Askeb Klrg Bumil Hptensi
description
Transcript of Askeb Klrg Bumil Hptensi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengenalan adanya Resiko Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui
skrining/deteksi dini adanya faktor resiko secara proaktif pada semua ibu hamil
sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau non
kesehatan yang terlatih di masyarakat, Kegiatan skrining antenatal, melalui
kunjungan rumah merupakan langkah awal dari pemeliharaan kesehatan ibu
hamil dan termasuk salah satu upaya antisipasi untuk mencegah terjadinya
kematian ibu. Resiko Tinggi Ibu hamil dengan faktor resikonya dapat diamati
dan ditemukan sedini mungkin pada awal kehamilan Menemukan Ibu Resiko
Tinggi dengan kemungkinan terjadinya resiko kematian/kesakitan pada ibu dan
atau bayinya, memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE), mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam
keluarga, agar tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan
transportasi dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan tempat dan
penolong menuju persalinan aman.
Upaya pencegahan kematian ibu dapat dimulai dari upaya asuhan
kesehatan ibu hamil didalam keluarga. Ibu hamil sebagai salah satu anggota inti
dalam keluarga mempunyai saat yang paling kritis dalam kehidupannya yaitu
masa persalinan.Setiap kontak pada saat melakukan skrining dibicarakan
dengan ibu hamil, suami, keluarga tentang tempat dan penolong untuk
persalinan aman.Pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam keluarga untuk
persiapan mental dan perencanaan untuk biaya,transportasi telah mulai
dilakukan jauh sebelum persalinan menuju kepatuhan untuk Rujukan Dini
Berencana dan Rujukan Tepat Waktu. Mengingat sebagian besar kematian ibu
sesungguhnya dapat dicegah, maka diupayakan untuk mencegah 4 terlambat
yang meyebabkan kematian ibu,yaitu:mencegah terlambat mengenali tanda
bahaya resiko tinggi, mencegah terlambat mengambil keputusan dalam
keluarga, mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan,
mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat daruruat secara memadai.
Peranan kader dan petugas kesehatan adalah menggerakkan perawatan
antenatal, sehingga membantu ibu hamil dan keluarganya dalam proses
pengambilan keputusan dengan memberi informasi yang seluas-luasnya tentang
faktor resiko,kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilannya, persalinannya,
sarana tempat rujukan dan penolong yang sesuai dengan kondisi ibu hamil
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik menyusun ”Asuhan
Kebidanan pada Keluarga Tn.S dengan Ibu Hamil Resiko Tinggi.dengan
harapan mampu memberikan Asuhan Kebidanan Kesehatan Keluarga, agar
keluarga tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya sehingga kesejahteraan
keluarga dapat tercapai.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1 Tujuan Umum
Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarganya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
o Melakukan pengkajian data pada keluarga.
o Melakukan interpretasi data dasar.
o Melakukan perumusan masalah.
o Menyusun prioritas masalah.
o Rencana asuhan kebidanan.
1.3 METODE PENGUMPULAN DATA
1. Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden
yang diteliti, metode ini membawa hasil secara langsung. (Hidayat,
2007:100)
2. Observasi
Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsungkepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal
yang akan diteliti. (Hidayat, 2007:99)
3. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil titelatur dari buku-buku
serta makalah-makalah yang ada. (Budiyanto, 2005:42)
4. Studi Dokumentasi
Yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau instansi yang secara
rutin mengumpulkan data, missal dari BPS. (Nasrul Effendy, 1998:216)
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar Belakang, tujuan; umum dan khusus,metode pengumpulan
data dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Konsep keluarga dan konsep kehamilan Resiko Tinggi
BAB III TINJAUAN KASUS
Dalam tinjauan kasus ini meliputi pengkajian, interpretasi data, perumusan
masalah, prioritas masalah dan rencana suhan.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP KELUARGA
2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Depkes RI, 1998).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengikatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu dengan yang lain dan
didalam peranannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. (Bailon S.E.& Maglaya A.,1998)
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu
adalah :
1. Unit terkecil masyarakat.
2. Terdiri dari 2 orang atau lebih.
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
4. Hidup dalam satu rumah tangga.
5. Dibawah asuhan kepala rumah tangga.
6. Berinteraksi satu sama lain.
7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing.
8. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan.
2.1.2 Struktur Keluarga
Struktur Keluarga ada bermacam-macam diantaranya (Effendi. N, 1995)
adalah :
a. Patrileneal adalah Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah, dimana hubungan itu disusun
melalui garis ayah.
b. Matrileneal adalah Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah Sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah Sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan adalah Hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan suami atau istri.
2.1.3 Tipe atau Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi
satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
2.1.4 Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam Keluarga adalah sebagai
berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh & pendidik anak-
anaknya, sebagai pencari nafkah tambahan.
3. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko social
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.5 Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga adalah :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan, keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
3. Asuhan Keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam
mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif,
preventif, serta tidak mengabaikan upaya kuratif & rehabilitatif.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
sacara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah
dengan menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan & asuhan perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
2.1.6 Langkah-langkah dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga ada beberapa
langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah
kesehatan kelurga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat
masalah kesehatan keluarga.
5. Menentukan sifat dan lausnya masalah dan kesanggupan keluarga
untuk melaksanakan tugas-tugas kelurga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga.
7. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan keluarga sesuai
dengan urutan prioritas.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai
dengan rencana yang tersusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan perawatan yang
dilakukan.
10. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum
dapat teratasi & merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan
yang baru.
2.2 KONSEP KEHAMILAN RESIKO TINGGI
2.2.1 Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah Kehamilan yang disertai satu/lebih
keadaan/factor yang mempunyai resiko yang besar untuk terjadinya
penyulit baik pada ibu dan atau janinnya, selama kehamilan, persalinan
dan nifas.
2.2.2 Yang Termasuk Kehamilan Resiko Tinggi
1. Hamil pertama terlalu muda/tua (≤ 16 th atau ≥ 35 th)
2. Hamil pertama terlalu lambat (≤ 4 th)
3. Anak terkecil 10 th atau lebih.
4. Anak terkecil ≤ 2 th
5. Punya anak 4 atau lebih
6. Hamil pada umur ≥ 35 th
7. Tinggi badan ≤ 145 cm
8. Pernah gagal hamil
9. Pernah melahirkan dengan tindakan
10. Pernah SC
11. Penyakit pada ibu
a. Kurang darah
b. Payah jantung
c. Tuberkulosa paru
d. Kencing Manis
e. Malaria
f. Penyakit kronis lain
12. Bengkak pada muka/tungkai
13. Kelainan letak janin
14. Hamil kembar 2 atau lebih
15. Hamil kembar air
16. Bayi mati dalam kandungan
17. Kehamilan lebih bulan.
18. Perdarahan waktu hamil.
19. Kejang-kejang pada hamil > 7 bulan
2.2.3 Penggolongan Kehamilan dengan Resiko
Kehamilan dengan resiko dapat dibagi dalam 4 golongan :
1. Penyakit yang menyertai kehamilan :
- Penyakit Vaskulo renal
- Incomptabilitas darah
- Endokrinopati, Kardiopati, Haemotopati, Infeksi.
2. Penyulit kehamilan
- Partus Prematurus
- Perdarahan kehamilan
- Ketidaksesuaian antara besarnya rahim & tuanya kehamilan :
hydramnion, gemelli atau gangguan pertumbuhan intra uterine.
- Kehamilan serotinus
- Kelainan uterus (Bekas SC, dan lain-lain)
3. Riwayat obstetrik yang buruk
- Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak dengan
kelainan congenital.
- Satu atau beberapa partus prematurus
- Abortus habitualis
- Infertilitas tidak disengaja labih dari 5 tahun
4. Keadaan Ibu secara umum
- Umur ibu (tua atau terlalu muda)
- Paritas
- Berat badan ibu
- Tinggi badan ibu (ibu kecil)
- Ibu yang tidak kawin
- Keadaan social ekonomi yang rendah
- Ketagihan : alcohol, tembakau, morfin.
2.2.4 Pengelolaan Kehamilan dengan Resiko
- Kehamilan dengan resiko hasur dibina oleh seorang ahli kebidanan
yang harus melakukan pengawasan secara intensif.
- Rumah sakit yang mengawasi kehamilan dengan resiko harus
mempunyai fasilitas untuk melakukan diagnostic.
- Konsultasi diperlukan dengan ahli kedokteran lainnya terutama ahli
penyakit dalam dan ahli kesehatan anak.Pengelolaan kasus
merupakan hasil team work antara berbagai ahli.
- Pengakhiran kehamilan perlu dipertimbangkan oleh team tersebut
dan juga apakah dipilih induksi persalinan atau section.
2.3 KONSEP HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
2.3.1 Definisi
Hipertensi dalam kehamilan (pre-eklamsia dan eklampsia) merupakan
kumpulan gejala yang ada pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari Trias : hipertensi, proteinurine, dan edema: yang
kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan vaskular atau hipertensi
sebelumnya. ( Rustam Mochtar 2002)
2.3.2 Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Teori yang didapat haruslah dapat menerangkan:
a. Mengapa frekuensi menjadi tinggi pada: primigravida, kehamilan
ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
b. Mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan,
umumnya pada kehamilan triwulan III.
c. Mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian
janin dalam kandungan.
d. Mengapa frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan
berikutnya.
e. Penyebab timbulnya hipertensi, proteinurine, edema, dan konvulsi
sampai koma. Dari hal-hal tersebut diatas, jelaskan bahwa bukan
hanya 1 faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-
eklamsia dan eklamsia.
