Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)
-
Upload
nanang-sholikhin -
Category
Documents
-
view
287 -
download
7
Transcript of Arief Juang Nugraha(Dampak PLH)
1. Judul Penelitian
Dampak Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Terhadap Semangat
Konservasi Mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan
2. Ruang Lingkup
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan Mata Kuliah Pembelajaran
Lingkungan Hidup pada mahasiswa PGSD UNNES ngaliyan yang telah
menempuh mata kuliah tersebut terhadap program konservasi unnes, jadi
mahasiswa yang selajutnya disebut sebagai subyek penelitian adalah mahasiswa
angkatan 2009 dan 2010 yang dalam kurikulumnya ada mata kuliah tersebut dan
telah menempuh mata kuliah tersebut.
3. Latar Belakang Masalah
Universitas Negeri Semarang mencanangkan diri sebagai Universitas
Konservasi sebagai jalan untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan
dan juga dalam rangka masuk dalam jajaran universitas kelas dunia Salah satu
wujud dari program Universitas Konservasi adalah dengan memasukkan mata
kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata kuliah umum yang wajib
diambil oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang. (Tim Penyusun Bahan
Ajar PLH 2010:ii), pengadaan program mata kuliah Pendidikan Lingkungan
Hidup diharapkan dapat membekali mahasiswa Universitas Negeri Semarang
untuk berwawasan lingkungan yang nantinya menjadikan manusia yang sadar
dengan lingkungan.
Akan tetapi pelaksanaan PLH yang dilaksanakan dalam 2 sks akan tetapi
bernilai 0 sks sangat mengkhawatirkan karena tidak memberikan reward
sepadan dibanding lamanya waktu belajar, selain itu tidak ada pembeda antara
mahasiswa yang rajin dan bersemangat belajara dengan mahasiswa yang biasa-
biasa saja dalam perkuliahan PLH karena mahasiswa yang rajin dan biasa
mendapat nilai sama yakni 0. Hal ini kurang sesuai dengan teori dari Abraham
Maslow dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality (1954)
menggolongkan kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) sebagai suatu
kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan akan
penghargaan menjurus pada timbulnya kepercayaan akan diri sendiri. Seseorang
yang memiliki kepercayaan diri yang cukup akan lebih mampu menunjukkan
kemampuan terbaiknya dan lebih produktif. Pendapat tersebut ditunjang dengan
pengertian belajara yang disampaiakn Hilhard Bower dalam buku Theories of
Learning (1975). “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan kematangan” imbas dari
berlakunya dua teori tersebut adalah saat kebutuhan seseorang tidak terpenuhi
dari sebuah kegiatan maka akan sangat sulit proses perubahan perilaku nantinya.
Oleh karena PLH yang bobotnya 0 sks mengancam tercapainya tujuan dari PLH
itu sendiri, jika PLH gagal kemungkinan konservasi UNNES juga dikawatirkan
hanya terlihat secara fisik bukannya masuk kedalam jiwa warga UNNES
khususnya mahasiswa padahal dalam salah satu tujuan PLH dibidang
kesadaran yang tercantum dalam bahan ajar PLH, PLH bertujuan membantu
kelompok sosial dan individu untuk mendapatkan kesadaran dan kepekaan
terhadap lingkungan secara keseluruhan beserta isu-isu yang menyertainya,
pertanyaan, dan permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan dan
pembangunan. Tentunya ini menjadi sangat penting sekali untuk mengetahui
dampak pelaksanaan PLH telah memberikan kontribusi positif dalam
konservasi.
Jurusan PGSD sebagai jurusan yang nantinya mengemban sebuah
amanat memberikan bekal awal pada anak pendidikan dasar, pendidikan dasar
sangatlah penting karena pendidikan dasar menjadi pondasi pendidikan
selanjutnya oleh karena itu saat anak sudah mulai dikenalkan pengetahuan dan
kesadaran lingkungan dari dini implikasinya akan sangat besar kemungkinan
siswa selanjutnya akan sadar terhadap lingkungan. Oleh karena itu perlu bagi
guru sd untuk mengetahui, sadar dan berketrampilan dalam hal lingkungan jadi
penting mahasiswa calaon guru sd belajar mengenai lingkungan.
4. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yakni:
a. Bagaimana pendapat mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan terhadapmata
kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup?
b. Adakah perubahan perilaku mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan dalam hal
konservasi setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup?
c. Adakah perubahan cara berpikir (Mind Set) mahasiswa PGSD UNNES
Ngaliyan setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan pendapat mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan mengenai
mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
b. Mengetahui ada atau tidak perubahan perilaku mahasiswa PGSD UNNES
Ngaliyan setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup?
c. Mengetahui ada atau tidak perubahan cara berpikir (Mind Set) mahasiswa
PGSD UNNES Ngaliyan setelah mengikuti perkuliahan Pendidikan
Lingkungan Hidup.
6. Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan setelah penelitian ini adalah :
a. Memberikan gambaran nyata mengenai pendapat mahasiswa PGSD UNNES
Ngaliyan mengenai mata kuliah PLH
b. Munculnya kesimpulan/hasil analisis sebagai bahan pertimbangan lebih
lanjut bagi lembaga untuk menyempurnakan program konservasi melalui
mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
7. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memberikan kontribusi/kegunaan yaitu:
a. Memberikan gambaran nyata mengenai kesadaran mahasiswa PGSD
UNNES Ngaliyan dalam program konservasi setelah menjalani perkuliahan
Pendidikan Lingkungan Hidup
b. Memberikan saran membangun mengenai pelaksanaan perkuliahan
Pendidikan Lingkungan Hidup
8. Tinjauan Pustaka
A. Hakikat Konservasi
1. Pengertian Konservasi
Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat
agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik
(Piagam Burra, 1981). Konservasi adalah pemeliharaan dan
perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter
Salim dan Yenny Salim, 1991).
2. Kegiatan Konservasi
Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan suatu kawasan,
kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan
fungsi utama lindung atau budidaya (UU No. 24 Tahun 1992). Kawasan
lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan budidaya adalah
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan
3. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Mulai tahun 1970-an konservasi sumber daya alam di Indonesia
berkembang dan memiliki suatu strategi yang bertujuan untuk:
a. Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga
kehidupan.
b. Menjamin keanekaragaman genetik.
c. Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem.
Peranan kawasan konservasi dalam pembangunan meliputi:
a. Penyelamat usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan.
b. Pengembangan Ilmu Pendidikan.
c. Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan devisa.
d. Pendukung pembangunan bidang pertanian.
e. Keseimbangan lingkungan alam.
f. Manfaat bagi manusia.
Berdasarkan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1990 dan Strategi
Konservasi Dunia kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya meliputi kegiatan:
a. Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok
dalam sistem-sistem penyangga kehidupan.
b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya.
c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
4. Kawasan dan Kegiatan Konservasi Hayati
Menurut UU No. 5 Tahun 1990, Kawasan Suaka Alam adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan
yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
Kawasan Suaka Alam terdiri dari:
a. Cagar Alam.
b. Suaka Margasatwa.
c. Daerah perlindungan Plasma Nutfah.
d. Daerah pengungsian satwa.
e. Hutan Wisata.
Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam kegiatan
pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam
kawasan (konservasi insitu) ataupun di luar kawasan (konservasi
exsitu). Konservasi insitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang
dilakukan di habitat aslinya baik di hutan, di laut, di danau, di pantai,
dan sebagainya. Konservasi exsitu adalah konservasi jenis flora dan
fauna yang dilakukan di luar habitat aslinya.
5. Konservasi Sumber Daya Alam Non Hayati
a. Konservasi Tanah dan Air
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang
tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah
tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan konservasi air
pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien
mungkin, dan pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir
yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.
Persoalan konservasi tanah dan air adalah kompleks dan memerlukan
kerjasama yang erat antara berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti
ilmu tanah, biologi, hidrologi, dan sebagainya. Pembahasan tentang
konservasi tanah dan air ini selalu tidak akan terlepas dari pembahasan
tentang siklus hidrologi. Siklus hidrologi ini meliputi proses-proses
yang ada di dalam tanah, badan air, dan atmosfer, yang pada intinya
terdapat dua proses yaitu evaporasi dan presipitasi yang dikendalikan
oleh energi matahari.
b. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi
oleh batas alam (topografi) di mana aliran permukaan yang jatuh akan
mengalir ke sungai-sungai kecil menuju ke sungai besar akhirnya
mencapai danau atau laut. Pengelolaan DAS berupaya untuk
menselaraskan dikotomi kepentingan ekonomi dan ekologi.
