ANOTASI AGROWISATA
description
Transcript of ANOTASI AGROWISATA
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
1 Yayan Mulyana.(Program Studi Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia).2009
Pengembangan Potensi Perkebunan Manggis Wanayasa Sebagai Kawasan Wisata Agro Di Kabupaten Purwakarta.
Perkebunan manggis Wanayasa memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata.
Metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis SWOT
Desa Babakan Kecamatan Wanayasa memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata agro. Pendekatan pengembangan yang cocok untuk diterapkan pada kawasan wisata agro perkebunan manggis Desa Babakan Kecamatan Wanayasa adalah pengembangan berbasis konservasi.
2 Nindya Shinta Pratiwi.(Program Studi Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia).2011
Pengembangan Desa Cintaasih Sebagai Kawasan Agro Wisata Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Garut
Desa Cintaasih memiliki potensi agro wisata yang beragam seperti komoditas agro unggulan jeruk Garut dan sayur mayor, pemandangan alam yang indah dan kondisi sosial masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Namun potensi ini belum dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
Metode deskriptif dengan teknik analisis SWOT.
Potensi internal yang dimiliki Desa Cintaasih antara lain memiliki komoditas pertanian yang khas dan beragam, lahan pertanian yang luas, berada di lokasi yang strategis, kehidupan masyarakat yang bercirikan perdesaan, adanya kelembagaan pertanian seperti kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Potensi eksternal yang mempengaruhi pengembangan Desa
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
Cintaasih sebagai kawasan agro wisata yaitu sedang berkembangnya trend pariwisata back to nature, belum memiliki competitor sejenis, memiliki peluang pasar pariwisata yang baik. Tanggapan sebagian besar masyarakat terhadap pengembangan Desa Cintaasih sebagai kawasan agro wisata berbasis mayarakat menyatakan dukungan dan kesiapannya. Terdapat empat strategi dalam pengembangan Desa Cintaasih sebagai kawasan agro wisata yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T.
3 Arif Rochman.(Program Studi Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia).
Strategi Pengembangan Kawasan Agro Wisata Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi.
Di Desa Sukamanis Kecamatan Kadudampit banyak terdapat lahan yang memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi sebuah kawasan agro wisata, namun lahan-lahan tersebut nampak
Metode deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis data SWOT dan analisis linier sederhana.
Desa Sukamanis memiliki perpaduan antara keindahan alam seperti hamparan areal perkebunan dan pemandangan yang sangat bagus, kehidupan masyarakat pedesaan dan potensi-potensi
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
2009. tidak terawat karena tidak adanya orang atau kelompok yang mengelola lahan tersebut.
lainnya. Strategi pengembangan agro wisata yang tepat untuk Desa Sukamanis adalah strategi pengembangan kawasan berbasis konservasi. Pengembangan kawasan agro wisata Desa Sukamanis dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar objek yang akan dikembangkan sebagai kawasan agro wisata.
4 Rizqi Azhari Amoro.(Program Studi Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia).2011.
Strategi Pengembangan Agrowisata di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang dengan pendekatan Analisis Prospektif
PTPN VIII memilki lahan yang luas dan bisa dimanfaatkan sebagai kawasan agrowisata, namun saat ini agrowisata di PTPN VIII Ciater belum dimaksimalkan sehingga belum bisa mendatangkan pemasukan yang signifikan. PTPN VIII Ciater sudah menjual beberapa paket agrowisata seperti wisata pabrik, tea walk dsb, akan tetapi selama ini tidak ada peningkatan jumlah wisatawan padahal lokasi kebun the PTPN VIII Ciater berdekatan dengan
Metode deskriptif dengan teknik analisis prospektif
Potensi yang dimiliki agrowisata PTPN VIII Ciater antara lain hamparan kebun the yang luas, terdapat beberapa air terjun dan potensi pasar yang baik karena memiliki keunikan atraksi tersendiri dibandingkan tempat wisata sekitarnya.Terdapat lima faktor kunci yang berpengaruh dan ketergantungan pada strategi pengembangan agrowisata di PTPN VIII Ciater yaitu akses
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
daya tarik wisata Sari Ater Hot Spring
menuju kawasan, lokasi kawasan, fasilitas dan pelayanan wisata, kenyamanan berwisata dan promosi.Skenario yang cocok untuk strategi pengembangan agrowisata di PTPN VIII Ciater adalah skenario Berkembang Pesat.