2.3.3 Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan meliputi :
Hipertensi (tanpa proteinuria atau edema)
Preeklamsia ringan
Preeklamsia berat
Eklampsia
2.3.4 Tanda dan Gejala
Gejala dan Tanda yang
selalu ada
Gejala dan tanda yang
kadang-kadang ada
Diagnosis kemungkinan
Tekanan diastolic
≥ 90 mmHg pada
kehamilan < 20
minggu
Tekanan diastolic
90-110 mmHg
pada kehamilan <
20 minggu
Tekanan diastolic
90-110 mmHg
pada kehamilan >
20 minggu
Proteinuria -
Hipertensi kronik
Hipertensi kronik dengan
superimposed
preeklamsia ringan.
Hipertensi dalam
kehamilan
Gejala dan Tanda yang
selalu ada
Gejala dan tanda yang
kadang-kadang ada
Diagnosis kemungkinan
Tekanan diastolic
90-110 mmHg
pada kehamilan >
20 minggu
Proteinuria sampai
++
Tekanan diastolic
≥ 110 mmHg pada
kehamilan > 20
minggu
Proteinuria ≥ +++
Kejang
Tekanan diastolic
≥ 90 mmHg pada
kehamilan > 20
minggu
Proteinuria ≥ ++
Hiperlefleksia
Nyeri kepala (tidak
hilang dengan
analgetik biasa)
Pengelihatan kabur
Oliguria (< 400
ml/24 jam)
Nyeri abdomen atas
(epigastrium)
Edema paru
Koma
Sama seperti
preeklampsia berat
Preeklampsia ringan
Preeklampsia berat
Eklampsia
2.3.5 Penatalaksanaan
a. Pencegahan
- Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti,
mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre eklamsi ringan), lalu
diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi
lebih berat.
- Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre
eklamsi kalau ada factor-faktor predisposisi.
- Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak
serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan
berat badan yang berlebih.
b. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
- Untuk mencegah terjadinya pre-eklamsi dan eklamsi.
- Hendaknya janin lahir hidup.
- Trauma pada janin seminimal mungkin.
2.3.6 Komplikasi
Otak
Pada pre-eklamsiaaliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam
batas-batas normal. Pada eklamsi, resistensi pembuluh darah
meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh Darah otak. Edema yang
terjadi pada otak dapat meninbulkan kelainan serebral dan gangguan
visus, bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
Plasenta dan rahim
Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dank arena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-eklamsi dan
eklamsi sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaannya
terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematurus.
Ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun.
Hal ini menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun,
sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi
glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada
keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
Paru-paru
Kematian ibu pada pre-eklamsi biasanya disebabkan oleh edema
paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Biasa pula karena
terjadinya aspirasi pneumonia, atau abses paru.
Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh
darah.Bila terjadi hal-hal tersebut, maka hasur dicurigai terjadinya
pre-eklamsi berat. Pada eklamsi dapat terjadi ablasio retina yang
disebabkan edema intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi
untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala yang lain dapat
menunjukkan tanda pre-eklamsi berat yang mengarah pada eklamsi
adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan
oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat pengelihatan
dikorteks serebri atau di dalam retina
Keseimbangan dan elektrolit
Pada pre-eklamsi ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang
nyata pada metabolisme air, elektrolit, kristaloid dan protein serum.
Jadi, tidak terjadi gangguan keseimbangan elektolit. Gula darah,
kadar natrium bikarbonat dan pH darah berada pada batas normal.
Pada pre-eklamsi berat dan eklamsi, kadar gula naik sementara,
asam laktat dan asam organic lainnya naik, sehingga cadangan alkali
akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang.
Setelah konvulsi
2.3.7 Diagnosa
a. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan,
edema, hipertensi, dan timbul protein urine.
Gejala subyektif : sakit kepala di daerah frontal,
nyeri epigastrium, gangguan visus,
pengelihatan kabur, skotoma, diplopia, mual
dan muntah. Gangguan serebral lainnya :
oyong, refleks meningkat, dan tidak tenang.
b. Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan
proteinurine pada pemeriksaan laboratorium.
2.3.8 Prognosa
Morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi tinggi.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 10-01-2008 Jam 10.00 WIB
1. Biodata
Nama kepala keluarga : Tn. Suwito
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : Rata-rata Rp. 500.000 per bulan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Sumber Towo, kelurahan Sonorejo, kecamatan
Grogol. Kabupaten Kediri.
2. Susunan Anggota KeluargaNo Nama Jenis
Kelam
in
Umur Hubungan
dengan KK
Pekerjaan Pendidikan Keadaan kesehatan waktu
kunjungan/imunisasi yang
didapat
1.
2.
Ny.Par
miati
Sdr.Ard
iansyah
P
L
33 thn
11 thn
Istri
Anak
IRT SMP
Pelajar
Baik
Baik
Tipe keluarga ini adalah Nuclear Family yang paling dominant dalam
pengambilan keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga.Hubungan dengan
keluarga cukup harmonis.
