Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

download Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

of 97

Transcript of Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    1/97

    E L V I R A D E V I N A M I R A

    Tergoda Rujak Soto

    Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira (21) kepincutdengan masakan khas

    Banyuwangi, Jawa Timur, yakni rujak soto. Dalam dua hari pertama kunjungan ke

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    2/97

    kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu, gadis ini selalu menyisipkan rujak soto

    sebagai menu sehari-harinya.

    Rujak soto itu kesukaan saya banget. Di rumah saya selalu menantikan masakan rujak soto

    dari tante. Kalau sudah ketemu menu itu, saya bisa nambahpakelombok tujuh sekaligus,

    kata gadis yang ikut memopulerkan batik banyuwangi lewat Banyuwangi Batik Festival ini.

    Beruntung ketika berkunjung ke Banyuwangi, Elvira tak hanya mencicip rujak soto, tetapi

    ikut pula mengulek sambelnya saat membuka acara Festival Rujak Soto bersama Bupati

    Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan chef Priscil.

    Di Banyuwangi, selain mencicip dan mengulek sambel rujak soto, Puteri asal Jawa Timur ini

    juga menyempatkan diri berkunjung ke pantai Pulau Merah, pulau yang saat ini jadi tempat

    surfingwisatawan. Satu hal yang membuat ia terkesan adalah sambutan warga yang sangat

    hangat dan ramai. Meski ingin mengajak foto bareng, warga terlebih dahulu memberikan

    kesempatan bagi Elvira untuk beristirahat menikmati pantai sejenak.

    Saya jadi ingin kembali lagi ke Banyuwangi, katanya.(nit)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    3/97

    Smoke on the Water...

    Oleh: Bre Redana

    BAGI sejumlah pemusik dari Jakarta, tak terbayangkan mereka akan latihan di desa di

    Gunung Merbabu, yang untuk mencapainya harus melewati jalanan terjal berbatu-batu.

    Sebagian dari mereka takjub melihat ladang di kiri-kanan. Ada kubis, tembakau, serta pohon-

    pohon cabe yang tengah berbuah.

    Kalau kolaborasi musik etnik, jalannya pun harus begini, seloroh Masri AP. Gitaris ini

    menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan main band, termasuk di kafe-kafe di Jakarta

    dengan grup yang terkenal di kalangan generasi 1970-an, Yeah Yeah Boys. Band ini hafal

    semua lagu Generasi Bunga, seperti Santana, Chicago, dan James Gang.

    Ia bagian dari pemusik yang akan ambil bagian dalam kolaborasi antara

    pemusik/etnomusikolog Rizaldi Siagian dan Komunitas Lima Gunung. Rizaldi, akademikus

    lulusan San Diego State University yang kini tinggal di Jakarta, bersama Komunitas Lima

    Gunung (Gunung Merbabu, Merapi, Andong, Sindoro, dan Sumbing) yang dipimpin Sutanto,

    tengah menggarap kolaborasi berjudul Lakon Lakuning Laku. Karya tersebut akan

    dipentaskan di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta, 3 Oktober mendatang.

    Agraris

    Latihan berlangsung di sanggar milik seniman dusun bernama Riyadi. Di sekitar tempat

    latihan, orang berjalan memanggul rumput, menjemur tembakau, menggembala ternak, dan

    melakukan kegiatan sehari-hari lainnya.

    Di tengah situasi agraris yang hendak digenjot oleh presiden terpilih Joko Widodo inilah,

    anak muda bernama Wukir Suryadi menciptakan sensasi bunyi luar biasa dengan alat yang

    dia bikin dari garu. Garu, alat pertanian untuk menggarap sawah, dia lengkapi denganstring,

    pick up, seperti biasa terdapat pada gitar listrik, serta amplifier.Ketika digesek

    dengan bow(penggesek biola atau rebab), alat ini mengeluarkan bunyi yang tak kalah kaya

    darisynthesizer.

    Kesadaran saya adalah memainkan instrumen bikinan sendiri. Saya otodidak, kata Wukir.

    Dengan alat bikinan sendiri, termasuk sebelumnya instrumen dari bambu, bersama satu

    temannya yang tergabung dalam grup Senyawa, Wukir menjelajah berbagai negara. Dia

    bermain di sejumlah kota di Australia, Eropa, dan Asia dalam festival jazz dan festival-

    festival musik eksperimental.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    4/97

    Baru saja kami pulang dari Jepang. Di sana berkolaborasi dengan pemusik-pemusik avant

    garde, cerita Wukir. Menurut jadwal kami, nanti tanggal 20-an Oktober kami berangkat

    lagi ke Eropa, ujarnya.

    Alat musik garu, katanya, ia ciptakan sekitar empat tahun lalu. Saat itu, kenangnya, Indonesia

    sedang mengalami krisis kedelai. Tempe langka. Beras impor juga tengah menjadi isu media

    massa.

    Garu itu, ketika dia berhasil mengolahnya sebagai alat musik, menjadi semacam ekspresi

    keresahannya sebagai bagian masyarakat agraris.

    Arupadhatu

    Dalam kolaborasi ini, efek musik elektronik garunya akan dipadu dengan bunyi dan gerak

    dari bentuk kesenian gunung yang disebut soreng. Soreng merupakan ekspresi bunyi dan

    gerak, yang didasarkan terutama pada pola ritme. Suara dan geraknya sangat dinamis, penuhvitalitas, setangguh para petani Merbabu menggarap ladangnya.

    Selama berhari-hari, Rizaldi Siagian mencoba menyintesiskan berbagai kemungkinan yang

    bisa muncul dari kesenian semacam ini. Dia naik ke Candi Borobudur, mempelajari relief-

    relief candi. Pada relief candi bisa ditemukan berbagai pelukisan alat musik.

    Itukah kompleksitas kesenian, kompleksitas kehidupan, yang bisa ditafsirkan dari level candi

    yang dikategorikan sebagai Rupadhatu? Borobudur terdiri atas tiga tingkatan. Paling bawah,

    kini terkubur, bernama Kamadhatu. Tingkat kedua, yang penuh relief, Rupadhatu. Tingkat

    paling atas, berupa stupa-stupa kosong, disebut Arupadhatu. Satu relief paling ujung ditingkat atas menggambarkan kerang sebagai alat musik. Kalau ditiup, kerang hanya

    menghasilkan satu nada. Sederhana dan hening.

    Puncak spiritualitas?

    Reuni inilah yang kemudian hendak diungkapkan dalam Lakon Lakuning Laku. Judul

    bermakna sebagai proses yang tak pernah selesai. Berkesenian adalah menjalani proses itu

    sendiri, bukan untuk hasil yang bisa dipetik seketika seperti dalam reality show. Prek-lah

    itu....

    Dalam proses latihan, banyak akademisi dari Yogyakarta, pejabat daerah, pengusaha,

    pendeknya mereka yang semasa muda dulu bermain musik rock berkumpul. Acara ini

    menjadi seperti reuni.

    Di sela-sela latihan, para seniman mendaulat Masri yang punya pengalaman bergabung

    dengan beberapa grup, dari Great Session di Medan sampai kemudian Yeah Yeah Boys,

    untuk menghibur mereka semua. Dia hidupkan lagi amplifiergitar listrik kebanggaannya,

    yang ia bikin sendiri.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    5/97

    Merbabu seperti menggetarkan magma. Getarannya mengalir bersama permainan gitar solo

    Masri, lewat nomor Deep Purple yang diakrabi the last Mohican ini: Smoke on the

    Water. Semua kesurupan....

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    6/97

    Tak Ada Kesepakatan,

    Pengesahan DitundaJAKARTA, KOMPASDewan Perwakilan Rakyat, Senin (29/9), batal mengesahkan 87

    daerah otonom baru. Hal tersebut terjadi karena antara Komisi II DPR dan pemerintah tidak

    didapat kesepakatan terkait 21 DOB yang bisa disahkan.

    Dalam Rapat Paripurna DPR, kemarin, di Jakarta, Ketua Komisi II Agun Gunanjar Sudarsa

    menuturkan, hasil rapat kerja dengan agenda pengambilan keputusan tingkat pertama antara

    Komisi II DPR dan pemerintah memutuskan menunda pengesahan 87 daerah otonom baru

    (DOB). Pembahasan seluruh DOB diputuskan akan dilanjutkan pemerintah dan DPR periode

    2014-2019.

    Keputusan tersebut diambil karena tidak tercapai kesepakatan antara anggota Komisi II DPR

    terkait 21 DOB yang bisa disahkan. Jumlah 21 DOB itu mengacu hasil kajian dari pemerintah

    dan juga kemampuan pemerintah, salah satunya terkait kemampuan keuangan negara.

    Menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, pemerintah menyatakan hanya 21 DOB

    yang disahkan karena hanya itu yang memenuhi syarat sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

    78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.

    Pemerintah tidak mungkin menambah lebih dari 21 DOB karena kita berpedoman pada

    peraturan, katanya.

    Kondisi ini membuat ratusan orang dari berbagai daerah yang berada di balkon dan di luar

    ruang Rapat Paripurna DPR kecewa dan marah. Massa yang antara lain dari sejumlah daerah

    di Papua dan Papua Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan

    Riau, dan Jawa Barat itu kemudian berteriak-teriak mengganggu jalannya rapat.

    Melihat kondisi ini, Wakil Ketua DPR M Sohibul Iman yang memimpin rapat memutuskan

    agar Komisi II dan pemerintah kembali membahas usulan DOB-DOB. Hasilnya harus

    dipaparkan saat rapat paripurna terakhir anggota DPR periode 2009-2014, Selasa (30/9) ini.

    Menurut Wakil Ketua Umum Komisi II DPR dari Fraksi Demokrat Khatibul Umam Wiranu,

    tidak tercapainya kesepakatan mengenai 21 DOB itu di Komisi II disebabkan pengesahan

    DOB itu akan memicu kecemburuan dari daerah lain yang tidak disahkan pemekarannya. Ini

    akan memicu gejolak di masyarakat.

    Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng

    berharap pemerintah dan Komisi II DPR konsisten dengan keputusannya dan tidak kalah

    dengan tekanan massa yang meminta pengesahan DOB.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    7/97

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    8/97

    Gelombang Uji Materi ke

    MKPresiden Punya Alternatif untuk Cegah

    Berlakunya UU Pilkada

    JAKARTA, KOMPASHanya dalam sehari, yakni pada Senin (29/9), Mahkamah

    Konstitusi menerima empat permohonan uji materi Undang-Undang Pemilihan

    Gubernur, Bupati, dan Wali Kota atau lebih dikenal dengan UU Pilkada. Gelombanguji materi diprediksi terus mengalir.

    Mengalirnya dukungan itu karena sejumlah pihak lain telah merencanakan pengujian UU

    yang sama. Salah satu yang punya gagasan mendaftarkan permohonan uji materi itu adalah

    Dewan Perwakilan Daerah.

    Senin kemarin, permohonan diajukan sejumlah perorangan warga negara dan lembaga

    swadaya masyarakat. Mereka adalah Supriyadi Widodo Eddyono bersama International NGO

    Forum on Indonesian Development (INFID) dan kawan-kawan (pendaftar pertama), diikuti

    OC Kaligis sebagai pendaftar kedua. Kemudian Budi Arie Setia Budi dkk (pendaftar ketiga)serta Hendrasmo selaku Direktur Eksekutif Indo Survei dan Strategi dkk (pendaftar keempat).

    Dalam berkas permohonannya, OC Kaligis mengungkapkan, penyelenggaraan pemilihan

    kepala daerah melalui DPRD bertentangan dengan Pasal 1 Ayat (2), Pasal 28D Ayat (3), serta

    Pasal 28I Ayat (4) dan (5) UUD 1945. Pemilihan kepala daerah secara langsung

    mencerminkan prinsip kedaulatan rakyat. Adapun pemilihan kepala daerah melalui DPRD

    hanya merefleksikan daulat partai politik.

