“EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda...

75
“EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL SARUNG ADAT KOMUNITAS KAJANG, KABUPATEN BULUKUMBA)SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH: ADI PESTA IRAWAN 10538 1636 09 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2014

Transcript of “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda...

Page 1: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

“EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAISOSIAL SARUNG ADAT KOMUNITAS KAJANG,

KABUPATEN BULUKUMBA)”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjanapada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH:ADI PESTA IRAWAN

10538 1636 09

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI2014

Page 2: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan
Page 3: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan
Page 4: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10538 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial Sarung AdatKomunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji

adalah asli hasil kerja saya sendiri dan bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh

siapapun.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, November 2014

Yang Membuat Pernyataan

ADI PESTA IRAWAN

Diketahui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. St. Fatimah Tola, M.Si Drs, H. M. Hanis Nur M.Si

Page 5: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Mahasiswa yang bersangkutan :

Nama :ADI PESTA IRAWAN.

Stambuk : 10538 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial Sarung AdatKomunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak

untuk diujikan

Makassar, November 2014

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. St. Fatimah Tola, M.Si Drs, H. M. Hanis Nur M.Si

Mengetahui

Dekan FKIP Ketua JurusanUNISMUH Makassar Pendidikan Sosiologi

Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. Dr. H. Nursalam, M. SiNBM. 858 625 NBM. 951 829

Page 6: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ADI PESTA IRAWANStambuk : 10538 1636 09Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai penyusunan proposal sampai selesai skripsi, saya akan menyusun

sendiri skripsi saya (tidak dibuat oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, saya akan menerima

sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, November 2014

Yang Membuat Perjanjian

ADI PESTA IRAWANNim. 10538 1636 09

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.SiNBM. 951 829

Page 7: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial Sarung AdatKomunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10538 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Setelah diteliti dan diperiksa ulang, skripsi ini dinyatakan telah memenuhi syarat

untuk dipertanggung jawabkan didepan tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, November 2014

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. St. Fatimah Tola, M.Si Drs, H. M. Hanis Nur M.Si

Mengetahui

Dekan FKIP Ketua JurusanUNISMUH Makassar Pendidikan Sosiologi

Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. Dr. H. Nursalam, M. SiNBM. 858 625 NBM. 951 829

Page 8: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

iii

MOTTO

Jangan merusak apa yang kau miliki sekarang dengan mengejar sesuatu yang

tidak mungkin kau miliki. Sebab, apa yang ada padamu saat ini bisa jadi

merupakan salah satu dari banyak hal yang paling kau impikan.

Kupersembahkan Kepada :

Orang tua tersayang,

Ayahanda dan Ibunda.

Saudaraku

Page 9: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

iv

ABSTRAK

ADI PESTA IRAWAN, 2014. Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai – NilaiSosial Sarung Adat Komunitas Kajang, Kabupaten Bulukumba).Skripsi. JurusanSosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas MuhammadiyahMakassar (dibimbing oleh Fatimah Tola dan M. Hanis Nur).

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk memperoleh data tentang, eksistensipelestarian dan pengembangan sarung adat sebagai kearifan lokal di kabupatenBulukumba dan Untuk memperoleh data tentang, nilai-nilai sosial sarung adatmaasyarakat kajang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifatdeskriptif dengan penarikan informan dalam penelitian dilakukan dengan carapurposive sampling dengan pengambilan informan sebanyak 6 orang, berdasarkankriteria (1) masyarakat yang telah berdomisili di Desa Tana Toa, (2) Aktifmelakukan kegiatan tenun.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Sarung Adat (Lipa’Le’leng), merupakan salah satu warisan budaya leluhur mereka yang wajibmereka lestarikan dan kembangkan untuk keawetan budaya tersebut, karena telahdikenal oleh halayak banyak termasuk masyarakat diluar Sulawesi Selatanbahkan ke tingkat internasional. Cara untuk mempertahankan kebudayaan iniyaitu dengan cara mewariskannya kegenerasi berikutnya, yakni kepada anakPerempuan, atau kepada cucu perempuan mereka. Dalam kehidupan masyarakatkajang amma toa, sarung adat ( Lipa’ Le’leng) bukan merupakan gaya (belo-belo).Setiap menggelar acara adat sarung hitam merupakan item penting yangharus ada dalam acara adat. Hal ini menjelaskan betapa sakralnya sarung adat inidalam kehidupan mereka

Page 10: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah

SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL

SARUNG ADAT KOMUNITAS KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA). sebagai

tugas akhir untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada

Jurusan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini sungguh banyak

permasalahan, kesukaran, serta hambatan yang penulis hadapi, akan tetapi

semuanya dapat diatasi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, baik berupa

bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran.

Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Secara khusus kepada kedua orang tuaku tercinta. Penulis mengucapkan

banyak terima kasih atas kasih sayangnya yang telah penuh kesabaran dan kasih

memberikan bantuan baik moril maupun materi kepada penulis, dan senantiasa

mendoakan penulis agar sukses dalam studi dan menggapai cita-cita. Tak lupa

buat saudara-saudariku yang selalu memberikan motivasi selama penulis

menempuh pendidikan.

Page 11: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

vi

Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan

IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyetujui dan

menerima skripsi penulis.

Dr. H. Nursalam, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas

Muhammadiyah Makassar dan Muhammad Akhir S.Pd., M.Pd., Sekretaris

Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

banyak memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan selama kuliah sehingga

proses penyelesaian studi.

Dra. Hj. Fatimah Tola, M.Si. sebagai pembimbing I dan

Drs. H. M. Hanis Nur, M.Si pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

disela kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, arahan dan perhatiannya

dalam penyempurnaan skripsi ini.

Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi yang telah

memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis menimba ilmu

di Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Arnita Purnamasari, yang selama ini memberi dukungan dan motivasi

selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

vii

Sahabat-sahabatku Ariyatmawan, S.Pd., Herwin Efendi, S.Hut., Firman

Aras, Amd, Danial Pratama, S.Pd., A.Erid Prayitno, S.Hut., terimah kasih yang

tak terhingga atas persahabatan dan persaudaraan selama ini. Serta teman-teman

Angkatan 09 Sosiologi yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, banyak terima

kasih.

Akhirnya penulis hanya mampu berdo’a dan berserah diri kepada Allah

SWT, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan Allah

SWT, berkenan membalas jasa-jasa setiap amal bakti hambanya. Amin.

Makassar, November 2014

Penulis,

Adi Pesta Irawan

Page 13: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

MOTTO......................................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................... viii

DAFTAR TABEL......................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR ..................... 7

A. Tinjauan Pustaka………………………………………… …7

B. Kerangka Pikir ........................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 21

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 21

Page 14: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

vii

B. Lokasi, dan Waktu Penelitian .................................................. 22

C. Populasi Dan sampel................................................................. 23

D. Sumber Data ............................................................................ 24

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 24

F. Teknik Analisi Data.................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............. 28

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian................................ 28

B. Hasil Penelitian................................................................... 36

C. Pembahasan ......................................................................... 41

BAB V PENUTUP........................................................................ 44

A. Kesimpulan ......................................................................... 44

B. Saran ................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 46

LAMPIRAN ................................................................................. 47

Page 15: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Skema Kerangka Pikir ...................................................................................... 20

2. Gambar Informan Atas Nama Bombong (50 Tahun) ...................................... 57

4. Gambar Informan Atas Nama Naima (47 Tahun) ............................................ 57

5. Gambar Informan Atas Nama Rappe (32 Tahun)............................................. 57

6. Gambar Informan Atas Nama Nanro (45 Tahun) ............................................. 57

7. Gambar Informan Atas Nama Namo, (40 Tahun) .............................................57

8. Gambar Informan Atas Nama Evi (20 Tahun) ................................................. 57

Page 16: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Jenis Rumah Penduduk...................................................................29

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin .....................................30

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Umur .....................................31

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Penduduk Di Desa Tana Towa ......................32

Tabel 4.5 Profil Informan Menurut Tingkat Umur........................................34

Tabel 4.6 Profil Informan Menurut Lama Menetap.......................................35

Page 17: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Usulan Judul Proposal Penelitian/Penulisan Skripsi ...................................... 47

2. Persetujuan Judul dari Calon Pembimbing ................................................... 48

3. Pengesahan Judul Skripsi dari Pembimbing ................................................. 49

4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas(LP3M)………......................................... 50

5. Surat Izin Penelitian dari BP3K Kabupaten Bulukumba ............................... 51

6. Surat Izin Penelitian dari Kantor Camat Kajang ............................................ 52

7. Surat Izin Penelitian dari Desa Tana Towa .......................................................53

8. Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian............................................................ 54

9. Pedoman Wawancara ..................................................................................... 55

10. Daftar Informan.............................................................................................. 56

11. Data Dokumentasi .......................................................................................... 57

Page 18: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan

lingkungannya yang dikembangkan oleh Aguste Compte dari prancis yang sampai hari ini

kita kenal sebagai bapak sosiologi sedunia.Akibat perkembangan pola pikir dari masyarakat

tersebut, pada tahun 1839 ilmu sosiologi muncul pertama kali, ini dijelaskan dalam sebuah

buku “Cours de la Philosophie” karya Auguste Comte.

Dalam pembahasannya sosiologi sangat erat dengan manusia dan kehidupannya,

bagaimana tidak, objek kajian sosiologi adalah manusia dan kebudayaan sehingga ketika

kita berbicara tentang sosiologi maka kita akan berhadapan dengan materi tentang manusia

dan kehidupannya.

Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya dengan kebudayaan dan adat istiadat

terbentang dari sabang sampai merauke tak terkecuali di daerah Sulawesi Selatan tepatnya di

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Sebuah nilai yang tidak bisa terukur sehingga

terkadang budaya dan adat istiadat suatu daerah jarang tersentuh oleh masyarakat secara luas

dan menyeluruh.

Sebuah suku yang terdapat di daerah Kajang Kabupaten Bulukumba yang dikenal dengan

sebutan “Kajang Le’leng” adalah sebuah suku yang eksistensinya sampai hari ini masih

dikenal dan bisa kita saksikan. Banyak hal yang menarik untuk kita kaji dan teliti dari suku

ini, mulai dari sistem kepercayaan, cara berpakaian, sampai sistem mata pencaharian

masyarakatnya.

