Anatomi Panggul Wanita
-
Upload
nissakurnia -
Category
Documents
-
view
53 -
download
1
description
Transcript of Anatomi Panggul Wanita
Anatomi Panggul
1. Tulang Panggul
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, koksigis, dan dua tulang inominata yang
terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis. Tulang-tulang inominata bersendi dengan sakrum pada
sinkondrosis sakroiliaka dan bersendi dengan tulang inominata sebelahnya di simfisis pubis
(Cunningham, et al, 2010).
Panggul dibagi menjadi dua regio oleh bidang imajiner yang ditarik dari promontorium sakrum ke
pinggir atas simfisis pubis, yaitu:
a. Panggul palsu
Terletak di atas bidang, berfungsi untuk menyokong intestinum.
b. Panggul sejati
Terletak di bawah bidang, memiliki dua bukaan yaitu: arpertura pelvis superior (pintu atas
panggul) dan arpetura pelvis inferior (pintu bawah panggul) (Baun, 2005).
Selama proses kelahiran pervaginam, bayi harus dapat melewati kedua pembukaan panggul sejati
ini (Amatsu Therapy Association and Amatsu Association of Ireland, 2006).
Gambaran anteroposterior panggul normal wanita dewasa. Digambarkan diameter
anteroposterior (AP) dan Transversal (T) pintu atas panggul. Sumber: Cunningham, et al. Williams
Obstetrics, 23rd ed.
2. Bidang Diameter Panggul
Panggul memiliki empat bidang imajiner:
a. Bidang pintu atas panggul (apertura pelvis superior).
Bentuk pintu atas panggul wanita, dibandingkan dengan pria, cenderung lebih bulat
daripada lonjong. Terdapat empat diameter pintu atas panggul yang biasa digunakan: diameter
anteroposterior, diameter transversal, dan diameter oblik. Diameter anteroposterior yang penting
dalam obstetrik adalah jarak terpendek antara promontorium sakrum dan simfisis pubis, disebut
sebagai konjugata obtetris. Normalnya, konjugata obstertis berukuran 10 cm atau lebih, tetapi
diameter ini dapat sangat pendek pada panggul abnormal. Konjugata obsteris dibedakan dengan
diameter anteroposterior lain yang dikenal sebagai konjugata vera. Konjugata vera tidak
menggambarkan jarak terpendek antara promontorium sakrum dan simfisis pubis. Konjugata
obstetris tidak dapat diukur secara langsung dengan pemeriksaan jari. Untuk tujuan klinis,
konjugata obstetris diperkirakan secara tidak langsung dengan mengukur jarak tepi bawah simfisis
ke promontorium sakrum, yaitu konjugata diagonalis, dan hasilnya dikurangi 1,5-2 cm.
Gambaran tiga diameter anteroposterior pintu atas panggul: konjugata vera, konjugata obstetris
dan konjugata diagonalis yang dapat diukur secara klinis. Diameter anteroposterior panggul
tengah juga diperlihatkan. (P = promontorium sakrum; Sim = simfisis pubis). Sumber:
Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
b. Bidang panggul tengah (dimensi panggul terkecil).
Panggul tengah diukur setinggi spina iskiadika, atau bidang dimensi panggul terkecil.
Memiliki makna khusus setelah engagement kepala janin pada partus macet. Diameter
interspinosus, berukuran 10 cm atau sedikit lebih besar, biasanya merupakan diameter pelvis
terkecil. Diameter anteroposterior setinggi spina iskiadika normal berukuran paling kecil 11, 5cm.
Panggul wanita dewasa yang memperlihatkan diameter anteroposterior dan transversal
pintu atas panggul serta diameter transversal (interspinosus) panggul tengah. Konjugata obstetris
normalnya lebih dari 10 cm. Sumber: Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
c. Bidang pintu bawah panggul (apertura pelvis inferior).
Pintu bawah panggul terdiri dari dua daerah yang menyerupai segitiga. Area-area ini
memiliki dasar yang sama yaitu garis yang ditarik antara dua tuberositas iskium. Apeks dari
segitiga posteriornya berada di ujung sakrum dan batas lateralnya adalah ligamentum
sakroiskiadika dan tuberositas iskium. Segitiga anterior dibentuk oleh area di bawah arkus pubis.
Tiga diameter pintu bawah panggul yang biasa digunakan yaitu: anteroposterior, transversal, dan
sagital posterior.
Pintu bawah panggul dengan diameter-diameter yang penting. Perhatikan bahwa diameter
anteroposterior dapat dibagi menjadi diameter sagital anterior dan posterior. Sumber:
Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
d. Bidang dengan dimensi panggul terbesar (tidak memiliki arti klinis).
(Cunningham, et al., 2010)
3. Bentuk-Bentuk Panggul
Caldwell dan Moloy mengembangkan suatu klasifikasi panggul yang masih digunakan hingga
saat ini. Klasifikasi Caldwell-Molloy didasarkan pada pengukuran diameter transversal terbesar di
pintu atas panggul dan pembagiannya menjadi segmen anterior dan posterior. Bentuk segmen-segmen
ini menentukan klasifikasi panggul menjadi: panggul ginekoid, anthropoid, android, ataupun
platipeloid. Karakter segmen posterior menentukan tipe panggulnya, dan karakter segmen anterior
menetukan kecenderungannya. Kedua hal ini ditentukan karena kebanyakan panggul bukan merupakan
tipe murni, melainkan campuran, misalnya, panggul ginekoid dengan kecenderungan android berarti
panggul posteriornya berbentuk ginekoid dan panggul anteriornya berbentuk android. (Cunningham, et
al., 2010)
Empat tipe panggul dengan klasifikasi Caldwell-Moloy. Garis yang melintasi diameter
transversal terlebar membagi pintu atas menjadi segmen posterior dan anterior. Sumber:
Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd ed.
Panggul ginekoid dianggap sebagai panggul normal wanita, sementara panggul android
merupakan varian dari panggul pria. Panggul android lebih sering ditemukan pada wanita dengan
akitvitas fisik yang berat selama masa remaja. Panggul android juga ditemukan pada wanita yang
mengalami keterlambatan dalam posisi tegak, yaitu setelah usia 14 bulan, sementara panggul platipeloid
lebih sering ditemukan pada wanita yang memiliki kemampuan posisi tegak sebelum umur 14 bulan
(Leong, 2006).
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35210/4/Chapter%20II.pdf