5 Dian Mandasari.(Program Studi Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia).2011.
Pengembangan Kampung Gambung Pangkalan sebagai Kawasan Agrowisata di Kabupaten Bandung.
Potensi pengembangan agrowisata di Kampung Gambung Pangkalan di Desa Cisondari tampaknya sangat besar karena memiliki banyak potensi seperti pertanian sayur organic, perkebunan the dan peternakan sapi serta potensi wisatawan yang berkunjung ke Ciwidey sangat besar dan wiisatawan memerlukan diversifikasi objek wisata. Sementara itu ada kecenderungan pula wisatawan ingin menikmati suasana yang alami.
Metode deskriptif dengan analisis potensi dan kendala kawasan, analisis strategi pengembangan kawasan dan analisis SWOT.
1. Kampung Gambung Pangkalan memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan diantaranya perkebunan teh, pertanian organik dan peternakan sapi.
2. Pengembangan kawawan agrowisata Kampung Gambung Pangkalan Desa Cisondari akan dibagi ke dalam tiga zona di antaranya zona inti, zona penyangga dan zona pelayanan.
3. Dalam pengembangan
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
kegiatan agrowisata Kampung Gambung Pangkalan Desa Cisondari memiliki banyak keuntungan dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan alami.
6 Yudi S Pranoto1) dan Muntoro2).(1)Dosen Program Studi Agribisnis FakultasPertanian2)Perikanan dan Biologi Universitas BangkaBelitung).2012.
Analisis Pengembangan Desa Agrowisata Berbasis Potensi Lokal (StudiDesa Jada Bahrin Kabupaten Bangka)
Salah satu desa yang mempunyai potensi pengembangan agrowisata Kabupaten Bangka yaitu Desa Jada Bahrin. hampir 90 persen masyarakat Desa Jada Bahrin bersumber pada sektor pertanian, hal ini didukung juga dengan tradisi masyarakat desa secara turun temuruan dalam sistem budidaya pertanian. Berdasarkan potensi tersebut upaya pembangunan Desa Jada Bahrin yang berbasispada sektor pertanian mutlak untuk dikembangkan. Salah satu upaya untuk mengembangkan pembangunan pertanian di Desa Jada Bahrin yang berbasis pada
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
1. Desa Jada Bahrin memiliki potensi alam dan sosial budaya yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata agro daya tarik wisata agro meliputi : tanaman perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan perikanan air tawar.
2. Berdasarkan pendapat masyarakat, dapat diketahui bahwa, pada umumnya masyarakat tidak keberatan apabila di Desa Jada Bahrin dibangun dan dikembangkan agrowisata, hal ini juga didukung dengan kesediaan
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
sector pertanian melalui pengembangan desa agrowisata.
masyarakat dalam penataan lahan, penanaman komoditas unggulan desa, pelestarian tanaman dan lingkungan.
3. Berdasarkan pendapat masyarakat mengenai bentuk wisata yang akan ditawarkan yaitu hortikultura, wisata pendidikan atau eduwisata,
7 Ria Rinawati.(Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran).2014
Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII (Studi Kasus di Unit Usaha Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).
Salah satu objek agrowisata unggulan di Kabupaten Bogor yang menarik dan memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. Namun, sudah dua tahun ke belakang ini pengolahan teh di pabrik Perkebunan Gunung Mas sudah tidak beroperasi dikarenakan produksi teh yang rendah. Hal tersebut memberikan dampak terhadap penurunan kunjungan wisatawan asing. Selain itu, tingginya tingkat persaingan
Desain penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode study kasus. Analisis data yang digunakan adalah matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP.