Kepentingan ekonomi jangka pendek akan terancam bila kepentingan
ekologi diabaikan. Sebaliknya gerakan perbaikan ekologi yang
melibatkan masyarakat tidak akan terpelihara secara terus menerus
tanpa memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat. Untuk mencapai tujuan pengelolaan DAS
diperlukan upaya pokok dengan sasaran:
a. Pengelolaan Lahan
b. Pengelolaan Air
c. Pengelolaan Vegetasi.
c. Erosi dan Metode Konservasi Tanah dan Air
Erosi merupakan proses pengikisan tanah yang kemudian
diangkut dari suatu tempat ke tempat lain oleh tenaga seperti: air,
gelombang atau arus laut, angin, dan gletser. Ada dua jenis utama erosi
yaitu erosi normal/geologi dan erosi yang dipercepat. Erosi normal
yaitu proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi di bawah keadaan
vegetasi alami. Proses erosi ini berlangsung sangat lama dan proses ini
yang menyebabkan kenampakan topografi yang terlihat sekarang ini,
seperti: tebing, lembah, dan sebagainya. Sedangkan erosi dipercepat
adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah akibat
aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses
pembentukan dan pengangkutan tanah. Menurut bentuknya erosi
dibedakan menjadi: erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing
sungai, longsor, dan erosi internal. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi erosi adalah iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan, tanah,
dan manusia. Eischemeier (1976) mengembangkan persamaan rata-rata
tahunan kehilangan tanah yaitu: A = R K L S C P, di mana A adalah
banyaknya tanah yang tererosi, R adalah faktor curah hujan dan aliran
permukaan, K adalah faktor erodibilitas tanah, L adalah faktor panjang
lereng, S adalah faktor kecuraman lereng, C adalah faktor vegetasi
penutup tanah dan pengelolaan tanaman, dan P adalah faktor konservasi
tanah. Beberapa metode konservasi tanah dapat dibagi dalam tiga
golongan utama, yaitu: (1) metode vegetatif, (2) metode mekanik, dan
(3) metode kimia.
6. Upaya konservasi
Saat ini upaya konservasi cenderung dipilah menjadi 2 kategori
besar, yaitu konservasi in situ dan konservasi eksitu. Konservasi in situ
adalah upaya konservasi suatu species di habitat aslinya, sebaliknya
konservasi ek situ adalah upaya konservasi suatu species di luar habitat
aslinya. Kalo melihat pengertian awalnya sebenarnya upaya konservasi
sudah terbagi habis menjadi 2 kelompok tadi, dimana konservasi dibagi
menjadi di dalam dan diluar habitat aslinya.
Pada perkembangannya, terminologi konservasi ek situ cenderung
terspesialisasi menjadi suatu upaya konservasi yang dilakukan di luar
habitat manusia dengan intervensi manusia yang cukup intensif, sehingga
rujukan contoh kawasan konservasi eksitu adalah kebun binatang (zoos),
kebun raya (botanical garden), sea world (aquaria), bank genetik, kebun
plasma nutfah dsb.
Pendekatan konservasi eksitu memiliki kritik berkaitan dengan (1)
minimnya jumlah jenis yang dikonservasi, karena terutama hanya berfokus
pada mamalia, reptilia dan aves, sementara takson lain diabaikan, (2)
membutuhkan pendanaan yang cukup besar, (3) membutuhkan keahlian
khusus, sehingga cenderung ekslusif dimana tidak semua orang mampu
melakukannya, hanya yang memiliki keahlian atau ketrampilan tertentu, (4)
etika yang berkaitan dengan kesejahteraan hewan (animal welfare).
