ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

89
ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL-BAKRIE KELURAHAN MENTENG ATAS JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I ) Oleh : ACHMAD ANDRIANSYAH NIM : 108053000024 POGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M  

Transcript of ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

Page 1: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN

MASJID AL-BAKRIE KELURAHAN MENTENG ATAS JAKARTA

SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

ACHMAD ANDRIANSYAH

NIM : 108053000024

POGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

 

Page 2: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN

MASJID AL-BAKRIE KELURAHAN MENTENG ATAS

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

oleh :

ACHMAD ANDRIANSYAH

NIM : 108053000024

Dibawah Bimbingan

Drs. M. Sungaidi. MA

Nip :196008031997031006

POGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

 

Page 3: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

 

Page 4: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya atau merupakan hasil

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Mei 2013

Achmad Andriansyah

 

Page 5: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

i

ABSTRAK

AHMAD ANDRIANSYAH, 108053000024

Analisis SWOT Program Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie, Kelurahan

Menteng Atas, Jakarta Selatan

Masjid Al-Bakrie, didirikan pada tahun 2004 di bawah Bakrie Group tak

hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, namun juga menjadi salah satu lembaga

yang fokus kepada penuntasan masalah sosial yang ada dilingkungan setempat,

Kelurahan Menteng Atas Jakarta Selatan. Kondisi kesehatan warga setempat yang

belum tertangani dengan baik, membuat Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Al-

Bakrie membuat satu program layanan kesehatan secara gratis yang ditujukan

kepada warga yang kurang mampu dalam pembiayaan kesehatan di rumah sakit

dan instansi swasta lainnya.

Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mencari tahu

tentang bagaimana penerapan program kesehatan tersebut kepada warga setempat

dan mengetahui bagaimana pihak pelaksana mengelola semua faktor-faktor

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di program tersebut. Penulis

menggunakan metode deskriptif kualitatif yang memaparkan tentang berbagai

layanan yang disediakan dalam program tersebut dan menganalisis sesuai dengan

hasil temuan penelitian.

Dari hasil temuan tersebut, penulis mengetahui tentang berbagai layanan

yang disediakan dalam program kesehatan tersebut, antara lain layanan periksa

darah, gula darah, kolesterol, berbagai poliklinik, donor darah, ibu hamil dan bayi,

serta berbagai penyuluhan tentang kebiasaan hidup sehat dan bersih dikalangan

masyarakat, dengan menjalin kerja sama dari para petugas medis di berbagai

Rumah Sakit, Puskesmas serta petugas sukarela dari pihak kelurahan setempat.

Warga Kelurahan Menteng Atas bisa menggunakan layanan tersebut tanpa harus

mengalami birokrasi yang sulit, sehingga masalah kesehatan pun bisa tertangani

dengan baik, termasuk dalam penyediaan obat-obat generik. Kemudian juga

penulis temukan ada beberapa faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman dari terselenggaranya program tersebut, yang dikelola dengan baik

oleh DKM sehingga program tersebut bisa berjalan sesuai harapan DKM dan

harapan warga Kelurahan Menteng Atas.

 

Page 6: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sebagaimana

kitatelah diberi nikmat Iman dan Islam, serta nikmat sehat sebagai bentuk kasih

sayang-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nyalah skripsi ini bisa

terselesaikan.

Shalawat beriring salam kita panjatkan kepada Junjungan Baginda Nabi Besar

Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan Insya Allah kepada kita

semua sebagai umatnya yang masih taat dan patuh mengikuti ajaran serta sunnah-

sunnahnya.

Penulis merasa, penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh banyak orang yang

selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada penulis, dan hanya

ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka semua, diantaranya ;

1. Orang tuapenulis, H.A.Choirullah dan Ibunda Hj. Mulyanah yang senantiasa

member semangat, doa, cinta dan kasih sayang, serta berbagai dorongan yang tak

terhingga, untuk mereka skripsi ini penulis persembahkan.

2. Dr. Arief Subhan. MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

 

Page 7: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

iii

3. Drs. Wahidin Saputra, MA sebagai Pudek I, Drs. H. Mahmud Jalal, MAsebagai

Pudek II, serta Drs. Study Rizal LK, MA sebagai Pudek III bidang

kemahasiswaan yang telah memberikan banyak ilmu dalam bidang organisasi.

4. Drs. Cecep Castrawijaya. MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.

5. Drs. H. Mulkannasir. MA, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.

6. Prof. Drs. H. samsiralam. MA, sebagai pembimbing Akademik, beserta segenap

jajaran karyawan dan kru Jurusan dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

7. Drs. Sungaidi. MA, selaku dosen pembimbing yang telahbanyakmemberikan

perhatian bimbingan serta pengarahan dan mengingatkan lewat pesan singkat

yaitu “KapanAnda di Wisuda”, sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan.

8. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan memberikan

pengarahan perbaikan terhadap skripsi penulis.

9. Segenap pengurus DKM Masjid Al-Bakrie yang telah membantu penulis,

khususnya kepada bapak H. Sri Hascaryo selaku ketua DKM Masjid Al-Bakrie,

bapak H. Zulfikar selaku Koordinator Bidang Keagamaan dan Program Rutin,

bapak Agus J Alwie selaku ketua pelaksana program-program yang berada di

Masjid Al-Bakrie yang telah membantu dan memberikan waktu dan informasinya

tentang bahan penulisan skripsi ini.

10. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi,

yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber pustaka selama penulis

merampung skripsi ini.

 

Page 8: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

iv

11. Segenap teman-teman MD seperjuangan yang sama-sama berjuang dari semester

awalt elah kita lewati, susah senang kita bersama. Ipin, Sidik, Dito, Anis, Dian,

Reza, Tika, Abid, Farhan, Adnan, Devi, Link Ciputat dan semuanya. Khususnya

ucapan terimakasih yang tak terhingga untuk soudara Abdus Somad yang selalu

memberikan motivasi, arahan, bimbingan, selama penulis menyelesaikan skripsi

ini.

12. Segenap teman-teman MD 4, 6 dan 8, yang selalu memberikan motivasi dan doa

tulusnya untuk penulis. Sonya, Rani, Balqis, Achie, Ajeng, Faizah, Hana, japra

dan semuanya terima kasih banyak atas motivasi dan doanya.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri.Dan mudah-mudahan

skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih banyak terdapat

kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT.

Jakarta, 12 Mei 2013

Ahmad Andriansyah

 

Page 9: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK…………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………... vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………... 5

D. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 5

E. Metode Penelitian………………………………………….. 7

F. Sistematika Penulisan………………………………………. 10

BAB II. LANDASAN TEORITIS

A. AnalisisSWOT

1. Pengertian Analisis SWOT...……………………………. 12

2. Jenis-Jenis Analisis………………………………………. 13

a. Analisis Pest…………………………………………. . 13

b. Analisis Pihak Berkepentingan………………………. 13

B. Program

1. Pengertian Program……………………………………… 14

2. Macam-Macam Program dan Jenis-Jenis Program……… 14

 

Page 10: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

vii

3. Sistem dan Penerapan Program…………………………. 15

4. Tujuan Program…………………………………………. 17

C. Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan........................................................ 17

2. Jenis-Jenis Pelayanan........................................................ 19

a. Pelayanan Administratif................................................ 19

b. Pelayanan Jasa............................................................... 19

D. Program Layanan Kesehatan

1. Pengertian Program Layanan Kesehatan………………… 19

2. Komponen Pokok Layanan Kesehatan…………………… 20

3. Institusi Layanan Kesehatan……………………………… 20

4. FungsiProgram LayananKesehatan Masjid……………… 21

E. Masjid

1. Pengertian Masjid……………………………………….. 22

2. Fungsi Masjid…………………………………………… 25

3. RuangLingkup Masjid…………………………………… 28

4. Macam-Macam Masjid………………………………….. 30

BAB III. TINJAUAN UMUM MASJID AL-BAKRIE KELURAHAN

MENTENG ATAS JAKARTA SELATAN

A. Sejarah Berdirinya Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas

Jakarta Selatan……………………………………………… 32

 

Page 11: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

viii

B. Visi, Misi danTujuan Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas

Jakarta Selatan………………………………………………. 35

C. Struktur Organisasi Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas

Jakarta Selatan……………………………………………… 36

D. Program Kegiatan Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas

Jakarta Selatan……………………………………………… 38

E. Sarana Dan Prasarana Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas

Jakarta Selatan……………………………………………… 50

BAB IV. ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN

MASJID AL-BAKRIE KELURAHAN MENTENG ATAS

JAKARTA SELATAN

A. Program Layanan Kesehatan Pada Masjid Al-Bakrie Dalam

Meningkatkan Mutu Kualitas Program Masjid Al-Bakrie…. 53

B. Analisis SWOT…………………………………………….. 59

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………… 63

B. Saran-Saran………………………………………………… 65

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 12: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid merupakan pusat kegiatan ibadah dan muamalah bagi umat islam.

Kegiatan ibadah ini mempunyai arti luas, tidak semata-mata tempat shalat,

pengajian, dan mengaji, akan tetapi untuk segala kegiatan yang biasa membawa

kemaslahatan dunia akhirat. Salah satu bentuk kegiatan tersebut yaitu ceramah,

diskusi, kajian, social dan pelatihan keagamaan.1

Sebagaimana Allah berfirman dalam (Q.S.At-Taubah :108) yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguh-nya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba),

sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya

mesjid ituada orang-orang yang ingin membersihkan diri.Dan sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bersih.”(Q.S At-Taubah 108).

Secara teoritis konseptual, Masjid adalah pusat kebudayaan umat islam. Di

tempat suci inilah syiar keislaman yang meliputi aspek duniawi dan ukhrawi,

material spiritual dimulai, karena setelah Nabi Muhammad SAW Hijrah ke

Madinah, beliau berusaha bersama Muhajirin lainnya dengan masyarakat

1Ahmad Yani dan Achmed Satoni Ismail, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta: LPZSI

Haramain.2001), hal. 11-13

 

Page 13: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

2

setempat (kaum Anshor) membangun Masjid supaya orang Islam berkumpul

untuk melaksanakan shalat lima waktu.2 Selain berfungsi sebagai tempat ibadah

ritual, Masjid menurut Ulama terkemuka, Syaikh Yusuf Qardhawi,3 Masjid juga

berfungsi sebagai tempat sosial kemayarakatan seperti bersilaturrahmi untuk

memperkuat ikatan persaudaraan tempat menimba ilmu, tempat pengumpulan

dana zakat, infak dan sedekah, tempat menyelesaikan sengketa, lembaga

solideritas dan bantuan kemanusiaan, tempat pembinaan dan pengembangan

kader-kader pemimpin umat, tempat membina keutuhan jamaah, dan tempat

bergotong royong di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. Masjid juga

berfungsi sebagai tempat memberikan motivasi dalam semua kegiatan

masyarakat baik menyangkut kegiatan formal atau informal maupun untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat atau umat dalam mencapai tujuan

pembangunan Indonesia, yaitu masyarakat adil, makmur, dan sejahtera lahir dan

batin.