Page 19: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

2

Dikaji dari sistem mata pencaharian, suku Kajang Le’leng masih sangat bergantung pada

alam, selain dengan cara bercocok tanam atau pertanian, masyarakat Kajang Le’leng juga

memproduksi sarung adat dengan menggunakan alat dan bahan yang masih tradisional

namun saat ini pengrajin sarung adat sudah semakin berkurang hal ini disebabkan oleh

perhatian pemerintah yang sangat kurang dalam pengembangannya, padahal sudah

dijelaskan dalam Undang-undang dasar 1945 pasal 32 mengamanatkan bahwa negara

memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin

kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nila-nilai budaya.

Secara geografis,luas wilayah Desa Tana Toa sekitar 331,17 ha. Mempunyai kondisi

hutan yang sangat lebat.Jika diamati dengan teliti, hampir seluruh dusun yang berada di

dalamnya di kelilingi hutan.Sama sekali tidak ada jalan beraspal di dalam kawasan

ini.Hanya berupa jalan setapak yang terbuat dari batu-batu yang disusun secara teratur

sebagai penanda jalan.Letak sawah pertaniannya adalah dekat rumah Amma Toa, tepatnya

di bawah bukit.Cukup luas dan subur terlihat dari kejauhan.Sedang secara administratif,

masyarakat adat Kajang terbagi atas Kajang Dalam dan Kajang Luar. Masyarakat Adat

Kajang Dalam tersebar di beberapa desa, antara lain Desa Tana Toa, Bonto Baji, Malleleng,

Pattiroang, Batu Nilamung dan sebagian wilayah Desa Tambangan. Kawasan Masyarakat

Adat Kajang Dalam secara keseluruhan berbatasan dengan Tuli di sebelah Utara, dengan

Limba di sebelah Timur, dengan Seppa di sebelah Selatan, dan dengan Doro di sebelah

Barat. Sedangkan Kajang Luar tersebar di hampir seluruh Kecamatan Kajang dan beberapa

desa di wilayah Kecamatan Bulukumba, di antaranya Desa Jojolo, Desa Tibona, Desa Bonto

Minasa dan Desa Batu Lohe (Aziz, 2008). Namun, hanya masyarakat yang tinggal di

kawasan Kajang Dalam yang masih sepenuhnya berpegang teguh kepada adat Ammatoa.

Page 20: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

3

Selain dari sistem kepercayaannya yang sangat unik pakaian adatnyapun tergolong unik

ini dikarenakan penduduk setempat hanya menggunakan pakaian dengan satu warna saja

yakni warna hitam. Menurut kepercayaan mereka makna dari warna hitam itu sendiri adalah

lambang dari sebuah kesederhanaan sehingga ketika kita melihat cara hidup penduduk asli

memang sangat sederhana. Melihat dari pakaian adatnya yang unik maka kita akan bertanya

dimana pakaian tersebut diproduksi, dan ternyata pakaian adat tersebut diproduksi sendiri

oleh masyarakat setempat dengan menggunakan bahan yang masih sangat tradisional asli

dari alam dan cara pembuatannyapun masih tradisionnal dengan alat tenun manual.

Sarung hitam ini dibuat dan masih bertahan sampai hari ini karena menurut masyarakat

setempat ini sudah menjadi tradisi para pendahulu mereka atau pembuatan sarung itu

merupakan adat istiadat masyarakat setempat sebab sarung itu dahulu kala kata penduduk

setempat dipakai untuk memasuki daerah tana toa kajang dalam sebab di daerah tana toa

kajang dalam Sangat memegang teguh adat istiadat mereka yaitu salah satunya apabila ada

seorang atau sekelompok manusia yang ingin memasuki daerah tana toa kajang tersebut

maka wajib hukumnya harus memakai pakaian yang serba hitam mulai dari celana, baju,

topi, kaos kaki , sepatu dan lain sebagainya yang melekat di tubuh kita semuanya harus

berwarna hitam maka dari itulah masyarakat setempat membuat sarung hitam tersebut untuk

dipakai manusia yang ingin memasuki daerah tana toa kajang dalam dan sarung itu pula

dipakai untuk pakaian para pembesar atau pemangku adat tana to kajang apabila ingin

melaksanakan ritual adat tetapi sekarang itu semua sudah mulai terkikis seperti kegunaan

sarung tersebut sudah mulai di pakai sehari – hari oleh penduduk setempat seperti pergi ke

sawah, ke kebun, dan kegiatan masyrakat yang lainnya sebab mengapa karena ternyata

sarung tersebut mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan sarung yang lainnya

Page 21: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

4

seperti sarung itu sangat hangat apabila kita memakainya sangat cocok dengan iklim tropis

yang ada di sana, sarung itu juga panjang beda sarung- sarung yang ada maka dari itulah

penyebab agak terkikisnya kegunaan sarung tersebut (Ibrahim:2009).

Dalam pengaembangan dan pelestarian budaya tidak dapat dipungkiri bahwa peran

pemerintah sangatlah dibutuhkan. Dalam peraturan bersama menteri dalam negeri serta

menteri kebudayaan dan pariwisata nomor 40 dan 42 tahun 2009 dijelaskan pada bab 1 pasal

1 poin ke-2 “Pelestarian adalah upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan

kebudayaan yang dinamis” kemudian pada poin ke-6 “Pembinaan dan Pengawasan Umum

adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, gubernur selaku wakil pemerintah di daerah

dan/atau pemerintah kabupaten/ kota untuk mewujudkan tercapainya pelestarian

kebudayaan yang dilaksanakan di daerah”. Dengan demikian pemerintah harus mendukung

penuh pengembangan dan pelestarian budaya di nusantara tidak terkecuali budaya yang ada

di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Hal ini yang kemudian kita jumpai di daerah ini, bahwasanya pemerintah masih kurang

memperhatikan tentang masalah pengembangan dan pelestarian sarung adat tersebut. Lahir

berbagai macam pertanyaan mengapa sampai hari ini produksi sarung adat tersebut masih

tetap ada padahal perhatian pemerintah masih sangat kurang untuk pengembangannya,

kemudian apa langkah yang dilakukan masyarakat setempat untuk mempertahankan

kelestarian sarung adat ini

Page 22: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

5

Melihat dan kemudian mengkaji dari hal di atas maka kami memiliki inisiatif untuk

melakukan penelitian dengan judul penelitian “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL

(STUDY NILAI-NILAI SOSIAL SARUNG ADAT KOMUNITAS KAJANG

KABUPATEN BULUKUMBA)”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana eksistensi pelestarian danpengembangan sarung adat sebagai kearifan lokal di

Kabupaten Bulukumba?

2. Bagaimana nilai-nilai sosial sarung adat masyarakat Kajang?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk memperoleh data tentang, eksistensi pelestarian dan pengembangan sarung adat

sebagai kearifan lokal di kabupaten Bulukumba.

2. Untuk memperoleh data tentang, nilai-nilai sosial sarung adat maasyarakat kajang.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Penelitian ini diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat dan pemerintah

tentang pentingnya mengembangkan dan melestarikan adat serta kebudayaan daerah yang

kita miliki saat ini agar tidak mengalami kepunahan.

2.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa

dari setiap hasil budaya yang dihasilkan oleh sebuah komunitas memiliki makna

Page 23: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

6

tersendiri yang nilai sosialnya sangat dalam sehingga kedepannya kita punya inisiatif

untuk selalu menjaganya.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi pemahaman dan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi mahasiswa jurusan sosiologi pada khususnya dan pada mahasiswa

jurusan lain pada umumnya.

Page 24: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Melihat dar berbagai macam pendapat tentang kebudayan tentu banyak hal yang dapat

kita ambil sebagai kesimpulan salah satunya adalah, bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta,

rasa dan karsa manusia yang ditumbuh kembangakan secara turrun temurun oleh sebuah

kelompok tertentu.Selain itu dapat juga diartikan bahwa kebudayaan adalah karya manusia

sendiri, dan tanggung jawab manusia sendiri. Demikian kebudayaan dilukiskan secara fungsional

yaitu sebagai suatu relasi terhadap rencana hidup manusia sendiri. Kebudayaan kemudian

tampak sebagai suatu proses belajar yang sedang dijalankan oleh umat manusia. Ini berarti

perkembangan kebudayaan tidak terlaksana di luar manusia tetapi di dalam diri manusia itu

sendiri.

- Menurut Clifford Geertz memandang bahwa masyarakat Indonesia terbagi-bagiberdasarkan orientasi nilai-nilai keudayaan dan agamanya. Dengan latar belakang sejarahmasyarakat Indonesia yang pluralistis (majemuk), terdiri dari berbagai latar belakangbudaya, suku bangsa, adat, kepercayaan, bahasa, lingkungan alam, bentuk tubuh, warnakulit dan agama yang berbeda-beda, ini yang menjadi makna symbol keberagaman yangdimiliki bangsa ini.

- Menurut Soerjono Soekanto (1984), kebudayaan tidak hanya menerima pengaruh dariperubahan teknologi, akan tetapi kebudayaan dapat pula mempengaruhi arah dansifatnya. Peralatan dari peradaban manusia mempunyai kegunaan tertentu, walaupunkadang-kadang tidak dperdulikan apa yang akan diperbuat dengannya atau untukkepentingan apa hal itu digunakan. Manusia mempunyai kekuatan-kekuatan tertentuuntuk memproduksi benda dan jasa yang dikehendakinya. Ketidak perdulian terhadapkualitas produksi tersebut dapat mengakibatkan jatuhnya derajad nilai kebudayaansebagai pandangan hidup masyarakat. Kebudayaan merupakan faktor dinamis dalamperubahan sosial, karena perubahan sosial berkaitan dengan perubahan-perubahankebudayaan. Gejala social tidak akan ada, jika tidak didukung oleh sikap perilakumanusia sebagai suatu ekspresi kehidupan yang harus berubah bersamaan dengantumbuhnya kepentingan masa depan.

