antibiotik

18
ANTIBIOTIKA

Transcript of antibiotik

m. Hafizh muttaqin

ANTIBIOTIKAAntibiotik berasal dari dua kata Yunani, yaitu anti yang berarti melawan dan bios yang berarti hidup.

Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.

Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus.Penisilin, sebagai antibiotik pertama, ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Fleming dari kultur jamur.Jenis ntibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:

Penisilin (Penicillins)

Sefalosporin (Cephalosporins)

Aminoglikosida (Aminoglycosides)

Makrolid (Macrolides)

Sulfonamida (Sulfonamides)

Fluoroquinolones

Tetrasiklin (Tetracyclines)1. Penisilin (Penicillins)Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin.Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dll.Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik.

2. Sefalosporin (cefotaxim, cefepime)Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi.Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif.Ruam, diare, kejang perut, dan demam adalah efek samping dari antibiotik ini

3. Aminoglikosida (streptomicine, kanamicine, neomicine)Jenis antibiotik ini menghambat pembentukan protein bakteri.aminoglikosida diberikan antara lain untuk mengobati tifus dan pneumonia.Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini.Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.

4. Makrolida (eritromicine)Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri.Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin.Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare adalah beberapa efek samping dari makrolida.Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.

5. Sulfonamida (Sulfametoksazol)Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal.Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.

6. Fluoroquinolones (ciprofloxasine)Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri.Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara oral.Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan.Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll

7. Tetrasiklin (tetracyclines) Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat memperburuk masalah.

m. Hafizh muttaqinantibiotikJenis antibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:

Penisilin (Penicillins)

Sefalosporin (Cephalosporins)

Aminoglikosida (Aminoglycosides)

Makrolid (Macrolides)

Sulfonamida (Sulfonamides)

Fluoroquinolones

Tetrasiklin (Tetracyclines)Beta Laktam Amoksisilin tab. 500 mgAmoksisilin + Asam Klavulanat tab. 625 mgAmpisilin kaps. 500 mgAmpisilin + sulbactam serb. Inj. 750 mg vialPenisilin V tab. 125 mg (hanya untuk faringitis Streptococcus B haemolyticus group A)TetrasiklinTetrasiklin HCL kaps. 250 mgKloramfenikolKloramfenikol tab. 250 mg (hati-hati pada anak)MakrolidEritromisin kaps. 500 mgAminoglikosidGentamisin inj. 40 mg/ml, ampul @ 2 mlGentamisin 0,3% tetes telinga 5 ml

SulfametoksazolKotrimoksazol tab. 400 mg + trimetropim tab. 80 mgColme tetes telinga (Kloramfenikol 10 %, Lidokain HCl 4 %) 8 mlKuinolonOfloxasin tab. 200 mgSiprofloxasin tab. 500 mgTarivid otic 3 mg/ml @ 5mlSefalosporinSefadroksil kaps. 500 mgCefixime kaps. 100 mgCeftriaxone inj. 1000 mg, vialGlikopeptidaVankomisin Hidroklorida inj. 500 mg, vialOtopain tetes telinga (Polimiksin B Sulfat 50000 iu, Neomisin Sulfat 25 mg, Fludrokortison asetat 5 mg, Lidokain HCl 200 mg.)Antibiotik OtotoksikAminoglikosida memiliki aktivitas in vitro yang kuat terhadap Pseudomonas Aeroginosa dan sebagian besar basil gram-negatif aerob lainnya, dan juga memperlihatkan aktivitas terhadap Staphylococcus aureus.

Tanda dan gejalaSecara klinis, kerusakan koklea akut dapat menampakkan gejala tinnitus. Kehilangan pendengaran pada awalnya mungkin tidak disadari pasien dan awalnya bermanifestasi sebagai peningkatan ambang batas pada frekuensi tinggi (>4000 Hz). Semakin berkembang, frekuensi pembicaraan yang lebih rendah terpengaruh dan pasien dapat menjadi tuli jika dilanjutkan pemberian obat aminoglikosida. Jika konsumsi obat cepat dihentikan, kehilangan pendengaran dapat dicegah.

Gejala toksisitas vestibular biasanya mencakup ketidakseimbangan tubuh dan gejala visual. Ketidakseimbangan tumbuh memburuk pada keadaan gelap. Jarang terjadi vertigo. Gejala visual, disebut oscillopsia, hanya terjadi jika kepala bergerak. Pergerakan yang cepat pada kepala berkaitan dengan penglihatan yang menjadi kabur. Secara klinis, nistagmus dapat muncul sebagai tanda awal.

2.

Data yang berasal dari penelitian yang menggunakan hewan percobaan telah memperlihatkan hasil yang sama bahwa hampir semua antibiotic aminoglikosida yang digunakan sebagai antibiotic topical pada telinga tengah bersifat ototoksik.

Kuinolon

Kuinin telah lama diketahui berkaitan dengan terjadinya tinnitus, gangguan pendengaran sensorineural, dan gangguan penglihatanEfek ototoksik dari kuinin tampaknya terjadi terutama pada fungsi pendengaran dan biasanya bersifat sementara. Gangguan pendengaran yang permanen dapat terjadi dengan dosis yang lebih besar atau pada pasien yang sensitif. 1. Penisilin (Penicillins)Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin.Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dll.Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik.

2. Sefalosporin (cefotaxim, cefepime)Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi.Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif.Ruam, diare, kejang perut, dan demam adalah efek samping dari antibiotik ini

3. Aminoglikosida (streptomicine, kanamicine, neomicine)Jenis antibiotik ini menghambat pembentukan protein bakteri.aminoglikosida diberikan antara lain untuk mengobati tifus dan pneumonia.Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini.Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.

4. Makrolida (eritromicine)Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri.Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin.Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare adalah beberapa efek samping dari makrolida.Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.

5. Sulfonamida (Sulfametoksazol)Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal.Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.

6. Fluoroquinolones (ciprofloxasine)Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri.Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara oral.Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan.Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll

7. Tetrasiklin (tetracyclines) Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat memperburuk masalah.