    Kuasa hukum Indo Survei dan Strategi, Andi M Asrun, mengatakan, UU Pilkada

    menghambat partisipasi warga dalam pemerintahan dengan pembatasan sistematik saat

    penentuan kepala daerahnya. Penentuan kepala daerah oleh DPRD sangat bergantung pada

    dukungan anggota DPRD, bukan lagi oleh rakyat. Lebih dari itu, tambahnya, penentuan calon

    kepala daerah sangat ditentukan dukungan dan restu pimpinan parpol sehingga menimbulkan

    oligarki politik tanpa memperhatikan aspirasi di daerah.

    Ketua DPD Irman Gusman berpendapat, sikap politik DPD adalah mempertahankan pilkada

    langsung dengan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas demokrasi. Bagi DPD,

    pilkada oleh DPRD merupakan kemunduran demokrasi.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    9/97

    Kami kecewa dengan hasil (UU Pilkada) ini. Kami berharap DPD periode mendatang

    mencari cara untuk membatalkan keputusan yang sudah ada, salah satunya melaluijudicial

    review(uji materi) di Mahkamah Konstitusi. Langkah itu tak bisa dilakukan DPD periode

    sekarang karena undang-undangnya sendiri belum disahkan dan masa jabatan DPD periode

    sekarang hanya sampai 30 September, katanya.

    Hamdan ditelepon SBY

    Ketua MK Hamdan Zoelva menyatakan, dirinya dihubungi Presiden Susilo Bambang

    Yudhoyono, Minggu (28/9) sore. Presiden, seperti dikutip Hamdan, mengungkapkan,

    pihaknya tidak mendapatkan aktualisasi terakhir dan konfirmasi terakhir RUU itu sehingga

    Presiden merasa kecewa atas putusan DPR.

    Dalam jawabannya kepada Presiden, Hamdan mengungkapkan, dalam praktik ketatanegaraan

    di Indonesia, proses pengambilan keputusan terhadap RUU didahului pendapat DPR melalui

    fraksi-fraksinya, lalu diikuti sambutan pemerintah.

    Menurut Hamdan, Presiden tak mengungkapkan permintaan khusus kepada dirinya, seperti

    untuk membatalkan UU Pilkada. Presiden hanya menyampaikan dinamika pengambilan

    keputusan di DPR. Hamdan menyatakan telah menyampaikan sejak awal bahwa UU tersebut

    berpotensi diuji di MK sehingga tak memberikan komentar apa pun.

    Langkah Yudhoyono

    Pada Senin muncul sejumlah pendapat terkait pilihan langkah yang bisa dilakukan

    Yudhoyono jika Presiden benar-benar kecewa atas putusan DPR itu. Alternatif langkahpertama, diungkapkan Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti,

    Yudhoyono disarankan bertemu pimpinan DPR dan menyampaikan surat ketidaksetujuan

    terhadap hasil pembahasan RUU Pilkada di tingkat paripurna DPR. Yudhoyono tak perlu

    berkonsultasi dan mendatangi MK karena bisa dinilai mengintervensi hukum.

    Alternatif kedua, seperti disampaikan oleh Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas

    Andalas, Padang, Saldi Isra, adalah penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-

    undang (perppu). Presiden bisa mengeluarkan perppu dengan alasan UU Pilkada dianggap

    mencederai kedaulatan rakyat dan membahayakan demokrasi di Indonesia, katanya.

    Menurut Saldi, penerbitan perppu itu harus secepatnya sebelum masa jabatan Presiden

    berakhir 20 Oktober.

    Sementara wakil presiden terpilih Jusuf Kalla menilai, rencana Presiden Yudhoyono untuk

    memperjuangkan pemilihan kepala daerah langsung melalui uji materi UU Pilkada tidak

    mungkin dilakukan. Hal ini karena Presiden Yudhoyono tidak punya legal standinguntuk

    mengajukan uji materi UU Pilkada itu.

    Legal standing-nya tidak ada. Dia itu presiden, bagaimana bisa menolak, kata Kalla.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    10/97

    Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menuturkan, saat Rapat

    Paripurna DPR, Jumat dini hari lalu, ia menelepon Wakil Ketua DPR dari PDI-P Pramono

    Anung untuk menyampaikan usulan Yudhoyono agar PDI-P menerima usul Demokrat, yaitu

    menerima pilkada langsung dengan 10 syarat. Saya bukan melobi, tetapi menyampaikan

    usulan SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat, katanya.

    Namun, Pramono mengatakan, telepon Djoko Suyanto itu sudah tidak berarti apa-apa lagi.

    Sebab, saat dia menelepon, proses pemungutan suara anggota DPR untuk RUU Pilkada

    sudah selesai, ujarnya. Selain itu, Fraksi Demokrat sudah walk out.

    Pramono menjelaskan, fraksi yang mendukung pilkada langsung, yaitu PDI-P, Partai

    Kebangkitan Bangsa, dan Hanura, sudah mendukung opsi Demokrat, yaitu mekanisme

    pilkada langsung dengan 10 syarat. Dukungan itu tak hanya saat paripurna, tetapi juga saat

    forum lobi. Bahkan, jika Demokrat mengajukan lima syarat lagi, juga kami akan setujui,

    katanya.

    Dari Kyoto, Jepang, dilaporkan, Yudhoyono menyatakan, setibanya di Tanah Air pada Selasa

    (30/9) dini hari, dirinya akan segera menggelar rapat kabinet terbatas dengan Wakil Presiden

    Boediono, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, serta Menteri Dalam Negeri

    Gamawan Fauzi terkait UU Pilkada. Hasil rapat terbatas akan segera diumumkan kepada

    masyarakat.(har/ato/osa/why/ana/fer/apa/iam)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    11/97

    Presiden Mencari Jalan Lain

    UU PilkadaOleh: C Wahyu Haryo

    JAKARTA, KOMPASPresiden Susilo Bambang Yudhoyono masih berupaya

    mencari jalan lain agar pilkada dapat dikembalikan pada sistem dipilih langsung oleh

    rakyat. Namun, Presiden belum bersedia menyampaikan opsi yang akan ditempuh

    karena masih dalam pembahasan di internal pemerintah.

    Awalnya, Presiden SBY menjajaki kemungkinan pembatalan Undang-Undang Pemilihan

    Kepala Daerah yang baru diputuskan DPR beberapa waktu lalu dengan tidak memberikan

    persetujuan tertulis terhadap UU tersebut. Namun, setelah dikonsultasikan dengan Ketua

    Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva, upaya untuk tidak memberikan persetujuan itu tidak

    mungkin diambil SBY.

    Seperti yang saya sampaikan, kalauplan Atidak tembus, kami akan melangkah keplan B.

    Plan Binilah yang kami matangkan hingga hari ini dan akan kami lanjutkan besok, kata

    Presiden saat memberikan keterangan pers, Selasa (30/9) dini hari, seusai memimpin rapat

    kabinet terbatas di ruang VVIP Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    Bisa menjadi blunder

    Rapat berlangsung sesaat setelah Presiden dan rombongan tiba dari kunjungan di Jepang,

    pukul 00.40. Wakil Presiden Boediono, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin,

    Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Jaksa Agung Basrief Arief, Kepala Polri Jenderal

    (Pol) Sutarman, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, serta Wakil Menteri Hukum dan HAM

    Denny Indrayana yang menjemput kedatangan Presiden langsung mengikuti rapat kabinet

    terbatas yang berlangsung hingga pukul 03.00.

    Rapat membahas upaya yang mungkin dilakukan pemerintah untuk menolak UU Pilkada

    yang diputuskan DPR, Jumat lalu. Sebelumnya, Presiden menegaskan, sikap pemerintah

    dalam sistem pilkada ini mendukung pilkada langsung dengan perbaikan-perbaikan

    mendasar. Sementara keputusan sidang paripurna DPR adalah pilkada oleh DPRD.

    Untuk mengembalikan sistem pilkada langsung oleh rakyat, Presiden menyatakan, sejak

    berada di Osaka, Jepang, telah berkonsultasi dengan Ketua MK melalui telepon tentang tafsir

    dari Pasal 20 UUD 1945 dalam konteks penyusunan undang-undang (UU). Ketentuan itu

    menyangkut proses RUU menjadi UU yang harus mendapatkan persetujuan bersama antara

    DPR dan presiden.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    12/97

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    13/97

    Judicial Review atau

    Political ReviewOleh: Budiman Tanuredjo

    PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono mempercepat kepulangannya ke Tanah Air. Begitu

    mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Yudhoyono langsung menggelar rapat terbatas

    dengan sejumlah menterinya.

    Topik yang dibahas adalah penolakan terhadap RUU Pilkada oleh masyarakat. Rapatparipurna DPR melalui votingtelah merampas hak politik rakyat untuk memilih pemimpin

    daerah dan dialihkan hak memilih itu ke DPRD. Pemungutan suara itu berlangsung mulus

    setelah 124 anggota Partai Demokrat yang mendukung opsi pilkada langsung dengan 10

    perbaikan itu malah melakukan walk out.

    Fraksi Partai Demokrat yang meninggalkan ruang sidang memang memicu kemarahan

    publik. Respons publik mengusik Yudhoyono. Yudhoyono pun menjanjikan akan bersama

    rakyat mengembalikan pilkada langsung.

    Dalam jumpa pers, Selasa dini hari, Yudhoyono mengatakan sudah berkonsultasi denganKetua MK Hamdan Zoelva. Awalnya, Yudhoyono akan menggunakan Pasal 20 UUD 1945

    Ayat (2) soal perlunya persetujuan bersama antara pemerintah dan DPR untuk pembahasan

    sebuah undang-undang. Kepada publik, Yudhoyono menyatakan tidak setuju dengan pilkada

    oleh DPRD. Namun, kehadiran Mendagri Gamawan Fauzi, yang memberikan persetujuan

    atas RUU Pilkada itu, menutup pintu bagi Presiden Yudhoyono untuk menggunakan opsi itu.

    Melalui akun Twitter-nya, ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra telah memberikan

    saran kepada Yudhoyono. Yusril menyarankan agar Yudhoyono tidak menandatangani RUU

    Pilkada itu dan saat 20 Oktober 2014 ketika kekuasaan beralih, Yusril juga menyarankan

    Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan RUU Pilkada itu ke DPR. Usul itu masuk akal,

    tetapi mempunyai risiko politik bagi pemerintahan baru.

    Jalan aman dan konstitusional untuk mengupayakan pembatalan pilkada oleh DPRD

    hanyalah dua opsi. Opsi pertama, membiarkan masyarakat yang nyata-nyata dirugikan hak

    konstitusionalnya melakukan uji materi ke MK. Dalih harus dibangun untuk meyakinkan MK

    bahwa telah terjadi perampasan hak politik rakyat dan terciptanya ketidakpastian hukum.

    Dalam uji materi, pilkada lewat DPRD bisa dikabulkan bisa juga ditolak.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    14/97

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    15/97

    Tata Cara Pelantikan

    Presiden DipertanyakanJAKARTA, KOMPASTata cara pelantikan presiden dan wakil presiden yang diatur

    dalam Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat berpotensi dapat dimanfaatkan untuk

    kepentingan politik tertentu.

    Anggota MPR dari Fraksi PDI-P, Rieke Diah Pitaloka, mengatakan, potensi itu antara lain

    ada di poin 4-7 Pasal 114 Tata Tertib MPR. Dalam poin 4 disebutkan, pelantikan presiden

    dan wakil presiden dilakukan dengan bersumpah menurut agama atau berjanji dengan

    bersungguh-sungguh di hadapan sidang paripurna MPR. Jika MPR tidak dapat

    menyelenggarakan sidang, presiden dan wakil presiden bersumpah dan dilantik di hadapan

    Rapat Paripurna DPR. Jika DPR tidak bisa bersidang, presiden bersumpah dan dilantik oleh

    pimpinan MPR dan disaksikan oleh Mahkamah Agung.

    Kalau pimpinan MPR tidak bisa datang, bagaimana? Apakah cukup dilantik di depan

    Mahkamah Agung seperti zaman Pak Habibie dulu? tanya Rieke dalam Sidang Paripurna

    MPR di Jakarta, Senin (29/9).

    Namanya politik bisa ditekuk, bisa dibuat tidak kuorum juga (sidang paripurna). Mudah-

    mudahan tidak perlu ada insiden, tambah Eva Kusuma Sundari, anggota MPR dari Fraksi

    PDI-P.

