Proposal tesis eksperimen

90
PUZZLE PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA (Penelitian Eksperimen Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas V MI Sunan Gunung Jati Dan MI Ma’Arif Sukun I Malang) PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan terutama bagi guru pada tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) karena pada tingkat inilah yang pertama dan paling utama dalam membentuk peserta didik. Bagi peserta didik, tingkat SD/MI merupakan tempat awal terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan warga sekolah yang lainnya dan interaksi yang lebih khusus lagi terjadi melalui proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang merupakan proses komunikasi dua arah, dilakukan olehpihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar terpusat pada peserta didik. 1 1 Tantri, Tanggu Dan Pudjawan, Pengaruh Model pembelajaran Quantum Teaching Bermuatan Permainan Puzzle Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD 1

Transcript of Proposal tesis eksperimen

Page 1: Proposal tesis eksperimen

PUZZLE PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

(Penelitian Eksperimen Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas V MI Sunan Gunung Jati Dan

MI Ma’Arif Sukun I Malang)

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan terutama bagi guru pada tingkat

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) karena pada tingkat inilah yang

pertama dan paling utama dalam membentuk peserta didik. Bagi peserta didik,

tingkat SD/MI merupakan tempat awal terjadinya interaksi antara siswa dengan

guru, interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan warga sekolah

yang lainnya dan interaksi yang lebih khusus lagi terjadi melalui proses

pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang merupakan proses komunikasi dua

arah, dilakukan olehpihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar terpusat

pada peserta didik.1

Setiap guru (terutama guru SD/MI) harus menggunakan strategi dan media

pembelajaran yang tepat karena peningkatan mutu pendidikan berkaitan erat

dengan proses pembelajaran dalam kelas. Saat pembelajaran dalam kelas

berlangsung, akan ditemui masalah atau persoalan yang menghambat proses

pembelajaran dan berpengaruh langsung terhadap pencapaian prestasi belajar

siswa.

1 Tantri, Tanggu Dan Pudjawan, Pengaruh Model pembelajaran Quantum Teaching Bermuatan Permainan Puzzle Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Gugus I Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Penelitian Pendidikan, (Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan PGSD dan Teknologi Pendidikan, 2012), hlm. 2.

1

Page 2: Proposal tesis eksperimen

Berkenaan dengan proses pembelajaran dalam kelas, kurikulum 1984

Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, pada lampiran di dalam bab

pokok-pokok pelaksanaan kurikulum tersurat bahwa proses belajar mengajar

dilaksanakan dengan pendekatan keterampilan proses. Begitu juga Kurikulum

1994 Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Umum menekankan

penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA. Dengan

demikian, jelaslah bahwa aspek proses dituntut dalam pembelajaran IPA dan

sudah sewajarnya pula apabila keterampilan proses menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari guru sains pada jenjang pendidikan manapun.2

Setiap materi pembelajaran yang diajarkan pasti berbeda dan memiliki

tujuan yang berbeda, oleh karenanya akan ditemui masalah pembelajaran yang

berbeda dan membutuhkan penerapan strategi pembelajaran yang berbeda pula.

Begitu juga halnya dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

materi pembelajaran yang berbeda dan sudah tercantum dalam buku pelajaran

menjadi hal pokok bagi guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang

tepat.

Berdasarkan survey awal pada hari senin tanggal 15 September 2014 di

Madrasah Ibtidaiyah Sunan Gunung Jati Sukun Kota Malang, peneliti

mendapatkan hal yang menjadi masalah pada proses pembelajaran IPA yang

dilaksanakan di kelas, yakni:

1. Guru masih mengeluh tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan

kurangnya waktu untuk mengajarkan semua materi pembelajaran

2 Nuryani, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), hlm. 76.

2

Page 3: Proposal tesis eksperimen

2. Keterbatasan kemampuan pendidik dalam pemanfaatan media pembelajaran

elektronik seperti laptop dalam mengemas pembelajaran berbasis tampilan

gambar dan suara saat menyampaikan materi pembelajaran

3. Rendahnya daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran membuat guru

pengampu mata pelajaran IPA mengalami kesulitan dalam mengaktifkan

siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan

materi pelajaran

4. Siswa masih beranggapan mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang

bersifat teoritis semata. Akibatnya, ketika mengikuti pembelajaran IPA

siswa merasa cukup mencatat dan menghafal materi yang disampaikan oleh

guru, bahkan tugas-tugas yang diberikan dikerjakan hanya sekedar

menyelesaikan tugas semata.3

Masalah-masalah dalam penyelenggaraan pembelajaran IPA

sebagaimana dikemukakan di atas, jelas membawa pengaruh pada kualitas,

proses dan hasil pembelajaran. Kondisi semacam ini tentu tidak sejalan dengan

semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, apabila

pada proses pembelajaranguru masih menerapkan strategi dan pendekatan

pembelajaran konvensional yang memandang siswa sebagai objek,

komunikasi lebih banyak berlangsung searah, dan penilaian hanya menekankan

aspek kognitif, maka pembelajaran yang kurang bermakna ini akan semakin

meluas pada materi pembelajaran berikutnya.

3 Yulia Distri Andini, Guru Kelas V MI Sunan Gunung Jati, Tahun Ajaran 2014/2015, Wawancara Pribadi Pada Survey Awal, Sukun, Senin, 15 September 2014, Pukul 11.00–13.30 Wib.

3

Page 4: Proposal tesis eksperimen

Dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan prestasi pembelajaran

mata pelajaran IPA, guru diharapkan mampu menciptakan variasi dalam

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dan alat peraga pengajaran

dalam proses pembelajaran. Strategi penggunaan alat peraga tersebut dapat

membuat situasi menjadi nyata bagi murid-murid sehingga membantu

memotivasi murid-murid dan mampu membangkitkan minat murid-murid

terhadap persoalan yang dihadapi.

Semua bentuk belajar tidak memiliki konsekwensi otomatis yang

memastikan siswa langsung cerdas, pintar atau bijak dari perenungan informasi

ke dalam benak siswa, begitu juga dengan belajar IPA. Belajar memerlukan

keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri yang diarahkan oleh guru.

Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang

maksimal tanpa adanya kegiatan belajar aktif. Belajar aktif memerlukan sarana

dan media pembelajaran, harus gesit, menyenangkan, dan bersemangat.

Sehingga siswa akan lebih mudah menyerap ilmu pengetahuan dan dapat

bertahan untuk mengikuti proses pembelajaran dengan adanya media yang

digunakan dalam menyampaikan materi.

Dari survey lanjutan yang dilakukan pada hari Selasa 23 September 2014

di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Gunung Jati, dilakukan wawancara dengan

kepala sekolah dan guru kelas V sekaligus pengambilan data Daftar Kumpulan

Nilai (DKN) harian semester ganjil mata pelajaran IPA pada materi

Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya. Data nilai dalam DKN

tersebut merupakan nilai yang diperoleh peserta didik ketika pembelajaran

4

Page 5: Proposal tesis eksperimen

yang disampaikan masih menerapkan pembelajaran konvensional. Kemudian

diklasifikasikan dengan nilai tertinggi, terendah dan nilai rata-rata siswa.4

Tabel 1Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPATahun Ajaran 2010/2011

NoNomor

Nama NilaiInduk

1 576 Rahma Puspitasari 60

2 606 Gagah Nur Muhammad 60

3 640 Farid Hananto 60

4 557 Muhammad Yusuf 60

5 562 Achmad Muslih 60

6 603 Fajrianto 60

7 604 Fajar Naili 65

8 626 Aziz Miftahul Huda 65

9 627 Agus Setiawan 70

10 629 Atim Guntur Wijaya 60

11 631 Ficky Febriansyah 65

12 632 Igun Kurniawan 65

13 633 Novita Kurnia Sari 60

14 647 Yuliana 70

15 683 Fitri Awaliyah 70

16 684 Muhammad Fajar Mujahid 70

17 639 Wahyu Ramadhan 65

18 702 Mohammad Siswanto 65

19 717 Novan Eka Saputra 65

20 639 Dewi A. 70

4 Yulia Distri Andini, Guru Kelas V MI Sunan Gunung Jati, Tahun Ajaran 2014/2015, Wawancara Pribadi Pada Survey Lanjutan Dan Pengambilan DKN, Sukun, Senin, 23 September 2014, Pukul 11.00–13.30 Wib.

5

Page 6: Proposal tesis eksperimen

Jumlah 1285

Tertinggi 70

Terendah 60

Rata-rata 64,30

Data nilai harian siswa di atas memaparkan bahwa siswa dengan nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 5 siswa, berarti tingkat kelulusan

siswa pada materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya hanya

sebesar 25 %, dan sebanyak 15 siswa tidak mencapai KKM berati 75 % dari

keseluruhan siswa.