3. Genogram
Keterangan :
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Perempuan
= Pria
35 Thn. 33 Thn.
11 Thn.A
S P
An. Pmeninggal. (+)
4. Kegiatan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur dan tergantung kepada kemauan
anggota keluarga masing-masing.
b. Kebiasaan Makan
Makan 3 x dengan makanan pokok beras (nasi).Keadaan fisik anggota
keluarga tidak ada yang terlalu gemuk ataupun kurus dan berat badan
anggota keluarga berada umumnya sesuai dengan tinggi badan.
c. Penggunaan waktu senggang
Penggunaan waktu senggang oleh ibu digunakan untuk mengasuh anak
dan melihat TV. Ibu tidak terlalu aktif dalam kegiatan ibu-ibu RT/RW.
Ayah sehari-hari sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani, pulang ke
rumah sore hari.Waktu berkumpul denga keluarga biasanya dilakukan
pada malam hari.
d. Situasi Sosial Budaya dan Ekonomi
Penghasilan Tn. Suwito sebulan berkisar antara 500.000-750.000,- dan
sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari,
termasuk untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak dan sisanya lagi
ditabung untuk biaya persalinan anak ke tiganya.Keperluan belanja
keluarga semuanya diatur dan menjadi tanggung jawab Ny.Parmiati.
5. Situasi Lingkungan
a. Perumahan
Luas tanah 156 m2 milik sendiri, luas rumah 65 m2, terdiri dari 2 kamar,
1 kamar tamu, 1 kamar makan yang merangkap dapur, pengaturan
perabot rumah teratur, ventilasi cukup, kebersihan rumah baik,
pekarangan dimanfaatkan untuk bertanam dan berternak.
b. Sumber Air Minum
Menggunakan sumur gali, keadaan air jernih, tidak bau dan tidak berasa
dan keadaannya cukup baik.
c. Tempat Pembuangan Tinja
Keluarga sudah mempunyai WC sendiri yaitu latrin.
d. Tempat Pembuangan Air Limbah
Dibuang melalui selokan yang ada disamping rumah.Keadaan selokan
bersih dan airnya mengalir
e. Pembuangan Sampah
Sampah dibuang dilubang yang telah dibuat di samping belakang rumah
dan jika sampah sudah menumpuk banyak di bakar
f. Kandang Ternak
Keluarga memelihara ayam di belakang rumah. Jarak antara rumah
dengan kandang ± 3 meter, keadaan wajar pada umumnya kandang
ayam dan terurus.
g. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Bila Ada anggota keluarga yang sakit selalu dibawa ke Puskesmas.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan demikian pula dengan
kelahirannya.
6. Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Imunisasi
Anak pertama sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
b. Keluarga Berencana
Ibu pernah mengikuti keluarga berencana menggunakan pil 3 bulanan
yang kemudian dihentikan sehingga hamil dan melahirkan anak terkecil
sekarang ini.
c. Riwayat Persalinan
Semua persalinan yang dialami ibu ditolong oleh bidan dan ibu tidak
mengalami kelainan sewaktu hamil dan bersalin pada anak pertama.
Anak ke 2 bayi meninggal dalam kandungan (IUFD) pada saat usia
kehamilannya 9 bulan.
d. Kebiasaan Menyapih
Biasanya anaknya disapih ± umur 2 tahun.
e. Pemberian Makanan pada Bayi
Anak diberikan makanan tambahan pada usia 4 bulan karena anaknya
sering menangis jika hanya diberi ASI.
f. Keadaan Gizi Keluarga
Pertumbuhan fisik anak Tn.S cukup, berat badan umumnya sesuai
dengan usia anak,anak tampak sehat. Kebutuhan gizi ibu cukup baik
dengan makan menu seimbang dan vitamin yang diberikan oleh bidan.
Selama hamil ini ibu tidak ada pantangan makanan.
g. Penyakit Yang Diderita Keluarga
Anak pertama (Ardiansyah) keadaan sehat, kebiasaan bermain bersama
teman-temannya disawah milik bapaknya.
Bapak, keadaan sehat, badan kekar, tidak merokok, untuk sekarang ini
tidak ada keluhan fisik.
Ibu tampak sehat, ibu hanya mengeluh setiap kali hamil tensinya tinggi
tapi kaki dan tangan tidak bengkak, kalau kecapekan kadang pusing.
Keluhan lain tidak ada
h. Riwayat kehamilan sekarang
Saat ini Ny.Parmiati sedang hamil 9 bulan.
Kehamilan ini adalah kehamilan ketiga
Selama hamil ini Ny.Parmiati tidak mengalami sakit hanya pusing
kalau kecapekan dan TD: 140/90 mmHg.
Ny.Parmiati memeriksakan kehamilannya ke bidan.
