Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

25
ASUHAN PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG DISERTAI PENYAKIT/INFEKSI SISTEM PERKEMIHAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah askeb IV Jalum II B Disusun Oleh: Kelompok I Anita Restya Suci Rini Roslina Ruthmiati Sihombing Safrianti Simanjuntak Shelly Marselin Septiana Jalum 2B POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES BANDUNG JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG 1

description

Tugas askeb 4

Transcript of Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Page 1: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

ASUHAN PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG DISERTAI PENYAKIT/INFEKSI SISTEM PERKEMIHAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah askeb IV

Jalum II B

Disusun Oleh:

Kelompok I

Anita Restya Suci

Rini Roslina

Ruthmiati Sihombing

Safrianti Simanjuntak

Shelly Marselin Septiana

Jalum 2B

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES BANDUNG

JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG

2010

BAB IPENDAHULUAN

1

Page 2: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Kehamilan yang sehat, kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas. Supervisi dan pengawasan kesehatan yang konsisten sangat penting. Banyak komplikasi berupa penyakit dan penyulit yang sering kali tidak diketahui ibu hamil dan keluarganya. Petugas kesehatan terkait memiliki pengetahuan dapat membantu ibu hamil yang mengenali hubungan antara status fisik dan rencana perawatannya. Berbagai informasi maupun tindakan dapat dilakukan untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang lazim terjadi pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Walaupun kehamilan merupakan fenomena normal, namun dapat timbul masalah. Oleh karena itu, asuhan memerlukan dasar yang adekuat tentang kelainan atau komplikasi yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan dalam keadaan emergensi demi mencapai hal-hal berikut:1. Mengidentifikasi penyimpangan yang aktual dan potensial terhadap

adaptasi normal supaya pengobatan dapat dimulai.2. Menghindari 3T, yaitu:

Terlambat menegakkan diagnosa. Terlambat mengambil keputusan untuk merujuk. Terlambat mendapat pertolongan di tempat rujukan.

3. Memberi penyuluhan kepada ibu dan keluarga, tentang tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada pemberi asuhan.

Sejalan dengan penyesuaian yang diharapkan, beberapa penyakit juga timbul akibat perubahan-perubahan yang terjadi selama hamil. Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil adalah perubahan yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil. Hal ini untuk melindungi fungsi fisiologis normal seorang wanita, memenuhi tuntutan metabolik kehamilan tubuh wanita, dan menyediakan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Bila tubuh tidak mampu mengimbangi berbagai perubahan tersebut, ditambah lagi dengan adanya faktor infeksi dari bakteri atau virus, maka kehamilan, persalinan dan masa nifas yang dilalui oleh wanita akan berubah menjadi suatu hal patologis yang perlu tindakan dan pengobatan lebih lanjut.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu kejadian infeksi yang sering dialami wanita ketika kehamilan. Terhitung 11% dari semua wanita hamil mengalami bakteriuria. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pada sistem perkemihan selama hamil yang kemudian diperparah dengan adanya infeksi pada organ-organ perkemihan seperti ginjal, uretra, kandung kemih dan ureter. Asymptomatic bacteriuria, pyelonefritis dan cystitis merupakan contoh ISK yang dapat terjadi saat kehamilan. Tentunya penyakit infeksi ini memeliki efek buruk bagi janin maupun kehamilan ibu. Bila hal ini tidak ditangani dengan baik, maka akan berujung kepada penyakit yang lebih parah lagi, yaitu gagal ginjal.

Dapat disimpulkan bahwa diperlukannya pemahaman yang adekuat mengenai deteksi dini dan komplikasi bagi siapa saja yang terlibat dalam perawatan ibu dan bayi ketika hamil, bersalin dan nifas terutama mengenai penyakit infeksi yang terhitung sering dialami oleh wanita sebelum dan saat kehamilan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Infeksi Saluran Kemih1. Definisi

2

Page 3: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu kejadian yang sering dialami wanita ketika kehamilan. Terhitung 11% dari semua wanita hamil mengalami bakteriuria. Uretra, kandung kemih, ureter dan pelvis ginjal merupakan organ yang sering terkena infeksi, namun infeksi juga sering berkembang sampai parenkim ginjal.

2. Etiolofi dan Faktor Predisposisia. Fisiologi

Progesteron merelaksasikan otot polos dan membuat kandung kemih, ureter dan pelvis renal tidak berkontraksi (atonis).b. Anatomi

1) Retensi urinBentuk uterus yang inkarserata dan retroversi akan

menyebabkan uretra stasis dan meregang. Hal ini akan mengakibatkan rasa nyeri ketika miksi dan retensi urin akut, dan lebih jauh lagi akan menyebabkan cystitis.

2) Uretra yang pendekWanita memiliki uretra yang pendek, yang panjangnya hanya

sekitar 3.5 cm dan letaknya hampir beredekatan dengan rektum, perineum dan vagina. Uretra dapat tertekan ketika terjadi prolaps utero-vaginal, hal ini menyebabkan sisa urin tertinggal dan menjadi sumber infeksi.

