Asetilkolin Dan NE

8
Neurotransmitter pada psikiatri 1. Asetilkolin Traktus kolinergik sistem saraf pusat. Sekelompok neuron kolinergik di nukleus basalis Meynerti berjalan kekorteks serebral dan sistem limbik. Neuron kolinergik tambahan di sistem retikularis berjalan ke korteks serebral, sistem limbik, hipotalamus, dan talamus. Beberapa pasien dengan demensia tipe alzeimer atau sindrom down tampak mengalami degenerasi spesifik pada neuron di dalam nukleus basalis meynerti. Sinapsis kolinergik. Asetilkolin disinteesis di dalam akson terminal kolinergik dari asetilkoenzim A (Asetil-KoA) dan kolin oleh enzim kolin asetiltransferase. Asetilkolin di metabolisme di celah sinaptik oleh asetilkolinesterase, dan kolin yang dihasilkannya diambil kembali ke dalam neuron parasinaptik dan didaur ulang untuk membuat molekul asetilkolin yang baru. Reseptor kolinergik. Dua subtipe utama reseptor kolinergik adalah muskarinik dan nikotinik. Terdapat empat tipe reseptor muskarinik yang dikenali dengan berbagai efek pada “turnover” fosfoinositol, produksi cAMP dan cGMP,dan aktivitas saluran ion kalium. Reseptor muskarinik adalah diantagonis oleh atropin. Reseptor nikotinik adalah saluran ion bergerbang ligan yang mempunyai tempat reseptor secara langsung pada saluran ion sendiri. Reseptor nikotinik sesungguhnya terdiri dari empat subunit (α, β, γ, δ). Reseptor nikotinik dapat

description

asetilkolin, NE

Transcript of Asetilkolin Dan NE

Neurotransmitter pada psikiatri1. AsetilkolinTraktus kolinergik sistem saraf pusat. Sekelompok neuron kolinergik di nukleus basalis Meynerti berjalan kekorteks serebral dan sistem limbik. Neuron kolinergik tambahan di sistem retikularis berjalan ke korteks serebral, sistem limbik, hipotalamus, dan talamus. Beberapa pasien dengan demensia tipe alzeimer atau sindrom down tampak mengalami degenerasi spesifik pada neuron di dalam nukleus basalis meynerti.Sinapsis kolinergik. Asetilkolin disinteesis di dalam akson terminal kolinergik dari asetilkoenzim A (Asetil-KoA) dan kolin oleh enzim kolin asetiltransferase. Asetilkolin di metabolisme di celah sinaptik oleh asetilkolinesterase, dan kolin yang dihasilkannya diambil kembali ke dalam neuron parasinaptik dan didaur ulang untuk membuat molekul asetilkolin yang baru.Reseptor kolinergik. Dua subtipe utama reseptor kolinergik adalah muskarinik dan nikotinik. Terdapat empat tipe reseptor muskarinik yang dikenali dengan berbagai efek pada turnover fosfoinositol, produksi cAMP dan cGMP,dan aktivitas saluran ion kalium. Reseptor muskarinik adalah diantagonis oleh atropin. Reseptor nikotinik adalah saluran ion bergerbang ligan yang mempunyai tempat reseptor secara langsung pada saluran ion sendiri. Reseptor nikotinik sesungguhnya terdiri dari empat subunit (, , , ). Reseptor nikotinik dapat bervariasi dalam jumlah masing-masing subunit tersebut; jadi terdapat banyak subtipe reseptor nikotinik, yang didasarkan pada konfigurasi spesifik dari subunit. Asetilkolin dan obat. Penggunaan obat antikolinergik yang paling sering dalam psikiatri adalah sebagai pengobatan kelainan motorik yang disebabkan oleh penggunaan obt antipsikotik klasik (sebagai contoh, haloperidol). Kemanjuran obat untuk indikasi tersebut ditentukan oleh keseimbangan antara aktivitas asetilkolin dan aktivitas dopamin di dalam ganlia basalis. Penghamatan reseptor kolinergik muskarinik adalah efek farmakodinamik yang umum dari banyak obat psikotropik. Penghambatan reseptor tersebut menyebabkan efek samping yang sering dilihat, seperti pandangan kabur, mulut kering, konstipasi, dan kesulitan memulai urinasi. Penghambatan reseptor kolinergik sistem saraf pusat secara luas menyebabkan konfusi dan delirium. Obat yang meningkatkan aktivitas kolinergik (sebagai contoh, tacrine [cognex]) telah dilaporkan efektif dalam pengobatan demensia. Asetilkolin dan psikopatologi. Hubungan yang paling sering dengan asetilkolin adalah demensia tipe alzheimer dan tipe lainnya. Dengan identifikasi terakhir tentang struktur protein dari berbagai reseptor muskarinik dan nikotinik, banyak peneliti bekerja pada antagonis muskarinik dan nikotinik spesifik yang dapat membuktikan manfaat dalam pengobatan demensia tipe alzheimer. Asetilkolin mungkin juga terlibat dalam mood dan gangguan tidur (Kaplan).Cummings dan Back menunjukkan bahwa defisit kolinergik dapat berkontribusi pada gejala seperti psikosis, agitasi, apati, disinhibisi, dan perilaku motorik menyimpang (Lancto, 2001). Defisit dalam sistem kolinergik terutama timbul pada basal otak depan dan memproyeksikan ke korteks. Terdapat penurunan penanda kolinergik kolin asetiltransferase (CHAT) dan asetilkolinesterase (ACHE) pada korteks, khususnya korteks temporal; kehilangan bermakna dalam nukleus basalis Meynerti; dan pengurangan densitas reseptor muskarinik 2 (M2) presinaptik. Peningkatan reseptor M2 muskarinik kolinergik telah ditemukan pada korteks frontal dan temporal pada pasien Demensia dengan gejala psikotik (Robert, 2005).Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial, Penurunan fungsi bicara. Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan Somatic

