anatomi hidung

39
HIDUNG • Embriologi Embrional bagian kepala berkembang membentuk dua bagian rongga hidung yang berbeda. Pertama Bagian dinding lateral hidung yang kemudian berinvaginasi menjadi kompleks padat konka. Kedua

description

anatomi dan fisiologi hidung, anamnesis dan diagnosis kelainan pada hidung, transiluminasi, rinoskopi anterior, rinoskopi posterior

Transcript of anatomi hidung

Page 1: anatomi hidung

HIDUNG• Embriologi

•Embrional bagian kepala berkembang membentuk dua bagian rongga hidung yang berbeda.

Pertama

•Bagian dinding lateral hidung yang kemudian berinvaginasi menjadi kompleks padat konka.

Kedua

Page 2: anatomi hidung

EMBRIOLOGI

• Terbentuknya rongga hidung sebagai bagian yang terpisah yaitu daerah frontonasal dan bagian pertautan prosesus maksilaris

Usia kehamilan 4-8 minggu

• Jaringan mesenkim mulai terebentuk dinding lateral hidung dengan struktur yang masih sederhana

Usia kehamilan 6 minggu

• Tiga garis aksial berbentuk lekukan bersatu membentuk tiga buah konka (turbinate)

Usia kehamilan 7 minggu

Page 3: anatomi hidung

• Terbentuk sinus maksilaris yang diawali oleh invaginasi meatus media

Usia kehamilan 9 minggu

• Pembentukan sel ethmoidalis anterior dan sel ethmoidalis posterior

Usia kehamilan 14 minggu

• Dinding lateral hidung terbentuk dengan baik dan sudah tampak jelas proporsi konka

Usia kehamilan 36 minggu

EMBRIOLOGI

Page 4: anatomi hidung

EMBRIOLOGI SINUS PARANASAL

Sinus paranasal berasal dari invaginasi

mukosa rongga hidung

Dimulai pada fetus usia 3 – 4

bulan

Mencapai besar maksimal pada

usia 15 – 18 tahun

Page 5: anatomi hidung

• Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah:1. Pangkal hidung

(bridge)2. Dorsum nasi3. Puncak hidung4. Ala nasi5. Kolumela6. Lubang hidung (nares

anterior)

ANATOMI HIDUNG

Page 6: anatomi hidung

• Kerangka tulang terdiri dari:- Tulang hidung (os nasalis)- Prosesus frontalis os maksila- Prosesus nasalis os frontal

Page 7: anatomi hidung

ANATOMI HIDUNG Kerangka Hidung

Page 8: anatomi hidung

1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior

(kartilago ala mayor)3. Kartilago ala minor4. Tepi anterior kartilago septum

Tulang rawan

Page 9: anatomi hidung

TULANG RAWAN HIDUNG

Page 10: anatomi hidung
Page 11: anatomi hidung

Terdapat 4 buah dinding yang membatasi CAVUM NASI:1. Medial septum nasi2. Lateral konka nasi3. Inferior Os. Maksilaris + Os. Palatum4. Superior Lamina Kribriformis + Os. Sfenoid

ANATOMI HIDUNG

Page 12: anatomi hidung

ANATOMI HIDUNG

Terdapat 4 buah konka: 1.Konka nasalis inferior2.Konka nasalis media3.Konka nasalis superior4.Konka nasalis suprema

Page 13: anatomi hidung

ANATOMI HIDUNG

Diantara konka terdapat meatus :1. Superior- Konka superior dan konka media- Muara sinus sfenoid dan sinus etmoid posterior

2. Medius- Konka media dan dinding lateral- Muara sinus frontal, sinus maksilar, dan sinus etmoid anterior

3. Inferior - Konka inferior dan dasar hidung- Muara duktus nasolakrimalis

Page 14: anatomi hidung
Page 15: anatomi hidung
Page 16: anatomi hidung

ANATOMI HIDUNG VASKULARISASI

Bagian atas : a. Etmoid anterior & posterior a. Oftalmika a. Karotis interna

Bagian bawah : a. Maksilaris interna ujung a. Palatina mayor & a. Sfenopalatina

Bagian depan : cabang-cabang a. Fasialis

Bagian depan septum anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor pleksus Kiesselbach (Little’s area).

Page 17: anatomi hidung

Bagian depan : cabang-cabang a. Fasialis

Bagian depan septum anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor pleksus Kiesselbach (Little’s area).

ANATOMI HIDUNG VASKULARISASI

Page 18: anatomi hidung
Page 19: anatomi hidung

ANATOMI SINUS PARANASAL

Page 20: anatomi hidung
Page 21: anatomi hidung

secara umum ada dua sinus yang terbentuk seperti corong.

Dinding posterior sinus yang memisahkan sinus frontalis dari fosa kranium anterior lebih tipis.

Dasar sinus ini juga berfungsi sebagai bagian dari atap rongga mata.

*

Sinus Frontalis

Page 22: anatomi hidung

• Secara umum merupakan struktur bilateral yang terletak posterosuperior dari rongga hidung.

• Letak dari sinus oleh karena hubungan anatominya tergantung dengan tingkat pneumatisasi.

*

Sinus Sphenoidalis

Page 23: anatomi hidung
Page 24: anatomi hidung

Bentuk ethmoid seperti piramid dan dibagi menjadi sel multipel oleh sekat yang tipis.

