Apabila Ada Seorang Anak Dengan Gizi Buruk Dibawa Kepada Anda
-
Upload
ricky-fachry -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Apabila Ada Seorang Anak Dengan Gizi Buruk Dibawa Kepada Anda
1. Apabila ada seorang anak dengan gizi buruk dibawa kepada anda
(sebagai seorang dokter yang bertugas di Puskesmas), apa yang anda
lakukan?
Apabila ada seorang anak dengan gizi buruk yang harus ditangani,
maka penatalaksanaan yang harus dilakukan sesuai dengan arahan
Departemen Kesehatan mencakup 10 tindakan yang dibagi ke dalam 4
fase, yaitu fase stabilisasi, fase Transisi, fase Rehabilitasi, dan fase Tindak
Lanjut (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Tabel 3. Tabel Penatalaksanaan Gizi Buruk (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2011)
a. Fase Stabilisasi
Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-
100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap
diberikan pada anak yang masih mendapatkan ASI (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
b. Fase Transisi
Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari F-75
menjadi F-100. Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan
asupan gizi 100-150 KKal/kgBB/ hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
c. Fase Rehabilitasi
Diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F-100,
dengan penambahan makanan untuk anak dengan BB < 7 kg diberikan
makanan bayi dan untuk anak dengan BB > 7 kg diberikan makanan
anak. Asupan gizi 150-220 KKal/kgBB/hari dan protein 4-6
g/kgBB/hari (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
d. Fase Tindak Lanjut
Setelah anak pulang dari PPG (Pusat Pemulihan Gizi), anak
tetap dikontrol oleh Puskesmas pengirim secara berkala melalui
kegiatan Posyandu atau kunjungan ke Puskesmas. Lengkapi imunisasi
yang belum diterima, berikan imunisasi campak sebelum pulang.
Anak tetap melakukan kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/
minggu, bulan II satu kali/ 2 minggu, selanjutnya sebulan sekali
sampai dengan bulan ke-6. Tumbuh kembang anak dipantau oleh
tenaga kesehatan Puskesmas pengirim sampai anak berusia 5 tahun
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Sedangkan tindakan yang harus dilakukan yaitu (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2011) :
1. Atasi/ cegah hipoglikemia
Mengatasi hipoglikemia dapat dilakukan dengan pemberian glukosa
10% peroral. Pemberian glukosa dilakukan sampai gejala
hipoglikemia hilang.
2. Atasi/ cegah hipotermia
Mengatasi hipotermia dapat dilakukan dengan menjaga suhu tubuh
balita agar tetap hangat, bisa dilakukan dengan meletakan balita di
ruangan yang hangat, atau bisa juga dilakukan dengan menghangatkan
tubuh balita, misalnya dengan cara diselimuti. Menjaga suhu tubuh
dan menghangatkan balita dilakukan sampai gejala hipotermia hilang.
3. Atasi/ cegah dehidrasi
Upaya mengatasi dehidrasi dapat dilakukan dengan memberikan air
minum dalam jumlah banyak. Upaya ini dilakukan sampai gejala
dehidrasi hilang.
4. Perbaiki gangguan elektrolit
Memperbaiki gangguan elektrolit dilakukan dengan cara memberikan
mineral mix, yaitu :
- KCl : 224 gram
- Tropotasium sitrat : 81 gram
- MgCl2.6H2O : 76 gram
- Zn asetat2H2O : 8,2 gram
- Cu SO4.5H2O : 1,4 gram
- Ditambah dengan air : 2,5 liter
Apabila terdapat edema, jangan diberikan diuretikum.
5. Obati Infeksi
Mengobati infeksi dapat dilakukan dengan memberikan antibotik
sesuai dengan infeksinya.
6. Perbaiki defisiensi mikronutrien
Defisiensi mikronutrien dapat diatasi dengan memberikan makanan-
makanan yang tinggi kadar gizi mikronya. Namun perlu diingat,
suplementasi Fe sangat tidak dianjurkan pada fase stabilisasi, sebab
suplementasi Fe dapat memperparah beberapa gangguan tertentu,
gangguan pada saluran cerna misalnya.
7. Makanan stabilisasi dan transisi
Salah satu makanan stabilisasi dan transisi adalah MODISCO
(Modified Skim and Coconut Oil) yang tinggi karbohidrat dan lemak
tak jenuh. MODISCO dapat berupa campuran antara susu skim,
tepung, mentega, dan minyak kelapa.
8. Makanan tumbuh kejar
Makanan tumbuh kejar yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan
kalori yang bergantung pada berat badan. Perhitungan kalori yang
dilakukan sama dengan perhitungan kalori untuk balita normal, hanya
saja ditambahkan 10% dari total kebutuhan kalori untuk memperbaiki
gizi kurang.
9. Stimulasi
Anak yang mengalami gizi buruk atau KEP berat akan mengalami
keterlambatan perkembangan mental dan perilaku. Oleh karena itu
dibutuhkan stimulasi sensorik dan dukungan emosional khusus berupa
:
1) Kasih sayang
2) Lingkungan yang ceria
3) Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/ hari
4) Aktivitas fisik segera setelah sembuh
5) Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain)
10. Siapkan tindak lanjut
Tindak lanjut dilakukan apabila gejala klinis sudah tidak ada dan berat
badan balita sudah mencapai 80% BB/U atau 90% BB/TB. Apabila
angka ini sudah tercapai, maka anak dapat dikatakan telah sembuh.
Namun, harus tetap diperhatikan pola pemberian makan yang baik dan
stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah.
Untuk perawatan yang dilakukan oleh orang tua di rumah, tindak
lanjut dari petugas pelayanan kesehatan dilakukan dengan
memperagakan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh orang
tua, yaitu :
1) Pemberian makanan dengan frekuensi lebih sering dengan
kandungan tinggi energy dan padat gizi
2) Terapi bermain terstruktur.
Selanjutnya, disarankan untuk membawa kembali anak untuk control
secara teratur:
1) Bulan I : 1x/minggu
2) Bulan II : 1x/ 2 minggu
3) Bulan III – VI : 1x/ bulan
Almatsier S., Susirah S., dan Moesijanti S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). 2006. Glosarium Data
dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.