    Namun, Ketua Panitia Ad Hoc I MPR (yang bertugas membahas Tatib MPR) Daryatmo

    Mardiyanto mengatakan, pasal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Ia malah meminta semua

    pihak berdoa agar pelantikan presiden 20 Oktober berjalan dengan lancar.

    Ketua MPR Sidarto Danusubroto yang memimpin sidang menyatakan, substansi tatib tidak

    bisa diubah karena semua fraksi sudah membacakan pandangan dan menyetujuinya.

    Selain mengesahkan tatib, sidang paripurna yang dihadiri 456 dari 692 anggota MPR itu juga

    memutuskan, MPR akan membentuk badan sosialisasi, pengkajian, dan anggaran sebagai

    bagian dari alat kelengkapan.

    Dengan adanya badan tersebut, MPR diberi tugas melakukan pengkajian dan penguatan

    Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika,

    Ketetapan MPR, mengkaji sistem ketatanegaraan, dan menyerap aspirasi rakyat, kata

    Daryatmo.

    Rekomendasi

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    16/97

    Dalam rapat itu, MPR juga merumuskan tujuh rekomendasi untuk periode selanjutnya.

    Panitia Ad Hoc II, M Jafar Hafsah, mengatakan, rekomendasi itu antara lain perubahan UUD

    1945 dengan tetap berdasarkan Pancasila; penguatan MPR sebagai lembaga tertinggi dalam

    mengubah, menetapkan, dan menafsirkan UUD 1945; menguatkan wewenang DPD; serta

    penyederhanaan sistem kepartaian.

    Itu semua hanya rekomendasi berdasarkan hasil kajian tim kerja kajian sistem

    ketatanegaraan Indonesia. Pelaksanaannya bergantung anggota MPR mendatang, kata

    Jafar.(A13)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    17/97

    Ketua DPR Sah Dipilih

    Dua Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda

    JAKARTA, KOMPASMahkamah Konstitusi menolak seluruh permohonan yang

    diajukan PDI-P dan sejumlah calon anggota DPR terpilih dari PDI-P. Dengan

    demikian, pemilihan ketua dan wakil ketua DPR, seperti diatur dalam UU No 17/2014

    tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, sah dan konstitusional.

    Mekanisme pengisian jabatan pimpinan DPR, menurut MK, merupakan open legal policy

    atau kebijakan hukum terbuka yang dapat ditentukan pembuat UU. Konstitusi tidak mengatursecara spesifik susunan organisasi kelembagaan DPR, termasuk tata cara pengisian jabatan

    pimpinannya. Pasal 19 Ayat (2) UUD 1945 menyerahkan persoalan tersebut kepada

    pembentuk UU.

    Bagaimana organisasi termasuk mekanisme pemilihan pimpinannya adalah wilayah

    kebijakan pembentuk undang-undang untuk mengaturnya, kata hakim konstitusi Patrialis

    Akbar saat membacakan pertimbangan putusan MK, Senin (29/9).

    Sidang yang dihadiri tujuh hakim konstitusi itu dipimpin Ketua MK Hamdan Zoelva. MK tak

    dapat menerima alasan pemohon yang mendalilkan, konfigurasi pimpinan DPR harusmencerminkan konfigurasi pemenang pemilu untuk menghormati kedaulatan rakyat. Alasan

    itu dinilai tak berdasar. Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, presiden, dan

    wakil presiden sesuai ketentuan Pasal 22 E UUD 1945. Pemilu bukan untuk memilih

    pimpinan DPR.

    Dalam praktik politik di Indonesia yang menganut sistem presidensial dengan sistem

    multipartai, kesepakatan dan kompromi politik di DPR sangat menentukan ketua dan

    pimpinan DPR karena tidak ada partai politik yang benar-benar memperoleh mayoritas

    mutlak kursi di DPR sehingga kompromi dan kesepakatan berdasarkan kepentingan adalah

    sesuatu yang tidak bisa dihindari, ujar Patrialis.

    MK juga menolak pengajuan uji formil. Mengenai tidak dilibatkannya DPD dalam

    pembahasan RUU, MK berpegang pada terbatasnya kewenangan konstitusional DPD untuk

    ikut dalam pembahasan UU.

    Putusan itu dijatuhkan dengan suara tak bulat. Dua hakim konstitusi, Arief Hidayat dan Maria

    Farida, mengajukan pendapat berbeda atau dissenting opinion.Keduanya berpendapat,

    permohonan PDI-P seharusnya dikabulkan. Maria mengungkapkan, pembentukan UU

    17/2014 bertentangan dengan asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, serta

    asas keterbukaan. Pembentukan UU itu juga tidak sesuai putusan MK No 92/PUU-X/2012

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    18/97

    yang seharusnya melibatkan DPD. Menurut Arief, UU MD3 sejak kelahirannya mengalami

    cacat baik formil pembentukannya maupun materiil materi muatannya.

    Ketua Bidang Hukum DPP PDI-P Trimedya Panjaitan kecewa dengan putusan MK. Menurut

    dia, hakim konstitusi seharusnya mendengarkan ahli yang akan diajukannya sebelum

    menjatuhkan putusan final.

    Paket di DPR

    Di DPR, pertarungan politik menguat. Sesuai UU No 17/2014 serta Tatib DPR, calon

    pimpinan DPR harus diajukan dalam bentuk paket. Gabungan fraksi harus mengajukan lima

    calon pimpinan DPR sekaligus dan tidak boleh dari fraksi yang sama. Koalisi Merah Putih

    lebih berpeluang dengan lima fraksi anggota koalisinya. Koalisi Indonesia Hebat hanya

    terdiri dari empat fraksi dan tengah mencari tambahan fraksi. (ANA/RYO/NTA)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    19/97

    Bupati Biak Numfor

    Dituntut 6 TahunJAKARTA, KOMPASBupati Biak Numfor, Papua, Yesaya Sombuk dituntut 6 tahun

    penjara dan denda Rp 250 juta subsider 5 bulan kurungan. Yesaya yang dilantik jadi bupati

    pada April 2014 itu juga dituntut pidana tambahan berupa pencabutan hak dipilih dalam

    jabatan publik.

    Demikian tuntutan tim Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi yang

    dibacakan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (29/9). Sidang dipimpin Ketua Majelis HakimArtha Theresia.

    Jaksa Haerudin saat membacakan surat tuntutan mengatakan, Yesaya terbukti menerima suap

    100.000 dollar Singapura (setara Rp 950 juta) dari pengusaha Teddy Renyut terkait proyek

    rekonstruksi tanggul laut di Kabupaten Biak Numfor.

    Terdakwa Yesaya Sombuk terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan korupsi

    secara berlanjut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12 huruf a UU No 31

    Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi jo Pasal 64 Ayat (1) KUH Pidana, ujar

    Haerudin.

    Perkara ini berawal ketika pada Juni 2014 Yesaya menghubungi Kepala Badan

    Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Biak Numfor Yunus Saflembolo dan

    menyampaikan membutuhkan uang sekitar Rp 600 juta.

    Pada 5 Juni 2014, Yesaya yang sedang di Jakarta menelepon Teddy Renyut dan mengajaknya

    bertemu di Hotel Acacia Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Yesaya menyampaikan bahwa

    dia membutuhkan uang Rp 600 juta. Teddy mengatakan bisa mengambil kredit dari bank jika

    Yesaya bisa memberinya pekerjaan yang pasti.

    Teddy lalu menyampaikan, dalam APBN-P 2014 terdapat program di bidang bencana untuk

    Biak Numfor yang akan dianggarkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

    sekitar Rp 20 miliar.

    Sebagai realisasi permintaan uang oleh Yesaya yang telah disetujui Teddy, pada 13 Juni 2014

    Teddy menemui Yesaya di Hotel Acacia dan menyerahkan sebuah amplop warna putih yang

    di dalamnya berisi uang 63.000 dollar Singapura. Pada 16 Juni 2014, Teddy kembali

    menemui Yesaya di Hotel Acacia dan menyerahkan uang 37.000 dollar Singapura.

    Jaksa menyimpulkan, pemberian uang oleh Teddy tersebut untuk menggerakkan Yesaya agar

    proyek tanggul laut di Biak Numfor diberikan kepadanya.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    20/97

    Menanggapi tuntutan ini, Yesaya dan kuasa hukumnya akan mengajukan pembelaan.

    Sementara itu, Teddy Renyut kemarin dituntut hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 150

    juta subsider 3 bulan kurungan. (faj)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    21/97

    Kejari Jayapura Diduga

    Tutupi Keterlibatan WakilBupati Keerom

    Oleh: Fabio M Lopes Costa

    JAYAPURA, KOMPASKejaksaan Negeri Jayapura diduga menutupi keterlibatan Wakil

    Bupati Keerom Muhammad Markum dalam dugaan korupsi proyek fiktif pengadaan pupukbagi petani kakao di lima wilayah pada 2012. Proyek fiktif itu bernilai Rp 819 juta. Padahal,

    nama Muhammad telah berulang kali disebut dalam tahap penyidikan sebagai pihak yang

    mengeluarkan rekomendasi pencairan dana dalam proyek itu.

    Saat ini, kasus tersebut memasuki tahap mendengarkan keterangan saksi-saksi di Pengadilan

    Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jayapura. Terdakwa dalam kasus ini adalah Joko Susilo,

    Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Keerom; Sunarto, petugas pemeriksa

    barang; Abdul Karim, penjabat pembuat komitmen kerja; Flasius Marabia, panitia lelang; dan

    Ahmad Harjono, kontraktor dan adik kandung Muhammad Markum.

    Para terdakwa dinyatakan terlibat dalam pengadaan fiktif 50.140 kilogram pupuk bagi 2.000

    petani di Distrik Arso dan Distrik Skamto. Namun, dalam tahapan penyidikan, Joko selaku

    kuasa pengguna anggaran mengaku hanya menjalankan perintah Muhammad untuk

    menandatangani pencairan dana bagi adiknya, Ahmad Harjono.

    Kejari Jayapura tak pernah berinisiatif menghadirkan Muhammad dari tahapan penyidikan

    hingga proses persidangan. Padahal, seluruh terdakwa dalam tahap penyidikan mengaku

    hanya menjalankan perintah Muhammad untuk melancarkan penunjukan langsung kontraktor

    ke adik Muhammad, yakni Ahmad Harjono. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagikami, kata Hotwy Gultom, kuasa hukum Joko Susilo, di Jayapura, Papua, Selasa (30/9).

    Hotwy menuturkan, jaksa penuntut umum Kejari Jayapura hanya menghadirkan dua saksi

    dalam persidangan kasus kliennya, yakni Ika Rinaningsih, Bendahara Dinas Perkebunan dan

    Kehutanan Kabupaten Keerom dan Sukanto, rekan bisnis Ahmad Harjono. Padahal,

    keduanya bukanlah auktor intelektualis di balik kasus ini.

    Kami akan mengajukan permintaan ke pihak majelis hakim untuk menghadirkan

    Muhammad dalam persidangan, ujarnya.

    Tiga kali dipanggil

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    22/97

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    23/97

    1965, Dulu dan Sekarang

    THE ACT OF KILLING tidak hanya menguliti kekejaman di era penumpasan Partai

    Komunis Indonesia tahun 1965. Film dokumenter nominator Oscar 2012 ini juga menggugat

    komitmen bangsa Indonesia menyelesaikan masa lalunya.

    Film ini merekonstruksi pembunuhan-pembunuhan di tahun 1965. Pelaku-pelaku yang masih

    hidup tidak hanya diminta bercerita, tetapi juga mereka ulang tindakan mereka. Alhasil, yang

    terjadi seperti dejavu alias melihat hal-hal yang masih terjadi hingga kini. Tidak hanya

    pengerahan preman oleh penguasa, tetapi kekerasan yang terjadi atas nama nilai yang

    dianggap lebih tinggi daripada nilai-nilai kemanusiaan dan konsensus kebangsaan.

    Dampak peristiwa 65 tidak hanya di masa lalu, tetapi pada kita sekarang, kata dosen

    Universitas Indonesia Hilmar Farid dalam diskusi di Universitas Tarumanagara seusai

    pemutaran film tersebut, Senin (29/9). Ia mengatakan, inti dari peristiwa 65 adalah

    diizinkannya kondisi pengecualian. Atas nama sesuatu yang lebih penting, yang dalam

    kasus ini berlatar politik yaitu anti PKI, prinsip-prinsip dasar kemanusiaan diabaikan.

