Anti Bio Tika

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antibiotika adalah golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. 1 Istilah “antibiotika” berasal dari bahasa Yunani “anti” (melawan) dan “bio” (kehidupan). Antibiotika merupakan obat-obatan yang mampu menghambat reproduksi bakteri atau membunuh bakteri. Golongan antibiotika yang membunuh bakteri disebut bakterisida dan golongan yang menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik. Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, ketika penicillin menjadi obat berkhasiat pertama, banyak sekali kehidupan yang telah diselamatkan dari berbagai bencana, seperti Pneumococcal pneumonia, luka sepsis, dan bakterimia. Dokter gigi memanfaatkan dengan baik hasil dari penemuan penicillin ini karena banyak infeksi odontogenik disebabkan oleh organisme yang sensitif terhadap penicillin. Untuk menangani infeksi oral dan maksilofasial, dokter gigi menggunakan antibiotika sebagai pilihan utama. Saat diputuskan untuk menggunakan antibiotika 1

description

macam2 antibiotik

Transcript of Anti Bio Tika

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangAntibiotika adalah golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.1Istilah antibiotika berasal dari bahasa Yunani anti (melawan) dan bio (kehidupan). Antibiotika merupakan obat-obatan yang mampu menghambat reproduksi bakteri atau membunuh bakteri. Golongan antibiotika yang membunuh bakteri disebut bakterisida dan golongan yang menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik. Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, ketika penicillin menjadi obat berkhasiat pertama, banyak sekali kehidupan yang telah diselamatkan dari berbagai bencana, seperti Pneumococcal pneumonia, luka sepsis, dan bakterimia. Dokter gigi memanfaatkan dengan baik hasil dari penemuan penicillin ini karena banyak infeksi odontogenik disebabkan oleh organisme yang sensitif terhadap penicillin. Untuk menangani infeksi oral dan maksilofasial, dokter gigi menggunakan antibiotika sebagai pilihan utama. Saat diputuskan untuk menggunakan antibiotika sebagai bentuk penanganan terhadap infeksi, maka antibiotika yang digunakan harus diseleksi secara tepat. Dalam penggunaannya, antibiotika memiliki berbagai ketentuan dan metode administrasi yang harus dilaksanakan dengan benar.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, dapat dirangkum rumusan masalah sebagai berikut.1. Apa yang dimaksud dengan antibiotika?2. Bagaimana mekanisme kerja antibiotika?3. Bagaimana cara pemberian antibiotik secara empiris dan secara drug of choice?4. Bagaimana penggolongan antibiotika sebagai salah satu golongan obat yang paling sering digunakan terutama di bidang kedokteran gigi?5. Bagaimana administrasi obat golongan antibiotika?6. Bagaimana peranan antibiotika terutama dalam bidang kedokteran gigi?

1.3 TujuanSecara terperinci, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.1. Mengetahui pengertian antibiotika secara lebih mendalam.2. Mengetahui mekanisme kerja antibiotika.3. Mengetahui berbagai macam golongan antibiotika.4. Mengetahui cara pemberian antibiotik secara empiris dan secara drug of choice5. Mengetahui administrasi obat golongan antibiotika.6. Mengetahui peranan antibiotika dalam bidang kedokteran gigi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Definisi AntibiotikaAntibiotik atau antimikroba dapat didefinisikan sebagai substansi kimia yang dihasilkan oleh fungi (dan bakteri) dan berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.2 Antibiotika dapat berupa segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.

2.2 Mekanisme Kerja AntibiotikaSuatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut. Hal ini berarti bahwa suatu obat dapat merusak parasit dalam konsentrasi yang dapat ditoleransi oleh inang.3Toksisitas selektif dapat berupa fungsi dari suatu reseptor khusus yang dibutuhkan untuk perlekatan obat atau dapat bergantung pada penghambatan proses biokimia yang penting untuk parasit tetapi tidak untuk inang.3Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotika yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakterisida. Yang termasuk bakteriostatik di sini misalnya sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetoprim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain. Obat-obat bakteriostatik bekerja dengan mencegah pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Sementara itu, antibiotika yang bersifat bakterisida yang secara aktif membasmi kuman meliputi misalnya penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.3Sifat antimikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya, penicillin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram-positif , sedangkan bakteri gram-negatif pada umumnya tidak peka (resisten) terhadap penisilin G, streptomisin memiliki sifat yang sebaliknya, tetrasiklin aktif terhadap beberapa bakteri gram-positif maupun bakteri gram-negatif dan juga terhadap Rickettsia dan Chlamydia. Berdasarkan perbedaan sifat ini, antimikroba dibagi menjadi dua kelompok yaitu berspektrum sempit (misalnya: benzyl penisilin dan streptomisin) dan berspektrum luas (sepeti: tetrasiklin dan kloramfenikol).3

