ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL 2015-2019

42
*) Disampaikan pada Rakortek Pemetaan Dasar, BPN ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL 2015-2019 DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN JAKARTA, 28 APRIL 2014

description

disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Pemetaan Dasar BPNJakarta 28 April 2014

Transcript of ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL 2015-2019

RAPAT KOORDINASI

*) Disampaikan pada Rakortek Pemetaan Dasar, BPNARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL 2015-2019DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN

JAKARTA, 28 APRIL 2014Outline LATAR BELAKANGPENGERTIAN REFORMA AGRARIALOGICAL FRAMEWORKS ANALYSISARAH KEBIJAKAN BIDANG PERTANAHAN DAN ROAD MAP PELAKSANAANNYA: Kebijakan Pendaftaran Tanah Sistem Publikasi Positif;Kebijakan Percepatan Pemetaan Dasar:Networking System;One Map Policy;Rencana Penyusunan Peta Dasar dan Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi.Kerjasama Antarinstansi22LATAR BELAKANGSemakin banyaknya kasus pertanahan yang muncul serta penanganan yang berlarut-larutBeberapa kasus berkembang menjadi skala nasional, menunjukkan bahwa konflik desakan kebutuhan antar pihak semakin meningkat eskalasinyaData BPN (2012) tercatat 7.196 kasus pertanahan, dan baru 4.291 kasus yang telah selesai. Tahun 2013 terjadi penambahan 1.881 kasus baru dan dari jumlah tersebut sebanyak 2.771 kasus dapat diselesaikan.Apabila tidak segera diantisipasi akar permasalahannya, maka dikhawatirkan akan banyak kasus lain yang berpotensi besar menjadi konflik yang berdampak luas pada kehidupan sosial ekonomi nasional3Akar Permasalahan Terjadinya Kasus Pertanahan1. Kesejahteraan masyarakat yang masih rendahTerbatasnya akses masyarakat terhadap sumberdaya tanah yang merupakan satu-satunya sumber perekonomian masyarakat menimbulkan banyak perselisihan2. Masih belum terjaminnya kepastian hukum hak atas tanahTidak adanya jaminan kepastian hukum atas tanah mengakibatkan perselisihan berupa perebutan status hak atas tanahNormatif4PENGERTIAN REFORMA AGRARIA125THE LOGIC OF A PROGRAMME: A SET OF LINKED HYPOTHESES GOALPURPOSEACTIVITIESOUTPUTS ifthen ifthenthen if

66LOGFRAME ANALYSISKepastian Hukum Hak Atas TanahKesejahteraan Masyarakat Dengan tercapainya tujuan maka diasumsikan amanat pengelolaan kekayaan alam berupa tanah oleh UUD telah terpenuhi TUJUANASUMSINegara menjamin kebenaran informasi sertipikat tanahPutusan perkara pert. cepat, dan dapat diandalkanPerbaikan proporsi kepemilikan tanah dan kesejahteraan masyarakat miskin Penyediaan tanah untuk pembangunan BPN memiliki kekuatan minimum untuk pengelolaan dan pelayanan pertanahanSASARANPengmb. stelsel positifKamar Khusus Pertanahan di PNPembentukan Bank TanahReforma Agraria Ideal TerlaksanaSDM Bidang Pertanahan Ideal (Proporsi Juru Ukur Mencapai 40 %)OUTPUTBila negara menjamin kebenaran informasi sertipikat tanah, maka kepastian hukum hak atas tanah dapat terpenuhiBila putusan perkara pert. cepat, dan dapat diandalkan maka kepatian hukum hak atas tanah dapat terpenuhiBila perbaikan proporsi kepemilikan tanah dan kesejahteraan masyarakat miskin meningkat maka ketimpangan P4T dan Kesejahteraan Masyarakat dapat diperbaikiBila tanah untuk pembangunan tersedia maka ketimpangan P4T dapat diperbaiki dan kepastian hukum hak atas tanah dapat terpenuhiBila BPN memiliki kekuatan minimum maka diasumsikan kepastian hukum hak atas tanah dapat terpenuhi7Arahan Kebijakan Pengelolaan Pertanahan Nasional

