Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan...

15

Transcript of Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan...

Page 1: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas
Page 2: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek

kehidupan (Spritualitas Islam)

Pentingnya spiritualitas (mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam kehidupan)

Doa Rasulullah SAW sehabis shalat shubuh:

Wahai Allah, sungguh aku berlindung kepada Mu dari empat hal:

• Ilmu yang tidak bermanfaat

• Qalbu yang tidak khusyu`

• Nafs yang tidak puas

• Doa yang tidak didengar.

Peran Tasawuf dalam Sains

Islamun ilmiyun wa amaliyun: Islam adalah ilmiah dan diamalkan (dipraktekkan).

Tanpa Tasawuf, Islam adalah hukum/ketentuan yang cenderung dogmatis.

Dengan Tasawuf , setiap ketentuan dan hukum bahkan janji Allah SWT, dibuktikan secara

ilmiah (dengan scientific method).

Ranah penelitian Tasawuf terutama pada ranah metafisika (beyond physics) sehingga

Tasawuf Islam adalah “ilmiah pada dimensi yang tertinggi” (the highest dimension of

science).

Perihal olah rasa atau kepekaan menjadi penting dalam hal ini.

Tasawuf menggunakan Metoda Sains

Pelaku Tasawuf melaksanakan proses penyucian jiwa dengan tekun sehingga berbagai

ketentuan syariah berlaku baginya. Misal: 1) QS(Al-Jin/72:16) "Jika engkau tetap istiqamah di

Tarikat-Ku niscaya engkau akan Ku beri rejeki bagaikan memancarnya air yg mengalir"; 2)

QS(Al-Baqarah/2:115) “Dan milik Allah Timur dan Barat. Kemana pun kamu memandang di

sanalah wajah Allah. Sunguh Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui.

Pengujian ini dilakukan berulang-ulang (dirinya sebagai “ guenea pig”, hingga ia betul-betul

merasakannya.

Sejarah panjang manusia mencari dan mengenal Tuhan

Walaupun dikatakan bahwa istilah “Tasawuf” dimulai oleh Hasan al-Basri(30-110H) di

Basra/Irak, namun pencarian Tuhan (kerohanian/spiritualitas) sudah ada semenjak

manusia pertama, nabi Adam AS di turunkan ke dunia.

Beratus tahun Adam AS meminta ampun atas dosanya, hingga ia bershalawat, “Ashaduala

ila ha Illallah, wa ashadu anna Muhammadur-Rasulullah”, barulah ia diridhai Allah SWT.

Tanpa adanya Nabi, Rasul, atau perisalah dari Allah SWT, tidak mungkin manusia bisa

ber-Tuhan! (baca Karen Amstrong (1993), “A History of God: ...”

Tuhan tak tergapai oleh akal manusia! Tuhan maha ghaib, tak berbentuk, tak berwarna,

tak...tak...segala yg terkonsepkan oleh manusia (QS:Al-Ikhlas/112:4).

Adam AS

Adam AS (6000SM), bapak dari semua manusia di bumi diciptakan dari tanah (clay). Pada QS:

: “Aku tiupkan ruh Ku”. Malaikat & Iblis disuruh Tuhan menyembah Adam Adam diberikan

Page 3: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

pasangan Hawa, ibu dari umat manusia di bumi Adam & Hawa “dihukum” karena

melanggar larangan Tuhan Adam minta-minta ampun dan mencari Tuhan.

Ibrahim AS

Ibrahim AS (2000SM), bapak dari 3 agama besar dunia (Yahudi, Kristen, dan Islam)

merupakan contoh baik dalam pencarian Tuhan secara jujur dan rasional sehingga ia digelari

sbg al-Hanif (pencari Kebenaran). QS:Al-Anbiya/21:50-70; QS:AlAn’am/6: 74-79; Akhirnya

Ibrahim AS sadar bahwa Allah SWT maha ghaib, kita harus “Berserah diri pada-Nya” di ayat

79, QS:6 tsb.

Musa AS

Musa AS (1391–1271SM) di ujung keresahannya utk meyakinkan dirinya dan umat Yahudi,

ia meminta Allah SWT untuk menunjukkan Wajah-Nya Allah SWT berkehendak, tak kuasa,

Musa pun pingsan.

Isa AS

Isa AS (2SM-33M) juga melakukan proses pencarian saat mudanya yg tidak tercatat dalam

sejarah saat ia menghilang dan diketemukan pulang dari perjalanan di gurun liar.

Muhammad SAW: Ajaran Tauhid

Muhammad SAW (570-634M) juga melaksanakan pencarian Tuhan dengan melakukan uzlah

(menyendiri) di gua Hira’. Bahkan Allah SWT menganugerahi Beliau SAW dengan Mi’raj

(beraudiensi dengan Allah SWT).

