Anamnesis Dan Pem Fisis
-
Upload
nida-nabilah-akmal -
Category
Documents
-
view
247 -
download
0
description
Transcript of Anamnesis Dan Pem Fisis
PEMERIKSAAN PADA BAYI DAN ANAK
Dr Hj Rahmini Shabariah SpA
Autoanamnesis/aloanamnesis Sekitar 80% data yg diperlukan untuk
membuat diagnosis penyakit anak diperoleh dari anamnesis
Tehnik anamnesis yang baik diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat
Anamnesis merupakan proses yg didasarkan pada hubungan interpersonal
Anamnesis
1. Identitas pasien : nama pasien ( inisial
dipakai untuk presentasi kasus tetapi
untuk rekam medik harus jelas), umur,
jenis kelamin, alamat, nama, umur,
pendidikan dan pekerjaan orangtua,
agama dan suku bangsa.
Langkah Membuat Anamnesis
2. Keluhan utama dan tambahan : demam
, batuk, mencret, kejang, muntah, edema,
sesak napas, sianosis, ikterus, perdarahan
dll (harus dideskripsikan dengan jelas)
3. Riwayat perjalanan penyakit : cerita
disusun secara kronologis , terinci dan
jelas sejak pasien merasakan keluhan
pertama kemudian dibawa berobat hingga
pasien datang ke kita
4. Riwayat penyakit dahulu : penyakit yg
pernah diderita (yg ada hubungannya atau
tidak ada hubungannya dg penyakit
sekarang).
5. Riwayat kehamilan ibu: keadaan
kesehatan ibu selama hamil ps
6. Riwayat kelahiran ps : ditanyakan tempat,
tanggal dan bagaimana proses kelahirannya
(cara lahir, A/S, BL, PL, kondisi air ketuban,
dan kesulitan saat proses kelahiran)
7. Riwayat Makan : makanan yg dikonsumsi anak
(jangka panjang/ jangka pendek ) dari sejak lahir
hingga saat ini shg dapat dinilai kualitas dan
kuantitas makanannya
8. Riwayat imunisasi : imunisasi yg pernah dan
belum dilakukan
9. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
anak : misalnya melihat KMS anak, menanyakan
kemajuan kemampuan dan ketrampilan anak
sejak lahir hingga saat ini . Pada anak yg lebih
besar ditanyakan prestasi belajar anak
10. Riwayat keluarga : untuk memperoleh
gambaran keadaan sosek-budaya dan
kesehatan keluarga pasien.
11. Corak reproduksi ibu : untuk menilai
status kesehatan ibu dan anak-anak
lainnya (usia hamil, jarak kelahiran dan
riwayat aborsi/ kelahiran )
12. Data perumahan : kondisi rumah,
tetangga dan fasilitas kesehatan, sosial
dan lain-lain
PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh,
dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Tahap-tahap yang dilakukan
Inspeksi : umum dan lokal
Palpasi : meraba dengan 1 atau 2 telapak
dan jari tangan dapat ditentukan bentuk,
besar, tepi, permukaan serta konsistensi
organ
Ukuran organ dapat diumpamakan dengan
besaran yang sudah dikenal
Permukaan organ : rata atau berbenjol-
benjol
Konsistensi organ : lunak, keras, kenyal,
kistik, flukuasi dan lain-lain
Tepi organ : tajam atau tumpul
Perkusi : dengan mengetuk secara
langsung atau tidak langsung pada daerah
yang akan diperkusi
Suara perkusi adalah sonor (paru normal),
pekak ( pada otot), timpani (pada
lambung), redup (suara antara sonor dan
pekak), dan suara hipersonor (suara antara
sonor dan timpani)