Tabel 2Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPA Tahun Ajaran 2011/2012

NoNo

Nama NilaiInduk

1 608 Muhammad Arif 402 611 Rangga Adi Putra 603 628 Ardi Rizal Setiawan 604 637 Tutik Setyaningsih 555 652 Achmad Hanafi 606 653 Alfina Maulina Amanda 507 654 Ariel Efendi Widian 808 655 Andalusia Islami Matsusitha 859 656 Anggi 6010 657 Bagas Aryahadi Saputra 7011 658 Desi Novitasari 3512 659 Dinna Siti Chodijah 7013 663 Elsa Ilmiah 7514 669 Muhammad Annas Al-Mukarrom 9015 671 Mirza Rachma Nabila 8016 672 Muhammad Isyaiyas sadewa 6517 676 Reza Putra 6518 677 Rifky Andika Saputra 6019 680 Rizan Rochmad dewantoro 6020 682 Agustin Mega utami 7021 729 Putri Gita Cahyani 65

6

Page 7: Proposal tesis eksperimen

22 750 Muhammad Barda Sadeli 6023 638 Vico Savril Setya Yoga 65

Jumlah 1480Tertinggi 90Terendah 35Rata-rata 64.34

Dari paparan data nilai harian siswa di atas diperoleh keterangan bahwa

siswa yang mencapai nilai KKM hanya 8 siswa berarti tingkat kelulusan siswa

hanya 28 % pada materi penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya

dan 15 siswa tidak mencapai KKM berarti yang tidak lulus materi tersebut 72

%.

Tabel 3Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPA Tahun Ajaran 2012/2013

NoNo

Nama NilaiInduk

1 542 Bagus Dwi Saputro 432 686 Dinda Mukti Aisyah 683 665 Farid Alamsyah Maulana 824 691 Handa Astika Prahma 735 688 Ika Anggarista 626 666 Lilis Nur Syamsiah 537 673 Maria Melinda 708 689 Mita Ratnasari 689 690 Mohammad Rendy Setyo Putro 7210 675 Panca Prasetyo 5611 692 Pramodya Regina Salsabila 6012 678 Sebtian Febrianto 5213 693 Siti Halimah 6014 694 Triana Auviatu Nur Azizah 7015 695 Ulfi Fathurrohman 6816 696 Fiona Afadilla 6317 791 Wimpi Setya Aditya 7518 793 Tito Bagaskara Pratama 60

Jumlah 1155Tertinggi 82Terendah 43

7

Page 8: Proposal tesis eksperimen

Rata-rata 64.16

Dari data nilai siswa di atas diperoleh keterangan bahwa siswa yang

mencapai KKM hanya 6 siswa berarti yang lulus hanya 35 % dan 12 siswa

tidak mencapai KKM atau berkisar 65 %.

Tabel 4Daftar Kumpulan Nilai Ulangan IPA Tahun Ajaran 2013/2014

NoNo

Nama NilaiInduk

1 706 Ayu Wandira 502 789 Deffi Putri Chandrawati 753 709 Deva Chandra Eko Prasetyo 654 710 Dinda Hendriyana Tantri 755 687 Hendra Novan Riyanto 656 712 Indah Maulina 407 701 Madhan Siwi 408 717 Nur Chasanah 709 718 Nurul Hikmah 9010 719 Nessa Amelia 6011 720 Nazwa Sandra Febrina 10012 798 Sabilla Rina Cahyani 6013 722 Siti Khodijah Nisa' Mukaromah 6014 723 Shinta Fadilla Nur Rochmah 9015 797 Tubagus Reyhan Fahreza 6016 726 Widiya Safitri 6017 721 Rizki 40

Jumlah 1100Tertinggi 100Terendah 40Rata-rata  64,70

Dari data nilai siswa di atas diperoleh keterangan bahwa siswa yang

mencapai KKM hanya 6 siswa berarti yang lulus hanya 30 % dan 11 siswa

tidak mencapai KKM atau berkisar 70 %. Data nilai yang telah dipaparkan di

atas menjadi pembuktian bahwa begitu rendahnya prestasi belajar ilmu

8

Page 9: Proposal tesis eksperimen

pengetahuan alam siswa pada materi penyesuaian makhluk hidup dengan

lingkungannya setiap tahunnya.

Berdasarkan masalah pembelajaran dan pemaparan data di atas, perlu

dilakukan suatu penelitian dengan menggunakan media pembelajaran yang

beragam dan sederhana namun tetap mengandung nilai permainan, hal tersebut

dimaksudkan untuk tetap memberikan siswa rasa menyenangkan sambil

belajar. Permainan yang dekat dengan dunia anak berusia SD/MI salah satunya

adalah permainan Puzzle, oleh karenanya penulis menyusun rencana penelitian

menggunakan media “Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan

Lingkungannya” yang dibuat sendiri oleh penulis menggunakan peralatan

sederhana.

Saat penggunaan media tersebut, dalam proses pembelajaran nantinya

akan digunakan media audio visual dan media alat peraga berupa gambar

sebagai alat bantu. Pembuatan dan penggunaan media ini dimaksudkan untuk

membuat suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif serta menyenangkan, yang

tak kalah pentingnya pembuatan media Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup

Dengan Lingkungannya diharapkan mampu merangsang peningkatan

kemampuan profesional guru dalam merancang media pembelajaran sendiri

sehingga dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih bermanfaat dan tetap

menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:

9

Page 10: Proposal tesis eksperimen

1. Bagaimana proses pembuatan Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan

Lingkungannya?

2. Bagaimana menjalankan proses pembelajaran yang aktif dan inovatif

dengan menggunakan media Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan

Lingkungannya sebagai alat bantu pembelajaran?

3. Bagaimana pemanfaatan Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan

Lingkungannya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Memahami bagaimana proses pembuatan media Puzzle Penyesuaian

Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya menggunakan peralatan sederhana

2. Memudahkan guru merancang pembelajaran yang lebih variatif dan inovatif

sehingga dengan penggunaan media Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup

Dengan Lingkungannya siswa menjadi aktif dalam proses penggalian dan

penelaahan materi pelajaran

3. Media Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya tersebut

menjadi alat bantu pembelajaran bagi guru untuk menyampaikan materi

Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya, sehingga siswa

merasakan bahwa yang mereka pelajari memang ada dan sering mereka

temukan dalam kehidupan sehari-hari

4. Dengan menggunakan media Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan

Lingkungannya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

10

Page 11: Proposal tesis eksperimen

pembelajaran Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya

diharapkan mampu mencapai atau melebihi KKM.

D. Manfaat Penelitian

Mafaat penggunaan Puzzle Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan

Lingkungannya sebagai media pembelajaran dalam proses belajar IPA materi

penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya:

1. Sebagai panduan bagi guru atau peneliti lain mengenai prosedural

pembuatan media pembelajaran sendiri dengan menggunakan peralatan

sederhana. Sehingga, dalam proses pembelajaran guru tidak hanya

menggunakan media pembelajaran yang dapat di beli dengan mudah di toko

distribusi media pendidikan dan peneliti yang akan melakukan penelitian

sejenis mampu membuat media pembelajaran dengan bentuk yang lainnya.

2. Meningkatan prestasi belajar siswa, diarahkan untuk memberikan

pemahaman kepada siswa bahwa materi pembelajaran IPA berkaitan

langsung dengan kehidupan nyata dan berpengaruh langsung dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pemantauan pengembangan

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses semua materi pembelajaran

yang dilakukan oleh guru khususnya pelajaran IPA.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPA kelas V yang

mencakup:

11

Page 12: Proposal tesis eksperimen

1. Standar Kompetensi: Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri

dengan lingkungannya

2. Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan cara makhluk hidup menyesuaikan diri

dengan lingkungannya

3. Uraian Materi:

a. Penyesuaian hewan dengan lingkungannya

b. Penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya

E. Originalitas Penelitian

Setiap rencana penelitian yang akan dilakukan harus benar-benar berbeda

dengan penelitian yang pernah dilaksanakan oleh peneliti lain, agar karya

ilmiah yang disusun benar-benar orisinil dan tidak merupakan karya tulis yang

disusun berdasarkan plagiasi. Pada tabel di bawah ini dipaparkan beberapa

penelitian terdahulu untuk melihat persamaan dan perbedaan penelitian yang

dilakukan peneliti lain dengan rencana penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 5AnalisisPenelitian Yang Akan Dilakukan Dengan Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti, Bentuk, Metode Judul Dan Tahun

Penelitian

Tujuan Penelitian Kesimpulan Penelitian

1. Hadi Sutopo (Mhasiswa Pascasarjana UNJ),Disertasi, Reasearch And Development (R&D),Pengembangan Model Pembelajaran Pembuatan Aplikasi Multimedia Khususnya Puzzle Game Pada Mata Kuliah Multimedia DiUniversitas Taru-managara Dan Fakultas Teknologi Informasi

Mengembangkan model pembelajaran pembuatan aplikasi multimedia khususnya puzzle game dalam bentuk CD-ROM, yang menjadi bagian dari mata kuliah Multimedia.

1. Dengan model pembelajaran pembuatan aplikasi multimedia khusus-nya puzzle game mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan untuk membuat desain dan pemrograman dalam membuat puzzle game.