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizdi dari Abi Sa’id Al-Khudri”

Bahwa tiap potong tanah adalah masjid”. Dalam hadist lain Nabi Muhammad

SAW menerangkan” Telah dijadikan Masjid itu bagiku tempat sujud”.

Sedangkan arti masjid itu bersal dari kata sajada-sujud, salah satunya bermakna

mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah yang berkaitan

dengan alam raya (Sunnatullah).

2Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual ( Jakarta: Gema Insani Press, 1998).h.29

3Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2007).Cet.1, h.7

 

Page 14: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

3

Akan tetapi belakangan ini ternyata diantara Masjid yang masih

memfungsikan Masjid sebagai ritual ibadah semata, tidak menjadikan masjid

sebagai mestinya, tentu hal ini akan menjadi mimpi belaka saat mengelola masjid

tanpa diiringi manajemen dan program yang professional. Karena masjid

dipandang sebagai bangunan yang megah semata namun perlu untuk

memakmurkan oleh seluruh komponen (pengurus Masjid) dan jama’ah. Oleh

karena itu perlu upaya peningkatan mutu akan kualitas kegiatan Masjid

khususnya meningkatkan program kegiatan bantuan kemanusian.

Di kelurahan Menteng Atas Jakarta selatan, terletak sebuah Masjid

sebagaimana umumnya Masjid di daerah-daerah lain atau di masyarakat muslim

tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah. Akan tetapi sebagai tempat

bantuan masyrakat yang bersifat sosial, yang berperan dalam membantu

masyrakat fakir miskin dan para kaum dhuafa.Salah satu Masjid yang memiliki

program layanan kesehatan klinik terletak dikelurahan Menteng Atas Jakarta

Selatan,Masjid tersebut adalah Masjid Al-Bakrie.

Masjid Al-Bakrie mendirikan program layanan kesehatan klinik ini dengan

maksud membantu masyarakat menteng atas dalam meringankan beban

pembiayaan, dikarenakan biaya yang tidak terjangkau oleh masyarakat yang

kurang mampu.

Kesehatan merupakan assetutama bagi mereka yang tergolong miskin, bila

mereka jatuh sakit, keluarga miskin kehilangan daya untuk melangsungkan

kehidupan keluarganya, hal ini diperparah dengan meningkatnya biaya pelayanan

 

Page 15: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

4

kesehatan yang dirasakan sebagai hal yang mahal sehingga makin sulit dijangkau

keluarga miskin.Tak jarang ketika sakit, mereka pasrah tanpa berbuat lebih

banyak untuk memgobati sakitnya itu.Dalam kondisi yang demikian, mereka

sulit memahami budaya sehat, hal ini karena keterbatasan dana yang mereka

miliki sehingga mereka memiliki keterbatasan untuk menerima pelayanan yang

dapat meningkatkan kemampuan kerja mereka dan secara tidak langsung

meningkatkan penghasilan mereka. Dengan demikian berdasarkan pasal 6 ayat 2

tahun 2009 “ Setiap manusia mempunyai hak memperoleh pelayanan kesehatan

yang aman, bermutu dan terjangkau”.

Faktor inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengetahui program

layanan kesehatan klinik yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid Al-Bakrie

yang berada dikelurahan Menteng Atas Jakarta Selatan, Dengan demikian

penulis tertarik untuk menulis dalam sebuah skripsi yang berjudul “ANALISIS

SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL-BAKRIE

KELURAHAN MENTENG ATAS JAKARTA SELATAN”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah.

Masjid sebagai fungsi sosial, salah satunya adalah untuk

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, seperti pendidikan agama,

penghimpunan atau penyuluhan dana zakat, tempat pelaksanaan akad nikah

dan juga tempat penyelengaraan layanan kesehatan. Sesuai dengan judul dan

 

Page 16: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

5

masalah yang penulis ambil yaitu mengenai Program Layanan Kesehatan

Masjid Al-Bakrie Kelurahan Meteng Atas Jakarta selatan.

2. Perumusan Masalah.

Adapun perumusan masalah-masalah pokok yang akan dibahas pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan program layanan kesehatan klinik di

Masjid Al-Bakrie?

b. Bagaimana DKM Al-Bakrie melihat dan mengelola faktor kekuatan

(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan

ancaman (treatment) yang ada pada program layanan kesehatan

tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian.

Untuk mengetahui penerapan program layanan kesehatan klinik di

Masjid Al-Bakrie dalam meningkatkan mutu kualitas program Masjid Al-

bakrie.

2. Manfaat Penelitian.

a. Menambahkhajanah ilmu pengetahuan khususnya jurusan Manajemen

Dakwah dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

b. Penulis dapat memberikan wawasan praktis dan pandangan bagi pihak-

pihak yang terkait khususnya lembaga kemasjidan dan kemasyarakatan.

 

Page 17: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

6

c. Hasil Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi bagi pihak-pihak

lembaga dan pihak lain.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan penelitian ini, ada

beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan yang hampir sama

dengan yang dituliskan oleh penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan dalam

hal pembahasan maupun obyek kajian dalam penelitian ini, adapun penelitian

tersebut diantaranya adalah:

1. “Analisis pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin diKota Bandar

Lampung (studi kasus : Rumah Sakit Umum Abdul Moebek).” Oleh Rini

Yulianti, karya ilmuan ini berisikan tentang kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan RSUAM terhadap pasien keluaarga miskin, khususnya

pasien sakit rawat inap. Yang membedakan judul peneliti dengan judul ini,

dari tempat lokasi yang diambildaerah Bandar Lampung dengan studi

kasus: Rumah Sakit Umum Abdul Moebek, sedangkan peneleti berlokasi

dikelurahan Menteng Atas yang bertempat diMasjid Al-Bakrie.

2. Peran Masjid Raya Cinere Dalam Meningkatkan Solideritas Masyarakat

Cinere Limo Depok. Oleh Siti Sholihah. Skripsi ini membahas tentang

bagaimana Peran Masjid Raya Cinere untuk meningkatkan solideritas

masyarakat Cinere Limo. Skripsi ini membahas tentang bagaimana peran

Masjid Raya Cinere dalam meningkatkan solidaritas masarakat Cinere

 

Page 18: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

7

Limo Depok, berbeda dengan skripsi yang akan penulis teliti yang lebih

menfokuskas tentang layanan kesehatan diMasjid Al-Bakrie.

Dari hasil tinjauan pustaka yang peneliti lakukan, maka peneliti belum

menemukan adanya judul maupun tema yang serupa seperti yang akan peneliti

teliti. Dikarenakan belum adanya skripsi yang membahas ini, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian untuk diajukan sebagai proposal skripsi

dengan judul“ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN

MASJID AL-BAKRIE KELURAHAN MENTENG ATAS JAKARTA

SELATAN”

E. Metode Penelitian.

Metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud

sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja

yaitu cara kerja untuk memahami objek.

1. Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif

ini, perlu kiranya di kemukan teori menurut Bogdan dan

Taylormendefinisikan, metodologi kualitatif adalah sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari

 

Page 19: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

8

orang-orang perilaku yang dapat diamati.4 Dengan memilih metode

kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap

dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan

metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang

tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau

prediksi.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek yang akan diteliti adalah Pengurus Masjid Al-Bakrie

atau sekelompok orang yang berkaitan dengan penyusunan program

Layanan Kesehatan klinik di Masji Al-Bakrie, dalam hal ini adalah dengan

Bapak H. Zulfikar selaku Koordinator Bidang Keagamaan dan Program

Rutin Masjid Al-Bakrie. Sedangkan objeknya adalah program kesehatan

yang dibuat dan dilaksanakan oleh DKM Al-Bakrie.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud

tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu

pewawancara(interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan ketua

DKM Masjid Al-Bakrie yang di wawancarai(interviewee)dengan

4Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2000),

Cet. 11, hal. 3

 

Page 20: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

9

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5 Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi arus informasi dalam wawancara,yaitu: pewawancara

(interviewer), responden (interviewee), pedoman wawancara dan

situasi wawancara.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan

sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.6 Sutrisno Hadi

mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, satu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses

biologis dan psikologis. Diantara yang penting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.7 Dalam melakukan observasi penulis

mendatangi langsung ke Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas

yang beralamat di Jl.Menteng Atas Jakarta Selatan. Tujuannya adalah

untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek

penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang telah

terkumpul, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan

5Ibid, h. 135

6Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

UGM, 1984), h. 141 7Sugiono, Metode Penulisan Administrasi, (Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005), Cet, ke- 12,

h. 166

 

Page 21: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

10

dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa

arsip foto, buku, catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng

Atas yang beralamat di Jl.Menteng Atas Jakarta Selatan yang berlangsung

sejak 14 Juni 2012 sampai dengan 23 Maret 2013.

5. Analisis Data.

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis

secara kualitatif, analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di

lapangan secara berkesinambungan agar tercapai proses kesimpulan

tertentu terhadap informasi yang terdapat pada lembaga tersebut, dengan

mempertimbangkan pernyataan-pernyataan yang sangat memungkinkan

dianggap mendasar dan universal. Dalam bahasan ini, penulis akan

membahas mengenai analisis SWOT yang ada dalam objek penelitian yang

penulis lakukan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan

sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai

berikut :

 

Page 22: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

11

BAB I :PENDAHULUAN

Di dalam bab ini tertuangkan sub-bagian dengan komposisi Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II :TINJAUAN TEORI

Di dalam bab ini akan dibahas tentang definisi dan jenis-jenis analisis,

definisi program yang terdiri dari jenis program dan tujuan program, kemudian

membahas sekilas mengenai pelayanan kesehatan dan terakhir mengenai ruang

lingkup masjid yang terdiri dari pengertian masjid, fungsi dan tujuan masjid.

BABIII :GAMBARAN UMUM MASJID AGUNG ALBAKRIE

Dalam bab ini penulis menerangkan sejarah dan profilMasjid Al-Bakrie, visi

misi dan tujuan Masjid Al-Bakrie, struktur organisasi Masjid Al-Bakrie, letak

geografis Masjid Al-Bakrie, program-program kerja Masjid Al-Bakrie.

BAB IV : HASIL ANALISIS PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menerangkan tentang pelaksanaan dan

penerapanprogram layanan kesehatan pada Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng

Atas Jakarta Selatan., juga disertakan dengan analisis hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Di dalam bab ini mencakup kesimpulan yang merupakan jawaban dari

perumusan masalah penelitian yang penulis lakukan, juga berisi saran-saran

untuk pelaksanaan program kesehatan Masjid Al-Bakrie.

 

Page 23: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

12

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats),

adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

dan ancaman (threats). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara

menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat

faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT,

dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu

mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,

bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah

keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya

bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)

yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan

(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau

menciptakan sebuah ancaman baru.