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi ke dalam empat kelompok yaitu :3 (1) Penghambat sintesis dinding sel mikroba, terdiri dari: basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain.(2) Penghambat fungsi membran sel atau mekanisme transport aktif sel mikroba, terdiri dari: amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan polimiksin.(3) Penghambat sintesis protein sel mikroba, yaitu hambatan translasi dan transkripsi bahan genetik. Contohnya: kloramfenikol, eritromisin (makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida.(4) Penghambat sintesis atau yang merusak asam nukleat mikroba, contohnya yakni asam nalidiksat, novobiosin, pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan trimetoprim.

Seleksi obat antimikrobaDasar pertimbangan (ideal) : Identifikasi & sensitivitas organisme, Tempat infeksi, Status pasien (umur, BB, keadaan patologis, kehamilan & laktasi), Keamanan antibiotik Biaya.Pemberian antibiotik : Dosis : kadar obat di tempat infeksi harus melampaui MIC kuman. Untuk mencapai kadar puncak obat dlm darah, kalau perlu dengan loading dose (ganda) dan dimulai dengan injeksi kemudianditeruskan obat oral. Frekuensi pemberian : tergantung waktu paruh (t) obat. Bilat pendek, maka frekuensi pemberiannya sering. Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua kuman telah mati & menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit lenyap.

Pemberian antibiotik secara empiris:4Pemberian antibiotik secara empiris adalah penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya. Tujuan pemberian antibiotik secara empiris adalah untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab infeksi sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi. Indikasi : Ditemukan sindrom klinis yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu yang paling sering menjadi penyebab infeksi1. Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik data epidemiologi dan pola resistensi bakteri yang tersedia di komunitas atau di rumah sakit setempat.2. Kondisi klinis pasien3. Ketersediaan antibiotik4. Kemampuaan antibiotik untuk menembus kedalam jaringan atau organ yang terinfeksi5. Untuk infeksi berat yang diduga disebabkan oleh polimikroba dapat digunakan antibiotik kombinasiRute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan mengunakan antibotik parentral.Lama pemberian: Diberikan untuk jangka waktu 4 hari, 5 hari atau 1 minggu ( 1 cure), dan maksimal selama 14 hari (2 cure). Jika pasien tidak mengalami perbaikan harus di lakukan uji sensitivitas organismeEvaluasi pengunaan antibiotik secara empiris:

Pemberian antibiotik secara drug of choice3Rekomendasi pemilihan antibiotik dalam kedokteran gigi terbagi menjadi dua kategori yaitu :1. Localized Pulpitis, terdapat lesi di gambaran radiografi atau terdapat pembengkakan yang ringan.2. Spreading Pembengkakan yang sedang sampai berat, pembengkakan yang luas sampai ke daerah mata, pembengkakan pada nasolabial fold, pembengkakan intra-oral yang mengganggu artikulasi.

1. Localized 1. a. Localized infection dan pasien tidak alergi:Penicillin dan Amoxicilin menjadi pilihan pertama untuk keamanan dan keefektifan melawan inferksi oral. Keduanya memiliki spectrum yang sama untuk melawan infeksi akan tetapi Amoxicillin lebih efektif untuk perawatan endodontik dan infeksi periodontal dengan dosis 500 mg. Jika pasien tidak mengalami penyembuhan setelah tiga hari maka dianjurkan untuk menggunakan amoxicillin dan metronidazol. Metronidazol merupakan obat yang efektif untuk melawan bakteri yang anerob yang resisten serta bekerja dengan baik jika digunakan bersamaan dengan amoxicillin. Selama pemakaian metronidazol dilarang mengkonsumsi alkohol karena dapat menyebabkan gastric cramping yang berat. Metronidazole juga kontraindikasi jika digunakan dengan Coumadin.