Auskultasi : dengan stetoskop ,
terdengar suara napas, bunyi dan bising
jantung, peristaltik usus, dan aliran darah
dalam pembuluh darah
Stetoskop : stetoskop binaural ( sisi
membran untuk bernada rendah dan
berfrekuensi tinggi sedangkan sisi
mangkuk untuk bernada tinggi dan
berfrekuensi rendah
PEMERIKSAAN FISIS UMUM
1. Keadaan sakit ( fasies dan posisi pasien)
(tidak tampak sakit, sakit ringan sedang atau
sakit berat)
2. Kesadaran :
Komposmentis : ps sadar sepenuhnya
dan memberi respon yg adekuat
terhadap semua stimulus
Apatik : pasien sadar, acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitar
Somnolen pasien tampak mengantuk, tidak
responsif terhadap stimulus ringan
Sopor pasien tidak memberikan respon
ringan/sedang, tetapi memberi sedikit respon
terhadap stimulus kuat, refleks cahaya masih
positif
Koma pasien tidak bereaksi terhadap stimulus
apapun, refleks cahaya tidak ada
Delirium keadaan kesadaran yang menurun
serta kacau
Nadi : • Laju nadi ; Takikardi, bradikardi kenaikan suhu 1° C 15-20/mnt
• Irama ; teratur, aritmia/disritmia, ireguler, sepasang atau kelompok tiga
• Isi/ kualitas nadi ;cukup, pulsus seler, pulsus parvus et tardus , pulsus alternans
• Ekualitas nadi; teraba sama pd ke-4 • Ekstremitas (a.radialis, a brakialis, a femoralis dan a. dorsalis pedis
3. Tanda Vital
Tekanan darah
• Ideal pada ke-4 ekstremitas
• Lengan atas kanan
• Duduk, berbaring, tenang, tidur, menangis
• Tekanan nadi : perbedaan tekanan darah
sistolik – tekanan darah diastolik
• Perbedaan tekanan darah sistolik pada saat
inspirasi dan saat ekspirasi ≤ 10 mmHg
Pernapasan
Tipe abdominal , torakal
Laju pernapasan : takipneu, bradipneu, dispneu, ortopneu
Irama atau keteraturan
Kedalaman : dangkal , dalam
Pola pernapasan : normal, Kussmaul, Cheyne- Stokes dan Biot
Suhu Tubuh
Normal berkisar 36,5 -37,5 °C
Hipertermia ( suhu tubuh > 41°C)
Hipotermia (suhu tubuh < 35° C)
Penilaian secara klinis (inspeksi dan palpasi) dan antropometri
BB/U BB saat ini x 100% BB standar sesuai umur < 60 % gizi buruk 60-80 % gizi kurang 80-120% gizi baik >120 % gizi lebih TB/U TB saat ini x 100% TB standar sesuai umur < 70 % gizi buruk 70-90 % gizi kurang 90-110 % gizi baik
4. Kesan status gizi
BB/TB BB saat ini x 100% BB standar sesuai TB < 70 % gizi buruk 70-90 % gizi kurang 90-110 % gizi baik 110-120 % gizi lebih/ overweight > 120 % obesitas
Kulit : Warna (sianosis/ikterik/pucat) kelainan hemangioma, purpura, petekie, eritema, eksantem, urtikaria, papula, nodul, vesikula, ulkus, pustula, milia,), edema, turgor kulit, dll
Rambut : warna, tekstur, distribusinya dan kekuatannya
Kelenjar Getah Bening : oksipital, retroaurikuler, ketiak , dg ukuran diameter sd 3 mm dan di leher, inguinal dg ukuran diameter ≤1 mm masih dalam batas normal
Kulit, Rambut dan Kelenjar Getah Bening
Bentuk dan ukuran kepala ; diukur rutin sd 3 tahun, makrosefali/mikrosefali
Kontrol kepala ; 3 bulan mengangkat kepala, asimetric tonik neck (TNR) sd 4-6 bln
Rambut dan kulit kepala Ubun-ubun ; diameter transversal 2,5 cm kdg
