ASKEB ANC (Letsu BPS).doc
description
Transcript of ASKEB ANC (Letsu BPS).doc
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral PP dan Pl serta pusdiklat SDM Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. 2006. Modul Materi Dasar I Kebijakan Program Imunisasi.
Kesehatan RI : Jakarta
Markum, A.H. 1997. Imunisasi. FKUI : Jakarta
Pusat Pendidikan Tenga Kesehatan. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam
konteks Keluarkan. Depkes RI : Jakarta
Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2006. Depkes Propinsi Jawa Timur
Prawirohardjo,Sarwono.1999.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta. : YBP – SP
Wong, Donna L. 2003. Panduan Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta:
EGC
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Letak sungsang terjadi karena posisi janin yang memanjang
(membujur) dalam rahim, kepala berada di bagian fundus. Hal ini harus
diperhatikan oleh ibu demi kelancaran proses persalinan. Apabila tidak
diperhatikan dapat membahayakan bagi keselamatan ibu maupun bayi
diantaranya ialah bagi ibu bisa terjadi perdarahan, infeksi sedangkan bagi bayi
1
dapat mengakibatkan asfiksia dan ini memerlukan penanganan yang serius.
Oleh karena itu pentingnya ibu untuk memeriksakan kondisi kehamilannya
sejak dini.
(Mochtar, 1998 : 356)
Dengan adanya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya diharapkan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
perinatal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
letak sungsang sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan
dan ketrampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien dan
kegawatdaruratan obstetrik.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai dengan anlisa data.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan
6. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah
direncanakan
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini hanya pada
masalah letak sungsang.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Wawancara
Pengambilan data dengan tanya jawab langsung dari klien.
2. Pemeriksaan
2
Melakukan pengamatan secara langsung pada klien melalui pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan data yang obyektif.
3. Observasi
Pengamatan secara langsung pada klien.
4. Praktek secara langsung
Penerapan pengetahuan dan ketrampilan dapat memberikan asuhan
kebidanan pada klien.
5. Pengkajian catatan medik dan kepustakaan
Sebagai acuan dalam pelaksanaan praktek asuhan kebidanan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.2 Konsep Dasar Letak Sungsang
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan
Saran
3
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR KEHAMILAN
2.1.1 Pengertian
- Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
(Manuaba, 1998)
4
- Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai janin, lama hamil
normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2002)
2.1.2 Pembagian Kehamilan menurut tuanya kehamilan
1. Kehamilan trimester 1 (antara 0 – 12 minggu)
2. Kehamilan trimester 2 (antara 12-28 minggu)
3. Kehamilan trimester 3 (antara 26-40 minggu)
2.1.3 Penyebab Terjadinya Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek menurut Mochtar (1998 :
48) sebagai berikut :
1. Ovum
Adalah suatu sel telur dengan diameter ± 0,1 mm yang terjadi dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pelusia
oleh kromosom radiata.
2. Spermatozoa
Bentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi nukleus leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
cepat.
3. Konsepsi
Adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
falopi.
4. Nidasi
Adalah masuk dan tertahannya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
2.1.4 Tanda-tanda kehamilan
1. Tanda-tanda tidak pasti
- Amenorea (terlambat datang bulan)
- Nausea (enek) dan emesis (muntah)
- Sering miksi
- Pigmentasi kulit
5
- Anoreksia (tidak nafsu makan)
- Payudara menjadi tegang dan membesar
- Obstipasi
- Varises
- Mengidam
2. Tanda-tanda mungkin
- Tanda Hegar
- Tanda Piscasek
- Tanda chadwick
- Tanda Braxton Hicks
- Suhu basal
3. Tanda-tanda pasti
- Terdengar DJJ, mulai terdengar pada UK 18-20 minggu
- Teraba bagian-bagian anak pada saat palpasi
- Terasa pergerakan anak, UK 18-20 minggu
- Pemeriksaan rontgen, dapat dilakukan setelah UK 16 minggu.