Sedangkan konservasi insitu juga memiliki kelemahan yang
berkaitan dengan (1) kebutuhan luasan yang cukup luas, saat ini sulit
mengalokasikan lahan yang cukup luas agar tidak bertabrakan dengan
kepentingan ekonomi masyarakat setempat, dan (2) jaminan kelestarian
populasi sulit dipertanggungjawabkan selama konflik sosial ekonomi masih
ada.
7. Konservasi Sumber Daya Buatan Dan Cagar Budaya
Sumber daya buatan adalah hasil pengembangan buatan dari sumber
daya alam hayati atau non hayati yang ditunjuk untuk meningkatkan
kualitas, kuantitas dan atau kemampuan daya dukungnya. Pengertian
tersebut di atas menggambarkan bahwa sumber daya buatan adalah sumber
daya alam yang karena intervensi manusia telah berubah menjadi sumber
daya buatan. Bentuk sumber daya buatan ini dapat dilihat pada kawasan
budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, maupun kawasan cagar
alam. Fungsi kawasan-kawasan tersebut dapat sebagai pelindung kelestarian
lingkungan hidup, dibudidayakan, permukiman, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan
manusia dan kesinambungan pembangunan.
a. Benda Cagar Budaya
Benda Cagar Budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau
tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-
bagiannya, atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima
puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa
gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap
mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan. Benda Cagar Budaya, juga dapat berupa benda alam yang
dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan. Benda Cagar Budaya berada dalam suatu lokasi yang
disebut dengan situs, sedangkan situs berada dalam suatu kawasan yang
disebut dengan kawasan cagar budaya. Bentuk benda cagar budaya
dalam konteks lingkungan kota atau kawasan perkotaan dapat berupa
satuan areal, satuan visual atau landscape, dan satuan fisik.
b. Konservasi Sumber Daya Buatan dan Cagar Budaya
Konservasi sumber daya buatan dapat meliputi seluruh kegiatan
pemeliharaan yang mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi,
adaptasi, dan revitalisasi. Adapun kriteria konservasi sumber daya buatan
dapat ditinjau dari estetika, kejamakan, kelangkaan, peranan sejarah,
memperkuat kawasan didekatnya, dan keistimewaan dari sumber daya
buatan tersebut.
c. Strategi Konservasi Alam Indonesia
Strategi Konservasi Alam Indonesia sebagai tindak lanjut dari
pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (sekarang UU No. 23
Tahun 1997). Strategi konservasi sumber daya alam disusun dengan
maksud untuk memberikan pedoman kepada para pengelolaan sumber
daya alam dalam menggunakan sumber daya alam tersebut untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Menurut UU No.
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Kewenangan daerah
mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali
kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lain.
Kewenangan lain yang dimaksud meliputi kebijaksanaan tentang antara
lain pendayagunaan sumber daya alam serta konservasi. Kebijakan ini
dijelaskan lebih lanjut dalam PP No. 25 Tahun 2000 tentang Tugas
Pemerintah yang berkaitan dengan konservasi sumber daya hayati.
B. Pendidikan Lingkungan Hidup
1. Pengertian PLH
Pendidikan lingkungan hidup (PLH) merupakan upaya
mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak
atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-
nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya
dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup
mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan
pengelolaan pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan
konservasinya
2. Tujuan PLH
Selain ada tujuan perkuliahan PLH, maka secara global ada 5
tujuan pendidikan lingkungan yang disepakati usai pertemuan di
Tbilisi 1977 oleh dunia internasional. Fien dalam Miyake, dkk. (2003)
mengemukakan kelima tujuan yaitu sebagai berikut.
a. Di bidang pengetahuan: membantu individu, kelompok dan
masyarakat untuk mendapatkan berbagai pengalaman dan
mendapat pengetahuan tentang apa yang diperlukan untuk
menciptakan dan menjaga lingkungan yang berkelanjutan.
b. Di bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu
untuk mendapatkan kesadaran dan kepekaan terhadap
lingkungan secara keseluruhan beserta isu-isu yang
menyertainya, pertanyaan, dan permasalahan yang
berhubungan dengan lingkungan dan pembangunan.
c. Di bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan
masyarakat untuk memperoleh serangkaian nilai perasaan
peduli terhadap lingkungan dan motivasi untuk berpartisipasi
aktif dalam perbaikan dan perlindungan lingkungan.
d. Di bidang ketrampilan: membantu individu, kelompok dan
masyarakat untuk mendapatkan ketrampilan untuk
megidentifikasi, mengantisipasi, mencegah, dan memecahkan
permasalahan lingkungan.
e. Di bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan
motivasi terhadap individu, kelompok dan masyarakat
untuk terlibat secara aktif dalam menciptakan lingkungan
yang berkelanjutan.
