Proposal Eksperimen Arif
-
Upload
arif-febri-himawan -
Category
Documents
-
view
274 -
download
1
Transcript of Proposal Eksperimen Arif
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 1/26
PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN OPERASI ALJABAR SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 PADAMARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Disusun Oleh :
ARIF FEBRI HIMAWAN
(0901060164)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 2/26
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Apabila tujuan pendidikan matematika yang tercantum pada
kurikulum 1975, 1984, 1994, 1999 dan kurikulum berbasis kompetensi
kita cermati, dapat kita katakan bahwa tujuannya sama. Tujuan yang ingin
dicapai pada intinya adalah agar siswa mampu menggunakan atau
menerapkan matematika yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam belajar pengetahuan lain. Dengan belajar matematika
diharapkan siswa mampu memperoleh kemampuan yang tercermin
melalui berpikir sistematis, kritis, obyektif, jujur, dan disipilin. Selain itu juga dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat memanfaatkan
matematika untuk berkomunikasi dan mengemukakan gagasan. Pada awal
abad yang lalu, John Dewey mengatakan bahwa sekolah harus
mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-anak. Vincent Ruggiero
(1988) mengartikan berpikir sebagai segala aktivitas mental yang
membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan,
atau memenuhi keinginan untuk memahami; berpikir adalah sebuah
pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.
Dari pengalaman peneliti pada saat mengamati siswa di dalam kelas,
permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran matematika di
sekolah yaitu siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran matematika. Ada yang mengobrol dengan teman, keluar
masuk kelas, melakukan aktivitas di luar matematika dan hanya sedikit
yang benar-benar mengikuti apa yang dijelaskan guru. Ada beberapa anak
yang mengeluh saat belajar matematika dan merasa kurang paham dengan
pelajaran matematika karena tidak merasakan manfaatnya dalam
kehidupan nyata. Ada pula yang mengerjakan soal matematika hanya
dengan melihat contoh soal yang ada di buku tanpa menelusuri prosesnya.
Kondisi itu tentu saja tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Guru
sebagai salah satu komponen pendidikan yang berperan secara langsung
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 3/26
dalam membelajarkan siswa, harus dapat mengatasi masalah seperti ini
dan mengupayakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
disajikan.
Salah satu metode pembelajaran matematika yang dapat diterapkan
dalam mengantisipasi masalah yang timbul selama proses pembelajaran
matematika adalah metode pembelajaran inkuiri. Diharapkan dengan
metode pembelajaran inkuiri, siswa dapat berpikir kritis, logis, sistematis
dan kreatif untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah atau problem yang dipertanyakan. Dengan adanya metode
pembelajaran inkuiri diharapkan mampu menarik perhatian dan minatsiswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Pembelajaran Inquiri Terbimbing pada pokok
bahasan Operasi Aljabar siswa kelas VII SMP N 1 Padamara tahun
pelajaran 2011/2012”.
2. RUMUSAN MASALAH
Berpijak pada latar belakang yang diuraikan di atas, maka terkait
dengan kemampuan belajar matematika siswa dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
materi Operasi Aljabar pada siswa kelas VII SMP N 1 Padamara?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran langsung materi Operasi
Aljabar pada siswa kelas kelas VII SMP N 1 Padamara?3. Apakah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih baik
dari model pembelajaran langsung dalam proses meningkatkan
berpikir kritis siswa pada materi Operasi Aljabar siswa kelas VII SMP
N 1 Padamara?
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 4/26
3. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan
pada bagian terdahulu yang akan dicari solusinya, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
pada materi Operasi Aljabar pada siswa kelas VII SMP N 1 Padamara.
2. Ingin mengetahui penerapan model pembelajaran langsung materi
Operasi Aljabar pada siswa kelas VII SMP N 1 Padamara.
4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat :
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa merasa senang terhadap mata pelajaran matematika dan
dapat meghilangkan rasa jenuh dan membosankan dalam
menerima pelajaran matematika.
b. Siswa mendapatkan dalam kemudahan belajar matematika pokok
bahasan Operasi Aljabar.