2. Keterampilan pemrograman dan

12

Page 13: Proposal tesis eksperimen

Universitas Persada Indonesia YAITahun Akademik 2007/2008, Tahun 2010.

desain akan mendorong kreativitas mahasiswa untuk membuat aplikasi multimedia seperti visualisasi, company profile, pembelajaran, hiburan dan lainnya. Agar dapat menciptakan aplikasi multimedia yang baik, mahasiswa harus menguasai desain dan pemrograman serta mampu mengembangkan kreativitasnya.

3. Dosen mata kuliah lain dapat mengembangkan model pembelajaran dengan komputer karena memudahkan mahasiswa untuk memahami materi kuliah, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Any Herawati (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang), Tesis, Metode Penulisannya Menggunakan Mixed Research, Pembelajaran Kooperatif TAI Dan game Puzzle Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA Negeri 3 Malang,Tahun 2012.

1.Meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konsep mata pelajaran matematika fungsi komposisi dan fungsi invers menggunakan model Pembelajaran Kooperatif TAI dan Game Puzzle di SMA negeri 3

1. Pembelajaran kooperatif TAI Dan Game Puzzle yang dirancang pada Bab III dan dilaksanakan pada siswa XI IPA 1 SMA Negeri 3 Malang berhasil meningktakan motivasi belajar dan pemahaman konsep mata pelajaran matematika fungsi komposisi dan

13

Page 14: Proposal tesis eksperimen

Malang2.Memahami

prosedural penerapan model Pembelajaran Kooperatif TAI dan Game Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konsep mata pelajaran matematika fungsi komposisi dan fungsi invers di SMA negeri 3 Malang

3.Untuk meneliti respon siswa terhadap penerapan model Pembelajaran Kooperatif TAI dan Game Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konsep mata pelajaran matematika fungsi komposisi dan fungsi invers di SMA negeri 3 Malang

fungsi invers2. Pembelajaran

Kooperatif TAI dan Game Puzzle yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konsep mata pelajaran matematika dalam penelitian tersebut memiliki beberapa tahap.

a. Tahapan persiapan pembelajaran

b. Tahapan Penyajian materi

c. Tahap belajar individu

d. Tahap belajar kelompok

e. Tahap diskusi kelas

f. Tahap tes individual

g. Tahap penerapan game puzzle

h. Tahap penerapan kelompok

i.Guru memberikan tes akhir

3. Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif TAI dan game puzzle ini adalah sangat positif yang berarti siswa menganggap bahwa model pembelajaran ini menyenangkan, tidak membosankan, meningkatkan pemahaman siswa dan memberi motivasi belajar untuk memperoleh

14

Page 15: Proposal tesis eksperimen

skor tes hasil belajar3. Angga Tri Aprilia

(Mahasiswa Universitas Negeri Malang), Penelitian Tindakan Kelas, Penerapan Media Crossword Puzzle Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SDN Penanggung Kecamatan Klojen Kota Malang, Tahun 2012.

1. Mendeskripsikan penerapan media crossword puzzle dalam pembelajaran IPS materi koperasi, Mendeskripsikan peningkatan Aktivitas belajar siswa pembelajaran IPS materi koperasi, Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS materi koperasi.

1. Penggunaan media crossword puzzle membuat siswa menjadi lebih aktif, senang, bersemangat belajar, serta pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

2. Dengan menggunakan media crossword puzzle aktivitas belajar siswa menjadi meningkat

3. Dengan penggunaan media crossword puzzle hasil belajar siswa menjadi meningkat.

4. Pipit Pudji Astutik (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang Prodi Pendidikan Dasar), Tesis, Metode Penelitian Memodifikasi Model 4D (Four D Model), Pengembangan Bahan Ajar Materi KPK dan FPB Berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan Puzzle, Tahun 2013.

Menghasilkan bahan ajar materi KPK dan FPB berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan Puzzle yang valid, praktis dan efektif untuk siswa kelas IV SDN Tunjung sekar.

Bahan ajar yang telah disusun berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berbantuan Puzzle memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karenanya, pengembangan bahan ajar ini hanya pada sampai tahap D3 dari D4. Untuk penyebaran (diseminasi) sebaiknya perlu dilakukan uji validasi terlebih dahulu. Karena, bahan ajar ini berdasarkan hasil analisis masalah pembelajaran dan

15

Page 16: Proposal tesis eksperimen

analisis karakteristik siswa dalam pembelajaran matematika di SDN Tanjungsekar 3 Kota Malang.

5. Gendot Budiyono (Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan dasar), Tesis, Penelitian Tindakan Kelas Dengan Pendekatan Kualitatif, Penerapan Metode Group Investigation Dipadu Dengan Game Puzzle untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Bondowoso, Tahun 2011.

1. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Bondowoso tahun pelajaran 2009/2010 dengan menggunkan Metode Group Investigation dipadu dengan Game Puzzle

2. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Bondowoso tahun pelajaran 2009/2010 dengan menggunkan Metode Group Investigationdipadu dengan Game Puzzle

1. Sintaks Group Investigation yang terdiri dari selesksi topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi dan evaluasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Penerapan metode Group Investigationyang diapdu dengan Game Puzzledapat meningkatkan aktivitas siswa, dari nilai aktivitas siswa siklus I 73,63% menjadi 89,57% pada siklus II.

3. Penerapan metode Group Investigationyang diapdu dengan Game Puzzledapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa meningkat dari 74,07% pada siklus I menjadi 96,26% pada siklus II. Hasil belajar afektif secara klasikal tidak mengalami peningkatan dari siklus I dan II yaitu 96,29% tetapi

16

Page 17: Proposal tesis eksperimen

mengalami peningkatan pada rata-rata kelas dari siklus I 81,29 menjadi 89,26 pada siklus II. Hasil belajar psikomotor meningkat dari 77,785 pada siklus I menjadi 100% pada siklus II.

6. Dianita Solikha Rahayu, Tesis, Penelitian Tindakan kelas Model Hopkins, Penerapan Media Puzzle Untuk meningkatkan, Keterampilan membaca Al-Quran Siswa Slow Learner Di SDN merjosari III Malang, Tahun 2013.

1. Mendeskripsikan Penerapan Media Puzzle Untuk meningkatkan, Keterampilan membaca Al-Quran Siswa Slow Learner Di SDN merjosari III Malang

2. Mengetahui peningkatkan, Keterampilan membaca Al-Quran Siswa Slow Learner Di SDN merjosari III Malang

1. Penerapan media puzzle dapat meningkatkan, Keterampilan membaca Al-Quran Siswa Slow Learner Di SDN merjosari III Malang

2. Berdasrkan hasil uji coba menyatakan bahwa media puzzle efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Quran Siswa Slow Learner Di SDN merjosari III Malang

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas, menunjukkan bahwa

media pembelajaran berupa puzzle berpengaruh positif terhadap

pengembangan kemampuan siswa dalam belajar. oleh karena itu, rencana

penelitian dengan menggunakan media puzzle juga akan dilakukan pada siswa

Kelas V MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif Sukun Malang dengan tujuan

utama memperbaiki proses pembelajaran yang kurang baik dan meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pembelajaran

Penyesuaian Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya.

17

Page 18: Proposal tesis eksperimen

F. Hipotesis Penelitian

Dengan memahami usia siswa pada tingkat pendidikan SD/MI khususnya

kelas V yang masih memiliki keinginan bermain yang begitu besar serta

berdasarkan penelitian terdahulu yang dipaparkan pada tabel 5 di atas, hipotesis

penelitian ini adalah dengan penggunaan media Puzzle Penyesuaian Makhluk

Hidup Dengan Lingkungannya proses pembelajaran mejadi lebih aktif dan

menyenangkan serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPA materi rangka manusia di MI Sunan Gunung Jati dan MI Ma’arif

Sukun Malang.

F. Kajian Pustaka

1. Pengertian Belajar

Di bawah ini dipaparkan pengertian belajar menurut para ahli pendidikan:

1. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar

adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat.5

2. Slameto menjelaskan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, berupa hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.6

3. Menurut Suryasubrata, seseorang disebut belajar bila: belajar itu membawa

perubahan (dalam diri behavior changes, aktual maupun potensial),

5 Syaful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta,2008), hlm. 12 .6Slameto, Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,

1991), hlm. 2.

18

Page 19: Proposal tesis eksperimen

perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan baru dan

perubahan itu terjadi karena usaha sengaja.7

4. Sardimanmenerangkan belajar adalah suatu perubahan, dalam hal ini yang

dimaksud dengan perubahan adalah tingkah laku. Jadi setelah belajar,

individu-individu akan mengalami perubahan baik yang dapat kita lihat dari

bentuk perbuatan maupun dalam bentuk fisikis. Perubahan dalam

kecakapan, keterampilan, dan juga pengetahuan.8

5. Oemar Hamalik mengatakan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan

perkembangan ataupun perubahan dalam diri seseorang yang menyatakan

dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Tingkah laku yang baru itu adalah pengetahuan, pengertian, sikap,

kebiasaan, sifat sosial, emosional dan pertumbuhan fisik.9

6. Winkel juga menjelaskan bahwa belajar adalah Suatu aktivitas mental psikis

yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Perubahan itu bersifat relatif, konstan, dan berbekas.10

7. MenurutTabarani Rusyandalam bukunya pendekatan dalam proses belajar

mengajar mengemukakan pendapat Belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. pengertian ini berbeda dengan

pengertian lama tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah

7Suryasubrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Rajawali Press, 1993), hlm. 246.8 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali, 1992), hlm. 21.9 Oemar Hamalik, Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar (Bandung: Tarsito,

1975), hlm. 28. 10 Winkel, W, Psikologi Pendidikan (Bandung: Gramedia, 2003), hlm. 36.

