ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH …repository.helvetia.ac.id/1636/2/TESIS LENGKAP...

191
1 ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN TAHUN 2018 TESIS DARMAWANTI 1602011243                PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018

Transcript of ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH …repository.helvetia.ac.id/1636/2/TESIS LENGKAP...

  • 1

    ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

    TAHUN 2018

    TESIS

    DARMAWANTI 1602011243

      

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

    2018

  • 2

    ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

    TAHUN 2018

    TESIS

    Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)

    pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Manajemen Rumah Sakit

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia  

    DARMAWANTI 1602011243

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAoS KESEHATAN MASYARAKAT

    INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

    2018 

  • 3

  • 4

    Telah di uji pada tanggal: 03 Juli 2019

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Dr.Ismail Efendy, M.Si Anggota : 1. Anto, SKM, M.Kes, MM 2. Dr. Ns. Asyiah Simanjorang, S.Kep, M.Kes 3. dr. Jamaluddin, MARS

  • 5

  • 6

  • 7

    ABSTRAK

    ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

    TAHUN 2018

    DARMAWANTI 1602011243

    Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan sebuah

    sistem yang menyediakan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan. RSUD dr. Fauziah Bireuen menerapkan SIMRS sejak Januari 2018, keterlambatan penerapan sistem ini karena perangkat dan sarana prasarana baru terpenuhi. Sehingga penggunaan SIMRS belum menyeluruh, hanya pada bagian loket pendaftaran dan laboratorium saja, sedangkan pada bagian lain masih menggunakan HMIS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sistem informasi manajemen di Rumah Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018.

    Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara. Informan utama dalam penelitian ini adalah direktur, kepala instalasi SIMRS, Staf SIMRS dan operator SIMRS sedangkan informan triangulasi adalah penerima pelayanan kesehatan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak meratanya persediaan komputer, kabel konektor, sarana dan prasarana, kurangnya tenaga programmer, gangguaan server, kurangnya anggaran, ketidaksesuaian aplikasi, tidak ada pelatihan rutin, ketidakdisiplinan petugas , tidak adanya reward dan punishment, adanya SOP dan kerja sama rumah sakit dengan Telkom

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kurangnya kualitas SIMRS di tinjau dari infrastruktur dan SDM. Disarankan pihak manajemen mengalokasikan dana khusus pada RBA atau kolaborasi dengan APBD dalam menyediakan segala kekurangan infrastruktur, melakukan rekrutment tenaga, adanya ketegasan dari pihak manajemen untuk meningkatkan kedisiplinan, memberikan reward bagi yang menjalankan tugasnya dengan baik dan punishment bagi yang melalaikan tugasnya. Kata kunci : Kualitas, Sistem Informasi, Manajemen Rumah Sakit, Sarana MmmmmmmiPrasarana

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

    anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

    tesis yang berjudul “Analisis Kualitas Sistem Informasi Manajemen di Rumah

    Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018”.

    Proposal tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program

    Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis

    menyadari sepenuhnya bahwa proposal tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa

    bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.

    Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku ketua Pembina

    Institut Helvetia Medan.

    2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M, M.Kes, selaku Ketua Yayasan

    Helvetia Medan

    3. Dr. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan

    sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan

    waktu, perhatian, ide, dan motivasi selama penyusunan proposal tesis ini.

    4. Dr. Ns. Asriwati, S.Pd, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

    5. Anto, SKM, M.Kes, MM, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

    Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia sekaligus pembimbing II yang telah

  • 9

    meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis

    selama penyusunan proposal tesis ini.

    6. Dr. Ns. Asyiah Simanjorang, S.Kep, M.Kes, selaku Dosen Penguji yang telah

    meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritikan yang lebih

    membangun.

    7. dr. Jamaluddin, MARS, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu

    untuk memberikan saran dan kritikan yang lebih membangun.

    8. dr. Mukthar, MARS, selaku pimpinan RSUD dr.Fauziah Bireuen yang telah

    memberikan izin kepada penulis untuk melakukan rancangan penelitian di

    rumah sakit tersebut.

    9. Seluruh Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah

    mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

    10. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan

    pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu

    memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.

    Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan.

    Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

    Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan Hidayah-Nya atas segala

    kebaikan yang telah diberikan.

    Medan, Maret 2019 Penulis,

    Darmawanti

  • 10

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama Darmawanti, lahir di Blang Pulo tanggal 05 November 1977,

    beragama islam. Orang tua penulis bernama Mahyuddin.HS dan Zainabon. Anak

    ke 1 (satu), beralamat di Aceh Utara. Pada tahun 1984-1989 penulis

    berpendidikan di SD Negri Paloh, tahun 1989-1992 penulis melanjutkan

    pendidikan di SMP Negri Kreung Geukueh, tahun 1992-1995 penulis melanjutkan

    pendidikan di  SMA Negri Kreung Geukueh, tahun 1995-2004 penulis

    melanjutkan pendidikan di Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung,

    dan pada Tahun 2017 sampai dengan Selesai penulis melanjutkan pendidikan di

    S2 Magister Kesehatan Masyarakat Institut Helvetia Medan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  • 11

    DAFTAR ISI Halaman LEMBARAN PENGESAHAN ABSTRACT ......................................................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTRA RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Tujuan penelitian ........................................................................... 8 1.3. Permasalahan ................................................................................. 9 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

    2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................................. 12 2.2. Telaah Teori ..................................................................................... 28

    2.2.1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) ........... 28 2.2.2. Standar SIMRS pada rumah sakit kelas B ............................. 43 2.2.3. Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Sistem Informasi

    Manajemen nRumah Sakit ................................................... 46 2.2.3.1. Infrastruktur.............................. ................................. 46 2.2.3.2. SDM .................................. ...................................... 54 2.2.3.3. Prosedur .................................. ................................ 63

    2.3. Landasan teori ................................................................................ 67 2.4. Kerangka konsep ............................................................................ 68 2.5. Kerangka berfikir ............................................................................ 68

    BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 70 3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 70

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 70 3.2.1. Lokasi Penelitian .................................................................... 70 3.2.2. Waktu Penelitian .................................................................... 70

    3.2.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 70 3.2.3.1. Subyek penelitian ..................................................... 70 3.2.3.2. Informan penelitian .................................................. 71

    3.2.4.Metode pengumpulan data ..................................................... 72 3.2.4.1. Jenis data ................................................................... 72 3.3. Tehnik pengumpulan data .............................................................. 72

    3.3.1 Definisi operasional penelitian .............................................. 73 3.3.2. Metode Analisa Data ........................................................... 73

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 76

  • 12

    4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 76 4.2. Analis Data Penelitian ..................................................................... 80

    4.2.1. Gambaran tentang kualitas SIMRS ........................................ 81 4.2.2. Karakteristik Informan utama/ kunci ..................................... 81 4.2.3. Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi ....................... 81

    4.3. Pembahasan ..................................................................................... 100 4.3.1. Infrastruktur ........................................................................... 100 4.3.2. SDM ....................................................................................... 107 4.3.3. Prosedur ................................................................................. 110 4.3.4. Implikasi Penelitian ............................................................... 114 4.3.5. Keterbatasan Penelitian……………………………………. 115

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 116

    5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 116 5.2 Saran ................................................................................................. 117

    DAFTAR PUSTAKA

     

  • 13

    DAFTAR GAMBAR

    No Judul Halaman

    Gambar 2.1 Standar SIMRS pada rumah sakit kelas B ............................. 45

    Gambar 2.2 Kerangka fishbone................................................................... 54

    Gambar 2.3. Bagan organisasi rekam medis………………. ...................... 59

    Gambar 2.4 Kerangka Teori ....................................................................... 67

    Gambar 2.5. Kerangka Konsep ................................................................... 68

    Gambar 2.6. Kerangka Berfikir .................................................................. 69

    Gambar 4.1 peta hasil penelitian ................................................................. 99

     

  • 14

    DAFTAR TABEL

    No Judul Halaman Tabel 4.1. Karakteristik Informan utama/kunci ........................................ 82 Tabel 4.2. Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi ......................... 82

    Tabel 4.3. Matrik analisis informan kunci tentang kelengkapan

    perangkat komputer di setiap ruangan di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................................. 83

    Tabel 4.4. Matrik analisis informan triagulasi tentang kelengkapan

    perangkat komputer di setiap ruangan di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................................. 89

    Tabel 4.5. Matrik analisis tentang infrastruktur SIMRS di RSUD

    dr.Fauziah Bireuen Tahun 2018 ............................................... 89 Tabel 4.6. Matrik analisis informan kunci tentang SDM di RSUD

    Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................... 91 Tabel 4.7. Matrik analisis informan triagulasi tentang SDM di RSUD

    Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................... 95 Tabel 4.8. Matrik analisis tentang infrastruktur SIMRS di RSUD

    dr.Fauziah Bireuen Tahun 2018 ............................................... 95 Tabelii4.9 Matrik analisis informan kunci tentang prosedur SIMRS di

    RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ....................................... 97 Tabel 4.10. Matrik analisis informan triagulasi tentang prosedur

    pelaksanaan SIMRS di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 .......................................................................................... 98

  • 15

    DAFTAR LAMPIRAN 

    No Judul Halaman

    Lampiran 1 : Pedoman wawancara ..................................................... 122

    Lampiran 2 : Jawaban responden ....................................................... 131

    Lampiran 3 : Surat survei awal ........................................................... 153

    Lampiran 4 : Balasan surat survei awal .............................................. 154

    Lampiran 5 : Surat izin penelitian ...................................................... 155

    Lampiran 6 : Balasan surat izin penelitian .......................................... 156

    Lampiran 7 : Dokumentasi ................................................................. 156

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Penyelenggaraan rumah sakit pada zaman modern tidak sesederhana

    seperti dulu lagi. Kebutuhan untuk mengelola rumah sakit dengan prinsip bisnis

    tidak lagi dapat dielakkan. Penyelenggaraan rumah sakit masa sekarang

    membutuhkan modal yang cukup besar terutama dengan makin banyaknya

    teknologi baru yang harus disediakan, tenaga yang cukup banyak sehingga

    memerlukan pengorganisasian yang lebih profesional, dan tersedianya tenaga-

    tenaga teknis yang mahir untuk menangani alat-alat yang makin canggih.