 

Page 24: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

13

Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan

hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan

kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.1

2. Jenis-jenis Analisis

a. Analisis PEST (politic, economy, social, technology) adalah Suatu

teknik dalam manajemen strategis yang digunakan untuk melihat

faktor-faktor lingkungan luar yang berpengaruh terhadap suatu hal

(perusahaan, proyek, masalah, dll.). Sesuai dengan singkatannya,

analisis ini dilakukan terhadap 4 unsur, yaitu Politik: Pengetatan

peraturan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko oleh

pemerintah, Ekonomi: Peningkatan anggaran pelaksanaan tata kelola

perusahaan, Sosial: Peningkatan tuntutan masyarakat terhadap tata

kelola perusahaan yang baik, Teknologi: Peningkatan penerimaan

terhadap aplikasi berbasis web.2

b. Analisis Pihak Perkepentingan, adalah mengindentifikasi perorangan

dan lembaga yang menaruh perhatian pada organisasi anda dan

kegiatannya, dan menggali alasan-alasan mengapa mereka mungkin

tertarik membantudengan dana atau menyumbangkan sumber daya

lainnya, atau melalui semacam kemitraan.3

1http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-analisis-swot.html

2http://en.wikipedia.org/wiki/PEST_analysis

3Michael Norton, Menggalang Dana. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 72

 

Page 25: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

14

B. Program

1. Pengertiam Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

oleh seoang atau sekelompok organisasi lembaga bahkan Negara

mempunyai suatu program.

Suharsimi Arikanto mengemukan program adalah

“Sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.”4

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program, kegiatan

yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu

program.Jadi seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara

mempunyai suatu program.

2. Macam-Macam Program

Jenis-jenis program dapat bermacam-macam wujud, jikaditinjau dari:

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial).

Jika program tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan yang

bertujuan sukarelawan.

b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi program

kemasyarakatan dan sebagainya tergantung dari isi program yang

bersangkutan

4Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan.(Yogyakarta: Bina Aksara, 1988),

h. 1

 

Page 26: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

15

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang.

d. Keluasan, terbagi menjadi 2 macam :

1) Program sempit, hanya menyangkut program yang terbatas.

2) Program luas, menyangkut banyak variabel besar.

e. Pelaksanaannya, terbagi menjadi 2 macam :

1) Program penting, yang dampaknya menyangkut orang banyak dan

menyangkut hal-hal yang vital.

2) Program yang kurang penting adalah hal yang sebaliknya.5

3. Sistem dan Proses Penerapan Program

Dalam menentukan sasaran program yang dicapai agar berjalan secara

maksimal, diperlukannya sebuah sistem, sebagai alat untuk mencapai

tujuan. Adapun dalam sistem tersebut teerdiri dari sub-sub sistem yang

berdiri sendiri serta saling berkaitan.

Dalam pengertiannya sistem merupakan suatu kesatuan dari beberapa

subsistem atau elemen untuk mencapai tujuan.Dalam pengertian lainnya

komponen-komponen atau subsistem yang saling berinteraksi, dimana

masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri

(independen) atau juga bersama-sama serta saling berhubungan

membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut

dapat tercapai secara keseluruhan.

5Ibid, h. 2-3

 

Page 27: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

16

Keterkaitannya dalam pelaksanaanya program sangat berpengaruh

pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun

berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh dengan

cara menyimpan, memelihara dan menggunakan informasi tersebut.

Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program

diperlukan metode sebagai alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau

program diantaranya dikemukakan oleh Suhendel dan Hofel, sebagai

berikut:

a. Struktur, termasuk didalamnya metode spesialisasi, metode

departementalisasi, koordinasi, delegasi, wewenang dan organisasi

informal.

b. Proses, meliputi sistem alokasi sumberdaya, sistem informasi, sistem

evaluasi, system pengukuran, sistem imbalan, prosedur pelaksanaan

dan sistem promosi.

c. Berkenaan perilaku antar pribadi dalam organisasi, gaya

kepemimpinan dan penggunaan kekuasaan.

Proses pelaksaan program tertuang dalam pelaksaan kegiatan

diantarannya kegiatan layanan dan kegiatan pendukung merupakan ujung

tombak kegiatan secara keseluruhan.6

6Haller A, Bimbingan Dan Konseling, hal 8

 

Page 28: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

17

4. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicari dalam proses

pelaksanaan kegiatan yang direncanakan, hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikanto.7

“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus

dijadikanpusat perhatian oleh evaluator.Jikasuatu program tidak

mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat maka

program tersebut tidak perlu dilaksanakan.Tujuan menentukan

apa yang akan diraih.”

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukkan output

dari program jangka panjang sedangkan tujuan khusus, outputnya jangka

pendek.8

C. Layanan

1. Pengertian layanan

Dalam kamus besar bahasa indonesia, Pelayanan diartikan sebagai

kemudahan yang diberikan sehubungan jual beli barang atau jasa.9

Tentang pengertian pelayanan para ahli mengemukakan pendapatnya

yang berbeda-beda satu sama lain. Diantara para ahli yang mengemukakan

pendapatnya yaitu:

7Suharsimi Arikanto, Penilaian Program Pendidikan.(Yogyakarta: Bina Aksara, 1988), h.

35 8Ibid, h. 35

9Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Edisi Ke-3, cet ke 2, h. 646

 

Page 29: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

18

a. Menurut AS. Moenir, “Pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung diterima.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Pelayanan merupakan

tindakan yang dilakukan orang lain agar masing-masing memperoleh

keuntungan yang diharapkan dan mendapat kepuasan.10

b. Menurut Philip Kottler, “Pelayanan dapat diartikan sebagai suatu

aktivitas yang bermanfaat atau yang diberikan oleh satu atu beberapa

pihak kepada pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan

keinginan yang pada dasarnya bersifat berwujud dan tidak akan

menimbulkan kepemilikan apapun kepada yang menerimanya.11

c. Pelayanan menurut Atep Adya Brata adalah segala usaha penyediaan

fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau

pelanggan sebelum atau sesudah terjadinya transaksi.12

d. Herbert N. Casson, mendifinisikan Pelayanan sebagai tindakan yang

dinyatakan atau dikerjakan untuk menyenangkan, mencari petunjuk

atau memberi keuntungan kepada pembeli dengan tujuan menciptakan

good will atau nama baik serta peningkatan penjualan serta

pendapatan.13

Dari beberapa definisi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

yang dimaksud dengan pelayanan adalah suatu usaha untuk memberikan

10

AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta Bumi Aksara, 2000),

cet ke-4, h. 17 11

Philip Kottler, Marketing Manajemen: AnalisisPlanning, Implementasi and Control,

Eight Edition, New jersey, (Prentice Hall, 1994), h. 446 12

Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata dagas SMK, (Bandung: Armico, 1999), h.

93 13

Ibid, h. 13

 

Page 30: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

19

bantuan dalam kebaikan yang bermanfaat dan saling menghasilkan

keuntungan antara yang memberikan layanan dengan orang yang

menerima pelayanan dengan tujuan memberikan kepuasan dari apa yang

menjadi keinginan konsumen.

2. Jenis Pelayanan

a. Pelayanan administratif, yaitu pelayanan publik yang menghasilkan

berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat. Produk

ini meliputi status kewarganegaraan, status usaha, sertifikat

kompetensi dan kepemilikan.

b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

jasa yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya, pendidikan, kesehatan,

penelengaraan transportasi, dan lain sebagainya.14

D. Program Layanan Kesehatan

1. Pengertian Pengertian Program Layanan Kesehatan

Menurut pendapat Levy dan Loomba (1973) yang dikutip oleh Dr.

Azrul M.P.H maka yang dimaksud dengan layanan kesehatan ialah setiap

upaya yang diselenggarakan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.15

14

Diaksese pada 9 Desember 2012

Sehttp:/id.answer.yahoo.com/question/index?qid=2010121404008AAACTIMEz 15

Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan. (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), h.

35

 

Page 31: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

20

2. Komponen Pokok Layanan Kesehatan

Komponen pokok layanan kesehatan yaitu Promotif,Preventif

(mencegah), Kuratif (penyembuhan),16

promotif artinya bersifat

memajukan atau meningkatkan,17

Preventif artinya bersifat mencegah,

supaya jangan terjadi apa-apa,18

Kuratif artinya menyembuhkan atau

mengobati.19

3. Institusi Layanan Kesehatan

a. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga kerja

medis profesional yang terorganisasi serta sarana kedokteran, asuhan

keperawatan yang berkesimbungan, diagnosis serta pengobatan

penyakit yang diderita oleh pasi.

Rumah sakit adalah tempat pusat dimana layanan kesehatan

masyarakat pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan.

b. Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu unit

pelaksanaan funsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan

kesehatan, pusat pembinaan masyarakat dalam bidang kesehatan, serta

pusat layanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

16

Soemarno Markan, dkk, Kamus Kedoteran. (Jakarta: Fakultas Kedokteran Univertsitas

Indonesia, 2004), Cet. Ke-4 17

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), h. 898 18

Ibid, h. 895 19

Ibid, h. 617

 

Page 32: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

21

kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam

suatu wilayah tertentu.20

c. Pos Sehat

Pos sehat adalah upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat

miskin melalui upaya promotif dan preventif.21

4. Fungsi Program Layanan Kesehatan Masjid

Ketika terjadi perang, biasanya ada saja pasukan perang yang

mengalami luka-luka dan tentu saja memerlukan perawatan serta

pengobatan pada masa Rosul.Bila hal itu terjadi maka perawatandan

pengobatan terhadap pasukan perang dilakukan dilingkungan masjid

sehingga pada waktu itu didirikan sebuah tenda oleh seorang shahabiyah

(sahabat wanita) yang bernama Rafidah.Diantara sahabat yang dirawat

dikemah tersebut adalah Sa‟ad Bin Mutadh yang akhirnya meninggal

dunia.

Dalam konteks sekarang, bias juga didirikan poli klinik dimasjid untuk

kepentingan memberikan penyuluhan kesehatan dan melayani

pemeriksaan, perawatan dan pengobatan bagi jama‟ah Masjid yang

memerlukannya manakala hal ini dilakukan sangat membantu kaum

muslimin yang merupakan jama‟ah Masjid dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan jasmani.22

20

Azrur Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan.(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), h.

82 21

Eva Rohila Dan Rulli Nasrullah, Mengelola Pelayanan Kesehatan Untuk Dhuafa.

(Jakarta: Devisi Hubungan Masyarakat), h. 25 22

Ahmad Yani dan Achmad Satori Ismail, Menuju Masjid Deal. (Jakarta: HaramainLp23i,

2001), h. 14-15

 

Page 33: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

22

E. Masjid

1. Pengertian Masjid

Masjid adalah rumah ibadah atau tempat beribadah, seperti makna

yang tersirat dalam firman Allah dalam surat An-Nur: 36-37:

Artinya:“Bertasbilah kepada Allah di Masjid-Masjid yang diperintahkan

untuk dimuliakan dan disebut namanya didalamnya pada waktu pagi dan

waktu petang, laki-laki yang tidak dilahirkan oleh perniagaan dan tidak

(pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan

sembahyang, dan dari membanyarkan zakat, mereka takut kepada suatu

hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”.

