APPENDIKTOMI

6

Click here to load reader

Transcript of APPENDIKTOMI

Page 1: APPENDIKTOMI

meningkatkan akurasi diagnosis pada kasus yang meragukan.2

7. Penatalaksanaan

Bila dari hasil diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat

adalah segera dilakukan apendiktomi. Apendektomi dapat dilakukan dalam dua

cara, yaitu cara terbuka dan cara laparoskopi. Apabila apendisitis baru diketahui

setelah terbentuk massa periapendikuler, maka tindakan yang pertama kali harus

dilakukan adalah pemberian/terapi antibiotik kombinasi terhadap penderita.

Antibiotik ini merupakan antibiotik yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob.

Setelah gejala membaik, yaitu sekitar 6-8 minggu, barulah apendektomi dapat

dilakukan. Jika gejala berlanjut, yang ditandai dengan terbentuknya abses, maka

dianjurkan melakukan drainase dan sekitar 6-8 minggu kemudian dilakukan

apendisektomi. Namun, apabila ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun dan

pemeriksaan klinis serta pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan tanda

radang atau abses setelah dilakukan terapi antibiotik, maka dapat dipertimbangkan

untuk membatalkan tindakan bedah.

8. Komplikasi

Komplikasi utama apendisitis adalah perporasi apendiks, yang dapat dapat

berkembng menjadi peritonotis atau abses. Insiden perforasi adalah 10% sampai

32%. Insident lebih tinggi pada anak kebil dan lansia. Perforas terjadi secara umum

24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam 37,70 C atau lebih tinggi,

dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinue.

DEFINISI Appendiksitis adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada appendiks yang merupakan kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi. ETIOLOGI Appendiksitis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obstruksi atau penyumbatan

akibat :

1. Hiperplasia dari folikel limfoid

2. Adanya fekalit dalam lumen appendiks

3. Tumor appendiks

4. Adanya benda asing seperti cacing askariasis

5. Erosi mukosa appendiks karena parasit seperti E. Histilitica.

Menurut penelitian, epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan makanan rendah serat akan

Page 2: APPENDIKTOMI

mengakibatkan konstipasi yang dapat menimbulkan appendiksitis. Hal tersebut akan

meningkatkan tekanan intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional appendiks dan

meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada kolon.

Diagnosa keperawatan a. Pre operasi 1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan muntah pre operasi.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

b. Post operasi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi apendektomi.

2. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berkurang baehubungan denga anorexia, mual.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah. Kurang pengetahuan tentang

perawatan danp en yak it berhubungan dengan kurang informasi. 3. Perencanaan

1. Persiapan umum operasi

Hal yang bisa dilakukan oleh perawat ketika klien masuk ruang perawat sebelum operasi :

a. Memperkenalkan klien dan kerabat dekatnya tentang fasilitas rumah sakit untuk mengurangi

rasa cemas klien dan kerabatnya (orientasi lingkungan).b. Mengukur tanda-tanda vital.c. Mengukur berat badan dan tinggi badan.d. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium yang penting (Ht, Serum Glukosa, Urinalisa).e. Wawancara.2. Persiapan klien malam sebelum operasiEmpat hal yang perlu diperhatikan pada malam hari sebelum operasi :a. Persiapan kulit kulit merupakan pertahanan pertama terhadap masuknya bibitp en yak it. Karena operasi merusak

integritas kulit maka akan menyebabkan resiko terjadinya ifeksi. Beberapa ahli bedah lebih menyukai mencukur rambut karena bisa mengganggu prosedur

Page 3: APPENDIKTOMI

operasi.

b. Persiapan saluran cerna

persiapan kasus yang dilakukan pada saluran cerna berguna untuk :

1. Mengurangi kemungkinan bentuk dan aspirasi selama anestasi.

2. Mengurangi kemungkinan obstruksi usus.

3. Mencegah infeksi faeses saat operasi.

Untuk mencegah tiga hal tersebut dilakukan :

1. Puasa dan pembatasan makan dan minum.

2. Pemberian enema jika perlu.

3. Memasang tube intestine atau gaster jika perlu.

4. Jika klien menerimaanastesi umum tidak boleh makan dan minum selama 8 – 10 jam sebelum

operasi : mencegah aspirasi gaster. Selang gastro intestinal diberikan malam sebelum atau pagi

sebelum operasi untuk mengeluarkan cairan intestinal atau gester.

c. Persiapan untuk anastesi

Ahli anastesi selalu berkunjunng pada pasien pada malam sebelum operasi untuk melekukan

pemeriksaan lengkap kardiovaskuler dan neurologis. Hal ini akan menunjukkan tipe anastesi

yang akan digunakan selama operasi.

d. Meningkatkan istirahat dan tidur

Klien pre operasi akan istirahat cukup sebelum operasi bila tidak ada gangguan fisik, tenaga

mentalnya dan diberi sedasi yang cukup. 3. Persiapan pagi hari sebelum operasi klien dibangunkan 1 (satu) jam sebelum obat-obatan pre

Page 4: APPENDIKTOMI

operasi :

1. Mencatat tanda-tanda vital

2. Cek gelang identitas klien

Cek persiapan kulit dilaksanakan dengan baik

4. Cek kembali instruksi khusus seperti pemasangan infus

5. Yakinkan bahwa klien tidak makan dalam 8 jam terakhir

6. Anjurkan klien untuk buang air kecil

7. Perawatan mulut jika perlu

8. Bantu klien menggunakan baju RS dan penutup kepala

9. Hilangkan cat kuku agar mudah dalam mengecek tanda-tanda hipoksia lebih mudah.

4. Interpesi pre operasi

1. Obsevasi tanda-tanda vital

2. Kaji intake dan output cairan

3. Auskultasi bising usus

4. Kaji status nyeri : skala, lokasi, karakteristik

5. Ajarkan tehnik relaksasi

6. Beri cairan intervena

7. kaji tingkat ansietas

8. Beri informasi tentang prosesp en yak it dan tindakan

5. Intervensi post operasi

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Kaji skala nyeri : Karakteristik, skala, lokasi

Page 5: APPENDIKTOMI

3. Kaji keadaan luka

4. Anjurkan untuk mengubah posisi seperti miring ke kanan, ke kiri dan duduk.

5. Kaji status nutrisi

6. Auskultasi bising usus