Page 25: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

8

a. Nilai Kebudayaan dan Pandangan Masyarakat

Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil karya yang telah dicapai oleh manusia, yang

sekaligus dimiliki oleh masyarakat dan dapat pula diserahkan pada orang lain. Menurut

Koentjaraningrat (1984), bahwa unsur universal yang merupakan isi dari pada semua

kebudayaan yang ada di dunia ini adalah:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan

2. System dan organisasi kemasyarakatan

3. System pengetahuan

4. Bahasa

5. Kesenian

6. System mata pencaharian

7. System teknologi dan peralatan

Hasil karya manusia itu dalam dunia sosiologi lazim disebut barang-barang kultur yang

terdiri dari institusi-institusi, pengetahuan, teknik, dan lain-lain. Barang-barang kultur ini

dapat diserahkan kepada pihak lain dan diwariskan pada generasinya. Kenyataan ini dalam

masyarakat sejak abad 19 telah dianggap sebagai sesuatu bentuk kehidupan yang normal dan

logis, di samping diakui sebagai kodrat asasi manusia.Dalam kelompok kehidupan manusia

pada masa primitif, suatu kebudayaan tumbuh bersifat homogen sesuai dengan warna dan

corak masyarakat yang relative etnosentris.

b. Hambatan Kultural Kebudayaan

Berbeda dengan kehidupan masyarakat modern, telah amat banyak tumbuh pola kehidupan

yang cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok hingga segala hubungan

social diharapkan mampu mencerminkan efesiensi yang didasarkan pada potensi peranan.

Page 26: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

9

Dalam pertumbuhan terbentuklah kebudayaan modern yang amat banyak mengenai

kelompok, dan pembagian kerja yang heterogen. Tumbuh pesatnya kebudayaan modern

membuat adat tradisional semakin terkikis dan hamper punah oleh karenanya perlu perhatian

yang intensif untak tetap mempertahankannya. Ada beberapa factor yang menyebabkan

terkikisnya kebudayaan antara lain sebagai berikut:

1. Kebutuhan manusia yang berubah dan berkembang setiap saat

2. Teknologi yang semakin berkembang

3. Kebudayaan modern lebih memudahkan proses kehidupan manusia

Masyarakat adat Ammatoa yang paham kosmologinya menganjurkan untuk hidup

berdampingan dan memanfaatkan bahan - bahan dari alam mulai bergeser untuk menggunakan

perangkat modern.Hal yang paling menonjol adalah alat-alat rumah tangga, baik alat memasak,

makan dan minum, hingga alat untuk mengolah tanah pertanian sudah mulai berubah.Perabot

rumah tangga yang awalnya mengandalkan tempurung kelapa untuk alat makan dan minum,

dapo’ (alat masak tradisional) dan bahan dari tanah liat lainnya sudah mulai ditinggalkan oleh

mayoritas masyarakat dalam komunitas adat.Dapo’ ini detempatkan di luar dekat pintu masuk.

Pada awalnya mereka membuat sendiri alat - alat rumah tangga dalam lingkungan keluarga,

namun sekarang perangkat dari plastik dan aluminium sudah akrab digunakan bahkan di rumah

Ammatoa (Puto Palasa) sendiri.Kecuali dapo’ (dapur tradisional), perabot rumah tangga

semacam cerek, panci, alat menggoreng, hingga piring, gelas, dan sendok sudah menjadi barang

keperluan sehari-hari.

Hidup berdampingan dengan masyarakat modern membuat budaya masyarakat Kajang

sedikit demi sedikit terkikis.Sampai hari ini yang masih tetap utuh dan belum tergeser adalah

pakaian adatnya yang masih konsisten menggunakan pakaian serba hitam. Ketika kita

Page 27: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

10

menginjakkan kaki di Tanah Toa Kajang maka yang akan kita jumpai adalah orang-orang yang

menggunakan pakaian serba hitam, symbol yang mereka jaga dan masih bertahan sampai detik

ini. Salah satu bukti kekonsistenan mereka dapat kita lihat pada seragam sekolah yang digunakan

murid SD di daerah tersebut, mereka tidak menggunakan seragam putih merah melainkan

seragam putih dan hitam.

2. MASYARAKAT KAJANG

Hampir setiap daerah yang ada diseluruh Indonesia memiliki kebudayaan serta adat

istiadat yang berbeda-beda begitu pula yang terjadi di daerah Tanah Toa Kajang kabupatten

bulukumba. Secara geografis,luas wilayah Desa Tana Toa sekitar 331,17 ha. Mempunyai kondisi

hutan yang sangat lebat.Jika diamati dengan teliti, hampir seluruh dusun yang berada di

dalamnya di kelilingi hutan.Sama sekali tidak ada jalan beraspal di dalam kawasan ini.Hanya

berupa jalan setapak yang terbuat dari batu-batu yang disusun secara teratur sebagai penanda

jalan.Letak sawah pertaniannya adalah dekat rumah Amma Toa, tepatnya di bawah bukit.Cukup

luas dan subur terlihat dari kejauhan.Sedang secara administratif, masyarakat adat Kajang terbagi

atas Kajang Dalam dan Kajang Luar. Masyarakat Adat Kajang Dalam tersebar di beberapa desa,

antara lain Desa Tana Toa, Bonto Baji, Malleleng, Pattiroang, Batu Nilamung dan sebagian

wilayah Desa Tambangan. Kawasan Masyarakat Adat Kajang Dalam secara keseluruhan

berbatasan dengan Tuli di sebelah Utara, dengan Limba di sebelah Timur, dengan Seppa di

sebelah Selatan, dan dengan Doro di sebelah Barat. Sedangkan Kajang Luar tersebar di hampir

seluruh Kecamatan Kajang dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Bulukumba, di antaranya

Desa Jojolo, Desa Tibona, Desa Bonto Minasa dan Desa Batu Lohe (Aziz, 2008). Namun, hanya

masyarakat yang tinggal di kawasan Kajang Dalam yang masih sepenuhnya berpegang teguh

kepada adat Ammatoa.

Page 28: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

11

Secara administratif Desa Tana Toa adalah satu dari sembilan belas desa yang ada dalam

lokasi kecamatan Kajang, kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Desa Tana Toa adalah desa

tempat komunitas masyarakat adat Kajang yang masih erat dalam menjaga dan melindungi

peradaban mereka sampai yang sampai hari ini masih di pertahankan.Secara keseluruhan Luas

lokasi desa Tana Toa ini yaitu 331,17 ha, baik yang terhitung lokasi Kajang dalam ataupun

Kajang luar. Serta dari 331,17 ha tersebut, kurang lebih 90 ha dipakai untuk area pertanian.

Tanaman yang dibudidayakan diatas area seluas itu cukup bermacam, salah satunya padi, jagung,

coklat, kopi, dan sebagainya.Penduduk adat Kajang menggunakan bahasa Makassar yang dialek

bahasanya berupa bahasa Konjo sebagai bahasa sehari-harinya. Masyarakat Ammatoa

mempraktekkan sebuah agama adat yang disebut dengan Patuntung dengan kepercayan kepada

sang pencipta yang disebut Turie’a A’ra’na oleh masyarakat setempat. Arti bila diterjemahkan

kedalam bahasa Indonesia bermakna “mencari sumber kebenaran.

Suku Kajang Amma Toa sangat menghormati lingkungannya, mereka memperlakukan

hutan seperti seorang ibu yang harus dihormati dan dilindungi. masyarakatnya dilarang keras

menebang kayu, memburu satwa, atau memungut hasil-hasil hutan, hal tersebut dipercayai bisa

mendatangkan kutukan bagi si pelaku dan mengancam kelangsungan hidup masyarakat karena

dapat mengakibatkan berhentinya air mengalir di lingkungan Tanatoa Kajang.

Berbicara tentang kearifan ekologis yang dipraktekkan oleh masyarakat Kajang, kita tidak dapat

melepaskannya dari sebuah prinsip hidup yang disebut tallase kamase-mase,bagian dari pasang

yang secara eksplisit memerintahkan masyarakat Kajang untuk hidup secara sederhana dan

bersahaja, menolak segala sesuatu yang berbau teknologi. Karena menurutnya, benda-benda

teknologi dapat membawa dampak negatif bagi kehidupan mereka juga merusak kelestarian

sumber daya alam. Sebahagian besar penduduknya bermata-pencaharian sebagai petani, tukang

Page 29: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

12

kayu dan penenun. Aktivitas ini pun dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja,

tanpa ada kecenderungan mencari sesuatu yang lebih dari kebutuhan hidup mereka. Secara

harfiah,tallase kamase-mase berarti hidup memelas, hidup apa adanya. Memelas, dalam arti

bahwa tujuan hidup warga masyarakat Kajang menurut pasang adalah semata-mata mengabdi

kepada Turek Akrakna.Prinsip tallasekamase-mase,berarti tidak mempunyai keinginan yang

berlebih dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk makan, maupun dalam kebutuhan pakaiannya.

Dengan cara yang demikian, maka keinginan mendapatkan hasil berlebihan dari dalam hutan

dapat dihindari, setidak-tidaknya dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga hutan tidak

terganggukelestariannya(Salle,2000).

Hidup sederhana bagi masyarakat Kajang adalah semacam ideologi yang berfungsi sebagai

pemandu dan rujukan nilai dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Secara lebih jelas tallase

kamase-mase ini tercermin dalam pasang sebagai berikut:

Ammentengko nu kamase-mase, accidongko nu kamase-mase, a dakkako nu kamase-

mase, a meako nu kamase-mase artinya; berdiri engkau sederhana, duduk engkau

sederhana, melangkah engkau sederhana, dan berbicara engkau sederhana.

Anre kalumannyang kalupepeang, rie kamase-masea, angnganre na rie, care-care na rie,

pammalli juku na rie, koko na rie, bola situju-tuju.Artinya; Kekayaan itu tidak kekal,

yang ada hanya kesederhanaan, makan secukupnya, pakaian secukupnya, membeli ikan

secukupnya, kebun secukupnya, rumah seadanya (Restu dan Sinohadji, 2008)

Jagai lino lollong bonena, kammayatompa langika, rupa taua siagang boronga.Artinya;

Peliharalah dunia beserta isinya, demikian pula langit, manusia dan hutan.Pasang ini

mengajarkan nilai kebersahajaan bagi seluruh warga masyarakat Kajang, tak terkecuali

Ammatoa,pemimpin tertinggi adat Kajang. Hal ini dapat dipandang sebagai filosofi hidup

Page 30: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

13

mereka yang menempatkan langit, dunia, manusia dan hutan, sebagai satu kesatuan yang

tak terpisahkan dalam suatu ekosistem yang harus dijaga keseimbangannya. Manusia

hanyalah salah satu komponen dari makro kosmos yang selalu tergantung dengan

komponen lainnya. Untuk itu, dalam berinteraksi dengan komponen makro kosmos

lainnya, manusia tidak boleh bertindak sewenang-wenang karena akan merusak

keseimbangan yang telah tertata secara alami (Salle, 2000).