Mengenali diri sejati (Self Knowledge) untuk mengenal Tuhan

Orang bijak menyatakan pentingnya pengetahuan tentang diri yang sebenarnya (self

knowledge). Tanpa mengenali dan menyadari diri yang sejati, kita akan kehilangan makna

hidup sehingga tidak bisa mengarahkan hidup kepada tujuan yang sebenarnya (the ultimate

goal of life) → worshiping God (kalifatullah filardh atau abdi/wakil Tuhan di bumi). Demikian

pula, tanpa mengetahui hakekat diri, kita tidak dapat memanfaatkan seluruh pemberian Tuhan

YME yang berlimpah-limpah (yang seperti hujan dari langit) kepada kita untuk dapat mencapai

tujuan hidup tersebut.

Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu --Siapa yang telah mengenal dirinya maka ia

telah mengenal Tuhannya. Jadi, pengenalan diri adalah pintu yang harus dimasuki

dalam rangka berkenalan dengan Ketuhanan.

Mengapa perlu mengenal diri manusia? Karena pada dasarnya manusia adalah puncak

ciptaan Tuhan dengan tingkat kesempurnaan dan keunikan-Nya yang prima dibanding

makhluk lainnya (QS. 95:4). Namun, Allah juga memperingatkan bahwa kualitas

kemanusiaannya, masih setengah jadi, sehingga harus berjuang untuk

menyempurnakan dirinya (QS. 91:7-10).

Proses penyempurnaan ini amat dimungkinkan karena sejatinya manusia itu fithri, hanif

dan berakal. Lebih dari itu, Allah juga mengutus Rasulullah Saw. pembawa kitab suci

sebagai petunjuk (QS. 4:174).

Manusia: Body-Mind-Spirit

Pengenalan diri sangat penting bagi setiap orang untuk dapat membentuk kepribadian yang

seutuhnya yang dalam literatur disebut sebagai the whole (rounded) person atau integrated

human-being atau insan kamil (manusia yang sempurna/paripurna). Secara utuh manusia dan

segenap makhluk di alam ini terdiri dari unsur yang terlihat (raga/jasmani) dan unsur yang tidak

terlihat (jiwa/ruhani). Konsep yang membagi dua unsur manusia ini di sebut konsep Bipartite.

Page 4: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Banyak juga ahli yang membagi manusia ke dalam tiga unsur yaitu jasmani, jiwa, dan ruhani

atau dirangkai jadi body-mindspirit. Konsep ini disebut dengan konsep Tripartite. Konsep

alamiah manusia sebagai makhluk yang Bipartite atau Tripartite masih terus diperdebatkan,

terutama pertentangan apakah antara jiwa (soul) dan ruhani (spirit) dapat dipisahkan atau

menjadi satu kesatuan.

Self Knowledge: Maknanya?

Dari kamus Merriam-Webster self knowledge diartikan: knowledge or understanding of one's

own capabilities, character, feelings, or motivations. Sebenarnya, masih ada arti yang lebih

dalam dari sekedar memahami kemampuan-karakter-perasaan-motivasi. Untuk mudahnya

dalam paparan ini self knowledge diartikan sesuai komponen manusia body-mind-spirit

sehingga:

Body: jasmani memahami fungsi dan kemampuan tubuh beserta organ-organnya,

terutama organ vital.

Mind: perasaan memahami kekuatan pikiran, pembentukan karakter, dan memotivasi

diri..

Spirit: ruhani mengenal Tuhan dgn mematikan kedirian/ego sebelum mati.

Paradigm shift dengan berjihad melawan ego (hawa nafsu) melalui penyucian jiwa

Memahami dan menjalankan Islam secara lengkap (kaffah) yaitu melaksanakan proses

penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) yang bermetode (tarikah) maka pengenalan diri sejati dalam

rangka mengenal Allah (makrifatullah) sekaligus merealisir (menghakekatkan) ketentuan-

ketentuan ibadah dan muamalah (syariah), khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis.

Tasawuf Islam: menuju ilmu yg mashlahat

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Peran ilmu

tasawuf Islam dalam keilmuan dan pengetahuan. Ilmu ladunni: ilmu dari sisi Allah SWT.

Hakekat ilmu dalam Islam dan makna ilmuwan (ulil albab) versi Allah SWT.

Menghindarkan diri dari ilmu yg sekuler. “Islam adalah Science yang diamalkan” (Islamun

ilmiyun wa ‘amaliyun) Islam adalah ilmu pada dimensi yg tertinggi (bukanlah sekedar hukum

dan ketentuan saja). Dan Islam harus diamalkan dengan berbagai hukum dan ketentuannya.