(Sarwono, 2002 : 129)
2.1.5 Diferensial Diagnosis Kehamilan
a. Pseudosiesis
Terdapat amenorea, perut membesar tetapi tanda-tanda kehamilan lain
dan reaksi kehamilan negatif.
b. Cistoma ovari
Mungkin ada amenore, perut penderita makin membesar, tetapi
uterusnya semakin biasa.
b. Mioma uteri
Terdapat amenore, perut penderita makin besar, uterusnya makin besar,
kadang-kadang tidak merata akan tetapi tanda-tanda kehamilan dan
reaksi kehamilan negatif.
c. Vesika urinaria dengan retensio urin
Uterus sendiri biasanya besar, tanda-tanda kehamilan dan reaksi negatif.
6
2.1.6 Tanda dan Gejala Kehamilan Trimester III
1. Sering kencing
Desakan rahim ke depan oleh kepala janin menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering miksi.
2. Konstipasi /Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar dan tonus otot-otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid.
3. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, garam dan air pada payudara. Estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan albeoli payudara. Kelenjar mantgomery
terlihat lebih membesar dan tegang.
4. Hiperpigmentasi kulit
Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta dijumpai di muka (cloasma
gravidarum), areola mammae, leher dan dinding perut.
5. Varises atau penekanan pembuluh-pembuluh darah vena karena
pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai penampakan
pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara. Penampakan pembuluh darah ini akan menghilang setelah
persalinan.
2.1.7 Perubahan Fisiologis pada Saat Kehamilan
1. Rahim
Rahim yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan,
otot rahim hyperplasia dan hipertropy lebih lunak mengikuti pembesaran
rahim, perubahan pada ishmus uteri (rahim) yang menyebabkan isthmus
menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam
seolah-olah kedua jari saling sentuh perlunakan isthmus tersebut
dinamakan tanda hegar.
7
2. Vagina / liang senggama
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan
(tanda chadwicks)
3. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen,
progesteron dan somatoma motropin.
4. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor:
- Peningkatan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
- Terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retroplesenter.
- Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
5. Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah. Sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu.
Serum darah atau volume darah bertambah besar 25 – 30% sedangkan
sel darah bertambah sekitar 20%. Hal ini ditandai dengan menurunnya
hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah. Ini terjadi walaupun
jumlah total sirkulasi hemoglobin meningkat, untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dan rahim. Hal ini disertai anemia fisiologi
(jumlahHb minimum yang sesuai masa kehamilan adalah 11-12 gram /
dl darah)
2.2 KONSEP DASAR LETAK SUNGSANG
2.2.1 Definisi
Letak sungsang dimana janin yang memanjang (membujur) dalam
rahim, kepala di fundus. (Mochtar, 1998: 350)
8
Letak sungsang pada persalinan justru kepala yang merupakan bagian
terbesar bayi akan lahir terakhir. (Manuaba, 1998 : 360)
2.2.2 Etiologi
1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Septum pada rahim
- Uterus dupleks
- Mioma bersama kehamilan.
b. Keadaan plasenta
- Plasenta letak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Deformitas tulang panggul
- Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala.
2. Sudut Janin
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramnion atau oligohidramnion
- Prematuritas. (Manuaba, 1998 : 361)
Klasifikasi
1. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas.
2. Letak sungsang sempurna (complete Brech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong.
3. Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga
kaki/ lutut terdiri dari :
9
- Kedua kaki : letak kaki sempurna
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
- Kedua lutut : letak lutut sempurna
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna (Manuaba, 1998 : 350)
Patofisiologis
1. Bagi ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban cepat pecah dan partus lebih lama, jadi
mudah terkena infeksi.
2. Bagi anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya peredaran darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara
kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu setelah
pusat lahir dan suapaya janin hidup, janin harus dilahirkan dalam waktu
8 menit (Mochtar, 1998 : 365)
Diagnosis
1. Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong, dan punggung di kiri/
kanan.
2. Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dan pusat.
3. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sakrum, tuber ischii dan anus, kadang-kadang kaki (pada
letak kaki)
4. Pemeriksaan foto rontgen
Bayangan kepala pada fundus (Manuaba, 1998 : 352)
Penanganan
1. Saat kehamilan melakukan versi luar.
2. Persalinan diselesaikan dengan :
A. Pertolongan persalinan pervaginam
1) Pertolongan fisiologis secara brach
2) Ekstraksi parsial
10
a. Secara klasik
b. Secara muler
c. Secara loevset
3) Persalinan kepala
a. Secara mauriceau
b. Mempergunakan ekstraksi forsep
4) Ekstraksi bokong totalis
a. Ekstraksi bokong
b. Ekstraksi kaki
B. Pertolongan persalinan dengan seksio sesarea
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Pengkajian Data
Tanggal : Jam :
A. Data Subyektif
1. Biodata
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil ....... dengan usia kehamilan ....... bulan, dan
merasa sesak pada ulu hatinya.