19

Page 20: Proposal tesis eksperimen

memperoleh pengetahuan,bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentuk

kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.11

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap

diri seorang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu

telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan

dan sikapnnya.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar disimpulkan

bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan pentinngnya belajar untuk diri

sendiri dan juga untuk orang lain. Allah berfirman tentang cara bagaimana

mengarahkan dan mengajari orang lain hendaknya disampaikan dengan cara yang

lemah lembut. Firman Allah dalam Al-Quran Surat An-Nahl ayat 125:

Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baikSesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S Al-Nahl 125).

11Tabrani Rusyan,Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya , 1989), hlm. 7.

20

Page 21: Proposal tesis eksperimen

Dari ayat Al-Quran di atas menganjurkan bahwa dalam menyampaikan

materi kepada peserta didik dengan cara yang baik maka hasil yang akan

diperoleh juga akan baik.Berdasarkan ayat di atas pula Rasululllah SAW

menjelaskan tentang kewajiban setiap muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan,

seperti diriwayatkan oleh Muslim.

ل�م� س� و� ع�ل�يه� الله� ل�ى ص� الله� ول� س� ر� ال� ق� ال� ق� ة� ير� ر� ه� ا�ب�ي ل�ك� : ع�ن س� و�م�ن

ن�ة� الج� ا ال�ى ط�ر�يق� ل�ه� الله� ل� ه� س� لم�ا ع� يه� ف� ي�لت�م�س ا مسلم )ط�ر�يق� (رواه

“Dari Abu Hurairah R.A., ia berkata: Bahwasannya Rasulullah SAW

bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan

memudahkan bagi orang itu karena ilmu tersebut jalan menuju ke surga”. (H.R.

Muslim).12

Selain mengetahui definisi belajar, perlu juga diketahui apa yang menjadi

ciri-ciribelajar,di bawah ini dipaparkan ciri-ciri tersebut secara singkat.

(1) Belajar memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.

Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja

tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan

(psikomotor)

(2) Mengarahkan individu yang belajar melakukan perubahan interaksi antara

dirinya dengan lingkungan, interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis

(3) Perubahan  perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.

Definisi belajar di atas sejalan dengan kesimpulan belajar di bawah ini:

12Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadist Terpilih (Jakarta: Gema Insan Pers, 1995), hlm. 206.

21

Page 22: Proposal tesis eksperimen

1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental

2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri antara lain perubahan tingkah laku diharapkan ke arah positif dan ke depan

3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat, dan sebagainya

4. Belajar bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang harus dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang agar dia dapat membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara

5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis, dari tidak tahu berhitung menjadi tahu berhitung, dari tidak tahu berbahasa Arab menjadi bisa berbahasa Arab.

6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan, misalnya: keterampilan bidang olag raga, bidang kesenian, bidang teknik dan sebagainya.13

Dari berbagai definisi belajar yang telah dikemukakan para ahli di atas,

penulis mendefinisikan belajar sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan untuk

mengadakan perubahan dalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah

laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan.

2. Prestasi Belajar Siswa

Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat

transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan siswa.

Tujuan akan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan

di dalam proses belajar mengajar tersebut. Oleh sebab itu hasil belajar harus

dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran.Hasil

belajar matematika tentu saja harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan

matematika yang telah dicantumkan dalam garis-garis besar program pengajaran

matematika di sekolah dengan tidak melupakan hakikat matematika itu sendiri.

13 Mardianto, Psikologi Pendidikan Landasan Bagi Pengembangan Strategi Pembelajaran, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2009), hlm. 35-36.

22

Page 23: Proposal tesis eksperimen

Hasil belajar yang mendasari suksesnya pelaksanaan pendidikan adalah

merubah pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat langsung dalam

pendidikan.Dari berbagai definisi belajar maka perubahan tingkah laku itu bisa

saja dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam

sikap dan kebiasaan, perubahan pandangan, kegemaran dan lain-lain. Kegiatan

dan usaha untuk mencapai tingkah laku merupakan proses belajar sedangkan

perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu “Hasil dan Belajar”. Hasil

merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena berlangsungnya suatu proses

kegiatan. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya. Hamalik mengatakan bahwa : “Hasil belajar adalah terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapa diamati dan diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang

sopan menjadi sopan”.14

Selanjutnya Nana Sudjana dalam bukunya penilaian hasil proses belajar

mengajar hasil belajar adalah: “kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya .15 Horward Kingsley membagi tiga

macam hasil belajar , yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita.

14 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran (Bandung: Bumi Aksara, 2007), h. 30.15 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 22.

23

Page 24: Proposal tesis eksperimen

Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar , yakni (a)

informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan

(e) keterampilan motoris. Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah , yakni ranah kognitif, ranah

afektif , ranah psikomotoris.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

tujuh aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis ,dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat tinggi .

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek , yakni

penerimaan , jawaban atau reaksi , penilaian , organisasi , dan internalisasi .

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan

reflex, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d)

keharmonisan dan ketetapan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan

ekspresif dan interpretatife. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil

belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai

oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam

menguasai isi bahan pengajaran .

Salah satu tugas pokok guru ialah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana

dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.Evaluasi adalah pemberian keputusan

tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,

pemecahan, metode, materil, dan lain-lainl.16Untuk melihat sejauh mana taraf

keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta didik secara tepat(valid) dan dapat

16 Sudjana, hlm. 28.

24

Page 25: Proposal tesis eksperimen

dipercaya (reliable), kita memerlukan informasi yang didukung oleh data yang

objektif dan memadai tentang indikator-indikator perubahan prilaku dan pribadi

peserta didik.

Dengan demikian teranglah sejauh mana kecermatan evaluasi atas taraf

keberhasilan proses belajar mengajar itu akan banyak bergantung pada tingkat

ketepatan, kepercayaan, keobjektifan, dan keresponaktifan informasi yang

didukung oleh data yang diperoleh.

Siswa yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan

pembelajaran.Dalam hal ini tujuan pengajaran tidak hanya sekedar pada dimensi

kognitif saja, tetapi juga pada aspek afektif, dan psikomotorik.Selanjutnya, adapun

karakteristik perubahan hasil belajar menurut Muhibbinsyah ada tiga

perubahan,yaitu: “ (1) perubahan itu intensional, (2) perubahan itu positif dan

aktif, (3) perubahan itu efektif dan fungsional “.17

3. Faktor faktor yang Mempengaruhi PrestasiBelajar

Menurut Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono menerangkan bahwa

faktor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar siswa ada dua hal yaitu:

1. Faktor internal, yaitu faktor jasmaniah, psikologi yang terdiri atas faktor

intelektif yang meliputi faktor kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan

nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki, faktor non intelektif yaitu unsur-

unsur kepribadian tertentu, kemudian faktor internal yang terakhir faktor

kematangan fisik maupun psikis.

17Muhibbinsyah. Psikologi Belajar,(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2003),hlm. 144.

25

Page 26: Proposal tesis eksperimen

2. Faktor eksternal yaitu faktor sosial terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan kelompok. Faktor budaya, faktor lingkungan fisik

dan faktor lingkungan spiritual atau keamanan.18

Sejalan dengan hal di atas Dimyati dan Mujiono merincikan lagi faktor-

faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Faktor Internal

1. Sikap terhadap belajar. Sikap terhadap belajar dapat menerima, menolak,

atau mengabaikan kesempatan belajar. Sikap tersebut dapat berpengaruh

terhadap hasil belajar.

2. Motivasi belajar.Motivasi belajar pada siswa dapat lemah, lemahnya

motivasi dapat melemahkan kegiatan belajar yang selanjutnya akan

menurunkan hasil belajar.

3. Konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan

memusatkan perhatian pada pelajaran. Untuk meningkatkan konsentrasi

diperlukan strategi belajar mengajar yang tepat dan mempertimbangkan

waktu belajar serta selingan istirahat.

4. Mengolah bahan belajar. Merupakan kemampuan siswa untuk menerima

isi dan cara memahami materi pelajaran yang telah dan akan diberikan,

sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

5. Menyimpan perolehan hasil belajar. Kemampuan siswa menyimpan

perolehan hasil belajar dapat berlangsung dalam waktu lama dan pendek.

Bagi siswa yangberkemampuan tinggi hasil belajar dapat melekat lama,

18 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 130-131.

26

Page 27: Proposal tesis eksperimen

sedangkan siswa yang berkemampuan sedang hasil belajar lebih mudah

lupa.

6. Rasa percaya diri.Timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

berhasil.

