Analisis Transaksional

15
 ANALISIS TRANSAKSIONAL Oleh: Johana E. Prawitasari Fakultas Psikologi UGM Dalam berhubungan dengan orang lain kita membutuhkan komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Salah satu cara untuk mengenal komunikasi adal ah dengan mengenal transaksi di antara dua pihak yang sedang berkomunikasi. Berikut akan saya kut ipk an tul isan say a tentang Analisis Transaksional yang dap at dig unakan unt uk mengenal transaksi yang sedang digunakan oleh lawan bicara. Da lam psikot er api banyak sekali pendekatan yang dapat di terapkan untuk membantu klien. Menurut catatan di tahun 1980 (Herink dikutip Prawitasari, 2002) ada seb anya k leb ih dar i 250 pend eka tan yan g dapat dig unakan unt uk memban tu ora ng men gur angi beban psi kol ogi s yan g dih adapinya. Dari ban yak pendekatan ini dap at dikelompo kkan men jadi tig a kate gor i yai tu, pen deka tan psi kodinamika, pendekatan humani st ik, dan pendeka tan peri lakuan. Pendeka tan psikodinamika ti dak hanya memakai landasan teori psikoanalisis saja tetapi dapat pula dipakai teori-teori lainnya, seperti psikoanalitis, psikologi individual, Freudian baru, teori Ego, teori kelekatan dan banya k lagi . Yang penting dala m pendek atan psik odina mika adalah adanya kaita n satu hal dengan hal lainnya yang menyebabkan seseor ang mengal ami masalah yang dihad apinya . Kaitan antara pengalama n yang satu denga n lain nya ini biasany a tidak disadari oleh individu. Dinamika inilah yang menjadi fokus konseling atau psikoterapi. Pendekatan humanistik lebih menekankan pad a kesadaran dan kemamp uan indi vidu untuk mene ntukan hidupnya. Hubungan antara terapi s dan klien meru pakan salah satu hal yang penting untuk perubahan yang akan dialami oleh klien. Pendekatan perilakuan lebih mengutamakan faktor lingkungan dan genetik. Apabila lingkungan dapat disusun dan diubah sedemikian rupa maka perilaku manusiapun juga akan berubah. Pendekatan ini lebih memfokuskan pada cara belajar individu. Individu akan diajari untuk mempelajari kembali kebiasaan yang merugikannya dan mengubahnya menjadi perilaku yang bermanfaat. Selain ketiga kelompok besar pendekatan dalam konseling atau psikoterapi, ada pula pedekatan yang tidak dapat seca ra murni masuk ke dalam salah satunya . Anali sis tr ansaksional sesungguhnya bukan murni pendekata n psikodinamika at aupun humanistik dalam konselin g atau ps ikoter ap i. Teori ini meru pa kan modifikasi Johana E. Prawitasari 1

Transcript of Analisis Transaksional

Page 1: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 1/15

 

ANALISIS TRANSAKSIONAL

Oleh: Johana E. Prawitasari

Fakultas Psikologi UGM

Dalam berhubungan dengan orang lain kita membutuhkan komunikasi baik verbal

maupun nonverbal. Salah satu cara untuk mengenal komunikasi adalah dengan

mengenal transaksi di antara dua pihak yang sedang berkomunikasi. Berikut akan saya

kutipkan tulisan saya tentang Analisis Transaksional yang dapat digunakan untuk

mengenal transaksi yang sedang digunakan oleh lawan bicara.

Dalam psikoterapi banyak sekali pendekatan yang dapat diterapkan untuk

membantu klien. Menurut catatan di tahun 1980 (Herink dikutip Prawitasari, 2002) ada

sebanyak lebih dari 250 pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu orang

mengurangi beban psikologis yang dihadapinya. Dari banyak pendekatan ini dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu, pendekatan psikodinamika, pendekatan

humanistik, dan pendekatan perilakuan. Pendekatan psikodinamika tidak hanya

memakai landasan teori psikoanalisis saja tetapi dapat pula dipakai teori-teori lainnya,

seperti psikoanalitis, psikologi individual, Freudian baru, teori Ego, teori kelekatan dan

banyak lagi. Yang penting dalam pendekatan psikodinamika adalah adanya kaitan satu

hal dengan hal lainnya yang menyebabkan seseorang mengalami masalah yang

dihadapinya. Kaitan antara pengalaman yang satu dengan lainnya ini biasanya tidak

disadari oleh individu. Dinamika inilah yang menjadi fokus konseling atau psikoterapi.

Pendekatan humanistik lebih menekankan pada kesadaran dan kemampuan

individu untuk menentukan hidupnya. Hubungan antara terapis dan klien merupakan

salah satu hal yang penting untuk perubahan yang akan dialami oleh klien. Pendekatan

perilakuan lebih mengutamakan faktor lingkungan dan genetik. Apabila lingkungan dapatdisusun dan diubah sedemikian rupa maka perilaku manusiapun juga akan berubah.