    Ditambah lagi dengan adanya perubahan tuntutan dari masyarakat pemakai jasa

    rumah sakit berupa kenyamanan dan kemudahan dalam pelayanan kesehatan (1).

    Sistem informasi manajemen sebagai dasar dan alat bantu perputaran

    informasi serta pengambilan keputusan menjadi penting keberadaannya terutama

    terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan dalam rumah sakit. Informasi yang

    terintegrasi dan termodifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit tidak hanya berperan

    dalam penyederhanaan proses pelayanan serta prosedur operasional seluruh

    aktivitas rumah sakit melainkan juga dalam proses pengambilan keputusan untuk

    pengembangan dan kemajuan rumah sakit (1).

    Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dengan

    memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam

    menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan

    kesehatan yang baik. Teknologi informasi memiliki peran penting dalam

  • 2

    pelayanan kesehatan saat ini. Dimana kualitas pengolahan informasi merupakan

    faktor penting bagi keberhasilan institusi pelayanan kesehatan. Sistem informasi

    yang baik dapat mendukung alur kerja klinis dengan berbagai cara yang akan

    memberikan kontribusi untuk perawatan pasien yang lebih baik (1).

    Sistem informasi mempunyai 3 peranan penting dalam mendukung proses

    pelayanan kesehatan, yaitu: mendukung proses dan operasi pelayanan kesehatan,

    mendukung pengambilan keputusan staf dan manajamen serta mendukung

    berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif (2). Sistem informasi rumah sakit

    (SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya melalui informasi dan jenis layanan

    yang ditawarkan. Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya,

    SIMRS mendukung penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara

    yang benar, relevan dan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada

    tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi

    data pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk

    menghasilkan informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja

    rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit

    harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di

    rumah sakit (3).

    Selain komunikasi, tujuan penting lain dari SIMRS adalah pertukaran data

    elektronik antar penyedia layanan kesehatan (dokter praktik, fasilitas primer dan

    rumah sakit) sehingga dapat menjamin ketersediaan informasi pasien secara

    komprehensif dan efisiensi pelayanan (4). Dalam upaya untuk memenuhi

    kebutuhan akan hal itu, pemerintah maupun pihak swasta berupaya menyediakan

    pelayanan kesehatan masyarakat yang dinilai cukup lengkap yaitu rumah sakit.

  • 3

    Rumah sakit merupakan hal yang paling utama sebagai sarana pelayanan

    kesehatan maupun sebagai bagian dari mata rantai rujukan pelayanan kesehatan

    (5).

    Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

    dan lebih berarti bagi yan menerimanya. Adapun kualitas informasi tergantung

    dari 3 hal yang sangat dominan yaitu relevansi, ketepatan waktu, dan keakuratan

    informasi. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut. Relevansi berarti

    bahwa informasi harus memberikan manfat bagi pemakai, sebab informasi ini

    akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan suatu

    permasalahan. Ketepatan waktu menyatakan usia dari sebuah data yang sesuai

    dengan pengambilan keputusan. Informasi yang diterima harus tepat waktunya,

    sebab kalau informasi yang diterima terlambat maka informasi tersebut sudah

    tidak berguna lagi dalam pengambilan keputusan. Keakuratan informasi

    menunjukan derajat kebenaran dari suatu informasi dan menentukan kehandalan

    atau reliabiltas informasi. Informasi akurat merupakan informasi yang bebas dari

    kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi

    tersebut (6).

    Sistem informasi manajemen bukanlah sekedar suatu perkembangan

    teknologis. Menurut Davis dalam karya tulis Wicaksono SIM juga berhubungan

    dengan organisasi dan dengan manusia pengolahnya. Sistem informasi

    manajemen adalah sebuah sistem antara manusia & mesin yang terpadu

    (terintegrasi) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasional,

    manajemen dan pengambilan keputusan untuk menyajikan informasi manajemen.

    Sistem informasi manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan sistem informasi

  • 4

    manajemen yang diterapkan di rumah sakit. Tujuan dan manfaat sistem informasi

    manajemen rumah sakit secara umum yaitu dapat memberikan informasi yang

    akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat administrasi

    dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian

    (evaluasi) di rumah sakit (6).

    Penerapan sistem informasi dalam suatu manajemen akan mampu dengan

    cepat mengetahui hal apa saja yang dibutuhkan dan yang terjadi pada rumah sakit

    dalam waktu singkat. Informasi yang cepat akan membuat pihak rumah sakit

    dapat mengambil keputusan yang tepat atas apa yang telah terjadi. Pada akhirnya

    keputusan yang tepat, akan memotong banyak

    biaya yang tidak diperlukan dan memperbesar keuntungan. Sistem informasi

    manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk mendukung

    operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi

    biasanya, sistem informasi manajemen menyediakan informasi untuk operasi

    organisasi (6).

    Sistem informasi manajemen sebagai dasar dan alat bantu perputaran

    informasi serta pengambilan keputusan menjadi penting keberadaannya

    terutama terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan dalam rumah sakit.

    Informasi yang terintegrasi dan termodifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit

    tidak hanya berperan dalam penyederhanaan proses pelayanan serta prosedur

    operasional seluruh aktivitas rumah sakit melainkan juga dalam proses

    pengambilan keputusan untuk pengembangan dan kemajuan rumah sakit (6).

    mmmmUntuk penunjang kinerja pelayanan rumah sakit saat ini, banyak

    rumah sakit yang sudah menggunakan komputerisasi. Komputerisasi ini

  • 5

    berpusat dalam sistem informasi. Sistem informasi digunakan oleh organisasi

    untuk membantu operasi organisasi menjadi lebih efisien sampai dengan

    perannya sebagai alat untuk memenangkan kompetisi. Selain untuk membantu

    operasi rutin rumah sakit agar menjadi lebih efisien, sistem informasi juga

    merupakan faktor pembeda kompetitif yang utama. Sistem informasi

    digunakan untuk menyediakan informasi bagi manajemen dalam mengambil

    keputusan dan juga untuk menjalankan operasional, dimana sistem tersebut

    merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-

    prosedur yang terorganisasi. Sistem informasi mempunyai 3 peranan penting

    dalam mendukung proses pelayanan kesehatan, yaitu: mendukung proses dan

    operasi pelayanan kesehatan, mendukung pengambilan keputusan staf dan

    manajamen serta mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif

    (7).

    Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah sistem mesin

    pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang

    operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan didalam sebuah

    organisasi Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak

    komputer, dan prosedur-prosedur manual seperti model-model untuk analisis,

    perencanaan pengawasan, pengambilan keputusan dan suatu database. Sistem

    informasi rumah sakit (SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya melalui

    informasi dan jenis layanan yang ditawarkan. Untuk mendukung perawatan

    pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung penyediaan informasi,

    terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan dan terbarukan,

    mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat atau lokasi yang berbeda

  • 6

    dan dalam format yang dapat digunakan Transaksi data pelayanan

    dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan

    informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit

    serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus

    mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di

    rumah sakit (7). Untuk kelancaran tersebut, maka terdapat komponen yang

    mendasari implementasi SIMRS yaitu perangkat instrument, perangkat SDM

    dan sarana prasarana. Komponen tersebut merupakan faktor utama dalam

    menjalankan SIMRS. Perangkat teknologi berperan pada tingkat

    kesulitan/kemudahan dalam penerapan serta manfaat bagi individu maupun

    rumah sakit, sehingga masing-masing komponen dapat menjadi masalah dan

    menyebabkan gangguan dalam implementasi SIMRS.