7. Intelegensi dan keberhasilan belajar. Intelegensi merupakan suatu

kecakapan global untuk dapat bertindak secara terarah. Kecakapan siswa

dalam bertindak dan berpikir mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi belajar. Perolehan hasil belajar yang rendah

disebabkan intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar.

8. Kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar sangat mempengaruhi kesuksesan

dalam mencapai tujuan.19

b. Faktor Eksternal

1. Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang

mendidik, bukan sekedar mentransfer pengetahuan tetapi juga membentuk

sikap dan tingkah laku dari peserta didik. Oleh karena itu, guru harus

menggunakan metode-metode yang bervariasi dalam menyampaikan

pembelajaran agar peserta didik tidak bosan atau jenuh dalam proses

pembelajaran.

2. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang memadai dapat

membatu meningkatkan hasil belajar. Karena sarana dan prasarana ini dapat

memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan

oleh seorang guru.

19 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta:.Rineka Cipta, 1999), hlm. 228.

27

Page 28: Proposal tesis eksperimen

3. Kebijaksanaan Penilaian.Keputusan tentang hasil belajar merupakan

puncak harapan siswa. Siswa secara kejiwaan terpengaruh oleh hasil belajar,

oleh karena itu guru harus aktif dan bijaksana dalam penilaian.

4. Lingkungan sosial siswa di sekolah. Lingkungan sosial belajar yang

kondusif sangat berpengaruh pada hasil belajar dan menumbuhkan perilaku

yang positif.20

Sejalan dengan hal di atas Slameto dan Oemar Hamalik juga menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya tetapi dapat

digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: faktor intern dan faktor ekstren. Menurut

Slameto “faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu”. 21 Selain itu dan

dengan penjelasan yang hampir samaSlameto memaparkan “faktor yang

mempengaruhi belajar ada dua jenis, yaitu: faktor intern dan faktor ekstren, faktor

intern dibahas menjadi 3 bagian, yaitu: faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor

kelelahan. Faktor ekstren dikelompokkan menjadi 3 faktor , yaitu: faktor keluarga,

faktor sekolah dan faktor masyarakat”.

Seperti yang diungkapkan Hamalik hasil belajar akan tampak pada setiap

perubahan pada aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,

kpresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom “hasil belajar dalam rangka studi dicapai

melalui tiga kategori ranah antara lain koognitif, afektif dan psokomotor”.22

20 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran( Jakarta:. Rineka Cipta, 1999), h. 228.

21Slameto, h. 54.22Hamalik,h. 117.

28

Page 29: Proposal tesis eksperimen

Hasil belajar juga terpengaruh bagaimana cara menyajikan secara

menyenangkan dan tak terlupakan, dalam hal ini ada cara untuk mengakhiri

sebuah pelajaran agar siswa mengingat apa yang telah dia pelajari dan memahami

cara penerapannya di masa mendatang. Fokusnya ialah pada apa yang sudah kita

kerjakan kepada mereka, namun mereka sudah lupa tentangnya, menurut

Silberman tehnik-tehniknya dirancang untuk melakukan salah satu atau beberapa

dari yang berikut ini:

a) Peninjauan: mengingat dan mengihtisarkan apa yang telah dipelajari

b) Penilaian diri: mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan,

keterampilan atau sikap

c) Perencanaan masa mendatang: menentukan bagaimana siswa akan

melanjutkan belajarnya secara pelajaranberakhir

d) Ungkapan perasaan terakhir: menyampaikan pikiran, perasaan dan persoalan

yang dihadapi siswa pada akhir pelajaran.23

Prestasi yang dicapai siswa sudah pasti berbeda-beda, hal ini disebabkan

siswa memkiliki bakat, kemampuan, ciri dan keunikan yang membedakan antara

satu siswa dengan siswa yang lainnya. Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang

individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal)

individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

penting sekali diketahui dan dipahami oleh tenaga pendidik dan peserta didik agar

tenaga pendidik mampu mengarahkan dan membantu peserta didik dalam

mencapai prestasi yang sebaik-baiknya setelah proses pembelajaran dilaksanakan.

23Santika, h. 45.

29

Page 30: Proposal tesis eksperimen

Secara sederhana faktor yang mempengaruhi prestasi siswa dapat dilihat

dalam bentuk skema di bawah ini:

Skema di atas menggambarkan bahwa dalam proses pembelajaran yang

dijalani oleh siswa faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, mulai dari

peserta didik itu memasuki suatu lembaga pendidikan hingga akhirnya selesai

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

4. Cara Mendapatkan Prestasi Belajar Yang Baik

Dalam mendapatkan hasil belajar yang baik tidak lepas dari peran guru

dalam mengajarkan materi pelajaran, cara pembelajaran IPA yang efektif dan

insfitatif harus diberikan secara cermat dan tepat namun tetap memiliki kegiatan

bermain yang menyenangkan dan didukung oleh lingkungan yang penuh

ketenangan, kasih sayang serta memberikan keleluasan kepada anak untuk

sepenuhnya untuk bereksplorasi.

Ada beberapa alternatif yang dapat membantu siswa mendapatkan

pengetahuan dan keterampilan, antara lain:a). Proses belajar mengajar satu kelas

penuh: pengajaran yang dipimpin oleh guru yang mensimulasi seluruh siswa, b).

30

Guru, Metode Kurikulum

Siswa Yang Berhasil (Out Put)

Proses Pembelajaran

Siswa

Baru Masuk

Lingkungan, Sarana Dan Prasarana

Page 31: Proposal tesis eksperimen

Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama, c). Pengajuan

pertanyaan: siswa meminta penjelasan, d). Kegiatan belajar kalaboratif: tugas

dikerjakan secara bersama dalam kelompok kecil, e) Pengajaran oleh teman

sekelas: pengajaran oleh teman sendiri, f). Kegiatan belajar mandiri: aktifitas

kegiatan yang dilakukan perseorangan, g). Kegiatan belajar aktif: kegiatan yang

membantu siswa memahami perasaan, nilai-nilai dan sikap mereka.24

Tingkat keberhasilan setiap guru berbeda-beda tergantung persepsi guru

tersebut. Akan tetapi ada satu acuan keberhasilan, suatu proses belajar mengajar

tentang suatu bahan pengajaran dinyatan berhasil apabila tujuan instruksional

khusus (TIK)-nya atau yang sekarang disebut sebagai indikator dapat tercapai.25

Sehubungan dengan hal ini keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas

beberapa tingkatan atau taraf. Menurut Djamarah dan Aswan tingkatan

keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1). Istimewa/maksimal: apabila seluruh bahan pengajaran yang diajarkan itu

dapat dikuasai oleh siswa,

2). Baik sekali/optimal: apabila sebagian besar 76% s.d. 99% bahan pengajaran

yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa,

3). Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d. 75%

saja dikuasai oleh siswa,

4). Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai

oleh siswa.

24 Silberman, Active Learning (Bandung: Nusa Media, 2009), h. 13.25Djamara dan Aswa, h. 107.

31

Page 32: Proposal tesis eksperimen

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:

Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak.Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan

refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretative.

5. Pengertian Media

Menurut Mujiono dalam proses belajar mengajar ada empat komponen

penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar,

suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subyek

pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar,

sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya

tujuan belajar yang optimal.

Media menurut Gerlach dan Ely adalah manusia, materi atau yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

32

Page 33: Proposal tesis eksperimen

keterampilan atau sikap.Di dalam pengertian ini guru, buku, teks dan lingkungan

sekolah merupakan media secara lebih khusus, pengertian media dalam belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photogtafis atau elektronis

untuk menangkap, memperoses dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal.26

Menurut Achsin “bahwa perluasan konsep tentang media, dimana

teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan atau perkakas tetapi tersimpul pula

sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan

ilmu”.27

Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan

sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan

bahan pelajaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu guru sebagai subyek

pembelajaran harus dapat memilih media dan sumber belajar yang tepat, sehingga

bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima sisa dengan baik.Media

merupakan suatu alat yang dapat memudahkan seorang guru dalam mengajarkan

mata pelajaran.

Media yang dipergunakan atau dimanfaatkan mulai dari yang sederhana

sampai yang rumit harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan situasi yang efektif. Media pembelajaran memiliki manfaat yang besar

dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran

yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar

mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

26 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 3.27Azhar, h. 5.

33

Page 34: Proposal tesis eksperimen

6. Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi

tergantung pada sudut mana melihatnya.Sell dan Richey “Berdasarakan

perkembangan teknologi tersebut media pembelajaran dapat dikelompokkan ke

dalam empat kelompok, yaitu (1).Media hasil teknologi cetak, (2).Media hasil

teknologi audio visual, (3).Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer,

(4).Media hasil gabungan teknologi cetak dan computer”.Lain halnya pendapat

Kemp dan Dayton “mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu

(1).Media cetakan, (2).Media panjang (3).Overhead transparacis, (4).Rekaman

audio tape, (5). Seri slide dan flim strifs, (6). Penyajian multi-image, (7).Rekaman

video dan film hidup, dan (8).Komputer”.28

Dari beberapa penjelasan dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa

media memiliki ragam jenis dan kegunaannya, saat proses belajar mengajar tidak

terlepas dengan penggunaan media sebagai fasilitator, sehingga dapat membantu

siswa dalam proses pembelajaran.