Peran Tasawuf dalam Taskiyatun Nafs

Amalan wajib (shalat, puasa, zakat, dll), membaca al-Quran, sedekah, berbuat baik,

berprasangka baik, dsbnya merupakan upaya untuk menyucikan diri. Namun, amalan

tambahan berupa dzikirullah dengan rukun dan syaratnya adalah alat pembersih jiwa yang

paling ampuh (QS:29:45): “Bacalah kitab (al-Quran) yg telah diwahyukan kepadamu

(Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji

dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (dzikrullah) itu lebih besar (keutamaannya

dari ibadah yg lain). Allah mengetahui apa yg kamu kerjakan”.

Kalimat tauhid, “La-ilaha-ilAllah” merupakan dzikir yang utama.

Al-Ghazali (Minhajul Abidin: 11): Tasawuf adalah ilmu tentang penyucian jiwa

(tazkiyatunnafs). Ibnu Khaldun (Muqaddima: 1377): Tasawuf adalah cabang ilmu dalam Islam

yang mempelajari hati/kalbu. Tasawuf adalah ilmu yang dituntut para salik (pejalan ruhani)

untuk mengenal Allah SWT (makrifatullah)

Page 5: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Mengapa? Tasawuf untuk masuk kedalam Islam secara keseluruhan (Islam kaffah)

Islam kaffah: Iman-Islam-Ihsan

Dari Umar radhiallahuanhu, dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah

Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang

mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-

bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.

Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada

lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “Ya Muhammad,

beritahukan aku tentang Islam?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam

: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah,

dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan

zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu“, kemudian dia berkata: “anda benar“.

Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan.

Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman“. Lalu beliau bersabda:

“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya dan

hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“, kemudian dia

berkata: “ anda benar“. .. ...

Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan“. Lalu beliau bersabda: “Ihsan

adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak

melihatnya maka Dia melihat engkau” .

Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau

bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya“.

Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya”, beliau bersabda: “Jika seorang

hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,

miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba lomba meninggikan bangunannya“,

kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.

Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya?”. Aku

berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui“. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang

datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.

Berdasarkan hadist yg disampaikan oleh khalifah Umar bin Khatab R.A. (H.R. Tarmidhi)

tentang pertanyaan malaikat Jibril A.S. yg menjelma jadi manusia kepada nabi Muhammad

S.A.W. tentang pengertian Islam, Iman, dan Ihsan, maka Al-Islam terdiri dari 3 (tiga lapisan).

Syariah (rukun Islam dan ibadah serta muamalah lainnya) sebagai lapisan luar, tauhid (rukun

iman) sebagai lapisan tengah dan akhlaq (rukun ihsan) sebagai inti. Perlu dipahami bahwa

ketiganya merupakan suatu kesatuan yg utuh dimana Tasawuf sebagai jiwa/kekuatan dari

kedua lainnya. Tasawuf ibarat platina pada mobil. Tanpa platina mobil tidak bisa jalan. Tapi

platina saja tanpa komponen yg lain akan sia-sia. Ketiga komponen Al-Islam ini musti

dipelajari, dipahami dan diamalkan sesuai QS:2:208, "…masuklah kamu ke dalam Islam secara

keseluruhannya…" dan sabda Rasulullah SAW, “Al-Islamun Ilmiyun wa Amaliyun”.

Page 6: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Islam kaffah: syariat-tarikat-hakikat-makrifat

1) Syariat adalah rambu‐rambu (ketentuan, hukum, dan regulasi) agama yang disampaikan

oleh Rasulullah SAW

2) Tarikat adalah apa‐apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW (sikap, perilaku, tindakan,

dan cara melakukan semua itu)

3) Hakikat adalah realitas yang dirasakan Rasulullah SAW. Agar memahami Beliau, haruslah

merasakan realitas yg beliau rasakan.

4) Makrifat adalah tahapan mengenali dari Rasulullah SAW yang juga mesti kita kenali.

Hint :

1. Syariah: ketentuan, rambu-rambu

2. Tarikah: caranya, metode, jalan yang ditempuh

3. Hakikah: apa yang dirasakan

4. Makrifah: inti tujuannya

Syariah-Tarikah-Hakikah-Makrifah merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan dari al-Islam.

Jika diumpamakan:

Islam=tanaman → pohon=syariat; menyiram dsbnya=tarikat; buah=hakikat; menikmati

buah=makrifat

Islam=telor → kulit=syariat; putih-telor=tarikat; kuningtelor=hakikat; dan titik-inti-dikuning-

telor=makrifat

Islam=perjalanan → rambu-rambu dan arahan=syariat; jalannya=tarikat; terminal-terminal

pengalaman dan pemaknaan dalam perjalanan=hakikat; tujuan akhir=makrifat

Dalam setiap agama ada unsur esoteric/ghaib/metafisik nya. Sehingga setiap amalan ada unsur

luar dan unsur dalamnya. Dalam Islam bahkan, yang bertaqwa adalah percaya pada yg ghaib

(QS:Al-Baqarah/2:2-3: Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi

mereka yg bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yg ghaib, melakukan shalat, dan

menginfakkan sebagian rezeki yg Kami berikan kepada mereka). Beragama secara keseluruhan

(kaffah) adalah juga melaksanakan amalan-amalan dalam bidang rohani/spiritual/batin, selain

melaksanakan amalan yg bersifat ritual (shalat, puasa, zakat, muamalah, dsbnya).