1Kebijakan Pendaftaran Tanah Sistem Publikasi Positif2Pembentukan Bank Tanah3Pembentukan Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan Negeri4Redistribusi Tanah dan Access Reform5Kebijakan Sumber Daya Manusia di Bidang Pertanahan8Kebijakan Pendaftaran Tanah Sistem Publikasi Positif9Pendaftaran tanah yang penyelenggaraannya diperintahkan oleh UUPA menggunakan sistem publikasi negatif dimana Negara tidak menjamin kebenaran data yang disajikan. (Penjelasan pasal 32 PP 24/1997)Rendahnya daya saing Indonesia dalam percaturan global terhadap investor, menghambat pertumbuhan ekonomi & menurunkan kesejahteraan masyarakatTerganggunya stabilitas keamanan nasional, termasuk mengancam integritas NKRI akibat konflik dan sengketa pertanahanSistem pendaftaran tanah positif telah menjamin jaminan atas kepastian hukum oleh negara terhadap kepemilikan tanah yang telah teregistrasi sehingga tidak merugikan pemilik tanah yang sah secara hukum1Kebijakan Pendaftaran Tanah menjadi Sistem Publikasi Positif

10Kebijakan tersebut dicapai dengan strategi meliputi sebagai berikut.Percepatan Cakupan Peta Dasar PertanahanPercepatan Cakupan Bidang Tanah BersertipikatPublikasi Tata Batas Kawasan Hutan Pada Skala Pendaftaran Tanah (Kadastral, 1:5.000);Sosialisasi peraturan perundangan penetapan tanah adat/ulayat11Kebijakan Pendaftaran Tanah menjadi Sistem Publikasi PositifKETERSEDIAAN PETA DASAR PERTANAHAN (s.d Juli 2013)Luas Wilayah Nasional191,09 Juta Ha (92 Juta Ha diantaranya Bukan Kawasan Hutan)Data Cita Satelit Tersedia102,51 Juta HaData Cita Satelit Belum Tersedia 65,00 Juta HaTelah Diolah menjadi Peta Dasar Pertanahan25,43 Juta HaBelum Diolah menjadi Peta Dasar Pertanahan77,07 Juta HaBerpotensi Diolah menjadi Peta Dasar Pertanahan65,09 Juta HaTidak dapat Diolah menjadi Peta Dasar Pertanahan (Tertutup Awan/ Kawasan Hutan11,98 Juta Ha12JUMLAH BIDANG TANAH YANG TELAH DISERTIPIKATKAN (s.d Juli 2013)Jumlah Perkiraan Bidang Tanah Nasional86 Juta BidangBidang Tanah Tersertipikasi45 juta bidang (52%)Bidang Tanah Belum Tersertipikasi41 Juta Bidang (48%)Terkomputerisasi di BPN Pusat32 Juta BidangBelum Terkomputerisasi di BPN Pusat (Data hanya tersedia di Kantah)13 Juta BidangTerdigitasi pada Sistem Informasi Geografis (Geo-KKP Data Vektor)27 Juta BidangBelum Terdigitasi pada Sistem Informasi Geografis (Geo-KKP Data Raster)5 Juta Bidang13Stelsel (+)Percepatan Sertipikasi TanahSaat ini wilayah yang telah bersertifikat baru mencapai 51%Perlu dilakukan pengukuran pada skala kadastral dan publikasi batas kawasan hutan untuk dapat memberikan kepastian hukum hak atas bidang tanah yang berbatasan dengan hutanKebijakan Sistem Pendaftaran Tanah

Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan tanah hak milik adat/ulayat1414ROAD MAP PENGELOLAAN PERTANAHAN20132015202520192021SISTEM PENDAFTARAN TANAH STELSEL POSITIF15Kebijakan Percepatan Pemetaan DasarNetworking SystemGatewayDATABASE DATABASEDATABASEDATABASEnodeDATABASEDATABASEDATABASEDATABASEMETADATAIntranet, InternetIntranet, Internetusers

InternetORGANIZATION METADATAproducersInternetnodenodenodeMETADATAMETADATAMETADATASearch Engine Data Browser1718Network System

Local GovernmentCentralGovernmentNSDIBAKOSURTANALSpatial DataUnit forUtilizationBappenasSpatial Data and Information for Regional PlanningPlanning ProcessCentral Statistic Bureau Non SpatialData and Info.Non SpatialData and Info. Nat. Mid Term Dev. Planning Regional Dev. Planning Prov. Mid Term Dev. PlanningTo be spatialCYCLE FOR DATA USINGREGIONALDEV. PLAN20COMMON PRACTICE ON PLANNING PROCESS- NON SPATIAL APPROACHData and Information(Non Spatial numeric tabular)StatisticalAssessment

StatisticalResult(Projections)

Policy analyses

Decision(Conclusion)DrawnTo beA mapDrawnTo beA mapmapsmaps Regression IO / IRRIOOne Map PolicySyarat teknis untuk melakukan analisa spasial di atas adalah seluruh peta yang dipakai menggunakan peta dasar yang sama one map policy.Badan Informasi Geospasial (BIG) selaku instansi pemerintah yang bertanggung jawab pengelolaan data spasial nasional harus mengeluarkan NSPM (norm, standard, procedure, and manual)

21One Map Policy . (lanjutan)Esensi dari one map policy adalah kesamaan format, kriteria dan standar teknis yang digunakan.Sehingga untuk mempercepat penyediaan data spasial untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak, terutama dalam penyediaan peta dasar tidak hanya dilakukan oleh BIG namun dapat juga dilakukan oleh instansi lain.Yang diperlukan adalah supervisi dan verifikasi oleh BIG.22Peta Ketersediaan Citra Resolusi Tinggi (Eksisting)23

24

Peta Ketersediaan Citra Resolusi Tinggi (Eksisting)25NOLuasan yang Belum Terpetakan (Warna Merah)LOKASI LUAS (Ha) 1Sumatera10.896.8732Sulawesi4.191.1793Kalimantan8.600.0814Kep Maluku3.571.5555Papua7.759.260Jumlah35.018.948 HaLuasan yang Belum Memiliki Citra Resolusi Tinggi / Belum Tersedia Peta Dasar Pertanahan(Warna Hijau Muda)INDONESIA118.017.366 HaRincian Provinsi Yang Belum Tersedia Peta Dasar PertanahanNoPROVINSIBelum Tersedia Citra Resolusi Tinggi1SUMATERA (seluruh Provinsi)26.239.998Ha 2BALI91.974Ha 3BANTEN11.330.910Ha4GORONTALO6.090.303Ha 5KALIMANTAN BARAT39.033.533Ha 6MALUKU1.053.497Ha7MALUKU UTARA391.671Ha 8NUSA TENGGARA BARAT1.511.185Ha 9NUSA TENGGARA TIMUR4.391.849Ha10PAPUA27.882.446Ha Jumlah118.017.366Ha 26Sumber: Dit. Pemetaan Dasar, BPN 2014Rencana Kerja Pemdas 2015-2019 (Skenario 5 Tahun)

27Rencana Kerja Pemdas 2015-2019(Skenario 5 Tahun)