(Qs, An-nur: 36-37).

Dengan demikian masjid adalah suatu bangunan yang dipergunakan

sebagai tempat mengerjakan shalat baik untuk sholat lima waktu maupun

untuk sholat jum‟at atau hari raya.23

Dilihat dari segi harfiah, Masjid memanglah tempat sembahyang.

Masjid berasal dari bahasa Arab yang brarti sajada –yasjudu yaitu sujud,

jadi ejaan aslinya Masjid.24

Menurut Rudy Hartono yang dikutip oleh Ahmad Yani, masjid secara

etimologis berarti tempat sujud, sedangkan secara terminologis masjid

adalah tempat melakukan kegiatan kegiatan ibadah dalam makna

23

Nana Rukmana, D.W Masjid Dan Dakwah. (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), h. 41 24

Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam. (Jakarta; Gema Insani

Press, 2009), h. 8-9

 

Page 34: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

23

luas.Dengan demikian Masjid merupakan bangunan yang sengaja

didirikan umat Islam untuk melaksanakan shalat berjama‟ah dan berbagai

keperluan lain yang terkait dengan kemaslatan umat Islam.25

Jadi, Masjid adalah suatu bangunan yang digunakan dalam kegiatan

ibadah dalam makna luas, baik untuk shalat lima waktu maupun shalat

jum‟at dan shalat hari raya.

2. Fungsi Masjid

Menurut Dr. Yusuf Al-Qardawi, fumgsi Masjid yaitu mencerdaskan

ummat dan memberikan orientasi dakwah sebagai pusat cahaya dan

petunjuk bagi masyarakat yang ada disekitarnya, sosial, tempat para

penduduk biasa saling jumpa, saling berkenalan satu sama lain,

mendekatkan hati, berjabat tangan, memperkuat ikatan persaudaraan, bisa

saling bertaya tentang kondisi masing-masing.26

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat

shalat, tempat beribadah kepadanya. Selain itu masjid berfungsi sebagai

tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah

SWT, tempat kaum muslimin beri‟tikaf, membersihkan diri,

menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan

pengalaman batin atau keagamaan sehingga selalu terpelihara

keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian, tempat

bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan

25

Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid. (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2002), h. 3 26

Yusuf Qaradhawi, Tuntunan Membangun Masjid. (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.

8-9

 

Page 35: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

24

yang timbul dalam masyarakat, tempat kaum muslimin berkonsultasi,

mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.27

Menurut Drs. H. Ahmad Yani, fungsi Masjid pada Rasul inilah yang

sangat penting telah kita ketahui agar tidak menyimpang dalam

memfungsikan Masjid.28

a. Tempat Pelaksanaan Pribadatan

Masjid, sebagaimana kita ketahui berasal dari kata sajada-yasjudu

yang berarti „„merendahkan diri‟‟ menyembah atau sujud.Dengan

demikian menjadi tempat shalat dan dzikir kepada Allah SWT

merupakan fungsi utama Masjid.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qur‟an surat Al-Jin ayat 18:

Artinya:“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan

Allah, maka janganlah kamu menyembuh seseorang didalamnya

disamping (menyembah) Allah SWT”.

(Qs. Al-Jin: 18)

b. Tempat Pertemuan

Salah satu tempat yang saling rutin digunakan oleh Rasulullah

SAW dan para sahabatnya untuk saling bertemu adalah masjid

c. Tempat Bermusyawarah

Pada masa Rosulullah SAW, Masjid juga dijadikan sebagai tempat

untuk bermusyawarah, baik dalam merencanakan suatau maslah

27

Moh. E. Ayub, dkk, Petunjuk Praktis Bagi Para PengurusManajemen Masjid.(Jakarta:

Gema Insani, 1996), h. 7-8 28

Ahmad Sani dan Achmad Satori Ismail, Menuju Masjid Deal. (Jakarta: Lp23i

Haramain, 2001), h. 10-18

 

Page 36: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

25

maupun memecahkan persoalan yang terjadi baik yang berkaitan

dengan urusan pribadi, keluarga maupun urusan ummat secara

keseluruhan.

d. Tempat Kegiatan Sosial

Manusia disebut juga dengan makhluk sosial, islam amat

menekankan asas persamaan dalam masyarakat, karenanya hubungan

sosial diantara masyarakat muslim berlangsung secara harmonis

sehingga tidak terjadi adanya kejenjangan sosial, apalagi shalat

berjama‟ah yang mempunyai prinsip kehidupan sosial.

e. Tempat Pengobatan Orang Sakit

Ketika terjadi perang biasanya ada saja pasukan perang yang

mengalami luka-luka dan tentu saja memerlukan perawatan serta

pengobatan terhadap pasukan perang yang dilakukan di lingkungan

masjid.

f. Tempat Penerangan Dan Madrasah Ilmu

Rasulullah SAW juga menjadikan masjid sebagai tempat untuk

menimba ilmu yang telah diperolehnya dari Allah SWT berupa

wahyu.Ini berarti masjid itu berfungsi sebagai madrasah yang

didalamnya kaum muslimin memperoleh ilmu pengetahuan.

g. Tempat Berdakwah

Di masjid, para sahabat juga saling ta‟aruf (berkenalan) melalui

ta‟aruf, kadang kala ditemukan kekurangan-kekurangan atau hal-hal

yang kurang baik, maka merekapun saling bertausyiah (menasehati)

 

Page 37: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

26

agar menjadi orang yang lebih baik lagi. Dengan ta‟aruf inilah kita

dapat bertausyiah dengan kesediaan untuk memperbaiki kesalahan

para sahabat yang sulit diperbaiki, bahkan dengan ini justru ukhuwah

mereka semakin mantab.

Ini berarti, masjid amat besar fungsinya dalam dakwah yang dilakukan

oleh Rasulullah kepada para sahabat. Oleh karena itu, dakwah merupakan

suatu yang amat mulia didalam islam dan masjid sarana utamanya.

3. Ruang Lingkup Masjid

a. Eksistensi Masjid

Dengan ini umat islam harus terus menerus mengupayakan

pembangunan masjid. Bermunculan Masjid-Masjid baru diberbagai

tempat, disamping renovasi atau masjid-masjid lama semangat

pembangunan rumah-rumah Allah itu layak dibanggakan. Hamper

seluruh tanah air tidak ada yang tidak tersentuh oleh pembangunan

Masjid. Ada yang berukuran kecil tapi mungil, ada yang besar dan

megah, namun tidak sedikit pula masjid yang terkatung-katung

pembangunannya dan tak kunjung rampung, terutama didaerah-

daerah yang solidaritas jama‟ahnya belum kuat.

b. Masjid Sebagai Pelengkap

Tidak sedikit Masjid diadakan pelengkap dalam suatu lingkungan,

misalnya dipabrik-pabrik, kantor, perusahaan, pasar, terminal, kampus

atau ditempat rekreasi. Disitu lazim dijumpai masjid kecil atau

sekedar mushalah dengan perawatan ala kadarnya, yang

 

Page 38: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

27

keberadaannya mungkin sekedar mengukuhkan “legitmasi” keislaman

bagi lingkungan itu. Tempat ibadah semacam itu takkan menggangu

masjid lain yang sudah baik dan lancer biasanya.

c. Muballig Kurang Dikenal Lingkungannya

Banyak muballig yang disebut muballig terbang, munkin dia sudah

popular disuatu lingkungan masyarakat.Namun belum merupakan

jaman bahwa dia juga dikenal dengan baik dilingkungannya sendiri,

apalagi dianggap sebagai pembina jama‟ah.

d. Dinamika Masjid

Dinamika sebuah masjid sangat ditentukan oleh faktor objektif

umat islam disekitarnya. Umat yang dinamis akan menjadikan

masjidnya dinamis. Berbagai aktivitas dan kreatifitas tentu

akanberlangsung dimasjid.Dinamika Masjid juga dapat berbentuk

dengan adanya suara adzan yang berkumandang dimasjid, shalat

berjama‟ah dan suara ayat-ayat suci Al-Qur‟an.

e. Problematika Masjid

Masjid tidak luput dari berbagai problematika, baik menyangkut

pengurus kegiatan maupun yang berkenan dengan jama‟ah misalnya,

pemgurus tertutup, jama‟ah pasif, berphak pada satu golongan atau

paham, kegiatannya kurang dan tempat wudhunya kotor.

f. Mengatasi Problematika Masjid

Setiap problematika Masjid yang muncul perlu diatasi sesuai

dengan keadaan dan kemampuan pengurus dan jama‟ah

 

Page 39: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

28

Masjid.Teknik pemecahan masalah diantaranya dengan musyawarah

keterbukaan dan kerjasama.

g. Memelihara Citra Masjid

Pemeliharaan dan pelestarian citra Masjid terpikul sepenuhnya

dipundak ummatislam. Untuk memelihara citra Masjid dapat

dilakukan dengan cara akhlak pengurus yang baik, akhlak jama‟ah,

kebersihan Masjid dan pelaksanaan masjid.29

4. Macam-Macam Masjid

Ada beberapa macam-macam masjid, diantaranya:

a. Masjid Kota

Masjid kota ini jelas harus berlokasi dipusat Kota dan harus

mempunyai aksebelitasi yang sangat tinggi terhadap penduduk

diseluruh wilayah Kota.

b. Masjid Wilayah

Masjid wilayah ini berfungsi melayani penduduk didaerah perumahan

dalam skak wilayah dan penduduk yang berada pada pusat-pusat

aktifitas untuk melaksanakan shalat sehari-hari.Shalat jum‟at serta

kegiatan keagamaan lainnya yang mencakup kegiatan sosial bagi

masyarakat.

c. Masjid Kecamatan

Pada prinsipnya Masjid kecamatan ini dibangun untuk melayani

penduduk islam yang berada disekitar kecamatan teersebut terutama

29

Moh. E. Ayub, dkk, Petunjuk Praktis Bagi Para PengurusManajemen Masjid(Jakarta:

Gema Insani, 1996), h. 15-27

 

Page 40: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

29

dalam melaksanakan shalat jum‟at, shalat hari raya, serta kegiatan-

kegiatan sosial masyarakat.

d. Masjid Lingkungan

Lokasi lingkungan ini lebih berorientasi kearah perumahan, karena

fungsinya hanya melayani penduduk didalam daerah pelayanannya

untuk melaksanakan shalat sehari-hari, shalat jum‟at sserta kegiatan

keagamaan lainnya.

e. Masjid local (Langgar/Mushalah)

Langgar/Mushalah ini hanya dipergunakan untuk shalat sehari-

hari, tidak dipergunakan dalam pelaksanaan shalat jum‟at.30

30

Nana Rukmana, D.W Masjid Dan Dakwah (Jakarta: Al-mawardi Prima, 2002), h. 86-89

 

Page 41: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

32

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID AL-BAKRIE KLURAHAN

MENTENG ATAS

A. Latar Belakang Berdirinya Masjid Al-Bakrie

Dalam rangka melaksanakan ibadah serta amaliah nyata dalam

pengembangan sarana pendidikan agama Islam, PT Bakrie Swasakti Utama

melaksanakan pembangunan masjid yang berlokasi di Jalan Muria Dalam Raya,

Menteng Atas, di lingkungan Kompleks Apartemen Taman Rasuna. Anindya N.