Sangat unik jika kita mengkaji kebudayaan yang ada di daerah ini. Untuk mengkaji lebih

dalam adapun spesifikkasi masyarakat kajang adalah sebagai berikut:

a. Sistem Kepercayaan

Sistem kepercayaan masyarakat Kajang dalam sangat jauh berbeda dengan sistem

kepercayaan masyarakat kajang pada umumnya meskipun sama-sama mengakui bahwa

agama yang mereka anut adalah agama Islam. Masyarakat Kajang luar memiliki sistem

kepercayaan sebagaimana umat Islam secara umum berbeda dengan masyarakat Kajang

dalam yang memiliki cara serta sistem kepercayaan sendiri. Sebagai salah satu contoh,

mmasyarakat Kajang dalam ketika beribadah mereka tidak melaksanakan sholat lima waktu

melainkan mereka memakai prinsip “Sambayang lima je’ne’ talluka” yang jika diartikan

dalam bahasa indonesia bahwa sholat itu tidak ada hentinya setiap apa yang kita kerjakan

selagi mengingat tuhan (turie’a a’ra’na) maka itu merupakan sholat bagi mereka, sehingga

tidak heran jika kita memasuki daerah adat maka kita akan menemukan mesjid yang tidak

terawat dan bahkan sama sekali tidak pernah terpakai selama dibangun.

Page 31: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

14

b. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan di kawasan adat diatur dengan aturan adat yang dikepalai oleh seorang

kepala suku yang disebut Amma Toa dan dibantu oleh beberapa jajarannya yang disebut

Galla’. Ada lima Galla’ yang membantu Amma Toa yakni, Galla Pantama, Galla Puto, Galla

Lombok, Galla Kajang dan Galla Malleleng. Galla’ inilah yang menjalankan roda

pemerintahan di kawasan adat sesuai dengan tugas masing-masing. Hukum juga diatur

sebagaimana ketetapan adat, misalnya terjadi pencurian ini tidak langsung melibatkan aparat

Kepolisian melainkan diselesaikan secara adat dengan menggelar upacara adat attunu

panrolik. Berikut adalah struktur pemerintahan adat Tanah Toa Kajang:

Page 32: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

15

Sumber data: (Aparat Pemerintahan Desa Tanah Towa 2014)

c. Model Rumah Adat

Ketika kita memasuki kawasan adat maka kita akan menemukan rumah yang sangat unik.

Pada masyarakat secara umum untuk membangun sebuah rumah dibutuhkan paku sebagai

alat perekat dari balok dan papan yang satu dengan yang lainnya namun tidak terjadi pada

rumah adat masyarakat Kajang. Alat perekat yang mereka gunakan adalah rotan yang

diperoleh dari hutan adat. Meski demikian rumah yang ada dalam kawasan adat tetap kokoh

meski bahan yang digunakan semuanya berasal dari alam. Bentuknyapun sangat unik,

Page 33: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

16

dapurnya terletak dibagian depan (dekat tangga) hal ini merupakan simbol bahwa masyarakat

kajang tidak pernah menyembunyikan sesuatu apalagi yang sifatnya seperti makanan.

d. Pakaian Adat

Masyarakat Tanah Toa menggunakan pakaian sehari-hari dengan warna serba hitam, mulai

dari sarung sampai peci (passapu). Uniknya pakaian ini diproduksi sendiri oleh masyarakat

setempat sehingga nilai kesakralan pakaian tersebut masih tetap terjaga. Kepercayaan mereka

tentang pakaian serba hitam adalah symbol dari sebuah kesederhanaan sama seperti pola

hidup sederhana yang mereka jalani dalam kawasan adat. Selain itu pakaian hitam juga

melambangkan asal muasal manusia yang terlahir dari kegelapan dan suatu saat akan kembali

menuju kegelapan.

3. TRADISI SARUNG ADAT KAJANG

Keunikan dari komunitas Kajang salah satunya adalah pakaian adatnya yang sehari-hari

memakai pakaian hitam. Hal ini yang menjadi symbol dari masyarakat Kajang itu sendiri. Yang

paling menonjol dari pakaian adat tersebut adalah sarungnya yang mana proses pembuatannya

itu diproduksi sendiri oleh warga setempat serta alat dan bahannya masih sangat tradisional.

Sarung adat Kajang ini selain dipakai sehari-hari digunakan juga untuk upacara adat.

Salah satu contoh pada saat upacara kematian, keluarga dekat dari orang yang meninggal

dilarang untuk menggunakan baju selama 40 hari baik itu laki-laki ataupun perempuan. Selama

40 hari tersebut dianjurkan untuk memakai sarung adat saja, simbol ini mengisyaratkan bahwa

keluarga sedang berkabung.

Page 34: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

17

Sejarah sarung adat Kajang itu ada sejak komunitas Kajang ada di muka bumi yang

menurut kepercayaan mereka bahwa manusia pertama yang dilahirkan di bumi itu lahir di

Kajang serta tanah pertama yang diciptakan Tuhan (turie’a a’ra’na) adalah Kajang. Apabila kita

mengambil pandangan dari kepercayaan mereka maka dalam benak kita adalah betapa

konsistennya masyarakat Kajang mempertahankan kebudayaannya yang usianya sudah sangat

lama.

Masyarakat adat Ammatoa menganggap pakaian berwarna hitam dengan paduan celana

pendek putih merupakan kewajiban dalam kawasan adat.Belum lagi jika masyarakat yang

bersangkutan telah mengikuti acara Pa’nganro besar dalam hutan adat (Borong) maka yang

bersangkutan sudah wajib menangalkan celana panjang dan menggantinya dengan Tope (sarung

hitam), menggunakan Passapu (penutup kepala dari kain hitam yang menjulang ke atas), tanpa

alas kaki dan menanggalkan segala perangkat modernitas dari jasad.Akan tetapi, dalam

pengamatan peneliti, banyak di antara masyarakat dalam kawasan adat mulai

meningalkannya.Bahkan sebagian kecil di antaranya kadang memakai pakaian berwarna terang

semacam merah dan kuning dalam kawasan adat.

Masyarakat adat Ammatoa mempercayai bahwa Hitam berarti :

1. Penyesuaian diri dengan lingkungan karena alam sekitar meliputi hutan, daerah yang lembab.

2. Merupakan kepercayaan bahwa kita terlahir dari tempat yang tinggi, dari kegelapan dan

penuh rahasia.

3. Menggambarkan sikap rasa persamaan, senasib dan sepenanggungan.

4. Melambangkan sikap kegotong - royongan.

5. Melambangkan asli penduduk

Page 35: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

18

Kepercayaan inilah yang dapat mempertahankan salah satu bukti kebudayaan dari

masyarakat kajang yakni sarung adatnya.Sebuah kebudayaan yang telah mereka jaga sejak dulu

sampai saat ini.

4. NILAI-NILAI SOSIAL SARUNG ADAT KAJANG

Membahas tentang masyarakat Kajang maka kita tidak pernah lepas dengan persoalan

pakaian adatnya.Sarung adat hitam yang dikenal dengan sebutan Lipa’ Le’leng menjadi simbol

komunitas Kajang.Banyak makna yang terkandung dari sarung adat tersebut sehingga

menjadikannya sakral dalam sebuah prinsip hidup masyarakat Kajang.

Sarung adat Kajang merupakan simbol dari watak masyarakatnya yang hidup dengan sebuah

kesederhanaan. Selain itu terdapat juga simbol spiritual yakni sebuah kehidupan lahir dari

kegelepan dan nantinya akan kembali ke kegelapan. Sarung adat Kajang adalah lembaran kain

hitam yang dianggap mistis bagi masyarakatnya sehingga sarung ini masih bertahan diantara

produksi sarung modern.

Masyarakat Kajang memproduksi sarung adat ini tidak sekedar dijadikan sebagai bentuk

konsistensi masyarakat terhadap budayanya namun dijadikan juga sebagai sumber mata

pencaharian.Masih banyak orang yang bermukim di kawasan adat yang menjadikan sarung adat

sebagai alat untuk mendapatkan uang.Sarung ini dijual ke masyarakat diluar kawasan adat untuk

dipakai pada acara-acara hajatan dan dipakai sehari-hari. Sarung ini sangat diminati masyarakat

diluar kawasan adat, selain memiliki nilai tersendiri pada saat digunakan pada saat acara-acara

penting seperti pesta perkawinan, sarung ini juga sangat bagus untuk digunakan sehari-hari

karena sangat hangat pada saat dikenakan di badan sehingga masyarakat di luar kawasan adat

lebih sering menggunakannya disaat musim hujan.

Page 36: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

19

5. PERANAN PEMERITAH

Tumbuh kembang serta lestarinya sebuah kebudayan sangat dipengaruhi oleh perhatian

pemerintah. Dalam pelestarian sarung adat Kajang tidak lepas dari campur tangan pemerintah

daerah Kabupaten Bulukumba meskipun jika dilihat dari segi perekonomian tidak menunjang

APBD karena para pengrajin sarung adat di Tanah Toa Kajang tidak terdaftar dalam ruang

lingkup perindustrian Kabupaten Bulukumba, dengan kata lain kerajinan tersebut hanya

merupakan usaha perseorangan.

Informasi yang diperoleh dari beberapa informan yang telah ditemui dan diwawancarai

diperoleh informasi bahwa, meskipun hanya usaha perseorangan pemerintah Kabupaten

Bulukumba masih tetap memberikan perhatian kepada para pengrajin, salah satu bentuk

perhatiannya adalah memberikan bantuan bahan baku berupa benang secara gratis kepada para

pengrajin. Hal ini dilakukan agar pengrajin lebih antusias dalam mempertahankan kebudayaan

sarung adat (lipa’ le’leng) yang dimiliki daerah Tanah Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten

Bulukumba.

Page 37: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

20

B. KERANGKA PIKIR

Mengkaji setiap poin yang dijelaskan di atas, maka dapat digambarkan dalam skema

kerangka pikir atau koseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

KOMUNITAS KAJANG

PENGRAJIN SARUNGADAT

NILAI SOSIALSARUNG ADAT

MODERNISASI

EKSISTENSI SARUNGADAT

Page 38: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

21

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan

dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk

menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya

dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.

Penelitian Kualitatif secara teoritis adalah format penelitian yang berbeda dengan format

penelitian kuantitatif.Perbedaan tersebut terletak pada kesulitan dalam membuat desain

penelitian kualitatif, karena pada umumnya penelitian kualitatif yang tidak berpola. Format

desain penelitian kualitatif terdiri dari tiga model, yaitu format deskriptif, format verifikasi, dan

format grounded research. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain

deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau

kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat, 1993:89).

