ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian...

13
ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH Rifdah Silfanah Mukhlish Kelas B 150231100052 Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Trunojoyo Madura [email protected] ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan ukuran bagi kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak. Pada International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukan dari sebab-sebab kebetulan atau insidental (WHO, 2007). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) juga terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Penyebab utama dari kasus yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara ini adalah rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi penyebab tingginya kematian ibu dan juga rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan secara cepat ibu yang sedang mengandung atau yang sedang dalam masa detik-detik melahirkan. Oleh karena itu, pemerintah memerlukan upaya yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan permasalahan di atas, rekomendasi yang ditawarkan adalah melalui program “Gebrakan SuSi”. Program tersebut merupakan program yang bertujuan untuk mengurangi resiko Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Banjarnegara. Gebrakan SuSi yaitu Gebrakan Suami Siaga yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para suami yang istrinya sedang mengandung, agar nantinya ketika detik-detik menjelang kelahiran para suami akan langsung siaga membawa ke rumah sakit terdekat agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa melalui program yang telah direkomendasikan yaitu “Gebrakan SuSi” diharapkan dapat mempercepat penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Banjarnegara. Sehingga kualitas kesehatan di Kabupaten Banjarnegara juga akan meningkat. Kata kunci : AKB, AKI, Gebrakan SuSi, Kematian Maternal, Kesehatan Ibu.

Transcript of ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian...

Page 1: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI

(AKB) DI KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH

Rifdah Silfanah Mukhlish

Kelas B – 150231100052

Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Trunojoyo Madura

[email protected]

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan ukuran bagi kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak. Pada International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision, 1992

(ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukan dari sebab-sebab kebetulan atau insidental (WHO, 2007). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS).

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) juga terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Penyebab utama dari kasus yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara ini adalah rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi penyebab tingginya kematian ibu dan juga rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan secara cepat ibu yang sedang mengandung atau yang sedang dalam masa detik-detik melahirkan. Oleh karena itu, pemerintah memerlukan upaya yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan permasalahan di atas, rekomendasi yang ditawarkan adalah melalui program “Gebrakan SuSi”. Program tersebut merupakan program yang bertujuan untuk mengurangi resiko Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Banjarnegara. Gebrakan SuSi yaitu Gebrakan Suami Siaga yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para suami yang istrinya sedang mengandung, agar nantinya ketika detik-detik menjelang kelahiran para suami akan langsung siaga membawa ke rumah sakit terdekat agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa melalui program yang telah direkomendasikan yaitu “Gebrakan SuSi” diharapkan dapat mempercepat penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Banjarnegara. Sehingga kualitas kesehatan di Kabupaten Banjarnegara juga akan meningkat.

Kata kunci : AKB, AKI, Gebrakan SuSi, Kematian Maternal, Kesehatan Ibu.

Page 2: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

BAB 1

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung

perkembangan dan pembangunan suatu negara baik dalam segi sosial,

ekonomi, maupun dalam segi budaya. Kesehatan harus dipandang sebagai

suatu investasi penting dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Tingkat

kesehatan negara yang satu dengan negara yang lain pasti berbeda-beda.

Perbedaan ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti lingkungan, perilaku, dan

fasilitas kesehatan. Tingkat kesehatan masyarakat Indonesia saat ini masih

tergolong buruk, dan kebanyakan disebabkan karena faktor ekonomi/ kemiskinan

dan sarana prasarana yang belum cukup memadai.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

ukuran bagi kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya yang berkaitan

dengan masalah kesehatan ibu dan anak. AKI merupakan indikator yang

mencerminkan status kesehatan ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada

waktu hamil dan melahirkan. Angka Kematian Ibu (AKI) dapat menggambarkan

status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, serta tingkat

pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas.

Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor non

medis yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta faktor agama.

Sebagai contoh, banyak kaum ibu yang menganggap kehamilan sebagai

peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan peristiwa yang luar biasa

sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus diperhatikan. Sedangkan

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan kontributor utama untuk kematian anak.