Page 7: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas
Page 8: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Kaitan ilmu fiqh (syariat), ushuluddin (kalam), dan tasawuf (akhlaq)

Alam fisika dan metafisika

Ranah penelitian Tasawuf tidak hanya membuktikan alam fisika (membuktikan hukum-hukum

Allah di alam), tetapi juga menjelaskan dan membuktikan alam metafisika (beyond physics)

sehingga Tasawuf Islam adalah “ilmiah pada dimensi yang tertinggi” (science at the highest

dimension).

Page 9: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Mengapa? Tasawuf untuk berakhlak mulia (akhlakul karimah)

Dari akhlakul madzmumah menuju akhlakul karimah

Al-Akhlakul al-Madhmumah

Merupakan sifat syetan dan orang2 tercela yg meliputi perbuatan buruk kepada Allah SWT,

sesama manusia, dan makhluk lainnya. Akhlak buruk kepada Allah SWT: Takabbur (Al-

Kibru), Musyrik (Al-Isyrak), Murtad (Al-Riddah), Munafiq (Al-Nifaq), Riya’ (Ar-Riya),

Boros/Berfoya2 (Al-Israf), Rakus/Tamak (Al-Hirsu/Al-Tama’u).

Akhlak buruk kepada sesama manusia: Mudah marah (Al-Ghadab), Iri hati/dengki (Al-

Hasadu/Al-Hiqdu), Mengadu-adu (Al-Namimah), Mengumpat (Al-Ghibah), Bersikap congkak

(Al-As’ar), Sikap Kikir (Al-Bukhlu), Berbuat aniaya (Al-Zulmu).

Al-Akhlakul Mahmudah

Merupakan sifat para nabi dan orang2 siddiq yang meliputi perbuatan baik kepada Allah SWT,

sesama manusia, dan makhluk lainnya. Akhlak baik kepada Allah SWT: Bertobat (At-Taubah),

Bersabar (Al-Sabru), Bersyukur (Al-Syukru), Bertawakkal (Al-Tawakkul), Ikhlas (Al-Ikhlas),

Raja’ (Al-Raja’), Takut (Al-Khauf).

Akhlak baik kepada sesama manusia: Belas-kasihan/Sayang (Al-Shafaqah), Rasa persaudaraan

(Al-Ikha), Memberi nasihat (Al-Nasihah), Memberi pertolongan (Al-Nasru), Menahan amarah

(Kazmu Al-Ghaizi), Sopan santun (Al-Hilmu) dan Suka memafkan (Al-’Afwu).

Sufiyah berpendapat bahwa tujuan perbuatan/akhlak manusia adalah mdptkan ridha Allah

SWT, sehingga akhlakul karimah bukanlah tujuan, tetapi justru jalan/alat mencari ridha Allah.

Berakhlak baik harus diupayakan dan dilatih melalui proses penyucian jiwa (dzikir kalbi) yaitu

bermujahadah dan riyaddah. Akhlak manusia dinilai dari sikap, perilaku, tindakan, dan prinsip

hidup orang perorang. Imam Ghazali menyebut 4 sikap hidup: Arif bijaksana (Al-Hikmat),

Menjaga kesucian diri (Al-Iffat), Keberanian (As-Saja’at) dan Keadilan (Al-’Adalat).

Tazkiyatun nafs membenahi dari dalam/pusat pembentukan karakter dan perilaku

Abubakar Jabir Al-Jazairi (....): Akhlak adalah bentuk kejiwaan yg tertanam dalam diri

manusia, yg menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yg

disengaja.

Al-Ghazali (1111): Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul

perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Akhlak adalah dorongan jiwa yg melahirkan perbuatan manusia dan bersumber dari kekuatan

batin yg dimiliki oleh setiap manusia dan bersumber:

1. Al-Khalqu fitriyah (tabiat/pembawaan): dorongan jiwa yg tidak dipengaruhi oleh

lingkungan, tetapi oleh naluri (gharizah) dan warisan sifat orangtua atau nenek moyang.

2. Al-’Aqlu (akal-pikiran): dorongan jiwa yg dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah

melihat, mendengarkan, meraba, dan merasakan sesuatu yg nyata.

3. Al-Basirah (hati-nurani): dorongan jiwa yg hanya terpengaruh oleh faktor intuitif yg dpt

menilai yg batin dan berasal dari nur-ilahi sehingga manusia dpt melihat hakekat sesuatu

yg merupakan kenyataan yg sesungguhnya.