2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai alternatif bagi guru dalam memilih strategi-strategi,
penerapan model pembelajaran di kelas.
b. Guru dapat meminimalisasi kesulitan-kesulitan dalam belajar
siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
Akan memberikan kontribusi yang baik terhadap peninngkatan
mutu pengajaran dan proses pembelajaran matematika.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 5/26
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Berpikir Kritis
Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena
dalam kehidupan di masyarakat manusia selalu dihadapkan pada
permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan
suatu permasalahan tentu diperlukan data-data agar dapat dibuat
keputusan yang logis, dan untuk membuat suatu keputusan yang tepat,
diperlukan kemampuan berpikir kritis yang baik.
Pengertian yang diberikan oleh Ennis (1996) yaitu: berpikir kritis
merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk membuat keputusan
yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita
kerjakan.
Menurut Fraenkel (Tarwin, 2005: 8) tahapan berpikir terdiri dari :
1. Tahapan berpikir konvergen, yaitu tahapan berpikir yang
mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang diperoleh untuk
mendapatkan jawaban yang benar.
2. Tahapan berpikir divergen, yaitu tahapan berpikir dimana kita
mengajukan beberapa alternatif sebagai jawaban.
3. Tahapan berpikir kritis.
4. Tahapan berpikir kreatif, yaitu tahapan berpikir yang tidak
memerlukan penyesuaian dengan kenyataan.
Dari tahapan berpikir di atas, berpikir kritis berada pada tahap tiga.
Ujung dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif yang merupakan tindak
lanjut dari berpikir kritis. Artinya untuk berpikir kreatif seseorang harus
lebih dahulu berpikir kritis.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 6/26
Carole Wade dan Carol Travis (2007) mengungkapkan bahwa
berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian
terhadap sejumlah pernyataan dan membuat keputusan objektif
berdasarkan pada pertimbangan yang sehat dan fakta-fakta yang
mendukung, bukan berdasarkan pada emosi dan anekdot. Berpikir kritis
adalah kemampuan seseorang untuk mencari berdasarkan masalah yang
ada dengan pertimbangan yang sehat.
Tyler (Sugiyarti, 2005:13) berpendapat bahwa pengalaman atau
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah dapatmerangsang keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
a. Pengertian
Menurut Herdian (2010) sejak manusia lahir ke dunia, manusia
memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa
ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat
manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki
keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan,
pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa
keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki
manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yangdikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau
terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi,
dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran
inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk
membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir)
terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 7/26
tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk
membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Tujuan dari pembelajaran setidak-tidaknya seorang guru
menanamkan tiga domain, yakni, kognitif, afektif dan psikomotor dan
ketiga domian itu secara langsung akan tertanam pada setiap siswa
yang mengikuti suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, yang
paling mendasar di pahami oleh guru adalah melatih siswa untuk
berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu bukan
merupakan tujuan pendidikan yang baru. Demikian pula halnya
dengan strategi pembelajaran penemuan, inkuiri atau induktif. Inkuiri,pada tingkat paling dasar dapat dipandang sebagai proses menjawab
pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan
pengamatan. Siklus inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya,
menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu
maupun bersama-sama dengan teman lainnya.
Pada prinsipnya tujuan pengajaran inkuiri membantu siswa
bagaimana merumuskan pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan
untuk memuaskan keingintahuannya dan untuk membantu teori dan
gagasannya tentang dunia. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa
pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir
dan juga keterampilan berpikir kritis.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi- kondisi umum
yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa,yaitu :
(1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan
permisif yang mengundang siswa berdiskusi;
(2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 8/26
(3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses
pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta,
sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada
beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.
Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses
pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran
melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua,
seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar
siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran
inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 9/26
b. Langkah-langkah
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina
suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan
dalam tahap orientasi ini adalah:
i. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkandapat dicapai oleh siswa.
ii. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-
langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan.
iii. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu
ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 10/26
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat
dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 11/26
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai matematika dan akan lebih
tertarik terhadap matematika jika mereka dilibatkan secara aktif
dalam “melakukan” penyelidikan. Investigasi yang dilakukan oleh
siswa merupakan tulang punggung pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep
matematika dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiahsiswa. Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan
hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut.
c. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
1. Model pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat
penyajian informasi menjadi pengolahan informasi.
2. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student
centered . Guru lebih banyak bersifat membimbing.
3. Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri
siswa.
4. Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari
sehingga tahan lama dalam ingatan.
5. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai
satu-satunya sumber belajar.
6. Menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal)
Kekurangan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang
menerima informasi dari guru apa danya menjadi belajar mandiri
dan kelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 12/26
Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi
kebiasaan yang telah bertahun- tahun.
2. Guru dituntut mengubah kemasan mengajar yang umumnya
sebagai penyaji informasi menjadi fasilitator dan motivator. Hal ini
merupakan pekerjaan yang tidak gampang, karena umumnya guru
merasa belum mengajar dan belum puas apabila tidak
menyampaikan informasi (ceramah).
3. Metode ini dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan
sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selalu
tersedia.
4. Metode ini tidak efisien khususnya untuk mengajar siswa dalam
jumlah besar, sedangkan jumlah guru terbatas.
3. Model Pembelajaran Langsung
a. Pengertian
Model direct Instruction (Pengajaran Langsung) merupakan
suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah.
Model pengajaran langsung berupa pengetahuan yang bersifat
informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan
lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.
Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori
(ceramah bervariasi).
b. Langkah-langkah
Langkah-langkah pengajaran langsung yaitu :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan mandiri.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 13/26
Untuk lebih jelasnya inilah lima fase model pengajaran langsung :
a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
1) Menjelaskan tujuan
Para siswa perlu mengetahi dengan jelas, mengapa mereka
berpartisipasi dalam suatu pembelajaran tertentu, dan mereka
perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah
berperan serta dalam pembelajaran itu. Guru mengkomunikasikan
tujuan tersebut kepada siswa-siswanya melalui rangkuman
rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis,
atau menempelkan informasi tertulis pada papan buletin, yang
berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan
untuk setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat melihat
keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap
pelajaran itu.
2) Menyiapkan siswa
Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa,
memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan dan
mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya,
yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari.
Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok
pelajaran yang lalu, atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada
siswa tentang pokok-pokok pelajaran yang lalu.
b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti
langkah-langkah demonstrasi yang efektif.
1) Menyampaikan informasi dengan jelas
Kejelasan informasi atau presentasi yang diberikan guru
kepada siswa dapat dicapai melalui perencanaan dan
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 14/26
pengorganisasian pembelajaran yang baik. Dalam melakukan
presentasi guru harus menganalisis keterampilan yang kompleks
menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan dipresentasikan
dalam langkah-langkah kecil selangkah demi selangkah.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian informasi/presentasi adalah :
Kejelasan tujuan dan poin-poin utama, yaitu memfokuskan
pada satu ide (titik, arahan) pada satu waktu tertentu
menghindari penyimpangan dari pokok bahasan/LKS.
Presentasi selangkah demi selangkah
Prosedur spesifik dan konkret, yaitu berikan siswa contoh-
contoh konkret dan beragam, atau berikan kepada siswa
penjelasan rinci dan berulang-ulang untuk poin yang sulit.
Pengecekan untuk pemahaman siswa memahami satu poin
sebelum melanjutkan ke poin berikutnya, ajukan pertanyaan
kepada siswa untuk memonitor pemahaman mereka tentang
apa yang telah dipresentasikan, mintalah siswa
mengikhtisarkan poin-poin utama dalam bahasan mereka
sendiri, dan diajarkan ulang bagian-bagian yang sulit dipahami
oleh siswa, dengan penjelasan guru lebih lanjut atau dengan
tutorial sesama siswa.(Kardi dan Nur, 2000:32)
2) Melakukan demonstrasi
Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi
bahwa pada sebagian besar yang dipelajari berasal dari
pengamatan terhadap orang lain. Tingkah orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acauan siswa, sehingga perlu
diingat bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan
terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar.
Oleh karena itu, agar dapat mendemonstrasikan suatu
keterampilan atau konsep atau keterampilan yang akan
didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk
menguasai komponen-komponennya.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 15/26
c. Membimbing pelatihan
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah
cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing”.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan
retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan
memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi
yang baru atau yang penuh tekanan. Beberapa prinsip yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan
melakukan pelatihan adalah seperti berikut :
1. Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.2. Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep/
keterampilan yang dipelajari.
3. Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan
dan latihan terdistribusi.
4. Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan.(Kardi dan Nur, 2000:34)
d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang
kadang-kadang disebut resitasi atau umpan balik. Guru dapat
menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada
siswa. Beberapa pedoman dalam pemberian umpan balik efektif yang
patut dipertimbangkan oleh guru seperti berikut :
1. Berikan umpan balik sersegeera mungkin setelah latihan.
2. Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik.3. Konsentrasi pada tingkah laku, dan bukan pada maksud.
4. Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
5. Berikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
6. Apabila memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan
bagaimana melakukannya dengan benar.
7. Bantulah siswa memusatkan perhatiannya pada “proses” dan
bukan pada “hasil”.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 16/26
8. Ajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan
bagaimana menilai kinerjanya sendiri. (Kardi dan Nur, 2000:38)
e. Memberikan kesempatan untuk latihan mandiri
Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa
sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah
pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan
bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya
secara mandiri. (Kardi dan Nur, 2000:43) memberikan tiga panduan
umum latihan mandiri yang diberikan sebagai pekerjaan rumah
seperti berikut :
1. Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari
proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan atau
persiapan untuk pembelajaran berikutnya.
2. Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa,
tentang tingkat keterlibatan yang diharapkan.
3. Guru seharusnya memberikan umpan balik tentang pekerjaan
rumah tersebut.
c. Kekurangan dan Kelebihan
Adapun kelebihan dan kelemahan model Pengajaran Langsung yaitu :
Kelebihan
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran yang berjumlah besar.
3. Mudah dilaksanakan.
Kelemahan
1. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
2. Mengandung daya kritis siswa
3. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik,
4. Bila terlalu lama membosankan.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 17/26
Berdasarkan tinjuan pustaka di atas maka dapat dirumuskan sebuah
hipotesis sebagai berikut “Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
lebih baik dari pada model pembelajaran Langsung dalam meningkatkan
berpikir kritis siswa pada materi Operasi Aljabar kelas VII SMP N 1
Padamara”.
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII semester I siswa SMP N 1
Padamara tahun ajaran 2011/2012, pada tanggal 13 Desember 2012
sampai taggal 27 Desember 2012.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1
Padamara. sebanyak 7 kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik cluster random sampling, di mana yang akan di pilih menjadi
sampel adalah kelas. Dalam penelitian ini, dari 7 kelas diambil 1 kelas
secara acak sebagai kelas eksperimen (menggunakan Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing) yaitu terpilih kelas VII A dan 1 kelas terpilih sebagai
kelas kontrol dengan pembelajaran langsung yaitu kelas VII B. Sedangkan
sebagai kelas uji coba adalah kelas VII C.
3. Teknik Pengumpulan Data
Tekik pengmpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
disesuaikan dengan prosedur penelitian. teknik pengmpulan data dalam
penelitian ini antara lain :
1.
Mengambil dokumen nilai raport kepada pihak SMP N 1 Padamara,guna mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
2. Pemberian post-test diuakan untuk mengetahui prestasi belajar
matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah
dikenai pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan pembelajaran langsung.
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 18/26
4. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen
penelitian yang berupa tes dalam bentuk pilihan ganda. Agar instrumen
penelitian tersebut standar, sebelum digunakan sebagai alat tes terlebih
dahulu diuji coba kemudian di analisis validitas, rebilitas, traf kesukaran
dan daya pembeda. Analisis tersebut masing-masing diuraikan sebagai
berikut :
1. Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tigkat instrumen yang
bersagkutan mampu mengukur apa yang diukur ( Arikuto, 2005 : 167).
Untuk menghitung butir soal agar memenuhi syarat digunakan rumus
korelasi product moment.