Selanjutnya peneliti akan memberikan gambaran secara cermat tentang fenomena yang terjadi

mengenai bagaimana eksistensi sebuah individu atau kelompok yang menjadi objek penelitian.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007:4) mengemukakan

bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Selanjutnya

Page 39: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

22

dijelaskan oleh David Williams (1995) seperti yang dikutip Moleong (2007:5) mengemukakan

bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara

alamiah.Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal

menurut pandangan manusia yang diteliti.Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi,

pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.

Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data

tertulis serta data lisan dari informan (Djajasudarma, 2006: 11).Lebih lanjut dijelaskan bahwa

pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu penelitian memerlukan

informan.Pendekatan yang melibatkan masyarakat sebagai informan ini diarahkan pada latar dan

individu yang bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh.Oleh

karena itu, dalam penelitian ini jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain,

jumlah informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian yang berjudul “Eksistensi Kearifan Lokal (Study Nilai-Nilai Sosial Sarung Adat

Komunitas Kajang Kabupaten Bulukumba)” ini akan dilaksanakan di Kawasan Adat Ammatoa,

Desa Tanah Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Daerah ini dijadikan sebagai lokasi

penelitian karena daerah yang telah ditetapkan ini adalah satu-satunya daerah yang dihuni oleh

komunitas Kajang yang sampai hari ini kebudayaannya masih terjaga.

Melihat dari metode penelitian yang digunakan serta obyek yang akan diteliti yang sifatnya

masih sangat tradisional sehingga penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan terhitung sejak

ujian proposal telah dilaksanakan.

Page 40: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

23

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek dan objek penelitian yang terdapat dalam

konteks penelitian yang dilakukan. Populasi inilah yang kemudian akan dijadikan sebagai

wadah untuk menggali segala bentuk informasi yang dapat membatu peneliti dalam

menyelesaikan tahap demi tahap penelitian yang dilakukan. Setelah menggali informasi

dari masyarakat setempat dapat disimpulkan bahwa jumlah populasi pengrajin sarung

adat di Tanah Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba adalah 120 orang.

2. Sampel

Dalam sebuah penelitian tidak semua dari populasi yang ada dijadikan sebagai informan,

melainkan hanya sebagian dari populasi untuk mewakili dari jumlah populasi yang

ada.Pengambilan sampel bertujuan untuk mendapatkan data representative dari populasi

sehingga disanrankan dalam pengambilan sampel tersebut jumlahnya lebih banyak dari

pada yang tidak dijadikan sampel sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Menurut

Arikunto (1989-99) sebagai berikut:

Apabila subjek populasi kurang dari 100, ada baiknya jika diambil semua dan jika

populasi besar, dapat diambil 5-10% atau 20-25% atau lebih tergantung dari kemampuan

peneliti dilihat dari segi waktu, dana, tenaga dan besar kecilnya resiko dalam penelitian.

Mengkaji dari pernyataan Arikunto maka peneliti mengambil sampel total 6 orang atau

5% dari jumlah populasi yang ada.

D. SUMBER DATA

Sumber data dari penelitian ini mengacu pada 2 sumber data sehingga hasil dari penelitian ini

lebih akurat. Adapun sumber data yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 41: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

24

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informan atau objek yang diteliti

yang sangat erat kaitannya dengan sarung adat komunitas Kajang, hal ini yang dimaksud

adalah pemangku adat dan pengrajin sarung adat itu sendiri.

2. Data sekunder atau data pelengkap yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan

oleh orang atau instansi terkait, sumber ini dapat berupa buku, disertasi, tesis, majalah-

majalah ilmiah, artikel dan data-data statistik yang diterbitkan oleh pemerintah.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting serta data yang

digunakan harus valid sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang sesuai harapan peneliti.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengambil data primer, dimana data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pengamatan

langsung atau observasi dari tempat penelitian kemudian dilanjutkan dengan wawancara

mendalam kepada informan untuk melengkapi data dari obyek yang diteliti dengan berpedoman

pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk memproleh jawaban dari permasalahan yang

akan diteliti.

Dalam proses pengumpulan data primer, peneliti melakukan beberapa tahapan

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi/ Pengamatan

Metode observasi merupakan langkah awal untuk mengumpulkan data atau keterangan

dari obyek penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan atau pencatatan sistematik

terhadap gejala- gejala yang terjadi agar diperoleh data yang akurat dari objek yang diteliti.

Observasi merupakan proses pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara

Page 42: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

25

langsung terhadap suatu objek dan mengadakan pencatatan secara sistematis berkaitan dengan

objek yang diamati dengan melihat atau mendengar.

Dalam proses penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan

langsung tanpa menggunakan peralatan khusus. Hal tersebut dilakukan untk mengamati prilaku

serta aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Kajang secara umum dan pengrajin sarung adat

secara khusus.Kemudian hasil pengamatan serta pemahaman penulis terhadap fenomena itu

dijadikan sebagai landasan atau data awal penelitian untuk pengumpulan data selanjutnya.

Karena pada dasarnya metode observasi ini adalah proses awal pengumpulan data dari obyek

penelitian dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung fenomena sosial yang diteliti.

2. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan system tanya jawab

antara peneliti dan informan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obyek penelitian dengan

menggunakan pertanyaan yang telah disiapkan, hal ini dilakukan untuk mendapatkan keterangan

yang jelas dan mendasar dari informan. Metode wawancara merupakan bentuk komunikasi

verbal atau percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari objek. Wawancara ini

dilakukan agar peneliti lebih bebas untuk memberikan pertanyaan kepada informan terkait

dengan penelitian yang dilakukan sehingga data yang diperoleh akan semakin akurat.

Dalam proses pelaksanaan wawancara ada dua hal yang harus dilakukan yaitu, wawancara

bebas terpimpin atau semi terstruktur dan wawancara terpimpin atau bebas terarah. Wawancara

bebas terpimpin atau semi terstruktur adalah proses wawancara yang dilakukan dalam situasi

santai dan spontan sehingga memungkinkan peneliti untuk mengajukan pertanyaan yang luas

namun tetap mengacu pada pedoman pertanyaan. Sedangkan wawancara terpimpin atau bebas

terarah, adalah proses wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang telah

Page 43: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

26

disiapkan untuk diajukan kepada informan, hal ini dapat melahirkan beberapa informasi yang

sangat dibutuhkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Selain itu, peneliti juga

menggunakan wawancara terlibat, artinya wawancara yang dilakukan bukanlah wawancara

formal dengan menggunakan kuisioner, tetapi wawancara yang berupa dialog spontan.

Metode tersebut penulis gunakan secara langsung kepada para informan baik itu tokoh

atau pemangku adat maupun pengrajin sarung adat yang menjadi narasumber penelitian ini

secara kondisional agar lebih terasa dekat dan tidak ada rasa pembatas antara peneliti dan yang

diteliti sehingga terbentuk keterbukaan dan saling percaya antara peneliti dan informan.

3. Dokumentasi

Seiring dengan proses wawancara yang dilakukan peneliti maka tidak lupa peneliti juga

harus melakukan proses yang tidak kalah pentingnya yakni proses dokumentasi. Dokumentasi

bukan hanya proses pengumpulan data melalui hasil rekaman dan gambar dalam pelaksanaan

penelitian berlangsung akan tetapi dokumentasi juga merupakan proses pengumpulan data dari

instansi dan pihak terkait dalam merampungkan segala bentuk informasi yang sifatnya

dokumentatif.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Segala bentuk informasi yang diperoleh dari informan selama proses penelitian dilaksanakan

kemudian akan diolah secara kualitatif dan selanjutnya akan disajikan dalam sebuah bentuk

tulisan. Dalam proses analisis data ini ada beberapa tahapan, yaitu:

1. Reduksi data, adalah proses dimana seorang penulis menyaring beberapa data yang

ditemukan di lapangan yang sifatnya mudah untuk ditulis. Hasil reduksi atau hasil

Page 44: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

27

penyaringa inilah yang kemudian dipilih, dirangkum dan difokuskan pada tujuan

penelitian sehingga data tersebut tersusun secara sistematis yang pada akhirnya penelitian

yang dilakukan akan lebih mudah dipahami maksud dan tujuannya.

2. Penyajian data, merupakan tahapan untuk menunjukkan sekumpulan data atau informasi,

untuk mempertegas bagian-bagian yang dianggap penting dari hasil penelitian yang

diperoleh dilapangan sehingga kesannya akan lebih simpel namun sangat bermanfaat.

3. Kesimpulan, proses akhir dari suatu analisis data yang bertujuan untuk menjawab segala

pertanyaan dan permasalahan yang terdapat dalam proses pelitian sehingga akan

menunjukkan titik akhir dari proses tersebut yakni menjelaskan apa yang menjadi tujuan

dari penelitian yang dilakukan.

Page 45: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Profil Wilayah Penelitian

Karateristik dan identifikasi wilayah penelitian yang akan disajikan dalam bab ini meliputi,

letak geografis, keadaan penduduk, tingkat pendidikan dan agama. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat sebagai berikut :

a. Letak Geografis

Daerah penelitian ini terletak pada salah satu desa yang berada dalam wilayah Kecamatan

Kajang. Masyarakat yang berdomisili di Desa Tana Towa ini secara administratif mempunyai

batas-batas sebagai berikut :

1) Sebelah timur : Desa Batunilamung.

2) Sebelah barat : Desa Pattiroang.

3) Sebelah utara : Desa Maleleng.

4) Disebelah selatanan : Desa Bonto Baji.