9. Metode Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah sampel mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan
yang telah mengikuti perkuliahan Pendidikan Lingkungan Hidup, dari
jumlah total mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan Pendidikan
Lingkungan Hidup yakni angkatan 2009 dan 2010 total 649 diambil 40 %
yakni 240 dari jumlah total hal ini didasari pendapat Krejcie dan Morgan
(1970) dalam Uma Sekaran (1992)
b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu selama tiga bulan akni buan Juli
sampai September, penelitian ini akan dilaksanakan di kampus PGSD
UNNES Ngaliyan Jalan Beringin Raya No. 15 Wonosari Ngaliyan Semarang
c. Pendekatan dan Metode
1) Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari segi pendekatan terhadap pokok masalah, penelitian
ini bersifat gabungan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif bersifat obyektif, bersandar pada positivisme
logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala sosial dengan
mengesampingkan keadaan individu-individu. Sedangkan pendekatan
kualitatif bersandar pada fenomenologisme, perhatian tertuju pada
pemahaman tingkah laku manusia dari sudut pandangan pelaku itu
sendiri. Penelitian kualitatif bersifat mendasar (grounded), menyeluruh
(holistic), ditujukan pada penemuan (discovery-oriented), menekankan
pada perluasan (expansionist), bersifat deskriptif, dan induktif (Richard
dan Cook dalam Abdullah Fajar, 1992)
2) Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-
cirinya akan diduga (Mantra dan Kasto 1989:152). Sedangkan sampel
merupakan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili
populasinya (Sugiarto, dkk 2001:2). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Sedangkan untuk mendapatkan sampel digunakan teknik
Random Sampling, yakni sampel yang diambil dari populasi dan setiap
anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel ( Singarimbun dan Efendi, 1987:162 )
Selanjutnya Singarimbun menyebutkan bahwa untuk
mempergunakan Teknik Random sampling perlu memperhatikan
beberapa syarat yaitu (1) Harus tersedia daftar kerangka sampling, (2)
Sifat populasi harus homogeny, (3) keadaan populasi tidak terlalu
tersebar secara geografis.
3) Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah simple random sampling yaitu teknik sampling ini member
kesempatan yang sama kepada elemen populasi (Nasution 1987:116,
119, 124; Arikunto 2002:116).
Untuk jumlah elemen yang dipakai menjadi subyek penelitian
peneliti menggunakan pendapat Krejcie dan Morgan (1970) dalam
Uma Sekaran (2001) jumlah elemen yang dijadikan subyek adalah 40%
dari jumlah populasi
4) Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode Angket
Angket merupakan alat penilaian berupa daftar pertanyaaan
untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (Nasution
1987:165; Nawawi (dalam Tika 2005:54), mengungkap pendapat,
keadaan, kesan yang ada pada diri orang tersebut maupun di luar
dirinya (Arikunto 1988:53) (dalam Dimyati dan Mudjiono 1994:215).
Penyebaran angket penelitian sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
Sebelum angket tersebut disebarkan, terlebih dahulu diadakan uji coba
untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang menuntut
adanya pertemuan langsung atau komunikasi langsung antara peneliti
dengan responden (Dimyati dan Mudjiono 1994:216). Metode
wawancara digunakan untuk memperoleh data yang digunakan untuk
melengkapi informasi atau data yang diperlukan dari metode angket.
Secara umum teknik wawancara terbagi menjadi dua jenis, yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang disebut
wawancara mendalam (in-depth interviewing) (Sutopo, 2002:58).