rxy = ∑ ∑ ∑
√ { ∑ } { ∑ ∑ }
keterangan ;
rxy = koefisien korelasi yang dicari
N = banyaknya subjek pemilik nilai
X = nilai variabel 1
Y = nilai variabel 2
Menurut Arikunto (2006 : 75) menafsiran harga korelsi dengan melihat
harga r diinterpretasikan dengan besarnya koefisien korelasi berikut :
0,80 < rxy ≤ 1,00 : sangat tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 : tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 : cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 : rendah
0,00 < rxy ≤ 0,02 : sangat rendah
2. Reabilitas
Utuk mencari koefisien reabilitas butir soal pilihan ganda digunakan
rumus K R 20 sebagai berikut :
r11 =
[
] [ ∑
]
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 19/26
keterangan :
r11 = reabilitas instrumen
n = banyaknya butir pertanyaan
p = proporsi subjek yang menjadi butir dengan benar (proporsi subjek
yang mempunyai nilai 1)
q = proporsi subjek yang menjadi butir dengan salah (proporsi subjek
yang mempunyai nilai 0)
s2
= variabel total
Menurut Builford (dalam Ruseffendi, 1999 : 197), klasifikasi koefisien
reabilitas adalah sebagai berikut :
0,00 ≤ r 11 ≤ 0,20 : kecil
0,20 < r11 ≤ 0,40 : rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 : sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 : tinggi
0,80 < r11 ≤ 1,00 : sangat tinggi
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyaknya subjek tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika
banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar, maka
taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika hanya sedikit dari
subjek yang dapat menjawab dengan benar, maka taraf kesukarannya
rendah. Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam inndeks kesukaran
(difficulty index) (Arikunto, 2005 : 176)
Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus :
P =
keterangan :
B = subjek yang menjawab benar
Js = banyaknya subjek yang ikut menjawab tes
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 20/26
Klasifikasi taraf kesukaran (P) adalah sebagai berikut :
Soal dengan 0,00 ≤ P ≤ 0,30 = sukar
Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 = sedang
Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 = mudah (arikunto, 2006 : 210)
4. Daya Pembeda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.
(Arikunto, 2005 : 177). Rumus yag digunakan untuk mengetahui daya
pembeda setiap butir tes adalah :
D =
keterangan :
D = daya pembeda butir
BA = banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab benar
JA = banyaknya subjek kelompok atas
BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar
JB = banyaknya subjek kelompok bawah
Untuk menentukan daya pembeda, maka seluruh subjekdideret atau
urutkan mulai dari yag tertinggi sampai terendah sehingga bisa
dikelompokan menjadi kelompok pandai dan kelompok kurang pandai.
Karena untuk menentukan daya pembeda harus dikelompokan menjadi
dua kelompok besar yaitu 50% kelompok atas da 50% kelompok
bawah.
Klasifikasi daya pembeda (D) adalah :
0,00 ≤ D ≤ 0,20 : jelek
0,20 < D ≤ 0,40 : cukup
0,40 < D ≤ 0,70 : baik
0,70 < D ≤ 1,00 : baik sekali
D = negatif, semua soal yang memiliki D negatif tidak baik, maka
sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2006 : 218)
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 21/26
5. Prosedur Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan antara perbedaan prestasi belajar
matematika siswa yang diajar melalui pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dibandingkan dengan prestasi belajar matematika siswa
yang diajar dengan pembelajaran langsung, prosedur penelitiannya
sebagai berikut :
1) Sampel dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
2) Meminta data mengenai nilai raport kepada guru mata pelajaran,
berdasarkan nilai raport tersebut kemudian dicari homogenitasnya
guna megetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
3) Kelompok eksperimen diberikan pelajaran Lingkaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
kelompok kontrol diberikan pembelajaran langsung.
4) Setelah pembelajaran selesai, maka kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diberi post-test.
5) Hasil post-test digunakan untuk menguji hipotesis. Sebelumnya
post-test diuji normalitas dan homogenitasnya sebagai syarat utuk
menguji hipotesis.
6) Menguji hipotesis degan uji-t pihak kanan.
6. Teknik Analisis Data
Sebagai langkah awal dalam analisis data, data penelitian yang
berupa nilai post-test terlebih dahulu diuji normalitas dan
homogenitasnya sebagai prasyarat dalam pegujian hipotesis.
Uji tersebut masing-masing diuraikan sebagai berikut :
1) Uji Normalitas
Data yang diuji normalitasnya adalah data hasil post-test siswa
yang diajar menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran langsung. Uji
normalitas yang digunakan adalah Chi Kuadrat (χ 2
).
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 22/26
Langkah-langkah uji ormalitas menggunakan Chi Kuadrat (χ 2)
adalah sebagai berikut :
a) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
b) Menentukan batas kelas interval untuk menghitung luas di
bawah kurva normal bagi tiap interval.
c) Mengubah batas tersebut ke dalam Z dengan rumus :
Z =
d) Dengan menggunakan nilai Z dan tabel Z, dihitung luas daerah
di bawah kurva normal. Perhitungan ini dilakukan sampai
semua dapat ditentukan.
e) Menentukan Ei dengan mengkalikan kurva normal dengan total
frekuensi untuk setiap kelas interval.
f) Hasil penghitungan (a) sampai dengan (e) ditunjukkan dengan
rancangan sebagai berikut :
Harga-harga untuk Uji Normalitas Chi Kuadrat (χ 2)
Batas kelas Harga Z Batas daerah Luas di bawah
kurva normal
Oi Ei
... ... ... ... ... ...