Desa Tana Towa merupakan desa perbukitan, karena desa ini di kelilingi oleh Bukit-bukit

dengan suhu udara rata-rata 36o C. Masyarakat di Desa Tana Towa mempunyai mata

pencaharian sebagai Pengrajin Sarung Adat, Bertani, Berkebun, dan Beternak Hewan. Para

petani memanfaatkan air sungai sebagai pengairan untuk sawah mereka, volume air sungai ini

sangat ditentukan oleh musim.Waktu musim kemarau (April-September), volume air sungai

menurun sehingga aliran air sungai juga menurun sehingga aktifitas pertanianpun sangat

kurang.Jika diamati dengan teliti, hampir seluruh dusun yang berada di dalamnya dikelilingi

Page 46: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

29

hutan.Sama sekali tidak ada jalan beraspal di dalam kawasan ini.Hanya berupa jalan setapak

yang terbuat dari batu-batu yang disusun secara teratur sebagai penanda jalan. Letak sawah

pertaniannya adalah dekat rumah Amma Toa, tepatnya di bawah bukit.Pemukiman penduduk di

Desa Tanah Towa memanjang atau berderet dan mengelompok disepanjang Kawasan Adat

Komunitas Kajang Hitam yang rumah-rumah penduduk umumnya menyebar luas di dalam

Kawasan. Untuk jenis rumah penduduk Desa Tana Towa lebih jelasnya dapat dilihat pada table

berikut :

Tabel 4. 1

Jenis Rumah Penduduk Desa Tana Towa

No. Jenis Rumah

Jumlah

(buah)

Persen

(%)

1. Permanen 652 96,8

2. Semi Permanen 20 2,5

3. Tidak Permanen 5 0,7

Total 677 100

Sumber : Kantor Desa Tana Towa(2014)

Dari tabel diatas dapat diketahui jenis rumah penduduk Desa Tana Towa mayoritas

rumah permanen, dengan jumlah rumah permanen sebanyak 652 rumah (96,8 %), rumah semi

permanen sebanyak 20 rumah (2,5 %), dan rumah tidak permanen sebanyak 5 rumah (0,7 %).

Page 47: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

30

Air bersih berasal dari sumur yang dibuat sendiri oleh masyarakat dimana sumur tersebut telah

ada sejak nenek moyang mereka terlahir ulas sang kepala Desa Tana Towa.

b. Keadaan Penduduk

Dalam wilayah Desa Tana Towa yang luasnya sekitar 331,17 ha tersebar penduduk yang

berjenis kelamin laki-laki 1.369 dan perempuan yang berjumlah 1.428 Jiwa. Untuk lebih jelas

jumlah penduduk Desa Tana Towa dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4. 2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin

Jumlah

(Jiwa)

Persen

(%)

1. Laki-laki 1.369 48,94

2. Perempuan 1.428 51,05

Total 2.797 100

Sumber : Kantor Desa Tana Towa(2014)

Penduduk Desa Tana Towa berjumlah 2.797 Jiwa terdiri dari laki- laki sebanyak 1.369

(48,94 %) dan selebihnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.248 Jiwa (51,05 %).

Selanjutnya penduduk yang bermukim di Desa Tana Towa memiliki umur yang berbeda-

beda. Sama halnya dengan penduduk yang bermukim di di daerah lain yang memiliki umur yang

bervariasi mulai dari yang paling muda sampai dengan yang paling tua. Selain itu hal ini juga

dipengaruhi oleh proses perkawinan masyarakatnya. Mayoritas masyarakat Tana Toa Kajang

Page 48: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

31

melakukan proses pernikahan dengan masyarakat setempat sehingga ini mempengruhi angka

kelahiran di daerah tersebut. Untuk lebih jelas tentang tingkat umur pada penduduk Desa Tana

Towa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 3

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Umur

No.

Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah

(Jiwa)

Persen

(%)

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 19

20 – 39

40 – 59

60 – 79

80 – 99

956

782

641

403

15

34,17

27,95

22,91

14,40

0,53

Jumlah 2.797 100

Sumber : Kantor Desa Tana Towa (2014)

Dapat diketahui dari tabel diatas bahwa kelompok umur penduduk di Desa Tana Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba pada umur 0-19 tahun sebanyak 956 jiwa (34,17 %),

umur 20-39 tahun sebanyak 782 jiwa (27,95 %), umur 40-59 tahun sebanyak 641 jiwa (22,91 %),

umur 60-79 tahun sebanyak 403 jiwa (14,40 %), umur 80-99 tahun sebanyak 15 jiwa (0,53 %).

Page 49: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

32

c. Tingkat Pendidikan

Pada zaman sekarang ini untuk menguasai suatu teknologi dibutuhkan ilmu agar teknologi

tidak membodohi dan menyesatkan bagi umat manusia. Demi pembangunan Desa Tana Towa

pemerintah setempat berupaya untuk warganya mengenyam 9 tahun pendidikan.

Sehingga para orang tua berupaya untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya

sehingga tidak menjadi sampah masyarakat. Selain itu, tentulah para orang tua tidak mau melihat

anaknya seperti dirinya mereka harus lebih tinggi atau lebih berada (mapan) daripada dirinya

(orang tuanya). Adapun pendidikan yang diharapkan dapat diperoleh baik dari sektor formal

maupun informal seperti pelatihan-pelatihan, kursus-kursus serta pengalaman dalam

mendapatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri karena suatu saat nanti para

anak akan hidup tanpa orang tua sebagai orang yang memenuhi kebutuhannya dan akan

merasakan juga kenyataan hidup yang penuh dengan tanda tanya besar. Dengan kata lain

pendidikan akan menciptakan manusia yang beradab, berbudi, dan mampu hidup dengan

membanggakan dirinya sendiri.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 4

Tingkat Pendidikan Penduduk Di Desa Tana Towa

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%)

1.

2.

3.

Buta Huruf

Tidak Tamat SD/Sederajat

Tamat SD/Sederajat

171

225

519

4,2

5,3

28,8

Page 50: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

33

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Tidak TamatSLTP/Sederajat

Tamat SLTP/Sederajat

Tidak Tamat SMA/Sederajat

Tamat SMA/Sederajat

D1

D3

S1

S2

278

418

399

931

49

60

129

11

10,7

16,8

12,9

11,2

1,6

1,9

3,2

1,2

Jumlah 3.190 100

Sumber : Kantor Desa Tana Towa (2014)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa

Tana towa yaitu jumlah penduduk tamat SMA/Sederajat yaitu 931 jiwa (28,8 %). Walaupun

masih ada yang buta huruf sebanyak 171 jiwa (4,2 %) dan yang tidak tamat SD/Sederajat

sebanyak 225 jiwa (5,3 %). Dan selebihnya yang tamat SD/Sederajat sebanyak 519 jiwa (16,8

%) serta yang tamat SLTP sebanyak 418 jiwa (12,9 %). Serta yang tidak tamat SLTP sebanyak

278 jiwa (10,7 %) dan tidak tamat SMA/Sederajat yaitu 399 jiwa (12,9 %).

2. Profil Informan

Pada profil informan ini oleh peneliti menyajikannya berdasarkan atas gambaran tentang

identitas informan yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria dalam penentuan subjek atau

Page 51: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

34

informan yang mendukung diperolehnya hasil penelitian yang sesuai dengan kenyataan pada

kehidupan masyarakat Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Adapun

profil informan adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Umur

Masyarakat Desa Tana Towa yang menjadi Informan dalam penelitian ini memiliki

umur yang berbeda-beda.Tingkat umur seseorang dapat memperlihatkan tingkah laku atau sikap

mereka dalam menghadapi suatu masalah.Hal ini dijadikan sebagai salah satu kriteria karena

objek kajian dari penelitian ini adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh individu yang

terbilang produktif untuk menghasil sebuah pruduksi. Untuk lebih jelasnya tentang profil

Informan berdasarkan tingkat umur disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Profil Informan Menurut Tingkat Umur

Sumber: Hasil Wawancara 2014

No. Tingkat Umur (Tahun) Frekuensi Persen (%)

1.

2.

3.

4.

5.

20 – 30

31 – 35

36 – 40

41 – 45

46 –50

1

1

1

1

2

16,6

16,6

16,6

16,6

33,3

Jumlah 6 100

Page 52: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

35

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa umur informan dalam penelitian ini

pada umur antara 20-30 tahun sebanyak 1 orang atau 16,6 persen, informan yang berumur 31 –

35 tahun sebanyak 1 orang atau 16,6 persen. Kemudian yang berada dalam umur 36 – 40 tahun

sebanyak 1 orang atau 16,6 persen, informan pada berumur 41 – 45 tahun berjumlah1 orang atau

16,6persen, dan informan yang berumur 46 – 50 tahun berjumlah 2 orang atau 33,3 persen.

b. Lama Menetap

Sesuai dengan kriteria dalam pemilihan informan untuk memperoleh data yang akurat

dalam penelitian ini, maka para informan terpilih yang telah berdomisili atau menetap di Desa

Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba selama minimal 5 tahun.Ini dilakukan

agar mendapatkan informasi dari orang-orang yang betul-betul paham tentang objek kajian

peneliti sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan struktural dalam menjabarkan Eksistensi

Sarung Adat komunitas Kajang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut :

Tabel 4.6

Profil Informan Menurut Lama Menetap

NNo. Lama MenetapJumlah

(Orang)Persentase

1.

2.

3

5 – 10 Tahun

11 – 15 Tahun

16 Tahun Keatas

1

2

3

16,6

33,3

50

Total 6 100

Sumber: Hasil Wawancara 2014

Page 53: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

36

Sesuai dengan tabel diatas dapat diketahui bahwa lama menetap Informan yang paling

banyak pada 16 – 20 Tahun sebanyak 3 Orang (50 %) dan paling sedikit pada 5 – 10 Tahun

sebanyak 1 Orang (16,6%), serta sisanya informan yang lama menetap pada 11 – 15 Tahun

sebanyak 2 Orang (33,3%).

B. Hasil Penelitian

Setelah mengadakan observasi dan wawancara kepada informan di Desa Tana Towa

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, maka pada bagian ini akan dipaparkan hasil

penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat disimak sebagai berikut :

1. Bagaimana cara masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba mempertahankan eksistensi Sarung Adat (Lipa’ Le’leng)sebagai warisan

budaya leluhur

Warisan budaya suatu daerah haruslah di pertahankan sebagai ciri khas dan penghormatan

kepada para leluhur kita.Salah satuhnya adalah eksistensi Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) yang

berada di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, yang sampai sekarang

masih dipertahankan oleh masyarakat setempat.Eksistensi Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) ini harus

tetap dijaga sehingga budaya khas Sulawesi Selatan ini masih tetap ada. Hal ini sesuai hasil

wawancara dengan beberapa yang memiliki jawaban dan persepsi sebagai berikut:

Informan bernama Bombong (50 Tahun) menyatakan bahwa :

“ Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) adalah budaya asli dari Sulawesi Selatan, khususnya di daerah

kajang amma toa sudah semestinya kita sebagai masyarakat Sulawesi Selatan senantiasa

mempertahankan kebudayaan ini. Cara untuk mempertahankan kebudayaan ini yaitu dengan

Page 54: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

37

caramewariskannya kegenerasi berikutnya, yakni kepada anak Perempuan, atau kepada cucu

perempuan kami.”