Ny.Parmiati sudah pernah mendapatkan imunisasi TT dari bidan
Saat dilakukan kunjungan rumah Ny.Parmiati ada keluhan sering
pusing sehubungan dengan kehamilannya. Ny.Parmiati mengatakan
gerakan anaknya aktif sekali.
i. Riwayat Haid
Menarche : ± 13 tahun
Siklus haid : teratur tiap bulan
Lama Haid : 5-7 hari
Banyaknya : biasa (ganti softex 2-3 x sehari)
Dysmenorhoe : ya kadang-kadang sebelum haid
Keputihan : ya kadang-kadang sebelum haid
HPHT : 10 Mei 2007
HPL : 17 Februari 2008
j. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Kawin
no.
Ikhtisar
Kehamilan
Riwayat
Persalinan
Hidup/Umur BB/PB L/P Puerperium
1
2
-
-
Kelahiran
normal
ditolong
oleh
bidan
Kelahiran
normal
ditolong
oleh
bidan
Hidup, 11
tahun
Meninggal
2900
gr/48
cm
2700
gr/47
cm
L
P
Baik
Baik
k. Pola Kebiasaan Sehari- hari
- Pola Istirahat dan Tidur
Siang hari : tidak pernah tidur siang
Malam Hari : tidur ± jam 21.00-04.00 WIB
- Pola BAB dan BAK
BAB tidak ada gangguan,lancar tiap 1 x sehari
BAK tidak ada gangguan, lancar setiap hari 5-6x/hari
- Pola Aktivitas
Setiap hari Ny.Parmiati dianjurkan untuk istirahat, tidak boleh kerja
yang berat-berat sehubungan dengan kehamilannya yang sudah
besar ditambah ada hipertensi.
- Pola Hygiene
Kebersihan diri cukup, mandi 2x (pagi,sore), gosok gigi 2 x, ganti
pakaian tiap kali kotor, cuci rambut 2 hari sekali.
- Pola Religius
Ny.Parmiati menganut agama islam dan taat menjalankan ibadah
sholat 5 waktu.
l. Rencana Persalinan
Keluarga mengatakan untuk persalinannya dianjurkan ke bidan.
Pemeriksaan Fisik Ny.Parmiati
Tanggal : 10-01-2008
1. Umum
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny.Parmiati
secara umum keadaan fisik baik ada keluhan pusing, kadang-kadang
kakinya tampak oedem.TD : 140/90 mmHg, BB : 56 kg.
2. Pemeriksaan Khusus
Palpasi :
Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
proc.xyphoideus,bagian fundus teraba bokong
Leopold II : Puki
Leopold III : Teraba kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 4/5
Auskultasi : Denyut jantung janin + baik
Frekuensi 136 x/menit
Perkusi : Reflek patella +/+
KSPR : Skor awal ibu hamil 2, anak terkecil ≤ 2 tahun skor 4,
bayi mati dalam kandungan skor 4 jadi jumlah skor
10.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
NO./TGL DIAGNOSA DATA DASAR
1.
10-01-2008
2.
10-01-2008
Keluarga dengan ibu
hamil resiko tinggi
dengan hipertensi dalam
kehamilan.
Kurangnya pengetahuan
ibu/keluarga tentang
pemberian ASI Eklusif
pada Balita
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan ini adalah kehamilan
ketiga
- Ibu mengatakan saat ini umur ibu 33
tahun
- Ibu mengatakan setiap kali hamil
tensinya selalu tinggi
- Ibu mengatakan selama ini periksa ke
bidan
Data Obyektif :
- Keadaan Umum Ibu : 140/90 mmHg,
suhu : 366C, Respirasi : 20 x/mnt.
- Pada inspeksi : Perut membesar
sesuai dengan usia kehamilan.
- Pada Palpasi :
Leopold I : Tinggi fundus uteri 3
jari di bawah
proc.xyphoideus,
bagian fundus teraba
bokong
Leopold II : Puki
Leopold III : Teraba kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk
PAP 4/5
Jumlah KSPR 10 (anak terkecil ≤ 2
tahun, bayi mati dalam kandungan).
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan pendidikan
terakhirnya SMP.
- Ibu mengatakan anaknya sering
menangis jika hanya diberi ASI.
NO./TGL DIAGNOSA DATA DASAR
- Ibu mengatakan anaknya yang
pertama setelah usia 3 bulan
langsung diberi makan nasi sama
pisang.
Data Obyektif :
- Keadaan kesehatan masing-masing
anggota keluarga baik,tidak ada
keluhan apa-apa.
- Kesehatan lingkungan rumah cukup
bersih, walaupun sebagian lantai
ada yang masih tanah.
III. PERUMUSAN MASALAH
Dari data yang didapatkan, maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan
sebagai berikut : - Keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi
- Kurangnya pengetahuan ibu/keluarga tentang pemberian ASI
eksklusif pada Balita.
IV. SUSUNAN PRIORITAS MASALAH
-skoring-
1. Keluarga dengan ibu Hamil Resiko Tinggi
NO KRETERIA PENGHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1
2
3
4
Sifat masalah
Kemungkinan
masalah dapat
dirubah
Potensial
masalah untuk
dirubah
(pencegahan).