Untuk menghitung Chi Kuadrat (χ 2) menggunakan rumus :
χ 2 =
∑
keterangan :
χ 2
= chi kuadrat
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuuensi harapan
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 23/26
Pada analisis Chi Kuadrat, kesimpulan ditarik dari hasil
pengujian hipotesis nol (Ho) dengan kriteria : Hipotesis (Ho)
ditolak bila χ 2 yang dihitug dari sampel lebih besar dari nilai χ 2
tabel pada level of significance tertentu.
χ 2
hitung χ 2
tabel pada db tertentu maka Ho ditolak.
χ 2
hitung < χ 2
tabel pada db tertentu maka Ho diterima.
(Sudjana, 2002 : 273)
2) Uji Homogenitas
Data yang diuji homogenitasnya adalah data nilai raport
matematika dan nilai post-test. Uji homogenitas menggunaka uji
Barlett dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Harga-harga untuk uji Barlett
Ho = σ12 = σ2
2 =... = σk
2
Klpk dk I/dk Si2
(dk)(Si2) Log Si
2(dk) Log Si
2
1
.
.
k
n1 – 1
.
.
nk - 1
1/(n1 – 1)
.
.
1/(nk - 1)
Si2
.
.
Sk 2
(n1 – 1)(Si2)
.
.
(nk - 1) (Si2)
Log Si2
.
.
Log Sk 2
(n1 – 1) Log Si2
.
.
(nk - 1) Log Si2
jumlah (n1-1) Σ(1/n1-1) Σ Si2 Σ(n1 – 1)(Si
2) (n1 – 1) Log Si
2
Harga-harga yang diperoleh untuk pegujian homogenitas
adalah :
a) Varian gabungan dari semua sampel
S2
= ∑ ∑
b) Haega satuan B dengan rumus
B = (Log Si2) Σ(n1 – 1)
c) Rumus uji Barlett
χ 2
= (ln 10) { B – (Log Si2) Σ(n1 – 1)}
Ho diterima jika t hitung < t tabel (Sudjana, 2002)
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 24/26
3) Uji Hipotesis
Untuk meguji hipotesis penelitian meggunakan uji-t pihak
kanan dega langkah-langkah sebagai berikut :
Adapaun rumus hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
H0 : µ1 = µ2, artinya tidak ada pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap prdestasi belajar matematika
pokok bahasan Himpunan.
H0 : µ 1 > µ 2, artinya Pembelajaran Inkuiri Terbimbing mempunyai
pengaruh yang lebih baik dibandingkan prestasi
belajar matematika yang diajar menggunakan
pembelajaran langsung pada pokok bahasan
Himpunan.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus sebagai berikut :
a) σ1 = σ2 maka uji-t yang digunakan adalah :
t =
dengan
s2
=
keterangan :
s = simpangan baku gabungan utuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
= rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelas kontrol
n1 = banyaknya siswa kelompok eksperimen
n2 = banyaknya siswa kelompok kontrol
s1 = variansi nilai siswa kelas eksperimen
s2 = variansi nilai siswa kelas kontrol
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 25/26
Kriteria pengujian, Ho ditolak jika t hitung > t 1-α dan terima Ho jika t
mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk data
distribusi t ialah (n1+n2-2) dengan peluang (1-α).
b) σ1 σ2 , maka uji-t yang digunakan adalah :
t1
=
keterangan :
= rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelas kontrol
n1 = banyaknya siswa kelompok eksperimen
n2 = banyaknya siswa kelompok kontrol
s12= variansi nilai siswa kelas eksperimen
s22= variansi nilai siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian :
Ho ditolak jika t ≥
Dengan w1 =
dan w2 =
T1 = t(1 - α) (ni – 1) dan t2 = t(1 – α) (ni – 1)
5/16/2018 Proposal Eksperimen Arif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-eksperimen-arif 26/26
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, Asri, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Penerbit Rineka
Cipta.
Garton, Janetta. 2005. Inquiry-Based Learning. Williard R-II School District.
Technology Integration Academy.
Sagala, Syaiful. 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Penerbit
Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2002. Statistik Non-Parametrik . Semarang. Badan Penerbit
Undip.