Perbaikan dalam kematian bayi dan anak adalah kontributor utama untuk

meningkatkan angka harapan hidup di negara-negara berkembang. Di dunia,

angka kematian bayi sangat bervariatif pada setiap negara. Di negara

berkembang, angka kematian bayi masih tergolong tinggi. Angka kematian bayi

di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi berusia dibawah satu

tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka ini merupakan

salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian bayi ini

dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik,

untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.

Page 3: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

Kasus AKI dan AKB tinggi ini juga terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Radar Banyumas pada hari Senin, 21 November 2016 menyatakan bahwa

hingga Bulan November terdapat 19 AKI di Banjarnegara, sedangkan AKB

tercatat 168 kasus. Pj Bupati Banjarnegara, Prijo Anggoro menilai, AKB dan AKI

di Banjarnegara masih tinggi. Beliau meminta kegiatan kegiatan penanganan

AKB dan AKI harus lebih fokus. Menurut beliau, harus ada kampanye

penyelematan besar-besaran terhadap ibu hamil bersama yang dilakukan bidan

dan pemangku kepentingan lainnya. Beliau juga meminta agar tidak ada

kekeliruan sistem dan komunikasi saat menangani proses persalinan, sehingga

data AKI atau AKB bisa terpantau sampai tingkat atas. Pada 2014 lalu,

Banjarnegara masuk peringkat 10 besar tingkat Provinsi Jawa Tengah untuk

AKB. Sedangkan pada tahun 2013, AKI di Banjarnegara hanya 19 kasus

sedangkan AKB masih terdapat 271 kasus. Sementara pada tahun 2014,

terdapat 20 kasus AKI dan AKB menurun menjadi 204 kasus. Sedangkan untuk

tahun 2015 yang baru berjalan di bulan sembilan ini terdapat 7 kasus AKI dan

129 kasus AKB.

Data menunjukkan sebagian besar kematian ibu terjadi pada masyarakat

miskin dan mereka yang tinggal jauh dari rumah sakit. Penyebab kematian ibu

yang utama adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, aborsi, sepsis, dan partus lama.

Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah

perdarahan 25%, infeksi 15%, preeklamsi-eklamsi 13%, aborsi 13%, sepsis 10%,

serta partus lama 8%. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah preeklamsi

dan eklamsi yang bersama infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup

75%-80%. Sedangkan penyebab tertinggi angka kematian bayi karena kelahiran

prematur atau berat bayi lahir kurang dari 2500 gr atau yang dikenal dengan

istilah berat bayi lahir rendah (BBLR) baik cukup bulan maupun kurang bulan

(prematur). Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, rendahnya

pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan

selama kehamilan juga menjadi penyebab tingginya kematian ibu dan juga

rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan secara cepat

ibu yang sedang mengandung atau yang sedang dalam masa detik-detik

melahirkan. Oleh karena itu diperlukan peran dari berbagai pihak dalam rangka

untuk mengurangi Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu di

Banjarnegara, dan yang lebih penting yaitu peran suami dalam mendampingi istri

dari mulai mengandung hingga proses melahirkan.

Page 4: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 ANGKA KEMATIAN IBU

2.1.1 Kematian Maternal

A. Definisi

Pada International Statistical Classification of Diseases and Related

Health Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10), WHO mendefinisikan

kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau

dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi

kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk

oleh kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukan dari sebab-sebab

kebetulan atau insidental (WHO, 2007).

Definisi alternatif kematian maternal:

1. Pregnancy-related death : Kematian seorang wanita selama kehamilan

atau 42 hari setelah terminasi kehamilan, tanpa mempedulikan

penyebab kematiannya.

2. Late maternal death : Kematian seorang wanita karena penyebab

langsung atau tidak langsung yang lebih dari 42 hari, namun kurang

dari setahun setelah terminasi kehamilan

B. Klasifikasi

Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.

Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,

persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak

tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung adalah

merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul

sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria,

anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskular (Prawirohardjo, 2008).