4-5 cm , usia 1 tahun 40% menutup, 19 bulan 90% menutup
Wajah ; asimetri wajah paralisis fasialis, wajah dismorfik (Sindrom Down), hipetelorisme jarak antara kedua pupil lebih dari 3,5-5,5 cm
Kepala dan Leher
Mata ; visus pd by usia 2 bln mengikuti gerakan
jari, 6 bln memfokuskan pandangan
Palpebra ; ptosis/ lagoftalmus, hordeolum bisul
pada tepi palpebra
Alis dan bulu mata : alis sisi kanan dan kiri
bertemu di tengah pada sindrom Cornelia de
Lange
Konjungtiva anemia, xeroftalmia, pterigium,
konjungtivitis fliktenularis
Sklera : ikterus, blue sclerae pada osteogenesis
imperfekta
Kornea keratitis/ ulkus kornea
Pupil (refleks cahaya langsung / tak
langsung), midriasis /miosis, katarak, pada
albinisme pupil tampak merah
Lensa mata ; katarak bila lensa keruh
TORCH, Sindrom Down, dan Sindrom Marfan
Eksoftalmus pada hipertiroidisme /
enoftalmus pada sindrom Horner,
mikroftalmus
Strabismus ; deviasi sumbu mata normal sd
usia 3-6 bulan, terkadang sesekali terjadi
bbrp detik sd usia 1,.5 thn
Nistagmus / gerak bola mata ritmik akibat
kelainan okuler, vestibuler atau neurogenik
Doll’s eye phenomenon
Telinga ; luar, tengah (membran timpani)
dan dalam
Hidung ; deviasi septum , epistaksis, sekret,
Mulut ; trismus (ukuran ujung gigi seri
atas-bwh) halitosis
Bibir ; labioskisis, keilosis,
Mukosa pipi ; oral trush, candida albicans,
bercak koplik
Ginggiva ; epulis (hiperplasia gusi)
Palatum ; palatoskizis, high arch palate
Lidah ; makroglosia, Geographic tongue,
coated tongue,
Gigi geligi ; kelainan gigi/karies gigi
Faring ; abses retrofaring, tonsil
(T0,T1,T2,T3)
Laring ; suara stridor
Higroma koli ; masa kistik lunak difus batas
tidak jelas, dapat sedikit digerakan
Tekanan vena yugularis , perasat hepato-
yugular
Tortikolis ; posisi kepala miring ke satu sisi
dan terputar ke sisi yg lain akbat
pemendekan m sternokleidomastoideus
Leher
Higroma koli kistikum (kistik, lunak, difus,
multilokular, sedikit digerakan
Kista duktus tiroglosus, digaris tengah/ sedikit
lateral
Kaku kuduk ;
Masa tiroid
Bentuk dada ; pektus ekskavatum ,
pektus karinatum, barrel chest
Payudara pertumbuhan payudara
(telars) pd♀ sedangkan ginekomasti
pada ♂
Dada
Inspeksi,
Palpasi : meletakkan telapak tangan serta jari2
pada seluruh dinding dada dan punggung
Simetri/asimetri kelainan tasbih (rosary)
Fremitus suara meninggi akibat konsolidasi dan
mengurang pada obstruksi jalan napas, atelektasis,
efusi pleura dll
Krepitasi subkutis pada akibat udara di bawah kulit
Paru-paru
Perkusi : Perkusi langsung dan tak langsung
Pekak hati setinggi sela iga ke-6 aksilaris media
kanan (berkisar 1-2 sela iga), batas bawah paru
belakang adalah setinggi iga ke-8 sd ke -10
Hipersonor/timpani : suara abN yaitu akibat
emfisema paru, pneumotorak
Redup/ pekak ; suara sonor yang melemah
akibat pneumonia lobaris, atelektasis, tumor,
efusi pleura
Auskultasi : mendeteksi suara napas dasar
dan tambahan
Suara napas dasar : vesikuler, inspirasi lebih
keras dan lebih panjang
Bronkial, suara inspirasi keras disusul
ekspirasi lebih keras lagi.
