Anamnes Is

26
ANAMNESIS Desember 2, 2008 razimaulana Tinggalkan komentar Go to comments Copyright © 2008-2009 dr.Razi Blog pada WordPress.com . Theme: INove by NeoEase . Tujuan belajar : Mampu menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan, riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga sosial serta riwayat lain yag relevan. Pendahuluan Bagi para mahasiswa kedokteran saat yang paling ditunggu- tunggu adalah ketika mereka untuk pertama kalinya mulai berhadapan langsung dengan pasien yang sesungguhnya. Ini adalah saat pertama kalinya mereka merasakan sebagai seorang ‘dokter’. Tetapi ini juga adalah saat yang mendebarkan dan membingungkan karena mereka umumnya belum siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai kontak pertamanya dengan seorang pasien. Pada umumnya kontak pertama antara seorang dokter dan pasien dimulai dari anamnesis. Dari sini hubungan terbangun sehingga akan memudahkan kerjasama dalam memulai tahap-tahap pemeriksaan berikutnya. Dalam menegakkan suatu diagnosis anamnesis mempunyai peranan yang sangat penting bahkan terkadang merupakan satu-satunya petunjuk untuk menegakkan diagosis. Pengertian Anamnesis Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.

Transcript of Anamnes Is

Page 1: Anamnes Is

 

ANAMNESIS

Desember 2, 2008 razimaulana Tinggalkan komentar Go to comments Copyright © 2008-2009 dr.Razi Blog pada WordPress.com. Theme: INove by NeoEase.

Tujuan belajar : Mampu menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yangdisampaikan, riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga sosial sertariwayat lain yag relevan.PendahuluanBagi para mahasiswa kedokteran saat yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika mereka untuk pertama kalinya mulai berhadapan langsung dengan pasien yang sesungguhnya. Ini adalah saat pertama kalinya mereka merasakan sebagai seorang ‘dokter’. Tetapi ini juga adalah saat yang mendebarkan dan membingungkan karena mereka umumnya belum siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai kontak pertamanya dengan seorang pasien.Pada umumnya kontak pertama antara seorang dokter dan pasien dimulai dari anamnesis. Dari sini hubungan terbangun sehingga akan memudahkan kerjasama dalam memulai tahap-tahap pemeriksaan berikutnya. Dalam menegakkan suatu diagnosis anamnesis mempunyai peranan yang sangat penting bahkan terkadang merupakan satu-satunya petunjuk untuk menegakkan diagosis.

Pengertian AnamnesisAnamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.

Tujuan AnamnesisTujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik antara seorang dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cederung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya.

Page 2: Anamnes Is

Jenis AnamnesisAda 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.

Persiapan untuk anamnesisAnamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang melakukan anamnesis tersebut menguasai dengan baik teori atau pengetahuan kedokteran. Tidak mungkin seorang dokter akan dapat mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya dan akhirnya mengambil kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan bila dia tidak menguasai dengan baik ilmu kedokteran. Seorang dokter akan kebingungan atau kehilangan akal apabila dalam melakukan anamnesis tidak tahu atau tidak mempunyai gambaran penyakit apa saja yang dapat menimbulkan keluhan atau gejala tersebut, bagaimana hubungan antara keluhan-keluhan tersebut dengan organ-organ tubuh dan fungsinya. Umumnya setelah selesai melakukan anamnesis seorang dokter sudah harus mampu membuat kesimpulan perkiraan diagnosis atau diagnosis banding yang paling mungkin untuk kasus yang dihadapinya. Kesimpulan ini hanya dapat dibuat bila seorang dokter telah mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kemampuan teori atau ilmu pengetahuan kedokteran yang memadai.Meskipun demikian harus disadari bahwa tidak ada seorang dokterpun yang dapat dengan yakin menyatakan bahwa dia pasti selalu siap dan mampu mendiagosis setiap keluhan pasiennya. Bahkan seorang dokter senior yang sudah berpengalaman sekalipun pasti pernah mengalami kebingungan ketika menghadapi pasien dengan keluhan yang sulit dianalisa.

Cara melakukan anamnesisDalam melakukan anamnesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang dokter, antara lain :1. Tempat dan suasanaTempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung. Suasana diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.

2. Penampilan dokterPenampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan meningkatkan kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga seorang dokter yang tampak ramah,

Page 3: Anamnes Is

santai akan lebih mudah melakukan anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.

3. Periksa kartu dan data pasienSebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan pasien A tetapi kartu datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya. Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis dan pemeriksaan saat ini.

4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannyaPada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan leluasa menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur. Pada saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana.

5. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengertiSelama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.

6. Buat catatanAdalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dokter melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang panjang.

7. Perhatikan pasiennyaSelama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi bebas atau posisi letak paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakah tampak segar atau lesu, pucat dan lain-lain.

