Artikel

10
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAMBI M Nasrullah Junaidi 1) dan Zulfanetti 2) Jurusan IESP, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian ini berjudul “ Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi”. Tujuan dalam penelitian ini (1) Untuk menganalisis kontribusi penyerapan tenaga kerja berdasarkan sektor PDRB kabupaten dan kota di Provinsi Jambi (2) Untuk menganalisis besarnya elastisitas penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota di Provinsi Jambi (3) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota di Provinsi Jambi dalam kurun waktu 2010-2013. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan alat analisis yaitu regresi data panel yaitu menggabungkan observasi data deret waktu dan data silang dan menggunakan metode common-constant (Poopled Ordinary Least Square). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Software Microsoft Excel dan Eviews 8.0 Adapun hasil penelitian ini yang pertama kontribusi penyerapan tenaga kerja tertinggi ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu rata-rata sebesar 22.77 persen dan kontribusi menurut sektor pertanian yang tertinggi ada di Kabupaten Kerinci yaitu rata-rata sebesar 67.69 persen selama kurun waktu 2010 2013. Kedua Elastisitas penyerapan tenaga kerja yang tertinggi ada di Kabupaten Muaro Jambi yaitu rata-rata koefisien elastisitas sebesar 1.55 persen bersifat elastis. Ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja yaitu PDRB berpengaruh signifikansi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien sebesar 0.025830 rupiah, Investasi tidak memiliki pengaruh signifikansi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien sebesar 0.00307 rupiah dan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh signifikansi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien sebesar -1688.948 rupiah. Jika di uji secara bersama-sama menunjukkan bahwa PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu F hitung 536.9229 > F tabel 3.83. Kata Kunci: Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah. ABSTRACT 1) pembimbing Utama 2) pembimbing Pendamping PENDAHULUAN Kesempatan Kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah Pendapatan Domestic Regional Bruto, Tingkat Investasi, Upah, dan Pengeluaran Pemerintah. Perubahan pada faktor- faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat Kesempatan Kerja. Adanya Kesempatan Kerja ini

Transcript of Artikel

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA

KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAMBI

M Nasrullah

Junaidi 1)

dan Zulfanetti 2)

Jurusan IESP, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi”. Tujuan dalam penelitian ini (1) Untuk menganalisis

kontribusi penyerapan tenaga kerja berdasarkan sektor PDRB kabupaten dan kota di Provinsi

Jambi (2) Untuk menganalisis besarnya elastisitas penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota di

Provinsi Jambi (3) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga

kerja kabupaten dan kota di Provinsi Jambi dalam kurun waktu 2010-2013.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif dan analisis

kuantitatif dengan alat analisis yaitu regresi data panel yaitu menggabungkan observasi data

deret waktu dan data silang dan menggunakan metode common-constant (Poopled Ordinary

Least Square). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Software Microsoft

Excel dan Eviews 8.0

Adapun hasil penelitian ini yang pertama kontribusi penyerapan tenaga kerja tertinggi

ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu rata-rata sebesar 22.77 persen dan kontribusi

menurut sektor pertanian yang tertinggi ada di Kabupaten Kerinci yaitu rata-rata sebesar 67.69

persen selama kurun waktu 2010 – 2013. Kedua Elastisitas penyerapan tenaga kerja yang

tertinggi ada di Kabupaten Muaro Jambi yaitu rata-rata koefisien elastisitas sebesar 1.55 persen

bersifat elastis. Ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja yaitu PDRB

berpengaruh signifikansi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien sebesar 0.025830

rupiah, Investasi tidak memiliki pengaruh signifikansi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan

koefisien sebesar 0.00307 rupiah dan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh signifikansi

terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien sebesar -1688.948 rupiah. Jika di uji secara

bersama-sama menunjukkan bahwa PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu F hitung 536.9229 > F tabel 3.83.

Kata Kunci: Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah.

ABSTRACT

1) pembimbing Utama

2) pembimbing Pendamping

PENDAHULUAN

Kesempatan Kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah Pendapatan Domestic

Regional Bruto, Tingkat Investasi, Upah, dan Pengeluaran Pemerintah. Perubahan pada faktor-

faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat Kesempatan Kerja. Adanya Kesempatan Kerja ini

memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi yang menjadi sumber

pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. ( Badan Pusat Statistik 2003-2007)

Kesempatan Kerja dapat diartikan sebagai permintaan terhadap Tenaga Kerja di pasar

Tenaga Kerja (demand for labour force), oleh karena itu Kesempatan Kerja sama dengan jumlah

persediaan lapangan kerja yang tersedia di dunia kerja. Tentunya semakin meningkat kegiatan

pembangunan akan semakin banyak Kesempatan Kerja yang tersedia. Hal ini menjadi sangat

penting karena semakin besar Kesempatan Kerja bagi Tenaga Kerja maka kemajuan kegiatan

ekonomi masyarakat akan semakin baik, dan sebaliknya.