Amforik tiupan pada mulut botol kosong
kaverne
Suara napas tambahan : ronki basah , ronki
kering, wheezing/mengi, krepitasi,
Inspeksi : melihat denyut apeks/iktus cordis,
terletak pada garis midkavikula kiri sela iga 4,
diraba dalam keadaan anak duduk atau
sedikit membungkuk
Detak pulmonal / BJ II teraba bila terdapat
hipertensi pulmonal, di sela iga ke-2 tepi kiri
sternum hipertensi pulmonal (PDA/VSD, MI)
Getaran bising, bila terjadi bising keras
(derajat 4/6 atau lebih)
Jantung
Perkusi : pada anak besar dilakukan dari
perifer ke tengah untuk menilai
pembesaran jantung
Auskultasi : sisi mangkuk dilekatkan kuat
pada dinding dada untuk mendengar nada
tinggi, kemudian lekatan dikurangi untuk
mendengar bunyi bernada rendah
Auskultasi pada apeks, tepi kiri sternum
bawah, ke atas sepanjang tepi kiri kemudian
kanan sternum, daerah infra dan
supraklavikula kiri-kanan, lekuk
suprasternal, daerah karotis kanan kiri dan
perut ( bruit pada koarktasio aorta
abdominalis
BJ I-II di daerah mitral di apeks, daerah
trikuspid di parasternal kiri bawah, daerah
pulmonal di sela iga ke 2 tepi kiri sternum
dan daerah aorta di sela iga ke 2 tepi kanan
sternum
BJ I : bunyi penutupan katup
atrioventrikuler dan BJ II penutupan katup
aorta dan pulmonal
Bunyi bising jantung dan derap jantung
BJ normal, mengeras atau melemah
BJ I mengeras pada (ASD, MS, TS) dan
melemah pada miokarditis dan MI/TI)
BJ II terdengar tunggal pada obstruksi jalan
keluar ventrikel kanan
BJ III terdengar jelas di apeks atau
parastrenal kiri bawah, dalam keadaan
miring kekiri
Bila BJ III mengeras disertai takikardi akan
terdengar irama derap (gallop rhythm)
BJ II terpecah/ split pada inspirasi dan tunggal
pada ekspirasi
BJ II terpecah akibat tekanan intratorakal makin
menurun sehingga aliran balik ke atrium dan
ventrikel kanan bertambah, dan resistensi
vaskular paru menurun sehingga aliran darah
ke paru bertambah dan waktu ejeksi ventrikel
kanan bertambah , keduanya menyebabkan
waktu penutupan katup pulmonal bertambah.
BJ IV normal tidak terdengar.
Irama derap apabila BJ III dan BJ IV mengeras disertai takikardia
Klik adalah bunyi detakan pendek bernada tinggi, klik ejeksi pada SA dan SP
Bising jantung Derajat bising (1/VI sd 6/VI), pungtum
maksimum, penjalarannya dan kualitas bising (pansistolik, sistolik/diatolik dini, ejeksi sistolik, sistolik/diastolik akhir, bising kontinu)
Bising inosen : kebanyakan bising ejeksi
sistolik, berderajat 3/6 atau kurang dan
terbatas, perubahan intensitas akibat
perubahan posisi yaitu melemah saat duduk
dan menguat saat terlentang, dan tidak
berhubungan dengan kelainan struktur
jantung.
Inspeksi Membuncit simetrik/ asimetrik, kelainan
pada dinding perut (hernia umbilikalis, omfalokel, urakus paten)
Gerakan dinding perut pada anak < 6-7 tahun gerakan napas perut dominan sehingga bila terdapat kelainan pada usus akan berkurang gerakannya
Abdomen
Auskultasi ; suara peristaltik terdengar
tiap 10-30 detik, pada keadaan obstruksi
bunyi akan nyaring (metalic sound) .