Pendekatan ini lebih memfokuskan pada cara belajar individu. Individu akan diajari untuk

mempelajari kembali kebiasaan yang merugikannya dan mengubahnya menjadi perilaku

yang bermanfaat.

Selain ketiga kelompok besar pendekatan dalam konseling atau psikoterapi, ada

pula pedekatan yang tidak dapat secara murni masuk ke dalam salah satunya. Analisis

transaksional sesungguhnya bukan murni pendekatan psikodinamika ataupun

humanistik dalam konseling atau psikoterapi. Teori ini merupakan modifikasi

Johana E. Prawitasari

1

Page 2: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 2/15

 

psikoanalisis. Yang membedakan dengan psikoanalisis tradisional adalah adanya

pandangan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk berubah dan menentukan

hidupnya sendiri. Pengalaman akan berlangsung terus selama individu hidup. Teori ini

tidak mengakui bahwa masa lalu merupakan penentu utama dalam kehidupan individu

selanjutnya. Perbedaan lainnya adalah tidak diakuinya dinamika yang tidak disadari.

Selain itu yang mencolok adalah adanya konsep tentang tiga status ego yang aktif,

dinamis, dan teramati (Dusay dan Dusay, 1979).

Berikut ini akan dikemukakan tentang asal mula Eric Berne melakukan

penyempalan dari ajaran Freud. Kemudian ia membuat teori sendiri tentang kepribadian

manusia yang disebutnya analisis transaksional. Ia membuat istilah-istilah yang populer 

sehingga orang awam akan mudah dalam mempelajarinya. Analisis Transaksional tidak

hanya teori tentang kepribadian manusia tetapi juga menawarkan terapannya dalam

konseling dan psikoterapi.

Sudah lama diketahui bahwa hidup manusia akan selalu dipengaruhi oleh masa

lampaunya. Pengalaman-pengalaman masa bayi ataupun masa kanak-kanak akan

banyak mempengaruhi kehidupan di masa dewasa. Kepribadian seseorang saat ini

dibentuk oleh pengaruh perlakuan dan perilaku orang-orang penting di sekelilingnya

pada waktu ia berkembang menuju kedewasaan.

Dua ahli psikologi yaitu Freud dan Berne mempunyai pandangan yang sama

bahwa masa lalu mempunyai pengaruh yang besar terhadap berkembangan kepribadian

seseorang. Akan tetapi kedua ahli ini mempunyai teori yang berbeda. Freud

mengembangkan psikoanalisis, sedangkan Berne mengembangkan analisis

transaksional yang merupakan modifikasi teori psikoanalisis. Teori psikoanalisis

dikembangkan di akhir abad ke 19 dan menjadi populer di permulaan abad ke 20.

Sebaliknya teori analisis transaksional dikembangkan di pertengahan abad ke 20.

Freud mengatakan bahwa dalam diri manusia ada yang disebut superego, ego,

dan id. Pada masa bayi yang menguasai adalah dorongan-dorongan yang bersifat

primitif yang berasal dari id, sedangkan ego dan superego belum berkembang. Setelah

anak berumur dua tahun, dia mulai mengenal dirinya yang berbeda dari orang lain.

Dengan kata lain egonya mulai terbentuk. Sekitar umur lima tahun, anak mulai mengerti

mana hal-hal yang benar dan yang salah, artinya superegonya mulai berkembang.

Menurut Freud dalam hidup manusia superego, ego, dan id selalu berinteraksi satu

dengan lainnya dan selalu mempengaruhi keputusan yang dibuatnya. Superego

Johana E. Prawitasari

2

Page 3: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 3/15

 

merupakan pedoman yang berisi nilai-nilai, moral, etika, ajaran agama, ataupun norma-

norma masyarakat. Ego menyesuaikan diri dengan kenyataan yang dihadapi dan

mengambil keputusan sesuai dengan kenyataan tadi. Id merupakan dorongan dorongan

biologis yang sifatnya selalu ingin dipenuhi saat itu juga dan menuntut kenyamanan dan

kepuasan.

Pada mulanya Berne adalah penganut teori psikoanalisis, akan tetapi oleh karena

dalam prakteknya ia mulai menyimpang dari psikoanalisis yang tradisional, ia ditolak

untuk menjadi anggota penuh asosiasi psikoanalisis. Hal ini mengecewakannya dan

mendorongnya untuk menciptakan teori yang lebih sederhana, mudah dipelajari, dan

mudah diterapkan. Muncullah teori Analisis Transaksional. Berne beranggapan bahwa

dalam hidup manusia selalu terjadi transaksi antara manusia yang satu dengan lainnya.

Dalam transaksi ini yang penting adalah ego seseorang. Berne menyebut adanya status

ego Orang Tua, status ego Dewasa, dan status ego Anak, dalam diri tiap manusia.