Di sisi lain, meningkatnya jumlah Angkatan Kerja dalam waktu yang cepat dan jumlah

yang tinggi, sementara Kesempatan Kerja yang tersedia sangat terbatas akan menyebabkan

timbulnya Pengangguran. Inilah yang membuat permasalahan Ketenagakerjaan secara langsung

maupun tidak langsung akan berkaitan dengan masalah-masalah lainnya seperti Ketimpangan

Pendapatan, Kemiskinan, perlambatan Pertumbuhan Ekonomi, Urbanisasi, dan Instabilitas

Politik.

Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang

semakin besar pula. Ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau

menganggur. Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang maka seyogyanya mereka semua dapat

tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta keterampilan

mereka. Ini akan membawa konsekuensinya bahwa perekonomian harus selalu menyediakan

lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru.

Pengeluaran Pemerintah sendiri merupakan alat intervensi pemerintah terhadap

perekonomian yang dianggap paling efektif. Selama ini, tingkat efektifitas Pengeluaran

Pemerintah dapat diukur melalui seberapa besar pertumbuhan ekonomi dicapai. Dalam

perkembangannya alat indikator ini tidak saja berdasar pertumbuhan ekonomi tetapi juga

melibatkan seberapa tinggi tingkat Pengangguran serta tingkat Kemiskinan. Walau demikian,

pertumbuhan ekonomi merupakan alat indikator utama sebelum indikator lainnya. Ini

menjelaskan mengapa pemerintah sering hanya menekankan tercapainya tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi tetapi mengabaikan indikator pembangunan lainnya, terlebih fakta yang

terjadi di masyarakat. Seringkali, tingginya pertumbuhan ekonomi tidak menjangkau

kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah (Kembar Sri Budhi, 2010).

Perkembangan investasi di Provinsi Jambi dapat dilihat melalui investasi fisik

(pembentukan modal tetap domestik bruto). Investasi fisik sangat dominan di beberapa daerah

maju seperti Kabupaten Tanjab Barat, Batang hari, Bungo dan Kota Jambi. Besarnya investasi

fisik di daerah ini tidak lepas dari pengaruh sektor Pertanian yang memang menjadi tulang

punggung perekonomian di daerah tersebut. Keengganan investor berinvestasi di sektor lain

seperti Pariwisata, membuat kabupaten lain sulit menyaingi ketiga daerah ini dalam menarik

investasi. Ketersediaan infrastruktur yang relatif lebih baik di daerah ini juga menjadi pendorong

investasi yang cukup signifikan. Ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah baik

itu pemerintah provinsi maupun pusat untuk mengarahkan investasi secara lebih merata

nampaknya belum menunjukkan hasil. Jika hal ini dibiarkan terus berlanjut maka akan

berdampak pada tingkat persediaan lapangan pekerjaan dikarenakan kurangnya Investasi di

Provinsi Jambi.

Pendapatan Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha di Provinsi Jambi

mengalami penurunan sehingga berdampak pada tingkat Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi

Jambi. Penurunan jumlah pekerja di bulan laporan terutama terjadi di sektor pertanian yaitu

sebanyak 59,50 ribu pekerja (7,59%) dan sektor konstruksi sebanyak 2,20 ribu pekerja

(3,54%)seiring dengan terjadinya perlambatan pertumbuhan kedua sektor tersebut.

Sebaliknya, jumlah pekerja pada sektor jasa kemasyarakatan meningkat sebanyak 9,20

ribu pekerja (4,54%), diikuti dengan sektor transportasi & pergudangan & komunikasi sebanyak

7,60 ribu pekerja (16,96%), sektor industri sebanyak 5,3 ribu pekerja (11,21%) serta sektor

perdaganagn sebanyak 1,5 ribu orang (0,65%).

Berdasarkan pangsanya, penyerapan tenaga kerja di Jambi masih di dominasi oleh sektor

pertanian yang mencapai 724 ribu orang (52,37%),diikuti oleh sektor perdagangan yang

mencapai 231,4 ribu orang (16,74%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 211,9 ribu orang

(15,33%). ( Bank Indonesia 2013).