Mekanisme kerja neurotransmitter

Mekanisme Alzheimer

Lancto KL et al, 2001, Role of Serotonin in the BPSD, The Journal of Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences, 13, p.5-21.

Robert PH et al, 2005, Grouping for BPSD: clinical and biological aspects, European Psychiatry, 20: p.490496

Kaplan...

2. NorepinefrinNorepinefrin dan obat. Obat yang paling berhubungan dengan noreepinefrin adalah obat antidepresan klasik, obat trisiklik, dan inhibitor MAO (MAOIs). Obat trisiklik menghambat ambilan norepinefrin dan (Serotonin) kembali ke neuron prasinaptik dan MAOIs menghambat metabolisme norepinefrin (dan serotonin) di dalam celah sinaptik. Karena antidepresan memerlukan waktu dua sampai empat minggu untuk menunjukkan efek terapetiknya, adalah jelas bahwa bukan efek segera yang menghasilkan efek bermanfaatnya. Tetapi, efek segera akhirnya dapat menyebabkan suatu regulasi turun (down regulation) pada sejumlah reseptor adrenergik pascasinaptik, dan regulasi turun tersebut pada reseptor adrenergik pascasinaptik mungkin berhubungan dengan perbaikan klinis.Sistem adrenergik juga terlibat dalam produksi beberapa peristiwa merugikan yang dapat ditemukan pada banyak obat psikoterapeutik. Penghambatan reseptor adrenergik 1 adalah sering disertai dengan sedasi dan hipotensi postural. Obat lain yang mempengaruhi sistem adrenergik adalah clonidine (catapres), yang merupakan suatu antagonis reseptor 2. Reseptor adrenergik 2 biasanya berlokasi di neuron prasinaptik, dan aktivitasi neuron tersebut meregulasi turun produksi dan pelepasan norepinefrin. Clonidine telah digunakan untuk berbagai gangguan psikiatrik, termasuk putus opioid.Antagonis adrenergik , seperti propanolol (inderal),juga telah digunakan dalam psikiatri. Pada umumnya, reseptor adrenergik berlokasi di pascasinaptik, dan inhibisi aktivitasnya menyebabkan penurunan pembentukan cAMP di neuron pascasinaptik. Antagonis adrenergik telah digunakan untuk mengobati fobia sosial (sebagai contoh kecemasan dalam memainkan musik), akathsia (suatu gangguan pergerakkan yang berhubungan dengan senyawa antipsikotik), dan tremor yang diinduksi lithium (Eskalith).Noreepinefrin dan psikopatologi. Hipotesis amin biogenik untuk gangguan mood didasarkan pada pengamatan bahwa obat trisikil dan MAOIs adalah efektif dalam menghilangkan gejala depresi. Apa peranan relatif serotonin dan norepinefrin dalam patologi depresi masih belum jelas. Obat yang mempengaruhi kedua neurotransmitter adalah efektif, dan obat mempengaruhi terutama norepinefrin sebagai contoh, desipramine (Norpramine) dan obat yang mempengaruhi terutama serotonin sebagai contoh fluoxetine (prozac) adalah juga efektif. Tetapi, jika neuron noradrenergik dihancurkan dalam model hewan percobaan, obat yang mempengaruhi serotonin tidak mempunyai efeknya yang biasanya; dan jika neuron serotonergik dihancurkan, obat yang mempengaruhi noreepinefrin tidak mempunyai efek biasanya. Hasil percobaan tersebut menyatakan bahwa saling hubungan antara serotonin dan norepinefrin adalah belum dimengerti dengan lengkap (kaplan).