Setiap komunikasi yang dilakukan oleh seseorang akan melibatkan transaksi ketiga

status ego dalam dirinya dan diri orang lain.

Selain status ego, Berne juga mengajukan teorinya mengenai tiga sumber 

stimulasi dalam diri manusia. Yang pertama adalah rasa lapar akan stimulus. Kedua

adalah rasa lapar akan penghargaan. Dan ketiga adalah rasa lapar akan struktur. Tiap

transaksi antara individu atau interaksi sosial akan memberikan stimulasi untuk

pemenuhan rasa lapar tersebut.

Bagian ini bermaksud untuk menguraikan ajaran Berne mengenai status ego,

transaksi dalam interaksi sosial berikut contoh-contoh dalam kehidupan sehari hari.

Selain itu juga akan disinggung mengenai tiga sumber stimulasi berikut rencana hidup

atau naskah hidup yang menentukan eksistensi manusia.

Status Ego

Menurut Berne, status ego merupakan satu kumpulan pikiran, perasaan, dan

perbuatan. Status ego ini juga merupakan situasi internal maupun eksternal. Yang

internal misalnya berpikir dan berperasaan. Yang eksternal misalnya tersenyum, tertawa,

berteriak, bernyanyi. Jadi status ego ini adalah dimensi perilaku baik yang nampak

maupun yang tidak nampak, dan bukan merupakan kekuatan bawah sadar seperti

superego, ataupun id dalam psikoanalisis. Landasan teori yang mendasari status ego

adalah adanya kondisi-kondisi yang berlaku pada tiap orang yaitu bahwa:

Johana E. Prawitasari

3

Page 4: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 4/15

 

1. Tiap orang dewasa dulu merupakan anak kecil

2. Manusia yang mempunyai jaringan otak dan berfungsi dengan baik akan

mampu melihat kenyataan atau testing realitasnya adekuat

3. Tiap individu yang berhasil hidup sampai dia dewasa tentunya mempunyai

orang tua yang berfungsi atau mungkin mempunyai seseorang yang

dianggap orang tuanya.

Berdasarkan ketiga kondisi tersebut Berne membuat hipotesis, Yaitu:

1. Bekas-bekas masa kanak-kanak yang terus berlangsung dalam hidup

seseorang selanjutnya merupakan status ego yang komplit dan disebut

status ego Anak

2. Testing  realitas merupakan fungsi status ego yang diskrit, dan bukan

merupakan kemampuan yang tersendiri dan disebut status ego Dewasa

3. Pelaksanaan dalam tindakan mungkin diambil alih oleh status ego yang

komplit dari luar individu seperti yang dilihatnya dan disebut status ego

Orang Tua.

Gambar status ego dapat dilihat di bawah ini:

Johana E. Prawitasari

4

Page 5: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 5/15

 

Status Ego Anak

Salah satu isi kepribadian adalah status ego Anak, atau ditulis Anak saja (dengan

huruf besar A yang mengungkapkan status ego). Status ego Anak ini merupakanperasaan yang berkembang pada pengalaman awal dan peri laku yang khas pada waktu

itu. Status ego Anak ini merupakan bagian manusia yang serupa dengan cara dia

bertingkah laku, berpikir, dan berperasaan ketika dia masih sangat muda. Dalam

berbagai keadaan, status ego Anak ini cenderung untuk mendominasi. Misalnya individu

menjadi ketakutan, merasa ditinggalkan, tidak dihiraukan ataupun diperhatikan. Atau

mungkin sering individu merasa bebas, seenaknya sendiri, dan acuh tak acuh. Biasanya

status ego Anak ini muncul dalam menjawab komunikasi dari status ego Orang Tua.

Status ego Anak dapat berfungsi sebagai Anak yang Wajar dan Anak yang

Menyesuaikan. Anak yang wajar menuntut kebebasan dalam melakukan apapun yang

diinginkannya. Juga Anak mempunyai impuls-impuls yang wajar untuk cinta, kasih

sayang, kreativitas, agresi, pemberontakan, maupun spontanitas. Anak yang

Menyesuaikan dipengaruhi oleh Orang Tua. Biasanya individu lalu menurut ataupun

mengulur waktu untuk mengatasi rasa tidak enaknya setelah ditegur oleh Orang Tua.

Sebagai akibatnya Anak yang menyesuaikan ini merupakan duplikat reaksi individu

terhadap orang tuanya ketika dia masih kecil. Perasaan yang biasanya muncul pada

Anak yang Menyesuaikan adalah perasaan bersalah, takut, marah, frustrasi. Munculnya

status ego Dewasa dalam Anak disebut Profesor Kecil dan ini merupakan sumber intuisi,

kreativitas, dan manipulasi. Profesor Kecil ini merupakan penengah antara Anak yang

Wajar dan Anak yang Menyesuaikan.