(Wawancara, 6 Oktober 2014).

Informan bernama Naima (47 Tahun) yang telah diwawancarai mengatakan bahwa :

“ Untuk mempertahankan eksistensi Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) dalam kehidupan masyarakat

di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba kita senantiasa merawat dan

memperkenalkan Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) kepada anak cucu kita sehingga, mereka juga

dapat mengerti peranan Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) tersebut dalam kehidupan sehari-hari

bahkan pada kegiatan ritual adat. Membuat atau menenun Sarung Adat (Lipa’ Le’leng)

merupakan salah satu cara agar eksistensi Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) ini masih bisa tetap

bertahan.”

(Wawancara, 6 Oktober 2014).

Informan bernama Rappe (32 Tahun) mengatakan bahwa :

“ Sudah selayaknya kita sebagai Warga Sulawesi Selatan mempertahankan keberadaan Sarung

Adat (Lipa’ Le’leng), dan bangga yang telah dikenal oleh halayak banyak termasuk masyarakat

diluar Sulawesi Selatan bahkan ke tingkat internasional. Cara untuk mempertahankan

kebudayaan ini yaitu dengan cara mewariskannya kegenerasi berikutnya, yakni kepada anak

Perempuan, atau kepada cucu perempuan kami.Memproduksijuga merupakan salah satu langkah

yang baik untuk mempertahankan keberadaan Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) di Sulawesi Selatan.”

(Wawancara, 6 Oktober 2014).

Page 55: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

38

2. Bagaimana nilai Kesakralan yang terkandung dalam Sarung Adat(Lipa’ Le’leng) dalam

kehidupan masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba,

sebagai warisan budaya leluhur.

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak

dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal

manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere,

yaitu meng olah atau mengerjakan.Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau

bertani.Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari kebudayaan karena, budaya

merupakan salah satu bagian dalam kehidupan bermasyarakat.

Budaya merupakan hasil karya, karsa dan rasa yang di ciptakan oleh suatu masyarakat

yang menjadi cirri khas mereka masing-masing.Salah satunya budayaSarung Adat (Lipa’

Le’leng) yang berada di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba yang

sampai sekarang masih dipertahankan, karena penggunaan Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) memiliki

nilai kesakralan bagi sipemakai. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu Informan

bernama Bombong (50 Tahun) yang menyatakan bahwa :

“ penggunaan Sarung Adat ( Lipa’ Le’leng) Kepercayaan kami tentang pakaian serba hitam

(passapu) adalah symbol dari sebuah kesederhanaan sama seperti pola hidup sederhana yang

sekarang kami jalani dalam kawasan adat. Selain itu pakaian hitam juga melambangkan asal

muasal manusia yang terlahir dari kegelapan dan suatu saat akan kembali menuju kegelapan”.

(Wawancara, 6 Oktober 2014).

Informan bernama Naima (47 Tahun) yang telah diwawancarai mengatakan bahwa :

Page 56: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

39

“Nilai yang terkandung dalam pemakaian ”Sarung Adat (Lipa’Le’leng), merupakan salah satu

pakaian yang wajib kami pakai sehari-hari khususnya yang tinggal didalam kawasan Amma

Toa, nilai-nilai yang terkandung dalam Sarung Adat (Lipa’Le’leng) sangatlah berpegang

teguh kepada pesan nenek moyang kami atau pendahulu kami”.

(Wawancara, 6 Oktober 2014).

Menjadikan sarung hitam (lipa’ le’leng) sebagai sarung adat bukan semata-mata dijadikan

sebuah lambang atau atribut untuk membedakan dengan warna pakaian masyarakat pada

umumnya melainkan ini merupakan sebuah penghormatan kepada sang pencipta (turie’a

a’ra’na) yang menciptakan manusia dari sebuah kehidupan di dalam Rahim yang gelap dan

nantinya akan dikembalikan ke kehidupan yang gelap di dalam kubur. Selain itu warna ini juga

melambangkan pola hidup sederhana yang menjadi pola hidup masyarakat Tanah Toa.Hal ini

diperjelas dari beberapa jawaban informan yang telah diwawancarai. Jawaban hasil

wawancaranya sebagai berikut:

Rappe (32 Tahun) menyatakan bahwa :

“Menggunakan sarung hitam bukan merupakan tujuan kami untuk membedakan diri dari

masyarakat pada umumnya melainkan ini merupakan sebuah tradisi nenek moyang yang

sudah turun temurun kami percayai sehingga sampai hari ini kami tetap menjaga tradisi

itu.Sarung adat (lipa’ le’leng) bukan sebuah atribut yang memunculkan nilai mistik yang

kebanyakan orang menjadikan sebuah bahan perbincangan melainkan sebuah aturan adat yang

tidak bisa kesampingkan karena ini sudah mendarah daging sampai anak cucu kami”.

(Wawancara, 6 Oktober 2014).

Page 57: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

40

Nanro (45 Tahun) :

“Dalam kehidupan masyarakat Tana Toa sarung adat (lipa’ le’leng) bukan merupakan gaya

(belo-belo).Setiap menggelar acara adat sarung hitam merupakan item penting yang harus ada

dalam acara adat.Hal ini menjelaskan betapa sakralnya sarung adat ini dalam kehidupan

kami”.

(Wawancara, 6 Oktober 2014)..

Kesakralan dari sarung hitam (lipa’ le’leng) tidak hanya untuk mewujudkan segala

bentuk aturan adat yang dianut secara turun temurun. Dari sisi yang berbeda yakni manfaat juga

tidak kalah sakralnya jika dikaji dari pandangan spiritual masyarakat Tana Toa. Beberapa

pandangannya sebagai berikut:

Namo’ (40 Tahun):

“Sarung hitam bukan semata-mata dijadikan sebagai pakaian sehari-hari untuk memperlihatkan

identitas kami sebagai sebuah masyarakat yang memegang teguh adat. Kami mempercayai

bahwa sarung hitam punya magic dan dijadikan sebagai alat untuk proses pengobatan secara

tradisional bagi setiap orang yang mengalami penyakit yang bersumber dari ilmu hitam (doti).

Selain itu Sarung hitam merupakan salah syarat yang harus dipenuhi dalam adat perkawinan

masyarakat Tanah Toa yakni, mempelai perempuan harus menyiapkan sarung hitam untuk

dijadikan sebagai persembahan kepada keluarga pihak mempelai laki-laki (erang-erang).Jumlah

saarung hitam yang harus disiapkan sebanyak keluarga mempelai laki-laki yang tinggal di

kawasan adat”.

(Wawancara 6 Oktober 2014)

Page 58: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

41

Evi (20 Tahun):

“Dalam setiap acara ritual adat, sarung hitam merupakan sesuatu yang wajib diperadakan tanpa

sarung hitam maka prosesi ritual tidak bisa dilakukan karena nilai kesakralannya akan

hilang.Selain itu sarung ini juga nyaman untuk kami gunakan karena bahan yang dimiliki lebih

tebal sangat cocok digunakan di daerah kami yang relative masih terbilang dingin”.

(Wawancara 6 Oktober 2014)

C. Pembahasan

Pada bagian ini akan disajikan pembahasan mengenai hasil penelitian yang diperoleh

dilapangan. Untuk lebih jelasnya dapat disimak sebagai berikut :

1. Bagaimana cara masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba mempertahankan eksistensi Sarung Adat (Lipa’ Le’leng)sebagai warisan

budaya leluhur.

Budaya merupakan salah satu warisan nenek moyang yang merupakan satu ciri yang

membedakan kultur dari suatu masyarakat. Budaya telah menjadi bagian dalam hidup

bermasyarakat, karena banyak makna yang terkandung dalam suatu budaya, dan terkadang

budaya ini menjadi pegangan hidup masyarakat.

Menurut E.B. Taylor (1874) Budaya adalah Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan

kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Banyak cara yang bisa

dilakukan agar budaya yang kita miliki bisa tetap bertahan, salah satunya yakni dengan cara

memperkenalkan budaya tersebut kepada anak dan cucu kita agar kelak mereka juga bisa

melanjutkan warisan nenek moyang kita ini.

Page 59: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

42

Salah satunya yakni pengrajin sarung adat (Lipa’ Le,leng) yang masih tetap eksis dikalangan

masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Masyarakat di

desa ini masih menjaga adat istiadat yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang mereka

hingga sekarang, bahkan mereka berupaya tetap mempertahankan budaya ini dengan cara

memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai kesakralan bahkan peranan yang terkandung dalam

sarung adat (Lipa le’leng) tersebut kepada anak dan cucu mereka terhadap budaya yang telah

mendarah daging ditubuh mereka. Mewariskan keahlian menenun (attannung) kepada anak dan

cucu merupakan salah satu langkah yang dilakukan masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan

Kajang Kabupaten Bulukumba sebagai upaya agar Sarung Adat (Lipa’ Le,leng) tetap bisa

bertahan dan tetap ada di dalam Kawasan adat atau di Desa Tana Towa.

2. Bagaimana nilai Kesakralan yang terkandung dalam Sarung Adat(Lipa’ Le’leng) dalam

kehidupan masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba,

sebagai warisan budaya leluhur.

Sarung hitam bukan semata-mata dijadikan sebagai pakaian sehari-hari untuk memperlihatkan

identitas mereka sebagai sebuah masyarakat yang memegang teguh adat.Menggunakan sarung

hitam bukan merupakan tujuan mereka untuk membedakan diri dari masyarakat pada

umumnya melainkan ini merupakan sebuah tradisi nenek moyang yang sudah turun-temurun

mereka percayai sehingga sampai hari ini kami tetap menjaga tradisi itu bahkan Mereka

mempercayai bahwa sarung hitam punya magic dan dijadikan sebagai alat untuk proses

pengobatan secara tradisional bagi setiap orang yang mengalami penyakit yang bersumber

dari ilmu hitam (doti).

Page 60: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

43

Dalam setiap acara ritual adat, sarung hitam merupakan sesuatu yang wajib diperadakan tanpa

sarung hitam maka prosesi ritual tidak bisa dilakukan karena nilai kesakralannya akan hilang

sebabdalam kehidupan masyarakat Tana Toa sarung adat (lipa’ le’leng) bukan merupakan

gaya (belo-belo). Hal ini menjelaskan betapa sakralnya sarung adat ini dalam kehidupan

mereka.