Sebagai tambahan: Pembesaran uterus, dari 12-20 minggu, menyebabkan tekanan

pada uretra. Bentuk uterus yang dextroversi ke kanan, menyebabkan tekanan

berlebih pada uretra sebelah kanan. Saat 38 minggu, engagement kepala janin dapat menyebabkan

uretra lebih tertekan lagi.3) Trauma

Trauma dapat terjadi saat persalinan, ketika bagian dasar kandung kemih dan leher janin berada dalam posisi yang sulit. Maka hal ini akan menyebabkan memar, dan hasilnya kandung kemih mengalami kerusakan dan atonis yang akan mengantarkan pada kesukaran kencing dan sisa urin tertinggal.

4) InfeksiInfeksi terjadi melalui sistem limfatik, melewati kolon dan peri-

rectal limfatik.5) Stress Inkontinensia

Hal ini terjadi karena pelenturan atau pelengkungan otot dasar panggul dan relaksasi sfingter uretra.

c. Organisme E. coli (90% dari seluruh infeksi). Kleibsella. Streptococcus faecalis. Staphalococcus pyogenes. Pseudomonas pyocyanea. dan bakteri-bakteri lain.

3. Pengaruh Pada KehamilanBerikut ini adalah pengaruh ISK pada kehamilan dan janin yang

dikandung, yaitu: Abortus (10%) Kelahiran prematur (15%) IUFD

3

Page 4: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

4. Jenis Asymptomatic bacteriuria Cystitis Pyelonefritis

B. Asymptomatic Bacteriuria1. Definisi

Asymptomatic bacteriuria didefinisikan sebagai kondisi dimana kultur urin positif, artinya jumlah bakteri lebih besar daripada urin, tetapi tanpa adanya keluhan atau tanpa menunjukan suatu gejala.

Ditemukan bakteri sebanyak lebih dari 100.000 per ml air seni dari sediaan air seni “mid stream”. Jenis bakteri yang ditemukan, adalah Eschericia coli (60%), Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae, Streptoccus grup B.

Eschericia coli Klebsiella pneumoniae

Proteus mirabilis Streptoccus grup B.

2. Etiologi dan Faktor PredisposisiAsymptomatic bacteriuria sering disebabkan karena

perkembangan bakteri yang sudah ada pada sistem tubuh wanita sebelum dia hamil. Angka kejadian dalam kehamilan sama seperti wanita usia reproduksi yang seksual aktif dan tidak hamil sekitar 2 – 10%, namun rata-rata infeksi jenis ini terjadi pada sekitar 6 % dari wanita hamil. Di amerika serikat paling tinggi ditemukan pada wanita

4

Page 5: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

negro. Di RS.Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta frekuensi asymptomatic bacteriuria dan kehamilan sangat tinggi, yaitu sekitar 25 %.

Frekuensi asymptomatic bacteriuria dipengaruhi oleh paritas, ras, sosio-ekonomi wanita hamil tersebut. Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap merupakan faktor yang mendukung terjadinya asymptomatic bakteriuria.

3. PatofisiologiMasuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat

melalui: Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat. Hematogen. Limfogen. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau

sistoskopi.Infeksi traktus urinaria terutama berasal dari mikroorganisme

pada feces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.

4. Tanda dan Gejala serta KomplikasiSesuai dengan namanya, tidak ada gejala yang dihubungkan

dengan infeksi ini. Insidensinya meningkat lebih dari 11 % kehamilan pada wanita dengan riwayat ISK termasuk diabetes, dan wanita dengan sel sabit bawaan (sickle cell diseases). Jika dibiarkan dan tidak diobati, infeksi jenis ini dapat bekembang menjadi pyelonefritis saat kehamilan lanjut. Angka kejadiannya pun cukup tinggi, yaitu 20%.

Pengaruhnya pada kehamilan, asymptomatic bacteriuria menjadi faktor resiko untuk kelahiran preterm dan BBLR. Diperkirakan bahwa 10-15% wanita dengan bakteriuria mempunyai pyelonefriis kronis 10-12 tahun sesudah melahirkan, gagal ginjal berkembang 1 dari 3000.

5. Penatalaksanaan Manajemena. Deteksi Dini

Asymptomatic bacteriuria biasanya tidak diobati karena membasmi bakteri bisa sulit dan komplikasi jarang terjadi. Juga, pemberian antibiotika bisa mengubah keseimbangan bakteri di tubuh, kadang-kadang membiarkan bakteri tumbuh subur lebih sulit untuk dihapuskan.

Pengecualian jika orang tersebut mempunyai kondisi yang membuat ISK benar-benar berisiko. Kondisi seperti itu termasuk kehamilan, pencangkokan ginjal, menggunakan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh, atau mempunyai kondisi yang menekan sistem kekebalan tubuh (misalnya, AIDS, kanker tertentu, atau mempunyai jumlah sel darah putih yang rendah). Jika dibiarkan dan tidak diobati, infeksi jenis Asymptomatic bacteriuria dapat berkembang menjadi Pyelonephritis yang dapat menyebabkan keguguran. Asymptomatic bacteriuria juga kadang-kadang diobati pada orang yang mempunyai batu ginjal jenis tertentu yang tidak bisa dihapuskan dan menyebabkan terulangnya infeksi saluran kencing.