1. b. Localized infection dan pasien alergi:Pilihan obat pertama pada kondisi ini adalah Doxycycline 100 mg, obat ini absorbable dengan makan (Tetracycline tidak mampu) dan memiliki sedikit efek samping (Erythromycin memiliki efek samping terhadap Gastro Intestinal).

2. Spreading2.a. Spreading infection dan pasien non alergi:Pilihan obat pertama pada kondisi adalah Augmentin 875 mg, memiliki efek samping seperti diare.2.b. Spreading infection dan pasien alergi:Pilihan obat pertama pada kondisi ini adalah Clarythromycin dan Azithromycin yang mana obat ini merupakan generasi kedua dari Erythromycin. Obat ini efektif untuk melawan oral patogen dan memiliki spektrum luas seperti Augmentin. Obat ini digunakan sebanyak 2x sehari untuk hari pertama dan hari berikutnya digunakan 1x sehari selama 5 hari. jika pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap penisilin tetapi memiliki masalah diare yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik maka dapat diberikan azithromycin daripada augmentin untuk menghindari efek samping tersebut.

Obat-obat yang tidak direkomendasikan untuk infeksi oral:Celephalosporins bukan obat pilihan yang tepat untuk infeksi yang berasal dental. Sebenarnya obat ini memiliki spectrum yang sama seperti penisilin. Ciprofloxacin juga tidak direkomendasikan pemberiannya untuk usia di bawah 18 tahun.

Pilihan antibiotik lain yang dapat digunakan:Clindamycin dapat digunakan pada beberapa pasien yang allergi terhadap penisilin tetapi bukan menjadi pilihan pertama secara rutin. Obat ini tergolong mahal sehingga tidak ekonomis. Jika penggunaan obat ini menyebabkan diare maka pasien disarankan untuk mengehentikan pemakaian obat serta berkonsultasi ke dokter. Dosis yang biasa digunakan adalah clindamycin 150 mg atau untuk infeksi berat clindamycin 300 mg.Tabel 2. Tipe-tipe infeksi dan pengobatannyaType InfeksiAntibiotikComments

LocalizedAmoxicillin 500 mgBaik

Localized ; alergi penicillin Doxycycline 100 mgDapat digunakan bersamaan dengan makanan

SpreadingAugmentin 875 mgDiare

Spreading; alergi penicillinAzithromycin 200-400 mg Ceftin 250-500 mgSpectrum luas dan anaerob

Alternatif obat lain Clyndamycin 150-300 mgDigunakan jika amoxicillin dan azithromycin tidak bekerja; efek samping obat menyebabkan colitis; penggunaan obat tidak boleh bersamaan dengan alkohol; digunakan bersama amoxicillin.

2.3 Penggolongan AntibiotikaSecara umum, antibiotika dapat digolongkan sebagai berikut :1. Antibiotika golongan aminoglikosid, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.2. Antibiotika golongan sefalosforin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.3. Antibiotika golongan klorampenikol, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.4. Antibiotika golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.5. Antibiotika golongan penisilin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan.6. Antibiotika golongan beta laktam, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.7. Antibiotika golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri.8. Antibiotika golongan tetrasiklin, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.9. Kombinasi antibakteri10. Antibiotika golongan lain

Selain itu, antibiotika dapat pula digolongkan berdasarkan mekanisme kerja nya, yakni sebagai berikut.21. Inhibitor Sintesis Dinding Sela. Beta-LaktamKekhasan struktur kimia : mempunyai cincin -laktam. Mekanisme kerja, efek farmakologis, dan klinis, serta karakteristik imunologis hampir sama. Empat keluarga besar antibiotika -laktam adalah penicillin, monobactam, cephalosporin, dan carbapenem.2 Penisilin21. Penisilin GIndikasinya dapat dilihat pada diagram berikut ini.1

Dosis penisilin G sehari 0,6-10 juta unit (0,36-6 gram), yang umumnya diberikan secara intermitten dengan suntikan intravena. Sementara, penisilin V per oral hanya diindikasikan untuk infeksi ringan, misalnya saluran pernafasan terutama pada anak-anak dan mempunyai dosis harian 1-4 gram.3

FarmakokinetikAbsorbsi:Kestabilannya terhadap asam dan ikatanya terhadap protein lebih lengkap dan cepat pada parenteral dibandingkan pemberian per oral.

Distribusi:Secara luas kedalam cairan tubuh dan jaringan. Penisilin yang diikat kuat oleh protein (misalnya oksasilin, dan dikloksasillin) menghasilkan obat yang rendah dalam serum daripada penisilin yang terikat lemah dengan protein misalnya penisilin G, dan ampisilin.