Karakteristik dan penilaian pengunjung yaitu berusia antara 20-29 tahun dengan pendidikan perguruan tinggi serta berprofesi sebagai karyawan dan memiliki pendapatan di atas Rp 3.000.000. Secara keseluruhan penilaian pengunjung terhadap 7 bauran pemasaran dan pengelolaan layout sudah baik, namun untuk kegiatan berkuda dinilai kurang baik. Hasil identifikasi kondisi lingkungan internal terdiri
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
bisnis agrowisata di Kabupaten Bogor dikarenakan banyaknya jumlah objek wisata serupa.
dari 10 kekuatan dan kelemahan, sedangkan kondisi lingkungan eksternal terdiri dari 11 peluang dan 11 ancaman. Hasil analisis terhadap matriks SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi pengembangan. Alternatif strategi pengembangan usaha berdasarkan matriks QSP yaitu meningkatkan kinerja pemasaran dan efektivitas promosi untuk menjaring menjaring pengunjung yang lebih banyak.
8 I Gede Arya Sanjaya, Cokorda Gede Alit Semarajaya, I Nyoman Gede Astawa.(Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana).
Studi Potensi Subak Renon di Denpasar Selatan untuk Pengembangan Agrowisata
Subak Renon merupakan salah satu subak yang terdapat di Kota Denpasar, tepatnya di Kecamatan Denpasar Selatan yang hingga kini masih dijaga dan dipertahankan kelestariannya, serta merupakan salah satu areal persawahan yang masih tersisa di tengah Kota Denpasar. Pengembangan Subak Renon menjadi suatu
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
1. Potensi pada Subak Renon meliputi komoditi yang berbagai macam, adanya aktivitas petani di dalamnya, lahan pertanian cukup luas untuk pengembangan kawasan agrowisata, adanya sarana dan prasarana yang meliputi bangun bagi, saluran irigasi, jalan usaha
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
2011 kawasan agrowisata, diharapkan dapat menjaga kelangsungan dan kelestarian Subak.
tani, pematang sawah, jineng, balai subak, bale timbang, pura subak, dan balai informasi
2. Berdasarkan potensi yang terdapat pada tapak, meliputi: objek, aktivitas, dan fasilitas, maka jenis rekreasi yang dapat dikembangkan, yaitu: rekreasi fisik, rekreasi sosial, rekreasi kognitif, dan rekreasi lingkungan alam.
9 Ni Nym Dewi Adnyani, Ni Wyn Sukerti, Luh Masdarini.(Jurusan Pendidikan Kesejahteraan KeluargaUniversitas Pendidikan Ganesha Singaraja).2012.
Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kabupaten Karangasem
Ada beberapa kawasan agrowisata di Bali, salah satunya Agrowisata Salak di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem. Agrowisata Salak Sibetan terletak di Dusun Dukuh dengan luas kawasan tersebut adalah 912,616 Ha (Profil Desa Sibetan, 2014). Meskipun Agrowisata Salak Sibetan memiliki beragam potensi seperti yang telah disebutkan di atas namun
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan SWOT.
Hasil penelitian ini adalah (1) Pengelolaan sumber daya pariwisata di Agrowisata Salak Sibetan dikelola oleh masyarakat banjar adat yang masih mempertahankan nilai-nilai serta tradisi yang berlaku di banjar. Sebagai destinasi wisata yang berbasis masyarakat, maka perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian sumber daya yang dimiliki dikelola
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
kepariwisataan di Agrowisata Salak Sibetan tidak mengalami perkembangan sebagaimana yang diharapkan.