Sekitar 30% wanita mengalami ISK dalam kehamilannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan tes urin pada wanita setiap kunjungan antenatalnya. Namun, tidak semua wanita hamil diharuskan untuk melakukan tes skrining untuk asymptomatic bacteriuria. Ada 2 alasan utama yang melatarbelakangi hal ini, yaitu:

5

Page 6: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Pertama, prevalensi asymptomatic bacteriuria bervariasi di setiap populasi. Saat prevelansi mencapai titik rendah (< 2.5%), tidak disarankan untuk melakukan skrining. Beda halnya dengan populasi yang prevalensi asymptomatic bacteriuria lebih dari 5%, kemungkinan untuk dilakukan skrining akan lebih kuat. Namun, jika kita tidak mengetahui berapa besar tingkat prevalensinya di suatu populasi, lebih baik semua wanita hamil dites urin di setiap kunjungan antenatalnya.

Kedua, kira-kira 1-2% dari 90-98% wanita penderita asymptomatic bacteriuria yang telah dites dan mendapatkan hasil negatif untuk bakteriuria di trimester pertama, maka akan berkembang ke gejala ISK. Wanita yang terkena ISK saat kehamilan lanjut dipastikan melewati skrining saat trimester awal kehamilan. Wanita dengan resiko tinggi pyelonephritis atau dengan kerusakan ginjal harus melakukan skrining untuk asymptomatic bacteriuria setiap 4-6 minggu selama hamil.

Skrining untuk asymptomatic bacteriuria (setiap 4-6 minggu) direkomendasikan untuk wanita hamil di bawah ini: Memiliki riwayat asymptomatic bacteriuria Memiliki riwayat ISK berulang sebelumnya Dengan penyakit ginjal, terutama dengan luka di ginjal karena

refluks nefropati. Keabnormalan struktur dan neuropatik saluran ginjal Renal calculi atau batu ginjal. Dengan penyakit diabetes melitus, tetapi bukan diabetes

gestational. Sickle cell disease Tingkat sosio-ekonomi yang rendah dan pendidikan tertinggi hanya

sampai kurang dari 12 tahun.

Sickle cell disease Renal calculi

b. Penanganan AwalPengobatan yang paling efektif untuk mengobati bakteriuria

asimptomatik atau gejala awal Cystitis adalah memberikan nitrofurantoin monohidrat makrokristal (100 mg untuk 3 hari) atau trimethoprim (200 mg untuk 3 hari).

Hindari pemberian nitrofurantoin setelah permulaan persalinan kepada pasien dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase. Hal ini dilakukan untuk mencegah hemolisis pada neonatus, walaupun belum ada dokumentasi yang kuat mengenai hal ini. Jangan berikan trimethoprim pada trimester I kehamilan karena trimethoprim merupakan antagonis asam folat yang meningkatkan resiko Neural Tube

6

Page 7: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Defect (NTD). Jangan berikan sulanomid pada wanita hamil mendekati aterm karena beresiko neonatal hiperbilirubinemia dan kernikterus.

Managemen kebidanan yang bisa diberikan untuk wanita hamil yang terinfeksi asymptomatic bacteriuria adalah: Bidan menyarankan untuk minum sedikitnya 8 gelas berisi air putih

dan jus berry dan tidak menunda keinginan untuk berkemih, selalu menjaga kebersihan dengan baik. Kandungan asam dan vitamin C yang tinggi pada jus buah berry mengendalikan bakteri yang berbahaya kaya, meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi saluran kemih.

Bidan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, antara lain: Diskusi perubahan anatomis traktus urinaria dalam kehamilan

dan etiologi bakteri asymptomatic. Memberikan konseling klien mengenai bakteriuria yang tidak

terobati, akan berlanjut pada pyelonefitis yang di asosiasikan dengan peningkatan resiko persalinan prematur dan keguguran.

Menjelaskan kepada klien tanda dan gejala cystitis akut dan pyelonefritis.

Diskusikan pencegahan kelahiran preterm rutin pada 20-24 minggu kehamilan dan sesuai indikasi.

Anjurkan intake cairan adekuat selama hamil. Klien tidak membutuhkan cairan penambahan tenaga ketika mendapat antibiotok, cukup minum penghilang rasa haus.

Ajarkan atau review teknik personal hygiene sesuai kebutuhan. Bidan dapat berkolaborasi dengan dokter dan ahli analis kesehatan,

untuk menyarankan klien agar melakukan USG dan tes laboratorium.

c. Penanganan LanjutBelum ada pengobatan optimal untuk mengobati bakteriuria

asimptomatik, begitu pula pengobatan empiris untuk gejala ISK dalam kehamilan. Kebanyakan ISK dalam kehamilan (kira-kira 75%) diakibatkan oleh E. coli, yang biasanya sensitif terhadap nitrofurantoin, trimethoprim (dengan atau tanpa sulfamethoxazole), ampisilin, atau cephalosporin.

Skrining untuk infeksi berulang harus dimulai 1 minggu pasca lengkapnya pengobatan pertama, kemudian dilanjutkan setiap 4-6 minggu hingga akhir kehamilan. Infeksi berulang atau infeksi pertama pada wanita hamil resiko tinggi pyelonefritis harus diobati selama 7-10 hari dengan antibiotik yang sensitif terhadap bakteri. Wanita yang memiliki 2 gejala dari asymptomatic bacteriuria atau Cystitis dipertimbangkan untuk diberikan antibiotik profilaksis dosis rendah—untuk sisa kehamilan hingga 4-6 minggu postpartum. Resim yang sesuai untuk antibiotik profilaksis jangka panjang adalah nitrofurantoin 50-100 mg saat malam, amoxicillin 250 mg saat malam, cephalexin 125-250 mg saat malam, atau trimethoprim 100-150 mg saat malam. Wanita

7

Page 8: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

tersebut harus dipastikan apakah ia memiliki keabnormalitasan struktur dari saluran ginjal, renal calculus dengan ultrasonografi (USG).