Page 10: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Akhlak Rasulullah SAW

Misi utama Nabi SAW menyempurnakan akhlak: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk

menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Ahmad 2/381)

Muhammad SAW berakhlak sangat mulia: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang

yang berakhlak sangat mulia”. (QS. Al-Qalam/68:4). Pujian Allah ini bersifat individual dan

khusus hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW karena kemuliaan akhlaknya.

Penggunaan istilah khulukun ‘adhim menunjukkan keagungan dan keanggunan moralitas

Rasulullah SAW.

Banyak Nabi dan rasul yang disebut-sebut dalam Al- Qur’an, Tetapi hanya Muhammad SAW

yang mendapatkan pujian sedahsyat itu. Dengan lebih tegas Allah pun memberikan penjelasan

secara transparan bahwa akhlak Rasulullah sangat layak untuk dijadikan standar bagi umatnya,

sehingga layak untuk dijadikan idola yang teladani sebagai uswatun hasanah, melalui firman-

Nya:

“Sungguh bagi kamu pada diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik (QS Al-

Ahzab/33: 21)

Values, norms, mores and ethics

Akhlak sebagai satu cabang ilmu Islam, menilai perbuatan manusia dengan acuan Al-

Quran dan As-Sunnah.

Etika merupakan pertimbangan benar-salah yang dilakukan oleh perorangan sesuai dengan

sistem nilai yang diyakini orang tersebut.

Moral merupakan perbuatan manusia yg dilandasi oleh nilai-nilai umum yang diyakini dan

dianut oleh satu komunitas, masyarakat, atau bangsa.

Kesusilaan adalah prinsip, dasar, atau aturan hidup yg lebih baik.

Kesopanan adalah ketenangan, situasi beradab, baik, dan halus (perkataan dan/atau

perbuatan).

Sebagai ilmu, etika dan akhlak digunakan utk mencari suatu sistem yg dpt dijadikan

pedoman bagi manusia utk mlkkn perbuatan yg baik.

Moral, kesusilaan, kesopanan, dan akhlak sama- sama berarti norma yg merupakan

perbuatan (praktek) manusia, namun akhlak juga mengacu kpd Tuhan selain kpd sesama

makhluk.

Page 11: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Mengapa? Tasawuf untuk menghakekatkan lima rukun Islam dan keikhlasan

beribadah dan muamalah

Aspek luar (ritual) dan dalam (spiritual) dari lima rukun Islam

Amalan wajib (shalat, puasa, zakat, dll), membaca al-Quran, sedekah, berbuat baik,

berprasangka baik, dsbnya merupakan upaya untuk menyucikan diri.

Syahadat ruhani

Mengucapkan dua kalimat sahadat ➔ kesaksian tauhid

Siapapun bisa mengucapkan 2 kalimat sahadat, sehingga secara syariah atau zahiriyah ia Islam,

namun secara batiniyah/ruhaniah ia juga harus Islam yaitu dengan bersaksi tiada tuhan selain

Allah ➔ Tauhid. “Muhammadurrasulullah” haruslah juga dilihat dalam perspektif batiniyah

➔ Nur Muhammad

Shalat yang khusyuk

Shalat merupakan

Sarana besar penyucian jiwa sekaligus tanda dan ukurran dalam penyucian jiwa.

Sarana sekaligus tujuan.

Peresapan makna-makna kehambaan, tauhid, dan kesyukuran.

Penegakan ibadah pada organ-organ utama jasad.

Pemusnahan sifat angkuh dan pembangkangan terhadap Allah serta pengakuan akan

ketuhanan dan kemahapengaturan Allah

Cara agar khusyu dalam Shalat

Kehadiran hati : Mengosongkan hati dari segala sesuatu selain apa yang sedang ia kerja

dan ucapkan.

Kepahaman : Kepahaman terhadap makna ucapan.

Penghormatan (Takzim) : Bersumber dari kemuliaan dan keagungan Allah serta

mengetahui kehinaan jiwa dan keberadaannya sebagai hamba.

Haibah (rasa takut yang bersumber dari rasa hormat) : Keadaan jiwa yang lahir dari

pengetahuan akan kekuasaan Allah dan pengaruh kehendakNya pada dirinya.

Harapan : Terwujud karena mengetahui kelembutan Allah, kedermawananNya, keluasan

nikmat-Nya, keindahan cipta-Nya.

Rasa malu : Bersumber dari perasaan selalu kurang dan selalu berbuat dosa.

Puasa nabi

Berpuasa di bulan Ramadhan ➔ jihad fisabilillah

Puasa merupakan pembiasaan terhadap jiwa untuk mengendalikan kedua syahwat. Jika

kesabaran termasuk kedudukan jiwa tertinggi, maka puasa merupakan pembiasaan jiwa untuk

bersabar. (QS. Al-Baqarah (2): 183).