    Kondisi pengecualian ini berulang sepanjang Orde Baru, seperti pembantaian ulama,

    pembunuhan preman-preman secara misterius di Yogyakarta, kasus Talangsari, Nipah,

    sampai peristiwa Mei 1998. Semua berpola sama. Atas nama keamanan dan ketertiban,

    semua boleh dilakukan. Bahkan, negara sampai membuat Kopkamtib, yaitu Komando

    Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban. Bukan hanya di atas hukum, Kopkamtib

    adalah hukum itu sendiri, katanya.

    Hingga kini, kondisi pengecualian itu tidak kunjung diselesaikan negara. Akibatnya, pola-

    pola serupa berulang, seperti larangan membangun rumah ibadah sampai larangan beribadah.

    Semua terjadi karena ada yang merasa nilai-nilainya lebih tinggi daripada negara.

    Sosok tanpa nama yang menjadi salah satu kru film The Act of Killingsaat diwawancara via

    Skype mengatakan, pola kekerasan dulu dan sekarang mirip. Salah satunya, ketikakepentingan ekonomi berbenturan dengan kepentingan penguasa. Rakyat biasa dilatih

    menjadi milisi dan membuat kekerasan.

    Kata banal bisa jadi tepat menggambarkannya. Adegan dalamThe Act of Killingyang

    membuat bergidik, bukan karena darah, tapi karena kesadisan yang dingin. Seorang pemain

    figuran yang berperan sebagai korban bercerita, ayah tirinya benar-benar jadi korban

    pembantaian 1965. Si pemain yang saat itu masih kecil melihat sendiri ayahnya dibawa pukul

    03.00 dan ditemukan tewas seperti kambing keesokan harinya.

    Stanley Adi Prasetyo, anggota Dewan Pers yang juga mantan Wakil Ketua Komnas HAM,mengatakan, soal masa lalu harus diselesaikan agar tidak berulang. Ia mengajukan bentuk

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    24/97

    rekonsiliasi. Yang penting, negara membuka kebenaran dan mengakui kesalahan. Ini beban

    negara yang selalu mengulik kepekaan organisasi dan orang-orang tertentu.

    Film The Act of Killingselesai dalam waktu 166 menit. Namun, lembar-lembar hitam sejarah

    bangsa Indonesia belum selesai hingga kini, 49 tahun kemudian. (Edna C Pattisina)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    25/97

    Mafia Minyak Marah-marah

    TANGGAL 5 Maret 1976, di Departemen Pertambangan dan Energi, Jakarta, berlangsung

    acara serah terima jabatan Direktur Utama Pertamina dari Letnan Jenderal Ibnu Sutowo

    kepada Mayor Jenderal Piet Haryono.

    Pergantian ini terjadi setelah pada 1970, mahasiswa turun ke jalan menuntut penyelidikan

    terhadap dugaan korupsi di Pertamina. Soeharto segera membentuk tim penyelidikan korupsi

    yang disebut Tim Empat yang dipimpin Wilopo (tokoh Partai Nasional Indonesia). Empat

    anggotanya adalah IJ Kasimo (Partai Katolik), Anwar Tjokroaminoto (Partai Serikat Islam

    Indonesia), Johannes (mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), dan

    Mohammad Hatta (mantan Wakil Presiden).

    Tim Empat berhasil membongkar adanya kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di

    Pertamina, Bulog, dan pelayanan umum di Indonesia. Presiden RI 1967-1978 Soeharto

    menyebut kasus ini sebagai krisis Pertamina yang parah. Tetapi, Soeharto menunggu waktu

    selama enam tahun untuk menggeser Ibnu Sutowo dari jabatannya. Alasannya, agar situasi

    tidak panas.

    Tanggal 15 April 1976, di Istana Negara, Presiden Soeharto melantik Piet Haryono sebagai

    Dirut Pertamina. Kepada Saudara Piet Haryono, saya percayakan tugas untuk memimpin

    Pertamina. Atau lebih tepat kalau saya katakan, rakyat Indonesia memercayakan kepada

    Saudara pengelolaan minyak bumi yang merupakan kekayaan alam ini, berguna sebesar-

    besarnya untuk kemakmuran rakyat, demikian kata Soeharto.

    Ketika kepercayaan rakyat itu diselewengkan, terjadilah unjuk rasa. Unjuk rasa massal

    kemudian memuncak pada 21 Mei 1998 yang membuat Soeharto lengser. Soeharto lengser,

    tetapi KKN yang kemudian mewujud dalam mafia minyak mulai terbangun.

    Senin, 25 Mei 1998, empat hari setelah Soeharto lengser, di Bina Graha yang dibangun Ibnu

    Sutowo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada tahun 1970-an, MenteriPertambangan dan Energi Kuntoro Mangkusubroto, antara lain, mengatakan, pemerintahan

    Presiden BJ Habibie akan mengatur kembali tata niaga ekspor dan impor minyak yang

    dilakukan tiga perusahaan mitra Pertamina dan membasmi KKN. Saat itu istilah mafia

    minyak mulai merebak.

    Saat itu pula, di DPR, Dirut Pertamina (Juni 1998-Desember 1998) Soegianto mengatakan,

    ada tiga perusahaan mitra Pertamina, yakni Permindo Trading Oil Co Ltd, Perta Oil

    Marketing Ltd, dan Pacific Petroleum.

    Menggurita

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    26/97

    Kamis, tanggal 12 Agustus 2004, dua bulan sebelum pemerintahan Presiden Megawati

    Soekarnoputri lengser, Menteri Badan Usaha Milik Negara Laksamana Sukardi mengatakan,

    Dirut Pertamina (2004-2006) Widya Purnama diharapkan bisa memberantas mafia

    perminyakan yang selama itu bercokol di Pertamina. Tetapi, mafia minyak telah jadi gurita

    raksasa yang tak terkalahkan sampai kini.

    Selasa, 10 Juni 2014 lalu, para pengunjuk rasa di depan Istana Merdeka menyerukan

    pemberantasan mafia minyak oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pengunjuk rasa

    juga mempertanyakan pembangunan kilang minyak di Indonesia yang tidak kunjung

    terealisasi.

    Presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla telah mencanangkan

    perang terhadap mafia, termasuk mafia minyak. Dalam berbagai kesempatan kampanye,

    masyarakat mencatat hal itu.

    Mafia minyak jadi pembicaraan luas. Seorang pekerja perusahaan minyak Eropa yang ada di

    Jakarta dan tidak mau dibuka identitasnya mengatakan, saat ini mafia minyak Indonesia

    sedang marah besar dan terganggu. Bahayalhokalau mafia minyak itu marah. Saat ini

    sudah kelihatan tanda-tandanya, ujar pekerja perusahaan minyak yang punya pengalaman

    menyaksikan mafia di perusahaannya di Eropa itu.

    Berani dan sanggupkah Jokowi, JK, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan rakyat menghadapi

    kemarahan ini?(J Osdar)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    27/97

    Parpol Orba Diprediksi

    Bungkam KPKJAKARTA, KOMPASSejumlah elemen masyarakat sipil mengkhawatirkan keberadaan

    DPR yang didominasi kekuatan sejumlah partai politik yang ingin mengembalikan sistem

    Orde Baru dengan melemahkan KPK.

    Indikasi itu menguat setelah parpol-parpol itu sukses memperjuangkan pengesahan UU MPR,

    DPR, DPD, dan DPRD (MD3) dan UU Pilkada. Pelemahan itu bisa melalui proses uji

    kelayakan-kepatutan di DPR, serta pembahasan revisi UU KPK, Tipikor, KUHP, dan

    KUHAP nanti.

    Kekhawatiran itu disampaikan anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch Emerson

    Yuntho, Direktur Eksekutif Lingkaran Masyarakat Madani Ray Rangkuti, pengamat hukum

    Asep Iwan Iriawan, dan Koordinator Bantuan Hukum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum

    Indonesia Yulius Ibrani kepada pers, Senin (29/9), di Jakarta.

    Emerson mengungkapkan, elemen masyarakat harus waspada terhadap sepak terjang

    sejumlah parpol di DPR setelah parpol di DPR itu memuluskan UU MD3 dan UU Pilkada.

    Tidak menutup kemungkinan sejumlah parpol tersebut memiliki agenda melemahkan KPK.

    Emerson menambahkan, patut diduga ada empat agenda besar yang menjadi target sejumlah

    parpol di DPR. Agenda pertama, menguasai parlemen dengan UU MD3. Kedua, menguasai

    pemerintah daerah dengan UU Pilkada. Ketiga, menguasai atau melemahkan KPK dengan

    seleksi pimpinan DPR dan sejumlah revisi produk UU terkait pemberantasan korupsi.

    Keempat, menguasai pemerintahan dengan merevisi UU Pilpres untuk dipilih langsung oleh

    DPR/MPR.

    Apalagi, lanjut Emerson, sejumlah politisi parpol itu terjerat kasus korupsi di KPK. Artinya,

    patut diwaspadai motivasi para politisi untuk menyelamatkan diri dari tuntutan hukum.

    Orde Baru

    Ray menambahkan, sejumlah parpol itu ingin mengembalikan sistem Orde Baru (Orba).

    Pemilihan kepada daerah oleh DPRD salah satu bukti upaya mengembalikan pola Orba.

    Oleh karena itu, menurut Ray, lembaga-lembaga yang terbentuk pada era Reformasi sebagai

    bentuk perubahan dari Orba, seperti KPK atau MK, dapat dibubarkan oleh parpol-parpol

    tersebut.

    Asep mengungkapkan, proses pemilihan enam pimpinan KPK, seperti uji kelayakan dankepatutan di DPR nanti, dikendalikan sejumlah parpol. Kewenangan pemberantasan korupsi

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    28/97

    dapat dipangkas melalui orang-orang yang dimasukkan sebagai pimpinan KPK oleh parpol

    tertentu.

    Yulius menambahkan, masyarakat mengkhawatirkan sejumlah parpol tersebut juga memiliki

    agenda melemahkan KPK dengan produk UU, seperti revisi UU KPK, UU Tipikor, UU

    KUHP, dan UU KUHAP nanti. (FER)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    29/97

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    30/97

    Partai itu tempat pengabdian tanpa akhir, ujar Marzuki, yang telah menyatakan tetap setia

    di Partai Demokrat. Namun, harus didukung finansial yang cukup agar tidak ikut-ikutan

    dalam praktik transaksional. Jadi, saya akan fokus di pendidikan dan bisnis, katanya.

    Sambil fokus di pendidikan dan bisnis, Marzuki mengatakan menunggu penugasan dari Partai

    Demokrat. Apa pun penugasannya, saya siap untuk tetap mengabdi bagi partai, ujar

    Marzuki, yang pernah menjadi Direktur Komersial PT Semen Baturaja (persero) tahun 1999-

    2006.

    Hal berbeda ditempuh Eva Kusuma Sundari yang tidak lolos dari Dapil Jawa Timur VI

    (Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kota Blitar, dan Kota

    Kediri). Peraih gelar master dari Jurusan Politics of Development Institute of Social Studies

    (Belanda) dan master Jurusan Development Economics University of Nottingham (Inggris)

    itu mengatakan akan berjuang di akar rumput.

    Dia tetap akan mengawal kehendak rakyat dan ikut mengawasi pemerintahan dan parlemen

    dengan berjuang melalui beberapa LSM. Eva tetap berkegiatan di Kemitraan, Seknas Jokowi,

    dan Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat.

    Modal Eva memang cukup besar. Selain lama bergabung dengan LSM, dia juga kritis. Dia

    juga dibekali dengan sejumlah aktivitas, di antaranya pernah mengikuti Summer Course

    Democracy and Pluralism di Polandia (2001), Global Woman Leadership di Amerika (2007),

    Woman Leaders in Moslem Countries (2007), dan mengikuti Summer Course Public Account

    Committee di Australia (2008).

    Mantan aktris Nurul Arifin, yang dikenal cukup vokal di DPR, justru berniat kembali

    mengabdi di Partai Golkar seusai tak terpilih lagi. Nurul tercatat jadi salah satu Wakil

    Sekretaris Jenderal Partai Golkar.