secara langsung oleh masyarakat. (2) Strategi alternatifpengembangan Agrowisata Salak Sibetan berdasarkan analisis SWOT sebagai berikut : (a) Strategi SO (strength opportunities): Mengoptimalkan pengembangan keanekaragaman jenis salak dan potensi alam Pemukuran, Ceburan serta Pal, membentuk kelompok sadar agrowisata di lingkungan banjar Dukuh, mengkemas potensi seni angklung dan genjek yang ada. (b)Strategi WO (weakness opportunities): membentuk organisasi pengelola agrowisata yang lebih profesional, menggarap berbagai potensi yang dimiliki, menambah fasilitas sesuai standar pariwisata (pasar souvenir, kamar
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
mandi/toilet, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki kompetensi dibidang pariwisata. (c)Strategi ST (strength threat) : menawarkan berbagai potensi yang ada kepada pihak luar dan mengadakan studi banding ke destinasi wisata sejenis. (d) Strategi WT (weakness threat) : meningkatkan kesadaran wisata berkelanjutan masyarakat Banjar Dukuh dan mengajukan proposal pengajuan dana.
10 Syaiful Malik.(Program Studi Agribisnis Universitas Islam NegeriSyarif HidayatullahJakarta).2010.
Strategi Pengembangan Agrowisata Kandank Jurank Doank
Berdasarkan data jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kandank Jurank Doank mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tetapi dengan banyaknya hambatan, usaha untuk mengembangkan agrowisata Kandank Jurank Doank belum berjalan dengan maksimal.
Metode dan analisis yang digunakan dalam perumusan strategi bagi pengembangan Agrowisata Kandank Jurank Doank dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: Tahapan masukkan (input stage) yang terdiri dari Matrik EFE (External Factor
Kekuatan utama Kandank Jurank Doank adalah promosi, sistem administrasi keuangan, visi dan misi perusahaan, konsep agrowisata Kandank Jurank Doank, fasilitas penunjang, harga paket kunjungan yang ditawarkan bagi wisatawan, variasi produk yang
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
Evaluation) dan Matrik IFE (Internal Factor Evaluation). Tahap pencocokan (Matching Stage) yang menggabungkan faktor eksternal dan internal perusahaan, yang terdiri dari Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan Matrik IE (Internal, External). Tahapan penentuan prioritas strategi perusahaan (Decision Stage) berdasarkan jumlah alternatif strategi yang telah ditetapkan sebelumnya pada tahap 2. Pada tahapan ini digunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix).
ditawarkan kepada wisatawan. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama bagi Kandank Jurank Doank adalah respon terhadap keluhan pelanggan, kualitas sumber daya manusia, kepemilikan lahan pertanian, dan aksesibilitas.Peluang yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan Kandank Jurank Doank adalah tingkat jumlah pengunjung ketika musim liburan, gaya hidup masyarakat perkotaan yang ingin kembali ke alam (back to nature), perkembangan teknologi informasi, serta dukungan dari pemerintah. Sedangkan ancaman yang sangat berpengaruh adalah kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi, kemudian adanya perusahaan pesaing dalam input produk, adanya produk substitusi, serta
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
kenaikan harga barang kebutuhan pokok.Berdasarkan pengolahan matriks I-E dapat diketahui posisi perusahaan saat ini yaitu pada kuadran V yang artinya “jaga dan pertahankan”. Strategi yang cocok pada divisi ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk).
11 Dedeh Ismayanti1), Nani Suwarni2), Rahma Kurnia S.U3).(1)Mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Lampung,2)Dosen Pendidikan Geografi Universitas Lampung,3)Dosen Pendidikan Geografi Universitas Lampung).2014.
Pengembangan Agrowisata Balai Benih Induk Hortikultura Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Pekalongan telah menjadi kawasan wisata agro dan wisata alam namun BBIH Pekalongan ini masih tergolong objek wisata musiman disebabkan oleh objek dan daya tarik wisata yang belum digali secara baik, upaya pengelola objek wisata yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan pariwisata masih sangat terbatas, penilaian potensi wisata secara keseluruhan belum dilakukan secara
Teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif, dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.
1. Terdapat empat jenis alternatif strategi pengembangan agrowisata BBIH Pekalongan yang perlu dilakukan yaitu, strategi SO (Strength and Opportunities), strategi WO (Weakness and Oppotunities), strategi ST (Strength and Threats), dan strategi WT (Weakness and Threaths).
2. Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh 3 faktor yaitu, tersedianya objek dan daya tarik wisata,
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
mendetail. adanya fasilitas accessibility, dan terjadinya fasilitas amenities.
12 Mentari Dwitika Mamarodia.(Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado).2014.
Pengembangan Agriwisata Puncak Temboan di Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur
Puncak Temboan di Provinsi Sulawesi Selatan saat ini dikembangkan menjadi lokasi agriwisata oleh salah satu kelompok tani, tetapi kenyataannya di lokasi wisata Puncak Temboan usaha agriwisata yang dikembangkan tersebut belum berkembang dengan baik, sehingga masih banyak yang perlu ditambah untuk menunjang pengembangan kawasan agriwisata tersebut. Saat ini usaha pengembangan yang dilakukan oleh pengelola agriwisata di Puncak Temboan belum optimal dan belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat terkait dengan pengembangan lokasi agriwisata tersebut.
Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Data-data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan secara deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa unsur pengembangan yang ada, pengembangan kawasan agriwisata Puncak Temboan di Rurukan Satu masih terkendala dengan sumber daya manusianya yang belum berpengalaman dalam bidang pariwisata, sarana dan prasarana secara keseluruhan belum memadai, promosi yang dilakukan oleh pengelola belum cukup menarik minat wisatawan untuk berkunjung, sehingga secara keseluruhan kawasan agriwisata Pucak Temboan masih perlu untuk dikembangkan lagi.
13 Yulistriani. Strategi Pengembangan Kabupaten Solok Selatan Metode yang digunakan 1. Kawasan Agrowisata
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
(Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang).2008.
Agrowisata pada Perkebunan Teh PT. Mitra Kerinci Nagari Lubuk Gadang Selatan Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan
mempunyai daya tarik wisata agro perkebunan teh PT. Mitra Kerinci di Kenagarian Lubuk Gadang Selatan, namun potensinya belum sepenuhnya dikembangkan. Banyak masyarakat Solok Selatan yang lebih mengenal wisata agro perkebunan Teh Kayu Aro Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi dibandingkan perkebunan teh PT Mitra Kerinci. Belum ada manajemen khusus yang mengelola wisata agro pada kawasan tersebut karena keterbatas biaya dan tenaga serta belum ada perencanaan khusus dalam menentukan arah pengembangan selanjutnya.
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisa matrik IFE, matrik EFE, matrik IE dan matrik SWOT.
Perkebunan teh PT. Mitra Kerinci cukup kuat dalam mengatasi kelemahan dan menggunakan kekuatan untuk pengembangan agrowisata, namun Kawasan Agrowisata Perkebunan teh PT. Mitra mempunyai respon yang rendah dalam menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang timbul.
2. Strategi pengembangan wisata yang dapat dilakukan berdasarkan analisa matrik IE menekankan kepada strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
14 Vianda Kushardianti Muzha, Heru Ribawanto, Minto Hadi.(Jurusan
Pengembangan Agrowisata dengan Pendekatan Community Based Tourism
Kota Batu potensi unggulannya adalah pada bidang pertanian. Kota Batu sangat cocok diterapkan konsep agrowisata. Saat ini masyarakat hanya
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis data menggunakan model analisis deskriptif
Program-program pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan agrowisata yang dilakukan oleh pemerintah kota Batu
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang).
(Studi Pada Dinas Pariwisata Kota Batu dan Kusuma Agrowisata Batu)
ditempatkan sebagai objek dalam suatu kebijakan, dengan adanya Community Based Tourism diharapkan masyarakat ditempatkan sebagai subjek melalui pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kusuma Agrowisata.
yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman yang terdiri dari empat kegiatan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
maupun pihak swasta yaitu Kusuma Agrowisata sudahberjalan optimal, banyak diadakan pelatihan dan pembinaan terhadap masyarakat berkaitan dengan pengembangan agrowisata. Masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan melalui pokdarwis, ini menunjukkan bahwa masyarakat terlibat dalam suatu perencanaan walaupun tidak sepenuhnya. Promosi agrowisata dibuat semenarik mungkin agar wisatawan tertarik mengunjungi agrowisata dengan berbagai event-event pariwisata.