Contoh status ego Anak ini dapat dilihat dalam setiap kali individu berkomunikasi

ataupun berinteraksi dengan orang lain. Misalnya seorang pegawai tidak mengikuti apel

pagi oleh karena dia harus mengantar anaknya yang sakit ke dokter, dia ditanya oleh

temannya: "Mengapa kamu tidak ikut upacara?" Reaksi pertama dari yang ditanya

biasanya adalah perasaan bersalah, merasa ditegur, pula timbul rasa malu bercampur 

marah. Reaksi ini merupakan reaksi status ego Anak yang Menyesuaikan seperti kalau

anak ditegur oleh orang tuanya.

Status ego Anak yang wajar juga dapat dilihat dari tanya jawab ataupun

percakapan sebagai berikut. Seorang teman berkata: "Aku lapar ingin makan bakso, yok

kita beli es teler dan bakso!" Secara spontan yang diajak bicara langsung menjawab:

"akur!" atau "ayok!"

Johana E. Prawitasari

5

Page 6: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 6/15

 

Profesor Kecil dapat dilihat apabila individu menemukan ide-ide yang baru. Atau

dia dapat membuat orang yang marah menjadi reda dengan rasa humornya ataupun

manipulasinya. Misalnya contoh pegawai tadi, dia tidak menjawab temannya tetapi

hanya senyum-senyum saja tanpa menunjukkan rasa bersalah atau marah dan malu.

Status Ego Orang Tua

Kebalikan dari status ego Anak adalah status ego Orang Tua. Status ego Orang

Tua ini merupakan kesatuan perasaan, sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang mirip dengan

bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dia. Setelah dewasa

individu mengulang persepsinya mengenai pikiran, perasaan, dan perilaku orang tuanya

terhadap dirinya ketika dia masih kanak-kanak.

Selain dari orang tuanya, individu juga mengambil nilai dari ajaran agama ataupun

dari gurunya di sekolah. Status ego ini berisi keharusan ataupun tuntutan untuk selalu

menjadi baik. Status ego Orang Tua ini harus mengendalikan Anak. Dengan demikian

status ego Orang Tua tidak pernah senang oleh karena selalu menunda pemuasan.

Baik komunikasi verbal maupun nonverbal dari orang tua individu akan

mempengaruhi dan merupakan sumber status ego Orang Tuanya nanti. Petuah dan

nasihat selalu diberikan orang tua tentang bagaimana individu harus hidup dan

menjalani hidupnya. Juga sikap tubuh pada waktu orang tua marah, memberikan

instruksi ataupun perintah dengan menuding atau berkacak pinggang, merupakan

sumber status ego Orang Tua ini.

Ada dua sikap status ego Orang Tua. Yang satu adalah Orang Tua Pencela. Yang

lain adalah Orang Tua Pengasuh. Orang Tua Pencela selalu menuduh, mencurigai,

memarahi, menolak, tidak menyetujui dan menimbulkan perasaan tidak enak dan cemas

pada Anak. Orang Tua Pengasuh mendorong, memuji, memberikan semangat,

menghargai, dan memberikan rasa aman dan stabilitas yang mengijinkan anak untukmenjadi spontan, kreatif, baik hati, dan penuh perhatian. Jadi status ego Orang Tua ini

penting oleh karena ia menyediakan nilai dan pedoman bagi individu dalam tingkah

lakunya. Pula individu dapat menyimpan energinya dan mengurangi kecemasannya.

Contoh status ego Orang Tua, misalnya orang Jawa selalu dinasehati oleh orang

tuanya: "Ojo dumeh", "Sing prasaja", dsb. Pedoman ini dianut untuk kehidupannya

sehari-hari, sehingga dia selalu dapat hidup dan bersikap sederhana, rendah hati, dan

sabar.

Johana E. Prawitasari

6

Page 7: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 7/15

 

Orang Tua Pencela dapat dilihat apabila individu membuat kesalahan dan dia

memaki-maki dirinya sendiri. Dikatakannya betapa tidak becusnya dia, betapa tololnya

dia, ataupun betapa tidak mampunya dia mengerjakan tiap hal. Kritikan ini membuat dia

cemas dan tidak enak, mungkin pula timbul keputusasaan.

Orang Tua Pengasuh pada peristiwa yang sama akan memberikan kata-kata yang

mendukung, membuat tenteram, dan memberi kesempatan untuk mencoba lagi. Jadi

kata-katanya adalah demikian: "Lain kali lebih hati-hati", "Kesalahan membuat kamu

lebih pandai", "Cobalah lagi", atau kata-kata lain yang merupakan ungkapan dorongan

atau kasih sayang.

Status Ego Dewasa

Status ego ini bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan yang logis. Tidak

seperti status ego Anak dan Orang Tua yang bersifat subjektif, status ego Dewasa

bersifat objektif, penuh perhitungan dan bersifat rasional. status ego Dewasa selalu

berterus terang, bertanya secara langsung dan memberikan jawaban secara lugas pula.