3. Riwayat kesehatan sekarang
-
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah / tidak pernah menderita penyakit menular, menurun,
menahun.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga adakah yang menderita penyakit menular, menurun,
menahun.
6. Riwayat Haid
Untuk menentukan tafsiran usia kehamilan dan tafsiran persalinan.
7. Riwayat perkawinan
-
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
11
Ibu yang pernah mengalami plasenta previa, kesempitan panggul.
9. Riwayat kehamilan sekarang
Prematur, hidrosefalus, atau aneksefalus, hidramnion atau oligo
hidramnion.
10. Riwayat Psikososial
-
11. Pola kebiasaan
-
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : Normal (110/60 – 130/90 mmHg)
Nadi : Normal (70 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit
Suhu : normal (36 – 37,5 0C)
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : -
Mata : -
Mulut : -
Leher : -
Dada : -
Abdomen : -
Ekstremitas : -
Genetalia : -
b. Palpasi
Abdomen
Leopold I : menentukan TFU
Bagian fundus teraba keras (kepala), melenting
Bagian bawah teraba lunak, tidak melenting.
Leopold II :
Leopold III : letak sungsang W
Leopold IV : -
12
c. Auskultasi
Abdomen : DJJ (+), diatas perut
d. Perkusi
Ekstremitas : reflek hammer + / +
e. VT
Dapat diraba os sakrum, tuber ischii dan anus, kadang-kadang
kaki (pada letak kaki)
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan rontgen :bayangan kepala pada fundus.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : G .... P .... Ab .... UK ........ minggu tunggal, hidup, intrauterin,
dengan letak sungsang.
Ds : Ibu mengatakan hamil anak ke ........ dengan umur kehamilan dan
ingin memeriksakan kehamilannya, keluhan merasa sesak pada
ulu hati.
Do : Tekanan darah : normal (110/60 – 130/90 mmHg)
Nadi : Normal (70 – 90 x/menit)
Pernafasan : Normal (16 – 24 x/menit)
Suhu : Normal (36 – 37,5 0C)
Palpasi
- Abdomen
Leopold I : pada fundus teraba kepala (keras, melenting)
pada bagian bawah teraba bokong (lunak,
tidak melenting)
Leopold II : PUKA/ PUKI
Leopold III : Letak sungsang W
Leopold IV : -
13
VT : Dapat diraba os sakrum, tuber ischii dan
anus, kadang-kadang kaki (pada letak kaki)
Pemeriksaan penunjang
- Foto rontgen : bayangan kepala pada fundus.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
INTERVENSI
Dx : G .... P .... Ab .... UK ........ minggu tunggal, hidup,
intrauterin, dengan letak sungsang.
Tujuan : Ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal
- Keadaan ibu dan janin baik
- Persalinan dapat berjalan lancar
- Letak kepala janin dapat menjadi normal
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ Pasien dan keluarga lebih kooperatif.
2. Lakukan pemeriksaan TTV
R/ parameter terjadinya komplikasi.
3. Lakukan Pemeriksaan kehamilan
R/ deteksi dini adanya kelainan.
4. Anjurkan ibu untuk sering bersujud (posisi nungging)
R/ terjadi gerakan rotasi, sehingga bagian bawah adalah kepala.
5. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang.
R/ mengetahui kondisi janin (posisi)
6. Berikan terapi pada ibu.
R/ dengan terapi yang tepat dan sesuai akan mengurangi keluhan ibu.
14
7. Anjurkan ibu untuk banyak berdoa
R/ agar ibu merasa lebih tenang dan tidak cemas dalam menghadapi
kehamilan.
8. Berikan support pada ibu
R/ agar ibu tidak takut dan cemas menghadapi kehamilannya.
9. Anjurkan pada suami dan ibu untuk mendampingi sampai proses
persalinan.