    Setiap kelas rumah sakit mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada

    rumah sakit kelas A mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan

    subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai

    tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga

    rumah sakit pusat. Pada rumah sakit kelas B mampu memberikan pelayanan

    kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan

    rumah sakit kelas B didirikan disetiap ibukota propinsi (provincial hospital)

    yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Sedangkan

    pada rumah sakit kelas C mampu memberikan pelayanan kedokteran

    subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan

    yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak,

    serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Akan tetapi, dari ketiga kelas

  • 7

    rumah sakit tersebut terdapat kesamaan terhadap pendaftaran pasien baru

    rawat jalan dengan standar sistem manajemen rumah sakit (SIMRS). Setiap

    pasien baru diterima di tempat loket pendaftaran, diwawancarai oleh petugas

    guna mendapatkan data identitas yang akan diisikan pada formulir ringkasan

    riwayat klinik. Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang akan

    digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan

    berikutnya ke rumah sakit yang sama. Setelah selesai dalam proses

    pendaftaran, pasien baru dipersilahkan menunggu di poliklinik yang dituju

    dan petugas rekam medis mempersiapkan berkas rekam medisnya kemudian

    dikirim ke poliklinik tujuan pasien. Pada proses pendaftaran tersebut, data

    pasien terdaftar dengan menggunakan SIMRS, sehingga data pasien terekam

    semua bidang pelayanan seperti laboratorium, fisiotrapi, radiologi dan

    sebagainya (7).

    Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen merupakan rumah sakit

    regional untuk wilayah utara dan tengah Aceh dengan kelas B, berkomitmen

    untuk meningkatkan mutu pelayanan, salah satu upayanya dengan

    mengimplementasikan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

    penulis terhadap petugas SIMRS RSUD dr. Fauziah Bireuen didapatkan

    informasi bahwa SIMRS berfungsi sejak Januari 2018, keterlambatan

    penerapan sistem ini dikarenakan perangkat instrument dan sarana prasarana

    baru terpenuhi. Seharusnya penerapan SIMRS di rumah sakit tersebut harus

    sejalan. Akan tetapi pada kenyataannya, SIMRS pada rawat jalan hanya

    berlaku sebatas loket pendaftaran saja, pada UGD SIMRS belum berfungsi

  • 8

    maximal, pada penunjang SIMRS hanya berfungsi pada laboratorium

    sedangkan pada radiologi dan fisiotrapi sistem belum berfungsi, sedangkan

    pada rawat inap belum sama sekali menerapkan SIMRS tersebut, mereka

    masih menggunakan sistem lama yaitu HMIS (Healht Management Informasi

    System). Hal ini yang menghambat proses dan integrasi seluruh alur layanan

    kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur

    administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

    mmmmBerdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

    “Analisis Kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD dr.

    Fauziah Bireuen Tahun 2018”.

    1.2. Tujuan Penelitian

    1.2.1 Tujuan Umum

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas sistem

    informasi manajemen di Rumah Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun

    2018

    1.2.2. Tujuan Khusus

    1. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah

    sakit berdasarkan infrastruktur di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun

    2018

    2. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah

    sakit berdasarkan SDM di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018

  • 9

    3. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah

    sakit berdasarkan prosedur di RSUD dr. Fauziah Bireuen

    tahun 2018

    1.3. Permasalahan

    Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem

    informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses

    manajemen rumah sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk

    pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia,

    penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh

    manajemen.

    Penggunaan SIMRS di rumah sakit dapat mengatasi hambatan–hambatan

    dalam pelayanan kesehatan di rumah Sakit, keberadaan SIMRS sangat

    dibutuhkan, sebagai salah satu strategik manajemen dalam meningkatkan mutu

    pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis. Sistem informasi

    manajemen merupakan prosedur pemprosesan data berdasarkan teknologi

    informasi yang terintegrasi dan diintergrasikan dengan prosedur manual dan

    prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif

    untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

    Akan tetapi, ada beberapa permasalahan dalam penelitian ini yang

    memengaruhi kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr.

    Fauziah Bireuen Tahun 2018 yaitu perangkat infrastruktur, perangkat SDM dan

    prosedur (tata cara). Pada RSUD dr. Fauziah Bireuen 3 perangkat tersebut baru

    terpenuhi, seharusnya penerapan SIMRS di rumah sakit harus sejalan dengan

    perkembangan 3 perangkat tersebut. Hal ini yang menyebabkan SIMRS pada

  • 10

    rawat jalan hanya berlaku sebatas loket pendaftaran dan laboratorium, sedangkan

    pada rawat inap menggunakan sistem lama yaitu HMIS (Healht Management

    Informasi System). Hal ini yang menghambat proses dan integrasi seluruh alur

    layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur

    administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

    Seharusnya, sebagai standar rumah sakit kelas B semua sistem harus

    menggunakan SIMRS. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi yang lebih

    lanjut dalam penelitian ini maka informan yang akan diwawancarai peneliti adalah

    Direktur, kepala instalasi SIMRS, staf SIMRS, operator SIMRS dan penerima

    pelayanan kesehatan.

    Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah dapat digambarkan sebagai

    berikut: “Bagaimana Gambaran Kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah

    Sakit berdasarkan input, proses, output di RSUD dr.Fauziah Bireuen ? “

    1.4 Manfaat penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat secara teoritis

    maupun secara praktis, yaitu:

    1.4.1. Secara Teoritis

    1) Bagi informan

    Sebagai bahan tolak ukur apa saja yang telah diketahui oleh informan

    tentang pelaksanaan Informasi Manajemen Rumah Sakit

  • 11

    2) Penelitian selanjutnya

    Penelitian selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti

    lebih lanjut untuk pengembangan ilmu khususnya tentang sistem

    Informasi Manajemen Rumah Sakit.

    1.4.2. Secara Praktis

    1) Manajerial

    Sebagai masukan bagi manajerial dan pejabat yang berwewenang di

    RSUD dr. Fauziah, meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai hasil

    yang optimal dan sebagai masukkan untuk mengembangkan SIMRS di

    RSUD dr.Fauziah Bireuen.

    2) Organisasi

    Sebagai masukan bagi organisasi untuk mengetahui kendala dalam

    penerapan SIMRS

    3) Operasional

    Sebagai masukan bagi operasional terhadap kendala dan inspirasi dalam

    penanganan SIMRS agar dapat meningatkan kelancaran sistem dan

    kualitas pelayanan rumah sakit

    4) Umum

    Sebagai masukan dan pengetahuan tentang tata cara kinerja SIMRS dalam

    meningkatkan pelayanan rumah sakit

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

    1) Eko Nugroho, “Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    (SIMRS) di Yogyakarta”, metode penelitian ini menggunakan Penelitian

    deskriptif kuantitatif dilakukan dengan melibatkan 66 rumah sakit yang ada di

    DI Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner

    yang diadopsi dari EMRAMtool Healthcare Information and Management

    Systems Society (HIMSS) untuk menilai pengelolaan sistem informasi rumah

    sakit, penggunaan dan kedalaman sistem informasi di rumah sakit, serta

    pertukaran data elektronik. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan

    sistem informasi manajemen rumah sakit sudah diimplementasikan di 48

    rumah sakit di DIY. Penggunaan sistem ini masih terfokus pada fungsi

    administrasi walaupun sudah mengarah pada fungsi klinis. Peran organisasi

    (ketersediaan unit sistem informasi) dan sumber daya manusia dengan latar

    belakang TI sangat mendukung terhadap pengembangan dan keberlangsungan

    SIMRS (2).

    2) Sri rahayu, Pengembangan model sistem informasi rumah sakit pada instalasi

    radiologi rawat jalanuntuk mendukung evaluasi pelayanan di rumah sakit

    paru dr. Ario wirawan salatiga. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

    bahwa pengembangan model sistem informasi instalasi radiologi mampu

    mengatasi permasalahan pada sistem informasi sebelum dikembangkan. Hasil

    analisis menunjukkan skor rata-rata tertimbang sebelum pengembangan

  • 13

    sistem adalah 1,95 dan sesudah dilakukan pengembangan sistem adalah 3,40,

    artinya ada peningkatan persepsi informan terhadap sistem informasi sesudah

    dilakukan pengembangan. Dari sisi kualitas informasi antara sistem lama dan

    sistem yang dikembangkan mempunyai perbedaan yang signifikan, hal ini

    ditunjukkan dengan hasil uji statistik Sign Test, dimana probabilitas 0,0001

    (p

  • 14

    arahan organisasi dalam pengembangan SI/TI, selain itu RSIY PDHI belum

    menyesuaikan dengan standar dan protokol arsitektur SI/TI, serta

    pengembangan SIM-RS yang berlaku. Berdasarkan hasil tersebut,

    menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan antara kondisi SI/TI di RSIY

    PDHI dengan standar tata kelola dan arsitektur SI/TI, serta standar

    pengelolaan SIMRS. Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, maka

    RSIY PDHI harus menyusun Rencana Strategis SI/TI yang disesuaikan

    dengan kondisi dan kebutuhan pengembangan SIM-RS, baik dari segi tata

    kelola dan standar yang berlaku (8).