    Sejauh ini, Nurul memang berhasil membuktikan diri tidak sekadar jual kecantikan di

    panggung dunia politik. Dia membuktikan diri sebagai politisi tulen. Nurul, peraih Young

    Global Leaders dari World Forum- Swiss, itu kini hanya membutuhkan wahana yang tepat

    untuk kembali memperjuangkan aspirasi masyarakat.

    Apakah Nurul masih tertarik jadi wali kota Depok? Untuk (wali kota) Depok lihat mandatpartai dulu, ujar Nurul. Pendulum memang sedang bergeser. Baru saja DPR memutuskan

    kepala daerah tidak lagi dipilih langsung, tapi melalui DPRD.

    Mereka yang hengkang dari Senayan memang punya strategi masing-masing untuk menjalani

    hidup di masa depan. Mudah-mudahan lancar dan bermanfaat untuk bangsa dan negara,

    kata Hajriyanto. (HARYO DAMARDONO/A PONCO ANGGORO)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    31/97

    Reformasi Fiskal Menjadi

    PrasyaratJAKARTA, KOMPASTanpa reformasi fiskal, Joko Widodo sebagai presiden terpilih

    hanya akan meneruskan model fiskal miskin stimulus. Anggaran menggelembung, tetapi

    alokasinya terkuras untuk membiayai program rutin, wajib, dan boros. Sementara program

    pro rakyat dan pro penciptaan lapangan kerja menjadi minimalis.

    Fiskal miskin stimulus tersebut sudah tampak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

    (APBN) 2015 yang disahkan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, di Jakarta,

    Senin (29/9). Di samping meneruskan pola lama yang miskin stimulus, APBN 2015 adalahanggaran yang disusun berdasarkan pagu dasar karena bersifat transisional.

    Reformasi fiskal adalah langkah pertama yang harus menjadi prioritas pemerintahan Jokowi.

    Reformasi fiskal adalah prasyarat bagi Jokowi agar bisa menjalankan visi-misinya

    semaksimal mungkin, kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Latief Adam.

    Dalam APBN 2015, pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.793,59 triliun, sedangkan

    belanja negara dianggarkan Rp 2.039,48 triliun. Jadi, defisit anggaran mencapai Rp 245,9

    triliun atau 2,21 persen terhadap produk domestik bruto.

    Dibandingkan dengan APBN Perubahan 2014, pendapatan meningkat Rp 158,19 triliun.

    Ditambah target utang tahun 2015, artinya ada tambahan anggaran Rp 404,09 triliun pada

    2015.

    Namun, alih-alih untuk membiayai kegiatan produktif, tambahan anggaran tersebut lebih

    banyak untuk membiayai program rutin dan mengikat. Salah satunya subsidi energi yang

    mencapai Rp 334,7 triliun atau 24,75 persen dari total belanja pemerintah pusat senilai Rp

    1.392,44 triliun.

    Sementara anggaran produktif dan mendasar justru merosot dibandingkan dengan pagu 2014.Contohnya anggaran kesehatan dan infrastruktur. Anggaran kesehatan turun dari Rp 70,5

    triliun menjadi Rp 68 triliun. Anggaran infrastruktur turun dari Rp 206 triliun menjadi Rp

    169 triliun.

    Anggaran penanggulangan kemiskinan hanya naik Rp 500 miliar, dari Rp 134,5 triliun

    menjadi Rp 135 triliun. Jika asumsi inflasi tahun 2015 sebesar 4,4 persen dihitung, nilai riil

    anggaran infrastruktur juga merosot.

    Menurut Latief, tanpa reformasi fiskal, penambahan volume APBN hanya akan terus-

    menerus terkuras untuk membiayai program tak produktif dan boros yang jugamenggelembung. Oleh karena itu, reformasi fiskal menjadi keniscayaan.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    32/97

    Secara terpisah, dosen Universitas Atma Jaya Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, berpendapat,

    pemerintah belum bisa melakukan ekspansi fiskal pada 2015. Alasannya, fasenya memang

    sedang stabilisasi. Pertumbuhan ekonomi juga belum akan kembali ke 6 persen atau lebih.

    Untuk mengubah lanskap ekonomi dalam lima tahun ke depan, kita harus melakukan

    perubahan yang tidak enak, yakni mengurangi subsidi BBM (bahan bakar minyak). Ini

    termasuk dalam reformasi fiskal yang mesti menjadi prioritas, katanya.

    Kenaikan harga BBM bersubsidi, menurut Prasetyantoko, akan memberikan ruang fiskal

    meskipun tidak serta-merta lebar. Namun, langkah itu akan meningkatkan kepercayaan

    pelaku ekonomi bahwa pemerintah bergerak ke arah yang benar.

    Saat rapat kerja antara Badan Anggaran DPR dan Kementerian Keuangan, Fraksi Partai

    Golkar dan Fraksi PKS bermaksud melucuti kewenangan pemerintah soal penyesuaian harga

    BBM bersubsidi. Namun, usaha ini gagal karena Menteri Keuangan M Chatib Basri dan

    fraksi lain berketetapan menjaga kewenangan tersebut di tangan pemerintah.

    Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menegaskan, satu-satunya

    penyesuaian harga yang harus melalui persetujuan DPR adalah tarif listrik.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, Wakil Ketua Umum

    Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik

    Hariyadi B Sukamdani, serta Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar

    menyesalkan ulah elite politik yang lebih memikirkan kelompok daripada kepentingan

    bangsa. Kemelut politik bermotif ketidakpuasan setelah pemilihan presiden merugikan karenaiklim investasi memburuk. (LAS/HAM)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    33/97

    Subsidi BBM Lebih Besar

    daripada KesehatanJAKARTA, KOMPASAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 mengalokasikan

    anggaran subsidi bahan bakar minyak Rp 276 triliun. Kendati ada sedikit penghematan

    dibandingkan nota keuangan, alokasinya tetap saja jauh lebih besar dibandingkan anggaran

    produktif seperti kesehatan.

    Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015

    disahkan dalam rapat paripurna di Jakarta, Senin (29/9). Rapat yang dipimpin Mohamad

    Sohibul Iman dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu dihadiri Menteri Keuangan M Chatib

    Basri.

    Ketua Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya Ahmadi Noor Supit dalam

    laporannya menyatakan, alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar nabati, dan

    elpiji tabung 3 kilogram untuk tahun 2015 mencapai Rp 276 triliun. Alokasi ini berkurang Rp

    15 triliun dibandingkan alokasi dalam nota keuangan yang sebesar Rp 291 triliun.

    Berkurangnya alokasi tersebut, menurut Ahmadi, disebabkan kuota BBM bersubsidi yang

    semula 48 juta kiloliter turun menjadi 46 juta kiloliter. Dengan demikian, kuota BBM

    bersubsidi tahun 2015 sama persis dengan kuota tahun 2014.

    Meskipun jumlahnya berkurang, alokasi subsidi BBM tetap besar. Ditambah subsidi listrik

    senilai Rp 68,69 triliun, maka subsidi energi menjadi Rp 344,69 triliun.

    Dibandingkan belanja pemerintah pusat dalam APBN 2015 yang sebesar Rp 1.392 triliun,

    porsi subsidi energi mencapai 24,76 persen. Besarnya alokasi subsidi bahan bakar minyak itu

    meneruskan pola yang ada selama ini.

    Alokasi anggaran subsidi BBM tahun 2015 itu dua kali anggaran pengentasan rakyat miskin

    yang mencapai Rp 135 triliun. Jika dibandingkan dengan anggaran kesehatan pada APBN

    2015 yang sekitar Rp 68 triliun, subsidi BBM tersebut mencapai empat kalinya.

    Efisiensi subsidi

    Chatib Basri dalam pendapat akhir pemerintah menyatakan, efisiensi anggaran subsidi

    menjadi salah satu kebijakan penting pada belanja APBN 2015. Langkah ini ditempuh

    dengan kebijakan alokasi subsidi yang lebih tepat sasaran, program pengurangan penggunaan

    BBM bersubsidi secara bertahap, dan kebijakan pengembangan energi baru dan terbarukan.

    Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budyamenyatakan, konversi BBM ke bahan bakar gas akan menjadi tren kebijakan pemerintah ke

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    34/97

    depan. Untuk itu, Pertamina mengaku siap mendukung, antara lain dengan membangun 150

    stasiun pengisian bahan bakar gas pada 2015.

    Subsidi BBM sebesar Rp 276 triliun pada 2015 itu terdiri dari subsidi premium dan bahan

    bakar nabati Rp 108,28 triliun, subsidi solar dan bahan bakar nabati Rp 80,27 triliun, subsidi

    minyak tanah Rp 6 triliun, dan subsidi elpiji tabung 3 kilogram Rp 55,12 triliun.

    Perhitungan subsidi BBM itu juga mencakup Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 24,98

    triliun, perkiraan subsidi LGV atau gas untuk kendaraan Rp 4,2 miliar, dan tagihan subsidi

    2014 yang dialihkan ke 2015 sebesar Rp 46,28 triliun.

    Subsidi listrik yang pada nota keuangan dianggarkan Rp 72,42 triliun disepakati menjadi Rp

    68,69 triliun. Penghematan terjadi karena pembayaran tagihan tahun 2014 senilai Rp 3,73

    triliun tidak disetujui untuk dibebankan pada APBN 2015. Mulai tahun 2015, PT PLN

    (Persero) tidak lagi diberi margin 7 persen, tetapi insentif investasi Rp 19,97 triliun. (LAS)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    35/97

    Celah Eksploitasi oleh Pihak

    AsingRI Akan Berkiprah di Laut Lepas

    JAKARTA, KOMPASKetua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional

    Indonesia Riza Damanik mengemukakan, Indonesia membutuhkan Undang-Undang

    Kelautan untuk memperbesar kehadiran negara di laut serta mempercepat konsolidasi

    kelembagaan dan instrumen hukum di laut sehingga pengelolaan laut menjadi optimal.

    Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kelautan hingga Senin (29/9) pukul 21.00

    masih menunggu pengesahan RUU yang lain.

    Jika disahkan, UU itu akan menyelesaikan sebagian persoalan di laut, di antaranya

    kelembagaan pengawasan laut dan peningkatan alokasi anggaran daerah kepulauan. Akan

    tetapi, hal itu belum menjawab kepentingan strategis, seperti mewujudkan kedaulatan

    ekonomi di laut agar bangsa Indonesia menjadi tuan rumah di laut sendiri.

    Substansi UU Kelautan masih mengandung sejumlah celah penyimpangan, antara lain

    pengaturan izin lokasi yang bernuansa eksploitatif dan melenceng dari fungsi awal UUKelautan, yakni mengonsolidasikan regulasi dan kelembagaan di laut.

    Indonesia telah mengeluarkan skema perizinan di perairan kurang dari 22,22 kilometer dan

    kini UU Kelautan mempromosikan skema izin lokasi di atas 22,22 km hingga 370,4 km. Hal

    itu dikhawatirkan membuka lebar peluang dilibatkannya swasta asing dalam pemanfaatan

    laut ZEEI, khususnya untuk pertambangan dan industri perikanan.

    Penentuan skema perizinan untuk wilayah 12-200 mil laut (22,22-370,4 km) ceroboh karena

    kita belum mengetahui persis kekayaan di perairan itu, katanya, di Jakarta, Senin (29/9).

    Ke depan, diperlukan perhatian khusus terhadap peraturan pemerintah untuk menghindari

    arus liberalisasi di laut yang berdampak pada semakin sempitnya kesempatan rakyat untuk

    memanfaatkan potensi kelautan.

    Sementara itu, terjadi ambiguitas kegiatan reklamasi dalam Pasal 27 UU Kelautan.

    Pengaturan reklamasi telah digunakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,

    Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pekerjaan

    Umum sehingga berpotensi tumpang tindih dan destruktif.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    36/97

    Kelemahan lain, tidak dimasukkan cuaca ekstrem akibat badai tropis dan asidifikasi

    (pengasaman) air laut sebagai bentuk bencana pemanasan global. Padahal, keduanya penting

    disebutkan karena memberi dampak nyata bagi nelayan dan laut.