28

Rencana Kerja Pemdas 2015-2024 (Skenario 5 Tahun)29NOTahun 2015Tahun 2016LOKASI LUAS (Ha) LOKASI LUAS (Ha) 1Sumatera Utara1.517.927,40Kalimantan Barat7.858.7622Sumatera Barat790.488,14Kalimantan Tengah5.673.5383Bangka Beltung1.397.139,34Kalimantan Selatan2.631.7024Riau1.687.023,02Kalimantan Timur9.718.5595Jambi4.063.734,866Sumatera Selatan4.308.134,307Lampung2.341.690,078Bengkulu1.098.435,50Jumlah17.204.572,6325.882.560,46Sumber: Dit. Pemetaan Dasar, BPN 2014Rencana Kerja Pemdas 2015-2024 (Skenario 5 Tahun)30NOTahun 2017Tahun 2018LOKASI LUAS (Ha) LOKASI LUAS (Ha) 1Sulawesi Barat547.786Papua9.111.3012Sulawesi Selatan2.441.072Papua Barat2.091.5243Sulawesi Tengah2.380.0264Sulawesi Tenggara1.627.7685Maluku738.1456Maluku Utara1.079.447Jumlah8.814.243,2411.202.825Sumber: Dit. Pemetaan Dasar, BPN 2014Rencana Kerja Pemdas 2015-2024 (Skenario 10 Tahun)31

32

Rencana Kerja Pemdas 2015-2024(Skenario 10 Tahun)

Rencana Kerja Pemdas 2015-2024 (Skenario 10 Tahun)33Tahun 2015Tahun 2016LOKASI LUAS (Ha) Gorontalo dan Sulut1407900Aceh 2.075.000 Jawa Barat 437.000 Sumatra Utara 2.830.720 Jawa Tengah 1.590.000 Sumatera Barat 1.110.000 Bali NTB 1.728.000 Sumatera Selatan 2.070.000 NTT 3.907.000 Jumlah 8.085.720 Jumlah 9.069.900 Tahun 2017Tahun 2018LOKASI LUAS (Ha) LOKASI LUAS (Ha) Sumatera Utara1.517.927Sumatera Selatan4.308.134Sumatera Barat790.488Lampung2.341.690Bangka Beltung1.397.139Bengkulu1.098.435Riau1.687.023Jambi4.063.735 Jumlah 9.456.313 Jumlah 7.748.260Sumber: Dit. Pemetaan Dasar, BPN 2014Rencana Kerja Pemdas 2015-2024 (Skenario 10 Tahun)34Tahun 2019Tahun 2020LOKASI LUAS (Ha) LOKASI LUAS (Ha) Kalimantan Barat7.858.762Kalimantan Selatan2.631.702Kalimantan Tengah5.673.538Kalimantan Timur9.718.559 Jumlah 13.532.300 Jumlah 12.350.261 Tahun 2021Tahun 2022LOKASI LUAS (Ha) LOKASI LUAS (Ha) Sulawesi Barat547.786Sulawesi Tenggara1.627.768Sulawesi Selatan2.441.072Maluku738.145Sulawesi Tengah2.380.026Maluku Utara1.079.447 Jumlah 5.368.884 Jumlah 3.445.359 Tahun 2023Tahun 2024LOKASI LUAS (Ha) LOKASI LUAS (Ha) Papua9.111.301Papua Barat2.091.524 Jumlah 9.111.301 Jumlah 2.091.524 Sumber: Dit. Pemetaan Dasar, BPN 2014Kerjasama AntarinstansiSeluruh instansi yang membuat peta dasar harus berkoordinasi dalam forum perpetaan nasional. Data yang ada pada masing-masing instansi harus dapat digunakan bersama sehingga penggunaan sumberdaya keuangan APBN dapat efektif dan efisien.BPN menyusun peta dasar pertanahan dengan spesifikasi dua dimensi.BIG dapat menambah data DEM (digital elevation model-titik tinggi dan kontur) pada peta dasar pertanahan yang sudah disusun oleh BPN untuk dapat menjadi peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).35Kerjasama Antarinstansi (lanjutan)Dengan demikian diharapkan penyediaan data spasial nasional terutama peta dasar dapat lebih cepat dilaksanakan.36TERIMAKASIH37Deskripsi Kasus Pertanahan berdasarkan Subyek