    5) Misfariyan,”Analisis Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    Umum Daerah Bangkinang Menggunakan Metode Technology Acceptance

    Model (Tam)”, untuk mengetahui Variabel yang paling mempengaruhi dari

    kemudahan penggunaan penerimaan Sistem Informasi Manajemen rumah

    Sakit (SIMRS). Analisis data dilakukan dengan SEM (Structural Equatio

    Modelling) dengan software AMOS (Analysis of Moment Structure). Dari

    hasil penilaian dan pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 Hipotesis

    diterima dari 4 Hipotesis yang diajukan. Variabel Peou mempengaruhi PU,

    Variabel PU mempengaruhi IT, Variabel IT mempengaruhi AS (9).

    6) Dedy Setyawan,“Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi

    Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Pada RSUD Kardinah Tegal”, Jenis

    penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

    deskriptif yaitu menemukan gambaran yang lebih dalam tentang pemanfaatan

    sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSUD Kardinah Tegal.

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa SDM user penginput data SIM

  • 15

    RS sebagian besar dari tenaga D3 Keperawatan, peran SDM user penginput

    data SIM RS di masing – masing unit pelayanan di RSUD Kardinah Tegal

    belum semua SDM melakukan input data pada SIMRS, dan memahami

    tentang SIMRS, Dilihat dari efisiensi, yaitu membantu pekerjaan menjadi

    lebih cepat seperti melakukan entry data. Data dan dokumen mengena telah

    auditable dan accountable yaitu dapat diperiksa dan dipertanggung jawabkan

    apabila terdapat kesalahan serta didokumentasikan sesuai Standar

    Operasional Prosedur (SOP) (10).

    7) Indra Gunawan, ”Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    (SIMRS) RSUD Brebes Dalam Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Rumah

    Sakit (SIRS) Online Kemenkes RI Tahun 2013”, Penelitian ini merupakan

    jenis penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif

    dilakukan mengenai fenomena yang ditemukan dalam mengevaluasi sistem

    informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) RSUD Brebes dalam mendukung

    kesiapan pelaporan SIRS online Kemenkes RI. Dari hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa SDM user penginput data SIM RS sebagian besar dari

    tenaga D3 Keperawatan. Peran SDM user penginput data SIM RS di masing

    – masing unit pelayanan di RSUD Brebes belum semua SDM melakukan

    input data pada SIM RS, dan memahami tentang SIM RS yang terintegrasi

    dan pelaporan SIRS online Kemenkes RI. Sistem komputerisasi SIM RS

    RSUD Brebes, untuk input data belum dilakukan secara maksimal, untuk

    proses dan output data SIM RS, didalam proses pembuatan laporan RL masih

    manual karena SIM RS belum terintegrasi dengan fitur pelaporan SIRS online

    yang ada di menu SIM RS. Sedangkan feedback SIMRS juga belum pernah

  • 16

    dilakukan oleh mananajemen rumah sakit. Menu Inputan yang di SIM RS

    belum sesuai dengan hasil ouputan yang ada SIRS online. Persiapan SIM RS

    di masing – masing unit pelayanan RSUD Brebes untuk dapat terintegrasi

    dengan laporan SIRS On Line, dari sisi SDM (Sumber Daya Manusia), sarana

    prasarana, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan direktur

    rumah sakit dinilai belum siap secara keseluruhan (11).

    8) Chanif Kurnia Sari,” Analisis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di

    Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 2012”, Metode yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa Rumah sakit Amal Sehat Wonogiri sudah memberikan

    pelayanan yang cepat dan akurat, memberikan pelayanan kesehatan yang

    lebih baik serta meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh petugas.

    Pelaksanaan sistem informasi manajemen Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri

    menggunakan software Khansa HMS menggunakan jaringan LAN (local area

    network) menggunakan kabel UTP cat-6 yang sudah disertai dengan buku

    panduanya. Kendala dalam pelaksanaan SIMRS amal sehat wonogiri adalah

    petugas SIMRS pada bangsal tidak tertib menginput data pasien ke SIMRS

    (12).

    9) Muhammad Kurniawan Akbar ,”Sistem Informasi Manajemen Pada Rumah

    Khusus Paru-Paru Palembang”, Metode yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

    Dengan adanya sistem informasi manajemen pada rumah sakit khusus paru

    dapat mempermudah pihak rumah sakit paru-paru dalam penyampaian

    informasi mengenai rekam medik pasien secara cepat dan tepat. Dengan

  • 17

    adanya sistem informasi manajemen pada rumah sakit khusus paru dapat

    mempermudah pihak rumah sakit paru-paru dalam penyampian informasi

    mengenai jenis penyakit paru-paru terbanyak untuk pasien berdasarkan jenis

    pelayanan atau jaminan tiap tahunnya dan dengan adanya sistem informasi

    manajemen pada rumah sakit khusus paru (13).

    10) Herti Suherti Rachmi Dewi, ”Analisis Pengaruh Sistem Informasi

    Manajemen Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Bidang Sumber Daya

    Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat”, Metode yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Metode ini digunakan untuk

    menjelaskan fenomena sosial yang dalam hal ini digunakan untuk meneliti

    pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X) sebagai variabel bebas terhadap

    Efektivitas Kerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Dari hasil penelitian

    dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa Sistem

    Informasi Manajemen berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja Pegawai

    pada Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

    Bahwa secara menyeluruh Sistem Informasi Manajemen telah dilaksanakan

    dan dijalankan sesuai dengan ukuran-ukuran Efektivitas Kerja Pegawai (14).

    11) Vivi Wahyuni, “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    (SIMRS) Menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of

    Technology (UTAUT)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

    kesenjangan antara harapan manajemen dan kenyataan yang diterima

    diperoleh gap sebesar -1,4. Untuk mengatasi GAP, maka pihak manajemen

    harus melakukan evaluasi dan monitoring mengenai penerapan SIMRS pada

  • 18

    RSUD Arifin Achmad. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap sikap

    penggunaan teknologi (attitude toward using technology) adalah ekspektansi

    kinerja (performace expectancy) sedangkan ekpektansi usaha (effort

    expectancy) dan pengaruh sosial (social influence) tidak berpengaruh pada

    niat dalam memanfaatkan (behavior intention). Variabel niat dalam

    memanfaatkan (behaviour intention) adalah kondisi-kondisi pemfasilitasi

    (facilitating condition) berpengaruh terhadap sikap penggunaan teknologi

    (use bahavior). Berdasarkan hasil penelitian didapat faktor penghambat dari

    pengimplementasian SIMRS adalah SIMRS sering mengalami permasalahan

    seperti duplikasi data, fitur yang belum berfungsi dan masalah tersebut hanya

    diselesaikan secara reaktif dan juga belum adanya dilakukan evaluasi dan

    monitoring terhadap pengggunaan SIMRS di RSUD Arifin Achmad (14).

    12) Evy Hariana, “Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    (SIMRS) Di DIY”, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

    penggunaan sistem informasi manajemen rumah sakit sudah

    diimplementasikan di 48 rumah sakit di DIY. Penggunaan sistem ini masih

    terfokus pada fungsi administrasi walaupun sudah mengarah pada fungsi

    klinis. Peran organisasi (ketersediaan unit sistem informasi) dan sumber daya

    manusia dengan latar belakang TI sangat mendukung terhadap

    pengembangan dan keberlangsungan SIMRS (15).

    13) Reni Murnita, “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs

    Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model,“ Jenis penelitian

    ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil

  • 19

    penelitian dapat disimpulkan bahwa Kinerja SIM farmasi dikatagorikan baik

    karena sudah dapat memenuhi kebutuhan dari aspek ketepatan waktu

    penerimaan informasi dan kelengkapan informasinya, dan dari aspek kualitas

    informasi bisa dikatakan bahwa sistem informasi farmasi sudah memenuhi

    kriteria kelengkapan dan relevansinya tetapi belum dapat memenuhi

    keakuratan informasinya seperti halnya pada data jumlah obat yang terekap

    pada sistem belum sama seperti data jumlah obat yang ada di gudang. Dari

    aspek kecepatan waktu penyediaan informasinya belum terpenuhi karena

    pada saat dilihat pada sistem data yang ada tidak akurat dan harus menunggu

    akhir bulan setelah penyamaan data obat dengan perhitungan manual baru

    dapat dilihat data obat yang akurat. Kinerja SIM farmasi itu dikatagorikan

    baik hanya dari aspek technology sedangkan dari aspek human dan

    organization dikatagorikan kurang baik seperti halnya belum adanya program

    pelatihan tentang sistem informasi pada petugas farmasi, tidak adanya SPO

    pada petugas farmasi dan petugas SIM yang menyebabkan keterlambatan

    pembetulan jika terjadi masalah pada sistem, tidak adanya masterplan sistem

    informasi farmasi dan tidak adanya supervisi pada bagian farmasi oleh kepala

    farmasi sehingga tidak bisa melakukan pengawasan pada petugas farmasi.

    Dari hal tersebutlah yang menyebabkan belum terpenuhinya kebutuhan

    keakuratan dan kecepatan penyediaan informasi (16).