    Terobosan UU Kelautan untuk mendorong politik anggaran provinsi/kabupaten/kota untuk

    pembangunan kelautan tidak ditopang skema disinsentif apabila daerah abai mengalokasikan

    anggaran untuk pembangunan kelautan berperspektif kepulauan dan melindungi warganya.

    Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengemukakan, pengesahan UU

    Kelautan akan menjadi sejarah karena merupakan UU pertama yang dihasilkan DPR,

    pemerintah, dan Dewan Perwakilan Daerah yang melampaui proses panjang.

    Inisiatif pembentukan UU Kelautan mulai digulirkan sejak awal reformasi dan dilakukan

    pembentukan Dewan Maritim Indonesia yang berganti nama menjadi Dewan Kelautan

    Indonesia pada tahun 2007.

    UU Kelautan penting karena dua alasan. Pertama, Indonesia merupakan penggagas konsepsi

    negara kepulauan berciri Nusantara. Deklarasi Djuanda 1957 adalah tonggak sejarah pertama

    perjuangan diplomasi menuju pengakuan dunia. Kedua, Indonesia merupakan negara

    kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi ekonomi, keanekaragaman hayati, dan

    budaya bahari.

    Sumber daya kelautan meliputi tiga hal. Pertama, sumber daya alam terbarukan, antara lain

    perikanan, terumbu karang, mangrove, rumput laut, dan padang lamun (seagrass). Kedua,

    sumber daya alam tak terbarukan, yaitu minyak, gas bumi, bahan tambang, dan mineral lain.Ketiga, energi kelautan berupa energi gelombang, energi pasang surut, energi arus laut, dan

    energi panas laut.

    Sharif menambahkan, salah satu substansi penting dalam UU Kelautan adalah penegasan

    Indonesia sebagai negara kepulauan yang, menurut Konvensi Hukum Laut Internasional

    1982, selain memiliki laut teritorial, wilayah yurisdiksi, dan kawasan dasar laut, juga

    mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan potensi maritim di laut lepas.

    Penegasan ini mengisyaratkan bahwa Indonesia, selain akan mengoptimalkan pengelolaan

    sumber daya lautnya sendiri, juga akan mulai berkiprah di laut lepas dan kawasan dasar laut,katanya. (RYO/LKT)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    37/97

    Pipa Transmisi Gas Arun

    Segera SelesaiBELAWAN, KOMPASPT Pertamina menginvestasikan dana 750 juta dollar AS untuk

    membangun proyek regasifikasi dan pipanisasi untuk PLN dan industri di Aceh dan Sumatera

    Utara. Proyek ini dilaksanakan oleh PT Pertamina Gas. Penyelesaian proyek diharapkan

    mampu mengatasi krisis energi di Aceh dan Sumut.

    Demikian disampaikan Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial PT Pertamina Gas

    (Pertagas) Ahmad Kudus saat memeriksa penyelesaian pipanisasi di kompleks pembangkit

    listrik tenaga uap dan gas PLN Belawan, Sumut, Minggu (28/9) sore.

    Untuk pembangunan instalasi pengolahan gas cair kembali menjadi gas uap di Arun,

    Lhokseumawe, Aceh, Pertamina menginvestasikan dana 90 juta dollar AS, sedangkan untuk

    pembangunan jaringan pipa penyalur gas uap ke Arun hingga Belawan, Pertamina

    menyiapkan dana 480 juta dollar AS, ungkap Ahmad.

    Diharapkan dalam 20 tahun kedua proyek yang dikerjakan oleh Pertagas ini bakal mencapai

    titik impas atau kembali modal.

    Yang lebih penting dari itu adalah penyelesaian kedua proyek ini akan mengakhiri krisisenergi yang membelit PLN dan sejumlah kawasan industri di Aceh dan Sumut, ucapnya.

    Ahmad menyebutkan, gas cair akan didatangkan dari Tangguh, Papua; PT Badak, Bontang,

    Kalimantan Timur; dan Amerika Serikat.

    Instalasi pengolahan gas cair menjadi gas yang disebut sebagai proses regasifikasi itu berada

    di Blang Lancang, Arun, Lhokseumawe. Dari tempat ini, lewat jaringan pipa, gas dialirkan ke

    Aceh dan Sumut melalui dua stasiun kompresor di Rantau Panjang dan Pangkalan Brandan.

    Kedua stasiun tersebut berfungsi meningkatkan tekanan gas.

    Pendistribusian gas ini untuk memenuhi kebutuhan PLN serta dua kawasan industri di Sumut,

    yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei,

    Simalungun.

    Sesuai kontrak, kami akan menyuplai gas ke PLN sebanyak 120 MMSCFD (juta standar

    kaki kubik per hari), sedangkan untuk KIM dan KEK kami akan menyuplai gas masing-

    masing 75 MMSCFD, katanya. Pembangunan jaringan pipa transmisi gas Arun akan selesai

    pada tanggal 10-15 Oktober dan siap untuk uji coba (commissioning). (WIN)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    38/97

    Efisiensi Jadi Pertimbangan

    KPPU Dorong Otoritas Jasa KeuanganBatasi Suku Bunga Deposito

    JAKARTA, KOMPASKomisi Pengawas Persaingan Usaha mendorong Otoritas

    Jasa Keuangan untuk menetapkan batas atas suku bunga deposito perbankan. Hal ini

    perlu dilakukan supaya perbankan makin efisien dan tidak terbebani biaya dana.

    Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M Nawir Messi mengatakan, suku bunga

    deposito cenderung tinggi karena struktur pendanaan bank dikuasai oleh sedikit nasabah.

    Struktur dana nasabah tidak masuk akal karena 70 persen di antaranya dikuasai oleh

    beberapa orang atau korporasi, kata Nawir, Senin (29/9), di Jakarta.

    Selain memberi suku bunga deposito tinggi, perbankan juga meningkatkan promosi supaya

    nasabah tertarik menempatkan dananya. Hanya di Indonesia bank memberi hadiah mobil

    mewah kepada nasabah. Di negara lain tak ada promosi yang semahal itu, ujar Nawir.

    Biaya dana dan biaya operasional yang tinggi mendorong inefisiensi perbankan. Untuk

    meningkatkan efisiensi, perbankan harus menurunkan suku bunga simpanan dan mengurangibiaya promosi.

    Pembatasan suku bunga deposito hanya bisa dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Perbankan bisa saja melakukan kesepakatan pembatasan, tetapi mereka akan terkena aturan

    mengenai kartel. Supaya perbankan tidak terkena aturan kartel, tetapi mereka juga tidak

    terbebani biaya bunga, hanya OJK yang bisa memberi batasan suku bunga deposito, ujar

    Nawir.

    Namun, KPPU juga meminta OJK untuk menetapkan batas atas yang masih masuk akal. Jika

    batas itu ditetapkan terlalu rendah, pemilik dana dikhawatirkan akan menempatkan dana di

    perbankan luar negeri.

    Komisioner KPPU, Muhammad Syarkawi Rauf, mengungkapkan, pasar perbankan Indonesia

    juga hanya dikuasai oleh beberapa bank. Sebanyak 40 persen pangsa pasar perbankan

    dikuasai oleh empat bank saja. Adapun empat bank tersebut bersama 10 bank lain menguasai

    sekitar 80 persen pangsa pasar perbankan Indonesia.

    Dengan struktur pasar perbankan seperti itu, peran deposan dalam menggiring penentuan

    suku bunga sangat besar, kata Syarkawi.

    Persaingan

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    39/97

    OJK sudah sejalan dengan rekomendasi KPPU. Pekan lalu, Ketua Dewan Komisioner OJK

    Muliaman D Hadad menyatakan, pihaknya sudah meminta perbankan untuk menghentikan

    persaingan suku bunga deposito. Persaingan itu hanya menguntungkan deposan besar, tetapi

    merugikan perbankan.

    Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menilai,

    harus ada penguatan gerakan menabung supaya perbankan mendapatkan dana pihak ketiga

    (DPK) berbiaya murah. Peningkatan DPK diperlukan perbankan supaya likuiditas tetap

    terjaga.

    Berhubung deposito masih dominan, harus ada upaya meningkatkan volume tabungan

    supaya perbankan masih bisa mempertahankan tingkat penyaluran kredit, kata Sigit.(AHA)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    40/97

    Bukan Urusan Citra

    SEMUA paham, ruang fiskal pemerintah di negeri ini sudah demikian sempit. Tahun depan,

    subsidi dari APBN untuk bahan bakar minyak sekitar Rp 291 triliun. Jumlah ini kalau kuota

    BBM 46 juta kiloliter bisa dijaga. Padahal, konsumsi BBM tahun ini diperkirakan akan jebol

    1,6 juta kiloliter. Anggaran subsidi pun bertambah.

    Penentuan kuota 46 juta kiloliter ini dilakukan DPR dan pemerintah, dengan sadar serta

    penuh perhitungan. Soalnya, kuota BBM sebelumnya mencapai 48 juta kiloliter. Jadi,

    seharusnya kuota ini bertambah karena terjadi pertumbuhan ekonomi yang berarti konsumsi

    meningkat. Penjualan kendaraan bermotor juga mencapai jutaan unit per tahun.

    Semangat mengurangi kuota ini untuk menekan beban subsidi BBM. Tetapi, kenyataan di

    lapangan berkata lain. Konsumsi BBM bersubsidi melonjak. Terjadi penyimpangan

    penggunaan BBM subsidi, khususnya solar. Tidak heran, PT Pertamina (Persero) yang

    bertanggung jawab atas pasokan BBM subsidi beberapa bulan lalu mengurangi pasokan

    BBM subsidi.

    Apakah langkah Pertamina keliru? Tidak, jika dilihat dari ketentuan bahwa apabila kuota

    BBM subsidi jebol, kelebihan konsumsi di atas kuota akan ditanggung Pertamina. Dalam

    urusan merugi, bukan lagi urusan citra. Sebagai entitas bisnis, rugi bagi Pertamina adalah

    rugi, bukan citra. Rugi harus dihentikan, dikendalikan.

    Pasokan BBM subsidi diteruskan oleh Pertamina setelah ada jaminan pemerintah. Jaminan

    tanpa ada kebijakan bagaimana mengendalikan konsumsi BMM subsidi. Juga tak ada upaya

    keras mengatasi penyimpangan BBM subsidi. Di sisi lain, pemerintah demi menjaga citra

    tetap tak mau menaikkan harga BBM subsidi. Padahal, wewenang ada di tangan pemerintah.

    Lupakan saja pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dalam urusan menaikkan harga BBM

    subsidi. Karena dalam urusan beban fiskal yang sudah demikian berat, yang sebagian dari

    anggaran negara ini sudah dibiayai dengan utang, pencitraan bukan lagi hal tepat. Perlupemerintah yang bisa menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran, bukan pada BBM yang

    lebih banyak dikonsumsi kelas menengah.

    Belakangan ini muncul wacana agar wewenang kenaikan harga BBM subsidi dikembalikan

    kepada DPR. Wacana ini muncul dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang APBN

    2015 antara Badan Anggaran DPR dan Kementerian Keuangan pada Jumat (26/9) malam.

    Dari pengalaman, kenaikan harga BBM subsidi tidak pernah jalan karena DPR lebih banyak

    memunculkan pencitraan ketimbang beban riil.

    Pada tahun 2012, pemerintah tidak pernah mendapat dukungan DPR menaikkan harga BBMsubsidi. Pemungutan suara di DPR selalu berakhir dengan penolakan kenaikan harga BBM

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    41/97

    subsidi. Padahal, ketika itu, pemerintah perlu menekan subsidi yang kian memberatkan.

    Praktis tidak ada dana untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan dan jalan raya. Terjadi

    keterlambatan yang membuat pasokan listrik kini sangat terbatas dan rentan.

    Mahkamah Konstitusi, Mei 2014, telah membatalkan kewenangan DPR membahas APBN

    secara rinci hingga tingkat kegiatan dan jenis belanja (satuan tiga) serta menunda pencairan

    anggaran karena dinilai bertentangan dengan konstitusi. DPR memang tidak pas membahas

    secara rinci, termasuk kenaikan harga BBM subsidi. Ini urusan teknis pemerintah.