Berkaitan dengan adanya pengurangan insidensi ISK akut pada pengobatan asymptomatic bacteriuria maka para ahli menganjurkan untuk memberikan terapi antibiotika. Beberapa kajian terapi antibiotika untuk bakteriuria asimptomatik, adalah:Nama Obat Dosis Angka KeberhasilanAmoksilin + asam klavulanat

3 x 500 mg/hari 92%

Amoksilin 4 x 250 mg/hari 80%Nitrofurantoin 4 x 50-100 mg/hari 72%

Terapi antibiotika untuk pengobatan asymptomatic bacteriuria, biasanya diberikan untuk jangka waktu 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan bakteriologik air kemih, karena kejadian ini seringkali berulang (25%).

C. Cystitis

1. DefinisiCystitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang

bagian atas saluran kemih. Cystitis ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas.

2. Etiologi dan Faktor PredisposisiBermacam-macam mikroorgonisme dapat menyebabkan infeksi

saluran kemih. Penyebab terbanyak adalah bakteri Gram Negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke system saluran kemih. Dari bakteri Gram Negatif ternyata E. coli

8

Page 9: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

menduduki tempat teratas yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter, Pseudomonas.

Faktor predisposisi adalah uretra perempuan yang pendek, sistokel, dan adanya sisa air kemih yang tertinggal. Disamping itu penggunaan karakter yang sering dipakai dalam usaha mengeluarkan air kemih dalam pemeriksaan ginekologi atau persalinan dapat memicu timbulnya cystitis.

3. PatofisiologiSama seperti halnya asymptomatic bacteriuria, masuknya

mikroorganisme penyebab cystitis ke dalam saluran kemih dapat melalui penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat, hematogen, limfogen, dan eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Penggunaan kateter akan mendorong bakteri-bakteri yang ada di uretra distal untuk masuk kedalam kandung kemih. Lebih-lebih pada persalinan, kandung kemih mengalami tekanan dan trauma dan pasca persalinan. Ada kemungkinan terjadi kesukaran kencing dan terdapat sisa urin dalam kandung kencing, yang merupakan tempat pembiakan bakteri-bakteri hingga akhirnya timbul cystitis disamping adanya kerusakan–kerusakan dalam dinding kandung kencing akibat inflamasi dan abrasi mukosa uretral. Pengaruh tenaga kesehatan yang tidak atau kurang memperhatikan pencegahan infeksi asepsis,antisepsis dan teknik kateterisasi juga mempengaruhi kemungkinan terjadinya infeksi seperi cystitis.

4. Tanda dan Gejala serta KomplikasiPada cystitis, radang terbatas pada selaput vesika urinaria. Pada

radang yang lebih berat lapisan-lapisan lain, submukosa, muskularis dapat terkena pula. Pada keadaan akut dijumpai sakit di daerah vesika urinaria (supra-pubis dan perut bagian bawah), sakit bila kencing, frekuensi kecing yang sering, disuria, rasa terbakar ketika kencing, dan kadang-kadang urin bercampur dengan nanah (piuria). Radang yang akut biasanya disertai demam dan malaise, yang umumnya tidak berlangsung lama.

Gejala-gejala subjektif juga cepat menghilang hingga tinggal piurianya saja. Bila hal ini tidak ditangani dengan baik, tidak jarang timbul remisi kembali menjadi lebih akut. Bila dengan pengobatan tidak mau sembuh maka kemungkinan adanya korpus alineum seperti batu, maka penderita harus mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Resiko primer cystitis akut selama kehamilan berkembang menjadi pyelonefritis akut dengan resiko untuk kelahiran preterm, kehamilan berhubungan dengan perubahan anatomi, fisiologi dan hormonal mempengaruhi perkembangan infeksi saluran kemih bagian atas.

5. Penatalaksanaan Manajemena. Deteksi Dini dan Penanganan Awal

Manajemen kebidanan yang bisa Bidan lakukan antara lain: Menganjurkan klien untuk bedrest. Menganjurkan klien untuk minum minimal 8 gelas besar/hari dan

juice buah. Memberikan konseling tentang pentingnya pengobatan medis. Memberikan konseling tentang pentingnya datang untuk kunjungan

follow up. Menjelaskan kepada klien mengenai tanda dan gejala yang timbul. Menjaga personal hygiene dan menghindari kontaminasi perineal.

9

Page 10: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Menganjurkan pada klien untuk mengatur frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, spasme dan rangsangan untuk selalu berkemih (tetapi dengan jumloah urin yang minimal). Makin sering berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah. Namun, bukan berarti klien harus menunda keinginan berkemih.

Menganjurkan untuk BAK dan cebok setelah koitus. Menganjurkan untuk tidak mengkonsumsi gula yang berlebih. Memberikan pendidikan kesehatan bagi klien:

Diskusikan perubahan normal anatomi saluran kemih pada kehamilan dan etiologi sistitis akut.

Jelaskan gejala systitis harus berkurang dalam 24 jam setelah permulaan terapi obat.

Memberikan konseling resiko tanda dan gejala pyelonefritis dan persalinan preterm.