15 Rian Armita dan Drs. Heru Pramono, Su.(Jurusan Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Yogyakarta).
Potensi Agrowisata Kebun Buah Mangunan dan Upaya Pengembangannya Di Desa Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul
Kebun Buah Mangunan yang memiliki luas 23,4 hektar berpotensi menjadi kawasan wisata agro dengan berbagai tanaman buah-buahan antara lain durian, rambutan, jeruk, dan lain-lain yang ditanam di Kebun Buah Mangunan tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini yaitu kondisi fisik Agrowisata Kebun Buah Mangunan serta sarana dan prasarananya, dan kondisi non fisik meliputi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kondisi fisik Agrowisata Kebun Buah Mangunan memiliki luas 23,4 hektar dan memiliki berbagai tanaman buah-buahan antara lain durian, rambutan, jeruk, dan lain-lain. Merupakan
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
2014. wisatawan dan pengelola. Seluruh faktor fisik dan seluruh pengelola diteliti semua. Jumlah sampel wisatawan yaitu 100 wisatawan yang ditentukan dengan teknik Insidental Sampling Quota. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket (kuesioner). Teknik analisis data menggunakan SWOT.
kawasan perbukitan dengan kondisi tanah yang kering dan tandus sehingga dipergunakan untuk pertanian lahan kering. Agrowisata Kebun Buah Mangunan merupakan wisata pertanian dan juga sebagai wisata pendidikan, (2) Kondisi non fisik; 1). Wisatawan; (a) Jumlah kunjungan wisatawan meningkat dari tahun 2011 – 2012 sampai dengan tahun 2013 dan pola kunjungan terbanyak pada hari sabtu, minggu, dan hari libur, (b) Sebagian besar wisatawan (56 persen) merasa puas berkunjung ke Agrowisata Kebun Buah Mangunan, 2). Pengelola menyatakan bahwa perkembangan Agrowisata Kebun Buah Mangunan sudah baik yaitu terlihat dari bertambahnya sarana dan prasaranan serta jumlah wisatawan yang meningkat
NO IDENTITAS JUDUL PERMASALAHAN METODE HASIL
setiap tahunnya, (3) Faktor pendukung yaitu pengelola yang terlatih serta sumber daya alam yang mendukung. Sedangkan faktor penghambat pengembangan yaitu adanya sistem birokrasi dari pemerintah daerah, (4) Upaya pengembangan Agrowisata Kebun Buah Mangunan, terdapat 13 prioritas alternatif pengembangan, dengan skor tertinggi (5,3) yaitu mengembangkan Agrowisata kebun Buah Mangunan sebagai wisata pertanian dan wisata pendidikan yang lebih maju.
Anotasi jurnal penelitian ini mengambil tema mengenai pengembangan agrowisata. Pertanian
di Indonesia selain memiliki peranan terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan
sebagai komoditas unggulan, juga dapat berkontribusi sebagai daya tarik wisata yang
selanjutnya disebut agrowisata. Agrowisata merupakan jenis kegiatan wisata yang
memanfaatkan potensi pertanian sebagai daya tarik wisata, baik potensi berupa pemandangan
alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan
teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya. Agrowisata di Indonesia sebagian
besar belum dikelola dan dikembangkan secara maksimal sehingga muncul berbagai
penelitian mengenai upaya pengembangan agrowisata di Indonesia. Ada beberapa penelitian
terangkum dalam anotasi jurnal penelitian ini yang kemudian menginspirasi untuk melakukan
penelitian bertema serupa dengan judul “Pengembangan Potensi Agrowisata Perkebunan
Teh Gedeh Cugenang Cianjur”.