Angka Kematian Ibu Hamil

4
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 75% resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survey yang dilakukan, AKI di Indonesia setiap tahunnya mengalami penurunan, namun demikian penurunan setiap tahunnya belum dapat mencapai tujuan dari MDGs, untuk itu masih dibutuhkan usaha keras dari tenaga kesahatan dalam melakukan preventif, kuratif, dan rehabilitatif agar AKI di Indonesia dapat turun sesuai dengan target MDGs(Chongsuvivatwong et al., 2011) (Chongsuvivatwong et al., 2011. Helath and Health-care system in South East Asia: Diversity and Transitions. The Lancet, 377, 429-37) Pada tahun 1994 AKI di indonesia menunjukkan 390 per 100.000 ibu melahirkan, dan pada tahun 2011 AKI terus menurun hingga 229 per 100.000 ibu melahirkan, sedangkan target MDGs adalah menurunkan AKI sampai angka 102 per 100.000 ibu melahirkan di tahun 2015 nanti (Chongsuvivatwong et al., 2011) (Chongsuvivatwong et al., 2011. Helath and Health-care system in South East Asia: Diversity and Transitions. The Lancet, 377, 429- 37)

description

Prevalensi kematian ibu hamil

Transcript of Angka Kematian Ibu Hamil

Page 1: Angka Kematian Ibu Hamil

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan

perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan Millenium

Development Goals (MDGs) yang ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Dimana target yang

akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 75% resiko jumlah kematian ibu.

Dari hasil survey yang dilakukan, AKI di Indonesia setiap tahunnya mengalami penurunan,

namun demikian penurunan setiap tahunnya belum dapat mencapai tujuan dari MDGs, untuk itu

masih dibutuhkan usaha keras dari tenaga kesahatan dalam melakukan preventif, kuratif, dan

rehabilitatif agar AKI di Indonesia dapat turun sesuai dengan target MDGs(Chongsuvivatwong

et al., 2011) (Chongsuvivatwong et al., 2011. Helath and Health-care system in South East Asia:

Diversity and Transitions. The Lancet, 377, 429-37)

Pada tahun 1994 AKI di indonesia menunjukkan 390 per 100.000 ibu melahirkan, dan pada

tahun 2011 AKI terus menurun hingga 229 per 100.000 ibu melahirkan, sedangkan target MDGs

adalah menurunkan AKI sampai angka 102 per 100.000 ibu melahirkan di tahun 2015 nanti

(Chongsuvivatwong et al., 2011) (Chongsuvivatwong et al., 2011. Helath and Health-care system

in South East Asia: Diversity and Transitions. The Lancet, 377, 429-37)

Rendahnya kesadaran masysarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu

angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani

masalah ini. Persoalan kematian terjadi karena indikasi yang biasa muncul, seperti perdarahan

(28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa puerpureum (8%), Partus lama (5%),

abortus (5%), emboli obstetri (3%) dan penyebab lainnya (11%). Untuk itu pada saat

mengandung, ibu hamil rutin melakukan skreening atau perawatan rutin, yang berguna untuk

mendeteksi dini tentang keadaan kehamilan (Hutabarat, 2007).

Kehamilan resiko tinggi merupakan keadaan kehamilan yang dapat mempengaruhi aktifitas

ibu dan janin. Kehamilan resiko tinggi memiliki peran dalam peningkatan angka kematian ibu,

diakrenakan ibu dengan kehamilan resiko tinggi berkemungkinan mengalami masalah dalah

kehamilan atau saat melahirkan. Untuk itu ibu yang hamil harus rutin memeriksakan

kandungannya supaya dapat diketahui lebih dini masalah yang ada pada kehamilannya dan dapat

Page 2: Angka Kematian Ibu Hamil

dipersiapkan pula tindakan yang dapat menolong ibu, sehingga ibu hamil akan terhindar dari

kematian, diantaranya dengan rutin melakukan Ante Natal Care (ANC) (Manuaba, 1998).

ANC merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik

ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan ANC dilakukan empat kali yaitu pada

trimester pertama satu kali, trimester kedua satu kali, dan tri mester ketig dua kali. Menurut

Wiknjosastro (2005), ANC terbukti mempunyai pengaruh besar terhadap kematian ibu hamil.

Ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ANC biasanya datang dengan komplikasi kehamilan

seperti, perdarahan, hipertensi, anemia, ketuban pecah dini yang mengakibatkan kondisi ibu dan

bayi bertambah buruk serta terjadinya kematian bayi dalam kandungan.

Dalam menurunkan AKI negara Indonesia menerapkan berbagai macam program

diantaranya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). SJSN merupakan program negara yang

bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. SJSN pada dasarnya mengatur sistem pelayanan kedokteran berbasis kendali biaya.

Kendali biaya yang paling ideal namun tetap menjaga mutu dengan prospective payment system

(PPS) (Depkes, 2004) (Depkes RI.2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta).

Praktik PPS dalam pelayanan tingkat pertama banyak dipergunakan serta memberikan

manfaat yang lebih baik. Namun dalam praktiknya harus ada pihak ketiga dalam hal ini lembaga

asuransi yang bersifat nirlaba atau yang akan disebut sebagai Badan Pelaksana Jaminan Sosial

(BPJS). SJSN menerapkan konsep manage care. Konsep ini mengintegrasikan sistem pelayanan

(delivery of care) dan pembiayaan (financing of care). Salah satu bentuknya menerapkan konsep

dokter keluarga, rujukan, dan pembayaran pradana (prospective payment system) (WHO-

WONCA, 1994) (WHO-WONCA working paper. 1994. Making medical practice and education

relevant to people’s needs: the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, canada).

Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal,

tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait dengan

keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada. Tugas dokter keluarga

dalam sistem SJSN adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada semua peserta

dan keluarganya, dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (UU no. 40, 2004).