Klasifikasi kematian ibu ada tiga, yaitu kematian ibu langsung, kematian ibu

tidak langsung, dan kematian nonmaternal. Kematian ibu langsung

mencakup kematian ibu akibat penyulit obstetri pada kehamilan, persalinan,

atau masa nifas, dan akibat dari intervensi, kelalaian, kesalahan terapi, atau

rangkaian kejadian yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Contohnya

adalah kematian ibu akibat perdarahan karena ruptur uteri. Kematian ibu

tidak langsung mencakup kematian ibu yang tidak secara langsung

Page 5: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

disebabkan oleh kausa obstetri, melainkan akibat penyakit yang sudah ada

sebelumnya, atau suatu penyakit yang timbul saat hamil, melahirkan, atau

masa nifas, tetapi diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap

kehamilannya. Contohnya adalah kematian ibu akibat penyulit stenosis mitral.

Kematian nonmaternal adalah kematian ibu yang terjadi akibat kecelakaan

atau kausa insidental yang tidak berkaitan dengan kehamilan. Contohnya

adalah kematian akibat kecelakaan lalu lintas (Cunningham, 2005).

C. Ukuran Kematian Maternal

Jumlah kematian maternal pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor,

yaitu: risiko kematian yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan

itu sendiri, dan jumlah kehamilan atau persalinan yang dialami oleh wanita

usia reproduktif (WHO, 2007).

Ukuran statistik kematian maternal:

1. Maternal Mortality Ratio : Jumlah kematian ibu selama satu periode

per 100.000 kelahiran hidup selama periode yang sama

2. Maternal Mortality Rate : Jumlah kematian ibu dalam satu periode per

100.000 wanita usia reproduksi selama periode yang sama.

3. Adult Lifetime Risk of Maternal Mortality: Kemungkinan kematian

karena penyebab maternal selama usia reproduksi seorang wanita.

D. Penyebab Kematian Maternal

Menurut Mochtar (1998), penyebab kematian maternal dapat

dikelompokkan menjadi:

1. Sebab Obstetri Langsung

Sebab obstetri langsung adalah kematian ibu karena akibat langsung

dari penyakit penyulit pada kehamilan, persalinan, dan nifas; misalnya karena

infeksi, eklampsi, perdarahan, emboli air ketuban, trauma anastesi, trauma

operasi, dan sebagainya.

2. Sebab Obstetri Tidak Langsung

Sebab obstetri tidak langsung adalah kematian ibu akibat penyakit

yang timbul selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Misalnya anemia,

penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, hepatitis infeksiosa, penyakit ginjal,

dan sebagainya. Termasuk juga penyakit yang sudah ada dan bertambah

berat selama kehamilan.

3. Sebab Bukan Obstetri

Page 6: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

Sebab bukan obstetri adalah kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas

akibat kejadian-kejadian yang tidak ada hubungannya dengan proses

reproduksi dan penanganannya. Misalnya karena kecelakaan, kebakaran,

tenggelam, bunuh diri, dan sebagainya.

4. Sebab Tidak Jelas

Sebab tidak jelas adalah kematian ibu yang tidak dapat digolongkan

pada salah satu yang tersebut di atas. Dari penyebab-penyebab di atas,

dapat pula dibagi dalam dua golongan, yaitu:

a. Kematian yang dapat dicegah disebut juga preventable maternal

death atau avoidable factors, adalah kematian ibu yang seharusnya

dapat dicegah jika penderita mendapat pertolongan atau datang pada

saat yang tepat sehingga dapat ditolong secara profesional dengan

fasilitas dan sarana yang cukup.

b. Kematian yang tidak dapat dicegah atau unpreventable maternal

death, adalah kematian ibu yang tidak dapat dihindari walaupun telah

dilakukan segala daya upaya yang baik. Penyebab kematian ibu

terbanyak adalah perdarahan, eklampsia atau tekanan darah tinggi

saat kehamilan, infeksi, partus lama, komplikasi aborsi

(Prawirohardjo, 2008).