Biotransformasi:Biotransformasi penisilin dilakukan oleh hati

Ekskresi:Sebagian besar kedalam urine oleh ginjal dan sebagian kecil melalui jalur yang lain seperti dalam sputum dan air susu.

2. Ampisilin

Pemberian:Cara pemberian tergantung stabilitas terhadap asam lambung dan beratnya infeksi.

Interaksi Obat ampicillin atau bacampicilin --- allopurinol ACE inhibitor atau Diuretik hemat kalium atau suplement kalium --- penicilin G anticoagulant atau heparin atau trombolitik agent --- dosis tinggi dari carbenicilin, piperacilin, atau ticarcilin Methrotexate --- penisilin probenezid --- penisilin

Sefalosforin2Diklasifikasikan menjadi 4 generasi, yaitu:Generasi 1 : sefadroksil, sefaleksin, dllGenerasi 2: sefaklor, sefamandol, sefmetazol, sefuroksim, dllGenerasi 3: sefiksim, sefatoksim, seftriakson, sefoperazon, dllGenerasi 4: sefepim, sefpirom, dll

Spectrum antimikroba:

Indikasi:Antibiotika lini kedua bila resisten terhadap golongan penisilin dan untuk infeksi berat. Farmakokinetik:Absorbsi:Sebagian besar absorbsi oralnya jelek, sehingga diberikan secara parenteral. Yang dapat diberikan peroral adalah sefaleksin, sefadroksil, sefaklor, sefuroksim aksetil, dan sefiksim. Sefalosporin lainnya (Sefalotin , sefapirin, dll) IV or IM Distribusi:Diditribusikan luas ke tubuh dan mencapai konsentrasi terapeutik pada banyak jaringan & cairan tubuh. Beberapa sefalosporin generasi ketiga misalnya sefuroksin, moksalaktan, sefotaksim dan seftizoksim dicapai kadar yang tinggi dicairan serebrospinal, Metabolisme:Metabolisme sefalosporin dilakukan oleh hatiEkresi:Kebanyakan sefalosporin dieksresi dalam bentuk utuh melalui ginjal, dengan proses sekresitubuli,kecuali sefoprazon yang sebagian besar diekresi melalui empedu. Inhibitor -laktamaseBakteri mempunyai mekanisme pertahanan diri melawan antibiotik dengan membentuk enzim -laktamase sehingga terjadi inaktivasi AB -laktam.Untuk memproteksi penisilin/sefalosporin terhadap hidrolisis cincin -laktam oleh enzim -laktamase. Mekanisme kerja berikatan dan mengaktifkan -laktamase. Tersedia dalam kombinasi tetap : Amoksisilin+asam klavulanat (po, iv) Tikarsilin+asam klavulanat (iv) Ampisilin+sulbaktam(po,iv,im) Sefoperazon+sulbaktam(iv) Piperasilin+tazobaktam (iv) untuk infeksi pseudomonas.

b. Non -laktam2Terdiri dari :1. Polipeptida (basitrasin) Aktif melawan bakteri gram positif Sangat toksik, digunakan secara topikal.2. Glikopeptida (vankomisin) Aktif melawan bakteri gram positif Jarang digunakan, merupakan antibiotika pamungkas untuk kasus resistensi.

2. Inhibitor Sintesis Protein SelUntuk kelangsungan hidupnya, sel bakteri mensintesis berbagai protein. Sintesis protein terjadi di ribosom, dibantu mRNA dan tRNA.2

Aminoglikosid2Berdasarkan rumus kimianya dibedakan menjadi , yaitu :1. Mengandung 1 molekul gula-amino (streptomisin)2. Mengandung 2 molekul gula-sikloheksan (kanamisin, gentamisin)3. Mengandung 3 molekul gula-amino (neomisin, framisetin, paromomisin)

Aminoglikosid merupakan AB yang bakterisid terhadap basil gram negatif. Cara pemberian : semua secara parenteral kecuali neomisin, framisetin, dan paromomisin.

Distribusi: Kadar di jaringan tubuh rendah Konsentrasi tinggi di korteks adrenal serta endolimfe dan perilimfe telinga dalam Melewati sawar plasenta, terakumulasi di plasma dan amnion fetus.