Sumber: BPN 201238LOGFRAME ANALYSISHIRARKI LOGISINDIKATORSUMBER DATA/CARA PENGUKURANASUMSITujuanKepastian Hukum Hak Atas Tanah Jumlah kasus pertanahanData BPS dan Data BPNDengan tercapainya Kepastian Hukum Hak atas Tanah dan dengan membaiknya proporsi kepemilikan tanah dan kesejahteraan masy miskin membaik maka diasumsikan amanat pengelolaan kekayaan alam berupa tanah oleh UUD telah terpenuhi Memperbaiki ketimpangan P4T dan Kesejahteraan MasyarakatPendapatan MasyarakatLuas bidang tanah yang dimiliki rata-rata masyarakat IndonesiaSasaranNegara menjamin kebenaran informasi dari sertipikat tanah yang diterbitkanKasus sertipikat ganda atas satu bidang tanahJumlah kasus sertipikat ganda atas satu bidang tanah Bila negara menjamin kebenaran informasi dari sertipikat tanah yang diterbitkan, maka kepastian hukum hak atas tanah dapat terpenuhiKeputusan terhadap perkara pertanahan tidak berlarut-larut, cepat, dan dapat diandalkanPerkara pertanahan yang dapat terselesaikanAngka kasus pertanahan yang diputuskan oleh pengadilanBila keputusan terhadap perkara pertanahan tidak berlarut-larut, cepat, dan dapat diandalkan maka kepatian hukum hak atas tanah dapat terpenuhiPerbaikan luas pemilikan tanah dan peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat miskin melalui pengelolaan tanahnyaProduktivitas lahan masyarakat penerima program reforma agrariaAngka hasil produksi pengolahan tanah hasil program reforma agraria Bila Perbaikan luas pemilikan tanah dan peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat miskin melalui pengelolaan tanahnya maka ketimpangan P4T dan Kesejahteraan Masyarakat dapat diperbaikiPenyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan Tersedianya tanah untuk pembangunan kepentingan umumJumlah dan lokasi tanah untuk pembangunan kepentingan umumBila tanah untuk pembangunan kepentingan umum tersedia maka ketimpangan P4T dapat diperbaiki dan kepastian hukum hak atas tanah dapat terpenuhiBPN memiliki kekuatan minimum untuk pengelolaan dan pelayanan pertanahanJumlah pegawai BPN ideal untuk melaksanakan tugas, pokok, dan fungsinyaProporsi pegawai BPN di setiap kantor pertanahanBila kekuatan minimum untuk pengelolaan dan pelayanan tercapai maka diasumsikan kepastian hukum hak atas tanah dapat terpenuhi39LOGFRAME ANALYSISHIRARKI LOGISINDIKATORSUMBER DATA/CARA PENGUKURANASUMSIOutputsPengembangan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi PositifCakupan Peta Dasar >=80%;Cakupan Bidang Tanah Bersertipikat>=80%Monitoring Pelaksanaan Kegiatan BPNBila Pengembangan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif tercapai maka negara dapat menjamin kebenaran informasi dari sertipikat tanah yang diterbitkanKamar Khusus Pertanahan di Pengadilan NegeriKamar khusus pertanahan di Pengadilan Negeri efektif terbentuk dan beroperasiLembar Negara UU Pembentukan Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan NegeriBila kamar khusus pertanahan di pengadilan negeri terbentuk dan beroperasi secara efektif maka keputusan terhadap perkara pertanahan tidak berlarut-larut, cepat, dan dapat diandalkanPembentukan Bank TanahDitetapkannya Model Bank Tanah Indonesia utk dilakukan studi pembentukannyaHasil Studi, laporan, dan FGD/SeminarBila Bank Tanah terbentuk maka penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan dapat