Tingkatan puasa:

1. Puasa orang awam : Menahan perut dan kemaluan mempeturutkan syahwatnya.

Page 12: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

2. Puasa orang khusus : Menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan seluruh

anggota badan dari berbagai dosa.

3. Puasa orang paling khusus : Puasa hati dari berbagai ambisi yang hina dan pikiranpikiran

duniawi serta menahan hati dari segala sesuatu selain Allah secara total.

Zakat spiritual

Membayar zakat ➔ kesolehan sosial

Zakat dan infak merupakan sarana terpenting kedua dalam penyucian jiwa, karena jiwa

bertabiat kikir, sedangkan kekikiran merupakan sifat tercela yang harus disingkirkan dari jiwa

(QS. AnNisa (4): 128).

Penunai zakat harus mengerjakan hal-hal berikut:

Niat.

Bersegeralah mencapai haul.

Tidak mengeluarkan pengganti berupa nilai tetapi harus mengeluarkan apa yang dijelaskan

oleh nash.

Tidak memindahkan zakat ke kampung lain karena pandangan mata orangorang miskin di

setiap kampung tertuju kepada harta kampungnya.

Membagi-bagi hartanya kepada semua golongan yang berhak.

Haji yang mabrur

Haji merupakan pembiasaan jiwa melakukan sejumlah nilai, yaitu pasrah dan menyerahkan

diri kepada Allah, mencurahkan segenap kemampuan dan harta di jalan Allah, saling menolong

dan berkenalan, serta melaksanakan syiar-syiar ketundukan kepada Allah.

Rincian adab-adab ibadah haji:

1. Pertama, biaya yang halal, tangan terlepas dari perniagaan yang menyibukkan hati dan

mengacaukan perhatian, sehingga perhatian hanya tertuju kepada Allah.

2. Kedua, memperbanyak bekal dan rela hati mengeluarkan bekal dan biaya tanpa pelit

ataupun pemborosan.

3. Tiga, meninggalkan rafats (kesia-siaan), fusuq (sebutan bagi setiap pelanggaran terhadap

ketaatan kepada Allah), dan jidal (Berlebihan dalam bertengkar dan perdebatan).

4. Empat, lebih utama bagi pergi haji dengan berjalan kaki jika sanggup, terutama perjalan

dari Mekah ke Arafah kemudian ke Mina.

5. Lima, hendaklah tidak banyak memakai perhiasan dan tidak cenderung kepada berbagai

saran kemewahan dan kemegahan.

6. Enam, mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan kurban meskipun

tidak wajib baginya.

Page 13: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Bagaimana? Tasawuf untuk memaknai lebih dalam ayat-ayat alQuran dan al-Hadis

dalam rangka ber Islam secara kaffah

Ilmu kalam

Ilmu kalam/filsafat dalam pengenalan akan Allah SWT, malaikat, kitabullah, rasulullah, takdir,

kiamat, dan berbagai alam ghaib lainnya. Metode mempelajarinya dengan menggunakan dalil

Naqli (Quran & Hadist) dan dalil Aqli (akal sehat) dalam pengenalan dan pembuktian alam

ghaib’.

Tarekat ilmu tasawuf

Siapakah orang-orang yang dicintai Rasul-Nya? Tidak lain adalah para pewarisnya, yaitu para

ulama, orang-orang shalih, termasuk para mursyid. Merekalah yang senantiasa menapaki jejak

Rasulullah SAW, mengikuti sunnah-sunnahnya.

Sementara itu, keimanan terbentuk secara terbimbing. Nah, di situlah peran para mursyid.

Melalui bimbingannya, kita meningkatkan tauhid dan ma'rifat kita kepada Allah SWT.

Dan harus diingat juga bahwa dalam bertarikat harus meluruskan niat untuk mencari ridha

Allah SWT “Illahi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi”

(Ya Tuhanku, Engkaulah tempatku memohon dan keridhaanMu-lah yang kuharapkan) . dan

Seperti yang dikatakan oleh tokoh tarikat wanita Rabiah al-Adawiyah, “Ya Allah, jika aku

beribadah untuk mengharapkan syurga, campakkanlah aku dari syurga Mu; Jika aku beribadah

karena takut akan neraka, masukkanlah aku ke dalam neraka Mu; Tapi jika aku beribadah demi

Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah Mu yang abadi

padaku

Peran waliya murshida

Waliya Mursyida sebagai Ulama Pewaris Nabi SAW (Warisatul Anbiya), waliyullah yang

punya otoritas membimbing para salik/pejalan ruhani. Waliya Mursyida adalah sangat penting

dan murid harus memperhatikan adab terhadap Guru (lihat Bab Satu buku Mensucikan

Jiwa/Tazkiyatun Nafs, Said Hawa).