Kloramfenikol2Diklasifikasikan menjadi kloramfenikol dan tiamfenikol. Antibiotika bakteriostatik kecuali pada dosis tinggi atau terhadap S.pneumoniae, N. meningitides, H. influenza merupakan bakterisid. Spectrum luas. Pseudomonas, proteus, dan enterobacter resisten.Indikasi : Cadangan bila ada intoleransi AB lini pertama. Untuk infeksi thypoid, ISK, infeksi saluran empedu, meningitis, dan infeksi anaerob. Absorbsi peroral cepat dan lengkap.

Makrolid2Makrolid merupakan obat alternatif utama yang digunakan pada pasien yang alergi penisilin dan golongan beta laktam lain. Golongan makrolid ini bersifat bakteriostatik dengan indikasi yang dapat dilihat melalui diagram berikut ini.

Golongan makrolida diantaranya terdiri dari: Linkomisin, clindamycin. erythromycin, dan spiramycin.5Erytrhomycin merupakan salah satu makrolida terbaik yang perlu diketahui. Antibakteri gram positif serupa dengan penicillin, tetapi erythromycin tidak seefektif penicillin terhadap bakteri anaerob. Gugus ester pada erythromycin membantu mengatasi bioavailabilitas obat yang buruk dan kecenderungannya untuk menyebabkan masalah gastrointestinal. Untuk infeksi oral dan maksilofasial yang parah, agen-agen lain yang serupa dengan erythromycin lebih baik digunakan, terutama jika pasien alergi terhadap penicillin.7 Sementara itu, linkomisin dan clindamycin sama-sama bersifat bakteriostatik melawan bakteri gram (+) dan anaerob, hanya saja clindamycin memiliki khasiat 4x jauh lebih kuat dibandingkan linkomisin. Clindamycin inilah yang sering digunakan pada kedokteran gigi.7Clindamycin (cleocin) merupakan salah satu antibiotika linkoamida yang muncul kembali sebagai obat yang umum digunakan untuk infeksi odontogenik yang parah, termasuk osteomyelitis. Kekurangan dalam hal pseudomembraneous colitis menyebabkan terbatasnya penggunaan obat ini selama bertahun-tahun., tetapi pengujian yang lebih ilmiah terhadap antibiotik yang berhubungan dengan colitis tidak menemukan adanya bahaya khusus akibat clindamycin jika dibandingkan dengan antibiotik jenis lainnya pada individu dengan kemampuan imun rendah (immunokompeten).6Clindamycin diserap dengan baik secara oral dan juga tersedia dalam bentuk parenteral. Obat ini dapat dimasukkan ke dalam jaringan keras maupun lunak karena ukuran molekulnya yang relatif kecil meskipun tetap tidak dapat menembus selaput otak yang terinflamasi. Spektrumnya termasuk bakteri aerob gram positif dan fakultatif dan bakteri anaerobik. Dosis untuk orang dewasa yang umum diberikan yaitu 150 sampai 450 mg setiap 6 jam per oral atau 300 sampai 900 mg setiap 8 jam parenteral. Dosis untuk anak-anak adalah 10 hingga 20 mg / kg per hari dalam tiga sampai empat dosis terpisah.5

Tetrasiklin2Tetrasiklin merupakan golongan antibiotik yang memiliki resistensi yang tinggi terhadap bakteri. Tetrasiklin banyak digunakan untuk membantu penyembuhan penyakit malaria, ulkus saluran cerna, trakoma, bronchitis kronis,penyakit elamin, dan lain-lain. Tetapi pada kedokteran gigi, tetrasiklin ini dapat menyebabkan diskolorisasi gigi.

3. Inhibitor Sintesis Asam Nukleat Kuinolon2Bersifat bakterisid untuk bakteri gram negatif. Indikasinya sebagai berikut.

Rifampisin2Drug of choice untuk penyakit lepra (kombinasi dengan Dapson atau klofazimin).

4. Antagonis Asam Folat2 SulfonamidBisa digunakan untuk disentri basiler, meningitis, toksoplasmosis, trakoma dan nokardiosis, tapi biasanya dikombinasikan dengan trimetoprim, sedangkan sulfonamid topikal untuk luka bakar.

TrimetoprimDigunakan sebagai obat tunggal (lini kedua) untuk ISK akut dan prostatitis.

KotrimoksazolDigunakan untuk ISPA, infeksi genital dan ISK, infeksi gastrointestinal, pneumonia (komplikasi pada AIDS).