Anjurkan intake cairan adekuat selama kehamilan. Klien tidak membutuhkan cairan penambahan tenaga ketika mendapat antibiotic, cukup minum penghilang haus, ditambah bikarbonas natrikus untuk menetralisirkan kencing menjadi biasa.

Ajarkan atau review praktek personal hygiene Sediakan edukasi pada PMS dan seks yang aman atas indikasi.

Bidan dapat berkolaborasi dengan dokter dan ahli analis kesehatan, untuk menyarankan pasien agar melakukan USG dan tes laboratorium.

Hampir 25% pasien yang pernah mengalami cystitis, akan mengalami infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konseling untuk upaya profilaksis dan kunjungan ulang apabila timbul kembali gejala cystitis. Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan bekteriologik air kemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang.

Manajemen medis yang dilakukan adalah: Pemberian antibiotik.

- Harus diingat bahwa pemberian antibiotika di saluran kencing melalui ginjal. Bila fungsi ginjal kurang baik maka pemberian antibiotika disesuaikan dengan keadaan ginjal jangan sampai merusak ke fungsi ginjal.

- Terapi antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan bakteriuria asimptomatik. Apabila antibiotika tunggal kurang memberikan manfaat, berikan antibiotika kombinasi. Kombinasi tersebut dapat berupa jenis obatnya ataupun cara pemberiannya, misal: amoksilin 4 x 250 mg per oral, digabung dengan gentamisin 2 x 80 mg secara intramuskuler (IM) selama 10-14 hari. Dua hingga 4 minggu kemudian dilakukan penilaian laboratorium untuk evaluasi pengobatan.

- Untuk pencegahan infeksi berulang berikan nitrofurantoin 100 mg/hari setiap malam sampai sesudah 2 minggu postpartum.

Antiseptik urinaria. Bila perlu di adakan pembersihan vesika urinaria dengan cairan nitrofurantoin, dan di anjurkan juga dengan cairan nitras argenti 1:8000 sampai 1:10000, pencucian tersebut dianjurkan bila antibiotika kurang atau tidak bisa menolong. Penisilin pada umumnya tidak menolong karena infeksi traktus urinarius kebanyakan oleh infeksi E. coli.

10

Page 11: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Follow-up secara berkala (per bulan) untuk memastikan pasien telah mengkonsumsi antibiotik secara lengkap.

Umumnya dilakukan pengobatan rawat jalan, namun pada stadium akut harus diberi istirahat atau bedrest, diet makanan yang tidak merangsang seperti makanan pedas, minuman yang tidak mengandung alcohol, kompres dengan air panas atau antibiotika. Pada infeksi ringan cukup hanya diberi heksamine tablet, atau nitrofurantoin atau methenamine mandelate. Pada cystitis yang sulit disembuhkan maka di adakan tes kepekaan mikrooganisme yang ada di urin agar dapat diberikan antibiotik yang cocok.

Untuk spasmus yang telah diuraikan diatas diberikan suppositorium berisi belladonna atau kodein-belladona. Aturan untuk banyak minum sebaiknya tidak diberikan karena akan mengganggu masa istirahat. Cukup dengan diberikan konseling supaya minum air secukupnya.

Hanya ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan hematuria, memerlukan perawatan dan observasi ketat.

D. PyelonefritisPyelonefritis merupakan suatu inflamasi dari salah satu atau

bahkan kedua ginjal. Frekuensinya kira-kira 2%. Biasanya disebabkan oleh bakteri E. coli, Staphylococcus aureus, Bacillus proteus dan Pseudomonas aeruginosa. Kuman dapat menyebar melalui saluran darah maupun saluran limfe. Pyelonefritis dibedakan menjadi dua macam yaitu: pyelonefritis akut dan kronis

1. Pyelonefritis Akut

a. DefinisiInfeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut

maupun kronis. Pyelonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pyelonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut.

b. Etiologi dan Faktor PredisposisiFrekuensi kejadian pyelonefritis pada kehamilan termasuk masa

nifas ±2%. Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal

11

Page 12: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

ditemukan di usus besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih.

Penyebab pyelonefritis dilihat dari perubahan fisiologis dan anatomis yang berkaitan dengan kehamilan adalah: Tekanan pada ureter di brim (tepi dari saluran superior pelvis)

panggul oleh uterus. Dilatasi pada ureter dikaitkan dengan perubahan hormone

progesterone. Urine yang statis bercampur dengan mikroorganisme, disebabkan

oleh no 2 poin diatas. Penurunan tonus kandung kemih dan status urine

Adapun etiologi lainnya yaitu: Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu

ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Keadaan lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah: kehamilan, kencing manis, dan keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem

kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.Predisposisinya antara lain yaitu:

Perubahan fisiologis pada kehamilan. Bakteriuria asimptomatik. Systitis. Uretra atau ginjal. Penyakit obstruksi atau neurologi pada saluran perkemihan. Riwayat anomaly ginjal atau pyelonefritis. Adanya adhesi atau perlekatan pada permukaan bakteri. Penggunaan kateter waktu persalinan atau kehamilan dan air kemih

yang tertahan setelah persalinan. Jadi dianjurkan untuk tidak menggunakan kateter bila tidak diperlukan betul. Penderita pyelonefritis kronik atau glumorulonefritis kronik yang sudah ada sebelum kehamilan sangat mendorong terjadinya pyelonefritis akut ini.

c. PatofisiologiBakteri naik ke ginjal dan pelvis ginjal melalui saluran kandung

kemih dan uretra. Flora normal fekal seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus adalah bakteri paling umum yang menyebabkan pyelonefritis akut. E. coli menyebabkan sekitar 85% infeksi.