7. Penggunaan Media Pembelajaran

Hamalik mengemukakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap siswa”. Menurut Djamarah dan Aswan “

mediasumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar

mengajar”.29Berdasarkan penjelasan ini maka dapat dikemukakan bahwa yang

28Sadiman dkk, Media Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h. 28.29Djamarah dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 3.

34

Page 35: Proposal tesis eksperimen

dimaksudkan dengan media pembelajaran adalah alat dan bahan yang

dipergunakan untuk menyalurkan informasi dari pengajar kelompok pembelajar.

Dalam hal ini bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan

tujuan pembelajar di sekolah pada khususnya.

8. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatuproses belajar mengajar ada dua unsur yang amat penting

yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas

dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung dan

konteks pembelajaran termasuk karekteristik siswa.

Levie dan Lentz mengemukakan “empat fungsi media pembelajaran,

khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi efektif, (c) fungsi

kognitif dan (d) fungsi kompensatoris”. Menurut Arsyad “Salah satu fungsi utama

media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi

iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”.

Dalam pemakaian media pembelajaran memiliki manfaat seperti yang

dikemukakan Hamalik bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa”.30

30Ibid, h. 15.

35

Page 36: Proposal tesis eksperimen

Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi

pelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa,

media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data

dan memadatkan informasi.

9. PuzzleRangka Manusia

Puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau bongkar

pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang diaminkan dengan

bongkar pasang.31 Dalam Winatiningrum, senda memaparkan bahwa ada beberapa

manfaat mediapuzzle bagi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran,

yaitu:

1. Membantu untuk mengerjakan apa yang telah diketahui dalam bentuk yang

lebih sedrhana, sehingga lebih mudah dihafalkan karena membnetuk satu

bangun yang tertentu

2. Membantu untuk mengingat kembali dan merevisikonsep pembelajaran,

membuat peta catatan kerja dan belajar yang sangat baik untuk keperluan

presentasi

3. Membantu untuk mendiagnosis apa yang telah diketahui oleh siswa dalam

bentuk struktur yang mereka bangun seperti menjadi bagan atau gambar

yang sesuai

31 Misbach muzammil, 2010)h. 34.

36

Page 37: Proposal tesis eksperimen

4. Membantu untuk mengetahuiadanya miskonsepsi pada siswa, contohnya

ketika ujian berlangsung akan terlihat jawaban siswa yang benar-benar

memahamu materi dengan yang tidak

5. Membantu untuk mengetahui kesalahan konsep yang diterima siswa sebagai

dasar untuk pembelajaran selanjutnya sehingga akhirnya efektif untuk

memperbaiki kesalahan konsep yang diterima siswa

6. Membantu untuk mengecek pemahaman siswa akan konsep yang dipelajari,

dimana bagan/gambar yang dibuat oleh siswa sudah benar atau masih salah

7. Membantu untuk merencanakan intruksional pembelajaran, evaluasi dan

untuk mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran.32

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa

puzzleadalah sejenis permainan anak-anak yang bertujuan memasangkan

potongan gambar yang satu dengan potongan gambar yang lainnya, sehingga

membentuk gambar yang sempurna. Dalam penelitian yang akan dilakukan, akan

dibuat sejenis game edukasi berbentuk puzzleyang terbuat dari gambar rangka

manusia, dirancang sendiri oleh peneliti dengan berbagai macam alat sederhana

dan bahan serta pembuatannya melalui beberapa tahap pengerjaan, media

puzzletersebut akan dibuat secara manual dan tidak memakai cetakan mesin. Pada

lampiran tesis nantinya akan dicantumkan foto proses pembuatan game trsebut.

10. Alat Peraga )Torso(

Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam khusunya pada tingkat

sekolah dasar diperlukan berbagai macam media pendidikan, agar peserta didik

32 Winatiningrum, Penerapan Metode Bongkar Pasang/Puzzle Untuk Meningkatkan kualitas Proses Dan Hasil Belajar IPS-Sejarah Kelas VII-A SMP Negeri 4 Kediri, PTK tidak Diterbitkan, Dinas Pendidikan Kota Kediri, 2008, h. 21.

37

Page 38: Proposal tesis eksperimen

lebih mudah memahami segala materi pembelajaran yang disampaikan. Dalam hal

kaitannya dengan pembelajaran IPA yang berkaitan dengan materi rang dan alat

indera manusia maka juga harus ditunjukkan kepada peserta didik replika organ

tulang yang ada dalam tubuh yang dinamakan dengan torso.

11. Ilmu Pengetahuan Alam )IPA(

a. Pengertian IPA

Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh

meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nila ilmiah. Pengembangan aspek-

aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan

hidup (life skills) melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan

hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa yang akan datang. Kemampuan ini

membutuhkan pemikiran, antara lain berfikir sistematis, logis, kritis yang dapat

dikembangkan melalui pembelajaran IPA.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap

pengetahuan tentang dirinya, tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta,

prinsip-prinsip, dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut

dapat mencetak siswa dalam bersikap ilmiah. Namun materi IPA yang diberikan

harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan.

Maksudnya, materi IPA yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan

tingkatan kelas, sehingga penguasaan pengetahuan tentang IPA dapat bermanfaat

baik bagi diri peserta didik.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI

dijelaskan mengenai pembelajaran IPA yaitu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

38

Page 39: Proposal tesis eksperimen

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Dari penjelasan tersebut pendidikan IPA menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa difasilitasi

untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses. Dalam pembelajaran

tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses

(keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi:

keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan menggunakan alat

dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja;

mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data;

mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah

informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan

masalah sehari-hari.

39

Page 40: Proposal tesis eksperimen

IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan

cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,

observasi. Pembelajaran IPA sangat penting untuk diberikan di sekolah dasar,

karena IPA sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu, tujuan

mata pelajaran IPA di SD/MI secara umum adalah agar siswa dapat menghargai

alam yang ada di sekitar lingkungan siswa dengan cara melestarikan dan

memanfaatkannya, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Hakikat Pembelajaran IPA di MI

Pembelajaran merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yang

sekaligus membedakan manusia dengan hewan.Hewan juga belajar tetapi lebih

ditentukan oleh insting, sedangkan bagi manusia, belajar berarti rangkaian

kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Oleh

karena itu, berbagai pandangan yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan

proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dan berlangsung

sepanjang hayat. Dalam hal ini, pendidikan IPA juga memegang peranan yang

menentukan bagi perkembangan manusia karena Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuanyang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.

G. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

40

Page 41: Proposal tesis eksperimen

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Alasan mengapa penelitian ini

dilakukan adalah untuk memaparkan dan memperbaiki proses pembelajaran

dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung, guna meningkatkan hasil belajar

siswa dengan media puzzle rangka manusia dan dibantu dengan media audio

visual, salah satu alat bantunya merupakan gambar yang dipantulkan menggunkan

infokus serta dirancang dengan aplikasi macromedia Flash 8 pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan pokok pembahasan rangka manusia.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MIN Medan Tembung Tahun Pelajaran

2013/2014 yang berlokasi di Jl. Pertiwi Ujung No. 96 Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa Kelas IV MIN Medan Tembung sebanyak 1 ruang kelas (Kelas IV

C/Hambali) denga jumlah siswa adalah 32 siswa.Objek penelitian dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dipaparkan pada tabel di bawah ini, yang dimulai dari

kegiatan pembangunan komunikasi dengan segala pihak yang berkaitan dengan

pelaksanaan penelitian (terutama pihak sekolah tempat penelitian dilaksanakan),

survey singkat, pengidentifikasian masalah, persiapan hal-hal lain yang

dibutuhkan pada saat `penelitian hingga pada pelaksanaan tindakan. Pada tabel di

bawah ini dipaparkan rincian kehadiran peneliti di lokasi penelitian.

Tabel 2

41

Page 42: Proposal tesis eksperimen

Rincian kegiatan penelitian di MIN Medan Tembung

No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan

1 Minggu, 20 Januari 2013 Pembangunan

komunikasi dengan salah

satu tenaga pendidik di

lokasi penelitian Ibu

Sida yang merupakan

guru kelas IV.

Komunikasi melalui

telepon selular

berbincang-bincang

tentang rencana

penelitian.

2 Selasa, 22 Januari 2013 Survey awal mulai pukul

07.00 wib s/d 12.00 wib.

Wawancara awal

denga Ibu Wita guru

mata pelajaran IPA.

3 Kamis, 13 Juni 2013 Pengajuan pembimbing

tesis dan pengajuan surat

penelitian di kampus.

Diajukan di

resepsionis sekolah

pascasarjana UIN

MALIKI Malang.

4 Jumat, 14 Juni 2013 Pengambilan surat

penelitian dan surat

pembimbing.

Bertempat di

resepsionis UIN

MALIKI Malang

5 Sabtu, 15 Juni 2013 Berangkat ke medan

Pukul 11.00 wib.