5. Pengganggu Stabilitas Membran Plasma.2 Polimiksina. Polimiksin B : - bersifat nefrotoksik dan ototoksik.- untuk penggunaan topical (salep)b. Kolistin : - antibiotik dengan efek lokal pada gastrointestinal- untuk diare pada anak (E.Coli)

Berikut ini adalah tabel beberapa jenis antibiotik beserta efek sampingnya.2

2.4 Administrasi AntibiotikaJika pasien telah didiagnosa mengalami infeksi dan jenis antibiotika sebagai terapinya telah ditentukan, maka antibiotika tersebut harus diadministrasikan dengan tepat. Administrasi antibiotika mencakup penentuan dosis, rute administrasi, dan kombinasi terapi.

Tabel 4. Farmakologi Antibiotika yang Umum Digunakan5ObatRute penggunaanDosis dewasaGambaran khusus(hr)Level serum (g) dan dosisEfek samping utama

Penicillin GIM/IV600.000-1.200.000 U q 4h-0,57,0Alergi

Penicillin VPO500 mg q l d-3,02,0(250 mg PO)Alergi

OxacillinIM/IV500-1000 mg q4-6 hResistensi penicillin0,511,0(500 mg PO)Alergi

DicloxacillinPO250-500 mg q6hResistensi penicillin0,514,0(500 mg PO)Alergi

AmpicillinPO,IM250-500 mg q6hPenggunaan yang berlawanan proteus (indole negatif)0,72,4(250 mg PO)Alergi

AmoxicillinPO250-500 mg q6-8h-1,04,7 (250 mg PO)Alergi

CefazolineIM,IV250-1000 mg q8hFarmakokinetik baik1,838(500 mg IM)Alergi

CefalexinePO500-1000 mg q6hSefalosforin oral0,78(250 mg PO)Alergi

CefoxitinIM/IV500-2000 mg q6hPenggunaan untuk anaerob0,724(1000 mg IM)Alergi

CefaclorPO250-1000 mg q6hSefalosforin oral0,718(500mgPO)Alergi

ErythromycinPO/IV500 mg q6hInfeksi positif gram+ ringan51,0250 mg PO)GI

ClindamycinPO/IM/IV150-450 mg q6hAntibiotika anaerob42,5(150 mg PO)Diare (20%)

MetronidazolPO1000mg ,250-500 mg tidAntibiotika anaerob811,5 (500 mg PO)Nausea

VancomycinIV (PO)500 mg q6hInfeksi gram + yang berat (PO untukClostridium difficile)630(500 mg IV)Plebitis

TetracyclinePO,IV500 mg q6h--3(250 mg PO)GI

DoxycyclinePO,IV100 mg q12h x2, 50 mg bid-18,52,4(100 mg PO)GI

ChloramphenicolPO,IV250-750 mg q6h PO-2,54(500 mg PO)Anemia aplastik

TrimethoprimPO400 mg SMXSpektrumluas1,0TMP 2Alergi

Sulfamethoxazole1 tab bidBakterisidalAntibiotik oralSMX 60(1 tab)

CiprofloxacinPO250 mg q12hSpektrum luasBakterisidal3,31,5(250 mg PO)Infeksi sekunder

Dosis yang tepatTujuan dari semua terapi obat-obatan yaitu bagaimana mengaplikasikan obat untuk menghasilkan efek yang diinginkan tanpa menyebabkan cedera bagi host. Prosedur laboratorium sangat membantu seorang dokter dalam menghitung dosis obat yang tepat. Dari laboratorium dapat diperoleh informasi yang tepat mengenai penentuan konsentrasi penghambat minimum (minimum inhibitory concentration = MIC) dari suatu antibiotika untuk bakteri spesifik. Antibiotika yang telah umum digunakan MIC-nya telah ditentukan. Untuk penggunaan terapeutik, konsentrasi tertinggi antibiotika pada titik infeksi seharusnya tiga hingga empat kali MIC.6

Interval waktu yang tepat.Setiap antibiotika memiliki waktu paruh plasma tertentu (t1/2), di mana setengah dari dosis obat yang diabsorbsi telah diekskresikan. Interval dosis yang umum untuk penggunaan terapeutik yaitu empat kali dari t1/2.5