Bakrie, Ketua Umum Panitia Pembangunan Masjid Al Bakrie mengungkapkan

"Pembangunan Mesjid ini kami realisasikan bukan hanya semata-mata dalam

memenuhi tanggung jawab kami sebagai pengembang Kompleks Apartemen

Taman Rasuna, tetapi juga dalam upaya menyediakan sarana Ibadah dan

pendidikan yang memadai bagi masyarakat sekitar."1

Masjid Al Bakrie dibangun di atas tanah milik Pemda Provinsi DKI Jakarta

seluas 3200 m2 dengan tujuan untuk;

1. Melalui kegiatan dakwah dan syiar Islam yang nantinya merupakan bagian

dari kegiatan di lingkungan Masjid, diharapkan dapat tumbuh keimanan,

ketakwaaan serta Akhlakul Kharimah dari masyarakat, terutama anak-anak

dan generasi muda.

1Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 12 Februari 2013.

 

Page 42: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

33

2. Memberikan pelayanan agama, pendidikan dan sosial, khususnya bagi

anggota masyarakat yang kurang mampu.

3. Membina, memupuk serta menumbuh kembangkan ukhuwah Islamiyah dan

rasa persaudaraan menuju persatuan dan kesatuan nasional antar pribadi,

keluarga dan masyarakat pada umumnya sesuai dengan ajaran Rasulullahi

Shallallahu a’laihi wassallam.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat(QS.At-Toubah:18)dikatakan:

Artinya:”Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-

orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan

shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada

Allah, maka merekalah orang-orang yg diharapkan termasuk golongan orang-

orang yang mendapat petunjuk ".(QS.At – Taubah:18).

Peresmian pembangunan Masjid Al Bakrie dilaksanakan pada tanggal 23

Februari 2004 dan dihadiri oleh Bapak Aburizal Bakrie, KH. Abdullah

Gymnastiar, aparat instansi pemerintah terkait, pimpinan dan karyawan

perusahaan di lingkungan Group Bakrie, tokoh masyarakat, dan masyarakat di

lingkungan lokasi Masjid.2

2Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 13 Februari 2013.

 

Page 43: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

34

Masjid Al-Bakrie mampu menampung 1.000 orang jemaah dan memiliki

fasilitas-fasilitas seperti perpustakaan, ruang pertemuan dan ruang sekretariat

dengan luas bangunan 1.458 meter persegi dengan rincian sebagai berikut :

a. Lantai semi basement dengan luas 532,02 m2

b. Lantai dasar dengan luas 464,33 m2

c. Lantai mezanin dengan luas 418,97 m2

d. Menara 42,95 m2

Bentuk bangunan mengadopsi nuansa bentuk dari asrsitektur Masjid

Medan, dengan mengikuti kaidah-kaidah desain Masjid berdasarkan syariat

Islam dan pemilihan material dari jenis konstruksi yang ekonomis tanpa

mengurangi nilai estetika bentuk arsitekturnya. Pada lantai Satu bangunan masjid

terdapat ruang serba guna, tempat wudhu dan toilet, ruang administrasi, gudang

dan tempat penitipan.Sedangkan pada lantai Dua murni merupakan truang shalat

dengan dilengkapi mihrab dan ruang tunggu khatib.3

Masjid Al Bakrie mulai dapat digunakan sejak Bulan Oktober 2005, namun

masih terus dilakukan pekerjaan untuk penambahan kanopi maupun pekerjaan-

pekerjaan lain untuk mempercantik Masjid.

3https://foursquare.com/v/masjid-bakrie-kuningan/4caef45a39458cfa0740f69f, di akses

pada tanggal 23 Maret 2013.

 

Page 44: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

35

B. Visi, Misi Dan Tujuan Masjid Al-Bakrie

1. Visi

Mewujudkan sarana ibadah dan pendidikan untuk meningkatkan ketaqwaan

kepada Allah SWT serta meningkatkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah.

2. Misi

a. Menumbuh kembangkan keimanan, ketakwaan serta akhlakul kharimah

bagi masyarakat, terutama anak-anak dan generasi muda melalui

kegiatan dakwah dan syiar Islam serta AmarMa'ruf Nahimunkar.

b. Memberikan pelayanan agama, pendidikan dan sosial,khususnya bagi

anggota masyarakat yang kurang mampu.4

3. Tujuan

Membina, memupuk serta menumbuh kembangkan ukhuwah Islamiyah

dan rasa persaudaraaan menuju persatuan dan kesatuan nasional antar

pribadi, keluarga dan masyarakat pada umumnya, serta memberikan

pelayanan agama, pendidikan dan sosial, khususnya bagi anggota

masyarakat yang kurang mampu.

4Wawancara langsung dengan Bapak Agus J Alwie, Ketua pelaksana, Jakarta 20 Maret 2013.

 

Page 45: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

36

C. Struktur Organisasi dan Susunan Kepengurusan Masjid Al-Bakrie 2011-

2014.

1. Stuktur Organisasi

Gambar : Bagan Struktur Organisasi DKM Al-Bakrie, Menteng Atas tahun 2011-2014.5

5Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 13 Januari 2013.

Dewan Pembina dan Penasihat

Ketua Umum, Ketua Pelaksana dan Wakil

Ketua

Sekertaris

Bidang Keagamaan dan Program Rutin

Bendahara

Bidang Pendidikan, Pembinaan dan Perpustakaan

Bidang Informasi dan Humas

Bidang Pengelolaan

Property

Bidang Pencari Dana

Bidang Pengembangan dan

Program Khusus

Rismaba (Remaja Islam

Masjid Al-Bakrie)

Majlis Ta’lim Kaum ibu Al-Bakrie

Majlis Ta’lim Fajar Shodiq

Majlis Ta’lim Penghuni Apartemen Rasuna

Sahid

 

Page 46: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

37

Dilihat dari segi bahasa, struktur dapat berarti cara bagaimana sesuatu

disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi dapat berarti susunan atau atruran

dari berbagai bagian, sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan tersusun.6

2. Susunan Pengurus.

Susunan pengurus dewan kesejahteraan Masjid Al-Bakrie untuk masa bakti

2011-2014 adalah sebagai berikut7:

Susunan Pengurus Dewan Kesejahteraan

Masjid Al-Bakrie

Ketua : H. Sri Hascaryo

Ketua Pelaksana : Agus J Alwie

Wakil Ketua : H. Diky Setiawan

Sekertaris : Dedi Cahyono

Bendahara I : Totot Prihartono

Bendahara II : Syarief Thoyib

Bidang Pendidikan, Pembinaan dan Perpustakaan

Koordinator : H.Indra Gunawan

Anggota : Jovial Mecca Alwis

Bidang Pengelolaan Properti

Koordinator :Melky Aliandri

6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1994/1995), Cet. Ke-3 h. 860 7Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 13 Januari 2013.

 

Page 47: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

38

Anggota : Nining D Trisnayanti, Firman,

Warjo, Eko

Bidang Pencari Dana

Koordinator :H. Andre R Makallam

Anggota : H. Dendy Noviandri

Bidang dan Humas

Koordinator :Erfan Bachtiar

Anggota I : Biba Nelly

Bidang Keagamaan dan Program Rutin

Koordinator : H. Zulfikar

Anggota I : H. Achmad Solahudin

Anggota II : H. Achmad Hidayatullah

Anggota III : Hj. Sri Lestari, H. Riswanto

Bidang Pengembangan dan Program Khusus8

Kordinator :Andang Pranowo

Anggota : Cahyawan

D. Program Kegiatan Masjid Al-Bakrie

Masjid Al-Bakrie semakin hari semakin dirasakan manfaatnya dikalangan

masyarakat dan jama’ah. Keberadaan dan kelangsungan yang mencerminkan

kesinambungan inilah yang akhirnya menimbulkan kepercayaan masyarakat,

8Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 13 Januari 2013.

 

Page 48: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

39

sehingga dengan sukarela turut serta bersama pengurus Masjid dalam

mensukseskan program.

1. Pengajian Mingguan.

a. Hari Senin malam Selasa, materi yang dipelajari dalam pertemuan ini

yaitumembahas Mutharol Hadist dan Fiqih, diselengarakan setelah shalat

Maghrib dengan mendatangkan Habib Muchsin Bin Zaid Alatos.

b. Selasa Pagi jam 08.00-09.00, materi yang dipelajari dalam pertemuan

tersebut yaitu membahas Tafsir Al-qur’an, dengan mendatangkan Drs.

Ahmad Fauzi, sedangkan malamnya diselenggrakan setelah shalat isya,

dengan mendatangkan Drs. Hajanudin Sidik.

c. Hari Rabu malam Kamis setelah, materi yang dipelajari dalam pertemuan

tersebut yaitu membahas Tafsir Jalalain dengan mendatangkan K.H.

Abdul Hakim Hadi, diselenggarakan setelah shalat Maghrib.9

d. Hari Kamis malam Jum’at, pembacaan Yasin dilanjutkan pengajian

dengan materi Riyadus Shalihin dengan mendatangkan Ust. Syamsul

Ma’arif, MA diselenggarakan sestelah shalat maghrib.

e. Hari Jum’at Shubuh, materi yang dipelajari dalam pertemuan tersebut

yaitu membahas Hadist Shahih dengan mendatangkan K.H. Abdul Hakim

Hadi, setelah shalat shubuh.

9Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 2 Maret 2013.

 

Page 49: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

40

f. Hari Jum’at malam Sabtu, kajian agama dengan mendatangkan ceramah

Ust. Abdul Sa’rony, setelah shalat maghrib.

g. Hari Sabtu Shubuh, kuliah Shubuh Fajar Shadiq Madani, dengan

penceramah Drs. Taum Puli. Setiap Sabtu Shubuh di isi dengan Majlis

Fajar Shadiq Madani yang secara bergilir tingkat Masjid kelurahan

Menteng Atas Jakarta Selatan dan dengan peceramahnya tersebut.