Pada pyelonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring. Pyelonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari pyelonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal.

d. Tanda, Gejala dan Komplikasi

12

Page 13: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Tanda dan gejala yang timbul, adalah sebagai berikut: Demam (temperatur terkadang 38C bahkan sampai 40C). Menggigil. Hipotensi dan takikardi. Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah yang menyebabkan

dehidrasi. Nyeri pada pinggang, terjadi pada bagian kanan (54%), kedua sisi

(27%) dan bagian kiri (16%). Nyeri perut bagian bawah (supra pubik). Oligouria di 24-36 jam pertama, atau bahkan disuria. Hal ini

dikarenakan edema dan kongesti parenkim ginjal, tubulus, dan pelvis ginjal dan ureter.

Terdapat leukosit dalam urin. Hematuria dan perasaan terbakar ketika miksi. Bakteriuri. Proteinuri (kandungan protein tergantung seberapa besar

kerusakan pada ginjal). Edema, karena permeabilitas membran sel.

Pyelonefritis adalah kejadian yang paling sering pada komplikasi saluaran perkemihan yang berepengaruh pada kehamilan dengan insidensinya 1-2,5%. Komplikasi khusus yang sering pada pyelonefritis adalah kelahiran preterm. Komplikasi lainnya meliputi: anemia hemoliytic, thrombocytopenia, hipertensi, insufisiensi pulmonal, syndrome pada saluran pernafasan, insufisiensi ginjal, gagal ginjal akut, abses pada ginjal atau perineprich, pyelonefritis berulang dan syok septik.

e. Penatalaksanaan ManajemenWanita hamil dengan pyelonefritis akut harus di rawat di Rumah

Sakit untuk dilakukannya pemantauan yang baik dan adekuat. Dan dilakukan terapi intravena dan banyak minum untuk mengganti elektrolit yang hilang karena dehidrasi dan diberi antibiotik nitrofuran setelah kelahiran. Urine dipantau selama 6-8 minggu post partum untuk memastikan tidak ada infeksi yang asimptomatik.

Manajemen kebidanan yang bisa Bidan lakukan adalah: Klien harus bedrest total. Klien diposisikan semi fowler dan berbaring pada sisi tubuh yang

tidak terinfeksi (terasa sakit). Memonitoring dengan ketat cairan intake dan output. Semua spesimen urine hendaknya dites laboratorium. Diet bergizi dengan banyak vitamin. Pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan 4 jam sekali. Memberi perhatian khusus pada personal higiene, mulut dan bagian-

bagian yang tertekan. Ibu harus dirawat dan dilakukan penatalaksanaan pengobatan

intravena oleh ahli. Bidan tetap berkonsultasi dan berkolaborasi dengan dokter, jika

ditemukan kejadian seperti beriku yaitu:- nadi lebih dari 120 x/menit,- tekanan darah sistolik 90 x/menit,- pyrexia (menggigil) ketika suhu > 38oC, atau- pengeluaran urin < 30 ml/jam.

Saat keluar diri rumah sakit selama 7-14 hari diberikan obat antibiotic, umumnya dianjurkan.

Pengobatan vaginitis.

2. Pyelonefritis kronik

13

Page 14: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

a. DefinisiInfeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya kronis. Hal

ini diakibatkan oleh pengobatan sistitis atau pyelonefritis akut yang berlangsung lama (menahun) dan tidak sukses sehingga menimbulkan gejala lanjut.

b. Etiologi dan Faktor PredisposisiSama seperti etiologi pyelonefritis akut. Faktor predisposisi,

ditambah dengan pengobatan sistitis atau pyelonefritis akut yang berlangsung lama (menahun) dan tidak sukses.

c. PatofisiologiSama seperti patofisiologi pyelonefritis akut.

d. Tanda, Gejala dan Komplikasi Pyelonefritis kronik biasanya tidak atau sedikit sekali menunjukan

gejala-gejala penyakit saluran kemih, dan merupakan predisposisi terjadinya pyelonefritis akut dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya bisa merupakan Hipertensi Pada keadaan penyakit yang lebih berat didapatkan penurunan

tingkat filtrasi glomerulus (G.F.R) Proteinuria menetap, mungkin terdapat protein kurang dari 2

gram perhari. Leukosit dalam urin.

Bila tidak diobati lama kelamaan akan menimbulkan insufisiensi ginjal. Pengaruh terhadap kehamilan hamper sama dengan pyelonefritis akut. Pengobatan akan lebih sulit karena sudah kronis. Wanita dengan pyelonefritis kronis dan insufisiensi ginjal yang luas dianjurkan untuk tidak hamil. Dapat memilih tubektomi bila sudah memiliki anak atau menggunakan kontrasepsi efektif lainnya. Prognosis bagi ibu dan janin tergantung dari luasnya kerusakan jaringan ginjal. Penderita ini sebaiknya tidak hamil, karena beresiko tinggi.

e. Penatalaksanaan ManajemenPenanganan dan pengobatan pada pasien yang menderita

pyelonefritis kronik ini tidak dapat banyak yang dilakukan. Dan jika sudah mulai mengarah ke pyelonefritis akut sepert yang sudah dijelaskan. Maka dianjurkan untuk mempertimbangkan melakukan terminasi.

f. Manajemen Medis1. Dirawat di rumah sakit segera.2. Jika terdapat syok, berikan segera pengobatan.3. Urinalisis (spesimen urin ke laboratorium), buat kultur dan test

resistensi jika tersedia dan terapi antibiotik yang sesuai sampai 2 hari bebas demam.