R/ agar ibu lebih tenang dan tidak cemas dalam menghadapi persalinan.
IMPLEMENTASI
Mengacu pada intervensi.
EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 15 Maret 2010
Jam : 16.00 WIB
Tempat : BPS. Mawar
15
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny “S” Nama Suami : Tn “A”
Umur : 19 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Candi Renggo 22 Alamat : Candi Renggo 22
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan tujuh
bulan dan ibu sering merasa sebah.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sedang tidak mempunyai penyakit menular, menurun,
dan menahun seperti TBC, hepatitis B, hipertensi, asma, DM, jantung,
dll.
5. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular, menurun, dan
menahun seperti TBC, hepatitis B, hipertensi, asma, DM, jantung dll.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular, menurun, dan menahun seperti TBC, hipertensi, asma, DM,
dan jantung dll.
7. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Lama haid : 7 hari
Banyaknya : 2-3 softex/ hari
Siklus haid : 28 hari
HPHT : 29-08-2009
TP : 05-06- 2010
16
8. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1 x
Lama nikah : 1 tahun
Umur pertama kali nikah : 18 tahun
9. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya di BPS dan
mendapatkan tablet tambah darah dan vitamin.
10. Riwayat Psikososial
Ibu sangat senang dengan kehamilannya, hubungan ibu dengan suami
maupun keluarga sangat baik.
11. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Sebelum hamil Saat hamil Nutrisi - Makan 3x sehari, menu nasi,
lauk pauk, sayur dan
kadang-kadang buah.
- Minum 5-6 gelas/hari
- Tidak ada pantangan
terhadap suatu makanan
tertentu dan tidak pernah
mengalami alergi makanan
- Makan 3x sehari, menu nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.
- Minum 6-7 gelas/hari
- Tidak ada pantangan terhadap
suatu makanan tertentu dan
tidak pernah mengalami alergi
makanan
Istirahat - Tidak pernah tidur siang
- Tidur malam 7 jam (21.00-
04.00)
- Jumlah waktu istirahat ibu
dalam sehari 7 jam
- Tidak pernah tidur siang
- Tidur malam 8 jam (21.00-
05.00)
- Jumlah waktu istirahat ibu
dalam sehari 8 jam
Aktivitas - Ibu bekerja (08.00-14.00)
- Ibu melakukan aktifitas
sehari-hari, membersihkan
rumah dan memasak, waktu
luang digunakan untuk
menonton tv dan istirahat
- Ibu bekerja (08.00-14.00)
- Ibu melakukan aktifitas sehari-
hari, membersihkan rumah
dan memasak, waktu luang
digunakan untuk menonton tv
dan istirahat
Eliminasi - BAK 5-6x/hari, warna
jernih, tidak ada kelainan
atau keluhan.
- BAK 5-6x/hari, warna jernih,
tidak ada kelainan atau
keluhan.
17
- BAB 1x/hari, konsistensi
lunak, tidak ada kelainan
atau keluhan.
-BAB 1x/hari, konsistensi
lunak, tidak ada kelainan atau
keluhan.
Personal
hygiene
Mandi 2x sehari
Cuci rambut 2 hari sekali
Gosok gigi 2x sehari dan ganti
baju serta pakaian dalam
setiap habis mandi
Mandi 2x sehari
Cuci rambut 2 hari sekali
Gosok gigi 2x sehari dan ganti
baju serta pakaian dalam setiap
habis mandi
Seksual Ibu melakukan hubungan
seksual 2-3x seminggu, tidak
ada kelainan maupun keluhan
yang dirasakan ibu.
Ibu melakukan hubungan
seksual 2 minggu sekali karna
ibu ktawatir dan tidak nyaman
sehubungan dengan
kehamilannya yang semakin
membesar.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36 0C
BB sebelum hamil : 45 kg
BB selama hamil : 54
TB : 157 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi
18
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : simetris, puting susu menonjol, terdapat
hyperpigmentasi pada areola mammae
Abdomen : membesar sesuai usia kehamilan, tidak terdapat
luka bekas operasi
Genetalia : tidak ada varises, tidak terdapat pengeluaran
cairan, maupun penyakit kelamin lainnya.
