantung Pada Kehamilan.............................................................. 2

B. Pada Kehamilan.......................................................................................... 2

C. Pada Persalinan........................................................................................... 7

D. Pada Masa Nifas......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

12ii

Page 13: Askeb Penyakit Jantung Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUAN

RS BHAYANGKARA

TENTANG

“FEBRIS/DEMAM”

Disusun

Oleh :

RITA LUKI YATI08.2.0.1.117

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PAYUNG NEGERIPROGRAM DIPLOMA DIII KEBIDANAN

PEKANBARU2011

13