Naik bus dengan

perjalanan 4 hari 3

malam.

6 Selasa, 18 Juni 2013 Masih dalam perjalanan

menuju medan.

Pukul 20.00 wib

sampai di medan.

42

Page 43: Proposal tesis eksperimen

7 Kamis, 20 Juni 2013 Mengantar surat

Research ke lokasi

penelitian

Ke Ruangan Tata

Usaha

8 28 Juni 2013 Studi pustaka di

perpustakaan daerah

sumatera utara(PUSDA

SUMUT)

Pukul 08.00 – 15.00

wib.

9 4 Juli 2013 Wawancara dengan

kepala sekolah di MIN

medan tembung

Pukul 09.00-12.00

wib

10 15 Juli 2013 Pengambilan lengkap

profil, foto serta video

Sekolah MIN Medan

Tembung

Pukul 09.00 13.00

wib

11 14 Agustus 2013 Memberikan pengantar

pembelajaran di kelas

dengan media audio

visual yang telah

disiapkan.

Pukul 09.30-10.30

wib

12 24 Agustus 2013 Pre test dan

Pembelajaran di kelas

Siklus I Menggunakan

media yang sudah

Pukul 08.00-10.00

wib. Dibantu oleh

guru IPA

43

Page 44: Proposal tesis eksperimen

BAGAN MODEL PTK

PERENCANAAN

SIKLUS I

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN

disiapkan.

13 31 Agustus 2013 Pembelajaran Siklus II,

Pemberian latihan.

Pukul 08.00-10.00

wib

14 31 Agustus 2013 Evaluasi penelitian yang

telah dilaksanakan dan

perpisahan bersama

kepala sekolah dan

dewan guru.

Dilakukan sebelum

pulang ke malang

pukul 11.00 wib

hingga selesai.

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk

siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat

keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari

satu atau lebih pertemuan.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu memberikan tes

awal kepada siswa kelas IV C/Hambali yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Setelah diberikan tes, barulah dapat diketahui apakah

kemampuan siswa dalam menerima pelajaran cukup baik atau tidak. Dengan

berpatokan peda tes awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan

prosedur yang tersusun oleh Arikunto yang terdiri dari 4 tahapan (Perencanaan,

Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi).33

33 Arikunto, Penelitian Tindak Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 16.

44

Page 45: Proposal tesis eksperimen

Bagan 1.Disusun berdasarkan pendapat Suarsimi Arikunto

Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus.Adapun

tahapannya sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahapan perencanaan

Pada tahap perencanan, peneliti bersama guru kelas membahas

teknispelaksanaan penelitian tindakan kelas, antara lain:

1. Menentukan kelas yang akan diteliti serta menentukan materi yang akan

diajarkan sesuai silabus dan kurikulum, yaitu materi rangka manusia.

2. Membuat rencana pembelajaran (RPP) sesuai dengan metode yang

digunakan

3. Menyiapkan alat–alat yang akan dipakai sesuai dengan materi yang

dipelajarai

4. Menyiapkan beberapa pertanyaan untuk membangkitkan keaktifan siswa

dalam mengungkapkan pendapat

45

Page 46: Proposal tesis eksperimen

5. Membuat soal–soal tugas yang akan diberikan pada masing–masing siswa

berdasarkan kompetensi dasar yang dipelajari

6. Membuat lembar observai tentang keaktifan

7. Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar siswa selama tindakan

penelitian diterapkan.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini tindakan yang diambil adalah: peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan Puzzle Rangka Manusia yang sesuai dengan

skenario yang telah disusun pada tahap perencanaan. Kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini antara lain :

1. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV C/Hambali MIN Medan

Tembung

2. Memberikan pengarahan kepada siswa bahwa pembelajaran yang dilakukan

mempergunakan mediaPuzzle Rangka Manusia dan media pendukung

lainnya

3. Menggunakan Puzzle Rangka Manusia sesuai dengan relevansinya pada

materi yang sedang diajarkan, sehingga siswa dapat mengerti dan mampu

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Pada saat pembelajaran

berlangsung, guru dapat menjawab dan menerangkan kembali jika siswa

mengalami kesulitan

4. Guru mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran

5. Membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang

dilakukan dengan menggunakan media Puzzle tersebut

46

Page 47: Proposal tesis eksperimen

6. Guru menanyakan tanggapan siswa mengenai proses belajar mengajar

dengan menggunakan media Puzzle

7. Setelah proses belajar mengajar siswa diberikan tugas post test I.

c. Tahapan Observasi

Observasi yang dilakasanakan meliputi implementasi dalam monitoring

pada proses pembelajaran di kelas secara langsung. Observasi terhadap

pelaksanaan tindakan secara khusus dan proses pembelajarn secara umum dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi dilaksanakan

selama proses pembelajaran berlangsung dibantu seorang guru kelas menyangkut

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk

mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan guna

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan

prestasi belajar yang dikehendaki.Adapun rincian observasi yang dilakukan di

dalam kelas bisa di lihat seprti tabel di bawah ini.

Tabel 3. Daftar obserbasi kondisi siswa saat kegiatan belajar mengajar pada

siklus I

No Nama Siswa Aspek yang di nilaiPenilaian

Ket.Orang Persentase

1 …….Tidak memperhatikan

penjelasan guru

2 ……. Mengobrol dan

bercanda dengan

teman sewaktu

47

Page 48: Proposal tesis eksperimen

guru menjelaskan

3 …….

Keberanian siswa

dalam bertanya

dan

mengemukakan

pendapat

4 …….

Kreativitas siswa

membuat catatan,

ringkasan

sewaktu guru

menjelaskan

5 …….

Interaksi dengan guru

sewaktu selama

kegiatan

pembelajaran

6 DstMengerjakan tugas

lain

d. Tahap Repleksi

Kegiatan refleksi dilakukan dengan untuk mempertimbangkan pedoman

mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang

diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya kelemahan dan kekurangan

untuk kemudian diperbaiki dalam siklus kedua.

48

Page 49: Proposal tesis eksperimen

1. Refleksi dilaksanakan setelah diperoleh pembelajaran berlangsung dan

diperoleh hasil tes

2. Refleksi dilaksanakan dengan cara menganalisis hasil tes dan observasi

kelas.

3. Penelitian dibantu oleh guru pada saat proses refleksi.

Siklus II

Apabila dalam melakukan siklus pertama peneliti belum menunjukkan

hasil yang memuaskan, pada tingkat ini kemampuan siswa dalam mengungkapkan

pendapat belum teraplikasi dalam pembelajaran, maka dalam hal ini dilaksanakan

siklus II dengan tahap-tahap sebagai berikut:

e. Tahap Perencanaan

Dalam tahapan perencanaan pada siklus II sama dengan tahapan

perencanaan pada siklus I. Tahapan siklus II disusun berdasarkan data dari hasil

refleksi dan analisis dari siklus I.

f. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan kegiatan:

1. Melakukan apersepsi tentang materi yang telah dipelajar pada pertemuan

atau siklus sebelumnya

2. Menjelaskan kembali kepada siswa tentang teknisi pembelajaran yang akan

dilakukan

3. Melanjutkan kembali materi sesuai dengan yang sudah ditentukan

4. Menggunakan kembali media puzzledalam proses pembelajaran

5. Guru mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran.

49

Page 50: Proposal tesis eksperimen

6. Membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang

dilakukan

7. Guru menanyakan tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran

8. Setelah proses belajar mengajar siswa diberikan tugas post test II

g. Tahapan Observasi

Observasi yang dilaksanakan meliputi implementasi dalam monitoring

pada proses pembelajaran di kelas secara berlangsung. Kegiatan yang diamati

meliputi aktifitas guru dan anak didik dalam pembelajaran. Observasi ini

bertujuan untuk mengetahui kesulitan tindakan dengan rencana yang telah

disusun dan guna mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat

menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Adapun rincian

observasi yang dilakukan di dalam kelas bisa di lihat seprti tabel di bawah ini.

Tabel 4. Daftar obserbasi kondisi siswa saat kegiatan belajar mengajar pada

siklus II

No Nama Siswa Aspek yang di nilaiPenilaian

Ket.Orang Persentase

1 …….Tidak memperhatikan

penjelasan guru

2 …….

Mengobrol dan

bercanda dengan teman

sewaktu guru

menjelaskan

3 ……. Keberanian siswa

50

Page 51: Proposal tesis eksperimen

dalam bertanya dan

mengemukakan

pendapat

4 …….

Kreativitas siswa

membuat catatan,

ringkasan sewaktu guru

menjelaskan

5 …….

Interaksi dengan guru

sewaktu selama

kegiatan pembelajaran

6 Dst Mengerjakan tugas lain

h. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan selama

siklus II tahap ini mengamati secara rinci segala sesuatu yang terjadi dalam

pembelajaran pada siklus II, sehingga peneliti dapat menemukan hasil

pembelajaran yang ingin dicapai.