2. Pengajian Kaum Ibu

a. Hari Minggu, Minggu pertama dengan penceramah Drh. HJ. Nurma

Nugraha dengan membahas materi Hadist Shahih.

b. Hari Minggu, Minggu kedua dengan penceramah HJ. Khodijah. Else

dengan membahas materi Hadist Shahih dan Al-Qr’an.

c. Hari Minggu, Minggu Ketiga dengan penceramah Ustz. HJ. Ajizah

Turahmi. Else dengan membahas materi isi kandungan Al-Qur’an.

d. Hari Minggu, Minggu Keempat dengan penceramah Ustz. Drh. HJ.

Romlah Adnan dengan membahas materi Fiqih Islami.

3. Membentuk Panitia Hari Besar Islam (PHBI)

a. Ramadhan dan Idul Fitri:

1) Mengadakan shalat tarawih dan tadarus Al-qur’an.

2) Menyiapkan penceramah untuk ceramah setiap ba’da shalat isya

selama bulan ramadhan.

 

Page 50: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

41

3) Memperingati malam Nuzulul Qur’an dengan menyelenggarakan

lomba-lomba ke Islaman.

4) Menerima Zakat Fitrah, Zakat Maal, Shodakoh, Infaq, dan

membagikan kepada yang berhak menerimanya.

5) Menyelenggarakan shalat Idul Fitri.

b. Idul Adha

1) Bekerja sama dengan RT dan RW untuk memberikan surat edaran

mengenai hewan Qurban.

2) Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan hewan qurban.

3) Menerima dan mendistribusikan kepada yang berhak menerimanya.

4) Menyelenggarakan shalat I’dul Adha berikut menyediakan khotibnya.

5) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Mi’raj.

6) Kegiatan-kegiatan tersebut, dilakukan didalam Masjid. Dan

mengkoordinasi dengan aparat, kantor kelurahan setempat, dan

bekerja sama dengan Masjid-Masjid lainnya.10

4. Pemberangkatan Umrah pengurus Masjid Al-Bakrie

Jama’ah Masjid Al-Bakrie terdiri berbagai macam tingkatan masyarakat,

dapat dilihat dari segi latar belakang ekonomi, pendidikan, sosial dan

budayanya.

10

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin,, Jakarta 2 Maret 2013.

 

Page 51: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

42

Dalam hal ini tentu diperlukan karyawan yang merupakan bagian dari

berjalannya program di Masjid Al-Bakrie untuk melaksanakan ritual

haji.Terlebih bilamana diperlukan oleh jama’ah untuk menjelaskan masalah

tersebut atau lebih jauh lagi jika untuk membimbingnya.

Program pemberangkatan umroh untuk pengurus Masjid Al-Bakrie

menjadi bagian kebijakan DKM Masjid Al-Bakrie.Dengan memberangkatkan

Ust. Maliki selaku sebagai imam shalat wajib disamping bidng-bidang yang

lain.

5. Program Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie

Masjid Al-Bakrie merupakan salah satu masjid ternama di wilayah

Menteng Atas Jakarta Selatan yang masih memiliki struktur kepengurusan

dengan sistem Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM). Adapun beberapa fungsi

dari Masjid Al-Bakrie ini adalah sama dengan fungsi masjid-masjid pada

umumnya, yaitu untuk tempat ibadah, akan tetapi ada beberapa fungsi lainnya

sebagai salah satu lembaga berbasis sosial keagamaan, yakni antara lain

membina para jama’ahnya sebagai anggota masyarakat untuk menjadi muslim

yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua, membina para jama’ahnya untuk

membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat lingkungan dalam

rangka usaha pembangunan masyarakat.Ketiga, membina para jama’ahnya

supaya bebas buta huruf Al-Quran sehingga bisa memberikan bekal

terciptanya generasi yang mampu memahami mengamalkan dan

 

Page 52: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

43

memasyarakatkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.Keempat,

mensejahterakan jama’ahnya melalui pelayanan kesehatan.11

Namun secara obyektif, DKM Masjid Al-Bakrie belum sepenuhnya dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal sebagai lembaga sosial

kemasyarakatan. Namun demikian, terus berusaha untuk menyejahterakan

masyarakat sekitar, yaitu dengan cara membuka unit pelayanan kesehatan,

khususnya dalam pengembangan manajemen pengelolaan dan fungsi Masjid.

Selain beberapa alasan di atas terkait pembentukan program kesehatan,

Masjid Al-Bakrie juga melihat bahwa kondisi kesehatan masyarakat di

Kelurahan Menteng Atas, Jakarta Selatan masih terbilang kurang baik dengan

fasilitas kesehatan yang belum mencukupi kebutuhan kesehatan

masyarakat.Untuk itulah Masjid Al-Bakrie membuat satu program yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan utama masyarakat, yakni pemenuhan

kebutuhan kesehatan sebagai salah satu penopang untuk menjalani rutinitas

sehari-hari.

Program kesehatan Masjid Al-Bakrie dilaksanakan dalam jangka waktu

setahun bisa mencapai 2 atau 3 kali pelaksanaan.Program kesehatan yang

dilaksanakan ini bertempat di Aula Masjid Al-Bakrie, program kesehatan

Masjid Al-bakrie juga menyediakan beberapa layanan untuk memenuhi

kebutuhan standar kesehatan masyarakat Kelurahan Menteng Atas, Jakarta

11

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Masjid Al-Bakrie, Menteng Atas, Jakarta 7 Maret 2013.

 

Page 53: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

44

Selatan. Layanan yang sudah berjalan sampai saat ini baru layanan donor

darah, khitanan massal yang bekerja sama dari kedokteran Universitas

Indonesia (UI), kegiatan tersebut dilaksanakan untuk donor darah tiga bulan

sekali sedangkan untuk khitanan massal satu tahun sekali. Adapun layanan

kesehatan khusus seperti pemeriksaan penyakit umum, poli gigi, poli mata,

pemeriksaan kehamilan dan keluarga berencana (KB).

Untuk berbagai poliklinik di atas, sasaran utamanya adalah masyarakat

yang berasal dari Kecamatan Setiabudi dengan total pasien yang datang setiap

programnya berkisar 500-800 orang dengan tujuan untuk memberikan

pelayanan kesehatan dan juga untuk menyambung silaturahmi antara pejabat

setempat dengan warga Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan12

.

Jadwal pelaksanaan program tersebut, rutin dilaksanakan 5 kali seminggu

selama 1 kali pelaksanaan, seperti yang tertera dalam table berikut :

12

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 8 Maret 2013.

No. Nama Dokter Jadwal Praktek Keterangan

1 dr. Irfah Senin s/d Jumat -

2. dr. Nadya Selasa dan Kamis

Jam praktek mulai dari 12.00

s/d 16.00 WIB

3. dr. Nuraini Jumat

Jam praktek mulai dari 10.00

s/d 15.00 WIB

 

Page 54: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

45

i tadari table di atas, jadwal praktek layanan kesehatan tersebut dilakukan

oleh 3 dokter dan 1 orang bidan serta ditunjang oleh petugas medis lainnya,

Dr. Irfah menangani layanan kesehatan umumsetiap hari Senin sampai dengan

Jumat dilaksanakan pada pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB.Dr. Nadya

melayani poli mata setiap Selasa dan Kamis, keduanya dilaksanakan pada

pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB. Kemudiandr. Nuraini melayani poli

kulit setiap hari Jumat pada jam 10.00 s/d 15.00 WIB, terakhir adalah Bidan

Aam melayani kebidanan untuk ibu hamil setiap hari pada 24 Jam.13

Adapun untuk menikmati semua layanan tersebut, masyarakat Kelurahan

Menteng Atas haya perlu menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan

Kartu Keluarga (KK) kepada petugas saat hendak menggunakan layanan

kesehatan yang ada di Masjid Al-Bakrie. Hal tersebut dilakukan untuk

pendataan warga yang sudah pernah menjadi pasien di layanan kesehatan

Masjid Al-Bakrie dan tidak perlu lagi menunjukan syaratnya jika ingin

berobat di lain waktu.

13

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Masjid Al-Bakrie, Menteng Atas, Jakarta 7 Maret 2013.

4. Bidan Aam Kamis -

 

Page 55: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

46

Selain melalui program-program tersebut di atas, Masjid Al-Bakrie juga

kerap mengadakan seminar kesehatan mengenai pola hidup sehat dan bakti

sosial sebagai salah satu langkah masjid sebagai fungsi sosial dalam

menyadarkan dan membantu kehidupan sehat kepada masyarakat setempat

serta melakukan penyuluhan bahaya narkoba bagi murid-murid SLTA

sederajat.

Program-program tersebut dinilai sudah berjalan cukup baik, karena

didukung oleh tim pelaksana yang mengelola semua proses dari mulai

perencanaan hingga proses pelaksanaan berlangsung dan dalam hal ini juga

menyangkut perhatian dan kepedulian petugas kesehatan dalam memberikan

layanan kepada pasien yang datang tanpa melihat atau membedakan latar

belakang pasien, informasi mengenai program kesehatan yang ada disebarkan

secara merata melalui penyuluhan-penyuluhan kesehatan serta memperhatikan

kebutuhan imunisasi ibu dan bayi serta keselamatannya, memperhatikan

ketersediaan tenaga kesehatan (SDM yang memadai), memperhatikan

ketepatan waktu kunjungan, jadwal pemeriksaan agar pasien tidak menunggu

terlalu lama dan memperhatikan ketersediaan obat-obatan generik begitupun

dengan pemeliharaan alat.14

Untuk kesemua proses tersebut dimulai dari membuat perencanaan

program yang dibuat juga oleh DKM Al-Bakrie. perencanaan strategis

14

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 12 Maret 2013.

 

Page 56: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

47

merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan layanan

kesehatan, ini juga sekaligus untuk menjamin program yang berkelanjutan

(sustainable programme). Memang, ada yang berpendapat bahwa tindakan

strategis (yang dirumuskan dalam program jangka menengah dan jangka

panjang) hanya relevan dengan persoalan-persoalan ekonomi, sedangkan

untuk persoalan layanan kesehatan yamg diperlukan adalah sikap taktis dan

tindakan atau program jangka pendek.Pelaksanaannya dilaksanakan oleh

DKM Masjid Al-Bakrie dibantu dengan Masjid lainnya serta pihak

puskesmas, kelurahan, RT/RW dan masyarakat yang ada disekitar lingkungan

Masjid Al-Bakrie. Untuk pengorganisasiannya, selama ini memang belum

ada, baik berupa struktur maupun susunan kepengurusan, akan tetapi selama

ini hanya masih dijalankan oleh segenap pihak DKM dengan beberapa

bantuan dari tokoh masyarakat setempat. Sedangkan untuk pengawasan juga

sampai saat ini belum terbentuk secara maksimal dan juga akan berusaha

bersama untuk membentuk rumah sehat.