Waliyamurshida: Guru/Syaikh adalah seorang pembimbing ruhani yang membawa silsilah

kemushidan dari Rasulullah SAW turun-temurun. Perjalanan ruhani, mensucikan jiwa

(tazkiyatun nafs) menuju Allah SWT, terjal dan berliku, penuh tipu-daya syaithan. Di alam

ghaib, antara kita dan Tuhan disesaki oleh al-iblis yg sdh bersumpah akan menggoda dan

mengelabui manusia. Makanya wajib syaratnya ada Guru ruhani yang bersilsilah sebagai

penuntun jika berjalan di alam metafisik. Muhammad bin Abdullah saja harus dituntun oleh

Jibril A.S.

Peran ijtihad

Ijtihad berperan dalam menetapkan cara pengamalan maupun hukumnya (pahala-dosa, halal-

makruh-mubah-haram, wajib-sunat-harus-haram).

Page 14: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Bagaimana? Tasawuf untuk mengenal Allah SWT (makrifatullah)

Ta’alluq (mengantungkan hati dan pikiran hanya kepada Allah) − Mengenali penyakit-

penyakit hati − Berserah diri kepada Allah SWT (lahawla walaquw wata illabillah)

Ta’alluq yaitu menggantungkan hati dan pikiran hanya untuk Allah SWT (mengingat Allah).

Dalam istilah lain dikenal dengan Dzikir. “Yakni orang-orang yang mengingat Allah sambil

berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan

langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-

sia. Maha suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran:91)

Takhalluq (pengejawantahan sifat-sifat Allah yang mulia)

Takhalluq merupakan suatu upaya menuju proses penyempurnaan diri melalui

pengejewantahan sifat-sifat Allah SWT (asmaul husna) yang mulia untuk dapat ditiru dalam

sifat-sifat seorang mukmin.

Asmaul Husna dapat disematkan kepada sifat manusiia. Bagi manusia yang telah menyerap

sifat Allah ke dalam dirinya merupakan peningkatan diri (iritiqa’) Namun dalam surah al-Ikhlas

terdapat lima sifat Allah yang hanya dimiliki oleh Allah saja (salbiyah), yaitu: 1) Maha Esa

(wahdaniyah); 2) Pertama (awwaliyyah) dan terakhir (qidam); 3) Azali dan Kekal (baqa’); 4)

Berdiri sendiri (qayyum) dan tidak memerlukan siapa-siapa (isthigna); dan 5) Tidak ada yang

menyerupai-Nya.

Tahaqquq (aktualisasi sikap dan perilaku berakhlaq mulia)

Tahaqquq merupakan suatu proses untuk mengaktualisasikan kesadaran dan kapasitas dirinya

sebagai seorang mukmin untuk kemudian mengaplikasikannya dalam perilaku kehidupan

sehari-hari. Tingkatan Tahaqquq : 1) Tauhid dan ubudiyyah (penghambaan); 2) Ikhlas; 3)

Percaya kepada Allah (shiddiq); 4) Zuhud; 5) Tawakal; 6) Cinta kepada Allah (mahabbah); 7)

Takut (khaif) dan penuh pengharapan (raja’); 8) Takwa dan wara; 9) Syukur; 10) Sabar; taslim

(berserah diri) dan ridha; 11) Muraqabah dan musyahadah (ihsan); dan 12)Tobat yang

konsisten.

Dzikrullah bermetoda (tarikat) dan istiqamah di jalan tarikat

Mengingat Allah SWT berkekalan (saat berdiri, duduk, dan berbaring) hanya bisa terwujud

bila dilakukan pelatihan yang serius dengan dicukupkan rukun dan syaratnya. Latihan

dzikrullah dengan rukun dan syaratnya ada di dalam tarikat. Pada prinsipnya dzikrullah

bermetode (cukup rukun dan syaratnya) dibimbing oleh seorang Waliya Mursyida (waliyullah

yang punya otoritas membimbing para salik/pejalan ruhani). Waliya Mursyida adalah sangat

penting dan murid harus memperhatikan adab terhadap Guru (lihat Bab Satu buku Mensucikan

Jiwa/Tazkiyatun Nafs, Said Hawa).

Salah satu tarikat yang melatih dzikrullah bermetoda sehingga dapat mengingat allah

berkekalan (saat berdiri, duduk, dan berbaring) adalah tarikat Naqsabandiyah. Tarikat

Naqsyabandiyah adalah jalan (tarikat) yang paling dekat dan paling mudah bagi orang yg

melakukan perjalanan spiritual (murid) untuk mencapai peringkat tauhid. Sekalipun orang tsb

tdk memiliki kesiapan yg cukup dan prima untuk mencapai peringkat yg tinggi, tetapi Sang

Guru (syaikh) akan menghantarkan dia dengan luapan cinta-kasih nya. Naqshabandiyah yang

berarti “mengukir” nama Tuhan di dlm kalbu/hati. Dzikrullah yang dilaksanakan dalam tarikat

Naqsyabandiyah umumnya adalah dzikir khafi (dalam hati).