    Menaikkan harga BBM subsidi diakui bisa berdampak luas menyangkut kepentingan rakyat

    banyak. Tetapi, pemerintah jelas punya alasan kuat dan jelas, penuh perhitungan rinci,

    mengapa harga BBM subsidi harus dinaikkan. Pemerintah paham benar, tekanan anggaran

    sudah demikian berat. Perlu berutang untuk menutup defisit anggaran. Sekarang ini bukan

    lagi urusan citra, melainkan melihat kenyataan. (Pieter P Gero)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    42/97

    SP3 Kasus Fadel Digugat

    Mantan Sekretaris Daerah Sulsel Divonis 2Tahun Penjara

    GORONTALO, KOMPASUntuk kedua kali, Kejaksaan Tinggi Gorontalo digugat

    atas surat perintah penghentian penyidikan perkara kasus korupsi dana mobilisasi

    APBD Provinsi Gorontalo senilai Rp 5,4 miliar dengan tersangka mantan Gubernur

    Gorontalo Fadel Muhammad. Gugatan itu sebagai upaya pencarian kebenaran.

    Kami menggugat untuk mencari kebenaran. Tindakan kejaksaan melakukan SP3memperburuk penegakan hukum. Masak ketua DPRD dihukum, sedangkan gubernur

    dibebaskan, kata Koordinator Gorontalo Corruption Watch, Deswerd Zougira, Senin (29/9),

    di Gorontalo.

    Dalam kasus korupsi dana mobilisasi DPRD Provinsi Gorontalo senilai Rp 5,4 miliar, Ketua

    DPRD Provinsi Gorontalo Amir Piola Isa divonis Mahkamah Agung 1,6 tahun penjara. Ia

    dinilai bersalah dan bertanggung jawab dalam penggunaan bantuan dana mobilisasi kepada

    anggota DPRD Gorontalo periode 2001-2004.

    Menurut Deswerd, Amir bersama Fadel membuat Surat Keputusan Bersama Nomor 112

    Tahun 2002 dan No 16/2002 yang tidak melalui rapat paripurna atau rapat pimpinan untuk

    membagikan dana APBD kepada anggota DPRD Provinsi Gorontalo sebesar Rp 200 juta per

    orang.

    Kepala Seksi Hukum dan Penerangan Kejati Gorontalo, Mulyadi, menjelaskan, SP3 kasus

    Fadel diputuskan pada 8 November 2013. Kejaksaan menilai Fadel tak bersalah dan tak ada

    bukti cukup menyeret Fadel ke pengadilan. Kasus Pak Fadel pengembangan dari kasus

    Ketua DPRD Amir Piola Isa. Sudah dua kali kami periksa, tetapi tidak juga menemukan

    kesalahan. Bukti tak cukup kuat, katanya.

    Fadel Muhammad mengakui telah menerima SP3 Kejati Gorontalo pada 13 November 2013.

    Saya tidak bersalah, tidak ada kerugian negara. Dana APBD sudah dikembalikan oleh

    anggota yang menerima, ujarnya.

    Divonis 2 tahun

    Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muallim divonis 2 tahun penjara

    dan denda Rp 50 juta oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Makassar,

    Senin. Muallim terbukti bersalah dalam kasus korupsi bantuan sosial Pemerintah Provinsi

    Sulsel tahun 2008 yang merugikan negara Rp 8,867 miliar.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    43/97

    Majelis hakim yang diketuai M Damis menyatakan, yang bersangkutan saat kasus ini terjadi

    masih menjabat sebagai Sekda Sulsel bertanggung jawab atas pemberian dana bansos

    terhadap 202 lembaga, organisasi, dan yayasan senilai Rp 8,867 miliar. Belakangan

    diketahui, ke-202 lembaga itu tidak jelas keberadaannya, alamat tidak ada, dan ada yang

    alamatnya ada tetapi tidak diketahui lembaganya.

    Atas vonis itu, Muallim menyatakan banding. Karena saya meyakini tak bersalah, saya

    menyatakan banding, katanya di hadapan sidang. Adapun pihak jaksa penuntut umum yang

    diwakili Greafik LTK dan Muhammad Yusuf menyatakan pikir-pikir atas vonis tersebut.

    Di Sulawesi Tengah, Kejaksaan Negeri Palu melakukan penahanan kota terhadap pejabat

    Kementerian Perumahan Rakyat, Andri Dirgantara. Perlakuan atas tersangka korupsi

    pembangunan rumah susun sederhana sewa ini dinilai tak memberi efek jera.

    Sejak Kamis lalu, tersangka menjadi tahanan kota menyusul pelimpahan kasus ini dari

    Kepolisian Resor Palu. Ada surat jaminan dari atasan AD (Andri Dirgantara) dari

    kementerian, ujar Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Palu Nur Alim Rachim.

    Polres Palu menetapkan dua tersangka dalam kasus pembangunan rusunawa di kompleks

    RSUD Anatapura, Palu. Selain Andri, polisi juga menjerat Agusry Membia, rekanan proyek.

    Andri jadi pejabat pembuat komitmen dalam proyek milik Kemenpera dari APBN 2013

    sebesar Rp 5 miliar. Ia menandatangani dokumen pencairan dana 100 persen meski proyek

    belum selesai.

    Kejati Jawa Tengah menahan mantan Bupati Kudus periode 2003-2008, M Tamzil, tersangkakasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan Kabupaten Kudus tahun

    2004- 2005. Kasus itu merugikan negara sebesar Rp 2,85 miliar.

    Asisten Intelijen Kejati Jateng, Yacob Hendrik, Senin, menjelaskan, penahanan tersebut

    dilakukan bertepatan dengan pelimpahan tahap kedua, yaitu proses menuju persidangan.

    Selain Tamzil, kejati juga menahan dua tersangka lain, yaitu mantan Kepala Dinas

    Pendidikan Kabupaten Kudus Ruslin serta Direktur CV Ghani and Son, Abdul Ghani.

    Hendrik menjelaskan, Tamzil melakukan penunjukan langsung rekanan atas proyek

    pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tanpa melalui proses lelang. Total proyektersebut mencapai Rp 19 miliar. Diduga dana sebesar Rp 2,85 miliar mengalir ke sejumlah

    pihak. Dalam proses penyidikan, pihak CV Ghani and Son telah mengembalikan kerugian

    negara sebesar Rp 1,8 miliar. Penahanankami lakukan untuk mempermudah proses

    persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang dan agar para tersangka tidak

    menghilangkan barang bukti, ujarnya.(ENG/VDL/ZAL/UTI)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    44/97

    Warga Tetap Melarang

    Penanggulangan Lumpur Lapindo BelumBisa Dilakukan

    SIDOARJO, KOMPASUpaya penanggulangan luapan lumpur Lapindo yang

    menyembur dari Sumur Banjarpanji di Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,

    hingga kini masih terhenti. Akibatnya, kondisi sejumlah tanggul kritis dan rawan jebol.

    Bahkan, dipastikan lumpur meluber keluar tanggul apabila hujan mengguyur.

    Juru Bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto Hesti Prasetyo,mengatakan, pihaknya tidak dapat berbuat banyak menghadapi sikap warga korban lumpur

    yang bersikeras melarang aktivitas penanggulangan. Langkah yang dilakukan saat ini tidak

    lebih dari pemantauan sejumlah titik tanggul yang dianggap kritis.

    Sebenarnya kami ingin segera aktif karena musim hujan semakin dekat sehingga aliran

    lumpur berpotensi meluber keluar tanggul. Namun, kami tidak ingin bentrok dengan warga,

    ujar Dwinanto, Senin (29/9), di Sidoarjo.

    Seperti diberitakan sebelumnya, empat bulan ini BPLS tidak bekerja karena dihalangi warga.

    Akibatnya, upaya penanggulangan semburan lumpur berhenti total. Kondisi tanggul kritis,

    bahkan tanggul titik 68 jebol dan lumpur meluber ke permukiman warga.

    Menyikapi kondisi itu, BPLS mengadakan rapat kerja dengan Bupati Sidoarjo dan Gubernur

    Jatim, Rabu (24/9). Hasilnya ada dua pilihan.

    Pertama, pemerintah menalangi pembayaran sisa ganti rugi, lalu Lapindo membayar kepada

    pemerintah. Pilihan kedua, pemerintah membayar sisa ganti rugi dan tanah warga yang

    dibayar itu menjadi aset negara. Nilai yang ditanggung Rp 786 miliar dari total tunggakan

    Lapindo sebesar Rp 1,256 triliun.

    Menanggapi niat baik pemerintah menyelesaikan pembayaran ganti rugi, warga korban

    lumpur, Minggu, menggelar doa bersama (istigasah). Dalam acara di tanggul titik 42 Desa

    Jatirejo, Porong, itu, mereka menggelar doa sebagai ungkapan syukur.

    Warga menunggu

    Namun, warga korban tidak serta-merta bergembira. Alasannya, mereka menunggu uang

    ganti rugi cair. Sikap warga didasari pengalaman selama delapan tahun menderita akibat

    pembayaran ganti rugi yang tertunggak.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    45/97

    Kami menyambut baik rencana pemerintah membayar sisa gantirugi yang menjadi

    tanggungan PT Lapindo Brantas Inc dari dana APBN. Namun, sebelum pembayaran

    terealisasi, penanggulangan lumpur belum boleh dilakukan, ujar Djuwito, koordinator warga

    korban lumpur Lapindo.

    Warga beralasan sudah kenyang dengan janji-janji pelunasan yang diberikan Lapindo dan

    Minarak Lapindo Jaya. Sekarang pemerintah juga menjanjikan akan menyelesaikan masalah

    itu. Namun, karena pengalaman sebelumnya, yakni janji kerap diingkari, warga menjadi tidak

    mudah percaya.

    Pokoknya kami tidak percaya sebelum menerima uangnya. Apalagi ini, kan, prosesnya

    masih panjang, ujar Sunarni, salah satu korban lumpur.

    Bupati Sidoarjo Syaiful Illah meminta warga korban lumpur bersabar menunggu. Ia juga

    meminta warga mengizinkan BPLS bekerja supaya semburan lumpur tertanggulangi.

    Tolong jangan jadi orang jahat, izinkan BPLS beraktivitas demi kebaikan warga Sidoarjo,

    kata Syaiful.

    Dapat dipidanakan

    Syaiful sempat mengingatkan warga, jika tetap menghalangi kerja BPLS, mereka dapat

    dipidanakan. Ia khawatir jika BPLS tidak bekerja, akan berdampak melubernya semburan

    lumpur, terutama di tanggul titik 22 Desa Siring. Luberan akan mengenai rel kereta dan jalan

    sehingga melumpuhkan transportasi dan ekonomi di Sidoarjo dan Jawa Timur.

    Namun, permintaan Bupati Sidoarjo itu belum dituruti oleh warga.

    Lumpur Lapindo mulai menyembur 29 Mei 2006. Luberan lumpur panas mengenai 621

    hektar kawasan di Kecamatan Tanggulangin, Porong, dan Jabon.

    Masyarakat yang terkena lumpur masuk dalam peta area terdampak mendapat ganti rugi dari

    Lapindo Brantas. Adapun masyarakat di luar peta mendapat penggantian dari pemerintah.

    Satu meter persegi tanah dinilai Rp 1 juta per dan 1 meter persegi bangunan Rp 1,5 juta.

    Namun, Lapindo tidak menunaikan kewajibannya sehingga menunggak pembayaran Rp1,256 triliun. Jumlah itu terdiri dari tanggungan terhadap warga sebesar Rp 786 miliar dan

    sekitar Rp 500 miliar tanggungan terhadap pelaku usaha korban lumpur. (NIK)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    46/97

    Pelaku Dituntut 4 Bulan

    PenjaraSLEMAN, KOMPASAbdul Kholiq (39), terdakwa kasus penyerangan rumah Direktur

    Galang Press Julius Felicianus (54), di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,

    dituntut 4 bulan penjara oleh jaksa penuntut umum. Tuntutan jaksa tersebut dinilai terlalu

    ringan dan tidak memberi efek jera kepada para pelaku kekerasan dan intoleransi di DIY.