2.2 ANGKA KEMATIAN BAYI

2.2.1 Kematian Perinatal

Wiknjosastro (2005) menyatakan bahwa untuk dapat memahami

kematian perinatal maka ada definisi-definisi yang lazim dipakai seperti

kelahiran hidup, kematian janin, kelahiran mati , kematian perinatal dini

dan kematian perinatal. Kelahiran hidup (live birth) adalah keluarnya hasil

konsepsi secara sempurna dari ibunya tanpa memandang lamanya

kehamilan dan sesudah terpisah dari ibunya bernafas atau menunjukkan

tanda-tanda kehidupan seperti denyutan tali pusat atau pergerakan otot,

tidak peduli apakah tali pusat telah dipotong atau belum. Kematian janin

(foetal death) adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan

dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan.

Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya

janin tidak bernafas atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti

denyut jantung, atau palsasi tali pusat atau kontraksi otot. Kelahiran mati

(stillbirth) ialah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah

Page 7: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau

sama dengan 1000 gram). Kematian perinatal dini (early neonatal death)

ialah kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupannya. Sedangkan

kematian perinatal (perinatal mortality) ialah bayi lahir mati dan kematian

bayi dalam 7 hari pertama sesudah lahir.

Kematian perinatal adalah kematian dalam masa kehamilan 28

minggu sampai bayi lahir dan berusia 7 hari. Kematian perinatal

ditentukan dengan menghitung jumlah kematian masa perinatal tersebut

di bagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati (Ranuh, 2005).

Periode perinatal didefinisikan sebagai masa sejak janin mampu hidup

diluar kandungan hingga akhir hari ke-7 setelah kelahiran. Menentukan

usia janin sebenarnya adalah hal yang sulit karena hal tersebut

tergantung pada umur kehamilan dan fasilitas pelayanan khusus yang

tersedia. Oleh sebab itu, akan lebih mudah untuk menggunakan berat

lahir dalam menentukan usia janin. Di negara maju, bayi dapat bertahan

hidup sejak usia 22 minggu umur kehamilan (berat mencapai 500 gram)

sedangkan dinegara berkembang, bayi diharapkan untuk dapat bertahan

hidup sejak usia kehamilan 28 minggu (dimana berat telah mencapai

1000 gram) (WHO, 2001).

2.2.2 Angka Kematian Perinatal

Angka Kematian Perinatal (AKP) adalah jumlah kematian perinatal

dikalikan 1000 dan kemudian dibagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan

lahir mati pada tahun yang sama (Wiknjosastro, 2005).

AKP = jumlah kematian perinatal x 1000

Jumlah lahir mati + jumlah lahir hidup

AKP perlu diketahui karena dapat merefleksikan tingkat kesehatan

ibu hamil dan bayinya serta standar pelayanan yang diberikan. Angka ini

juga merupakan salah satu indikator terbaik dari status sosial ekonomi

masyarakat, daerah dan negara. Angka ini rendah bila standar kehidupan

meningkat sehingga pengamatannya secara berkala dapat

memperlihatkan kemajuan di masyarakat. Masyarakat dengan AKP yang

tinggi juga memiliki AKI yang tinggi karena keduanya merefleksikan

kondisi hidup yang buruk dan kurang memadainya pelayanan kesehatan

yang diberikan (WHO, 2001).

Page 8: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

BAB 3

REKOMENDASI

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat

bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Karena tanpa kesehatan yang baik,

maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehai-hari.

Akan tetapi hal itu masih kurang terlihat di Kecamatan Banjarnegara Jawa

Tengah. Berdasarkan data yang telah dipaparkan dalam bab 1, kasus AKI dan

AKB masih sangat tinggi terjadi di Banjarnegara Jawa Tengah.

Berangkat dari masalah tersebut, rekomendasi yang ditawarkan yaitu

melalui program “Gebrakan SuSi”. Program tersebut merupakan program yang

bertujuan untuk mengurangi resiko Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Banjarnegara. Gebrakan SuSi yaitu Gebrakan Suami

Siaga yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para suami yang

istrinya sedang mengandung, agar nantinya ketika detik-detik menjelang

kelahiran para suami akan langsung siaga membawa ke rumah sakit terdekat

agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sasaran utama dari

program ini adalah para suami yang mempunyai istri yang sedang mengandung

dan seluruh masyarakat Kabupaten Banjarnegara. “SuSi” diawali kegiatan

minilokakarya yang merekomendasikan Pelatihan SuSi secara berjenjang,

pembuatan Modul, musyawarah dan gotong royong, bimbingan teknis ABG

(Advokasi, Bina Suasana, Gerakan Pemberdayaan), pendanaan melalui dana

BOK (Biaya Operasional Puskesmas) dan sosialisasi 5 Pilar STBM.