Menonjolnya
2/3 x 1
½ x 2
2/3 x 1
0/2 x 1
2/3
1
2/3
0
Ancaman
kesehatan
Kehamilan ibu
masih bisa
diawasi dengan
cara ANC yang
teratur.
Sebelumnya
ANC di
Puskesmas dan
BPS.
Keluarga tidak
NO KRETERIA PENGHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
masalah. merasakan bahwa
hal tersebut
merupakan suatu
masalah.
Jumlah Skor 5/6
2. Kurangnya pengetahuan ibu/kelurga tentang pemberian ASI Esklusif pada
Balita
NO KRETERIA PENGHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1.
2.
3.
4.
Sifat Masalah
Kemungkinan
masalah dapat
dirubah
Potensi
masalah untuk
dirubah
(pencegahan)
Penonjolan
masalah.
1/3 x 1
1/2 x 2
2/3 x 1
0/2 x 1
1/3
1
2/3
0
Krisis kesehatan
Ada kemauan ibu
untuk berubah
dengan
penyuluhan yang
diberikan.
Penyuluhan dan
pendampingan
oleh tenaga
kesehatan selama
ibu tersebut
hamil, nifas dan
menyusui
bayinya dan
dukungan dari
kelurga.
Hal tersebut tidak
dirasa sebagai
masalah oleh
keluarga.
Jumlah Skor 4/6
-Urutan Prioritas Masalah-
1. Keluarga dengan Ibu Hamil Resiko Tinggi
2. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang pemberian ASI Esklusif pada
bayi.
V. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA TN. SUWITO
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI EVALUASI
10-01-2008
Jam 10.30 WIB
Keluarga dengan ibu
hamil yang mengalami
resiko tinggi dengan
hipertensi dalam
kehamilan.
Keluarga mampu
mengenali tanda-tanda
bahaya yang mungkin
timbul pada kehamilan
seperti
Perdarahan
pervaginam.
Sakit kepala yang
hebat, menetap yang
tidak hilang.
Perubahan visual
secara tiba-tiba
(pandanga kabur,
rabun senja)
Nyeri abdomen yang
hebat.
Bengkak pada muka
dan tangan.
Bayi kurang
bergerak seperti
1. Adakan pendekatan secara
terapeutik kepada ibu dan
keluarganya.
2. Berikan penjelasan pada ibu
1. Pendekatan secara
terapeutik dapat
meningkatkan rasa
percaya diri keluarga
pada petugas
kesehatan.
2. Sebagai parameter
1. Melakukan pendekatan
secara terapeutik
kepada ibu dan
keluarganya dengan
cara :
- Sapa dan salam
kepada klien secara
terbuka dan sopan..
- Tanyakan pada klien
informasi tentang
dirinya.
- Jelaskan secara
lengkap mengenai
kehamilan resiko
tinggi dengan
hipertensi dalam
kehamilan.
- Perlunya dilakukan
kunjungan ulang.
2. Memberikan
Tgl 10-01-2008 jam
10.30 WIB
S : Ibu mengatakan
setelah mendapatkan
penjelasan dari
petugas dapat
mengerti ttg keadaan
kehamilannya &
resiko kehamilannya.
O : Ibu dapat
mengulangi kembali
sebagai penjelasan
yang diberikan oleh
petugas ttg
kehamilannya dan
resiko dari
kehamilannya.
A : Keluarga dengan
ibu hamil yang
mengalami resiko
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI EVALUASI
biasa.
Kreteria :
- Ibu bisa melahirkan
secara normal/per
vaginam.
- Ibu dan bayi sehat.
dan keluarga tentang
kehamilannya.
3. Anjurkan pada ibu
memeriksakan
kehamilannya secara
teratur di BPS.
untuk melakukan
tindakan selanjutnya
dan sebagai
tambahan
pengetahuan ibu dan
keluarga.
3. Deteksi dini adanya
kemungkinan –
kemungkinan yang
berhubungan dengan
kehamilannya.
penjelasan pada ibu &
keluarga dengan
bahasa yang mudah
dimengerti dan
sederhana ttg keadaan
kehamilannya :
- Saat ini usia
kehamilannya sudah 9
bulan.
- Letak anak normal.
- Saat ini keadaan ibu
tensinya tinggi dan
keadaan janin baik.
3. Menganjurkan ibu
secara teratur
memeriksakan
kehamilannya untuk
mencegah beberapa
factor yang dapat
terjadi pada ibu hamil
dengan resiko tinggi,
yaitu : control 1
minggu sekali.
dengan hipertensi
dalam kehamilan.
P : Lanjutkan rencana
3. Anjurkan pada ibu
memeriksakan
kehamilannya secara
teratur BPS.
6. Memotivasi ibu
untuk mengikuti KB.
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI EVALUASI
4. Anjurkan pada ibu segera
memeriksakan
kehamilannya bila sebelum
waktu control terjadi
sesuatu hal yang tidak
diinginkan/mengganggu
5. Anjurkan ibu untuk makan
makanan yang bergizi.
6. Memotivasi ibu untuk
4. Tindakan yang cepat,
terapi yang tepat
dapat mengurangi
bahaya/resiko pada
kehamilannya.
5. Makanan yang cukup
gizi dapat membantu
proses pertumbuhan
& perkembangan
janin dalam
kandungan dan juga
meningkatkan
kesehatan ibu
6.Menjarangkan
4. Menganjurkan pada
ibu untuk
memeriksakan
kehamilannya bila
sebelum waktu control
terjadi sesuatu hal
yang dirasakan
mengganggu misal :
mengeluarkan air
ketuban/darah
5. Menganjurkan ibu
untuk makan makanan
yang bergizi denag
menu makan 2 x lipat
dari sebelum hamil.
Misal :
- Lauk pauk
- Sayur sayuran
- Buah
- Kacang hijau
Susu (gizi seimbang)
6. Memotivasi ibu untuk
mengikuti KB, sebagai
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI EVALUASI
10-01-2008
Jam 10.45 WIB
Kurangnya
pengetahuan ibu/
keluarga tentang
pemberian ASI
Eksklusif pada Balita.
Ibu dan keluarga tahu
pentingnya pemberian
ASI Eksklusif pada
anaknya.
Kreteria :
-Ibu dapat menyebutkan
manfaat dari ASI
Eksklusif.
- Ibu dapat memberikan
ASI Eksklusif pada
anaknya.
mengikuti KB
1. Adakan pendekatan secara
terapeutik kepada ibu dan
keluarganya.
kehamilan.
1. Pendekatan secara
terapeutik dapat
meningkatkan rasa
percaya diri ibu dan
keluarga pada
petugas kesehatan
antisipasi terhadap
kehamilan berikutnya,
mengingat factor-
faktor yang mungkin
terjadi pada ibu hamil
dengan resiko tinggi
1. Melakukan pendekatan
secara terapeutik
kepada ibu dan
keluarganya dengan
cara :
- Anamnesa ttg
kehamilannya.
- Membantu
ibu/keluarga dalam
memecahkan
masalah sehubungan
dengan
kehamilannya dan
konseling kesehatan
keluarga pada
umumnya
S: Ibu mengatakan
sudah mengerti
dengan penjelasan
yang diberikan oleh
Nakes.
O: Ibu bisa
mengulang
penjelasan yang
diberikan oleh Nakes.
A: Kurangnya
pengetahuan ibu/
keluarga tentang
pemberian ASI
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI IMPLEMENTASI EVALUASI
2. Jelaskan pada ibu tentang
pentingnya ASI Eksklusif
bagi anaknya.
2. Dengan penjelasan
diharapkan ibu mau
memberi ASI
Eksklusif dan tahu
pentingnya ASI
EKSKLUSIF pada
bayinya.
2. Menjelaskan bahwa
ASI Eksklusif banyak
mengandung antibody
dan vitamin yang
penting bagi bayinya.
Eksklusif pada Balita
P: Mengajari ibu
tentang perawatan
payudara untuk
menghadapi masa
laktasi.
BAB 4
PEMBAHASAN
Kehamilan resiko tinggi adalah Kehamilan yang disertai satu/lebih
keadaan/factor yang mempunyai resiko yang besar untuk terjadinya penyulit baik
pada ibu dan atau janinnya, selama kehamilan, persalinan dan nifas. Pada keluarga
binaan dengan salah satu anggota keluarga menderita kehamilan dengan resiko
tinggi, sebagai bidan harus lebih tanggap dan waspada bila ada tanda-tanda
kehamilan dengan resiko tinggi. Pada kasus ini karena menyangkut keselamatan ibu
dan bayi maka perlu perhatian khusus agar ibu dapat menjalankan kehamilannya
dengan normal tanpa ada komplikasi dan dapat melahirkan bayinya dengan selamat.
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. Suwito disebabkan oleh
faktor ketidaktahuan, hal ini terjadi karena tingkat pendidikan keluarga yang masih
rendah (Sekolah Menengah Pertama), disamping itu ditunjang pula oleh faktor sosial
budaya masyarakat tempat tinggal klien dan faktor ekomoni menengah kebawah.
Faktor ketidaktahuan dan faktor ekonomi keluarga yang menengah ke bawah
tersebut menimbulkan ketidakmampuan keluarga untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarganya, sehingga masalah-masalah kesehatan
yang timbul dalam keluarga dianggap sesuatu yang wajar yang biasa terjadi dalam
kehidupan. Kondisi ini mengakibatkan masalah kesehatan yang berkepanjangan dan
berlarut-larut sebagai suatu siklus yang tidak ada habisnya dalam kehidupan
berkeluarga. Hal ini dapat dilihat secara jelas di mana ibu setiap kali hamil tekanan
darahnya selalu tinggi, anak pertama tidak mendapatkan ASI Eksklusif karena pada
usia 4 bulan sudah diberikan makanan tambahan dan anak ke dua meninggal
dikandungan pada usia kehamilan 9 bulan.