Status ego Dewasa merupakan bagian rasional dari kepribadian individu. Yang

ditampakkan adalah tidak adanya perasaan, tidak adanya kasih sayang, tidak ada pula

rasa humor. Jadi Dewasa dapat digambarkan seperti komputer. Dewasa bekerja dengan

fakta dan realitas eksternal dan dapat mengatasi masalah-masalah tertentu berdasarkan

data dan informasi yang ada. Individu dengan status ego Dewasa yang terlalu dominan

akan sangat kering hidupnya. Dia tidak dapat bermesra, bersenang-senang, bercanda,

bergurau, ataupun bersahabat. Akan tetapi mungkin dia merupakan akuntan yang baik,

ataupun bos yang sukses di bidangnya. Kata-kata yang sering dipakai individu seperti ini

misalnya adalah: "Langit mendung, pasti sebentar lagi hujan", "Saudara menderita

kanker ganas, kesempatan hidup saudara tinggal 30 %", "Pekerjaan saya masih banyak,

silakan bicara seperlunya".

Transaksi

Dalam kehidupan sosial, manusia tidak akan terlepas dari hubungannya dengan

manusia lain. Berne mengatakan bahwa oleh karena transaksi merupakan unit tindakan

sosial, analisis transaksional merupakan cara untuk membuat diagnosis status ego

antara dua orang yang berhubungan atau berinteraksi dan dapat pula digunakan untuk

menerangkan hubungan timbal balik tersebut. Ketika seseorang bertemu dengan orang

lain dan berbicara, ini disebut stimulus transaksional.

Johana E. Prawitasari

7

Page 8: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 8/15

 

Transaksi Saling Mengisi timbul ketika kedua pihak berbicara berdasarkan status

ego Dewasa atau ketika status ego Orang Tua berbicara kepada Anak dan Anak

menjawab Orang Tua.Tanda untuk transaksi ini adalah bahwa respons yang diberikan

tepat dan diharapkan, dan hal ini merupakan hubungan yang sehat. Komunikasi

berdasarkan transaksi ini akan berjalan mulus. Misalnya dua orang yang membicarakan

desas-desus (Orang Tua ke Orang Tua), memecahkan masalah (Dewasa ke Dewasa),

bergurau bersama-sama (Anak ke Anak), minta dukungan (Anak ke Orang Tua).

Gambar transaksi Saling Mengisi dapat dilihat di bawah ini:

Dewasa ke Dewasa:

Kapan kita berangkat?

Dewasa ke Dewasa:

Jam 7:30

Orang Tua ke Orang Tua:

Kata orang dia O.K.B.

Orang Tua ke Orang Tua:

Betul, dia korupsi.

Transaksi Bersilang timbul apabila hubungan antara status ego tidak paralel, dan

komunikasi terganggu. Transaksi bersilang ini sering merupakan akibat dari stimulusDewasa-Dewasa dengan Orang Tua-Anak atau Anak-Orang Tua. Transaksi ini biasanya

diakhiri dengan jalan buntu apabila penjawab tidak menyadarinya dan menggerakkan

status ego Dewasanya untuk melengkapi status ego Dewasa dari orang yang bertanya.

Apabila tidak demikian maka komunikasi terhenti dan masing-masing merasa terluka dan

tidak dimengerti oleh yang lainnya. Contoh dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Johana E. Prawitasari

8

A

D

OT

A

D

OT

A

D

OT

A

D

OT

Page 9: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 9/15

 

Dewasa ke Dewasa:

Di mana ya bukuku tadi?

Orang Tua ke Anak:

Kamu selalu teledor!

Dewasa ke Dewasa:

Kapan makalah selesai?

Anak ke Orang Tua:

Jangan memburu-buru, kamu membuat

cemas.

Transaksi Lebih Jauh timbul apabila lebih dari dua status ego beroperasi secara

serentak. Biasanya transaksi ulterior ini meliputi Dewasa-Dewasa dalam tingkat sosial

dan pesan dikirimkan pada tingkat psikologis dalam status ego yang lain. Transaksi yang

terselubung ini sering menimbulkan salah pengertian ataupun menimbulkan rasa tidak

enak pada yang bersangkutan. Biasanya transaksi ini sering dilakukan oleh orang yang

sangat dekat, misalnya antara teman, antara bos dan sekretaris, ataupun antara suami

isteri. Apabila transaksi ini dilakukan antara mereka, maka mereka dapat disebut sedang

melakukan "Games", atau diterjemahkan menjadi permainan. Ada dua tipe transaksi ini

yaitu angular dan dupleks. Yang angular meliputi tiga status ego dan yang dupleks

meliputi empat status ego. Contoh dapat dilihat di bawah ini:

Johana E. Prawitasari

9

A

D

OT

A

D

OT

A

D

OT

A

D

OT

Page 10: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 10/15

 

(Tingkat Sosial)

Dewasa ke Dewasa:

Radio ini lebih baik, tetapi tentu

saja lebih mahal.

