Askeb Pato Tromboflebitis

16
BAB II PEMBAHASAN Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2 - 37,8ºC oleh karena resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi. Dalam hal ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal (Rustam Muchtar, 1998). Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38ºC atau lebih selama 2 hari. Dalam 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu diukur 4x sehari secara oral (dari mulut) (Adele Pillitteri, 2007). Beberapa faktor predisposisi : 1. Kurang gizi atau nutrisi 2. Anemia 3. Higiene 4. Kelelahan 5. Proses persalinan bermasalah; Partus lama / macet Korioamnionitis

description

Tromboflebitis

Transcript of Askeb Pato Tromboflebitis

Page 1: Askeb Pato Tromboflebitis

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit naik antara 37,2 -

37,8ºC oleh karena resorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi. Dalam hal

ini disebut demam resorbsi, hal ini adalah normal (Rustam Muchtar, 1998).

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genitalia

dalam masa nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa nifas oleh sebab apapun.

Mobilitas puereuralis adalah kenaikan suhu badan sampai 38ºC atau lebih selama 2 hari.

Dalam 10 hari pertama postpatum. Kecuali pada hari petama. Suhu diukur 4x

sehari secara oral (dari mulut) (Adele Pillitteri, 2007). Beberapa faktor predisposisi :

1. Kurang gizi atau nutrisi

2. Anemia

3. Higiene

4. Kelelahan

5. Proses persalinan bermasalah;

Partus lama / macet

Korioamnionitis

Persalinan traumatik

Kurang baiknya pencegahan infeksi

Manipulasi yang berlebihan

Dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas

(Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002)

Bermacam-macam jalan masuk kuman kedalam alat kandungan, seperti eksogen

(kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh), dan

endogen (dari jalan lahir sendiri), diantaranya :

Page 2: Askeb Pato Tromboflebitis

1. Streptococcus Haemoliticus Aerobik

2. Staphylococcus aureus

3. Escherichia coli

Cara terjadinya infeksi:

a. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang

berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada didalam rongga

rahim.

b. Alat-alat yang tidak suci hama. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat

terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari

penolong dan pembantunya atau orang lain.

Klasifikasi infeksi :

Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks, dan endometrium

Infeksi yang menyebar ketempat lain melaui: pembuluh darah vena, pembuluh

limfe dan endometrium (Rustam Muchtar, 1998).

A. Tomboflebitis

1. Definisi

Tromboflebitis adalah peradangan vena yang terjadi dikaitkan dengan bekuan

intervaskular atau trombus. (Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,

420).

Tromboflebitis adalah infeksi nifas oleh mikroorganisme patogen yang

mengikuti aliran di sepanjang vena dan cabang-cabangnya. (Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, 264).

Tromboflebitis adalah inflamasi endotelium vaskuler dengan pembentukan

bekuan pada dinding pembuluh darah. (Keperawatan ibu-bayi baru lahir).

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai

pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode

pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat

Page 3: Askeb Pato Tromboflebitis

peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh

tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode

tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada

ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).

Tromboflebitis adalah invasi/perluasan mikroorganisme patogen yang

mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis

didahului dengan trombosis, dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering

ditemukan pada masa nifas.(Wiknjosastro: 2002)

2. Klasifikasi

Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Pelvio Tromboflebitis (Tromboflebitis Pelvik)

Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum

latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling

sering terkena ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi

plasenta terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi

dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan

perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterna

ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca

partum.

b. Tomboflebitis Femoralis

Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal

ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan karena

adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada

susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena

vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca

partum.

(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)

Page 4: Askeb Pato Tromboflebitis

3. Etiologi

a. Perluasan infeksi endometrium

b. Mempunyai varises pada vena

c. Obesitas

d. Pernah mengalami tramboflebitis

e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up

untuk waktu yang lama

f. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.

(Adele Pillitteri, 2007)

g. Imobilitas dalam jangka waktu yang lama, seperti istirahat setelah operasi,

bekerja dikantor tanpa beranjak dari tempat duduk, sedang hamil dan

menyusui.

h. Beberapa jenis kanker seperti kanker pankreas yang menyebabkan

peningkatan procoagulants dalam darah (zat yang diperlukan dalam

pembekuan darah).

i. Memiliki lengan / kaki yang lumpuh akibat stroke.

j. Hamil / baru saja melahirkan meningkatkan tekanan darah di kaki dan

vena pelvis.

k. Kemungkinan peningkatan pembentukan bekuan darah akibat terapi

penggantian hormon / obat pengontrol kelahiran.

l. Memiliki riwayat keluarga dengan kecenderungan pembentukan bekuan

darah.

m. Kegemukan

n. Memiliki varises

o. Merokok

4. Tanda dan Gejala

a. Pelvio Tromboflebitis :

Page 5: Askeb Pato Tromboflebitis

1) Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian

samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa

panas.

2) Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik

sebagai berikut:

Mengigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat

(30-40 menit)dengan interval hanya beberapa jam saja dan

kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita

hampir tidak panas.

Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC)

yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya

subfebris seperti pada endometritis)

Penyaklit dapat langsung selama 1-3 bulan

Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana,

terutama ke paru-paru.

3) Abses pada pelvis.

4) Gambaran darah :

o Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin

menyebar kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)

o Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat

sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar

dibuat karena bakterinya adalah anaerob.

5) Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang

paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai

dalam pemeriksaan dalam.

b. Tromboflebitis Femoralis :

1) Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari,

kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang

disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.

Page 6: Askeb Pato Tromboflebitis

2) Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan

tanda-tanda sebagai berikut:

o Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar

bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.

o Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan

keras pada paha bagian atas.

o Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.

o Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi

bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.

o Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan

pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih

sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki

kemudian melus dari bawah ke atas.

o Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat

betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan

positif).