Wawancara terstruktur atau terfokus biasanya digunakan dalam
penelitian kuantitatif, maasalah ditentukan oleh peneliti sebelum
wawancara dilakukan dan pertanyaan telah dirumuskan secara pasti
oleh peneliti dan responden diharapkan menjawab sesuai dengan
kerangka kerja pewawancara dan definisi permasalahannya. Sedangkan
wawancara tidak terstruktur atau sering disebut sebagai teknik
wawancara mendalam karena peneliti merasa tidak tau apa yang belum
diketahuinya. Wawancara demikian dilakukan dengan pertanyaan yang
bersifat openended dan mengarah pada kedalaman intonasi, serta
dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna
menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang
sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi
masyarakat secara lebih jauh dan mendalam (Sutopo: 1996:59).
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dengan
pertimbangan agar data yang diperoleh lebih dapat mendalam.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen
rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto,
2002: 206) Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data
yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa.
Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan
kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas
belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.
5) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan metode
kuisioner/angket,wawancara dan dokumentasi. Angket atau kuesioner
merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen
atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya, sedangkan wawancara
(Wikipedia.org) adalah Wawancara (bahasa Inggris: interview)
merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara.
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di
mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk
dijawab oleh orang yang diwawancarai.Ankur Garg, seorang psikolog
menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan
oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu
posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang
kepribadian seseorang ataupun mencari informasi. Dokumentasi
digunakan untuk mengabadikan proses penelitian.
6) Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara/teknik yang digunakan untuk
menganalisis data yang disesuaikan dengan bentuk problematik dan
jenis data (Arikunto 1988:44-47) dalam Dimyati dan Mudjiono
1994:214. Teknik analisis data yang berupa data kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sedangkan
untuk data kualitatif teknik analisa data yang digunakan adalah metode
kualitatif, yakni untuk pedoman wawancara, menurut Payto dalam
buku Moleong (2000 : 103), metode kualitatif adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar. Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan empat tahap, yaitu:
1) Pengumpulan data.
Yaitu pencarian data yang diperlukan,yang dilakukan terhadap
berbagai jenis data dan berbagai bentuk data yang ada pada
lampangan penelitian serta pencatatan didata lapangan.
2) Reduksi data.
Menurut Mathew B Miles (1992 : 16), reduksi data diartikan sebagai
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan dan
pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatyan tertulis dari lapangan.
3) Sajian data atau display.
Menurut Mathew B Miles (1992 : 17), sajian data adalah kesimpulan
informasi tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4) Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagai satu kegiatan dan
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasikan
selama penelitian brelangsung (Miles,1992 : 19). Dalam penarikan
kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang
merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian
7) Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan jenis alat pengumpulan informasi yang
diperlukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang diterapkan
(Arikunto 1988:44-47). Instrumen dalam penelitian ini berupa angket,
pedoman wawancara dan dokumentasi. Angket atau kuesioner berupa
pilihan ganda dengan 4 (empat) pilihan jawaban yang sudah disediakan.
Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk “semi
structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu
diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian
jawaban yang diperoleh dari mahasiswa peserta mentoring 2011 bisa
meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam.
10. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu Tempat
1. Perencanaan, meliputi :
- Konsultasi dengan dosen
- Pembuatan instrumen
- Wacana pemilihan lokasi
penelitian
Minggu I Kampus
2. - Pemilihan tempat penelitian
- Perijinan
Minggu II s.d
minggu III
Kampus
3. - Penyebaran angket
- Wawancara
- Observasi
Minggu IV s.d
minggu VI
Kampus
4. Analisis data instrument Minggu VII Kampus
5. Penyusunan laporan akhir dan
artikel ilmiah
Minggu VIII s.d
minggu XII
Kampus
6. Evaluasi Minggu XIII Kampus
11. Personalia Penelitian
Ketua Kelompok
1. Nama Lengkap : Arief Juang Nugraha
2. NIM : 1401409104
3. Semester : IV
4. Jurusan/Program Studi : PGSD/S1
5. Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
6. Universitas :Universitas Negeri Semarang (UNNES)
7. Waktu untuk penelitian ini : 3 Bulan
Anggota Pelaksana I
1. Nama : Nanang Sholikhin
2. NIM : 1402408304
3. TTL : Grobogan, 25 September 1990
4. Alamat : Ds. Guci Kecamatan Gadong Kabupaten
Grobogan
5. Fakultas/Program Studi : FIP/PGSD
6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
7. Waktu Penelitian : 3 Bulan
Anggota Pelaksana II
1. Nama : Aan Dwi Alfriyanto
2. NIM : 1402408211
3. TTL : Jepara, 7 September 1989
4. Alamat : Desa Srobyong 2/I Mlonggo Jepara
5. Fakultas/Program Studi : FIP/PGSD
6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
7. Waktu Penelitian : 3 Bulan
12. Anggaran Biaya Penelitian
Pengeluaran jumlah Harga
Bahan dan peralatan penelitian RP
a. Bahan Habis
1. HVS @ 40.000
2. Tinta printer @ 35.000
3. Baterai@ 7.500
4. Penjilidan
5. Instrument Penelitian @2000
Jumlah I
2
4
8
4
50
80.000
140.000
60.000
20.000
100.000
400.000
b. Alat
1. ATK 100.000
c. Sewa Alat
1. Sewa [email protected]/hari
2. Sewa Kamera [email protected]/hari
3. Sewa [email protected]/hari
Jumlah II
2
3
2
500.000
150.000
100.000
750.000
Perjalanan
1. Bensin @ 30.000,
2. Konsumsi [email protected]/hari
Jumlah III
3
3
90.000
60.000
150.000
Laporan Penelitian
1. Pengadaan
a) Pembuatan
2. Pengiriman
Jumlah IV
1
5
100.000
250.000
10.000
360.000
Seminar
1. Biaya Penyelenggaraan
Jumlah V
10
150.000
50.000
250.000
Jumlah 2010.000
13. Lampiran – Lampiran
1) Daftar Pustaka
2) Kisi Kisi instrument penelitian
3) Curiculum vitae
Lampiran I
Daftar Pustaka
Burhan Bungin, 2001. Metode Penelitian Sosial; Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press.
Mathew B Miles, 1992. Penelitian Kualitatif . Jakarta: Universal Indonesia Press.
Nawawi, Hadari dan H. Martini, (1995), Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup, 2002, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: KMNLH.
Soemartono, R.M. Gatot P., (1996), Hukum Lingkungan Indonesia, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.
Soeriaatmadja, R.E., (1997), Ilmu Lingkungan, Penerbit ITB, Bandung.
PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA
DAMPAK MATA KULIAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
TERHADAP SEMANGAT KONSERVASI
MAHASISWA PGSD UNNES NGALIYAN
Oleh :
Nanang Sholikhin / NIM: 1402408304
Arief Juang Nugraha / NIM:1401409104
Aan Dwi Alfriyanto / NIM: 1402408211
JURUSAN PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Juni 2011
Program Penelitian Institusional Mahasiswa
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN INSTITUSIONAL MAHASISWA
1. Judul Penelitian : Dampak Mata Kuliah pendidikanLingkungan Hidup Terhadap Semangat Konservasi Mahasiswa PGSD UNNES Ngaliyan
2. Bidang Penelitian : Penelitian Institusional FIP UNNES3. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Arief Juang Nugrahab. NIM : 1401409104c. Semester : VId. Jurusan : PGSDe. Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikanf. Universitas : Universitas Negeri Semarangg. Alamat Rumah : Desa Dersalam RT 3 RW 1 Kecamatan Bae