    14) Hafis Nur Wicaksono, “Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen

    Menggunakan Pendekatan Updated D&M Is Success Model Di Rumah Sakit

    Umum Kaliwates Jember”, Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Dari

    hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas informasi

  • 20

    terhadap intensi memakai. Ada pengaruh kualitas informasi terhadap

    kepuasan pengguna dengan. Ada pengaruh kualitas sistem terhadap intense

    memakai. ada pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan. Ada pengaruh

    kualitas pelayanan terhadap intensi memakai. Ada pengaruh kualitas

    pelayanan terhadap kepuasan. Ada pengaruh intensi memakai terhadap

    pemakaian. Ada pengaruh pemakaian terhadap kepuasan pengguna. Ada

    pengaruh kepuasan pengguna terhadap intensi memakai. Ada pengaruh

    pemakaian terhadap manfaat-manfaat bersih. Ada pengaruh manfaat-manfaat

    bersih terhadap intensi memakai. Ada pengaruh manfaat-manfaat bersih

    dengan kepuasan pengguna. Ada pengaruh kepuasan pengguna terhadap

    manfaat-manfaat bersih (17).

    15) Erna Yulianti,“Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    Modul Farmasi”, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem

    informasi yang terintegrasi antara satu modul dengan modul yang lainnya

    terbukti dengan adanya pertukaran data antar modul. Perancangan Modul

    Farmasi terdiri atas Proses Manajemen Master Data, Manajemen Inventory

    Obat, Peracikan Obat, Harga Jual, Penjualan, dan Pelaporan. Rancangan

    dibuat dalam bentuk Diagram Konteks, Physical Data Model, Diagram

    Berjenjang, Overview Diagram, Diagram Alir Data, Desain User Interface,

    dan Relasi Antar Modul. Rancangan dapat dijadikan pedoman bagi

    programmer dalam membangun dan mengembangkan Sistem Informasi

    Farmasi menggantikan sistem konvensional yang berjalan (25).

  • 21

    16) Windi Kisdianata, “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Dalam

    Mendukung Proses Manajemen di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UMY”.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari

    hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sejak penggunaan sistem di RSGM

    UMY, sangat membantu sekali dengan adanya sistem ini. Kemudahan dalam

    menggunakan dapat membantu kinerja dari setiap pengguna. Penentuan

    skoring pada criteria obyektif hasil penelitian berpedoman pada aturan

    Gutman dengan didapatkan hasil setiap aspek dalam PIECES. Kategori baik

    meliputi aspek information, economic, control, dan service. Sedangkan

    kategori sedang meliputi performance dan efficiency (19).

    17) Alexander Harsono, “Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen

    Rumah Sakit Umum Daerah (SIM-RSUD) Terintegrasi Di Provinsi

    Kalimantan Barat”. Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Dari hasil

    penelitian dapat disimpulkan bahwa SIM rumah sakit (SIMRS) terintegrasi

    dirancang untuk mengintegrasi fungsi utama rumah sakit ke dalam satu

    sistem terpadu yang disimpan dalam pusat database. Namun, tidak banyak

    rumah sakit umum daerah (RSUD) di tingkat Kabupaten yang telah

    mengimplementasi SIMRS untuk dapat meningkatkan pelayanan medis

    karena berbagai alasan. Di antaranya, pemahaman-manfaat dan implementasi

    SIMRS yang masih kurang. Penelitian lapangan (ground research) dilakukan

    untuk mengumpulan data, analisis, dan pemetaan sampai pada implementasi

    SIMRS dengan metodologi air terjun. Temuan menunjukan bahwa sistem

    perangkat lunak SIMRS yang kostumais, pemahaman fungsi dan infrastuktur

    Teknologi informasi serta pemetaan yang baik merupakan kunci sukses

  • 22

    implementasi SIMRS. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk

    rumah sakit dan akademik, khususnya bagi pihak yang tertarik dengan

    implementasi SIMRS tipe C untuk memperbaiki layanan kesehatan

    masyarakat di tingkat Kabupaten-Provinsi (20).

    18) Nunung Aini Rahmah, “Hubungan Antara Kualitas Sistem Informasi,

    Kualitas Pelayanan Sistem Informasi, Dan Kualitas Informasi (Studi Kasus di

    RSU Cibabat Kota Cimahi)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

    terdapat hubungan yang erat signifikan antara variabel Kualitas Sistem

    Informasi, kualitas Pelayanan Sistem Informasi, dan kualitas Informasi.

    Koefisien Korelasi masing-masing variabel yang menggambarkan hubungan

    antara Kualitas Sistem Informasi, Kualitas Pelayanan Sistem Informasi, dan

    Kualitas Informasi adalah: koefisien Korelasi antara Kualitas Sistem

    Informasi dan Kualitas Pelayanan Sistem sebesar 0,723, koefisien Korelasi

    antara Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi sebesar 0,707, dan

    koefisien Korelasi antara Kualitas Pelayanan Sistem Informasi (X2) dan

    Kualitas Informasi (X3) sebesar 0,909 (21).

    19) Tri Haryati, “Pengaruh Karakteristik Informasi Manajemen Rumah Sakit

    Terhadap Kinerja Manajerial Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

    Surakarta”. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Rancangan

    dalam penelitian ini adalah crosssectional. Dari hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh secara signifikan antara karakteristik

    broadscope (p value = 0,027) dan clarity (p value = 0,004) terhadap kinerja

    manajerial di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta; 2.

  • 23

    Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara karakteristik aggregation (p

    value = 0,761), integration (p value = 0,515),timeliness (p value = 0, 284),

    dan accuracy (p value = 0,812) terhadap kinerja manajerial di Rumah Sakit

    Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dan terdapat pengaruh secara

    signifikan antara karakteristik informasi broadscope, aggregation,

    integration, timeliness, accuracy dan clarity secara bersama-sama terhadap

    kinerja manajerialdi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

    (p value = 0,000) (22).

    20) Fathoni,“PengembangannModelnSistemnInformasi Rumah Sakit”. Jenis

    penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa peningkatan kualitas layanan dan manajemen rumah sakit

    sangat penting dalam usaha meningkatkan status kesehatan masyarakat,

    karena saat ini rumah sakit dituntut bukan hanya melaksanakan upaya kuratif

    danrehabilitatif tetapi juga upaya preventif dan promotif. Untuk menilai

    peningkatan kinerja rumah sakit tersebut diperlukan suatu model sistem yang

    di dasarkan pada 4 dimensi utama pengukuran kinerja, yaitu faktor kinerja

    pertumbuhan dan pembelajaran yang akan mempengaruhi faktor kinerja

    proses bisnis internal, selanjutnya faktor kinerja proses bisnis internal akan

    berpengaruh kepada faktor kinerja pelanggan. Pada akhirnya ketiga faktor

    tersebut akan mempengaruhi kepada faktor kinerja keuangan. Pada akhirnya,

    model sistem sistem penilaian kinerja rumah sakit akan semakin lengkap

    dengan menambahkan faktor pelayanan kedalam model sistem yang

    dihasilkan. Pemanfatan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam

    pemroresan penilaian kinerja rumah sakit akan dapat mempercepat serta

  • 24

    menghindari kesalahan seminimal mungkin serta dapat menghasilkan

    informasi tentang tingkat kesehatan rumah sakit, variabel penilaian yang

    belum memenuhi target dan variabel penilaian yang harus dipertahankan,

    sehingga membantu manajemen dalam pengambilan kebijakan yang akan

    dijalankan rumah sakit (23).

    21) Flourensia Sapty Rahayu, “Analisa Implementasi Sistem Informasi dan

    Perencanaan Strategis E-Business di RS.X“. Jenis penelitian adalah penelitian

    deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa analisa

    yang dilakukan terhadap RS.X selain berdasarkan input dari strategi bisnis

    dan kondisi bisnis saat ini, juga menitikberatkan pada konfigurasi dan

    spesifikasi dari teknologi informasi yang dimiliki perusahaan, karena pada

    hakekatnya untuk pengembangan teknologi informasi di masa mendatang

    dibangun di atas infrastruktur yang dimiliki saat ini (baseline), bukan

    membuat sesuatu yang sama sekali baru (paling tidak jika diputuskan untuk

    sama sekali tidak menggunakan infrastruktur yang ada sekarang, tetap saja

    diperlukan strategi untuk facing out (24).