3. Data Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :

1. Test

Dalam hal pengumpulan data. Tes merupakan pertanyaan, latihan yang

digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki siswa. Pengumpulan data

dengan menggunakan tes yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap,

51

Page 52: Proposal tesis eksperimen

bakat dan lainnya dapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal awal atau

hasil belajar dengan berbagai prosedur penilaian.

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan

dari tindakan yang telah dilakukan, tingkat keberhasilan ditentukan dengan

melihat criteria yang telah ditetapkan yaitu:<65 = siswa tidak tuntas belajar dan

>65 = siswa tuntas belajar.Kriteria ketuntasan minimal (KKM) telah ditentukan

Madrasah/Sekolah.

Tahap test dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu test awal (pre test)

dilaksanakan sebelum menggunakan mediaPuzzle Rangka Manusia, test I (post

test I) dilakukan pada siklus I dan test II (post test II) dilakukan pada siklus II.

2. Observasi

Observasi dimaksud untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan

rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan

tindakan telah dilakukan, kemudian dapat diperoleh hasilperubahan yang sesuai

dengan yang dikendaki.Kegiatan yang diamati meliputi aktifitas guru dan aktifitas

siswa dalam pembelajaran.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan saat tatap muka dengan kepala sekolah, guru kelas

dan siswa, untuk mengetahui kesulitan siswa selama proses belajar mengajar.

4. Analisis Data

Tehnik analisis data yang akan dilakukan berupa:

1. Reduksi Data

52

Page 53: Proposal tesis eksperimen

Proses reduksi data yang dilakukan dengan cara menyeleksi,

menyederhanakan dan mentransformasikan data yang telah disajikan dalam

traskip catatan lapangan. Kegiatan reduksi data ini bertujuan untuk memilih dan

mengelompokan jawaban siswa dari jenis kesalahan yang dilakukan dalam

menyelesaikan soal-soal pada materi rangka manusia.

2. Paparan Data

Data kesulitan siswa dalam menjawab soal yang telah direduksi kemudian

disajikan dalam bentuk paparan data kesulitan dalam menjawab soal-soal pada

materi rangka manusia.Demikian juga dengan data tindakan yang telah dilakukan

disajikan dalam bentuk paparan tindakan.

3. Verifikasi

Kegiatan verifikasi dilakukan terhadap paparan data. Verifikasi terhadap

kesalahan-kesalahan jawaban siswa tindakan untuk mengatasi kesulitan siswa

untuk menyelesaikan soal dan menarik kesimpulan dari data penelitian

4. Menarik Kesimpulan

Cara penarikan kesimpulan adalah dengan memakai analisa data

persentase dan kuantitas data.Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui

berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini.Hal ini dilihat

dari seberapa persentasi keberhasilan yang dicapai dilihat dari seberapa persentasi

keberhasilan yang dicapai dilihat dari aktivitas belajar.

Dengan rumus :jumlah siswa yang mengalami perubahan × 100

%Jumlah siswa keseluruhan

53

Page 54: Proposal tesis eksperimen

Analisis data dengan peningkatan persentase dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a) Melakukan pengecekan data yang sudah masuk

b) Tahap pengumpulan data. Dalam hal ini reduksi data yang dilakukan adalah

menyeleksi hal-hal yang pokok,merangkum dan memfokuskan pada

pembedaan hasil atas jawaban siswa pada lembar jawaban. Kegiatan reduksi

ini bertujuan untuk melihat kesalahan jawaban siswa dalam menyelesaikan

soal-soal pada pembelajaran pada materi kebebasan berorganisasi melalui

media audio visual.

c) Tahap penafsiran hasil. Tahap ini dilakukan dari hasil data yang telah

dikumpulkan. Penafsiran data merupakan tahap memperediksi hasil

sementara dari hasil data yang diperoleh. Dengan kata lain tahap ini

berbentuk dugaan sementara hasil data yang ada.

d) Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk

siklus pembelajaran serta pengambilan kesimpulan.

e) Meniympulkan apakah tindakan pembelajaran ini terjadi peningkatan

kemampuan membaca pada siswa. Dalam kegiatan ini ditarik beberapa

kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan

yang diambil merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus selanjutnya dan

perlu tidaknya siklus dilanjutkan atas permasalahan yang diduga.

Berdasarkan ketuntasan belajar, siswa yang memperoleh nilai dari 65 s/d

100 dikatakan berhasil atau tuntas belajar jika ketuntasan belajar di kelas sudah

mencapai 80% maka ketuntasan belajar secara klasikal tercapai.

54

Page 55: Proposal tesis eksperimen

5. Kriteria Keberhasilan

Tingkat keberhasilan ditentukan dengan melihat dari kreteria yang telah

ditatapkan, yaitu kriteria menentukan tingkat persentase jumlah siswa dari tiap

indikator dibagi lima bagian yaitu :

Tabel 3. Tingkat Keberhasilan Siswa

Tingkat keberhasilan Arti

80% ≥ 100%

60% ≥ 79%

40% ≥ 59%

20% ≥ 39%

0% ≥ 20%

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

5. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memperkuat keshahihan data dan temuan hasil penelitian, maka

penulis mengacu pada penggunaan standar yang disarankan oleh Lincoln dan

Guba, terdiri dari: (1) Keterpercayaan atau credibility, (2) dapat ditransfer atau

transferability, (3) dapat dipegang kebenarannya atau dependability, dan (4) dapat

dikonfirmasikan atau confirmability. Masing-masing dari proses penjaminan

keabsahan data yang dikembangkan oleh Lincoln dan Guba akan diuraikan

sebagai berikut:

1. Keterpercayaan )Credibility(

Aktivitas untuk membuat lebih terpercaya (credibly) temuan-temuan dan

interpretasi dalam penelitian ini diperoleh dengan cara:

55

Page 56: Proposal tesis eksperimen

a. Keikutsertaan peneliti dalam kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan

tidak tergesa-gesa, sehingga pengumpulan data, informasi tentang situasi

belajar dan fokus penelitian akan diperoleh secara sempurna.

b. Ketekunan pengamanan (persistent observation) terhadap media

pembelajaran, untuk memperoleh informasi yang sahih.

c. Melakukan triangulasi yaitu informasi yang diperoleh dari beberapa

sumber diperiksa silang antara data wawancara dengan data pengamatan dan

sumber informasi yang diperoleh dari seseorang informan akan dicross-chek

dengan informasi dari informasi lain.

d. Mendiskusikan dengan teman sejawat yang tidak berperan serta dalam

penelitian, sehingga penelitian akan mendapat masukan dari orang lain.

e. Analisis kasus negative (inegative caseanalysis) yaitu menganalisis dan

mencari kasus atau keadaan yang menyanggah temuan penelitian, sehingga

tidak ada bukti lagi yang menolak temuan hasil penelitian.

f. Pengujian ketetapan referensi terhadap data temuan dan intervretasi. Pada

laporan penelitian, peneliti akan membedakan antara data yang

dikumpulkan dari lapangan dan interpretasi peneliti terhadap data tersebut.

Pernyataan-pernyatan interfretasi dapat ditandai dengan tanda baca “buka

dan tutup kurung ()” atau akan dinyatakan dengan ungkapan “menurut

peneliti…..”.hal ini adalah untuk membantu menjamin tingkat

keterpercayaan hasil penelitian.

2. Dapat Ditransfer )Transferability(

56

Page 57: Proposal tesis eksperimen

Kelayakan transfer hasil penelitian ini sangat relative dan bergantung

pada konteks dan stuasi lain yang mempunyai kriteria sejenis. Kemungkinan

transfer pada situasi lain juga ditentukan oleh latar penelitian yang lebih kurang

serupa dengan setting penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti

akan semaksimal mungkin mendeskrifsikan latar penelitian secara detail dan kaya

agar dapat menjadi acuan bagi karakteristik latar penelitian lain yang sejenis untuk

membantu menjamin tingkat transferability.

3. Dapat Diandalkan )Dependability(

Dapat diandalkan (dependability) berarti juga dapat dipercaya. Untuk

menjamin hal ini peneliti akan berusaha semaksimal mungkin untuk konsisten

dalam keseluruhan proses penelitian. Segala aktifitas peneliti akan dicatat dalam

bentuk memo untuk membantu proses analisis data. Di samping itu, sebagaimana

yang telah disebutkan di atas, peneliti juga akan menggunakan kamera sebagai

alat bantu mengumpulkan data sekaligus berfungsi sebagai alat pembuktian untuk

menjamin tingkat keterandalan ini. Alat perekam dalam proses wawancara juga

akan membantu dalam menjamin keterandalan untuk menghindari bias interfretasi

peneliti.

4. Dapat Dikonfirmasikan )Confirmability)

Aktivitas cross-checking dan triangulasi dalam analisis data akan

membantu menjamin tingkat confirmabilityi. Data yang diperoleh dari seseorang

informan akan dikonfirmasikan kembali kepada informan tersebut dan juga

informan lain sampai mendapatkan pengakuan yang seragam. Di samping itu, data

57

Page 58: Proposal tesis eksperimen

yang diperoleh dengan wawancara akan diuji silang atau dikonfirmasi dengan data

yang diperoleh melalui observasi.

58