4. Jika kultur urin tidak dapat dilakukan, berikan antibiotik: Ampicilin 2 gr/iv tiap 6 jam Ditambah gentamicin 5 mg/kg BB iv tiap 24 jam

5. Periksa CVP line.6. Jika telah bebas demam 2 hari, berikan amoxilin 1 gr p.o 3 kali

sehari selama 14 hari.Catatan; umumnya pasien membaik dalam 48 jam, jika tidak ada perbaikan dalam 3 hari, evaluasi pengobatan dan jenis antibiotik.

14

Page 15: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

7. Diperlukan cairan yang bergantung pada suhu lingkungan, suhu pasien, derajat dehidrasi dan jumlah pengeluaran urin.

8. Hyperpyrexia diobati dengan antibiotik9. Antibiotik diberikan berdasarkan mikrokultur dan tes urine, sebagai

contoh : ampicilin 2 gr stat kemudian 1 gr ampicilin tiap 6 jam.10. Alkalisasi urine dengan sodium bikarbonat atau potasium sitrat

mungkin berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri dalam urine.

11. Darah diambil untuk jumlah darah dan elektrolit.12. Analgesik: paracetamol 500 mg p.o jika sakit dan panas.13. Score serviks untuk mengecek serviks pada kasus persalinan

preterm.14. Jika timbul kontraksi dan darah lendir, curiga persalinan preterm.15. Untuk profilaksis, berikan antibiotik p.o sekali sehari selama hamil

dan 2 minggu pasca persalinan: Trimetropim/sulfametoksazol 1 tablet (160/800 mg) Amoxicilin 250 mg.

Trimetropim/sulfametoksazol

E. Penilaian Klinik pada Infeksi Saluran Kemih

15

SistitisSistitis PielonefritisPielonefritis

Nyeri tekan suprasimfisis

Nyeri kostovertebralYa Tidak

Saat awal miksi

UretritisUretritis

Ya Tidak

Zat warna pada urin deposit zat

makanan

Zat warna pada urin deposit zat

makanan

Nyeri

Ya Tidak

RASA TIDAK NYAMANPADA SUPRA SIMFISIS

Frekuensi berkemih meningkat

TidakYa

BakteriuriaBakteriuria

Warna kemerahan/keruhStatis urin

Statis urin

Ya Tidak

Page 16: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

F. Manajemen Kebidanan yang Didokumentasikan dengan Metode SOAP

STUDI KASUSNo registrasi :146-04-09Waktu pengkajian :Pukul: 08.00 WIBTempat pengkajian :Puskesmas PuterNama pengkaji :Bidan R dan mahasiswa

Data subjektif1. Biodata

Identitas Istri SuamiNama Ny. S Tn. IUmur 24 tahun 29 tahunPendidikan SMP SMKPekerjaan Ibu rumah tangga BuruhGolongan Tidak tahu Tidak tahu

16

Page 17: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

darahAgama Islam IslamSuku bangsa Sunda SundaPernikahan 1 kali 1 kaliLama 1 tahun 1 tahunAlamat Jalan mahoni no 2 rt

10 rw 5 kel kandis raya kecamatan kampong melayu kota bandung

Jalan mahoni no 2 rt 10 rw 5 kel kandis raya kecamatan kampong melayu kota bandung

No telp 081273509152 081273509152

2. Keluhan utamaIbu merasa hamil 6 bulan anak pertama, mengeluh nyeri pada waktu buang air kecil dan frekuensi buang air kecilnya sering.3. Riwayat kehamilan sekarangHPHT :3-10-2007TP :10-7-2008Usia kehamilan:28 mingguSiklus haid :28 hari, teraturGerakan janin : ibu masih merasakan gerakan janin

4. Riwayat obstetric yang laluHamil sekarang

5. Riwayat kesehatanRiwayat operasi : tidak adaIbu tidak sedang menderita atau tidak pernah menderita penyakit kronik, menular dan keturunanDalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronik, menular ataupun keturunan

6. Kebutuhan dasar ibua. Nutrisi dan hidrasi

Ibu makan 3-4 kali sehari, porsi lebih banyak dari sebelum hamil. Jenis makanan nasi, lauk pauk, sayur dan cemilan. Tidak ada pantangan dan alergi terhadap makanan.Ibu minum 5-6 gelas sehari dengan jenis minuman air putih.

b. EliminasiIbu BAB 1 kali sehari dan tidak ada keluhan saat BAB.Ibu BAK sering tidak terhitung dan ada rasa nyeri saat buang air kecil dan keluarnya juga sedikit-sedikit.

c. IstirahatIbu mersa kurang istirahat karena terganggu dengan buang air kecil yang sering.

d. AktifitasIbu melakukan pekerjaan rumah tangga oleh endiri dan dibantu oleh suaminya seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel, dan lain-lain.