kabupaten Kudush. Telepon/HP/Email : [email protected]
4. Jumlah Anggota Peneliti : II oranga. Nama Anggota I / NIM : Nanang Sholikhinb. Nama Anggota II / NIM : Aan Dwi Alfriyantoc. Nama Anggota III / NIM :-
5. Lokasi Penelitian : Kampus PGSD Ngaliyan FIP UNNES Semarang6. Jangka Waktu Penelitian : 2 Bulan7. Biaya Penelitian :
a. Sumber dari DIPA FIP : Rp 2000.000,00b. Sumber lain (Peneliti) : Rp. 10.000,00c. Jumlah Biaya Penelitian : Rp 2.010.000,00
8. Dosen Pendamping :a. Nama Lengkap & Gelar : Arif Widagdo, S.Pdb. NIP : NIP 19790328 200501 1 001c. Alamat Rumah & HP : Jalan Bligo No. 17 Pondok Beringin Ngaliyan
Semarang, 08156555943
MenyetujuiKetua Jurusan
PGSD FIP UNNES
Drs. A. Zaenal Abidin, M.PdNIP 195605121982031003
Semarang, Juni 2011Ketua Peneliti
Nanang SholikhinNIM 1402408304
A.n. Dekan FIPPembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan,
FIP UNNES
Dr. Achmad Rifai, R.C., M.PdNIP 195908211984310
Dosen Pendamping
Arif Widagdo, S.Pd NIP 19790328 200501 1 001
Curiculun Vitae
a. Ketua Peneliti
1) Nama Lengkap : Arief Juang Nugraha
2) NIM : 1401409104
3) Semester : IV
4) Jurusan/Program Studi : PGSD/S1
5) Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
6) Universitas :Universitas Negeri Semarang
(UNNES)
7) Alamat : Desa Dersalam 03/01 Kec. Bae
Kab. Kudus
8) TTL : Kudus, 24-08-91
9) No :085740666277
10) Riwayat Organisasi : -
Semarang, 15 Juni 2011
Arief Juang Nugraha
NIM. 1401409104
b. Anggota I
1) Nama Lengkap : Nanang Sholikhin
2) NIM : 1402408304
3) Semester : VI
4) Jurusan/Program Studi : PGSD/S1
5) Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
6) Universitas :Universitas Negeri Semarang
(UNNES)
7) Alamat : Desa Guci 02/02 Kec. Godong
Kab.
Grobogan
8) TTL : Grobogan, 25-09-90
9) No : 085879160340
10) Riwayat Penelitian : Penelitian Institusional tahun
2010
Semarang, 15 Juni 2011
Nanang Sholikhin
NIM. 1402408304
c. Anggota II
1) Nama Lengkap : Aan Dwi Alfrianto
2) NIM : 1402408211
3) Semester : VI
4) Jurusan/Program Studi : PGSD/S1
5) Fakultas :Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
6) Universitas :Universitas Negeri Semarang
(UNNES)
7) Alamat : Desa Srobyong 2/I Mlonggo
Jepara
8) TTL : Jepara, 7 September 1989
9) No : 08985571714
10) Riwayat Penelitian : -
Semarang, 15 juni 2011
Aan Dwi Alfriyanto
NIM. 1402408211
Lampiran 2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
JUDUL: PENGARUH MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN
HIDUP TERHADAP SEMANGAT KONSERVASI MAHASISWA PGSD
UNNES NGALIYAN
No Variabel Indikator Sumber data Alat/Instrumen
1 Pemahaman
mahasiswa
PGSD
Ngaliyan FIP
UNNES
terhadap PLH
1) Mengemukakan
pengertian universitas
konservasi
2) Mengetahui 4 pilar
konservasi
3) Memahami
pentingnya PLH bagi
kehidupan
4) Pemahaman tujuan
adanya PLH
1) Video
2) Foto
3) Angket
4) Catatan
lapangan
1) Angket
2) Catatan
Lapangan
2 Aktifitas
mahasiswa
PGSD
Ngaliyan FIP
UNNES
setelah
menerima PLH
1) Antusias dan aktif
mengikuti kegiatan
yang berkaitan
dengan konservasi
2) Peka terhadap
keadaan lingkungan
3) Terampil
mengemukakan ide
sebagai pembaharuan
lingkungan
4) Menampilkan hasil
pelestarian
lingkungan organik
1) Mahasiswa
2) Foto
3) Wawancara
4) Angket
5) Observasi
1) Pedoman
wawancara
2) Angket
3) Lembar
observasi
5) Menampilkan hasil
pelestarian
lingkungan anorganik
6) Memotivasi teman
yang lain untuk ikut
merawat lingkungan
7) Memupuk rasa cinta
lingkungan
3 Kesadaran
mahasiswa
1) Kegiatan menanam
pohon
2) Pengelolaan sampah
organik dan anorganik
3) Penghematan
penggunaan kertas
4) Pembelajaran
mengutamakan e
learning
5) Perkuliahan berbasis
lingkungan
6) Sebagi Agen
sosialisasi konservasi