    Tuntutan kepada Abdul Kholiq itu dibacakan Jaksa Penuntut Umum Sugana dalam

    persidangan di Pengadilan Negeri Sleman, Senin (29/9). Sidang yang dipimpin Ketua Majelis

    Hakim Marliyus itu hanya berlangsung sekitar 15 menit dan dihadiri oleh belasan rekanterdakwa.

    Dalam tuntutannya, Sugana menyebut Kholiq terbukti melakukan kekerasan di rumah Julius

    di Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, pada Kamis malam, 29

    Mei 2014, bersama sekitar empat orang lain. Kholiq disebut memukul dan melemparkan pot

    bunga kepada Julius sehingga korban mengalami patah tulang selangka kiri serta luka di

    kepala.

    Kholiq dan kawan-kawan juga melakukan kekerasan terhadap korban lain bernama Nur

    Wahid yang kala itu sedang duduk di teras rumah Julius. Menurut Sugana, Kholiq memukuliNur Wahid sehingga korban mengalami luka memar di kepala dan tangan kiri.

    Terdakwa dan pelaku lain juga merobohkan sejumlah sepeda motor yang ada di depan

    rumah Julius, serta melakukan pelemparan yang mengakibatkan kaca jendela dan lampu

    taman pecah serta taman di depan rumah menjadi rusak, katanya.

    Sugana menambahkan, peran Kholiq dalam kekerasan itu didasarkan pada sejumlah

    kesaksian di persidangan, baik yang dituturkan langsung oleh saksi maupun kesaksian tertulis

    yang dibacakan oleh jaksa. Faktor yang memberatkan Kholiq adalah perbuatannya

    menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara itu, faktor meringankan antara lain adanya

    kesepakatan damai antara pelaku dan korban dalam kasus tersebut.

    Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 170 Ayat 2 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

    (KUHP). Karena itu, kami sebagai jaksa penuntut umum menuntut supaya majelis hakim

    memutuskan menyatakan terdakwa terbukti bersalah dan menjatuhkan pidana penjara 4 bulan

    dikurangi masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani, ujar Sugana.

    Sesudah pembacaan tuntutan, sidang ditunda hingga Kamis (9/10) dengan agenda pembelaan

    dari terdakwa dan kuasa hukumnya.

    Disayangkan

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    47/97

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    48/97

    Pejabat Diduga Memalsukan

    Izin KampusPALU, KOMPAS Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu, Sulawesi

    Tengah, Rahman A Intang membangun rumah toko di dekat kampus Institut Agama Islam

    Negeri Palu dengan memalsukan persetujuan dari lembaga tersebut. Pihak kampus mendesak

    Pemerintah Kota Palu untuk mencabut izin mendirikan bangunan ruko itu.

    Ruko yang dibangun mulai Mei lalu itu berada di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat.

    Ruko tiga lantai yang dibangun di atas lahan seluas 157 meter persegi itu berada persis di

    samping timur kampus IAIN Palu.

    Hari Senin (29/9), sekitar 200 mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa IAIN Palu

    berunjuk rasa di Balai Kota Palu. Kami mendesak pihak berwajib untuk mencabut IMB ruko

    tersebut karena melanggar prosedur yang ditetapkan. Ada pemalsuan tanda tangan pejabat

    kampus yang kami nilai sangat memalukan dilakukan oleh seorang pejabat pemerintahan,

    ujar Agus Salim, koordinator aksi.

    Menurut Agus, cacatnya penerbitan IMB ruko tersebut mengindikasikan adanya konspirasi

    antara pemerintah dan pengembang. Kami sudah protes pembangunan ruko pada Mei lalu,

    tetapi tidak ada respons positif dari pemerintah, ujarnya.

    IMB ruko tersebut terbit pada 2012. Saat itu, Rahman menjabat Sekretaris Dinas Penataan

    Ruang dan Perumahan, dinas yang berhak memverifikasi dan mengeluarkan IMB.

    Dalam lembaran pernyataan persetujuan tetangga yang diperolehKompas,tercantum tanda

    tangan yang mengatasnamakan STAIN (kini IAIN). Namun, tidak disebutkan jabatan

    penanda tangan. Hal sama juga terjadi kepada tiga pemberi rekomendasi lain dengan nama

    Taman Budaya 1, Taman Budaya 2, dan Jalan.

    Kami sudah cek semua ke pegawai kampus, tidak ada yang pernah membubuhkan tandatangan. Jelas ini rekayasa yang melukai dunia akademis. Tidak ada pilihan lain bagi

    pemerintah selain mencabut IMB dan menghentikan pembangunan, ujar Wakil Rektor

    Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Palu, Muhtadin Dg Mustafa.

    Muhtadin memastikan, pihaknya akan memproses secara hukum pengembang atau pemilik

    ruko atas pemalsuan rekomendasi persetujuan tetangga.

    Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Penataan Ruang dan Perumahan Kota Palu Singgih B

    Prasetyo mengatakan, penanganan kasus yang melibatkan Rahman tersebut berada di bawah

    Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kota Palu Ansyar Sutiadi.

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    49/97

    Ketika menerima mahasiswa, Ansyar mempersilakan IAIN memproses hukum pemberi izin,

    (Dinas Penataan Ruang dan Perumahan), serta pemilik ruko. (VDL)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    50/97

    Turki Kerahkan Tank

    Obama: Agen Rahasia AS MeremehkanNIIS

    MURSITPINAR, SENINTurki mengerahkan tank-tank mereka di sebuah

    perbukitan, mengarah ke kota perbatasan dengan Suriah, Kobani, yang sepekan lebih

    dikepung milisi Negara Islam di Irak dan Suriah, Senin (29/9). Ankara akan

    mengajukan usul kepada parlemen, meminta mandat aksi militer di Irak dan Suriah

    bersama pasukan koalisi.

    Menurut koresponden kantor beritaReuters, sedikitnya 15 tank dikerahkan Turki di dekat

    pangkalan militer di sebelah barat laut Kobani. Moncong senjata tank-tank Turki itu

    mengarah ke teritorial Suriah.

    Pengerahan tank Turki itu sebagai respons atas tindakan milisi Negara Islam di Irak dan

    Suriah (NIIS) yang menembakkan artileri ke wilayah Turki. Kepulan asap tembakan terlihat

    membubung ke angkasa di sisi timur dan barat Kobani.

    Selama ini Turki menahan diri, tak mau terlibat atau bergabung dengan pasukan koalisi

    internasional melawan NIIS. Sikap itu diambil Turki terkait penahanan puluhan diplomat dan

    keluarga mereka oleh NIIS di Mosul.

    Melalui operasi rahasia, Turki berhasil membebaskan warganya yang disandera NIIS.

    Dilaporkan, sandera Turki itu ditukar dengan pembebasan 50 personel NIIS.

    Setelah warganya bebas, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan posisi Turki

    telah berubah. Ia memberikan sinyal untuk bersikap lebih tegas terkait kelompok militan

    NIIS.

    Kami akan berdiskusi dengan lembaga terkait pekan ini. Kami pasti akan berada di posisi

    yang seharusnya. Kami tak bisa berada di luar (terkait NIIS) ini, kata Erdogan.

    Senin, Pemerintah Turki mengatakan sepertinya akan mengajukan usul kepada parlemen

    dalam waktu 24 jam untuk memperoleh mandat aksi militer di Irak dan Suriah.

    Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu berharap usulan itu dibahas parlemen hari Kamis.

    Sambil menunggu mandat parlemen, Turki mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja ke

    perbatasan Suriah.

    Dua tembakan NIIS jatuh di Turki. Militer Turki menegaskan akan membalas tembakan ke

    wilayahnya. Lebih dari sepekan, NIIS mengepung Kobani atau Ain al-Arab, kota yang

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    51/97

    didominasi warga Kurdi, dari tiga penjuru. Akibat serangan itu, lebih dari 150.000 warga

    Kurdi Suriah mengungsi ke Turki. Sebelumnya, Turki telah kebanjiran lebih dari 1,5 juta

    pengungsi Suriah.

    Minggu malam, pesawat tempur Amerika Serikat terus menggempur NIIS di Suriah dengan

    target tambang gas alam di Suriah timur. Demikian laporan Organisasi Pemantau Hak Asasi

    Manusia Suriah (SOHR).

    Serangan AS juga menghantam gudang penyimpanan padi, menewaskan warga sipil.

    Serangan udara AS, dibantu lima negara Arab, dimulai Selasa lalu. Sejauh ini serangan itu

    gagal menghentikan laju NIIS. Semalam, NIIS tinggal berjarak 5 kilometer dari Kobani.

    Pengakuan

    Dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS, Minggu, Presiden AS Barack Obama

    mengakui, agen rahasia AS telah meremehkan aktivitas NIIS di Suriah. Pada saat bersamaan,AS juga menilai terlalu tinggi kemampuan bertempur tentara Irak melawan NIIS.

    Namun, selama beberapa tahun, saat berlangsung perang saudara di Suriah, tempat secara

    esensial Anda menguasai wilayah begitu besar di luar kontrol pemerintah, mereka menyusun

    diri kembali dan memanfaatkan kekacauan itu, kata Obama.Dan, tempat ini menjadi pusat

    kelompok jihadis di seluruh dunia.(AP/AFP/REUTERS/SAM)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    52/97

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    53/97

    Dari Taipei dilaporkan, Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, Senin, meminta Beijing menerapkan

    pendekatan damai dan hati-hati dalam menghadapi aksi unjuk rasa di Hongkong.

    Beijing harus mendengar dengan saksama keinginan rakyat di sana. Kami mendukung

    perjuangan rakyat Hongkong, tetapi tak menginginkan ada konflik, ujar Ma dalam

    pernyataan tertulis.

    Pemerintah Inggris juga menyuarakan kecemasan terkait eskalasi situasi di Hongkong.

    Kementerian Luar Negeri Inggris meminta agar segera digelar dialog konsultasi demi

    kemajuan demokrasi bekas koloninya itu. Pihak Inggris juga mengingatkan bahwa hak warga

    Hongkong berunjuk rasa dilindungi Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris.

    Deklarasi itu menyebutkan, Hongkong pada prinsipnya melestarikan sistem kapitalis dan cara

    hidup sebelum penyerahan kembali wilayah itu dari Inggris ke Tiongkok hingga tahun 2047.

    Perekonomian terpukul

    Gelombang unjuk rasa besar yang terjadi empat hari terakhir itu juga memukul sektor

    perekonomian Hongkong dan mengakibatkan saham jatuh 1,90 persen, Senin. Indeks Saham

    Hang Seng dilaporkan jatuh sebesar 449,20 poin menjadi 23.229,21.

    Bank-bank besar, termasuk HSBC, Citigroup, Bank of China, Standard Chartered, dan DBS,

    bahkan terpaksa menutup sejumlah kantor cabang mereka dan meminta pegawai bekerja dari

    rumah atau kantor cabang sekunder lain.

    Menyikapi eskalasi unjuk rasa di Hongkong, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI)Hongkong mengimbau warga Indonesia tidak mendatangi lokasi unjuk rasa. Konsul

    Pensosbud KJRI Helena Tuanakotta mengatakan, tiga wilayah yang perlu dihindari adalah

    Mongkok, Causeway Bay, dan Admiralty.

    Apabila tidak ada keperluan yang sangat mendesak, kami menganjurkan kepada warga

    Indonesia yang berada di Hongkong agar tidak keluar, kata Helena.

    Ia menambahkan, meskipun KJRI Hongkong berada di wilayah Causeway Bay, konsulat

    tetap memberikan pelayanan seperti biasa. (AFP/BBC/REUTERS/DWA/JOS)

  • 8/11/2019 Artikel Pilihan Kompas 30 september 2014

    54/97

    Irlandia Bantu Apple

    Gelapkan PajakLONDON, SENINUni Eropa menuduh perusahaan raksasa teknologi Amerika Serikat,

    Apple, mendapatkan bantuan dari Pemerintah Irlandia. Itu sebabnya, selama dua dekade

    Apple menikmati fasilitas pajak rendah karena dukungan yang dianggap ilegal menurut UE.

    Demikian diberitakan harian Inggris The Financial Times, Senin (29/9).

    Sebuah komisi UE telah melakukan investigasi terhadap kebijakan perpajaka