Ekstremitas : - Atas : oedem - / -
- Bawah : oedem - / -
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada nyeri tekan
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, colostrum (-),
konsistensi kenyal.
Abdomen
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, pada fundus teraba kepala
(keras dan melenting), pada bagian bawah teraba
bokong (lunak, tidak melenting), 24 cm
Leopold II : PUKA
Leopold III : Letak sungsang W
Leopold IV : tidak dilakukan
Ekstremitas : - Atas : oedem : oedem - / -
- Bawah : oedem - / -
c. Auskultasi
Dada : Ronchi (-), Wheezing (-)
Abdomen : bising usus (+), DJJ (+)
d. Perkusi
Ekstremitas : Reflek Hammer + / +
3. Pemeriksaan penunjang
19
-
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab000 UK 28-30 minggu tunggal, hidup, intrauterin
dengan letak sungsang.
Ds : Ibu mengatakan hamil anak yang pertama dengan umur kehamilan 7
bulan dan ingin memeriksakan kehamilannya.
Do : Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36 0C
Palpasi (abdomen)
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, pada fundus teraba kepala
(keras dan melenting), pada bagian bawah teraba
bokong (lunak, tidak melenting), 24 cm
Leopold II : PUKA
Leopold III : Letak sungsang W
Leopold IV : -
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
INTERVENSI
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab000 UK 28-30 minggu tunggal, hidup,
intrauterin dengan letak sungsang.
Tujuan : Ibu dan janin dalam keadaan sehat
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga.
R/ Pasien dan keluarga lebih kooperatif
2. Anjurkan ibu untuk sering bersujud (posisi nungging)
20
R/ terjadi gerakan rotasi, sehingga bagian bawah adalah kepala.
3. Anjurkan ibu untuk banyak berdoa.
R/ agar ibu merasa lebih tenang dan tidak cemas.
4. Berikan support pada ibu.
R/ agar ibu tidak takut dan cemas dalam menghadapi kehamilannya.
5. Anjurkan pada suami atau keluarga untuk mendukung ibu sampai proses
persalinan.
R/ agar ibu lebih tenang dan tidak cemas dalam menghadapi persalinan.
6. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 4 minggu lagi.
R/ mengetahui kondisi janin (posisi)
7. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
R/ dengan istirahat yang cukup dapat memulihkan kondisi kesehatannya
dengan baik.
8. Ajarkan pada ibu posisi saat tidur.
R/ agar terjadi gerakan rotasi, sehingga bagian bawah kepala.
9. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi.
R/ untuk menjaga kondisi ibu dan bayi.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 15 Januari 2008
Jam : 16.00 WIB
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab000 UK 28-30 minggu tunggal, hidup, intrauterin
dengan letak sungsang.
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga terlebih dahulu dengan
memperkenalkan diri pada pasien, mengkaji pasien dan menjelaskan pada
ibu tentang kondisinya agar pasien dan keluarga lebih kooperatif.
21
2. Menganjurkan ibu untuk sering bersujud (posisi nungging) yaitu setiap
selesai sholat 10-15 menit agar terjadi terakan rotasi pada janin sehingga
bagian bawah adalah kepala.
3. Menganjurkan ibu untuk kontrol 4 minggu lagi untuk mengetahui kondisi
janin.
4. Memberikan support pada ibu bahwa kehamilannya akan baik-baik saja
jika ibu terus melakukan posisi nungging pada saat ada waktu luang.
5. Menganjurkan pada suami atau keluarga untuk mendukung ibu sampai
proses persalinan.
6. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup, agar kondisi ibu dan
bayi tetap baik.
7. Menganjurkan pada ibu posisi saat tidur yaitu dengan meletakkan bantal
pada punggung ibu.
8. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan yang
bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan susu.
9. Menganjurkan ibu untuk cara melakukan personal hygiene yang benar
yaitu mandi 2 kali sehari dan cara cebok yang benar yaitu dari arah depan
ke belakang.
10. Menganjurkan ibu untuk USG
EVALUASI
Tanggal : 15-1-2008
Jam : 16.30 WIB
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab000 UK 28-30 minggu tunggal, hidup,
intrauterin dengan letak sungsang.
S : Ibu mengatakan mengerti apa yang dianjurkan oleh bidan
O : Wajah ibu tampak cemas dan khawatir.