terpenuhiRedistribusi Tanah dan Access Reform Ideal terlaksanaJumlah bidang tanah dan bantuan yang diberikan kepada masyarakatMonitoring BPNBila Redistribusi Tanah dan Access Reform Ideal terlaksana maka diasumsikan peningkatan luas pemilikan dan peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat miskin melalui pengelolaan tanahnya dapat terlaksanaSumber Daya Manusia di Bidang Pertanahan Ideal Proporsi Juru Ukur BPN mencapai 40 %Proporsi Juru Ukur mecapai 40%Monitoring Jumlah pegawai BPNBila proporsi juru ukur mencapai 40 % maka diasumsikan kekuatan minimum SDM BPN untuk pengelolaan dan pelayanan dapat tercapai.40HIRARKI LOGISINDIKATORSUMBER DATA/CARA PENGUKURANASUMSIActivitiesPerubahan Sistem Pendaftaran Tanah dari Stelsel Negatif menjadi Stelsel PositifPercepatan Penyediaan Peta Dasar PertanahanCakupan peta dasar pertanahan secara nasionalMonitoring Pelaksanaan Kegiatan BPN Bila cakupan peta dasar pertanahan dan sertipikasi tanah secara nasional terpenuhi serta publikasi kawasan hutan dan sosialisasi peraturan PerUU tentang tanah adat/ulayat dilakukan maka pengembangan sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif dapat terlaksanab. Percepatan Sertipikasi TanahCakupan wilayah nasional yang telah bersertifikat c. Publikasi Batas Kws HutanJumlah Kws Hutan terpublikasiMonitoring Bersama Pelaksanaan Kegiatan Publikasi Kawasan Hutan d. Sosialisasi Peraturan PerUU Tanah Adat/UlayatJumlah Provinsi yang telah dilakukan sosialisasiMonitoring Pelaksanaan Kegiatan BPN Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan NegeriPembentukan Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan NegeriTeridentifikasinya kebutuhan pembentukan dan mekanisme beracara pada Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan NegeriDisahkannya Peraturan Perundang-undangan Pembentukan Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan NegeriBila kebutuhan pembentukan dan mekanisme beracara pada Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan Negeri teridentifikasi maka Kamar Khusus Pertanahan di Pengadilan Negeri dapat terbentukPembentukan Bank TanahStudi Pembentukan Bank TanahTeridentifikasinya model Bank Tanah yg sesuai utk IndonesiaHasil studi, diskusi/FGD/Seminar Evaluasi Model-model Bank Tanah yang ada di dunia Bila model Bank Tanah yang sesuai untuk Indonesia teridentifikasi maka Bank Tanah dapat terbentukRedistribusi Tanah dan Access ReformPelaksanaan Pilot Project Redistribusi Tanah dan Access Reform (Reforma Agraria)Tersusunnya panduan pelaksanaan kegiatan redistribusi tanah dan access reformHasil studi, diskusi/FGD/Seminar Evaluasi Pelaksanaan Pilot dan Lesson Learn dari Best Practise Pelaksanaan TerdahuluBila panduan pelaksanaan kegiatan redistribusi tanah dan access reform tersusun maka diasumsikan Redistribusi dan Access Ideal dapat terlaksanaSumber Daya Manusia Bidang PertanahanPenerimaan pegawai BPN terencana untuk mencapai proporsi SDM idealJumlah Juru Ukur Baru... Orang BPNBPNBila jumlah juru ukur baru mencapai .... maka diasumsikan proporsi SDM ideal dapat dicapai41Ringkasan Rencana Kebutuhan Pengadaan Citra Satelit Resolusi Tinggi42NO.TAHUNLUASHEKTARKM21201517.204.572,63172.045,732201625.882.560,46258.825,60320178.814.243,2488.142,434201811.202.825,07112.028,25Jumlah63.104.201,40631.042,01Sumber: Dit. Pemetaan Dasar, BPN 2014