Artikel Seminar Nasional Fisika
description
Transcript of Artikel Seminar Nasional Fisika
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 1/9
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pada Peserta Didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
Sultan T, S.Pd1), Dra. Nurhayati, M.Si2), Ardat, S.Pd., M.Pd3)
PPG Prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar
Email:
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika melalui model pembelajaran berbasis
masalah pada peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar yang berjumlah 35
peserta didik terdiri atas 17 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan. Penelitian
ini dilaksanakan dalam 2 siklus terdiri atas empat komponen utama, yaitu: 1). Perencanaan,
2). Pelaksanaan tindakan, 3). Observasi, dan 4). Refleksi. Untuk mengumpulkan data hasil
belajar peserta didik digunakan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda dan untuk data
observasi peserta didik dalam kelas digunakan lembar observasi. Selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif sebagai
data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I skor rata-rata hasil belajar
peserta didik sebesar 36,43 dengan persentase jumlah peserta didik dalam kategori rendah
sebesar 42,86% sedangkan pada siklus II skor rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar
62,66 dengan persentase jumlah peserta didik dalam kategori rendah sebesar 11,43%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika pada materi gerak lurus berubah
beraturan dan hukum Newton peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Kata Kunci: Model pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar fisika
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 2/9
PENDAHULUAN
Pada umumnya mata pelajaran fisika merupakan
mata pelajaran yang membosankan bagi peserta
didik. Disinilah peran guru untuk menciptakan
pelajaran fisika sebagai sesuatu yang menarik
sehingga peserta didik terangsang untuk
melibatkan diri secara aktif dan kritis dalam
mendiskusikan permasalahan dalam pelajaran
fisika.
Berdasarkan pengalaman peneliti khususnya
di Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
menemukan berbagai masalah yang dialami
peserta didik, masalah ini diidentifikasi melalui
observasi yang dilakukan kurang lebih 2 bulan
adapun masalah yang ditemukan yaitu kurangnya
minat dan motivasi belajar peserta didik, adanya
peserta didik yang keluar masuk ketika belajar dan
mengganggu temannya ketika diskusi serta
rendahnya hasil belajar peserta didik.
Dari berbagai masalah di atas peneliti
mengangkat satu masalah yang dianggap pentingyaitu hasil belajar peserta didik, karena dari 35
peserta didik yang diberikan soal ulangan harian
diperoleh hasil bahwa tidak adanya peserta didik
memperoleh skor yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah atau 100% yang tidak tuntas dan rata-rata
skor yang diperoleh sebesar 32,60.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru misalnya dengan
membimbing peserta didik untuk terlibat langsung
dalam kegiatan yang melibatkan peserta didik serta
guru yang berperan sebagai pembimbing untuk
menyelesaikan suatu masalah.
Salah satu alternatif yang dilakukan oleh
peneliti dalam menyelesaikan masalah ini adalah
dengan menggunakan model pembelajaran dalam
kelas yang inovatif agar dapat meningkatkan hasil
belajar fisika peserta didik. Adapun model
pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran berbasis masalah, dan alasan
memilih model ini karena peserta didik terlibat
langsung dalam proses pembelajaran dan
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka
penulis akan melakukan sebuah penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Pada Peserta Didik Kelas X
MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar”. Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan, rumusan
masalah yang diangkan pada penelitian ini adalah
bagaimana cara meningkatkan hasil belajar fisika
melalui model pembelajaran berbasis masalah
pada peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10
Makassar?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar fisika melalui model
pembelajaran berbasis masalah pada peserta didikkelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar.
Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan
dalam pengelolaan proses pembelajaran dan
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
dalam usaha peningkatan kualitas sekolah.
2. Bagi guru sebagai bahan masukan dan
menambah wawasan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di kelas
melalui model pembelajaran berbasis masalah
untuk melihat hasil belajar fisika.
3. Bagi peserta didik kelas X MIA 6 dapat
meningkatkan hasil belajar fisika sehingga
tercapai tujuan pembelajaran.
Menurut Arends salah satu model
pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
berlatih menyelesaikan masalah adalah model
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 3/9
Problem Based-Learning. Model ini merupakan
pendekatan pembelajaran peserta didik pada
masalah autentik (nyata) sehingga peserta didik
dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkembangkan keterampilan yang tinggi
dan inkuiri, memandirikan peserta didik, dan
meningkatkan keterpecayaan dirinya. (Nurhayati
Abas 2004).