22
A : Ny “S” GI P0000 Ab000 UK 28-30 minggu tunggal, hidup,
intrauterin dengan letak sungsang.
P :
1) Menganjurkan ibu untuk sering bersujud (posisi nungging) yaitu
setiap selesai sholat 10-15 menit agar terjadi terakan rotasi pada
janin sehingga bagian bawah adalah kepala.
2) Memberikan support pada ibu bahwa kehamilannya akan baik-baik
saja jika ibu terus melakukan posisi nungging pada saat ada waktu
luang.
3) Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup, agar kondisi
ibu dan bayi tetap baik.
4) Menganjurkan pada ibu posisi saat tidur yaitu dengan meletakkan
bantal pada punggung ibu.
5) Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan
yang bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan susu.
6) Menganjurkan ibu untuk USG
7) Menganjurkan ibu untuk kembali periksa 4 minggu lagi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisis dari penulis mengenai kesenjangan yang terjadi
antara teori dan kasus. Dimana setelah dianalisis pada kasus Ny “S” usia 19 tahun
GI P0000 Ab000 UK 28-30 minggu, tunggal, hidup, letsu, intra uterin dengan
23
kehamilan patologis penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
1. Pengkajian
Pada pengkajian data penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kenyataan, karena pengkajian data obyektif dan subyektif sama
seperti yang terdapat pada teori.
2. Identifikasi diagnosa dan masalah
Berdasarkan data pengkajian data penulis menyimpulkan diagnosa dan
masalah pada Asuhan Kebidanan ini adalah Ny “S” usia 19 tahun GI P0000
Ab000 UK 28-30 minggu, tunggal, hidup, letsu, intrauterin dengan kehamilan
patologis.
3. Antisipasi masalah potensial
Pada antisispasi masalah potensial tidak ada kesenjangan antara teori dan
kenyataan. Asuhan kebidanan pada kehamilan ini tidak muncul masalah
potensial karena kehamilan ini termasuk kehamilan patologis.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Dalam teori tidak ada kebutuhan segera pada kehamilan fisiologis, pada kasus
Ny “S” usia 19 tahun GI P0000 Ab000 UK 28 - 30 minggu, tunggal, hidup, letsu,
intrauterin dengan kehamilan patologis tidak ada kebutuhan segera karena
kondisi kehamilan ibu baik, dan posisi janin masih bisa berubah jika ibu
melaksanakan nasehat yang telah diberikan. Sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan kenyataan.
5. Intervensi
Pada asuhan yang diberikan pada Ny “S” usia 19 tahun GI P0000 Ab000 UK 28-
30 minggu, tunggal, hidup, letsu, intra uterin dengan kehamilan patologis,
intervensi yang diberikan sesuai dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan kenyataan.
6. Implementasi
Implementasi pada kasus ini dilakukan sesuai dengan intervensi, implementasi
pada teori sama dengan implementasi yang dilakukan pada kenyataan, tidak
terdapat kesenjangan antara pelaksanaan implementasi pada teori dan
kenyataan, hanya saja intervensi senam hamil tidak dilaksanakan pada
kenyataan karena keterbatasan waktu.
24
7. Evaluasi
Pada teori dan kenyataan tidak ditemukan adanya kesenjangan, setelah
melakukan intervensi dan implementasi pada evaluasi dapat terlihat bahwa
kondisi ibu dalam keadaan baik dan siap melanjutkan intervensi seperti
menganjurkan untuk kontrol ulang.
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
25
Letak sungsang terjadi karena janin yang memanjang (membujur)
dalam rahim, kepala berada di fundus. Hal ini dapat membahayakan bagi
proses kelahiran bayi maupun bayi terhadap kondisi kesehatan dimana pada
ibu dapat menyebabkan perdarahan, infeksi sedangkan pada janin dapat
menyebabkan asfiksi. Maka dengan adanya asuhan kebidanan ini diharapkan
ibu dapat pertolongan dan bayi dapat selamat.
Saran
Hendaknya dalam asuhan kebidanan ini ibu hamil rutin memeriksakan
kehamilannya pada petugas kesehatan agar dalam proses persalinan ibu
maupun bayi dalam kondisi yang baik.
26