    22) Adhi Susano, “Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Dengan

    Menggunakan Pendekatan Fast (Framework For The Application Of System

    Techniques) Untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan Rumah Sakit Umum Di

    Tangerang”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dan

    kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

    rekam medis untuk mendukung evaluasi pelayanan yang ada saat ini terdapat

    masalah-masalah yaitu: dalam input data (data pasien yang ditulis oleh

    petugas tidak lengkap), proses (pengelolaan data masih dilakukan secara

  • 25

    manual dan belum menggunakan SMBD) dan output (laporan/informasi

    hanya berupa rasio kunjungan pasien lama dan baru, rasio kunjungan pasien

    poli umum dan spesialis) sehingga kegiatan evaluasi pelayanan yang

    dilakukan oleh manajer khususnya untuk mengetahui produktivitas pelayanan

    menjadi terhambat. Informasi untuk mendukung evaluasi pelayanan yang

    dibutuhkan oleh pihak manajemen yaitu: a) Laporan pemeriksaan pasien

    sesuai data hasil pemeriksaan, b) Sensus harian, c) Laporan kunjungan

    pasien, d) Laporan sepuluh besar penyakit, e) Laporan pemakaian obat dan

    reagen, f) Laporan pemeriksaan penunjang, dan g) Laporan kegiatan rumah

    sakit untuk evaluasi pelayanan. Basis data sistem informasi rekam medis

    untuk mendukung evaluasi pelayanan yang dikembangkan adalah: pasien,

    bagian pelayanan, bagian registrasi, dokter, penyakit, pemeriksaan, transaksi

    pemeriksaan, jadwal, barang/obat, grup barang, golongan barang, grup

    farmakologi, produsen, bentuk sediaan, standar unit. Proses yang terjadi

    berupa pengolahan data dari sumber data dan jenis data yang ada menjadi

    informasi berupa laporan. Output yang dihasilkan berupa: laporan

    pemeriksaan pasien sesuai data hasil pemeriksaan, laporan kunjungan pasien

    per bulan, laporan sepuluh besar penyakit, laporan pemakaian obat per bulan,

    laporan pemakaian reagen per bulan, laporan pemeriksaan penunjang, laporan

    kegiatan rumah sakit untuk evaluasi pelayanan. Sistem informasi rekam

    medis yang digunakan untuk mendukung evaluasi pelayanan saat ini belum

    berjalan dengan baik karena petugas yang mengelola bagian rekam medis

    terbatas dengan tugas yang komplek, sehingga untuk mengevaluasi pelayanan

  • 26

    kesehatan dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data

    masih sulit dilaksanakan (25).

    23) Ayuliana, “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pada Klinik Skala

    Kecil”. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode analisis yang

    meliputi studi kepustakaan, pemeriksaan dokumentasi, observasi, dan

    wawancara. Sedangkan dalam perancangan, metode yang digunakan adalah

    meliputi perancangan aplikasi menggunakan metode waterfall model,

    perancangan basis data, serta perancangan layar aplikasi menggunakan State

    Transition Diagram. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah

    aplikasi basis data manajemen rumah sakit. Dengan aplikasi basis data, semua

    data dan informasi dapat diintegrasikan dengan baik sehingga dapat

    membantu meningkatkan kualitas pelayanan klinik serta mempermudah

    dalam penyimpanan dan pengaksesan data. Simpulan yang didapat dari

    penelitian ini yaitu dengan adanya aplikasi basis data manajemen rumah sakit

    membantu dalam menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang

    digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan dalam pengambilan

    keputusan pada Klinik (26).

    24) Heru Cahya Rustamaji, ”Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web

    Menggunakan Java Server Pages”. Jenis penelitian adalah penelitian

    deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem

    komputerisasi dalam segala bidang khususnya bagian rekam medis. Dengan

    bantuan komputerisasi tersebut, dapat meningkatkan mutu serta mempercepat

    pelayanan medis. Sistem informasi rumah sakit ini menggunakan metode

    pengembangan GRAPPLE (Guidelines for Rapid APPLication Engineering)

  • 27

    yang terdiri dari 5 tahapan yaitu :requirement gathering, analysis, design,

    developnment, dan deployment. Tahapan dalam GRAPPLE tidak disusun

    dalam bentuk statis sehingga tahapan dapat dikerjakan berulang kali dengan

    urutan kerja yang tidak harus sesuai dengan urutan yang ada. Teknologi yang

    dipakai untuk membangun sistem informasi berbasis web ini adalah

    menggunakan JSP dan apache Tomcat. Tomcat merupakan servlet engine

    open source yang termasuk dalam proyek Jakarta yang dikerjakan oleh

    Apache Software Foundation (27).

    25) Mohamad Topan, “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    Berbasis Web Studi Kasus : Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi”.

    Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Dari hasil penelitian

    dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berbasis

    web yang telah dihasilkan pada perancangan ini dapat digunakan untuk

    mengelola data pasien rawat jalan, rawat inap, pelayanan apotik dan

    pelayanan kasir. Adapun setiap bagian pelayanan dapat merekap seluruh data

    pasien maupun data keuangan untuk bagian kasir dan apotik. Untuk

    menghasilkan sistem informasi manajemen yang sesuai dengan kebutuhan

    manajemen rumah sakit, harus dilakukan komunikasi yang baik dengan pihak

    manajemen sebelum sistem diterjemahkan kedalam bahasa pemrograman.

    Komunikasi yang baik akan menghasilkan informasi-informasi yang

    diperlukan untuk analisa kebutuhan manajemen rumah sakit. Dalam

    perancangan suatu sistem informasi manajemen rumah sakit berbasis web ,

    sangat diperlukan kemampuan bahasa pemrograman web seperti PHP,

  • 28

    HTML, CSS dan javascript agar sistem dapat diselesaikan dengan lebih

    efisien baik dari segi waktu maupun kode sumber sistem (28).

    2.2. Telaah Teori

    2.2.1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

    Sistem informasi manajemen rumah sakit adalah kumpulan dari sub-sub

    sistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis

    untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang

    diperlukan untuk mendukung melaksanakan fungsi pelayanan rumah sakit dan

    pengambilan keputusan manajemen (29).

    Selain itu, Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan

    himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisisasikan, saling berkaitan

    serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha

    menyajikan info yang akurat dan tepat waktu dirumah sakit.

    Selain itu, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi-fungsi

    manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan

    di rumah sakit. Sistem tersebut, saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi

    perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah

    jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan

    dan perbaikan hasil kerja rumah sakit tersebut, kajian dalam penggunaan dan

    penaksiran permintaan pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat,

    perencanaan dan evaluasi program rumah sakit, penyempurnaan laporan rumah

    sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan (30).

  • 29

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR

    1171/MENKES/PER/VI/2011 Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu

    proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia.

    Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun khusus, baik

    yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam Undang-

    Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Sistem

    Informasi Rumah Sakit haruslah meliputi:

    a. data identitas rumah sakit.

    b. data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit.

    c. data rekapitulasi kegiatan pelayanan.

    d. data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap.

    e. data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.

    2.2.1.1. Fungsi SIMRS

    Fungsi sistem informasi manajemen dalam rumah sakit adalah:

    1. Mendukung fungsi pelayanan, yaitu mampu memberikan informasi yang

    dibutuhkan dalam pelayanan rumah sakit sehari-hari, misalnya informasi

    kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pasien, informasi yang mendukung

    pengendalian biaya, informasi yang mendukung pengendalian pendapatan dan

    sebagainya.

    2. Mendukung fungsi pengambilan keputusan, yaitu memberikan informasi yang

    cepat, tepat dan akurat yang akan digunakan oleh user dalam hal ini

    manajemendalam mengambil keputusan atau dokter dalam menentukan

    diagnosis dan terapi, atau oleh pasien untuk mengambil keputusan menerima

    atau menolak tindakan medis/pelayanan rumah sakit yang ditawarkan.

  • 30

    3. Mendukung fungsi komunikasi, yaitu memberikan suatu informasi yang cepat,

    tepat dan akurat dalam proses komunikasi/konsultasi, dengan teman sejawat

    dokter atau dengan pasien yang sedang dilayani.

    4. Mendukung fungsi hukum, yaitu menyimpan data transaksi pelayanan yang

    diberikan kepada pasien secara objektif dan kronologis, sehingga dapat

    dijadikan bahan bukti yang sah.

    5. Mendukung fungsi perencanaan, yaitu memberikan informasi tentang

    permasalahan yang terdapat dalam pelayanan, masalah logistik, masalah

    keuangan, masalah sumber daya rumah sakit, dan sebagainya untuk dilakukan

    suatu perencanaan kegiatan/program yang dapat mengatasi permasalahan

    tersebut dengan tepat.

    6. Mendukung fungsi pendidikan dan penelitian, yaitu memberikan data penyakit

    yang diderita pasien secara kronologis, akurat dan up to date, sehingga dapat

    dipelajari dan diteliti untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    khususnya di bidang kesehatan (30).

    2.2.1.2. Tujuan SIMRS

    Tujuan sistem informasi manajemen dalam rumah sakit adalah menyiapkan

    informasi bagi manajer dan dokter serta pasien sebagai pengambil keputusan atau

    sebagai penentu diagnosis, dengan analisis data yang seefisien mungkin sehingga

    dapat memberikan kontribusi terhadap mutu pelayanan rumah sakit. Sistem

    informasi yang digunakan dalam rumah sakit harus dapat berperan dalam

    menerapkan strategi rumah sakit:

    a. Strategi biaya

    b. Strategi diferensiasi (membuat produk yang unik)

  • 31

    c. Strategi inovasi (32).