Tingkat pendidikan yang rendah, faktor ekonomi menengah ke bawah dan adat
kebiasaan yang melekat merupakan hambatan yang berat yang harus dihadapi oleh
petugas kesehatan dalam membina perawatan keluarga Tn.Suwito, oleh karena itu
intervensi pertama yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan adalah melakukan
penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang
dilakukan secara bertahap dalam membangkitkan motivasi keluarga kearah perilaku
sehat. Bila respon keluarga terhadap upaya ini positif, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan intervensi riil sesuai dengan masalah pertama ibu dianjurkan untuk
memeriksakan kehamilannya secara teratur, masalah kedua ibu dianjurkan untuk
memberikan ASI Eksklusif, dengan permasalahan yang melibatkan keluarga secara
aktif mulai dari perencanaan penanggulangan masalah sampai dengan pelaksanaan
tindakan keperawatan di rumah, sehingga membawa hasil yang nyata dan dirasakan
manfaatnya oleh keluarga dalam meningkatkan kemampuan memelihara diri dalam
keluarga mereka sendiri yang selanjutnya timbul kemandirian keluarga dalam
memelihara kesehatan.
Dalam implementasi, intervensi yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan
dengan baik. Pelaksanaan tersebut meliputi : Melakukan pendekatan secara
terapeutik kepada ibu dan keluarganya, memberikan penjelasan pada ibu & keluarga
dengan bahasa yang mudah dimengerti dan sederhana ttg keadaan kehamilannya,
menganjurkan ibu secara teratur memeriksakan kehamilannya untuk mencegah
beberapa factor yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan resiko tinggi,
menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya bila sebelum waktu
control terjadi sesuatu hal yang dirasakan mengganggu, menganjurkan ibu untuk
makan makanan yang bergizi denag menu makan 2 x lipat dari sebelum hamil,
memotivasi ibu untuk mengikuti KB dan menjelaskan bahwa ASI Eksklusif banyak
mengandung antibody dan vitamin yang penting bagi bayinya. Jadi setiap prosedur
yang akan dilakukan dikomunikasikan terlebih dahulu dengan klien dan disesuaikan
dengan kondisi ibu hamil dan keluarganya Evaluasi sesuai dengan kreteria hasil dan
alokasi waktu yang ditentukan. Keberhasilan evaluasi tergantung pada kerjasama ibu
hamil, keluarga pasien, petugas juga sarana dan prasarana yang tersedia. Pada
evaluasi didapatkan keluarga dengan ibu hamil yang mengalami resiko dengan
hipertensi dalam kehamilan dan kurangnya pengetahuan ibu/ keluarga tentang
pemberian ASI Eksklusif pada Balita. Harapannya dengan diberikan KIE pada ibu
hamil dan keluarga kehamilan dapat berjalan dengan lancar sampai bayi lahir dengan
selamat dan keadaan ibu baik, ibu dapat memberikan bayi ASI Eksklusif sampai usia
6 bulan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn.Suwito denga salah satu anggota
keluarganya menderita kehamilan dengan resiko tinggi dengan TD: 140/90
mmHg sering pusing. Sehingga intervensi yang diberikan adalah melakukan
pendekatan kekeluargaan pada ibu dan keluarga, berikan penjelasan pada ibu
dan keluarga tentang kehamilannya, anjurkan pada ibu memeriksakan
kehamilannya secara teratur di BPS, anjurkan pada ibu segera memeriksakan
kehamilannya bila sebelum waktu control terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan/mengganggu, anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi,
memotivasi ibu untuk mengikuti KB. Hasil evaluasi dari semua tindakan yang
telah diberikan adalah keluarga dapat memahami tentang penjelasan yang
diberikan petugas dan keluarga mengatakan akan berusaha untuk berubah dari
perilaku-perilaku yang dapat merugikan kesehatan
5.2 SARAN
5.2.1 Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bidan, hendaknya dalam melakukan asuhan kebidanan jangan
lupa memberikan KIE pada ibu tentang :Tanda-tanda bahaya pada
kehamilan, tanda-tanda persalinan, perawatan bayi baru lahir, perawatan
tali pusat, pemberian ASI Eksklusif dan imunisasi pada bayi.
5.2.2 Bagi Keluarga Klien
1. Menganjurkan pada ibu agar memeriksakan kehamilannya secara
teratur pada Tenaga Kesehatan.
2. Menyarankan pada ibu untuk makan-makanan menu gizi seimbang.
3. Memotivasi ibu agar segera menggunakan KB setelah melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC
Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
Prawiroharjo Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan.YBP-SP, Jakarta