Argento Metri

5
ARGENTOMETRI I. TUJUAN 1. Mempelajari dan memahami analisa volumetric yang berdasarkan pada titrasi argentometri dengan metoda mohr dan volhard 2. Menentukan konsentrasi (kenormalan) larutan klorida dengan cara mohr dan volhard. II. TEORI Titrasi argentometri adalah suatu analisa volumetric yang berdasarkan pengendapan dengan AgNO 3 sebagai larutan standard. Penentuan klor, brom dapat dilakukan dengan mentitrasi halogenida tersebut dengan AgNO 3 dengan menggunakan indicator kalium kromat. Ion kromat akan bereaksi dengan in Ag + bila seluruh Cl - telah diendapkan secara kuantitatif oleh ion Ag + , sehingga titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan merah dari Ag 2 CrO 4 . Reaksi : Ag + + Cl - AgCl 2Ag + + CrO 4 - Ag 2 CrO 4

Transcript of Argento Metri

Page 1: Argento Metri

ARGENTOMETRI

I. TUJUAN

1. Mempelajari dan memahami analisa volumetric yang berdasarkan pada titrasi

argentometri dengan metoda mohr dan volhard

2. Menentukan konsentrasi (kenormalan) larutan klorida dengan cara mohr dan

volhard.

II. TEORI

Titrasi argentometri adalah suatu analisa volumetric yang berdasarkan

pengendapan dengan AgNO3 sebagai larutan standard. Penentuan klor, brom

dapat dilakukan dengan mentitrasi halogenida tersebut dengan AgNO3 dengan

menggunakan indicator kalium kromat. Ion kromat akan bereaksi dengan in Ag+

bila seluruh Cl- telah diendapkan secara kuantitatif oleh ion Ag+, sehingga titik

akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan merah dari Ag2CrO4.

Reaksi :

Ag+ + Cl- AgCl

2Ag+ + CrO4- Ag2CrO4

Dalam reaksi pengendapan ini terjadi reaksi antara zat pentitar dan zat

yang dititar atau senyawa yang akan ditentukan hasilnya berupa endapan yang

sukar larut dalam air. Oleh karena itu kepekatan berupa endapan kurang lama

terjadinya ptoses titrasi. Sehingga dapat menimbulkan perubahan yang besar pada

titik ekivalen dengan bantuan indikator.

Syarat terjadinya titrasi argentometri :

a. Kesetimbangan berlangsung cukup tepat

b. Zat yang akan ditentukan harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat

pentitar

c. Endapan yang terbentuk harus cukup sukar larut

Page 2: Argento Metri

d. Penentuan titik akhir titrasi harus sesuai.

Ketentuan dalam melakukan titrasi yang berdasarkan pembentukan

endapan ini adalah biasanya tidak ada reaksi samping walaupun kadang – kadang

komposisi endapan tidak diketahui.

Titrasi argentometri ini terbatas penggunaannya, hal ini disebabkan oleh :

a. Tidak adanya indicator yang sesuai dalam titrasi larutan encer

b. Kepekatan reaksi terlalu lambat

c. Susunan endapan sering kali tidak diketahui karena adanya pengaruh

kompresibilitas.

Penentuan klor dan brom dapat dilakukan dengan mentitrasi halogenida

tersebut dengan AgNO3 dengan menggunakan indicator K2CrO4. Ion kromat akan

beraksi dengan ion Ag+ bila seluruh Cl- telah diendapkan secara kauntitatif.

Titrasi argentometri menggunakan 3 metoda, yaitu :

1. Argentometri metoda Mohr

Argentometri metoda mohr disebut juga dengan argentometri langsung

karena zat yang akan ditentukan langsung dititrasi dengan larutan AgNO3

dengan menggunakan indicator kromat. Cara mohr ini hanya dapat dipakai

dalam suasana asam atau sedikit basa (pH 7 – 10,5) tidak dapat digunakan

untuk menentukan iodide dengan thiosianat, hanya untuk menetapkan

kadar klorida atau bromida.

Dalam metoda mohr, titik akhir titrasi dianggap tercapai bila reaksi telah

memperlihatkan endapan kemerah – merahan.

Cl- + Ag+ AgCl putih

2Ag+ + CrO4- AgCrO4 merah

Jika larutan terlalu basa, maka Ag+ akan mengendap sehingga perak

hidroksida berubah menjadi perak oksida.

Ag+ + 2OH- AgOH Ag2CO3 + H2O

Ada beberapa akibat dari titrasi secara Mohr :

Page 3: Argento Metri

Apabila pH larutan lebih kecil dari 7 pada penentuan dengan cara

Mohr, maka indicator K2CrO4 akan berubah sebagian menjadi

Cr2O7-2, sehingga konsentrasi kromat menjadi berkurang dan

akibatnya Ag2CrO4 tidak dapat diamati

Apabila pH larutan lebih besar dari 10, maka dapat diamati

endapan AgOH yang terurai menjadi Ag2O, sehingga pemakain

titran semakin banyak.

Cara ini tidak dapat diterapkan untuk penentuan iodida karena

kelarutan Ag+ yang terbentuk akan lebih besar dari Ag2CrO4

sehingga titik akhir akan jauh sebelum titik ekivalen.

2. Argentometri metoda Volhard

Cara volhard menggunakan reaksi tidak langsung, ion perak dititrasi

dengan larutan NH2SCN, sebagai indicator digunakan ion Fe(III),

REAKSI :

Ag+ + SCN- AgSCN

Kelebihan pentitar setelah titik ekivalen diamati dengan Fe+3. Ion Fe+3

membentuk senyawa kompleks berwarna merah.

Fe+3 + SCN- [Fe(SCN)]+2 merah

Caea volhard dapat menentukan ion – ion halide dengan cara titrasi

kembali dengnan sejumlah larutan standard AgNO3 ditambah pada ion

halida. Kelebihan ion perak dititrasi dengan SCN-. Kelarutan AgCl,

AgSCN, reaksi pergeseran terjadi setelah titik ekivalen tercapai.

AgCl + [Fe(SCN)]+2 AgSCN + Cl- + Fe+3

3. Argentometri metoda Fajarns

Merupakan titrasi penentuan ion halide dengan larutan standard AgNO3

dengan menggunakan indikator absorbsi.

Indikator absorbsi adalah senyawa organic yang diabsorbsi dan dilepaskan

dari permukaan zat padat selam titrasi pengendapan.