5. Faktor Predisposisi Tromboflebitis

o Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko terjadi

tromboflebitis.

o Episode tromboflebitis sebelumnya.

o Pembedahan obstetric.

o Kelahiran.

o Obesitas.

o Imobilisasi.

o Trauma vascular.

o Varises.

o Multiparietas.

o Supresi laktasi dengan esterogen.

o Infeksi nifas

Page 7: Askeb Pato Tromboflebitis

6. Komplikasi

1) Infark karena adanya thrombus yang menyumbat dan dapat

mengakibatkan kelakuan pada pembuluh darah sehingga sirkulasi ke

seluruh tubuh dan jaringan terganggu.

2) Komplikasi serius jika bekuan menjadi gumpalan (emboli) dan mulai

beredar dalam darah karena dapat menyebabkan penyumbatan arteri paru

(emboli paru).

3) Komplikais pada paru-paru infark, abses, pneumonia

4) Komplikasi pada ginjal sinistra, yaitu nyeri mendadak yang diikuti dengan

proteinuria dan hematuria

5) Komplikasi pada mata, persendian dan jaringan subkutan (Cunningham

Gary: 2005).

7. Penatalaksanaan

a. Pelvio Tromboflebitis :

1) Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan

menggunakan teknik aseptik yang baik .

2) Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit

dan mencegah terjadinya emboli pulmonum

3) Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau

dugaan adanya emboli pulmonum

4) Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika

emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun

sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.

(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002).

b. Tromboflebitis Femoralis :

1) Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas

bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.

2) Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan

menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan

Page 8: Askeb Pato Tromboflebitis

alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat

pada betis.

3) Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang

memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan

membantu mencegah kondisi stasis.

4) Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung

sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji

keadaan kulit dibawahnya.

5) Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.

6) Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan

diberikan.

7) Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.

8) Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah

sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut

tidak menekan kaki klien sehingga aliran darah tidak terhambat.

9) Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang

terkena.

10) Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian

bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk

melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.

11) Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut

perineal untuk mengkaji pendarahan jika klien dalam terapi

antikoagulan.

12) Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya:

pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang

keluar dari jahitan episiotomi.

13) Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan

pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air

susu.

14) Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.

Page 9: Askeb Pato Tromboflebitis

15) Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan

melalui terapi sub kutan.

16) Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus

memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan

bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.

17) Beritahu klien bahwa perlu dilakukan rujukan untuk menentukan

diagnosis pasti dan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

(Adele Pillitteri, 2007)

Jika pembuluh darah yang terkena cukup dangkal, perawatan seharusnya tidak

berlangsung lebih dari 2 minggu, tanpa rawat inap. Pasien disarankan melakukan

beberapa langkah perawatan diri, seperti mengangkat kaki, mengompres hangat

atau menggunakan obat nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID).

Obat

Obat yang biasa diberikan adalah obat antikoagulan, seperti dalam kasus suntikan

heparin yang mencegah penggumpalan semakin membesar. Kemudian diikuti

dengan pengobatan warfarin selama beberapa bulan yang memerlukan penentuan

dosis secara hati-hati, karena merupakan obat kuat dan dapat mengarah pada efek

samping serius jika terjadi kesalahan dosis.

Pembalutan Daerah yang Terkena

Dalam beberapa kasus, selain dukungan resep obat yang dianjurkan, dapat

dilakukan pembalutan karena mengurangi potensi risiko DVT (deep vein

thrombosis) atau thrombophlebitis yang terjadi di jaringan otot dan mencegah

kambuhnya pembengkakan.

Filter

Dalam operasi bedah yang tidak perlu rawat inap di rumah sakit, filter dapat

dimasukkan ke dalam pembuluh darah utama dari perut (vena kava) untuk

mencegah bekuan yang dari vena-vena kaki yang menuju ke paru-paru. Prosedur

ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat mengambil antikoagulan.

Penghilangan Varises

Seorang dokter bedah dapat menghilangkan varises yang menyebabkan nyeri atau

trombophlebitis kambuhan dalam prosedur yang disebut Varicose vein stripping.

Page 10: Askeb Pato Tromboflebitis

Prosedur ini, biasanya dilakukan secara rawat jalan, melibatkan penghilangan

vena panjang melalui sayatan kecil. Biasanya, pasien akan dapat melanjutkan

aktivitas normal dalam > 2 minggu. Menghilangkan vena tidak akan

mempengaruhi sirkulasi darah pada kaki karena pembuluh darah yang lebih dalam

pada kaki mampu meningkatkan volume darah. Prosedur ini juga biasa dilakukan

untuk alasan kosmetik.

Penghilangan Bekuan atau Bypass

Seorang dokter bedah dapat menghilangkan varises yang menyebabkan nyeri atau

trombophlebitis kambuhan dalam prosedur yang disebut Varicose vein stripping.

Prosedur ini, biasanya dilakukan secara rawat jalan, melibatkan penghilangan

vena panjang melalui sayatan kecil. Biasanya, pasien akan dapat melanjutkan

aktivitas normal dalam > 2 minggu. Menghilangkan vena tidak akan

mempengaruhi sirkulasi darah pada kaki karena pembuluh darah yang lebih dalam

pada kaki mampu meningkatkan volume darah. Prosedur ini juga biasa dilakukan

untuk alasan kosmetik.

Page 11: Askeb Pato Tromboflebitis

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginecologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2002. Buku Acuan Nasioanl Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta : YBP

– SP.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, obstetri

Patologi. Jakarta : EGC.

Pillitteri, Adele. 2007. Perawatan Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo.

Taber, Ben – Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan

Ginekologi. Jakarta : EGC.