    Sistem informasi manajemen harus berperan dalam meningkatkan kualitas

    produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, dalam hal ini jasa rumah sakit. Jasa

    rumah sakit adalah jasa memberikan pelayanan kesehatan yang prima termasuk

    pemeriksaan penunjang terhadap pasien sebagai

    kesesuaian antara spesifikasi yang dibutuhkan dibandingkan dengan spesifikasi

    yang dihasilkan oleh rumah sakit. Sistem informasi manajemen dalam rumah sakit

    harus dapat memperkecil kesenjangan persepsi mutu pelayanan kesehatan antara

    dokter yang memberikan pelayanan kesehatan dengan pasien yang menerima

    pelayanan kesehatan. Sehingga dapat memperkecil kemungkinan timbulnya

    tuntutan hukum akibat ketidakpuasan pasien atas mutu pelayanan kesehatan yang

    diberikan tenaga medis di rumah sakit. J. R. Griffith dalam buku the Well

    Managed Community Hospital seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama

    menyatakan bahwa sistem informasi mempunyai peranan penting dalam sistem

    pengawasan melalui tiga pendekatan:

    1) Sistem informasi manajemen akan mempercepat dan meningkatkan akurasi

    transaksi karena semuanya terekam dan terkomunikasikan antar berbagai unit.

    2) Sistem informasi manajemen dapat menyajikan data mutahir yang ada, dan

    membandingkannya dengan ekspektasi/rencana/standar.

    3) Sistem informasi manajemen dapat merekam data yang besar sehingga

    memungkinkan pemahaman yang menyeluruh untuk penyesuaian bila

    diperlukan (32).

  • 32

    Selanjutnya, J. R. Griffith menyatakan bahwa sistem informasi manajemen

    rumah sakit amat berperan dalam akuntansi manajemen dan juga audit medik.

    Dalam hal akuntansi manajemen, sistem informasi meliputi:

    a. Penagihan pembayaran pasien.

    b. Pembayaran gaji dan insentif sesuai beban kerja.

    c. Pemesanan logistik rumah sakit.

    d. Pengurusan dengan pihak ketiga dalam asuransi.

    e. Perencanaan keuangan.

    Dalam hal audit medik, sistem informasi manajemen rumah sakit amat

    diperlukan mengingat terjadi tiga hal penting di rumah sakit:

    1) Teknologi kedokteran kini makin berkembang, makin kompleks, makin kuat,

    makin mempunyai risiko bahaya dan makin mahal, karena itu memerlukan

    pengawasan yang ketat.

    2) Teknologi sistem informasi pun kian canggih sehingga memungkinkan

    melakukan pengawasan ketat dengan biaya yang wajar.

    3) Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit

    dilakukan seefektif dan seefisien mungkin (33).

    Rowland dan Rowland dalam buku Hospital Administration Handbook

    seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama menyatakan bahwa ada berbagai

    manfaat yang akan didapat dari pelaksanaan sistem informasi manajemen di

    rumah sakit, antara lain:

    a. Penggunaan tenaga secara lebih patut (reliable).

    b. Penghematan bahan: formulir, obat-obatan, makanan.

    c. Perbaikan manajemen.

  • 33

    d. Perbaikan keuangan: perbaikan biling dan penagihan.

    e. iPerbaikan umum: penurunan lama hari rawat, perbaikan jadwal kerja

    karyawan mpemanfaatan ruangan/alat lebih optimal.

    Pada dasarnya, efektifitas sistem informasi terpadu dapat memberikan

    peranan yang meliputi:

    1. General (pada umumnya )

    a. Reporting (laporan) di semua level management lebih tepat waktu dan

    akurat.

    b. Minimalisasi proses antar subsistem.

    c. Minimalisasi dokumen berjalan.

    2. Operational Control (mengontrol secara operasional)

    a. Subsistem admission (sub sistem administrasi) memudahkan :

    1) Pencarian nomor rekam medis dan pembuatan nomor baru.

    2) Status kamar: isi atau kosong terupdate secara langsung pada proses

    registrasi, mutasi (pemindahan) dan invoicing. (dokumen yang digunakan

    sebagai suatu bukti)

    b. Subsistem rekam medis terintegrasi dengan subsistem admission dan invoicing,

    nnsehingga :

    1) Mencegah duplikasi nomor rekam medis karena hanya satu master pasien.

    2) Jumlah pasien lama/baru, jumlah pasien per spesialis, jumlah resep dan

    jumlah pasien per business unit serta jumlah tingkat hunian langsung

    tercreate.

    3) Klasifikasi penyakit (ICD) (merupakan singkatan dari International

    Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems dimana

  • 34

    memuat klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar internasional yang

    disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokkan dalam satuan

    penyakit menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional.per

    pasien menghasilkan laporan morbiditas)

    c. Subsistem inventory terintegrasi dengan subsistem invoicing dan purchasing,

    nnsehingga :

    1) Penambahan dan pengurangan stock terjadi otomatis.

    2) Kartu stock dan mutasi stock langsung tercreate tidak ada retype (banyak

    tipe transaksi) transaksi.

    3) Posisi stock selalu up to date.

    4) Klasifikasi slow moving, fast moving dan dead stock dapat dianalisis.

    5) Dengan fixed stock (min dan max) dan suatu formula maka dapat dicreate

    purchase request ( permintaan pembelian) secara otomatis.

    d. Subsistem piutang terintegrasi dengan subsistem invoicing (dokumen yang

    mndigunakan sebagai suatu bukti) sehingga :

    1) Penambahan dan pelunasan piutang terjadi otomatis.

    2) Kartu piutang per pasien atau perusahaan penjamin langsung tercreate

    tidak ada retype transaksi (jenis transaksi).

    3) Posisi piutang selalu up to date.

    4) Total transaksi tagihan dapat dimonitor setiap saat sehingga

    memungkinkan untuk meminta tambahan uang muka pasien untuk

    memperkecil bad debt (rawat inap).

    5) Umur piutang (A/R Aging) (Piutang usaha) sebagai data untuk prediksi

    pendapatan ke depan (cash flow).

  • 35

    e. Subsistem hutang terintegrasi dengan sub sistem purchasing sehingga :

    1) Penambahan dan pelunasan hutang terjadi otomatis.

    2) Kartu hutang per supplier langsung tercreate tidak ada retype transaksi

    3) Posisi hutang selalu up to date.

    4) Umur hutang (A/P Aging) (hutang usaha ) sebagai data untuk prediksi

    pengeluaran ke

    2) depan (cash flow).

    f. Subsistem treasury/finance terintegrasi dengan subsistem invoicing, A/R dan

    nnA/P, sehingga :

    1) Pemasukan dan pengeluaran cash/bank terjadi otomatis.

    2) Cash and bank book langsung tercreate tidak ada retype transaksi.

    g. Subsistem payroll dan jasa dokter terintegrasi dengan subsistem invoicing,

    niinmenghasilkan keluaran:

    1) Slip gaji karyawan dan pajak penghasilan.

    2) Jasa dokter dan jasa pihak ketiga.

    3) Rekapitulasi gaji per departemen dan business unit.

    4) Pajak tahunan/SPT form 1721-A1 dan 1721-A.

    h.iSubsistem fixed assets terintegrasi dengan subsistem /P menghasilkan

    nnkeluaran:

    1) Proses depresiasi dilakukan otomatis oleh sistem.

    2) Daftar fixed asset (aset tetap) dengan nilai bukunya.

    i. Subsistem general ledger merupakan muara semua subsistem menghasilkan

    mnkeluaran:

    1) Financial statement (Laporan keuangan)

  • 36

    2) Relatif hampir tidak ada proses retype journal.

    3. Management control

    a. Time-efficient and cost-effective (Hemat waktu dan hemat biaya.)

    b. Gross profit per business unit ( Laba kotor per unit bisnis)

    c. Pricing strategy ( Strategi penetapan harga)

    d. Cash flow ( Arus kas)

    4. Strategic Planning (Perencanaan strategis)

    Memberikan gambaran kinerja intenal untuk mendukung proses evaluasi

    dengan lingkungan luar organisasi untuk penetapan kebijakan dan strategi ke

    depan. Dengan demikian, sistem informasi dapat digunakan sebagai sarana

    strategis untuk memberikan pelayanan luas yang berorientasi kepada kepuasan

    pelanggan. Pelanggan rumah sakit sendiri bukan hanya pasien saja. Pelanggan

    rumah sakit dapat berupa pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan

    internal adalah pemilik, pemimpin dan seluruh karyawan rumah sakit itu

    sendiri. Sementara, pelanggan eksternal dapat mulai dari pasien, keluarganya,

    rekanan pemasok dan juga masyarakat luas. Sistem informasi rumah sakit

    sangat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai

    pelanggan rumah sakit. Sistem informasi manajemen dalam rumah sakit

    diharapkan dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam derap

    bersama mencapai visi dan misi rumah sakit. Informasi yang dihasilkan sistem

    informasi manajemen dalam rumah sakit merupakan sarana potensial untuk

    memberdayakan pelanggan internal dan eksternal suatu rumah sakit (34).