Program tersebut akan dilaksanakan di masing-masing desa (target

seluruh ibu hamil di setiap desa di Banjarnegara), pembuatan formulir

kesepakatan, lembar monitoring kegiatan untuk mengetahui tingkat pemahaman

peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Selain itu, program tersebut

akan dilaksanakan pada Februari 2017, untuk mengawali akhir tahun yang baik

dan diharapkan di tahun 2017 AKI dan AKB di Banjarnegara menurun secara

drastis. Dan program tersebut akan dilaksanakan dua minggu sekali selama 2

bulan penuh dan dilaksanakan pada hari minggu, karena mayoritas pada hari

tersebut masyarakat libur bekerja. Sehingga pada waktu tersebut dirasa cocok

untuk mengimplementasikan program yang telah direkomendasikan.

Pelatihan SuSi meliputi sebagai berikut 1) Kepala Puskesmas

memberikan arahan dan kebijakan; 2) Bidan memberikan materi tentang

kehamilan (tanda-tanda dan pemeriksaan, cara mengatasi keluhan, risiko ibu

Page 9: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

hamil, tanda-tanda bahaya, sampai persiapan persalinan); persalinan (macam,

tanda-tanda, dan kelainan pasca kelainan); dan segera menyusui bayinya

setelah melahirkan; ASI eksklusif, cara menyimpan ASI bila ibu bekerja, sampai

perawatan bayi atau neonatal; 3) Pemegang Program KB menjelaskan macam-

macam KB, keuntungan, kerugian, dan efek samping masing-masing alat

kontrasepsi; 4) Koordinator imunisasi, petugas gizi, dan petugas kesling (macam-

macaam imunisasi, pengaruh gizi pada kehamilan, dan kesling dipadukan

dengan PHBS). Terintegrasi dalam Pelatihan SuSi, juga ditanamkan 5 Pilar

STBM yang meliputi BAB (Buang Air Besar) di Jamban Sehat, Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS), pengolahan air minum, pengelolaan sampah rumah

tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Promkes (Promosi Kesehatan) memberikan penjelasan mengenai PHBS

(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) bagi keluarga, merangkum semua materi, dan

membuat lembar monitoring yang diamanahkan kepada suami, harapan

persalinan berjalan lancar dan aman, dan bayinya menjadi amanah untuk

keluarga. Selain itu, ada kesepakatan yang mendorong suami untuk memenuhi

fasilitas istri selama masa kehamilan, kelahiran dan pengasuhan bayinya. Juga

penjelasan untuk mendapatkan Akta Kelahiran yang pengurusannya dimulai dari

Puskesmas, ke Kantor Pos, sampai ke Kantor Capil. Pengusul SuSi adalah

Dinas Kesehatan didukung Bupati dan jajaran Pemerintah Kabupaten. Program

SuSi unik, karena menyarankan suami agar mempunyai komitmen kuat terhadap

persalinan istri. Pendekatan kata “takdir” atau “kersane Gusti Allah” (bahasa

Jawa: Kehendak Allah) yang biasanya terungkap saat ada kematian ibu, balita,

dan saat bayi baru lahir dianggap sudah semestinya, menjadi lebih tercerahkan

agar ada usaha dan ikhtiar untuk melakukan antisipasi/preventif sejak dini

sehingga risiko kematian dapat diminimalisasi.