Adapun bentuk sosialisasi program tersebut adalah dengan melalui

kelurahan, pengurus RT/RW setempat dan papan informasi Masjid/Mading

yang terdapat di sisi utara dan selatan Masjid, sedangkan segmentasinya lebih

ke arah masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Program-program tersebut yang sudah disosialisasikan menurut

segmentasinya masing-masing, mulai mendapat respon positif dengan adanya

 

Page 57: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

48

kegiatan program kesehatan tersebut dan berharap kegiatan seperti ini dapat

diterapkan diMasjid-Masjid dekat lainnya.15

Setelah program tersebut disosialisasikan dan mendapat respon positif

dari masyarakat, pihak DKM masih terus melakukan upaya pencitraan agar

program kesehatan tersebut mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat,

misalkan dengan melakukan program yang mengedepankan kepercayaan

masyarakat, seperti donor darah, penyedian keranda jenazah dan mobil

Ambulance, untuk menyakinkan kepada masyarakat banyak yang sudah

menyambungkan donor darah.

Adapun untuk anggaran pelaksanaan program kesehatan ini, dana

tersebut berasal dari infak, shodaqoh, perusahaan-perusahaan yang ada

dilingkungan Masjid Al-Bakrie dan donatur lainnya yang dikoordinir oleh

pihak DKM Masjid Al-Bakrie serta didukung juga oleh beberapa instansi

yang bersedia menjadi sponsor untuk program kesehatan.

Di dalam anggaran tersebut sudah tercatat dari tahun 2010-2013, dari

total infak untuk program layanan kesehatan di Masjid Al-bakrie dengan total

pertahunnya Rp 5.000.000 x 12 bulan = Rp 60.000.0000, untuk shodaqoh

dengan total perbulannya Rp 300.000 x 30 hari = Rp 9.000.000, dan dari

perusahaan-perusahaan dengan total Rp 10.000.000,-+ Rp 60.000.000,- + Rp

9.000.000,- = Rp 79.000.000 pertahunnya.

15

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, 12 Maret 2013.

 

Page 58: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

49

Dan untuk sponsor tersebut biasanya memberikan obat-obatan dan

pengobatan yang bekerja sama dengan PMI (palang merah Indonesia) serta

Rumah Sakit MMC.

Adapun anggaran danaoperasionalnya:

Efektivitas pelaksanaan program kesehatan yang dilaksanakan sejauh ini

sangat efektif karena melibatkan beberapa pihak diantaranya DKM Masjid

Al-Bakrie, Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, dan pihak-pihak

terkait lainnya dan beberapa rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit MMC

Jakarta yang mendukung dengan program pemberian obat-obatan secara gratis

beserta tenaga medisnya, dan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia

(PMI) untuk program donor darah.16

Selain Rumah Sakit MMC, program kesehatan Masjid Al-Bakrie juga

bekerja sama dengan beberapa pihak, antara lain Kelurahan Menteng Atas,

Kecamatan Setiabudi, Kodim 05 dan juga Bakrie Amanah.

16

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, 12 Maret 2013

1. tenaga Operasional Harian JumlahPerbulannya

Dokter 1 orang, Rp 400.000 x 30 hari = Rp 12.000.000

2 Para medisnya 1 orang x Rp 100.000 = Rp 100.000

Total = Rp 12.100.000

 

Page 59: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

50

Upaya Masjid Al-Bakrie dalam memaksimalkan sarana dan prasarana

untuk program kesehatan yakni dengan menggandeng institusi terkait dalam

halini kelurahan dan Puskesmas yang berada disekitar Masjid Al-Bakrie.

Untuk harapan dan rencana ke depan Masjid Al-Bakrie terkait

pengembangan program layanan kesehatan tersebut, harapan kedepannya

program layanan kesehatan ini semakin baik dan didukung berbagai pihak

terutama dapat mendirikan “Rumah Sehat Gratis” dimana nantinya semua

pelayanan kesehatan secra professional dan sumber daya yang mampu

dibidangnya.17

Sudah selayaknya masjid menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan-

kegiatan yang dapat melahirkan umat yang cerdas dan berkualitas. Karena

masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga dapat

difungsikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan baik kegiatan

sosial, pendidikan, dan musyawarah.

Di Masjid Al-Bakrie ada beberapa program kegiatan yang telah tersusun

yaitu dalam program kegiatan tahunan. Program kegiatan tahunan ini di

antaranya adalah program donor darah yang di adakan pada bulan Mei,

Agustus, dan bulan November. Di hadiri oleh karyawan Masjid Al-Bakrie,

siswa-siswi dan masyarakat sikitar Masjid Al-Bakrie. Kegiatan ini bekerja

sama dengan Palang merah Indonesia serta kelurahan setempat.

17

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, 12 Maret 2013

 

Page 60: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

51

Program khitanan massal diadakan pada bulan Juni dihadiri masyarakat

sekitar Masjid Al-Bakrie dan program ini bekerja sama dengan rumah sakit

sekitar kelurahan menteng atas, program bedah buku yang di adakan pada

bulan Juni, Agustus, Oktober, Desember dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswi

bakrie Secholl dan masyarakat sekitar Masjid Al-bakrie, program santunan

anak yatim piatu yang diadakan pada bulan Mei yang dihadiri olehmasyarakat

sekitar Masjid Al-Bakrie dan masyarakat menteng atas, dan program pasar

murah Ramadhan yang diadakan pada bulan Ramadhan.18

E. Sarana dan prasarana Masjid Al-Bakrie

Masjid Al-Bakrie sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana guna

untuk untuk memfasilitasi berbagai macam kegiatan-kegiatan yang ada di Masjid

Al-Bakrie.

Adapun sarana dan prasarana yang ada di Masjid Al-Bakrie sebagai

berikut:

1. Ruang Ibadah Utama Masjid

Kengunaannya ruang ibadah utama ini untuk akad nikah, ceramah agama dan

pengajian dengan kapasitas 800 orang.

2. Aula Serbaguna.

Kegunaan aula serbaguna ini untuk resepsi pernikahan dan pertemuan umum

dengan kapasitas 500 orang.

18

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 7 Maret 2013

 

Page 61: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

52

3. Plaza Masjid

Kegunaan plaza Masjid ini untuk hari besar islam, syukuran,bazar dan lain-

lain.

4. Kantor Sekertariat.

Kegunaannya untuk kegiatan administrasi dan segala hal yang terkait dengan

pengelolaan Masjid tentu saja amat memerlukan ruangan.

5. Perpustakaan Masjid.

Kegunaannya untuk menambah wawasan bagi masyarakat yang

membutuhkan segudang ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum.

6. Ruang Kesehatan.

kegunaannya untuk memudahkan transaksi kepada masyarakat sebelum

melakukan pemeriksaan dan melakukan proses pendaftaran.19

19

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Jakarta 7 Maret 2013.

 

Page 62: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

53

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Program Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas

Jakarta Selatan

1. Latar Belakang Program Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie

Layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie adalah program sosial untuk

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.1Adapun hal

yang melatar belakangi dibuatnya program kesehatan tersebut adalah ingin

menerapkan pola hidup bersih dan sehat, sebagaimana yang dianjurkan oleh

Rasulullah SAW. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Alasan kedua

adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pola hidup

sehat.Ketiga untuk memberikan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat

yang ada disekitar Masjid Al-Bakrie.Keempat, adanya suatu kebutuhan

masyarakat yang harus dipenuhi terutama dalam hal pelayanan kesehatan

dan juga daya beli masyarakat ekonomi lemah.2

Upaya pemerintah umtuk membantu menanggulangi kemiskinan

dengan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin yang disalurkan

melalui kelurahan sudah sering dilaksanakan, akan tetapi program-program

tersebut hanya seumur jagung dan belum memberikan hasil yang optimal

sampai sekarang.

1Hasil wawancara pribadi dengan Dr. Aini selaku dokter yang bertugas di klinik Masjid

Al-Bakrie, Jakarta 12 Maret 2013. 2 Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Masjid Al-Bakrie, Jakarta 23 Februari 2013.

 

Page 63: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

54

Dalam upaya menanggulangi kemiskinan tersebut disebabkan oleh

faktor-faktor, baik yang datang dari penerima bantuan maupun yang datang

dari pihak pengelola bantuan.

Oleh karna itu sesuai dengan hasil penelitian lapangan yang penulis

temukan mengenai analisis program layanan kesehatan di Masjid Al-Bakrie,

ada beberapa poin bahasan yang menjadi fokus penelitian yang akan penulis

bahas dalam bab ini. Hal pertama yang akan penulis bahas adalah mengenai

alasan mengapa Masjid Al-Bakrie membuat satu program kesehatan di

lingkungan Kelurahan Menteng Atas, Jakarta Selatan.

2. Tujuan Program Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie

Tujuan program layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie adalah

perbaikan kualitas kesehatan dan aksesibilitas layanan kesehatan anggota

pemberdayaan di wiliyah Masjid Al-Bakrie baik per kecamatan maupun

kelurahan.

Visi

Menjadikan pusat pemberdayaan kesehatan masyarakat yang bersifat

universal.

Misi

Menyelengarakan program kesehatan yang bersifat komperhensif di

seluruh Indonesia menuju pemerataan akses pelayanan kesehatan yang

berkualitas.

 

Page 64: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

55

3. Struktur layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie

Struktur layanan kesehatan Masjid Al-Bkarie yaitu:

Ketua : H. Zulfikar

General Administrasi : Syarief Thoyib

Staf Keuangan : totot Prihartono

Dokter Jaga : dr. Irfah, dr. Nadya, dr. Nuraini

Bidan Jaga : Aam

Keamanan : Aris M dan arif M

Supir Ambulance : Toni Hariyanto

4. Sasaran Program Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie

Sasaran program layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie adalah

mengkhususkan untuk warga sekitar kelurahan Menteng Atas, khususnya

kepada warga yang tingkat ekonominya lemah atau kurang mampu.

Sosialisasi dilakukan dengan cara melalui pihak kelurahan, pengurus Rt/Rw

dan papan informasi di Masjid Al-Bakrie.

5. Jenis Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie

Jenis layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie

Tabel 1.

Praktek Jenis Layanan Program Pelayanan

Kesehatan

Dokter Umum

Hari: Senin-Jumat

Jam: 08.00-16.00WIB

Layanan Umum a. Pelayanan Kesehatan

Umum

 

Page 65: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

56

Bidan

Setiap Hari

24 Jam

Hari Senin-Sabtu

Jam 08.00-16.00

Layanan Ibu Hamil

Layanan Ibu dan anak

b. Pelayanan persalinan

c. Pelayanan KB

d. Pelayanan Imunisasi

Dokter Poli Mata

Hari: Selasa-kamis

Jam: 08.00-16.00

Layanan Poli Mata e. Pelayanan Katarak

Dokter Poli Kulit

Hari: Jumat

Jam: 10.00-15.00 WIB

Layanan Poli Kulit f. Pelayanan Gatal-

Gatal

6. Sumber Dana Program Layanan Kesehatan Masjid Al-Bakrie

Sumber dana program layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie

a. Rumah Zakat (Bakrie Amanah)

b. Infaq dan Shadaqah (Zis)

c. Sponsorsip dari pihak terkait seperti rumah sakit MMC Jakarta

d. Bakrie Telkom

B. Perencanaan Program Kesehatan Masjid Al-Bakrie

Tahap pertama dalam setiap kegiatan adalah tahap perencanaan, di mana

pada tahap ini akan menemukan beberapa rancangan kegiatan tersebut. Masjid

Al-Bakrie dalam program kesehatan ini membuat rancangan kerja mulai dari

penentuan sasaran program, perencanaan anggaran hingga sosialisasi.Pertama

untuk sasaran program kesehatan tersebut, Masjid Al-Bakrie mengkhususkan

untuk warga sekitar Kelurahan Menteng Atas, khususnya kepada warga yang

tingkat ekonominya lemah atau kurang mampu. Sosialisasi dilakukan dengan

 

Page 66: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

57

cara melalui pihak kelurahan, pengurus RT/RW dan papan informasi di Masjid

Al-Bakrie.