  • 37

    Sistem informasi yang dibutuhkan manajemen rumah sakit adalah:

    1. Sistem informasi akuntansi keuangan

    2. Sistem informasi alat dan bahan/inventori (Farmasi, Laboratorium,

    Radiologi,

    3. OK, ICU, Psikhoterapi, Ruangan, Umum, Laundry, Katering)

    4. Sistem informasi asset

    5. Sistem informasi admition

    6. Sistem informasi medical record (rekam medis)

    7. Sistem informasi sumber daya manusia

    8. Sistem informasi pemasaran

    9. Sistem informasi executive

    Subsistem-subsistem tersebut harus saling berhubungan satu sama lain dan

    bekerja sama secara harmonis, sehingga terintegrasi membentuk satu sistem

    informasi manajemen di rumah sakit. Masing-masing subsistem tersebut memiliki

    komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia

    (brainware), prosedur (procedure), basis data (database) dan jaringan komunikasi

    (comunication network). Antara komponen-komponen ini ada hubungan saling

    mempengaruhi sehingga harus terintegrasi secara harmonis pula (36).

    Pengembangan sistem informasi manajemen di rumah sakit dapat dilakukan

    dengan cara membeli jadi, membuat sendiri, atau membuat dibantu pihak lain

    (outsourcing). Cara manapun yang dipilih, ada beberapa syarat yang harus

    dipenuhi pemasok:

  • 38

    1. Efektifitas, yaitu kemampuannya untuk menyediakan sistem yang sesuai

    kebutuhan rumah sakit.

    2. Produk komparatif, yaitu variabilitas produk yang luas.

    3. Kompatibilitas, yaitu kemampuannya untuk dihubungkan dengan sistem

    lain.

    4. Kemampuan pemeliharaan sehingga sistem dapat terus berjalan baik.

    5. Harga yang wajar dan bersaing.

    Sistem informasi yang diperlukan harus dapat dipercaya, dapat

    meningkatkan informasi manajemen secara baik, tidak terlalu meningkatkan

    biaya serta cukup fleksibel terhadap bentuk pelayanan baru dan peningkatan

    jumlah pelayan yang berarti (5).

    Rowland dan Rowland dalam buku Hospital Administration Handbook

    seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama, menyatakan bahwa tahap

    pertama dalam menentukan kebutuhan dan bentuk sistem informasi manajemen

    di rumah sakit adalah dengan membentuk semacam komite/kepanitiaan khusus.

    Komite ini kemudian perlu melakukan lima tahapan kegiatan:

    1. Menentukan tujuan organisasi rumah sakit dan kaitannya terhadap sistem

    informasi yang diperlukan.

    2. Menentukan berbagai kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk berbagai

    jenjang kepegawaian.

    3. Menentukan keadaan sistem informasi yang kini berjalan.

    4. Menentukan sistem informasi yang akan dipakai.

    5. Mengembangkan sistem yang ada dan melihat hubungannya dengan

    perkembangan rumah sakit.

  • 39

    Greer dan Howard dalam tulisan Management Decision Support Systems

    for a Medical Group Practice (Sistem Pendukung Keputusan untuk Praktek Grup

    Medis ) menyarankan sistem informasi manajemen dengan lima subsistem yaitu:

    1. Registration-billing system. Sistem biling pendaftaran

    2. Financial control system. Sistem kontrol keuangan.

    3. Time management system. Sistem manajemen waktu

    4. Medical record tracking system. Sistem pelacakan rekam medis

    5. External data data gathering system. Sistem pengumpulan data data eksternal

    Agar sistem informasi manajemen di rumah sakit berhasil maka selain

    pihak internal perlu pula mempertimbangkan pihak eksternal. Dengan demikian,

    sistem informasi manajemen di rumah sakit harus mengakomodasi para

    stakeholders-nya. Pauloudi dalam penelitian Information Technology for

    Collaborative Advantage in Healthcare Revisited mengunakan stakeholder

    analysis, dengan stakeholders yang mencakup:

    1. National Health Service executive. Eksekutif Layanan Kesehatan Nasional

    2. Doctors.

    3. Hospitals.

    4. Health agencies.

    5. Local communication management groups. Grup manajemen komunikasi lokal.

    6. The Prescription Pricing Authority. Otoritas Penentuan Harga Resep.

    7. Patients. Pasien

    8. The Data Protection Registrar. Registrar Perlindungan Data.

    9. Insurance and pharmaceutical companies. Perusahaan asuransi dan farmasi.

  • 40

    10. Suppliers of computer systems and telecomunication services. Pemasok sistem

    komputer dan layanan telekomunikasi

    11. Consultants on computing and security issues. Pemasok sistem komputer dan

    layanan telekomunikasi. Konsultan pada masalah komputasi dan keamanan.

    Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien

    (medical record) maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit

    mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara lain:

    1. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi

    data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi

    lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.

    2. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data

    tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang

    berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi

    3. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan

    terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari

    unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data

    (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawat/dokter sehinga

    dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan

    kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya

    dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga

    menimbulkan kerugian pada pihak rumah sakit.

    4. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus

    direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang

    dapat dipercaya kebenarannya.

  • 41

    Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di

    Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

    sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu

    pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis. Rumah Sakit sebagai

    institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

    perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

    dan gawat darurat sudah seharusnya menerapkan Sistem Informasi Manajemen

    Rumah Sakit untuk mendukung proses pelayanan.

    Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat

    SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan

    mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk

    jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh

    informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi

    Kesehatan. Adapun keberadaan SIMRS sendiri telah diatur dalam Peraturan

    Menteri Kesehatan No 82 Tahun 2013. Pengaturan SIMRS ini bertujuan untuk

    meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan

    pelayanan Rumah Sakit.

    2.3. Standar SIMRS Pada Rumah Sakit Kelas B

    Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan

    pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas.

    Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial

  • 42

    hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah

    sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai rumah

    sakit tipe B. Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur, Pemilik, dan Pengelola Rumah

    sakit kelas B memiliki 400-1000 tempat tidur. Kelas B II mempunyai fasilitas dan

    kemapuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas. Kelas B

    I mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-

    kurangnya 11 jenis spesialistik (36).

    Dalam menjalankan fungsi pembinaan upaya kesehatan, direktorat jendral

    yang menyelenggarakan urusan dibidang upaya kesehatan kementrian kesehatan

    yang membutuhkan informasi yang handal, tepat, cepat dan terbaru (up to date)

    untuk mengdukung proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan

    secara merata. Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang

    menyelanggarakan upaya kesehatan, rumah sakit sering mengalami kesulitan

    dalam pengelolaan informasi melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan

    teknologi informasi melalui penggunaan sistem sistem informasi berbasis

    computer. Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan

    perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, beebangsa dan bernegara. Dalam

    kaiatan ini, peran dan fungsi pelayanan darta dan informasi dilaksanaakan oleh

    runah sakit sebagai salah satu unit kerjan pengelolaan data dan informasi dituntut

    untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.

    Sistem informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan

    informasi dengan lebig produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akura, terpadu,

    aman dan efisien, khusunya membantu dalam melancarkan dan mempermudah

    pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan

  • 43

    khususnya dalam bidang penyelenggaraan rumah sakit d Indonesia. Banyak

    rumah sakit yang berupaya untuk membangun dan mengembangkan sistem

    informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagaian rumah sakit

    memilih untuk melakukan kerja sama operasional dengan biaya relative besar yag

    pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.

    Berdasarakan hal tersebut diatas, direktorat jenderal yang

    menyelenggarakan urusan di bidang upaya kesehatan kementrian kesehatan

    memandang perkunya membangun kerangka acuan kerja dan perangkat lunak

    aplikasi sistem informasi rumah sakit yang bersifat sumber terbuka umum untuk

    rumah sakit. Dengan adanya software aplikasi sistem manajemen rumah sakit

    (SIMRS) diharapkan rumah sakit dapat menggunakan, mengembangkan,

    mengimplentasi dan memelihara sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman

    data yang dikirim.

    Setiap rumah sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan

    lainnya), tetapi secara unum memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama

    yaitu pendaftaran, proses rawat (jalan dan inap) dan proses pulang. Data yang

    dimasukkan pada proses awal akan digunakan pada proses rawat dan pulang.

    Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat

    layanan dan tindakan dari unit unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi,

    bedah dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya

    berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi

    petugas kesehatan sebagai SDM inti pada rumah sakit (11).

  • 44

    Rawat jalan

    Rawat inap

    Registrasi IGD Kas

    Farmasi

    Pasien Laboratorium

    Radiologi Biaya

    pengeluaran

    Rekam medis

    Fisiotrapi Instalasi gizi

    Kamar operasi

    Gambar 2.1 Matrik standar SIMRS tipe B

    Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa SIMRS yang berjalan di

    rumah sakit harus saling berkaitan untuk mendapatkan data yang akurat. Akan

    tetapi yang terjadi di RSUD dr.Fauziah Bireuen, SIMRS hanya berlaku pada

    loket pendaftaran /register dan laboratorium. Oleh karena itu, untuk mendukung

    pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan

    adalah meningkatkan unjuk kerja yang memudahkan untuk melakukan

    manajemen lalu lintas pada jaringan komputer seperti segmen jaringan dan

    memiliki jalur fiber optic yang memperkuat kinerja jaringan. Adapun keamanan

    SIMRS adalah keamanan jaringan untuk mencegah penyalahgunaan sumber daya

    yang tidak sah yang perlu dikontrol oleh petugas keamanan/ administrator

    jaringan, informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki

    wewenang, informasi hanya dapat