Model pembelajaran masalah mempunyai
ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang
masalah yang autentik dan bermakna yang akan
memberi kemudahan kepada para peserta didik
untuk melakukan penyelidikan. Peran guru dalam
pembelajaran berbasis masalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan
memfasilitasi penyelidikan. Secara garis besar
pembelajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat memberikan
kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan.Menurut Kunandar pembelajaran berbasis
masalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai
konteks bagi siswa untuk belajar. Sementara itu
Boud & Feletti (dalam Yatim Riyanto, 2010)
mendefenisikan pembelajaran berbasis masalah
sebagai suatu pendekatan ke arah penataan
pembelajaran yang melibatkan para peserta didik
untuk menghadapi permasalahan melalui praktik
nyata sensual dengan kehidupan sehari-hari. Yatim
Riyanto menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah adalah suatu model pembelajaran yang
dirancang dan dikembangkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik
menyelesaikan masalah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran
yang menekankan kepada siswa untuk berpikir
kritis dan menyelesaikan suatu masalah secara
berkolaborasi serta lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Tahap-tahap model pembelajaran berbasis masalah
menurut Nurhadi (dalam Kunandar, 2007) sebagai
berikut:
1. Orientasi siswa kepada masalah
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individual dan
kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
menyelesaikan masalah
Menurut Arikunto (dalam Ekawarna,
2009:35) yang dimaksud dengan hasil belajar
adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh
guru, hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam
bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang,
kurang, dan sebagainya.Begitu pula menurut Hamalik (dalam
Ekawarna, 2009:35) hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati
dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
Jadi, dari beberapa pendapat tentang hasil
belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi
perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah
perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif
dan psikomotorik. Belajar mengusahakan
perubahan perilaku dalam domain-domain tersebut
sehingga hasil belajar merupakan perubahan
perilaku dalam domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 4/9
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research) yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika
melalui model pembelajaran berbasis masalah
pada peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri 10
Makassar.
Dimana penelitian ini terdapat 2 variabel
yaitu hasil belajar sebagai variabel masalah dan
model pembelajaran berbasis masalah sebagai
variabel tindakan.
Untuk memberikan batasan ruang lingkup
penelitian serta untuk menghindari beda penafsiran
tentang variabel dalam penelitian, maka
dirumuskan definisi operasional sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah skor tes hasil belajar
fisika pada akhir setiap siklus yang mencakup
mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).2. Model pembelajaran berbasis masalah yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah salah
satu model pembelajaran yang menekankan
kepada peserta didik untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan dalam proses
pembelajaran yang memiliki 5 tahap yaitu
orientasi siswa kepada masalah,
moengorganisasi siswa untuk belajar,
membimbing penyelidikan individual dan
kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi
proses menyelesaikan masalah.
Penelitian ini diadakan di ruang kelas X
MIA 6 dan laboratorium fisika di SMA Negeri 10
Makassar Jl. Tamangapa V No. 12 Makassar Kode
Pos 90235 No. Telepon 0351-492675 dan subjek
penelitian adalah peserta didik pada satu kelas
yaitu Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015
dengan jumlah peserta didik 35 orang yang terdiri
dari 17 laki-laki dan 18 perempuan .
Rancangan penelitian ini mengikuti model
Kemmis dan Mc Taggart (1989) yang terdiri dari
empat komponen utama, yaitu (1) perencanaan, (2)
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan ( planning)
Menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah untuk meningkatkan hasil belajar
fisika
2. Tindakan ( Action)
Mengajarkan materi fisika dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah di kelas X MIA 6 SMA Negeri 10
Makassar dan membagi peserta didik menjadi 7
kelompok yang terdiri 5 peserta didik setiap
kelompok.
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 5/9
3. Observasi (Observation)
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi
terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat. Dan diamati oleh observer.
4. Tahap refleksi ( Reflection)
Hasil yang diperoleh dari tahap observasi
dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini,
demikian pula dengan evaluasinya.
Pada tahap ini dilakukan refleksi atau menelaah
kembali penelitian ini berdasarkan hasil
observasi dan penilaiannya selama proses
pembelajaran berlangsung. Mendiskusikan
hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan
observer. Dari hasil diskusi yang diperoleh,
peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat
sejauh mana faktor-faktor yang diselidiki pada
data observasi telah tercapai. Hal-hal yang
masih belum berhasil pada siklus ini akan
ditindak lanjuti atau direvisi pada siklus II dan
hal-hal yang sudah dianggap benardipertahankan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
adalah
1. Sumber data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini
adalah peserta didik kelas X MIA 6 SMA Negeri
10 Makassar dengan jumlah 35 orang yang terdiri
dari 17 orang peserta didik laki-laki dan 18 orang
peserta didik perempuan dan guru
2. Jenis data
Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif
berupa lembar observasi dan data kuantitaif berupa
tes hasil belajar sebagai data pendukung.
3. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data disesuaikan dengan data
yang diperoleh:
a. Data tentang hasil belajar peserta didik diambil
dengan menggunakan tes hasil belajar fisika
pada setiap siklus.
b. Data tentang aktivitas peserta didik diambil
dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas peserta didik.
Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi
dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data hasil
belajar Fisika peserta didik sebagai data
pendukung dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan statistik deskriptif yang meliputi
skor rata-rata, presentase, stándar deviasi, skor
minimum dan skor maksimum yang dicapai setiap
siklus.
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah
apabila terjadi peningkatan skor rata-rata dari hasil
tes belajar fisika peserta didik kelas X MIA 6
SMA Negeri 10 Makassar dari siklus pertama ke
siklus berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil tes yang diberikan kepada
peserta didik pada akhir siklus I, maka diperoleh
hasil analisis deskriptif kuantitatif untuk skor tes
hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA 6
SMA Negeri 10 Makassar terhadap materi gerak
lurus berubah beraturan yang diajarkan pada siklus
I selama 4 kali pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah pada proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1.
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-
rata (mean) hasil belajar Fisika peserta didik kelas
X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar terhadap
materi gerak lurus berubah beraturan setelah diajar
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah pada siklus I adalah sebesar 36,43 dari
skor ideal yang mungkin dicapai 100 sedangkan
secara individual, skor yang dicapai responden
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 6/9
pada materi gerak lurus berubah beraturan tersebar
antara skor terendah 7 dari skor tertinggi yang
mungkin dicapai 100 sampai dengan skor tertinggi
60 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 100.
Hal ini memperlihatkan bahwa skor hasil belajar
peserta didik diberikan berdasarkan pedoman
pengskoran yang telah dibuat.
Tabel.1. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta
Didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
Terhadap Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pada Siklus I Untuk 35 Responden.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor
Hasil Belajar Fisika Peserta didik Kelas X MIA 6
SMA Negeri 10 Makassar Terhadap Materi Gerak
Lurus Berubah Beraturan Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siklus I
Untuk 35 Responden.
Tabel 3. Deskripsi Ketuntasan Belajar Peserta
didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
Pada Siklus I Untuk 35 responden.
Pada akhir pertemuan siklus I diadakan tes
siklus berupa tes hasil belajar yang terdiri dari 15
butir soal pilihan ganda. Keberhasilan peserta
didik dilihat pada perolehan nilai yang mencapai
KKM fisika. KKM fisika adalah 75. Berdasarkan
analisis tersebut diperoleh tidak adanya peserta
didik yang mencapai KKM yang ditetukan oleh
sekolah sehingga penelitian ini dilanjutkan ke
Siklus II.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada
peserta didik pada akhir siklus II, maka diperoleh
hasil analisis deskriptif kuantitatif untuk skor hasil
belajar fisika peserta didik kelas X MIA 6 SMA
Negeri 10 Makassar terhadap materi hukumNewton yang diajarkan dengan menggunakan
metode model pembelajaran berbasis masalah
dalam proses pembelajaran pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 4. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta
didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
Terhadap Materi Hukum Newton Melalui Model
pembelajaran berbasis masalah Pada Siklus II
Untuk 35 responden.
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 7/9
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Dan Persentase
Skor Hasil Belajar Fisika Peserta didik Kelas X
MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar Terhadap Materi
Hukum Newton Melalui Model pembelajaran
berbasis masalah Pada Siklus II Untuk 35
responden.
Tabel 6. Deskripsi Ketuntasan Belajar Peserta
didik Kelas X MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar
Pada Siklus II Untuk 35 Responden.
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai,
maka diakhir pertemuan dilakukan tes siklus II
dengan memberikan tes hasil belajar untuk melihat
hasil belajar fisika peserta didik. Hasil evaluasi
yang diperoleh dari siklus II ini merupakan
kesimpulan yang menggambarkan adanya
peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X
MIA 6 SMA Negeri 10 Makassar setelah diajar
dengan model pembelajaran berbasis masalah pada
materi hukum Newton dengan persentase
ketuntasan belajar peserta didik menjadi 11,43 %
atau sebanyak 4 peserta didik yang tuntas, dan
skor rata-rata sebesar 62,66. Rata-rata skor ini
mengalami peningkatan sebesar 72,00%. hasil
tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan
namun masih bisa dilanjutkan ke siklus III untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
Selain peningkatan hasil belajar fisika, selamapenelitian pada siklus I dan siklus II tercatat
sejumlah perubahan perilaku peserta didik.
Perubahan tersebut merupakan data kualitatif yang
diperoleh dari lembar observasi yang telah dibuat.
Lembar observasi ini digunakan setiap pertemuan
proses belajar mengajar dalam tiap siklus dan diisi
oleh seorang observer, dalam hal ini guru bidang
studi fisika dan team teaching tempat penelitian
berlangsung. Dapat dilihat pada tabel 7 hasil
observasi yang dilakukan pada tiap pertemuan
sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar
Siklus I.