Atap Sebelah anterior posterior agak miring (15°). 2/3 anterior tebal dan kuat dibentuk oleh os frontal dan foveola etmoidalis. 1/3 posterior lebih tinggi sebelah lateral dan sebelahmedial agak miring ke bawah ke arah lamina kribiformis.Cellulae ethmoidalis

Sinus Ethmoidalis

Page 25: anatomi hidung

Terbesar, btk piramid, didalam os maxillaDinding lateral cav.nasi (basisnya)Tulang wajah (dinding anterolateral)Facies infratemporalis (dinding posterior)Dasar cavum orbita (atap)Dinding medialnya terdapat HIATUS

MAXILLARIS

Sinus Maksilaris

Page 26: anatomi hidung
Page 27: anatomi hidung

Kompleks Osteomeatal

• Kompleks ostiomeatal (KOM) adalah bagian dari sinus etmoid anterior yang berupa celah pada dinding lateral hidung yang dibatasi oleh konka media dan lamina papirasea.

• Struktur anatomi penting yang membentuk KOM adalah prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi dan ressus frontal.

• KOM merupakan unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior, yaitu sinus maksila, etmoid anterior dan frontal.

• Jika terjadi obstruksi pada celah yang sempit ini, maka akan terjadi perubahan patologis yang signifikan pada sinus-sinus yang terkait.

Page 28: anatomi hidung

• Kompleks osteo-meatal (KOM)• Terdiri dari:• Osteomeatal anterior– Ostium sinus frontalis– Resesus frontalis– Ostium sinus maksilaris– Infundibulum– Meatus medius

• Osteomeatal posterior– Ostium sinus sphenoidalis– Resesus sphenoethmoidalis– Meatus superior

Page 29: anatomi hidung
Page 30: anatomi hidung

Sistem Mukulosiliar• di dalam sinus juga terdapat mukosa bersilia dan palut lendir di

atasnya.• di dalam sinus, silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan

lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur-jalur yang sudah tertentu polanya.

• Lendir yang berasal dari kelompok sinus anterior yang bergabung di infundibulum etmoid dialirkan ke nasofaring di depan muara tuba eustachius.

• Lendir yang berasal dari kelompok sinus posterior bergabung di resesus sfenoetmoidalis, dialirkan ke nasofaring di postero-superior muara tuba.

• Inilah sebabnya pada sinusitis didapati sekret pasca-nasal (post nasal drip), tetapi belum tentu ada sekret di rongga hidung.

Page 31: anatomi hidung

FISIOLOGI HIDUNG

Jalan napasPengatur kondisi udara

Penyaring dan

pelindung

Indera penghidu

Resonansi suara

Proses Bicara

Refleks Nasal

Page 32: anatomi hidung

• Fisiologi RespirasiUdara ke hidung nares anterior lalu naik ke atas setinggi konka media turun ke bawah ke arah nasofaring Aliran udara di hidung ini berbentuk lengkungan atau arkus. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian akan melalui nares anterior dan sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.

Fisiologi

Page 33: anatomi hidung

• Fungsi PenghiduSebagai indra penghidu & pengecap dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum.

• Resonansi Suara Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi..

Fisiologi

Page 34: anatomi hidung

-Di atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga atas septum.- epitel torak berlapis semu tidak bersilia -tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu.

Mukosa Penghidu

Page 35: anatomi hidung

nn.craniales ssp/sist.neuropsi/fkuh/jil/peb2006 37

N. I = N. OLFACTORIUSo Masuk : Lamina Cribrosa Os Ethmoidaleo Sp. Subarach : anterior Cisterna Chiasmatiso Nucleus : TIDAK ADAo Lintasan :

Fila Olfactoria → Bulbus Olfactorius → Tractus Olfatorius(pd mucosa cav. Nasi) (ganti neuron) ↓

(ke subst. perforata ant)↓

stria olfactoria ↓

St. Olf. Lateralis St. Olf. Intermedia St. Olf. Medialis (paling besar/penting) ↓ ↓

↓ Cortex Subst. Perf. Ant ke bulbus olf. Kontralat area periamygdalae + (area olf. Primer) + sistem Limbik + prepiriformis (uncus) area Brodmann 25 (cortex olf. PRIMER) (cortex olf. PRIMER)

↓ Area Entorrhinal(pd gyrus parahippocampi) = Area Olfactoris SECUNDER (area Brodmann 28)

o Ggl. Sensoris + Parasympathis : TIDAK ADA

Page 36: anatomi hidung

nn.craniales ssp/sist.neuropsi/fkuh/jil/peb2006

38

Page 37: anatomi hidung

•Hidung membantu pembentuk konsonan nasal (m,n,ng), rongga mulut tertutup dan hidung terbuka dan palatum mole turun untuk aliran udara.

Proses Bicara

•Mukosa hidung merupakan reseptor reflex yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan Irirasi mukosa hidung reflex bersin & napas berhenti.

Reflex Nasal

Fisiologi

Page 38: anatomi hidung

Pengatur Kondisi udara

Mengatur kelembaban udara yang di lakukan oleh palut lendir

(mucous blanket).

Mengatur suhu dimungkinkan karena banyaknya pembuluh

darah di epitel dan permukaan konka dan septum yang luas.

Penyaring dan Pelindung

Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel-

partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh

gerakan silia. Faktor lain ialah enzim lysozyme.

Fisiologi

Page 39: anatomi hidung

FUNGSI SINUS PARANASAL

Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)

Sebagai penahan suhu (termal insulators)

Membantu keseimbangan kepala

Membantu resonansi suara

Sebagai peredam perubahan tekanan udara

Membantu produksi mukus