artikel klasual sengjeta.docx

3
lausul mengenai Penyelesaian sengketa (settlement of dispute). Klausul ini mengatur mengenai penyelesaian sengketa yang mungkin terjadi diantara para pihak, baik karena penafsiran perjanjian maupun karena pelaksanaan perjanjian dimaksud. Kemungkinan penyelesaian sengketa bisa dibagi 2 yaitu melalui pengadilan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, atau melalui arbitrase, baik di dalam maupun diluar negeri. Masing-masing pilihan ini ada keuntungan dan kelemahannya. Klausula Penyelesaian Sengketa Mas Abdurachim Husein, Wakil Ketua BAPMI Tulisan ini juga dimuat pada harian Investor Daily edisi Rabu,15 Agustus 2007 Dalam istilah kontrak, hal inilah yang disebut "pilihan forum", yaitu suatu forum yang dipilih para pihak untuk menyelesaikan persengketaan yang mungkin timbul mengenai/sehubungan dengan perjanjian. Sebagian besar kontrak mencantumkan klausula pilihan forum ini, entah para pihak sungguh memahami konsekuensinya atau tidak. Secara prinsip ada 2 pilihan forum bagi para pihak, yaitu forum pengadilan dan forum penyelesaian di luar pengadilan (seperti mediasi dan arbitrase). Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh para pihak dalam menentukan pilihan forum dan menuangkannya ke dalam perjanjian: Pertama: Apabila para pihak belum mencantumkan klausula pilihan forum di perjanjian, kemungkinan penyelesaian sengketa akan

Transcript of artikel klasual sengjeta.docx

Page 1: artikel klasual sengjeta.docx

lausul mengenai Penyelesaian sengketa (settlement of dispute). Klausul ini mengatur mengenai penyelesaian sengketa yang mungkin terjadi diantara para pihak, baik karena penafsiran perjanjian maupun karena pelaksanaan perjanjian dimaksud. Kemungkinan penyelesaian sengketa bisa dibagi 2 yaitu melalui pengadilan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, atau melalui arbitrase, baik di dalam maupun diluar negeri. Masing-masing pilihan ini ada keuntungan dan kelemahannya.

Klausula Penyelesaian Sengketa

Mas Abdurachim Husein, Wakil Ketua BAPMI

Tulisan ini juga dimuat pada harian Investor Daily edisi Rabu,15 Agustus 2007

Dalam istilah kontrak, hal inilah yang disebut "pilihan forum", yaitu suatu forum

yang dipilih para pihak untuk menyelesaikan persengketaan yang mungkin

timbul mengenai/sehubungan dengan perjanjian. Sebagian besar kontrak

mencantumkan klausula pilihan forum ini, entah para pihak sungguh memahami

konsekuensinya atau tidak.

Secara prinsip ada 2 pilihan forum bagi para pihak, yaitu forum pengadilan dan

forum penyelesaian di luar pengadilan (seperti mediasi dan arbitrase). Ada

beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh para pihak dalam menentukan

pilihan forum dan menuangkannya ke dalam perjanjian:

Pertama: Apabila para pihak belum mencantumkan klausula pilihan forum di

perjanjian, kemungkinan penyelesaian sengketa akan diajukan kepada

pengadilan, karena arbitrase tidak berwenang menanganinya.

Konsekuensinya adalah para pihak akan menghadapi proses penyelesaian yang

lama hingga putusan pengadilan berkekuatan tetap. Alternatif bagi para pihak

Page 2: artikel klasual sengjeta.docx

adalah membuat adendum atau perjanjian tersendiri apabila bermaksud untuk

memilih penyelesaian di luar pengadilan.

Kedua, klausula pilihan forum tidak boleh menyebutkan "bahwa sengketa akan

diselesaikan ke pengadilan atau arbitrase", atau "jika tidak bisa diselesaikan

melalui arbitrase akan dibawa ke pengadilan", sehingga seolah-olah memberi

opsi kepada para pihak apakah akan membawa ke pengadilan atau ke arbitrase.

Hal ini biasanya terjadi karena ketidaktahuan atau dianggap paling netral.

Padahal para pihak harus memilih salah satu saja dari kedua forum itu, tidak

boleh mendua.

Konsekuensinya adalah klausula itu disebut "nonsense arbitration clause"

karena keberadaannya sia-sia dan tidak dapat dilaksanakan. Alternatif bagi para

pihak adalah segera membuat amendment dan menggantinya dengan klausula

yang memilih secara tegas pilihan forumnya.

Ketiga, apabila para pihak memilih forum arbitrase, klausula arbitrase perlu

menyebutkan: apakah akan berupa ad hoc arbitration atau yang lembaga

(institutional arbitration) ; tempat dan prosedur arbitrase; pilihan hukum;

komposisi arbiter (tunggal atau majelis); bahasa yang digunakan; pernyataan

bahwa putusan arbitrase final dan mengikat; dan bagaimana pelaksanaan

putusan arbitrase dan pembebanan biaya arbitrase.

Keempat, apabila perjanjian arbitrase dibuat setelah munculnya sengketa,

para pihak harus memperhatikan ketentuan pasal 9 UU 30/1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Pasal 9 mengatur bahwa

perjanjian arbitrase dibuat secara tertulis, jika perlu berbentuk akta notaris, dan

harus memuat sekurang-kurangnya mengenai masalah yang disengketakan,

nama lengkap dan tempat tinggal para pihak dan arbiter, tempat arbitrase,

nama lengkap sekretaris, jangka waktu, pernyataan kesediaan arbiter, dan

Page 3: artikel klasual sengjeta.docx

pernyataan kesediaan para pihak menanggung seluruh biaya arbitrase. Bila

kurang, perjanjian itu batal demi hukum.

Kelima, para pihak bisa membuat klausula yang mengkombinasikan mediasi

dan arbitrase. Sebagai contoh:

"Sengketa akan diselesaikan melalui mediasi BAPMI menurut prosedur dan

acara BAPMI. Apabila sampai jangka waktu .... mediasi tidak berhasil mencapai

perdamaian, atau para pihak mundur atau tidak melanjutkan mediasi, maka

akan diselesaikan melalui arbitrase BAPMI menurut prosedur dan acara BAPMI."

Menuangkan klausula pilihan forum dengan baik akan menghindari sengketa

tambahan yang justru timbul dikarenakan bunyi klausula yang nonsense,

ambigu atau tanggung. Untuk lebih mudah, para pihak bisa mengadopsi standar

klausula arbitrase yang dikeluarkan oleh lembaga arbitrase.