Dewasa ke Dewasa:

Kira-kira berapa tambahnya?

(Tingkat Sosial)

Dewasa ke Dewasa:

Saya baru mencoba resep baru, mari ke

rumah.

Dewasa ke Dewasa:

Ayo!

(Tingkat Psikologis)

Dewasa ke Anak:Kamu pasti tidak dapat dapat membayar.

Anak ke Dewasa:

Siapa bilang aku tidak mampu, akan aku

tunjukkan bahwa aku dapat memiliki yang

aku inginkan.

(Tingkat Psikologis)

Anak ke Anak:Mari kita nikmati!

Anak ke Anak:

Saya senang sekali!

Johana E. Prawitasari

10

A

D

OT

A

D

OTSosial

A

D

OT

A

D

OT

Sosial

A

D

OT

A

D

OT

Psikologis

A

D

OT

A

D

OT

Psikologis

Page 11: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 11/15

 

Sumber Stimulasi

Setiap manusia pasti membutuhkan stimulasi dalam hidupnya. Tanpa adanya

stimulasi maka manusia tidak berkembang. Pada waktu bayi, manusia membutuhkan

makanan sehat dan kasih sayang dari orang yang merawatnya. Pemberian makan dan

ungkapan kasih sayang yang berupa kontak fisik, misalnya dekapan, usapan, ciuman,

pelukan, akan memberinya rasa aman, rasa dicintai dan dibutuhkan. Bayi yang kenyang

stimulasi berupa kontak fisik intim akan tumbuh menjadi manusia yang mempunyai rasa

positif terhadap dirinya sendiri.

Selain stimulasi, manusia juga membutuhkan penghargaan. Seorang bayi yang

menerima belaian melalui kontak fisik yang intim, semakin dia bertambah dewasa maka

belaian akan diganti sebagian dan pelan-pelan dengan belaian yang bersifat verbal.

Sewaktu bayi belaian diperoleh dari orang lain, semakin dewasa belaian hanya sedikit

diperolehnya dari transaksinya dengan orang lain, dia akan lebih banyak memberikan

belaian pada dirinya sendiri. Misalnya dia akan memberikan pujian, dorongan,

penerimaan terhadap dirinya sendiri. Dia juga akan membuat tenteram dan damai di

hatinya dengan menerima pengalamannya apa adanya atau dalam bahasa Jawanya

ngeyem-eyemi  dirinya sendiri. Kalau dalam masa perkembangannya individu telah

kenyang dengan belaian, maka dia akan merasa dihargai. Perasaan positif ini dapat

mempengaruhi perasaan terhadap lingkungannya. Dia dapat memberikan belaian positif 

pada orang lain di sekelilingnya. Demikian pula dia dapat memberikan belaian yang

positif pada dirinya sendiri. Manusia juga membutuhkan struktur untuk mengatur 

waktunya dan saat yang tepat untuk memperoleh belaian yang maksimal dan

mengurangi kesempatan timbulnya saat yang tidak memberikan stimulus. Berne

mengajukan enam cara untuk menyusun waktu, tingkatan belaian, dan tingkatan risiko.

Yang pertama adalah penarikan diri. Individu memilih menyendiri sehingga tidak

ada transaksi dengan orang lain. Dengan demikian dia tidak menerima belaian dan tidakmenerima risiko. Misalnya, seseorang yang sedang ingin sendiri, ia akan menyendiri di

kamarnya. Dia tidak ingin bertemu dengan orang lain. Dia akan mencari belaian melalui

sesuatu di luar komunikasinya dengan orang lain. Ia akan membaca atau mendengarkan

musik. Dengan menarik diri ini, dia mengurangi risiko mengalami komunikasi yang

menimbulkan pujian ataupun kritikan.

Ritual adalah salah satu cara untuk memperoleh belaian meskipun juga membawa

risiko. Ucapan selamat pagi atau apa kabar merupakan basa-basi yang umum. Basa-

basi ini diperlukan karena dalam pergaulan dengan seseorang yang belum dikenal

Johana E. Prawitasari

11

Page 12: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 12/15

 

dengan akrab akan menimbulkan rasa positif baik bagi dirinya ataupun bagi orang lain

yang disapanya. Risiko akan muncul apabila orang yang disapanya sedang dalam

suasana hati yang kurang baik. Sapaannya ini mungkin disambut dengan

ketidakramahan ataupun sikap yang kurang mengenakkan. Kalau ini terjadi, maka baik

yang menyapa maupun yang disapa akan mempunyai perasaan yang kurang enak.

Yang disapa merasa bersalah. Yang menyapa merasa disepelekan.