Page 15: Apa? Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam … · Tasawuf untuk mengenal dan menghadirkan Tuhan dalam segenap aspek kehidupan (Spritualitas Islam) Pentingnya spiritualitas

Dalam tarikat Naqsyabandiyah ada 17 mata pelajaran zikir, 3 diantaranya:

1. Zikir Ismu Zat, yaitu zikir dengan menyebut nama zat Yang Maha Agung, “Allah, Allah,

Allah, ...”. Bagi para pemula, zikir Ismu Zat ini diamalkan 5000x sehari semalam

2. Zikir Lataif, yaitu zikir “Allah, Allah, Allah, ...” sebanyak 11000x sehari semalam untuk

menghancurkan sifat mazmumah yg ada pd batin diri manusia, yg mrpk sarang Iblis. 7 lataif,

tempat sifat mazmumah yg akan dizikirkan agar menjadi sifat mahmudah tersebut adalah: a)

Latifatul Qalbi: 5000x; b) Latifatur Ruh: 1000x; c) Latifatus Sirr: 1000x; d) Latifatul Khafi :

1000x; e) Latifatul Akhfa : 1000x; f) Latifatun Natika : 1000x; g) Latifatu Kullu Jasad : 1000x

3. Zikir Nafi Isbat, yaitu zikir “La ila ha illAllah”

Syarat dzikrullah bermetoda

1. Waliyamurshida

2. Salik: pejalan ruhani yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang telah siap

mengikuti jalan Nabi, Sahabat, Tabiin, Tabiin-Tabiit, dan solihin.

Rukun dzikrullah bermetoda (Amin al-Kurdi, Tanwirur Qulub)

1. Suci: orang yg akan berdzikrullah harus mempunyai wudhu’ Sabda Rasulullah SAW,

“Wudhu’ itu menghapus dosa-dosa” (HR. Ahmad)

2. Shalat sunnat (wudhuk) 2 rakaat dan boleh ditambah 2 rakaat shalat sunnat tobat. HR:

Rasulullah mendengar terompah Bilal yg selalu shalat wudhu selepas berwudhu

3. Menghadap kiblat, ditempat yg sepi. Sabda Rasulullah SAW, “Tempat yg paling baik adalah

tempat yg menghadap kiblat” (HR Thabrani)

4. Duduk tawarruk (duduk kebalikan tahiyat akhir), yaitu duduk para sahabat di sisi Nabi yg

menunjukkan sikap tawaduk (merendahkan diri). Duduk spt ini selain merendahkan di

hadapan Tuhan juga membantu menyatukan alat inderawi.

5. Istighfar, memohon ampunan dengan membaca dalam hati “astaghfirullah” 5x, 15x, atau 25x

sembari membayangkan segala dosa- dosa yg telah dilakukan serta menyesalinya, merasa

malu dihadapan Allah SWT. Sabda Nabi, “Barangsiapa selalu membaca istighfar maka Allah

akan memberi jalan keluar atas segala kesulitan, melapangkannya dari kesusahan dan

memberinya rezeki di luar perhitungan (HR Ahmad dan al-Hakim)

6. Membaca al-Fatihah 1x dan al-Ikhlas 3x, sembari mempersembahkan pahala bacaan ini pada

ruhaniah Rasulullah SAW dan para auliya Allah.

7. Memejamkan mata, merapatkan bibir, dan menyentuhkan ujung lidah kelangit-langit

belakang. Hal ini perlu dilakukan untuk kesempurnaan konsentrasi/khusyuk dan memutus

berbagai bisikan hati akibat pandangan mata.

8. Rabithatul qabri, menghubungkan diri dengan kubur dgn mengingat mati, dimandikan,

dikafani, disembahyangi, dikubur dan kita sendirian di dalam kubur, sehingga hanya perbuatan

baiklah yg akan berarti. Sabda Nabi, “Tinggallah di dunia seolah2 engkau orang asing atau

orang yg melintasi jalan. Persiapkanlah dirimu untuk menjadi penghuni kubur” (HR al-

Tarmizi).

9. Rabithatul Mursyid, menghubungkan diri dengan Guru/Syeh pewaris ruhaniah mukaddasah

Rasulullah SAW.

10. Menyatukan seluruh indera, memutuskan segala aktivitas dan bisikan hati, sembari membaca

“Illahi anta maqsudi wa ridha ka mathlubi” [Hanya Engkau yg aku tuju, dan ridha Mu yg aku

harapkan] 3x. Lalu sebutlah dalam hati “Allah, allah, allah, ....” berkali-kali, bisa 100, 500,

1000, atau 5000x.

11. Setelah selesai, diam sejenak lalu membuka mata sembari mengucap “alhamdulillahi

rabbilalamin”.