Artikel Diet jcjsjfjsd

14
Kanker dan Hubungannya dengan Konsumsi Makanan Harian Efran Syah Friday, April 11, 2014 Kanker Makanan dan Anda Makanan yang kita makan akan mempengaruhi risiko kita untuk terkena kanker jenis tertentu. Makanan dengan energi dan lemak yang tinggi dapat menyebabkan obesitas yang akhirnya akan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker. Sedangkan pola makan dengan mengonsumsi nabati tinggi dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan gandum dapat membantu mencegah kanker . Diet menjadi salah satu faktor gaya hidup yang mempengaruhi risiko seseorang untuk terkena kanker. Merokok, obesitas, alkohol, paparan sinar matahari dan tingkat aktivitas fisik juga mempengaruhinya. Meskipun beberapa jenis makanan diyakini dapat menurunkan risiko terkena kanker, belum ada bukti bahwa makan tertentu dapat menyebabkan atau menyembuhkan kanker. Kanker dan Hubungannya dengan Konsumsi Makanan Harian Efran Syah Friday, April 11, 2014 Kanker Makanan dan Anda Makanan yang kita makan akan mempengaruhi risiko kita untuk terkena kanker jenis tertentu. Makanan dengan energi dan lemak yang tinggi dapat menyebabkan obesitas yang akhirnya akan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker. Sedangkan pola makan dengan mengonsumsi nabati tinggi dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan gandum dapat membantu mencegah kanker . Diet menjadi salah satu faktor gaya hidup yang mempengaruhi

description

ndjfjajasfkjbfdsbksbjsbgkfjsbgjbjsgfjahgoh

Transcript of Artikel Diet jcjsjfjsd

Page 1: Artikel Diet jcjsjfjsd

Kanker dan Hubungannya dengan Konsumsi Makanan Harian

Efran Syah Friday, April 11, 2014 Kanker Makanan dan Anda

Makanan yang kita makan akan mempengaruhi risiko kita untuk terkena kanker jenis

tertentu. Makanan dengan energi dan lemak yang tinggi dapat menyebabkan obesitas yang

akhirnya akan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker. Sedangkan pola makan

dengan mengonsumsi nabati tinggi dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan gandum

dapat membantu mencegah kanker.

Diet menjadi salah satu faktor gaya hidup yang mempengaruhi risiko seseorang untuk terkena

kanker. Merokok, obesitas, alkohol, paparan sinar matahari dan tingkat aktivitas fisik juga

mempengaruhinya. Meskipun beberapa jenis makanan diyakini dapat menurunkan risiko

terkena kanker, belum ada bukti bahwa makan tertentu dapat menyebabkan atau

menyembuhkan kanker.

Kanker dan Hubungannya dengan Konsumsi Makanan Harian

Efran Syah Friday, April 11, 2014 Kanker Makanan dan Anda

Makanan yang kita makan akan mempengaruhi risiko kita untuk terkena kanker jenis

tertentu. Makanan dengan energi dan lemak yang tinggi dapat menyebabkan obesitas yang

akhirnya akan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker. Sedangkan pola makan

dengan mengonsumsi nabati tinggi dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan gandum

dapat membantu mencegah kanker.

Diet menjadi salah satu faktor gaya hidup yang mempengaruhi risiko seseorang untuk terkena

kanker. Merokok, obesitas, alkohol, paparan sinar matahari dan tingkat aktivitas fisik juga

mempengaruhinya. Meskipun beberapa jenis makanan diyakini dapat menurunkan risiko

terkena kanker, belum ada bukti bahwa makan tertentu dapat menyebabkan atau

menyembuhkan kanker.

Page 2: Artikel Diet jcjsjfjsd

Gambar: bowelscreeningwaitemata.co.nz

Makanan dan kanker

Beberapa jenis kanker umum yang perkembangannya bisa dipengaruhi karena pola makan

kita, antara lain:

Kanker paru-paru

Kanker paru-paru menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia, dan

kebiasaan merokoklah yang paling bertanggung jawab untuk jenis kanker ini. Ada bukti

bahwa diet tinggi sayuran dan buah-buahan akan melindungi seseorang dari mengidap kanker

paru-paru. Diperkirakan bahwa senyawa karotenoid (banyak terdapat pada buah-buahan dan

sayuran), serta vitamin E yang paling berperan dalam mencegah kanker. Namun, penggunaan

suplemen antioksidan, seperti beta-karoten dan vitamin E, belum terbukti efektif baik untuk

mencegah apalagi mengobati kanker paru-paru. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan

bahwa suplemen beta-karoten justru meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok.

Kanker payudara

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada kalangan wanita di

dunia. Terdapat peningkatan risiko kanker payudara pada wanita yang pertumbuhannya cepat

di masa kecil, dan tinggi dan berat badannya berlebih ketika dewasa. Sebagian besar risiko

terkena kanker payudara terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kadar estrogen

seorang wanita, seperti usia menarche (menstruasi pertama kali), terlambat menopause, dan

jumlah kehamilan. Risiko terkena kanker payudara juga meningkat seiring bertambahnya

usia. Wanita pasca menopause yang memiliki berat badan berlebih memiliki risiko dua kali

lebih besar dari rata-rata risiko kanker payudara. Diet tinggi lemak tak jenuh, sayuran dan

buah-buahan dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Page 3: Artikel Diet jcjsjfjsd

Kanker prostat

Kanker prostat merupakan kanker yang umum terjadi pada pria. Pria yang berusia diatas 50

tahun memiliki risiko yang lebih besar, tapi tidak menutup kemungkinan kanker prostat juga

dapat mengenai orang-orang yang masih muda. Sayuran (khususnya kedelai) dapat

menurunkan risiko kanker prostat, sedangkan diet lemak tinggi yang sebagian besar berasal

dari sumber hewani (seperti susu, daging) akan meningkatkan risiko kanker prostat.

Lycopene adalah antioksidan kuat yang ditemukan pada tomat, semangka dan stroberi yang

diyakini dapat menurunkan risiko kanker prostat.

Kanker usus (kanker kolokteral) 

70% kasus kanker usus dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Menjaga berat badan yang

normal, aktif secara fisik, dan diet tinggi sayuran dan serat akan menurunkan risiko kanker

usus. Sedangkan mengonsumsi sejumlah besar daging dan daging olahan dan alkohol akan

meningkatkan risiko kanker usus.

Kurangi makanan ini

Makanan yang sebaiknya Anda kurangi konsumsinya agar risiko kanker menurun, antara

lain:

Daging merah

Makanan olahan dengan serat rendah

Makanan yang sangat asin.

Perbanyak makan ini

Sedangkan makanan yang perlu ditingkatkan konsumsinya untuk mencegah kanker, antara

lain:

Sayuran, terutama sayuran mentah seperti sayuran berdaun hijau dan wortel

Makanan tinggi serat, seperti biji-bijian dan sereal

Tomat

Page 4: Artikel Diet jcjsjfjsd

Buah jeruk

Sayuran seperti brokoli, kubis, dan sayuran hijau lainnya.

Daging dan kanker usus

Saat ini bukti ilmiah menunjukkan bahwa makan daging olahan akan meningkatkan risiko

kanker usus. World Cancer Research Fund (WCRF) merekomendasikan agar orang-orang

menghindari mengonsumsi daging olahan (seperti sosis dan burger).

Juga direkomendasikan agar anak-anak tidak diberi daging olahan. Hal ini untuk mencegah

kebiasaan mereka berlanjut hingga dewasa. Untuk pengganti daging olahan, bisa digunakan

daging dari ikan atau unggas, daging tanpa lemak atau keju rendah lemak.

Ada pula bukti yang meyakinkan bahwa daging merah juga meningkatkan risiko terkena

kanker usus. Untuk itu disarankan agar mengurangi asupan daging merah. Penelitian juga

menunjukkan bahwa memakan daging merah bakar dapat meningkatkan risiko terkena

kanker usus, namun hal ini juga masih belum jelas.

Lemak dan Kanker

Telah banyak penelitian yang menunjukkan hubungan antara lemak dan kanker. Bukti saat ini

memang tidak menunjukkan adanya hubungan langsung antara asupan lemak yang tinggi

dengan jenis kanker tertentu (dengan pengecualian kanker prostat). Namun diet tinggi lemak

dapat menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko untuk beberapa jenis kanker,

seperti kanker usus besar, payudara, ginjal, esofagus, kandung empedu dan endometrium.

Buah-buahan, sayuran dan kanker

Makan buah dan sayuran telah lama diyakini akan memberi manfaat bagi kesehatan. Buah-

buahan dan sayuran mengandung banyak vitamin, mineral dan antioksidanyang dapat

membantu tubuh menurunkan risiko kanker di daerah tertentu di sistem pencernaan, seperti

mulut dan perut.

Page 5: Artikel Diet jcjsjfjsd

Penelitian akhir-akhir ini memang menunjukkan kelemahan peran buah-buahan dan sayuran

dalam mencegah kanker. Namun buah-buah dan sayuran masih merupakan bagian penting

dari diet Anda dan secara tidak langsung akan memainkan peran besar dalam menurunkan

risiko kanker. Buah dan sayuran relatif rendah kalori dan mengonsumsinya bisa menjaga

atau menurunkan berat badan.

Suplemen bukanlah jawaban

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa efek perlindungan dari suatu zat dalam makanan

akan mencegah kanker tidak boleh diartikan bahwa kita dapat menggantinya dengan

mengonsumsi suplemen. Dalam beberapa kasus kanker, risiko terkena kanker bahkan

meningkat pada orang-orang yang mengonsumsi suplemen dosis tinggi dari jumlah gizi yang

biasanya dikonsumsi melalui makanan.

Makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker

Sementara diet energi tinggi dan rendah serat dapat meningkatkan risiko terkena kanker,

beberapa makanan lain juga diyakini berpotensi menyebabkan kanker (karsinogenik).

Makanan-makanan ini antara lain:

Pemanis

Pemanis buatan seperti aspartam, sakarin dan siklamat. Tikus laboratorium akan menderita

kanker kandung kemih ketika diberikan sakarin atau siklamat dalam jumlah yang besar.

Namun penelitian internasional menunjukkan bahwa manusia tidak terpengaruh seperti tikus,

dan pemanis buatan dianggap aman untuk dikonsumsi.

Daging acar atau makanan asin

Tidak ada bukti meyakinkan bahwa daging merah bisa menyebabkan kanker. Namun, daging

acar lainnya mengandung zat yang disebut nitrat, yang berpotensi menyebabkan kanker pada

hewan laboratorium bila dimakan dalam jumlah yang besar. Pada manusia sendiri penelitian

ini masih belum jelas. Untuk tetap di jalur yang aman, ada baiknya Anda membatasi jumlah

daging olahan dalam diet, karena daging-daging seperti itu umumnya tinggi lemak dan

garam. Garam juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker perut dan sebaiknya hanya

Page 6: Artikel Diet jcjsjfjsd

dikonsumsi dalam jumlah yang direkomendasikan.

Makanan bakar atau panggang

Sekelompok zat karsinogenik yang disebut polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) akan

muncul ketika makanan dimasak terlalu panas atau dengan cara dibakar. Meski makanan

gosong atau kebiasaan merokok bisa mengandung jejak PAH, para ahli sepakat bahwa

jumlah PAH yang dikonsumsi orang-orang jauh lebih rendah yang dimungkinkan untuk

meningkatkan risiko kanker. Meski begitu, ada baiknya memasak makanan dengan suhu yang

relatif rendah seperti dengan cara mengukus, merebus, baking, oseng-oseng atau

memanggang dengan microwave.

Alkohol

Mengonsumsi alkohol akan meningkatkan risiko terkena kanker mulut, faring, laring,

esofagus, payudara, usus dan hati. Risikonya bahkan lebih besar dari para perokok.

Penggunaan alkohol dalam jumlah yang sedikit pun akan meningkatkan risiko terkena

kanker. Untuk mengurangi risiko terkena kanker dan penyakit lainnya, ada

baiknyamenghentikan minum alkohol.

Mengobati kanker dengan makanan

Beberapa makanan diyakini memainkan peran penting dalam pencegahan beberapa jenis

kanker, namun meskipun begitu, nilai terapeutik makanan dalam mengobati kanker masih

belum jelas. Memang benar bahwa penderita kanker akan membutuhkan gizi yang sangat

baik dalam rangka menghadapi tuntutan fisik penyakit dan kerasnya perawatan medis untuk

kanker.

Klaim bahwa jenis makanan, vitamin atau zat gizi tertentu dapat membunuh sel-sel kanker

harus dipandang dengan skeptis. Pada saat ini, hanya ada sedikit (kalau boleh dikatakan tidak

ada) bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa makanan atau suplemen tertentu dapat

menyembuhkan atau menghancurkan sel-sel kanker.

Asupan nutrisi untuk penderita kanker adalah penting karena beberapa alasan, yaitu:

Sistem kekebalan tubuh harus kuat agar bisa melawan penyakit dengan optimal.

Page 7: Artikel Diet jcjsjfjsd

Diet dapat disesuaikan untuk mengatasi berbagai gejala, seperti sembelit, diare atau

mual.

Kehilangan nafsu makan atau meningkatnya metabolisme berarti bahwa seseorang itu

membutuhkan makanan dengan energi tinggi.

Protein tambahan mungkin diperlukan untuk membantu mencegah hilangnya massa

otot akibat penurunan berat badan.

Gizi dan Penyakit Kanker

Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena. Kanker juga disebut Neoplasma Maligna.Neoplasma adalah massa jaringan yang dibentuk oleh sel-sel kanker, sedangkan Maligna berarti ganas.

Kanker termasuk jenis penyakit penyebab kematian terutama di negara-negara maju disamping penyakit jantung dan pembuluh darah otak (stroke). Di Amerika Serikat, kanker sebagai pembunuh di urutan ke dua (20%), dimana jantung pada urutan pertama (30%), dan stroke pada urutan ketiga (10%) (Linder, 1993).

Penyebab kanker belum diketahui dengan pasti, tetapi sering dikaitkan dengan factor lingkungan (Polusi, bahan kimia dan virus) dan makanan yang mengandung bahan karsinogen. Karsinogenesis atau perkembangan kanker terjadi dalam dua tahap, yaitu tahap Inisiasi dan promosi. Inisiasi adalah awal terjadinya perubahan sel yang disebabkan oleh interaksi bahan-bahan kimia, radiasi dan virus dengan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) dalam sel.

Perubahan ini terjadi dengan cepat, tapi sel yang telah berubah ini  tidak aktif selama waktu yang tidak dapat ditentukan, sehingga pada tahap ini tidak dapat dirasakan oleh pasien.

Tahap promosi adalah tahap berikutnya, yaitu aktifnya sel-sel kanker yang menjadi matang, berkembang, dan kemudian menyebar dengan cepat. Tahap inisiasi hingga manifestasi klinis dapat terjadi dalam waktu 5-20 tahun. Studi memperlihatkan pengaruh gizi lebih banyak terjadi pada fase promotion  dibanding fase initiation (Cheney dan Aker, 1992).

Walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti, tetapi gizi diduga dapat mengubah proses karsinogenesis, termasuk metabolisme karsinogen, pertahanan sel, diferensiasi sel dan pertumbuhan tumor.

Berbagai factor resiko telah dapat diidentifikasi baik melalui penelitian pada binatang maupun pada manusia. Sekitar 80% dari factor resiko tersebut berhubungan dengan keadaan lingkungan yang dapat dicegah termasuk makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Sepertiga dari faktor yang dapat menyebabkan orang meninggal akibat kanker adalah factor gizi

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan factor gizi dengan kanker. Studi yang paling dikenal adalah studi korelasi yang menggambarkan hubungan antara angka kejadian kanker jenis tertentu dengan pola makan pada setiap negara. Negara dengan kebiasaan makan dan gaya hidupyang berbeda mempunyai insidens penyakit kanker yang

Page 8: Artikel Diet jcjsjfjsd

berbeda pula. Hal ini memudahkan dihubungkannya factor gizi dan gaya hidup dari negara tersebut dalam kejadian kanker yang paling banyak dinegara tersebut.

Namun demikian, studi yang dilakukan untuk mengevaluasi peran makanan terhadap timbulnya suatu kanker seringkali memberikan hasil yang tidak konsisten. Hal ini disebabkan oleh kompleksnya suatu makanan, seperti makanan yang mengandung lemak yang tinggi, juga mengandung protein tinggi dan serat yang rendah. Dalam satu makanan terdapat factor penghambat dan pencetus sekaligus. Beberapa hasil penelitian tentang hubungan gizi dengan terjadinya beberapa jenis kanker yang telah diperoleh selama ini diungkapkan secara singkat di bawah ini :Energi dan Lemak

Penelitian pada binatang percobaan telah diungkapkan bahwa penurunan jumlah energi yang dikonsumsi dapat menghambat pertumbuhan dari tumor dan hal ini lebih efektif pada fase promotion dari pertumbuhan tumor. Hal ini dihubungkan dengan hambatan aktivitas sel karena tidak tersedianya karbohidrat yang cukup. Ada juga yang berpendapat bahwa terjadi perubahan hormon dan imunitas sehingga menghambat pertumbuhan tumor namun mekanismenya belum diketahui.

Selain itu pada konsumsi energi yang berlebih, sebaliknya terjadi percepatan pembentukan tumor pada binatang percobaan. Obesitas telah dihubungkan dengan kematian akibat kanker baik pada laki-laki dan wanita. Pada wanita dengan obesitas, terjadinya peningkatan tumor yang berhubungan dengan esterogen seperti kanker payudara, mungkin berhubungan dengan produksi esterogen terutama pada jaringan lemak.

Kejadian kanker yang berhubungan dengan konsumsi lemak telah sering diperlihatkan dengan studi epidemiologi dengan memperlihatkan variasi dari kanker payudara pada negara yang berbeda-beda. Jenis kanker yang sering dihubungkan dengan intake lemak yang berlebihan adalah payudara, kolon dan prostat. Namun demikian, perlu diingat bahwa karena konsumsi lemak juga berhubungan dengan konsumsi energi, protein dan serat, maka sangat sulit mengambil kesimpulan apakah lemak satu-satunya penyebab tingginya angka kematian karena kanker. Ada juga bagian dari lemak sendiri sangat berguna termasuk mencegah terjadinya kanker.

Protein

Sangat sulit untuk mencari peran dari protein dalam terhadinya kanker oleh karena makanan yang tinggi protein juga tinggi lemak dan rendah serat. Namun demikian, secara umum telah dikemukakan bahwa rendahnya protein dibawah yang dibutuhkan tubuh dapat menekan terjadinya pertumbuhan kanker, sebaliknya melebihi 2-3 kali dari yang dianjurkan (AKG) akan meningkatkannya.

Salah satu penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan hasil yang tidak konsisten. Salah satu penelitian memperlihatkan bahwa konsumsi daging yang tinggi berhubungan dengan terjadinya kanker kolorektal dengan payudara namun penelitian lainnya tidak. Dilain pihak salah satu penelitian korelasi antara konsumsi daging dengan angka kejadian kanker kolon di 23 negara terlihat sangat tinggi (Amstrong & Doll, dikutip dari Willet, 1990).

Makanan Berserat

Peranan makanan berserat sebagai proteksi dari terjadinya kanker kolon dan rectum semakin mendapat perhatian. Serat dalam makanan akan meningkatkan jumlah fases yang nantinya menurunkan resiko kanker melalui penurunan konsentrasi karsinogen yang potensial seperti asam empedu dalam fases, sehingga mengurangi kontak dengan mukosa usus.

Page 9: Artikel Diet jcjsjfjsd

Salah satu penelitian pada pasien yang menderita “Familial adenomatous Polyposis” (DeCosse et al., 1989) memperlihatkan bahwa mereka yang menerima suplemen serat mempunyai pertumbuhan polip baru yang lebih rendah dibanding mereka yang hanya menerima vitamin C atau E.Vitamin

Dari sejumlah vitamin yang ada, vitamin A (retinal) dan prekursornya mempunyai kemampuan dalam mencegah terjadinya karsinogenesis. Diperkirakan bahwa vitamin A dapat mempengaruhi ekspresi gem dan diferensiasi sel, dan meningkatkan baik imunitas humoral dan sel mediated immunity bahkan merangsang imunitas spesifik antitumor (Olson, 1986).

Hasil peneltiian lainnya membuktikan bahwa konsumsi buah dan sayur yang mengandung tinggi vitamin C dapat mencegah terjadinya kanker lambung dan esophagus (Glatthaar et al., 1986).

Vitamin C menjadi penting setelah diketahui dapat menghambat pembentukan nitrosamin yang telah dikenal sebagai salah satu karsinogen pada manusia.

Vitamin E merupakan anti oksidan intraseluler sehingga diduga mempunyai efek protektif terhadap karsinogen yang merusak kromosom. Walaupun hasil penelitian tidak konsisten, diduga adanya interaksi antara vitamin E dan selenium yang berperan sebagai antioksidan protektif terhadap lipid peroksidasi intraseluler. Oleh karena itu fungsi vitamin E terhadap proteksi kanker, tergantung pada intake lemak dan zat gizi lainnya.Mineral

Beberapa mineral telah dihubungkan dengan kejadian kanker seperti kalsium, selenium dan zinc. Peranan kalsium terhadap pencegahan kanker kolon telah diperlihatkan oleh Wargovich (1988) berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan.

Diduga ion kalsium mengandung ikatan dengan lemak dan asam empedu yang berfungsi menurunkan resiko kontak epitel usus terhadap bahan-bahan toksik. Disamping itu kalsium diduga terlibat dalam pengaturan proliferasi epitel pada usus. Sehubungan dengan kerja dari kalisum, vitamin D yang membantu transport kalsium keluar dari lumen usus juga turut terlibat dalam kegiatan proteksi terhadap kejadian kanker kolon. Namun demikian, terlepas dari kaitannya dengan kalsium dan vitamin D juga mempunyai peranan dalam proliferasi dan diferensiasi sel (Deluca dan Ostrem, 1986).

Selenium terkenal sebagai komponen dari glutathione peroxidase, yaitu suatu enzim yang memproteksi kerusakan jaringan oksidatif. Namun demikian efek protektif dari seleniumtidak berasal dari kerja enzim ini tetapi berasal dari penghambatan sintesis DNA dan meningkatkan respon imunologi dari tubuh seseorang (Nomura et al., 1987).

Kekurangan zinc dihubungkan dengan meningkatnya angka kejadian tumor yang disebabkan oleh nitrosamin. Hubungan ini belum diketahui mekanismenya. Studi epidemiologi juga memperlihatkan bahwa konsumsi zinc yang rendah dihubungkan dengan terjadinya kanker osofagus (Van Rensberg, dikutip dari Cheney & Akar, 1993). Komponen Makanan Lainnya

Kopi telah diteliti mempunyai kemungkinan berhubungan dengan berbgai kanker. Penelitian laboratorium telah mengungkapkan bahwa kopi bukan suatu yang bersifat karsinogenik akan tetapi angka kematian kanker pancreas di beberapa negara dihubungkan dengan konsumsi kopi. Namun demikian, beberapa penelitian lainnya tidak memberikan hasil yang mendukung hal ini.

Saccharin, yang merupakan pemanis buatan yang banyak digunakan, diduga mempunyai

Page 10: Artikel Diet jcjsjfjsd

pengaruh terhadap terjadinya kanker kantong empedu.Nitrat dan nitrit memperoleh perhatian yang cukup besar mengingat hubungannya dengan nitrosamin. Nitrat dapat tereduksi menjadi nitrit yang kemudian berinteraksi dengan bahan makanan amine dan amide (komponen protein) membentuk nitrosamine.

Hubungan antara konsumsi makanan dan terjadinya kanker pada seseorang telah diperlihatkan di atas, akan tetapi beberapa penyebab darisebagian komponen dalam makanan masih belum konsisten terlihat dari hasil penelitian. Seperti yang telah dikatakan bahwa komponen diet bukanlah satu-satunya yang dapat mempengaruhi terjadinya pembentukan suatu kanker, maka beberapa factor lainnya perlu diperhatikan. Suatu anjuran yang sangat berkaitan dengan diet adalah keterkaitan dari tiga factor yang sangat berhubungan dengan makanan dan gaya hidup yaitu diet, aktifitas fisik dan kegemukan.kemungkinan untuk memperbaiki kualitas dari ketiga hal ini yaitu memperbaiki diet, meningkatkan aktivitas fisik dan menjaga berat badan yang normal merupakan salah satu bentuk pencegahan yang sangat dianjurkan (Trichopoulos, 1996).KEPUSTAKAANAlmatsier, Sunita, DR, MSc. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarata.Hadju, Venny, Dr, PhD. 1997. Peran Gizi dalam Mencegah Kanker. Materi Seminar Sehari Mengenal kanker Melalui Makanan pada tanggal 15 November 1977 di Gedung Pertemuan Ilmiah Unhas, Ujungpandang.