Aktivitas biasanya mempunyai tingkatan belaian dan risiko yang lebih tinggi dari

penarikan diri dan ritual. Dalam aktivitas, manusia dapat menunjukkan kemampuannya,

kecerdasannya, maupun keterampilannya. Kalau apa yang ditunjukkan ini memperoleh

pujian dan penghargaan, berarti dia memperoleh belaian yang positif. Kalau dia dicela,

belaian yang diterima adalah negatif dan ini merupakan risiko yang harus diterimanya.

Atau mungkin dia tidak memperoleh tanggapan sama sekali yang juga merupakan

risikonya. Misalnya seseorang yang bekerja. Kadang-kadang ia memperoleh

penghargaan atas hasil kerjanya. Kadang-kadang ia dicela. Atau apapun yang

dikerjakannya tidak ada yang menggubrisnya.

Waktu senggang diisi dengan perilaku yang lebih terbuka pada orang lain. Tidak

hanya sapaan basa basi, tetapi individu mulai membicarakan pekerjaannya, hobinya,

kegiatan sosialnya. Dalam mengisi waktu senggang ini individu tidak akan terlepas dari

risiko celaan dari orang lain yang diajaknya bertransaksi.

Sukan (games) merupakan sesuatu yang mengandung risiko yang tinggi tetapi

dapat pula menimbulkan kepuasan. Suatu permainan merupakan suatu seri transaksi di

mana pesan yang terlihat menutupi pesan yang terselubung dan konklusinya dapat

diperkirakan. Kalau di masyarakat adalah adanya sindiran yang biasanya menyakitkan

yang terkena. Masing masing berkomunikasi secara terselubung dan hasilnya dapat

diprediksikan bahwa kedua orang tersebut akan merasa sakit hati pada lainnya.

Biasanya sukan ini dilakukan oleh dua orang yang telah akrab. Misalnya, suami isteriyang kurang terbuka. Mereka memakai sukan untuk mengkomunikasikan perasaannya.

Suami akan mengajak nonton, yang sesungguhnya berarti mengajaknya tidur karena

biasanya mereka bercinta setelah nonton film. Apabila isteri merasa puas akan

perlakuan suaminya pada hari itu, biasanya ia akan menyetujui ajakan itu. Akan tetapi

bila ia kecewa tentu ia akan menolaknya. Akhirnya kedua-duanya akan sakit hati dan

merasa tidak enak karena biasanya mereka mengakhiri permainan ini dengan

bertengkar atau saling mendiamkan. Masing-masing merasa diabaikan dan tidak

dihargai.

Johana E. Prawitasari

12

Page 13: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 13/15

 

Yang terakhir adalah keakraban. Hubungan yang intim dapat menimbulkan rasa

positif pada yang bersangkutan. Dengan kata lain masing-masing akan menerima

belaian. Dalam keintiman ini biasanya tidak ada rasa dendam atau sakit hati dalam diri

individu. Ketulusan, perhatian, dan kejujuran merupakan ciri khas keakraban ini. Rasa

akrab dan intim ini dapat dirasakan oleh satu pihak saja, atau dapat pula dirasakan oleh

kedua belah pihak apabila keduanya mempunyai tingkatan keakraban yang setara,

sehingga hal itu menimbulkan rasa yang menyenangkan bagi keduanya.

Naskah atau Rencana Hidup

Naskah atau rencana hidup ini mempengaruhi kepribadian seseorang. Keputusan

yang diambil seseorang dalam naskah hidupnya meliputi identitas jenis kelamin,

perasaan kepriaan dan kewanitaan, juga kesehatan mental secara luas. Rencana hidup

ini harus dijalani oleh individu. Naskah biasanya berhubungan dengan posisi hidup. Ada

empat posisi hidup yaitu: Saya OK; Saya tidak OK; Kamu OK; dan Kamu tidak OK

Posisi hidup yang sehat adalah Saya OK dan Kamu juga OK. Kalau seseorang ingin

mengubah kebiasaannya yang kurang adaptif, disarankan untuk memilih berubah dan

merasa OK mengenai perubahan tadi, atau bisa juga merasa OK meskipun tidak dapat

mengubah kebiasaannya tadi. Misalnya seseorang membuat kontrak untuk tetap merasa

OK. meskipun ia akan menggunakan kebiasaan lamanya yang menurutnya kurang

sesuai.

Analisis Transaksional Dalam Kelompok

Dalam kelompok, analisis transaksional sering pula digunakan. Pendekatan ini

banyak digunakan terutama untuk memperlancar komunikasi. Masing-masing anggota

diminta untuk menganalisis status ego yang dipakainya saat itu dalam kelompok.

Kombinasi antara Analisis Transaksional dengan pendekatan interaksional dalam

kelompok akan memperkaya anggota. Anggota akan mengenali status egonya dan

status ego anggota kelompok. Anggota juga akan mengenal sukan (games) yang biasa

dilakukannya dengan orang lain. Akhirnya mereka akan belajar untuk menerima dirinya

dengan pandangan hidup yang OK setelah mereka mengenal kebutuhan-kebutuhan

psikologisnya.