Disamping itu Sarung Adat (lipa’ le’leng) merupakan salah syarat yang harus dipenuhi dalam

adat perkawinan masyarakat Tanah Toa yakni, mempelai perempuan harus menyiapkan sarung

hitam untuk dijadikan sebagai persembahan kepada keluarga pihak mempelai laki-laki (erang-

erang). Jumlah saarung hitam yang harus disiapkan sebanyak keluarga mempelai laki-laki yang

tinggal dalam kawasan adat amma toa.

Page 61: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

44

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan

untuk menjawab masalah yang diangkat dalam penelitian ini, kesimpulan yang dapat ditarik

yaitu :

1. Sarung Adat (Lipa’ Le’leng), merupakan salah satu warisan budaya leluhur mereka yang

wajib mereka lestarikan dan kembangkan untuk keawetan budaya tersebut, karena telah

dikenal oleh halayak banyak termasuk masyarakat diluar Sulawesi Selatan bahkan ke tingkat

internasional. Cara untuk mempertahankan kebudayaan ini yaitu dengan cara mewariskannya

kegenerasi berikutnya, yakni kepada anak Perempuan, atau kepada cucu perempuan mereka.

2. Dalam kehidupan masyarakat kajang amma toa, sarung adat ( Lipa’ Le’leng) bukan

merupakan gaya (belo-belo).Setiap menggelar acara adat sarung hitam merupakan item

penting yang harus ada dalam acara adat. Hal ini menjelaskan betapa sakralnya sarung adat ini

dalam kehidupan mereka.

3. Selain sebagai mata pencaharian pokok selain bertani dan beternak, menenun (attannung) jg

merupakan mata pencaharian yang mampu menunjang pemasukan rumah tangga mereka.

Maka dari itu tujuan utama para pengrajin sarung adat ( Lipa’ Le’leng) memproduksi sarung

tersebut terselip sebuah rahasia kenapa setiap perempuan yang ada dalam kawasan adat

maupun diluar kawasan adat bahu membahu memproduksi sarung adat,karena setiap Sarung

hitam merupakan salah syarat yang harus dipenuhi dalam adat perkawinan masyarakat Tanah

Page 62: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

45

Toa yakni, mempelai perempuan harus menyiapkan sarung hitam untuk dijadikan sebagai

persembahan kepada keluarga pihak mempelai laki-laki (erang-erang). Jumlah saarung hitam

yang harus disiapkan sebanyak keluarga mempelai laki-laki yang tinggal di kawasan adat.

4. Sarung adat (Lipa’ Le’leng) tidak diperjual belikan keluar kawasan adat hal itu disebabkan

karena belum adanya akses pemasaran yang bisa menyediakan tempat khusus karena

kebanyakan masyarakat yang berada diluar kawasan masih lebih memilih sarung modern

yang lebih terjangkau dari segi harga tiap lembarnya dibanding sarung adat (Lipa’ Le’leng)

yang bisa mencapai harga Rp.800.000,-/ lembarnya.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang diapaparkan diatas, maka dalam bagian ini akan diberikan

saran sebagai berikut :

1. Upaya yang dilakukan masyarakat untuk menjaga eksistensi sarung adat (lipa’ le’leng) sudah

baik, namun tidak bisa dipungkiri bahwa tanpa adanya perhatian pemerintah itu tidak akan

bisa berjalan dengan baik, oleh sebab itu diharapkan agar pemerintah lebih memperhatikan

lagi para pengrajin baik itu berupa bantuan secara bertahap kepada pengrajin maupun bantuan

yang sifatnya informal.

2. Kesakralan dari sarung hitam (lipa’ le’leng) tidak hanya untuk mewujudkan segala bentuk

aturan adat yang dianut secara turun temurun. Oleh karena itu sarung adat (lipa’ le’leng) itu

seharusnya tidak diperjual belikan keluar kawasan adat karena hanya orng-orang yang

mengerti peranan sarung adat (lipa’ le’leng) tersebut yang boleh memakainya.

Page 63: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

45

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Sitti. 1989. Nilai-nilai Luhur Budaya Spritual Masyarakat AmmatoaKajang.Departemen P & K Sulawesi Selatan.Akib, Yusuf, 2003. Potret Manusia Kajang,Pustaka Refleksi: Makassar.Adriani

Abdulsyani. 1992. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Bandung: Bumi Aksara.

Dwi, Antini dan Sigit, 2013, Teori Dasar Analisis Kebudayaan. Ircisod, Bturetno BanguntapanJogjakarta.

Kartasapoetra, G dan R.G Widyaningsih. 1982. Teori Sosiologi. Armico : Bandung

Kartono, K. (1981). Patologi sosial. Jakarta: Penerbit CV Rajawali.

Muhtamar Shaff, 2004, Masa Depan Warisan Leluhur Kebudayaan Sulawesi Selatan. PustakaDewan Sulawesi CV Adi Perkasa. Makassar.

Maleong, Lexi J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja

Rosdakarya, Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumardi, Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Taneko Soleman B, 1984, Struktur dan Proses Sosial, CV Rajawali, Jakarta.

Tumanggor Rusmin, Ridho Kholis dan Nurrochim, 2010, Ilmu Sosial & Budaya Dasar.KencanaPrenadaMediaGroup, Jakarta.

Taylor.t, 1983. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosiologi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Widyosiswoyo, Supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

WEBSITE

http://anshariakbar.blogspot.com/2012/02/mengenal-budaya-bulukumba-bagians-2.html (diaksespadatanggal 15 oktober 2013) Noorwahdah

http://dhiyaalfiyyahansar.blogspot.com/2013/04/suku-kajang.html(diakses pada tanggal 13oktober 2013)Tajuddin, 2013. SUKU ADAT AMMATOA KAJANG KAB.BULUKUMBA SULAWESISELATAN.

http://fatjrint.blogspot.com/2013/05/suku-adat-ammatoa-kajang. Kab.Bulukumba. html (diakses17 oktober 2013).

Page 64: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

45

Makalah: Pola Interaksi Masyarakat Kajang. Sekolah Islam AthirahBoarding School Bone,http://karlinaende.blogspot.com/2012/05/makalah-pola-interaksi-masyarakat.html (kamis 17 oktober 2013)Syafri

https://www.google.com/search?es_sm=93&sclient=psy-ab&q=sarung+adat+kajang&btnG=#q=eksistensi+sarung+adat+kajang+bulukumba

Page 65: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

46

LAMPIRAN

Page 66: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

56

DAFTAR INFORMAN

No Nama Umur

1 Bombong 50

2 Naima 47

3 Rappe 32

4 Nanro 45

5 Namo’ 40

6 Evi 20

Page 67: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

P a g e | 57

Data Dokumentasi

Dokumentasi, 6 Oktober 2014

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Page 68: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

P a g e | 57

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Page 69: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

P a g e | 57

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Page 70: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

P a g e | 57

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Page 71: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

P a g e | 57

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Dokumentasi, 06 Oktober 2014

Page 72: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

55

55

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan Saat Wawancara :

1. Bagaimana cara masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba mempertahankan eksistensi Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) sebagai warisan

budaya leluhur

2. Bagaimana nilai Kesakralan yang terkandung dalam Sarung Adat (Lipa’ Le’leng) dalam

kehidupan masyarakat di Desa Tana Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba,

sebagai warisan budaya leluhur.

3. Dipasarkan kemana saja hasil produksi sarung adat (Lipa’ Le’leng) tersebut ?

4. Bagaimana peran pemerintah dalam mengembangkan dan melestarikan sarung adat

(Lipa’ Le’leng) ?

Page 73: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10533 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Pembimbing I : Dra. Hj. Fatimah Tola, M.Si.

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial SarungAdat Komunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Catatan;

Mahasiswa hanya dapat mengikuti seminar skripsi jika sudah konsultasi ke DosenPembimbing minimal 3 kali.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.SiNBM. 951 829

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10533 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Pembimbing I : Dra. Hj. Fatimah Tola, M.Si.

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial SarungAdat Komunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Catatan;

Mahasiswa hanya dapat mengikuti seminar skripsi jika sudah konsultasi ke DosenPembimbing minimal 3 kali.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.SiNBM. 951 829

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10533 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Pembimbing I : Dra. Hj. Fatimah Tola, M.Si.

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial SarungAdat Komunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Catatan;

Mahasiswa hanya dapat mengikuti seminar skripsi jika sudah konsultasi ke DosenPembimbing minimal 3 kali.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.SiNBM. 951 829

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Page 74: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10533 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Pembimbing II : Drs. H. M. Hanis Nur , M.Si

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial SarungAdat Komunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Catatan;

Mahasiswa hanya dapat mengikuti seminar skripsi jika sudah konsultasi ke DosenPembimbing minimal 3 kali.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.SiNBM. 951 829

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10533 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Pembimbing II : Drs. H. M. Hanis Nur , M.Si

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial SarungAdat Komunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Catatan;

Mahasiswa hanya dapat mengikuti seminar skripsi jika sudah konsultasi ke DosenPembimbing minimal 3 kali.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.SiNBM. 951 829

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : ADI PESTA IRAWAN

Stambuk : 10533 1636 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Pembimbing II : Drs. H. M. Hanis Nur , M.Si

Judul Skripsi : Eksistensi Kearifan Lokal ( Study Nilai-nilai Sosial SarungAdat Komunitas Kajang Kabupaten Bulukumba) .

Catatan;

Mahasiswa hanya dapat mengikuti seminar skripsi jika sudah konsultasi ke DosenPembimbing minimal 3 kali.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.SiNBM. 951 829

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Page 75: “EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL (STUDY NILAI-NILAI SOSIAL ... · SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ADI PESTA IRAWAN Stambuk : 10538 1636 09 Jurusan : Pendidikan

RIWAYAT HIDUP

ADI PESTA IRAWAN lahir di BontoTangnga, kecamatan

Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, pada tanggal 04 Januari

1990, anak pertama dari empat bersaudara dari buah kasih

pasangan Pera’(Almarhum) dan Bahriah. Penulis memulai

pendidikannya pada tingkat sekolah dasar di SDN No. 346

Timbula, Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba pada

tahun 1996 dan tamat pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan ke

Sekolah MTS Negeri 2 Bontotangnga dan menyelesaikan studi pada tahun 2005,

kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah SMA Negeri 1 Herlang dan

menyelesaikan studi pada tahun 2008. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan

pendidikan kejenjang pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar

(UMM) program Strata Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.