8. Gunakan metode yang sistematisAnamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka anamnesis yang baku. Dengan cara demikian maka diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.

Tantangan dalam Anamnesis1. Pasien yang tertutupAnamnesis akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dokternya. Keadaan ini dapat disebabkan pasien merasa cemas atau tertekan, tidak leluasa menceritakan keluhannya atau dapat pula perilakunya yang

Page 4: Anamnes Is

demikian karena gangguan depresi atau psikiatrik. Tergantung masalah dan situasinya kadang perlu orang lain (keluarga atau orang-orang terdekat) untuk mendampingi dan menjawab pertanyaan dokter (heteroanamnesis), tetapi kadang pula lebih baik tidak ada seorangpun kecuali pasien dan dokternya. Bila pasien dirawat di rumah sakit maka anamnesis dapat dilanjutkan pada hari-hari berikutnya setelah pasien lebih tenang dan lebih terbuka.

2. Pasien yag terlalu banyak keluhanSebaliknya tidak jarang seorang pasien datang ke dokter dengan begitu banyak keluhan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tugas seorang dokter untuk memilah-milah keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya dan mana yang hanya keluh kesah. Diperlukan kepekaan dan latihan untuk membedakan mana yang merupakan keluhan yang sesungguhnya dan mana yang merupakan keluhan mengada-ada. Apabila benar-benar pasien mempuyai banyak keluhan harus dipertimbangkan apakah semua keluhan itu merujuk pada satu penyakit atau kebetulan pada saat tersebut ada beberapa penyakit yang sekaligus dideritanya.

3. Hambatan bahasa dan atau intelektualSeorang dokter mungkin saja ditempatkan atau bertugas disuatu daerah yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa daerah yang belum kita kuasai. Keadaan semacam ini dapat menyulitkan dalam pelaksanaan anamnesis. Seorang dokter harus segera belajar bahasa daerah tersebut agar dapat memperlancar anamnesis, dan bila perlu dapat meminta bantuan perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mendampingi dan membantu menerjemahkan selama anamnesis. Kesulitan yang sama dapat terjadi ketika menghadapi pasien yang karena intelektualnya yang rendah tidak dapat memahami pertanyaan atau penjelasan dokternya. Seorang dokter dituntut untuk mampu melakukan anamnesis atau memberikan penjelasan dengan bahasa yang sangat sederhana agar dapat dimengerti pasiennya.

4. Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwaDiperlukan satu tehnik anamnesis khusus bila seorang dokter berhadapan dengan penderita gangguan atau penyakit jiwa. Mungkin saja anamnesis akan sangat kacau, setiap pertanyaan tidak dijawab sebagaimana seharusnya. Justru di dalam jawaban-jawaban yang kacau tersebut terdapat petunjuk-petunjuk untuk menegakkan diagnosis. Seorang dokter tidak boleh bingung dan kehilangan kendali dalam melakukan anamnesis pada kasus-kasus ini.

5. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkanTidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang ke dokter sudah dalam keadaan marah dan cenderung menyalahkan. Selama anamnesis mereka menyalahkan semua dokter yang pernah memeriksanya, menyalahkan keluarga atau orang lain atas masalah atau keluhan yang dideritanya. Umumnya ini terjadi pada pasien-pasien yang tidak mau menerima kenyataan diagnosis atau penyakit yang dideritanya. Sebagai seorang dokter kita tidak boleh ikut terpancing dengan menyalahkan sejawat dokter lain karena hal tersebut sangat tidak etis. Seorang dokter juga tidak boleh terpancing dengan gaya dan pembawaan

Page 5: Anamnes Is

pasiennya sehingga terintimidasi dan menjadi takut untuk melakukan anamnesis dan membuat diagnosis yang benar.

Sistematika AnamnesisSebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja yang membacanya. Sistematika tersebut terdiri dari :1. Data umum pasien2. Keluhan utama3. Riwayat penyakit sekarang4. Riwayat penyakit dahulu5. Riwayat penyakit keluarga6. Riwayat kebiasaan/sosial7. Anamnesis sistem

1. Data umum pasiena. Nama pasienSebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.b. Jenis kelaminSebagai kelengkapan harus juga ditulis datanyac. UmurTerutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untukmenentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinanpenyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.d. AlamatApabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamatsekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya.Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atauuntuk data epidemiologi penyakit.e. PekerjaanBila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien denganpekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.f. PerkawinanKadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasieng. AgamaKeterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan)seorang pasien menurut agamanya.h. Suku bangsaBerhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungandengan ras/suku bangsa tertetu.