Tabel 8. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar
Siklus II.
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 8/9
Model pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu model pembelajaran yang menekankan
kepada peserta didik untuk berpikir kritis dan
menyelesaikan suatu masalah secara berkolaborasi
sehingga peserta didik mengalami pengalaman
belajar sendiri. Dalam hal ini guru merancang
sedemikian rupa proses pembelajaran dengan
merumuskan setiap materi pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah dalam model
pembelajaran berbasis masalah sehingga peserta
didik dapat melaksanakan proses pembelajaran
dengan terarah untuk menemukan solusi sendiri
secara berkelompok pada setiap konsep atau
prinsip yang dipelajari peserta didik. Oleh karena
itu pengetahuan yang diperoleh peserta didik tidak
hanya berupa hafalan tetapi tercapai
kebermaknaan dalam menyelesaikan masalah
dalam belajar sehingga pengetahuan yang
diperoleh peserta didik dapat dipahami dengan
baik.
Pada siklus I ini belum mendapatkan hasilyang diharapkan, dimana hasil yang diperoleh
tidak adanya siswa yang tuntas dari 35 peserta
didik dan rata-rata nilai 36,43. Berdasarkan hasil
observasi aktivitas yang diperoleh peserta didik
yang mengajukan pendapat atau tanggapan pada
saat berdiskusi masih tergolong rendah hanya
16,43% dan adanya beberapa peserta didik yang
motivasi belajarnya masih kurang tetapi untuk
motivasi peserta didik termasuk dalam kategori
baik. Berdasarkan analisis tersebut maka penelitian
ini dilanjutkan ke siklus II untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus I dan mempertahankan
yang dianggap sudah baik.
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar
meskipun hanya 4 peserta didik yang tuntas atau
11,43%. Sedangkan rata-rata skor berdasarkan
evaluasi tes hasil belajar adalah 62,66 atau terjadi
peningkatan rata-rata skor sebesar 72,00%.
Pembelajaran melalui penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan aktivitas belajar fisika peserta didik
karena peserta didik merasa diberi tanggungjawab
sepenuhnya dan dilibatkan dalam proses
menyelesaikan masalah dalam materi pelajaran
yang diajarkan sehingga peserta didik menjadi
lebih aktif pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan akhirnya peserta didik mendapat
pengetahuan melalui pengalaman belajar sendiri
dengan bimbingan oleh guru serta materi pelajaran
dapat menjadi lebih bermakna dan tidak mudah
dilupakan oleh peserta didik.
Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
pada mata pelajaran fisika kelas X MIA 6 SMA
Negeri 10 Makassar dapat disimpulkan secara
keseluruhan terjadi peningkatan. Hal tesebutterlihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus
II. Hal ini dapat meningkat karena pada proses
pembelajaran pada siklus II menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah yang disertai
dengan pemberian buku bacaan untuk setiap
peserta didik, jumlah peserta didik dalam setiap
kelompok 3-4 orang dan pada akhir pembelajaran
diberikan tugas akhir untuk dikerjakan di rumah
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Saran
1. Bagi sekolah, salah satu metode yang perlu
untuk dipertimbangkan dalam pembelajaran
fisika adalah model pembelajaran berbasis
masalah pada proses pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran fisika, karena berdasarkan
7/21/2019 Artikel Seminar Nasional Fisika
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-seminar-nasional-fisika 9/9
hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar.
2. Bagi guru bidang studi fisika agar dalam
penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah benar-benar diefektifkan sesuai dengan
prosedur metode pembelajaran berbasis
masalah agar peserta didik terbiasa dan lebih
mudah dalam memahami, menganalisa dan
menyelesaikan masalah berdasarkan fenomena
yang terjadi di masyarakat. Penggunaan media
belajar yang bervariasi berupa simulasi,
stimulus belajar dengan memberikan hadiah.
DAFTAR PUSTAKA
Abas Nurhayati. 2004. Penerapan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based-Learning) dalam pembelajaran Matematika
di SMU . Jakarta: dalam Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan
Ekawarna. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Jambi: GP Press
Hanafiah Nanang dan Cucu Sahana. 2009. Materi
Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta:
Rajawali Pers
Riyanto Yatim. 2009. Paradigma Baru
Pembelajaran. Surabaya: Kencana
Sadia I Wayan. 2007. Pengembangan Kemampuan
Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan
Model Pembelajaran “Problem Based Learning”
dan Cycle Learning” Dalam Pembelajaran Fisika.
Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
UNDIKSHA
Sampurno Agus. 2007. Pembelajaran berdasarkan
masalah.
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/pemb
elajaran-berdasarkan-masalah/