Permasalahan utama dalam ketenagakerjaan di Provinsi Jambi terletak pada tingkat

kesempatan kerja. Adanya ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja dengan

ketersediaan kesempatan kerja akan menimbulkan dampak yang disebut Pengangguran

(Unemployment).

Pada survei Angkatan kerja Nasional di Provinsi Jambi tahun 2013 penduduk usia kerja

sebesar 2.286.192 juta jiwa, pada tahun 2013 penduduk yang bekerja sebesar 1.536.235 juta

jiwa, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 69,21% dan tingkat pengangguran terbuka

sebesar 2.90%.

Perkembangan Kesempatan Kerja dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dari Tahun

2011 sampai 2013 yaitu 97.10%. Namun jika dilihat dari jumlah tingkat Pengangguran Terbuka

ini tergolongan relatif besar dikarenakan jumlah Pengangguran dan Bukan Angkatan Kerja yang

masih tinggi ini akan berdampak pada Kesempatan Kerja yang ada di Provinsi Jambi yang masih

relatif rendah dimana jumlah Kesempatan Kerja yang tersedia selalu berada di bawahnya

terutama bila dibandingkan dengan jumlah Angkatan Kerja dengan Kesempatan Kerja.

Terlihat bahwa Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jambi dalam kurun waktu tersebut

masih rendah. Kondisi ini tentunya akan menciptakan dampak antara Angkatan Kerja dengan

Kesempatan Kerja yang tersedia sehingga Pengangguran akan senantiasa ada dan menjadi

masalah yang harus terus dicari pemecahannya untuk diminimalisir jumlahnya setiap tahun.

TINJAUAN PUSTAKA

Tenaga kerja

Menurut Simanjuntak (1998), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,

yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan

mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak

bekerja, tetapi mereka secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.

Penyerapan tenaga kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang

tercermin dari banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan

tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh

adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan angkatan kerja dapat

dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja (Kuncoro, 2002).

Permintaan Tenaga Kerja

(Sudarsono, 1992) Permintaan adalah suatu hubungan antar harga dan kuantitas.

Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja adalah hubungan antar tingkat upah

(harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki untuk dipekerjakan dalam

jangka waktu tertentu.

Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga

kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik sumber

daya manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas mengarnbil keputusan untuk bekerja

atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkannya.

Teori ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu bertujuan untuk.

Memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya. (Sudarsono, 1995)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja.

pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan

pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut

merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang tidak

langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini

sangat perlu untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk

menentukan arus pembangunan dimasa yang akan datang. Laju pertumbuhan ekonomi daerah

dapat ditunjukan dengan PDRB. Indikator yang sering kali digunakan dalam melihat sumber

daya yang dimiliki oleh suatu daerah adalah aspek ekonomi dan ketenagakerjaan sebagai

penompang kekuatan dan kelemahannya (Sukirno 2006).

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal

atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal, mesin-mesin dan perlengkapan-

perlengkapan produksi yang yang akan dioperasikan oleh tenaga manusia untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian

(Sukirno, 1997)

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek penggunaan sumber daya ekonomi

yang secara langsung dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki

oleh masyarakat melalui pembayaran pajak (Susanti, 2000)

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang dikemukakan dalam

perumusan masalah yang akan diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian perumusan masalah,

teori, konsep serta kerangka pemikiran yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah. : Diduga terdapat pengaruh Signifikan antara Variabel PDRB,

Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi.

METODE PENELITIAN

Jenis Data

Data penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk data panel, yaitu data

terdiri dari dua bagian yaitu: time series dan cross section, data time series adalah data tahunan

yang dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dan cross section adalah sebanyak 11

kabupaten kota yang ada di Provinsi Jambi. yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah dan

dari situs-situs internet yang telah diolah lebih lanjut. Adapun jenis data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Data Tenaga Kerja kabupaten kota di Provinsi Jambi

Data Nilai PDRB kabupaten kota di Provinsi Jambi

Data Nilai Investasi kabupaten kota di Provinsi Jambi

Data Nilai Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Kota di Provinsi Jambi

Sumber Data

Data ini diperoleh dari sumber resmi, yaitu dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Jambi, Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jambi, dan beberapa media masa yang mendukung

dalam penulisan ini.

Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Untuk menjawab permasalahan besarnya kontribusi penyerapan tenaga kerja berdasarkan

sektor PDRB di Provinsi Jambi menggunakan Metode Proporsi (Widodo,1991).