2. Keluhan UtamaKeluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga

Page 6: Anamnes Is

mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan cermat untuk menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.3. Riwayat Penyakit SekarangDari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha berobat. Selama melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan lengkap.Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertologan medis. Apakah munculnya keluhan atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya ada faktor-faktor yang mencetuskan atau memperberat penyakit atau faktor-faktor yang memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut bersifat serangan maka tanyakan seberapa sering atau frekuensi munculnya serangan dan durasi atau lamanya serangan tersebut.Keluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang menyertai keluhan atau gejala utama. Dalam bagian ini juga ditanyakan usaha berobat yang sudah dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.

4. Riwayat Penyakit dahuluSeorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.5. Riwayat penyakit KeluargaUntuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.6 Riwayat Kebiasaan/SosialBeberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan pasien usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.

Page 7: Anamnes Is

7. Anamnesis SistemAnamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang terlewatkan.

Kesimpulan AnamnesisPada akhir anamnesis seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang dibuat haruslah logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus yang sulit dengan banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah dengan membuat daftar masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah.

Rumah sakitDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Klinik

Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

Page 8: Anamnes Is

KelahiranDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Kelahiran pada kehidupan manusia.

Kelahiran adalah sebuah proses dalam hewan di mana anak dikeluarkan dari badan ibunya. Bentuk berbeda dari kelahiran adalah ovipari, vivipari atau ovovivipari.

Dalam manusia, anak yang belum dilahirkan disebut fetus setelah masa embrio.

[sunting] Arti medis

Kelahiran anak adalah proses akhir dari kehamilan yang sukses manusia yang menghasilkan bayi dilahirkan.

Kelahiran anak alami adalah sebuah teknik kelahiran dengan penggunaan bantuan medis minimal, terutama anaesthetics.

Defect kelahiran adalah sebuah ketidaknormalan fisik atau mental yang hadir pada saat kelahiran.

Kelahiran banyak adalah kelahiran dalam masa kehamilan tunggal yang meliputi kelahiran lebih dari satu bayi seperti dua (kembar) atau tiga (triplet) atau empat (quadruplet), dst.

Page 9: Anamnes Is

KEBUTUHAN IBU HAMIL SELAMA TRIMESTER I ,II, III

1. TRIMESTER I

Sekarang wanita merasa sedang hamil dan perasaannya pun bisa menyenangkan

atau tidak menyenangkan. Hal ini dipengaruhi oleh keluhan umum seperti lelah,

lemah, mual, sering buang air kecil, membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat

dan sering kali membenci kehamilannya perubahan emosi yang sering terjadi adalah

mudah menangis, mudah tersinggung, kecewa penolakan, dan gelisah serta seringkali

biasanya pada awal kehamilan ia berharap untuk tidak hamil.

Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali ibu mencari tanda-

tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. ibu sering merasa

ambivalen, bingung, sekitar 80% ibu melewati kekecewaan, menolak, sedih, gelisah.

Kegelisahan timbul karena adanya perasaan takut, takut abortus atau kehamilan

dengan penyulit, kematian bayi, kematian saat persalinan, takut rumah sakit, dan lain-

lain. Perasaan takut ini hendaknya diekspresikan sehingga dapat menambah

pengetahuan ibu dan banyak orang yang membantu dan member perhatian. Oleh

karena itu sangat penting adanya keberanian wanita untuk komunikasi baik dengan

pasangan, keluarga meupun bidan.

Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan relasi dengan suami.

Wanita merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang atraktif adanya perubahan fisik

sehingga menjadi tidak percaya diri. Kebanyakan wanita mengalami penurunan libido

pada periode ini. Keadaan ini membutuhkan adanya komunikasi yang terbuka dan

jujur dengan suami. Perubahan psikologi ini menurun pada trimester 2 dan meningkat

kembali pada saat mendekati persalinan.

Kegelisahan sering dibarengi dengan mimpi buruk, firasat dan hal ini sangat

mengganggu. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman akan kehamilan,

bahaya/risiko,komitmen untuk menjadi orang tua, pengalaman hamil akan membuat

wanita menjadi siap. Perasaan ambivalen akan berkurang pada akhir trimester 1

Page 10: Anamnes Is

ketika wanita sudah menerima/ menyadari bahwa dirinya hamil dan didukung oleh

perasaan aman untuk mengekspresikan perasaannya.

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah

adalah timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya mempunyai keturunan

bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan

pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah akan sangat memperhatikan

keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut

mencederai janin.

2. TRIMESTER II

Periode ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu sudah bebas dari

ketidaknyamanan. Selama periode ini wanita sudah mengharapkan bayi. Dengan

adanya gerakan janin, rahim yang semakin membesar, terlihatnya gerakan bayi saat di

USG semakin meyakinkan dia bahwa bayinya ada dan dia sedang hamil. Ibu

menyadari bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya oleh karena itu

sekarang ia lebih fokus memperhatikan bayinya. Ibu sudah menerima kehamilannya

dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.

Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha terlihat sebagai ibu yang baik, dan dengan

adanya gerakan janinia menyadari identitasnya sebagai ibu. Hal ini menimbulkan

perubahan yang baik seperti kontak sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya,

adanya gelar calon ibu baru, ketertarikannya pada kehamilan dan persalinan serta

persiapan untuk menjadi peran baru.

Kebanyakan wanita mempunyai libido yang meningkat dibandingkan trimester I,

hal ini terjadi karena ketidaknyamanan berkurang, ukuran perut tidak begitu besar.

3. TRIMESTER III

Periode ini sering disebut priode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu

tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan. Perhatian

ibu berfokur pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkan

Page 11: Anamnes Is

pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya,

cedera dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan

bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat

baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga

akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya.

Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya,

bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan

pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini

meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas

dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih

akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya

selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan

keluarganya.

Masa ini disebut juga masa krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena

ada kritis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan

teman, kolega (Oakley, dalam Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan terisolasidi

rumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tidakan meedikalisasi saat

persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak praktis,

kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji dengan

teliti/hati-hati sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan

coping dan memberikan dukungan.

IV.MENGURANGI DAMPAK PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER I, II,

DAN III

A. Support Keluarga

Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang

sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama

kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya

dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.

Page 12: Anamnes Is

1. Suami

Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan

kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan,

bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat,

dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami

perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan

perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri

mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam

menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.

Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan

mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan

mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya

sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.

Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut

sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner

Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals &

Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam

mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh

seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa

kehamilannya.

Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa

mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan

istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke

dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah

dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari

keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada

tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.

Menurut penelitian di Indonesia

Page 13: Anamnes Is

Dukungan suami yang diharapkan istri:

1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri

2. Suami senang mendapat keturunan

3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini

4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan

istri/janin yang dikandung

5. Suami tidak menyakiti istri

6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri

7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja

8. Suami membantu tugas istri

9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya

10. Suami menungu ketika istri melahirkan

11. Suami menunggu ketika istri di operasi

2. Keluarga

Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal

yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil.

Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain

disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi

bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.

Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :

- Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini

Page 14: Anamnes Is

- Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini

- Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi

- Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak

boleh ditinggalkan

3. Lingkungan

Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :

- Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/

perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan

- Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan

- Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa

- Menunggui ibu ketika melahirkan

- Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil

B. Support Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :

Aktif : melalui kelas antenatal

Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami

masalah untuk berkonsultasi.

Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar

ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.

C. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan

Page 15: Anamnes Is

Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita

hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan

mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang

diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam

kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang

dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan

kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum

tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu

hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang

tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.

D. Persiapan Menjadi Orang Tua

Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi

atau peralihan

Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang

baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat

disatukan dengan anggota keluarga yang baru.

Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :

1) Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu

keadaan statis

2) Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua

dimulai

Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan :

1) Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat

mengganggu dan merupakan perubahan negatif

2) Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti:

Page 16: Anamnes Is

- Perubahan kehidupan seksual

- Pola tidur dan lain - lain

Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir

adalah:

- Temperamen

- Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan

- Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka

Peralihan menjadi orang tua

Fase Penantian:

1. Berkaitan dampaknya pada kehamilan

2. Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang

tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga

3. Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat,

tantangan, dan tanggung jawab.

Fase bulan madu

1. Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian

pada askebnya

2. Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura

3. Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina

hubungan baru dengan bayi

4. Merupakan fase yang berat adaptasi dengan anggota baru

Page 17: Anamnes Is

V. PERAN BIDAN

Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada

ibu hamil untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai

kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk

mengkaji /menilai kondisi psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik

saja. Memfasilitasi wanita agar mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami,

keluarga ataupun bidan.

Dukungan psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara

signifikan dapat meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam

hal ini, (Cobb, 1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi

yang membawa seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan,

dicintai dihargai. Menurut Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial

adalah pertukaran sumber informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari

provider dan resipien dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.

Dukungan psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari

faktor resiko psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial

menjadi 3 yaitu : karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang

pendidikan, rumah yang tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan

riwayat /sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang

merugikan kesehatan : merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas,

terlalu kurus.

Adapun jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem

support (dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support,

tangible support (sarana fisik) dan perkumpulan sosial. Power et al (1988)

membagi dukungan sosial menjadi 2 :

1. Emosional support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin kedekatan dan

pengetahuan bahwa dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta nasihat, saran

yang diberikan dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri.

Page 18: Anamnes Is

2. Practical support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan membentuk

individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti

meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri.

Bidan harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar

ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-

hari. Perlu dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar

pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti

pasangan, teman baik, kerabat.