Perkusi abdomen penekanan lebih ringan
dilakukan di daerah epigastrium sampai
abdomen bagian bawah, bunyi normal
adalah timpani
Perkusi untuk menentukan ada cairan
bebas / asites atau udara dalam rongga
abdomen, menentukan batas hati dan
batas massa intrabdomen.
Pekak hati menghilang akibat udara bebas
dalam rongga abdomen.
4 cara menentukan asites : perkusi
sistematis dari umbilikus ke lateral bawah,
shifting dullness, undulasi, dan knee chest
position .
Palpasi :
Posisi lutut menekuk dan anak menarik napas
dalam agar otot perut lemas.
Palpasi monomanual/ bimanual,
Tangan kanan di letakkan di permukaan perut,
palpasi dimulai dari kiri bawah, kiri atas, kanan
atas kemudian kanan bawah.
Palpasi dapat dilakukan mulai daerah yang
terasa sakit lebih dahulu, dan dilakukan dengan
palpasi ringan kemudian lebih dalam
Ketegangan otot perut ( defence
musculaire) dapat terjadi pada peradangan
organ abdomen
Hati : palpasi dilakukan mono/bimanual
terutama dengan menggunakan ujung jari.
Pembesaran hati (hepatomegali)
dinyatakan berapa bagian besarnya atau
dalam ukuran cm dengan 2 patokan garis.
Limpa : cara palpasi sama dengan hati,
pembesaran limpa (splenomegali) menurut
cara Schuffner
Ginjal : Dilakukan pemeriksaan
ballotement, dengan kedua tangan.
Pemeriksaan anus dan rektum
Genitalia :
Wanita ; labia minora, klitoris, ambigus
genitalia, sinekia, himen imperforata
ditandai dengan hematokolpos dan tanda
tanda seks sekunder
Laki-laki : penis, skrotum, testis,
hipospadia, kriptorkismus, fimosis dan
tanda seks sekunder
Anggota gerak : amelia, ekstromelia,
fokomelia, sindaktili, polidaktili , clubbing
fingers, genu varum/genu valgum, club
foot, pes kavus, pes ekuinus, scissors’ gait,
ataksia, spasme karpopedal, atrofi,
hipotrofi, kontraktur, dislokasi dan lain-lain
Anggota Gerak dan Tulang Belakang
Tulang Belakang ; lordosis, kifosis,
skoliosis, kaku kuduk, opistotonus,
meningokel, ensefalokel, spina bifida dan
lain-lain.
Kejang tonik, klonik, umum, lokal, post iktal
(setelah kejang) , grand mal , petit mal,
tremor, twitching, , korea, paresis, paralisis,
hemiplegia, paraplegia, tetraparesis dll
Refleks superfisial pada dinding perut,
pada kulit paha bagian dalam , jika terdapat
lesi sentral, medula atau piramidal refleks
menjadi negatif
Pemeriksaan Neurologi
Refleks tendon dalam pada tendon biseps,
triseps, patela dan Achilles pada lesi upper motor
neuron akan meninggi sedangkan pada lesi lower
motor neuron akan menurun
Refleks patologis :
Refleks Babinski, refleks Oppenheim, refleks
Hoffman, klonus pergelangan kaki dan klonus
patela , semua refleks akan positif pada lesi upper
motor neuron
Tanda rangsang meningeal , kaku kuduk,
perasat Brudzinski I, perasat Brudzinski II,
perasat Kernig semua positif pada kelainan
di selaput meningen dan tanda
tetani/Chvovsteck
Uji kekuatan otot (5-0) dan tonus otot
Uji sensibilitas: uji sentuhan, rasa nyeri,
perasaan vibrasi, uji posisi, , uji koordinasi,
uji Romberg
Saraf otak I (N. Olfaktorius) Saraf otak II (N Optikus) Saraf otak III, IV, VI (N Okulomotorius.,
troklearis, dan abdusen Saraf otak V (N Trigeminus) Saraf otak VII (N Fasialis) Saraf otak VIII (N akustikus) Saraf otak IX (N glossofaringeus) Saraf otak X (N vagus) Saraf otak XI (N Assecorius) Saraf otak XII (N hipoglossus)
Pemeriksaan Saraf Otak
Pemeriksaan saraf otak , refleks rooting dan sucking
Pemeriksaan motor : tonus fasik, tonus postural (reaksi tarikan, suspensi vertikal dan horizontal)
Pemeriksaan refleks neonatal primer : moro, tonik neck, plantar grasp, palmar grasp, withdrawal,
Pemeriksaan oftalmoskopi Pemeriksaan sensibilitas Pengukuran lingkaran kepala dan tranluminasi
kepala
Pemeriksaan Neurologi Neonatus
Pemeriksaan saat lahir : adaptasi neonatus,
mencari kelainan kongenital , jumlah cairan
amnion plasenta, tali pusat, berat lahir , usia
gestasi.