Rute administrasi yang tepat. Pada kasus tertentu, hanya administrasi parenteral yang dapat menghasilkan level serum yang adekuat bagi antibiotika. Telah terbukti bahwa konsentrasi plasma tertinggi antibiotika lebih cepat diperoleh melalui administrasi intravena (IV) dibandingkan dengan injeksi intramuscular (IM). Administrasi antibiotika melalui intravena merupakan metode yang optimal untuk mencapai level yang adekuat dalam jaringan selama prosedur pembedahan.6

Konsistensi obat dalam rute administrasi. Jika menangani infeksi yang parah, maka administrasi parenteral merupakan metode yang paling tepat digunakan. Hal yang cukup penting agar menjaga level plasma tertinggi antibiotika selama periode tertentu untuk mencapai penetrasi jaringan maksimum dan efek menghancurkan bakteri yang efektif. Bakteri biasanya belum musnah seluruhnya hingga antibiotika diberikan selama 5 hingga 6 hari. Jika infeksi yang terjadi cukup ringan dan tidak membutuhkan terapi parenteral, maka pencapaian level plasma teringgi melalui terapi oral dapat dianggap cukup.6

Kombinasi terapi antibiotikaHasil yang umum dari terapi kombinasi antibiotika yaitu paparan spektrum yang luas yang dapat menekan flora normal host dan meningkatkan kemungkinan timbulnya resistensi bakteri. Meski demikian, terdapat beberapa situasi di mana penggunaan kombinasi antibiotika diindikasikan. Situasi yang utama yaitu ketika spektrum antibiotika perlu ditingkatkan pada pasien dengan sepsis akibat penyebab yang tidak diketahui. Situasi yang kedua yaitu jika diperlukan peningkatan efek bakterisida untuk melawan organisme spesifik. 6

Tabel 5. Antibiotika untuk Infeksi Oral dan Fasial7AntibiotikDengan makananDosis dewasaDosis untuk anakGram+ aerobGram+ anaerobGram- anaerob

Penicillinya250/500 mg qid25-50 mg/kg/hrDibagi 3 dosisYaYaya/tidak

Amoxicillinya250/600 mg tid25-50 mg/kg/hrDibagi 3 dosisYaYaYa/tidak

Augmentinya875mg bid/ 500 tid90 mg/kg/hrDibagi 2 dosisYaYaya

Cefaclorya250 mg tid20-40 mg/kg/hrDibagi 3 dosisYaTidakYa/tidak

Cefuroximeya250-500 mg bid20-30 mg/kg/hrDibagi 2 dosisYaYaya

Erythromycin stearatetidak400 mg qid20-40 mg/kg/hrDibagi 2 dosisYaTidaktidak

Azithromycinya500 mg diikuti 250 mg pada hari ke 2-510 mg/kg/hr diikuti 5 mg/kg/hr pada hari ke 2-5YaYa/tidakTidak

Clindamycinya150-450 mgq 6h10-30 mg/kg/hrDibagi 3-4 dosisYaYaYa

Metronidazoleya250-500 mg tid34-50 mg/kg/hrTidakYaYa

Doxycylineya200 mg dibagi 2 dosis pada hari pertama kemudian 100 mg/hr>8 th, 4 mg/kg/hr dibagi 2 dosis diberikan per oral pada hari pertama kemudian 2mg/kg/hrTidakYaYa

Minocyclinetidak200 mg diikuti 100 mg q 12 h> 8th, 4 mg/kg/hr per oral/ IV kemudian 2 mg/kg/hr q 12 hTidakYaYa