𝑧 =𝑥𝑖

𝑦𝑖𝑥100%....................................................................................................(3.1)

Dimana :

z = besarnya kontribusi nilai Penyerapan Tenaga Kerja Menurut sektor-sektor ekonomi.

𝑥𝑖 = Nilai PDRB sektor ekonomi tahun t

𝑦𝑖 = Nilai PDRB total tahun t

Untuk mengetahui kontribusi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi menggunakan

metode Proporsi (Widodo,1991).

KPTKit =𝑃𝑇𝐾𝑖𝑡

𝑃𝑇𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑡𝑥100%...............................................................................(3.2)

Dimana :

KPTK = besarnya kontribusi nilai Penyerapan Tenaga Kerja.

𝑃𝑇𝐾𝑖𝑡 = Nilai Tenaga kerja

𝑃𝑇𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡 = Nilai Tenaga kerja total provinsi

𝑖 = Kabupaten kota (11 kabupaten kota di Provinsi Jambi

𝑡 = Tahun ( 2010 – 2013)

Untuk mengetahui berapa besar elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jambi.

Menggunakan Elastisitas Kesempatan Kerja.

a. Untuk mengetahui besarnya peranan sektor sektor ekonomi di Provinsi Jambi dalam

penyerapan tenaga kerja, dapat digunakan rumus elastisitas kesempatan kerja

(Glassburner, 2000)

𝑛𝑁 =𝐿°

𝑄°.................................................................................................(.3.3)

Dimana :

𝑛𝑁 = Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja

L° = Laju Pertumbuhan Tenaga Kerja

Q° = Laju Pertumbuhan PDRB

Menurut Boediono (1991), Kriteria dan kepekaan dari elastisitas kesempatan kerja

dalam kaitannya dengan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja dapat dijelaskan

dengan kriteria sebagai berikut:.

a. E = 1, (Unitary Elasticity), kemampuan sektor sektor ekonomi untuk menyerap

tenaga kerja, apabila jumlah nilai PDRB naik 1% maka Jumlah Tenaga Kerja yang

dapat diserap akan naik 1 %, sebaliknya apabila jumlah nilai PDRB menurun 1%

maka jumlah tenaga kerja yang akan diserap akan turun 1%.

b. E > 1 (Elasticity), Kemampuan Sektor sektor ekonomi untuk menyerap tenaga kerja

apabila jumlah nilai PDRB naik 1 % maka jumlah tenaga kerja yang dapat diserap

akan kurang dari 1 %, sebaliknya apabila jumlah nilai PDRB menurun 1 % maka

jumlah tenaga kerja yang akan diserap akan turun lebih dari 1%

c. E < 1 (Inelasticity), kemampuan sektor sektor ekonomi untuk menyerap tenaga kerja,

apabila jumlah nilai PDRB naik 1% , maka jumlah tenaga kerja yang dapat diserap

akan naik kurang dari 1 %, sebaliknya apabila jumlah nilai PDRB menurun 1% maka

jumlah tenaga kerja yang akan terserap akan turun kurang dari 1 %.

b. Untuk mengetahui laju pertumbuhan tenaga kerja digunakan model sebagai berikut,

(Mulyadi,2000).

𝐿° =𝑇𝐾𝑡−𝑇𝐾𝑡−1

𝑇𝐾𝑡−1𝑥100%...........................................................................(3.4)

Dimana:

L° = Pertumbuhan tenaga kerja

𝑇𝐾𝑡 = nilai tenaga kerja pada tahun t

𝑇𝐾𝑡−1 = nilai tenaga kerja pada tahun t-1

c. Untuk mengetahui laju pertumbuhan nilai PDRB menurut sektor. (Mulyadi, 2000).

𝑄° =𝑄𝑡−𝑄𝑡−1

𝑄𝑡−1𝑥100%..............................................................................(3.4)

Dimana:

Q° = Pertumbuhan PDRB

𝑄𝑡 = nilai PDRB pada tahun t

𝑄𝑡−1 = nilai PDRB pada tahun t-1

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menguji dan

mengumpulkan data untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel

tidak bebas. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah regresi data Panel yaitu

menggabungkan observasi data deret waktu dan data silang dan menggunakan metode

common-constant (Poopled Ordinary Least Square). Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan program Software Microsoft Excel dan E-views 8.0

Untuk menganalisis Faktor faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

di Provinsi Jambi menggunakan Model Regresi Data Panel sebagai berikut.