Pihak-pihak yang berkontribusi terdiri atas Bupati/ Wali Kota, tenaga

kesehatan persalinan Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara,

Camat, Kepala Desa, PKK, dan Masyarakat luas. Mobilisasi sumber daya,

meliputi pembiayaan (dana hibah dari tiap Posyandu), sarana dan prasarana

(Puskesmas, Pustu, dan Ponkesdes), SDM (dokter, bidan, dan tenaga kesehatan

lain), dan teknis (persalinan). Keluaran dari program SuSi adalah AKI nol, AKB

turun signifikan, peningkatan partisipasi suami, peningkatan Desa STBM,

peningkatan kunjungan persalinan, kesepakatan suami/keluarga, kader, dan

tenaga penolong persalinan, dan ibu hamil periksa kehamilan sekarang

Page 10: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

didampingi suami. Pemantauan dan Evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas

dan tenaga kesehatan sesuai tupoksi (tugas, pokok dan fungsi) dan dilaporkan

kepada Kepala Dinas Kesehatan yang selanjutnya dilaporkan kepada Bupati.

Flow Chart Solusi:

Menyetujui

rekomendas

i dari

program

yang

diajukan

serta

membantu

suksesnya

upaya

meminimalis

asi kasus

AKI dan

AKB di

tingkat

kabupaten

atau kota

Menyetujui

rekomendasi

dari program

“Gebrakan

SuSi” yang

diajukan serta

membantu

suksesnya

upaya

meminimalisas

i kasus AKI

dan AKB

dalam tingkat

kabupaten dan

ikut serta

melaksanakan

pelatihan

“SuSi”.

Melakukan

pelatihan

“SuSi”

kepada para

suami yang

istrinya

sedang

mengandun

g serta

mengadaka

n promosi

kesehatan.

Menyetujui rekomendasi dari program

yang diajukan

serta membantu suksesnya

upaya meminimalis

asi kasus AKI dan AKB

dalam tingkat

kecamatan dan desa

serta memberikan

dana

Membantu

melaksanak

an program

“Gebrakan

SuSi”

dengan ikut

serta dalam

melakukan

pelatihan

“SuSi”

Menyam

paikan

masalah

yang

terjadi

secara

langsung

Bupati/

Wali Kota

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Puskesma

s & tenaga

kesehatan

Camat &

Kepala

Desa

PKK STA

RT

PELATIHAN PROGRAM

“GEBRAKAN SuSi” &

PROMOSI KESEHATAN

SUAMI &

MASYARAKAT

POLA PIKIR

MENINGKAT

AKI & AKB MENURUN

(end)

Page 11: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

DAFTAR PUSTAKA

Radar Banyumas. 21 November 2016. Angka Kematian Bayi dan Angka

Kematian Ibu di Banjarnegara masih tinggi. (Online).

(http://radarbanyumas.co.id/angka-kematian-bayi-dan-angka-kematian-

ibu-di-banjarnegara-masih-tinggi/ diakses pada 10 Desember 2016).

Pusat Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.

2010. Kajian Angka Kematian Bayi Di Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah Tahun 2010. (Online).

(http://www.pskespro.chnrl.net/wp.../LAPOR

AN-KAJIAN-AKB-SULTENG.pdf, diakses pada 21 Desember 2016).

Wahyuni, C.S. 2009. Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan

Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008. (Online).

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6978, diakses pada 23

Desember 2016)

Mala, V.Y, 2015. “Analisa Penyebab Angka Kematian Bayi (AKB)”.

(Online).

(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&

cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj3iY2U1P3QAhXFtY8KHdIsCKwQFgg-

MAQ&url=http%3A%2F%2Fsumsel.bkkbn.go.id%2FAnalyticsReports%2F

Artikel%2520Viya-

Policy%2520Brief.pdf&usg=AFQjCNEK2BlYjY6qgat9zx0w3QVFVFbCYQ

&bvm=bv.142059868,d.c2I, diakses pada 10 Desember 2016).

Bappenas, 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan

Hidup Anak”, (Online), (http://bappenas.go.id/files/3513/5022/6052/faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-kelangsungan-hidup-

anak2010090310302027480__20110518100943__3049__0.pdf, diakses

pada 11 Desember 2016).

Page 12: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah

LAMPIRAN

Page 13: ANALISA ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN … · (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah