arif p261-265

2
ARIF FAHMI – 041414353010 Page 261-264 Seperti contoh, dalam information portfolio capital nasabah bank, mencari project yang potensial memerlukan 20% dari total information capital spending. Dalam tabel investment, terdapat 3 alternatif investasi, yaitu: low investment (5%), moderate investment (10%), dan high investment (15%). Skenario moderate investment memiliki investasi terbesar dip roses aplikasi transaksi (50%) dan infrastruktur (30%), ini menunjukkan fokus berada di membangun aplikasi CRM. Setiap proses strategi yang membutuhkan modul CRM yang berbeda-beda. JIka lebih banyak dana yang siap, maka banyak pula investasi yang dilakukan dalam aplikasi transformational maupun analytic. Meskipun tidak ada pedoman yang mutlak, keterkaitan antara information capital tentang strategi investasi dan portfolio memungkinkan para eksekutif untuk mengetahui cost&benefit , akhirnya memungkinkan strategi secara ekonomis untuk investasi information capital. Mengukur Information Capital Readiness Information capital strategic readiness adalah pengukuran yang penting. Seperti dalam human capital, information capital strategic readiness diukur dari tingkat persiapan dari information capital perusahaan dalam mendukung strategi perusahaan. Pendekatan yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan skema 6 level indikator yang menunjukkan status dari kesiapan. Level 1 dan 2 merupakan menunjukkan keadaan normal. Level 3 dan 4 menunjukkan adanya aplikasi baru telah ditemukan, dan sedang berada dalam proses apa. Masih banyak gap capability, namun divisi development berusaha untuk memperkecil gap tersebut dengan programnya. Level 5 dan 6 menunjukkan problem area. Aplikasi sangat dibutuhkan untuk mendukung strategi, namun tidak ada action yang diambil untuk menciptakan dan mendeliver capability. Manajer bertanggungjawab dalam program pengembangan information capital untuk mendukung proses penilaian dalam measurement system. CIO (chief Information officer) bertanggungjawab atas kebenaran dari informasi. Measurement system berfokus pada pengembangan proses yang memastikan bahwa usaha yang dilakukan saat ini merupakan usaha yang terbaik untuk menciptakan strategic readiness.

description

arif p261-265

Transcript of arif p261-265

Page 1: arif p261-265

ARIF FAHMI – 041414353010

Page 261-264

Seperti contoh, dalam information portfolio capital nasabah bank, mencari project yang potensial memerlukan 20% dari total information capital spending. Dalam tabel investment, terdapat 3 alternatif investasi, yaitu: low investment (5%), moderate investment (10%), dan high investment (15%). Skenario moderate investment memiliki investasi terbesar dip roses aplikasi transaksi (50%) dan infrastruktur (30%), ini menunjukkan fokus berada di membangun aplikasi CRM. Setiap proses strategi yang membutuhkan modul CRM yang berbeda-beda. JIka lebih banyak dana yang siap, maka banyak pula investasi yang dilakukan dalam aplikasi transformational maupun analytic. Meskipun tidak ada pedoman yang mutlak, keterkaitan antara information capital tentang strategi investasi dan portfolio memungkinkan para eksekutif untuk mengetahui cost&benefit , akhirnya memungkinkan strategi secara ekonomis untuk investasi information capital.

Mengukur Information Capital Readiness

Information capital strategic readiness adalah pengukuran yang penting. Seperti dalam human capital, information capital strategic readiness diukur dari tingkat persiapan dari information capital perusahaan dalam mendukung strategi perusahaan. Pendekatan yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan skema 6 level indikator yang menunjukkan status dari kesiapan. Level 1 dan 2 merupakan menunjukkan keadaan normal. Level 3 dan 4 menunjukkan adanya aplikasi baru telah ditemukan, dan sedang berada dalam proses apa. Masih banyak gap capability, namun divisi development berusaha untuk memperkecil gap tersebut dengan programnya. Level 5 dan 6 menunjukkan problem area. Aplikasi sangat dibutuhkan untuk mendukung strategi, namun tidak ada action yang diambil untuk menciptakan dan mendeliver capability.

Manajer bertanggungjawab dalam program pengembangan information capital untuk mendukung proses penilaian dalam measurement system. CIO (chief Information officer) bertanggungjawab atas kebenaran dari informasi. Measurement system berfokus pada pengembangan proses yang memastikan bahwa usaha yang dilakukan saat ini merupakan usaha yang terbaik untuk menciptakan strategic readiness.