Analisis transaksional dalam kelompok banyak digunakan untuk kepentingan

orang-orang yang berkecimpung di bidang industri maupun organisasi. Salah satu

kelemahan pendekatan ini adalah klien hanya mengenal istilah-istilahnya saja tanpa

menghayatinya. Pengatasannya adalah dengan cara kombinasi dengan pendekatan

Johana E. Prawitasari

13

Page 14: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 14/15

 

interaksional ataupun gestalt. Salah seorang penulis yang memindah berbagai metode

psikologi klinis termasuk psikoterapi adalah Statt (1994). Ia menulis psikologi di dunia

kerja. Orientasi buku ini adalah psikodinamika.

Komentar 

Telah diuraikan dengan sederhana tentang analisis transaksional yang diciptakan

oleh Eric Berne. Bagaimana status ego selalu mempengaruhi transaksi atau interaksi

antar individu telah dibicarakan lebih mendetil. Sumber stimulus dan naskah atau

rencana hidup telah pula disinggung.

Analisis transaksional dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi secara

lebih efektif baik dalam hubungan antar pribadi ataupun hubungan kerja. Dengan

mengetahui status ego lawan bicaranya, seseorang dapat menggerakkan status egonya

sendiri untuk disesuaikan dengan status ego lawan bicaranya. Diharapkan melalui

Analisis Transaksional, salah pengertian dapat dihindari. Perasaan negatif yang mungkin

muncul dapat dikurangi.

Dalam kelompok, Analisis Transaksional ini juga akan menguntungkan bila

dikombinasikan dengan pendekatan-pendekatan lainnya. Pendekatan ini akan

membawa pengenalan yang lebih baik dalam komunikasi anggota dengan anggota

lainnya.

Saat ini Analisis Transaksional juga berkembang di dunia internasional. Di dalam

satu negara sering ada lebih dari satu organisasi atau institut Analisis Transaksional. Di

Argentina, Finland, Jerman, Scotland, Serbia, Slovenia, Spanyol,Swedia, dan Taiwan

ada 2 . Di New Zealand, Peru, dan USA ada 3. Di India, dan Swiss ada 4. Yang banyak

ada di Inggris ada 5. Yang terbanyak ada di Itali yaitu 7. Negara lain hanya satu seperti

di Australia, Austria, Canada, Denmark, Hungaria, Jepang, Korea, Amerika Latin,

Lithuania, Macedonia, Mexico, Norwegia, Romania, Rusia, Ukraina, dan Venezuela. Di

Asia Tenggara tidak ada. Presiden International Transactional Analysis Association

(ITAA) saat ini dipegang oleh seorang dokter Amerika yaitu James Allen. ITAA

menerbitkan Transactional Analysis Journal (TAJ) dan The Script Newsletter yang

dikelola oleh Robin Fryer. Keterangan tentang ITAA dapat dilihat di http://www.itaa-

net.org/ta/index.htm.

Terlihat di sini betapa maju penerapan Analisis Transaksional di seluruh dunia.

Tidak ada asosiasi atau institut Analisis Transaksional didirikan di Indonesia. Saya tidak

tahu apakah ada orang Indonesia menjadi anggota ITAA.

Johana E. Prawitasari

14

Page 15: Analisis Transaksional

5/10/2018 Analisis Transaksional - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-transaksional-55a0c0985b566 15/15

 

Sumber Bacaan

Allan, J. 2005. We’re here and have much to offer. http://www.itaa-net.org/ta/index.htmDown load 18 July 2005.

Berne, E. 1961. Transactional Analysis in Psychotherapy: A Systematic Individual and Social Psychiatry.  USA: Grove Press.

Berne, E. 1964. Games People Play. New York: Ballantine books.

Dusay, J.M. dan Dusay, K.M. 1979. Transactional analysis. Dalam R.J. Corsini (Ed.).Current psychotherapies. (2nd. Ed.). Itasca: Peacock.

Fryer, R. 2005. Managing Editor The Script & TAJ. http://www.itaa-net.org/ta/index.htm

Down load 18 July 2005.

Gatchel, R.J. and Mears, F.G. 1982. Personality Theory, Assessment and Research.New York: St. Martin's Press.

George, R.L. and Christiani, T.S. 1981. Theory, Methods, and Processes of Counseling and Psychotherapy. New Jersey: Prentice-Hall.

Prawitasarti, J.E. 2002. Dasar-dasar psikoterapi. Dalam Subandi, MA (Ed.) Psikoterapi Pendekatan konvensional dan kontemporer. Yogyakarta: Unit Publikasi FakultasPsikologi UGM

Statt, D.A. 1994. Psychology and the world of work . Washington Square, New York: NewYork University Press.

Johana E. Prawitasari

15