Arsitektur Anti Banjir

3

Click here to load reader

Transcript of Arsitektur Anti Banjir

Page 1: Arsitektur Anti Banjir

Arsitektur AntibanjirOleh : Ilman Basthian S. (15205025)

Contoh KasusBanjir di Cawang KomporRumah-rumah di wilayah RW 04 dan RW 06 Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur,  6 Juli lalu tergenang air. Genangan ini terjadi karena meluapnya Kali Baru Dua sejak 5 Juli dini hari.

PembahasanBanjir adalah suatu peristiwa di mana terjadi peluapan air yang berlebihan di suatu tempat. Air yang dimaksud bisa merupakan air hujan yang jatuh langsung di situ, juga bisa berupa air larian yang berasal dari daerah yang lebih tinggi dari tempat tersebut.

Beberapa Penyebab BanjirMenurut pakar Hidrologi Lingkungan ITB, Dr. Arwin Sabar, MS, masalah banjir diantaranya ditentukan oleh kualitas ruang hidrologi yang berkaitan dengan : Kemampuan meresapkan air dari lahan, Kapasitas saluran irigasi atau drainase, dan Kemampuan lahan untuk menampung air hujan.

Bahaya Akibat Banjir Menyebarnya berbagai penyakit, diantaranya ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), diare, dan

penyakit kulit, Merusak pertanian/perkebunan karena banjir dapat menghanyutkan lapisan tanah subur, Bila berlangsung terus menerus dalam waktu lama dapat merusak struktur bangunan.

Alternatif SolusiMenerapkan arsitektur Rumah Malaka pada bangunan perumahan di daerah rawan banjirRumah Malaka adalah sejenis rumah panggung berasal dari daerah Malaka, Malaysia. Perbedaan Rumah Malaka dengan rumah panggung di beberapa daerah Indonesia :

Rumah Malaka Rumah panggung IndonesiaTinggi tiang penopang Tidak lebih dari 1 meter Bisa mencapai 2 atau 3 meterTujuan perancangan Hunian di daerah perkotaan Hunian di daerah sisian kota, daerah

pelosok.

Kelebihan Rumah Malaka

Lantai rumah dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah, sehingga bila banjir datang, otomatis air tentu tidak akan masuk ke dalam rumah. Dengan demikian, penghuni rumah bisa menunggu dengan aman di dalam rumah sampai permukaan air turun.

Bagian-bagian bangunannya memiliki tinggi yang tidak sama. Rumah ini mengikuti keseimbangan nisbah 1/2:1:1, diantara bagian kaki rumah, rumah utama, dan bagian atap secara berurutan.

Meninggikan rumah di atas tiang, selain menghindari banjir juga menjadikan rumah terlihat cantik dan berseri.

Tanah yang ada di bawah lantai rumah bisa leluasa menyerap air karena lantai tidak langsung berada di tanah.

Daftar PustakaBudihardjo, Eko, ed. Arsitektur Pembangunan dan Konservasi. Jakarta : Djambatan, 1997.http://www.kompas.com/kompas-cetak/0311/14/rumah/687538.htmhttp://www.eramuslim.com/br/as/32/5416,1,v.htmlhttp://www.listserv.dfn.de/cgi-bin/wa?A2=ind9809d&L=indonews&O=D&F=&S=&P=59936http://www.kompas.co.id/beritafoto/news/0506/06/171640.htmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Banjir

BI-1001 Pengetahuan Lingkungan Sem. I 2005/2006 Ilman Basthian S. (15205025)

Page 2: Arsitektur Anti Banjir

BI-1001 Pengetahuan Lingkungan Sem. I 2005/2006 Ilman Basthian S. (15205025)