Arah Koalisi Versi Publik

download Arah Koalisi Versi Publik

of 3

Transcript of Arah Koalisi Versi Publik

Top of FormSabtu, 12 April 2014

Calon PresidenArah Koalisi Versi Publik0 Komentar FacebookTwitter

PEROLEHAN partai politik dalam hitung cepat mengejutkan banyak pihak. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang diperkirakan melambung di atas 20 persen sebagai syarat pencapresan ternyata ada di kisaran 19 persen. Sementara itu, Partai Demokrat dan partai politik berbasis massa Islam yang diperkirakan kesulitan meraih suara ternyata tetap memperoleh dukungan yang memadai, bahkan sebagian meningkat. D engan komposisi perolehan suara parpol sebagaimana dicetuskan melalui hasil hitung cepat Kompas dan sejumlah lembaga survei, hampir bisa dipastikan bahwa perlu dibangun koalisi parpol untuk maju ke pencalonan presiden pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014 mendatang.Litbang Kompas mencoba mengenali pola koalisi yang akan terbentuk dengan membandingkan keinginan publik melalui dua kali pelaksanaan survei, yakni hasil exit poll pada 9 April dan survei nasional yang dilaksanakan dua bulan sebelum pelaksanaan pemilu legislatif. Dari kedua survei tersebut ditanyakan tingkat kesukaan dan preferensi publik terhadap sosok calon presiden yang dimajukan dalam pemilu presiden mendatang. Jawaban dari sekitar 1.569 responden panel (orang yang sama) memberikan pola yang bisa dipaparkan sebagai berikut.Pertama adalah tergambarnya bias kekuatan figur yang cukup senjang antara capres Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, dan Aburizal Bakrie. Bias figur Jokowi terlihat tinggi mencakup responden pemilih 9 dari 12 parpol. Sebagaimana tertera dalam tabel grafis, para pemilih parpol memiliki tingkat kesukaan dan dukungan yang tinggi kepada Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden, dengan proporsi di atas 15 persen dari jumlah responden pemilih parpol tersebut. Hanya responden pemilih Partai Gerindra, Partai Hanura, dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang tidak memiliki pola tingkat kesukaan tinggi terhadap pencapresan Jokowi.Hal ini bisa diartikan, para pemilih Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) cenderung punya modal apresiasi publik seandainya terjadi koalisi di antara parpol tersebut di atas dengan PDI-P sebagai pengusung Jokowi.Gerindra, PPP, dan PKS Kedua, pola tingkat kesukaan responden pemilih terhadap capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Proporsi dukungan yang tinggi terlihat disuarakan pemilih dari Partai Gerindra, PPP, dan PKS saja. Di antara ketiga partai inilah modal apresiasi pemilih terhadap Prabowo banyak didapatkan. Sebaliknya, Gerindra cenderung kurang pas jika bergabung dengan PKB, PDI-P, Golkar, PKPI, dan PBB karena tingkat kesukaan responden pemilih partai ini yang relatif rendah terhadap Prabowo.Adapun capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie, tampak mendapat dukungan yang banyak hanya di lingkungan Partai Golkar. Hal ini menjadi indikasi koalisi yang dilakukan Partai Golkar untuk memajukan capres Aburizal Bakrie akan cenderung kurang mendapatkan dukungan publik, kecuali bergabung dengan PDI-P dan memajukan Jokowi.Meski demikian, parameter yang digunakan dalam metode ini sebatas menerangkan aspek kecocokan pemilih terhadap sosok presiden dan belum mengasumsikan kesesuaian karakter partai dan antarpersonal partai-partai politik di level organisasi.Sejauh tergambarkan dari hasil survei exit poll dan survei nasional tersebut, tidak terekam kekuatan calon presiden yang berasal dari Konvensi Partai Demokrat ataupun konvensi lainnya yang memiliki kans dukungan cukup tinggi dari segi kesukaan publik. Gagasan figur capres 2014 tampaknya cenderung terkunci pada nama-nama yang sering disebut media, yakni Jokowi, Prabowo, dan Aburizal.Peta koalisi saat ini diperkirakan menjadi tiga kelompok dengan PDI-P tetap menjadi pusat sirkulasi parpol-parpol yang bertarung. Meski demikian, kenaikan suara parpol papan tengah juga memunculkan ancaman munculnya sikap pasang harga terhadap PDI-P yang memiliki kans presidensial tertinggi.Partai-partai politik sepatutnya membuka lembaran proses koalisi yang sehat dan tak transaksional demi menjaga citra dan kepercayaan yang diamanatkan rakyat kepada mereka.(Toto Suryaningtyas/Litbang Kompas)Komentar Belum ada komentar Kirim komentar Anda

2013, PT. Kompas Media Nusantara.

Bottom of Form