Asiditas Air-Amami

4
ANALISIS AIR, MAKANAN, dan MINUMAN “ASIDITAS AIR” Oleh : NI KADEKSUCAHYANINGSIH P07!"0!00# KADEK SRI SUMADE$I P07!"0!0%& NI MADE AYU 'UNI ANGGRENI P07!"0!0"% PUTU RATNA MULIARTINI P07!"0!0"# KEMENTERIAN KESEHATAN REPU(LIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR 'URUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK %0")%0* A+ d -a+ A .

description

amami

Transcript of Asiditas Air-Amami

ANALISIS AIR, MAKANAN, dan MINUMANASIDITAS AIR

Oleh :NI KADEKSUCAHYANINGSIH

P07134013006KADEK SRI SUMADEWI

P07134013029

NI MADE AYU JUNI ANGGRENI

P07134013042PUTU RATNA MULIARTINI

P07134013046KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015Asiditas AirI. Definisi Asiditas

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Terdapat berbagai parameter untuk menentukan kualitas air diantaranya : kadar oksigen terlarut, kadar ammonia, alkalitas, asiditas, kadar karbondioksida, dan kadar nitrit. Kualitas air harus selalu diperhatikan untuk menjamin bahwa air layak konsumsi dan dapat dijadikan tempat hidup oleh biota air. Asiditas terdiri dari kata yaitu acid yaitu asam. Jadi asiditas merupakan sifat yang dimiliki oleh air, sebagai akibat dari adanya komponen-komponen asam didalamnya dan menyebabkan air memiliki pH rendah dan bersifat asam. Menurut kamus kesehatan, asiditas atau keasaman adalah tingkat asam dalam suatu zat. Asiditas diukur pada skala yang disebut skala pH. Pada skala ini, nilai pH 7 adalah netral, dan nilai pH kurang dari 0 sampai 7 menunjukkan peningkatan keasaman. Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, asam-asam lemak, dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena dua kontributor utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan larutan volatile yang mudah menguap . (Syafila, Mindriany).

Untuk asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dalam air dikenal dengan istilah asam mineral bebas (free mineral acid). Acid Mineral Water mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi yang harus diperhitungkan. Asiditas yang merupakan suatu kapasitas air untuk menetralkan basa kuat pada suatu pH tertentu. Dengan titrasi mempergunakan larutan-larutan baku NaOH, adanya asam-asam mineral kuat, asam-asam mineral, garam-garam yang bisa dihidrolisa dan total asiditas bisa diperiksa. Tergantung dari sifat, contoh dan keintensifan analisa, prosedur yang digunakan dan data yang dihasilkan bervariasi dari titrasi langsung yang menggunakan indikator warna sampai ke pembentukan kurva titrasi potensiometrik.

Asiditas melibatkan dua komponenya yaitu:

1. Asam kuat

Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya) dan juga merupakan elektrolit kuat. Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul airuntuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif tergantung pada asam yang di pakai.

2. Asam lemah (spt: asam karbonat & Asam asetat) & konsentrasi ion hidrogen

Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian). asam lemah digolongkan dalam elektrolit lemah, hal ini karena tidak semua zat yang bereaksi terurai menjadi ion-ion nya namun hanya sebagian kecil saja. untuk menunjukkan besarnya zat yang terurai menggunakan derajat dissosiasi.

II. Klasifikasi untuk menentukan asiditas / Menyebabkan keasaman dalam air:1. Asiditas Total (Asiditas Phenophtalein)Asiditas total merupakan asiditas yang disebabkan adanya CO2 dan asam mineral. Sumber CO2 dalam air dapat berasal dari adsorbsi atmosfer, proses oksidasi biologi materi organik, aktivitas fotosintesis, dan perkolasi air dalam tanah. Karbondioksida dapat masuk ke permukaan air dengan cara adsorbsi dari atmosfer, tetapi hanya dapat terjadi jika konsentrasi CO2 dalam air < kesetimbangan CO2 di atmosfer.

2. Asiditas Mineral (Asiditas Metil Orange)Asiditas mineral merupakan asiditas yang disebabkan oleh asam mineral. Dapat juga disebut asiditas metil orange karena untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator metil orange untuk mencapai pH 3,7. Asiditas mineral di dalam air dapat berasal dari industri metalurgi, produksi materi organik sintetik, drainase buangan tambang, dan hidrolisis garam-garam logam berat. Asiditas dalam air disebabkan oleh karbon dioksida (CO2) asam mineral. Adanya asiditas dalam air ditunjukkan oleh pH air tersebut di bawah 8,5. Air dengan pH < 4,5 hanya mengandung asam mineral (kuat).3. Asam humusUmumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya rumput-rumputan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam airtersebut melepaskan senyawa asam dan warnaIII. Uji asiditas air

Pemeriksaan rutin air yang tidak berwarna atau agak jernih dapat dilakukan dengan titrasi langsung dengan asiditas fenolftalein atau asiditas jingga-metil. Bila airnya keruh atau berwarna, maka penentuan asiditas bila dikalibrasi dengan pH meter. Untuk asiditas jingga-metil pH titik akhir 3,7 dan untuk asiditas fenolflaten 8,3. Hasil asiditas dinyatakan dalam mg CaCO3/liter.a. Asiditas oleh CO2 dan asam mineral ini ditentukan dengan menggunakan larutan baku asam. Asam mineral di titrasi sampai pH mencapai kira-kira 4,5. Karena Methyl Orange (MO) / metil jingga biasanya digunakan sebagai indicator untuk penentuan asiditas oleh asam mineral, maka biasa disebut sebagai asiditas MO.

b. Titrasi dengan menggunakan indicator PP sampai pH 8,3 untuk menentukan asam mineral dan asam lemah (asiditas jumlah). Asiditas jumlah ini sering disebut sebagai asiditas phenolfthalein.

Prinsipnya yaitu air dinetralkan oleh basa NaOH dengan menggunakan indicator pH

Asiditas :H+ + OH- ( H2O

CO2 + OH- ( HCO3-

HCO3- + H+ ( H2O + CO2

1. Asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH < 4,52. Asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 - 8,3

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, bahwa kadar maksimum asiditas yang diizinkan dalam air baku sebesar 500 mg/L.IV. Keuntungan dan Kerugian

Tinggi rendahnya asiditas pada air tentu memberi dampak terhadap lingkungan. Sampel tersebut memiliki nilai asiditas yang kecil, maka air memiliki kecenderungan menyebabkan korosi atau pengkaratan pada pipa aliran air tersebut.

Air yang memiliki asiditas tinggi dapat mempercepat pengkaratan dari pipa-pipa air apabila pipa-pipa tersebut tidak terbuat atau dilindungi bahan tahan karat. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka nilai pH air harus dinaikkandengan menambahkan senyawa kimia yang bersifat basa, pada umumnya digunakan kapur (CaO).DAFTAR PUSTAKAAlaerts, G dan Sri Sumestri Santika. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional

Dwirizki, Ifani. 2012. Praktikum Kimia Lingkungan. Laboratorium kimia air, jurusan tehnik lingkungan, fakultas teknik universitas andalas.Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.Syafila, M. 2010. Kimia Lingkungan . Bandung: ITB.

Torimtubun , Alfonsina A. A. 2013. Pencemaran Air Sungai. Universitas Brawijaya.