7. Perilaku kesehatanSuami merokok

8. Hubungan seksualIbu berhubungan seksual seminggu 1 kali.

9. Kontrasepsi

17

Page 18: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Ibu belum pernah menggunakan kontrasepsi

10. ImunisasiTT1 diberikan pada bulan September 2007.

11. Social dan budaya Keluarga sangat senang dan menerima kehadiran bayi. Pengambilan keputusan dilakukan oleh ibu dan suami. Ibu tidak mengikuti tradisi budaya. Perlengkapan persalinan sudah dipersiapkan Penolong : bidan Tempat : Puskesmas Puter Kendaraan : belum tahu, belum dibicarakan dengan

suami Donor darah : belum tahu Kegawat daruratan : belum dibicarakan dengan suami

Data objektif1. Keadaan umum :baik

Kesadaran :Compos Mentis2. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah :110/70 mmHgRespirasi :23 kali/menitSuhu :36,5°cNadi :80 kali/menit

3. Pemeriksaan antopometriBerat Badan : 54 kgTinggi Badan :150 cm

4. Pemeriksaan fisika. Kepala

Muka tidak ada udem wajah, sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna merah muda, Bibir berwarna merah muda, kelembaban baik.Gusi berwarna merah muda.Gigi bersih dan tidak ada karies gigi.

b. LeherTidak ada pembengkakan kelanjar getah bening dan kelenjar tiroid, serta tidak ada peningkatan JVP.

c. PayudaraBentuk payudara simetris, keadaan umum payudara bersih, putting payudara menonjol, tidak ada retraksi, tidak ada pembengkakan, tidak nyeri, aerola hyperpigmentasi, colostrums belum keluar.

d. AbdomenTidak ada luka bekas operasi.Mc Donald : 22 cmLeopold I : teraba bagian besar, lunak, dan tidak melenting.Leopold II : teraba ada tahanan besar disebelah kiri dan bagian-bagian kecil disebelah kanan.Leopold III: teraba bagian keras dan melenting.

18

Page 19: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

Leopold IV : belum masuk PAP.DJJ :152 kali/menit, regular

e. EkstremitasAtas :tidak ada udem dan tidak sianosisBawah :tidak ada udem pada kaki kiri dan kanan, tidak

ada varises pada kaki kiri dan kanan kaki, dan reflek patella positif pada kaki kiri dan kanan.

AssessmentG1P0A0 gravida 26 minggu keadaan janin baik dan ibu suspek ISKMasalah potensial :resiko persalinan prematur.Antisipasi masalah potensial :penangan yang tepat untuk ISK.

Planning 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu. 2. Menjelaskan pengaruh ISK kepada ibu dan janin.3. Menganjurkan ibu untuk tetap banyak minum air putih yang banyak.

(ibu bersedia)4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene. (ibu

bersedia)5. Memberikan konseling kepada ibu mengenai cara cebok yang baik

dan benar. (ibu mengerti dan bersedia melakukannya)6. Memonitor kesejahteraan janin.7. Menganjurkan ibu untuk memeriksa kehamilannya secara rutin.8. Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan.9. Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan urin.10. Mendokumentasikan hasil asuhan.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanInfeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu kejadian infeksi

yang sering dialami wanita ketika kehamilan. Terhitung 11% dari semua wanita hamil mengalami bakteriuria. Hal itu terjadi karena adanya perubahan pada sistem perkemihan selama hamil yang kemudian diperparah dengan adanya infeksi pada organ-organ perkemihan seperti ginjal, uretra, kandung kemih dan ureter. Asymptomatic bacteriuria, pyelonefritis dan cystitis merupakan contoh ISK yang dapat terjadi saat kehamilan. Tentunya penyakit infeksi ini memiliki efek buruk bagi janin maupun kehamilan ibu. Bila hal ini tidak ditangani dengan baik, maka akan berujung kepada penyakit yang lebih parah lagi, yaitu gagal ginjal.

Untuk mengatasinya diperlukan pemahaman yang adekuat mengenai deteksi dini dan komplikasi bagi siapa saja yang terlibat dalam perawatan ibu dan bayi ketika hamil, bersalin dan nifas terutama mengenai penyakit infeksi yang terhitung sering dialami oleh wanita sebelum dan saat kehamilan. Dengan adanya deteksi dini dan penanganan awal diharapkan dapat meminimalisir penyakit agar dapat ditangani sebelum menjadi semakin berat.

B. SaranSebaiknya bidan dapat mengenal dan memahami tentang

kejadian ISK yang terjadi pada ibu hamil. Sehingga dapat mendeteksi dini dan meminimalisir kemungkinan semakin buruknya dampak dari ISK pada kehamilan.

19

Page 20: Asuhan Pada Kehamilan Dan Persalinan Yang Disertai Penyakit ISK - Askeb 4

DAFTAR PUSTAKA

2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi1 Cetakan 3.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono

prawirohardjo.Cunningham, F. Gary [et al]. 2001. Williams Obstetrics–21st edition.

United States: McGraw Hill.Sellers, Pauline McCall. 1993. Midwifery; Volume II Complications In

Childbirth. South Africa: Juta & Co, Ltd.Star, Winifred L., M. T. Shannon, L. L. Lommel, Y. M. Guiterrez. 2001.

Ambulatory Obstetry; third edition. San Francisco: UCSF Nursing Press.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.2007.Ilmu Kandungan.Jakarta:Tridasa Printer

20