Kelainan di mulut, anus, kelainan garis tengah,
jenis kelamin dll
Pemeriksaan lanjutan : warna kulit, keaktifan,
tangisan bayi, wajah neonatus, keadaan gizi,suhu
Pemeriksaan Fisis Neonatus
Pemeriksaan secara rinci : kulit, kepala , leher, wajah, mata. telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, ekstremitas, tulang belakang, genitalia dan anus
Ukuran antropometri BL 2500-4000 gram, PB 45 cm - 54 cm, LK 33-37 cm, LD 2 cm
lebih kecil LK
Pemeriksaan neurologi :
Pemeriksaan usia kehamilan
63
Cara menetukan umur kehamilan menurut Ballard (1977), berdasarkan ciri kematangan fisis
0 1 2 3 4 5
KulitMerah seperti agar, transparan
Merah muda licin/ halus tampak vena
Permukaan mengelupas dgn/tanpa ruam, sedikit vena
Daerah pucat retak2, vena jarang
Seperti kertas kulit, retak lbh dalam, tdk ada vena
Seperti kulit, retak2, megkerut
Lanego Tdk ada Banyak Menipis Menghilang Umumnya tdk ada
Lipatan plantar
Tdk adaTanda merah sangat sedikit
Hanya lipatan anterior yh melintang
Lipatan 2/3 anterior
Lipatan di seluruh telapak
Payudara Hampir tdk tampakAreola datar, tdk ada tonjolan
Areola seperti titik, tonjolan 1-2 mm
Areola lbh jelas, tonjolan 3-4 mm
Areola penuh, tonjolan 5-10 mm
Daun telinga Datar, tetap terlipatSedikit melengkung, lunak, lambat membalik
Bentuknya lbh baik, lunak, mudah membaik
Bentuk sempurna, membalik seketika
Tulang rawan tebal, telinga kaku
Kelamin lelakiSkrotum kosong, tdk ada ruga
Testis turun, sedikit ruga
Testis di bawah, ruganya bagus
Testis bergantung, ruganya dalam
Kelamin perempuan
Klitoris & labia minora menonjol
Labia mayora & minora sama-sama menonjol
Labia mayora besar, labia minora kecil
Klitoris & labia minora ditutupi labia mayora
64
Kematangan neuromuskular
65
Penilaian Tingkat Kematangan
Nilai Minggu
5101520253035404550
26283032343638404244
Waktu pulang :
SSP : aktivitas bayi , ubun-ubun
tegang/tidak
Tanda vital , aktif
Kulit : ikterus , pioderma
Jantung : bising jantung
Abdomen : tumor
Genitalia
Tali pusat infeksi
Pada laki-laki : pacu tumbuh, perubahan suara,
pertumbuhan testis, penis, rambut pubik, rambut ketiak dan janggut
Pada wanita : pacu tumbuh, pertumbuhan payudara, rambut pubik dan aksila, genitalia eksterna, dan haid
Gangguan / penyimpangan proses pubertas : pubertas prekok atau pubertas terlambat
Pubertas