ANESTESI
-
Upload
elvicha-dwi-novertha -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of ANESTESI
Laporan Kasus
ANESTESI UMUM PADA PASIEN
FRAKTUR OLEKRANON
Disusun Oleh:
Elvicha Dwi Novertha0908151699
Penguji :
dr. Dino Irawan, Sp.An
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2014
STATUS PASIEN
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN AHMAD PROVINSI RIAU
Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. DNA Agama : Islam
Umur : 20 tahun Status : Tidak menikah
Jenis kelamin : Laki-laki Nomor RM : 844108
Pekerjaan : Mahasiswa Tanggal Operasi : 06 Maret 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sakit pada siku kiri saat digerakkan sejak 1 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
1 jam SMRS pasien mengalami kecelakaan tunggal sepeda motor akibat
menghindari mobil dari arah depan. Pasien menggunakan helm saat
berkendaraan. Pasien terjatuh kearah kiri dan membentur aspal dengan
posisi tangan menahan badan. Kepala pasien tidak terbentur, kehilangan
kesadaran (-), kejang (-), muntah (-). Setelah terjatuh pasien merasakan
sakit pada siku kiri saat digerakkan. Kemudian pasien dibawa ke RSUD
AA.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus disangkal.
Riwayat alergi obat disangkal.
Pasien memiliki riwayat penyakit asma dan terkontrol.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Gizi : Baik
Vital sign :
TD : 110/63 mmHg Suhu : 36,4 0C
Nadi : 110 kali/menit Nafas : 20 kali/menit
Berat badan : 70 kg
Kepala dan Leher
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Wajah : tidak ada edema
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor
dengan ukuran ø 0,3 mm/ 0,3 mm, reflek cahaya +/+.
Mulut : bibir basah, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis
Leher : kelenjar getah bening tidak membesar, tidak ditemukan adanya
pembesaran glandula tiroid maupun glandula parotis dan
submandibula.
Thorax
Paru
Inspeksi : Jejas (-), dada tampak simetris, gerakan dinding dada tertinggal
(-), retraksi dinding dada (-).
Palpasi : Gerakan dinding dada tertinggal (-), krepitasi (-)
Perkusi : sonor.
Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V LMCS 2 jari medial
Perkusi : batas jantung kanan di linea sternalis dextra SIC V, batas
jantung kiri di linea midclavicula sinistra SIC V
Auskultasi : bunyi jantung normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Jejas (-), tampak datar.
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : Supel, defans muscular (-), nyeri tekan (-) di seluruh kuadran
abdomen.
Perkusi : timpani, nyeri ketok (-) di seluruh kuadran abdomen.
Ekstremitas
Regio Antebrachii sinistra
Look : jejas (+), deformitas (-) pada sepertiga proksimal, bengkak/
swelling (+), pemendekan dibandingkan dengan lengan kanan (-),
tidak tampak sianosis pada bagian distal, tampak tulang (-)
Feel : Nyeri tekan (+), denyut a. Radialis sinistra (+), suhu rabaan hangat.
Move : terdapat keterbatasan gerak aktif dan pasif, paha tidak dapat
digerakkan, jari-jari kaki dapat digerakkan.
DIAGNOSIS KERJA
Fraktur tertutup 1/3 proksimal radius sinistra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin
Hb : 13,8 gr/dl
HT : 42,4 %
Trombosit : 219.000/µl
Leukosit : 12.400 /µl
Pemeriksaan Radiologi
Rontgen antebrachii sinistra AP/ Lateral
Fraktur tranversal olekranon
DIAGNOSIS
Fraktur tertutup olekaranon sinistra
PENATALAKSANAAN
ORIF
Anastesi : General anestesi – teknik ET
Status ASA : ASA II
Persiapan alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, face mask dengan ukuran yang
sesuai, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O
terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan
isoflurane.
Mempersiapkan alat induksi anestesi (STATICS)
S= Scope
Stetoskop, laringoskop (dengan blade nomor 4 dan lampu menyala
terang).
T=Tubes
ETT jenis kingking nomor 6,5; 7; 7,5 (pada pasien dipakai ETT
no.7)
A=Airway
Oropharyngeal tube (guedel) ukuran 8 cm.
T=Tape
Hipafix (plaster) 2 lembar ukuran 15 cm x 1,5 cm dan 2 lembar
ukuran 5 cm x 3 cm.
I=Introducer
Mandrin atau stilet.
C=Connector
Penyambung antara pipa dan peralatan anestesi.
S=Suction
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3cc, 5cc, dan 10 cc
Obat Anastesi umum
Midazolam 5 mg
Fentanyl 100 mcg
Propofol 100 mg
Atracurium 30 mg
Sumber aliran gas N2O dan O2
Tramadol 100 mg
Dexamethason 10 mg
Sevoflurane
Neostigmin 0,5 mg
Sulfa Atropin 0,25
Persiapan pasien
Pasien dipuasakan 6 jam sebelum operasi
Pasien dipastikan tidak menggunakan gigi palsu
Memasang akses intravena menggunakan abocath no 18G dengan
menggunakan tranfusi set dan memberikan pasien loading cairan
kristaloid.
Di kamar operasi, pasien dipasang tensimeter dan saturasi oksigen. Evalusi
nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen. Pada pasien didapatkan nadi pre
anastesi 110, tekanan darah 110/63, dan saturasi oksigen 100%.
Tahapan anastesi
1. Premedikasi
- Dengan akses intravena, berikan bolus Fentanyl 100 mcg.
2. Oksigenasi
- Alirkan O2 4 L/menit melalui face mask, dan alirkan kearah depan
wajah pasien
3. Induksi
- Bolus propofol 100 mg, selanjutnya cek respon reflek bulu mata pasien
hingga didapatkan hasil respon (-), diikuti dengan pemberian bolus
atracurium 30 mg.
4. Ventilasi
- Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi
kepala, gunakan oropharyngeal tube untuk mencegah sumbatan lidah
pada jalan nafas pasien.
- Pasang face mask, dan berikan aliran 02 3 L/menit ditambah dengan
aliran N2O 2 L/menit dan aliran sevoflurane 2 Vol %. Pasien diberikan
ventilasi secara manual dengan frekuensi nafas 20 kali/menit selama 3
menit. Setalah memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan
laringoskopi.
5. Laringoskopi
- Lepaskan face mask dan goedel. Pasang holder laringoskop dengan
blade, pegang laringoskop dengan tangan kiri.
6. Intubasi
- Mulut pasien dibuka dengan tangan kanan dan gagang laringoskop
dipegang dengan tangan kiri. Masukan laringoskop dari sisi mulut
bagian kanan, geser kekiri, posisikan kepala pasien ekstensi, telusuri
lidah pasien hingga pangkal lidah, terlihat epiglotis, epiglotis diangkat
sehingga tampak pita suara yang berwarna keputihan dan berbentuk
seperti huruf V, lalu masukan ETT no.7 dengan tangan kanan sampai
balon pipa ETT tepat melewati pita suara. Sambungkan ujung ETT
dengan selang mesin anestesi, pastikan ETT telah masuk ke trakea
dengan melakukan auskultasi pada bagian kanan dan kiri paru hingga
terdapat suara nafas yang simetris kiri dan kanan serta pergerakan
dinding dada yang simetris hal dilakukan sambil dilakukan
pemompaan pada balon. Bila telah simetris, fiksasi interna dengan
mengembangkan balon ETT dengan spuit 20 cc sebanyak 15 cc
dengan udara. Fiksasi eksterna ETT dengan plester yang telah
disediakan. Tutup mata pasien dengan plester, pasang guedel dan
pindahkan dari pernafasan MAN spontan ke pengaturan IPPV pada
ventilator dengan VT 500 ml/menit dengan frekuensi 12x/menit.
Maintenance
- Inhalasi O2 3 L/menit, N2O 3 L/menit, dan sevoflurane 1 vol %
Ekstubasi
- Bolus neostigmin 0,5 mg dan Sulfa atropine 0,25 mg
- Pastikan pasien bernafas spontan dan teratur.
- Melakukan suction slem pada airway pasien
- Menutup aliran sevoflurane dan N2O, dan meninggikan O2 sampai 8
L/menit
- Mengempiskan balon, cabut selang ETT. Segara pasang face mask dan
pastikan airway lancar dengan triple maneuver. Pasien dipndahkan ke
ruang RR.
Recovery
- Tramadol 100 mg drip dalam 500 ml ringer laktat, dengan 30
gtt/menit.
Instruksi di RR
- Oksigenasi dengan O2 3 L/menit.
- Awasi nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, dan saturasi oksigen tiap
15 menit.
- Puasa sampai bising usus (+).