Yit = α+X1it + X2it +X3it+Eit.........................................................................................................(3.8)

Dimana :

Y = Jumlah Tenaga Kerja kabupaten-kota Provinsi Jambi

(Jiwa)

i = jumlah observasi (11 kabupaten-kota)

t = Tahun data observasi (4 Tahun/deret waktu)

α = kostanta

X1 = Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kota

Provinsi Jambi

X2 = Nilai Investasi Kabupaten-Kota Provinsi Jambi (Rp)

X3 = Pengeluaran Pemerintah Kabupaten-Kota Provinsi Jambi

(Rp)

eit = komponen error theam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Regresi Data Panel dengan Metode PLS.

Dependent Variable: TK?

Method: Pooled Least Squares

Date: 02/03/16 Time: 14:54

Sample: 2010 2013

Included observations: 44

Cross-sections included: 44

Total pool (balanced) observations: 1936

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1175184. 56847.71 20.67250 0.0000

PDRB? 0.025830 0.000757 34.13267 0.0000

INV? 3.07E-06 3.89E-06 0.790664 0.4292

PP? -1688.948 88.64494 -19.05295 0.0000

R-squared 0.454664 Mean dependent var 134752.3

Adjusted R-squared 0.453817 S.D. dependent var 46182.30

S.E. of regression 34130.66 Akaike info criterion 23.71584

Sum squared resid 2.25E+12 Schwarz criterion 23.72735

Log likelihood -22952.94 Hannan-Quinn criter. 23.72007

F-statistic 536.9229 Durbin-Watson stat 0.660081

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Eviews 8.0 data diolah 2016

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dapat diperoleh sebagai berikut.

Penyerapan tenaga kerja (Y)

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang terserap pada suatu

sektor ekonomi dalam waktu tertentu. Berdasarkan hasil regresi data panel diperoleh

costanta sebesar 1175184 orang memberikan arti bahwa apabila PDRB, Investasi, dan

Pengeluaran Pemerintah diasumsikan konstan, maka penyerapan tenaga kerja secara

konstan sebesar 1175184 orang.

PDRB (X1)

Dari hasil analisis bahwa X1 menunjukkan angka sebesar Rp. 0.025830 nilai

koefisien tersebut menunjukkan bahwa jika PDRB naik sebesar 1 rupiah maka

penyerapan tenaga kerja akan meningkat sebesar Rp. 0.025830 dengan menjaga nilai X2

dan X3. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel PDRB memberikan pengaruh

posistif terhadap penyerapan tenaga kerja. Namun jika dilihat dari t hitung untuk PDRB

mempunyai nilai sebesar 34.13267 yang lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2.42080

dengan signifikansi Prob sebesar 0.0000 < 1, yang berarti bahwa secara individu PDRB

berpengaruh Positif terhadap Penyerapan Tenaga kerja.

Investasi (X2)

Dari hasil analisis bahwa x2 menunjukkan angka sebesar 0.0307 nilai koefisien

tersebut menunjukan bahwa Jika Investasi naik sebesar 1 Rupiah maka penyerapan

tenaga kerja naik sebesar 0.0307 dengan menjaga nilai X1 dan X3. Hasil pengujian

pengaruh Investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di peroleh t hitungnya sebesar

0.790664 < t tabel 2.42080 dengan signifikansi Prob sebesar 0.4292 > 1, yang berarti

bahwa secara individu Investasi tidak berpengaruh Positif terhadap Penyerapan Tenaga

kerja. Dikarenakan investasi dalam penyerapan tenaga kerja hanya dilihat dari nilai

output produksi suatu industri (kegiatan produksi).

Pengeluaran Pemerintah (X3)

Dari hasil analisis bahwa X3 menunjukkan angka sebesar Rp -1688.948 nilai

koefisien tersebut menunjukan bahwa Jika Pengeluaran Pemerintah naik sebesar 1

Rupiah maka penyerapan tenaga kerja menurun sebesar Rp -1688.948 dengan menjaga

nilai X1 dan X2. Hasil pengujian pengaruh Investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di

peroleh t hitungnya sebesar -19.05295 > t tabel 2.42080 dengan signifikansi Prob

sebesar 0.0000 < 1, yang berarti bahwa secara individu Pengeluaran Pemerintah

berpengaruh Positif terhadap Penyerapan Tenaga kerja. Akan tetapi pengeluaran

pemerintah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Jambi

dikarenakan pengeluaran pemerintah dalam menggunakan dana APBD lebih banyak

terdapat pengeluaran tidak langsung (rutin) daripada pengeluaran langsung sehingga

mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan di sektor indutri yang mampu memperluas

lapangan kerja.

Koefisien R Squared

Nilai R square = 0.454664 dapat diartikan besarnya PDRB (X1) Investasi (X2)

dan Pengeluaran Pemerintah (X3) mampu mempengaruhi (naik atau turun) penyerapan

tenaga kerja sebesar 45.5 persen sedangkan 54.5 persen di pengaruhi atau dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Uji F Statistik

Pada α = 1 % dan di peroleh df=40 (n=44-4). Di dapat Ftabel =. Maka F hitung =

536.9229 > F tabel 3.83. artinya menolak Ho dan menerima Ha, dengan demikian PDRB,

Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

Diperjelas kembali berdasarkan tabel 5.18 diatas diketahui juga bahwa nilai Prob (f

Statistik) 0.000000 < 0.01. maka berarti Ho ditolak dan menerima Ha, yang artinya uji

secara bersama sama menunjukkan bahwa PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah

berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

Estimasi dengan Metode FEM. (Fixed Effect)

Interpretasi nilai slope sebesar 3412595 (223.7465 + 1175130 ). artinya jika

terjadi perubahan PDRB , Investasi dan Pengeluaran Pemerintah antar kabupaten maupun

antar waktu, maka kabupaten Kerinci akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 3412595 orang.

Estimasi dengan Metode REM. (Random Effect).

Interpretasi terhadap random Effect adalah, jika ada perubahan PDRB, Investasi

dan Pengeluaran Pemerintah baik antar kabupaten maupun antar waktu akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 1175184

orang.

Pemilihan Model PLS dengan FEM

Interprestasi nilai F test maupun Chi-square tidak signifikan ( p-value 1.0000 dan

1.0000 lebih besar dari α 0.01), sehingga Ho diterima, maka Model PLS Lebih baik dari

pada model FEM.

Pemilihan Model FEM dengan REM

Interprestasi uji Hausman yaitu cross section Random dari eviews terlihat bahwa

p-value = 1.0000 > α 0.01 sehingga. Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model yang terbaik dalam pengujian ini adalah model PLS, lebih baik dari pada

model FEM, dan REM.

Kesimpulan

1. Rata rata besarnya Kontribusi Penyerapan tenaga kerja berdasarkan sektor PDRB selama

kurun waktu 2010 – 2013 kabupaten dan kota di Provinsi Jambi paling besar ada di sektor

pertanian. Sedangkan kontribusi tenaga kerja yang diserap paling besar ada di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur yaitu rata rata sebesar 22.77 persen dalam kurun waktu 2010 - 2013. Dan

rata rata elastisitas penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota di Provinsi Jambi dalam kurun

waktu 2010 – 2013 sebesar 0.36 persen bersifat In Elastis.

2. Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan PDRB, Investasi, dan Pengeluaran

Pemerintah mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi sebesar 45.8 persen.

Sedangkan 54.2 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini. Secara uji F atau uji bersama sama PDRB, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah

berpengaruh Signifikan terhadap penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi. Secara Uji T atau

secara Individu, PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah memberikan pengaruh terhadap

penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi.

Saran

Dari kesimpulan diatas maka ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Untuk lebih meningkatkan dan mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja disetiap sektor

kabupaten dan kota karena diperlukannya dukungan sarana dan prasarana melalui alokasi

APBD dari belaja tidak langsung hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan sektor lainnya

seperti Industri dan lain lainya, dikarenakan daya serap dan kontribusi di sektor industri

masih rendah dan daya serap tenaga kerja sektor industri mengalami perlambatan dalam

meningkatkan sektor perekonomian di Provinsi Jambi.

2. Hendaknya pemerintah mendorong dan memperluas penyerapan tenaga kerja dari setiap

kegiatan sektor ekonomi karena, Angkatan kerja setiap tahunnya selalu bertambah

sedangkan kesempatan kerja yang ada bersifat stagnan,oleh karena itu pemerintah

hendaknya memperluas persediaan lapangan pekerjaan bagi Angkatan Kerja baru yang

akan memasuki dunia pasar kerja.

Ucapan Terimakasih

Kepada Bapak Dr. H. Junaidi, SE, Msi selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Dr. Hj.

Zulfanetti SE. Msi selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu

dan memberikan bimbingan, ilmu, saran, dan nasehat, serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.