Vancomycinya125 mg q 6h40mg/kg/hr dibagi 4 dosisYaYaYa

Clarythomycinya250-500 mg q 8-12 hr7,5 mg/kg/ 12 jamYaYa/tidakYa/tidak

Cefalexinya250-500 mg qid-Yatidaktidak

2.5 Peranan Antibiotika dalam Kedokteran GigiSebagian besar infeksi odontogenik disebabkan oleh mikroorganisme seperti streptococci yang tidak memiliki banyak variasi pada pola sensitivitas terhadap antibiotik. Streptococcus viridans yang telah terekspos antibiotik b-lactam dapat menjadi resisten dalam waktu singkat (2 hingga 4 hari). Resistensi Streptococcus viridans dapat menyebabkan infeksi serius pada beberapa pasien.6Beberapa perbedaan kerentanan terhadap antibiotik merupakan hal yang penting. Penicillin tepat digunakan untuk menangani infeksi Streptococcus dan cukup baik untuk menangani infeksi odontogenik yang diakibatkan oleh sebagian besar bakteri anaerob. Erythromycin efektif melawan Streptococcus, Peptostreptococcus, dan Prevotella tetapi tidak efektif melawan Fusobacterium. Clindamycin baik untuk Streptococcus dan untuk lima kelompok besar bakteri anaerob. Cephalexyn hanya bersifat moderat terhadap Streptococcus (kurang lebih 10% turunannya resisten, 70% sensitif menengah, dan 20% sensitif) dan cukup baik untuk melawan lima kelompok bakteri anaerob.6Saat mempertimbangkan penggunaan antibiotik, terdapat berbagai pilihan obat. Pemilihannya harus berdasarkan beberapa faktor. Yang pertama, antibiotik dengan spektrum tersempit harus dipilih. Sebagai contoh, Streptococcus sensitif terhadap penicillin, cephalosporin, dan tetracycline, maka penicillin yang dipilih karena memiliki spektrum paling sempit.7Penggunaan antibiotik spektrum sempit dapat meminimalkan resiko infeksi yang berlebihan. Ketika sejumlah besar flora normal pada host tereliminasi, terjadi pertumbuhan organisme resisten yang tidak terkendali, dan hal ini dapat menyebabkan infeksi klinis pada beberapa pasien. Penggunaan antibiotik spektrum sempit memungkinkan proporsi besar flora normal host dapat dijaga, yang akan meminimalkan infeksi yang berlebihan tersebut.6Salah satu prinsip dalam pemilihan antibiotika yaitu pemilihan obat-obatan yang memiliki toksik paling rendah di antara semua jenis obat yang efektif. Antibiotika digunakan untuk membunuh sel bakteri hidup, tetapi beberapa antibiotika juga mampu mematikan atau merusak sel-sel manusia, yang menyebabkannya bersifat sangat toksik. Sebagai contoh, bakteri yang menyebabkan infeksi odontogenik biasanya sensitif terhadap penisilin dan kloramfenikol. Faktanya, kloramfenikol lebih efektif 2% hingga 3% dalam menangani infeksi ini. Meski demikian, kloramfenikol merupakan obat yang toksik dengan potensi dapat menyebabkan penurunan jumlah sumsum tulang yang parah. Walaupun kemungkinan keberhasilan perawatan dengan kloramfenikol lebih besar, penisilin dipilih karena toksisitasnya yang lebih rendah.6

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada makalah ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:1. Antibiotika merupakan substansi kimiawi yang dihasilkan oleh suatu organisme yang mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain dan biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi.2. Setiap golongan antibiotik memiliki indikasi dan mekanisme kerja yang berbeda-beda.3. Pemberian antibiotik dapat dilakukan secara empiris dan secara drug of choice4. Antibiotika memiliki banyak kegunaan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi.5. Golongan obat antibiotika di bidang kedokteran harus digunakan secara hati-hati karena dapat menimbulkan resistensi di dalam tubuh.

3.2 Saran Penggunaan antibiotik dalam bidang kedokteran tidak boleh sembarangan karena dapat menimbulkan banyak dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, diharapkan konsumsi antibiotik pada masyarakat luas untuk kegunaan medis harus sesuai dengan ketentuan penggunaan obat yang rasional yaitu: tepat indikasi tepat penderita tepat obat tepat dosis, rute, waktu (interval), lama pemberian waspada efek samping obat

DAFTAR PUSTAKA

1. Danis, Difa. Kamus Istilah Kedokteran. Jakarta: Gitamedia Press : 46.

2. Saleh, Irsan. 2011. Antibiotika. Makalah disajikan dalam Seminar Antimicrobial Resistance, Palembang 9 April 2011.

3. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik Ed.6. Jakarta: EGC, 1997: 698-705, 711-712.

4. http://www.binfar.depkes.go.id/dat/Permenkes_Antibiotik.pdf, diakses tanggal 3 Juni 2014

5. Tetsch P, Wagner W. Pencabutan Gigi Molar Ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1992: 42.

6. R.G, Goldberg M.H, Hupp J.R. Oral and Maxillofacial Infections. 4th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company, p.114.

7. Thales RT. Infections and antibiotic administration, In Manual of Minor Oral Surgery for The General Dentist (Ed. Karl R. Koerner), 2006: 273.

8