C. Pelaksanaan Program Kesehatan Masjid Al-Bakrie

a. Program Penyuluhan Kesehatan

Dalam layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie, yang termasuk dalam

materi penyuluhan kesehatan ini antara lain tentang penyuluhan Keluarga

Berencana (KB) dan penyuluhan narkotika untuk pelajar SMP/se-derajat.

Untuk penyuluhan KB, biasanya yang menjadi target adalah ibu-ibu rumah

tangga, karena pada umumnya ibu rumah tangga lah yang harus

memahami tentang program KB dari pemerintah, untuk nantinya

disampaikan kepada suaminya.3Para ibu rumah tangga rentan memiliki

anak lebih dari dua karena pada dasarnya tugas mereka hanyalah berkutat

dengan tugas rumahan, sehingga mereka kurang tanggap dengan berbagai

informasi seputar KB yang telah disosialisasikan oleh pemerintah di

berbagai tempat umum.Pada prakteknya, penyuluhan KB berisi tentang

penjelasan tentang penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan suami istri

terkait pencegahan kehamilan dengan jarak kehamilan 5 tahun setelah

kelahiran pertama.4

”karna masalah ekonomi, saya kan orang gak mampu jadi disitu

saya sangat mudah untuk berobatnya, palagi saya kan sedang

hamil.Jadi penyuluhan KB yang diadakan oleh Masjid Al-Bakrie

3 Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Masjid Al-Bakrie, Jakarta 23 februari 2013. 4 Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Masjid Al-Bakrie, Jakarta 23 februari 2013.

 

Page 67: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

58

ini sangat bagus programnya, dan proses pengobatannya juga

sudah gratis”.5

Penyuluhan KB bukan hanya diberikan kepada para ibu rumah

tangga, tetapi juga diberikan kepada pasangan yang baru akan menikah,

sebagai upaya pencegahan dini kehamilan dengan jarak dekat dan dengan

jumlah yang banyak (lebih dari dua). Biasanya diberikan pada seminar

pra-nikah yang materinya disampaikan oleh para tenaga penyuluh dan

dokter dari rumah sakit yang bekerja sama dengan Masjid Al-Bakrie.

Target penyuluhan kesehatan ini yang bermateri KB sasarannya dari

ibu-ibu rumah tangga yang berada diwilayah Menteng Atas Jakarta

Selatan. Sedangkan konsepnya setiap Rt diambil diambil 30 orang dan

didata berdasarkan Rtnya. Dan hasil dari penyuluhan tersebut para peserta

berhak mendapatkan buku panduan tentang KB sofvenir lainnya.

Sedangkan untuk penyuluhan narkotika, target utamanya adalah

pelajar SMA/se-derajat yang notabene pada usia 17-25 sangat rentan

terhadap berbagai godaan yang bisa menjerumuskan kepada tindak

kriminal, seperti penggunaan narkoba. Dalam penyuluhan ini diberikan

materi tentang bahaya penggunaan narkoba, pemaparan dampak fisik dan

mental penggunaan narkoba, upaya pencegahan terhadap kemungkinan

penggunaan narkoba dan memberikan solusi bagi orang tua untuk

mengikutsertakan anaknya yang masih remaja dalam kegiatan yang positif.

5Hasil wawancara pribadi dengan pasien di klinik Masjid Al-Barie, Jakarta 12 Maret

2013.

 

Page 68: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

59

Untuk target setiap materi penyuluhan kesehatan sasarannya dari

masyarakat yang berasal dari kec. Setiabudidengan total peserta yang hadir

rata-rata 500 orang-800 orang. Sedangkan konsepnya setiap RT d didata

berdasarkan RT-nya.Dan hasil dari penyuluhan tersebut para peserta

berhak mendapatkan buku panduan setiap materi dan souvenir

lainnya.Dengan tujuan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat anjuran

dari pemerintah Republik Indonesia dan sebagai ajang silahturahmi dengan

masyarakat.

b. Imunisasi dan Periksa Kehamilan

Layanan imunisasi ini sudah jelas ditargetkan untuk anak balita,

sebagai langkah pencegahan terhadap virus-virus yang sering menyerang

kekebalan tubuh balita. Adapun vaksin yang diberikan adalah antara lain:

1) Bacillus Calmete-Guerin (BCG) yang diberikan untuk pencegahan

penyakit tuberculosis (TBC).

2) Difteri pertusis tetanus (DPT) untuk pencegahan penyakit diphteri,

partusis dan tetanus.

3) Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis, yakni kelumpuhan pada

usia balita yang ditandai dengan ukuran kaki yang kecil.

4) Campak, untuk mencegah penyakit campak.

 

Page 69: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

60

c. Donor Darah

Kegiatan donor darah dilaksanakan setiap 3 bulan sekali yang bekerja

sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI).Pelaksanaan donor darah ini

sudah berlangsung dari tahun 2007- sekarang. Jumlah pendonor dari tahun

2007 – sekarang jumlahnya adalah:6

Tabel 2.

Jumlah pendonor dari tahun 2007- sekarang

Tahun Jumlah Pendonor

2007 115 pendonor

2008 130 pendonor

2009 150 pendonor

2010 100 pendonor

2011 95 pendonor

2012 110 pendonor

2013 100 pendonor

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun untuk

program donor darah di Masjid Al-Bakrie tetap berjalan dan tidak ada

batasannya untuk pendonor baik keluarga yang kurang mampu maupun

yang mampu.

6Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan Program

Rutin, Masjid Al-Bakrie, Jakarta 23 Februari 2013

 

Page 70: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

61

d. Khitanan Massal

Khitanan massal dilaksanak setahun sekali untuk para anak-anak usia

5-10 tahun di wilayah Menteng Atas dan sekitarnya. Dilaksanakan oleh

tim medis dari rumah sakit dan puskesmas setempat.

e. Poliklinik

Untuk layanan poliklinik, ada 3 poli khusus diantaranya adalah poli

mata, poli gigi dan poli umum.

1. Poli Mata

Dalam mengupayakan pemeliharankesehatan indera penglihatan dan

pencegahan kebutaan merupakan satu hal yang perlu mendapat

perhatian dari berbagai pihak, untuk meningkatkan derajat

kesehatannya yaitu mencari pertolongan pengobatan kesehatan berupa

klinik yang bisa di manfaatkan sebagai layanan kesehatan.

Masjid Al-bakrie telah menyediakan program berupa layanan

kesehatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat dan

meringankan biaya kesehatan di sekitar Masjid Al-Bakrie dengan

berbagai macam penyakit mata salah satunya yaitu penyakit Katarak.7

2. Poli Gigi

Untuk poli gigi ini masyarakat sangat antusias dalam melakukan

pemeriksaan, dalam pemeriksaan tersebut manyoritas dari anak-anak

yang melakukannya.Adapun untuk obat-obtannya dikasih secara gratis

dan cuma-cuma.

7http://skripsi-qt.blogspot.com/2011_09_01_archive.html. tanggal 12 Maret 2013

 

Page 71: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

62

3. Poli Umum

Poli umum ini menangani berbagai macam penyakit dari mulai

penyakit dalam dan penyakit luar. Dan proses pengobatannya itu

dibantu dari pengurus Masjid Al-Bakri yang bekerjasama dengan PMI

(Palang Merah Indonesia).

Selain untuk membantu masyarakat kurang mampu (miskin) program ini

diharapkan juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti

kesehatan, karena pada hakekatnya kesehatan merupakan bagian terpenting

dari kehidupan manusia, tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan

berbagai aktivitasnya, selain itu kesehatan juga merupakan nikmat yang telah

diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Dengan berdirinya program

layanan kesehatan di Masjid Al-Bakrie inilah, masyarakat yang kurang mampu

(miskin) sangat terbantu, karena hal itu dapat mengurangu beban hidup

mereka. Hal ini seperti yang diungkapan oles salah satu pasien diklinik Masjid

Al-Bakrie:

“Alhamdulillah, ketika ada program layanan kesehatan diMasjid Al-

Bakrie ini saya jadi gak jauh kalo mo berobat, mana gratis lagi

berobatanya dan obat-obatannya pun ga jauh beda dengan obat yang ada

di rumah sakit lain atau puskesmas kemudian dokternya juga sangat

berpengalaman..pokoknya mah saya cocok aja mas berobat disini, jadi

saya merasa beruntung banget berobat disni”.8

8Hasil wawancara pribadi dengan pasien di klinik Masjid Al-Bakrie, Jakarta 12 Maret

2013.

 

Page 72: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

63

Sebagai timbal baliknya, masyarakat sangat antusias untuk mendukung

dan membantu setiap program yang dilaksanakan di Masjid Al-Bakrie

tterutama dalam program layanan kesehatannya.9

D. Analisis SWOT.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah penulis paparkan pada

pembahasan sebelumnya, penulis dapat memberikan beberapa analisis terhadap

hasil temuan tersebut.Di antaranya adalah beberapa poin mengenai analisis

kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan

ancaman (treatment) (SWOT) dari layanan kesehatan yang dibuat oleh Masjid

Al-Bakrie Kelurahan Menteng Atas Jakarta Selatan. Di dalam analisis ini

diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh lingkungan dimna

terdapat lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Disini penulis akan

memaparkan sebagai berikut:

1. Linkungan Eksternal

lingkungan eksternal berguna untuk mengidentifikasi berbagai peluang

(opportunity)dan ancaman (threat). Peluang adalah kondisi-kondisi dalam

lingkungan eksternal yang dapat membantu jalannya program layanan

kesehatan untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan ancaman adalah

kondisi yang dapat mengganggu jalannya program layanan kesehatan.

Hasil Identifikasi faktor SWOT peluang dan ancaman program layanan

kesehatan Masjid Al-Bakrie:

9Hasil wawancara pribadi dengan Dr. Aini selaku dokter yang bertugas di klinik Masjid

Al-Bakrie, Jakarta 12 Maret 2013.

 

Page 73: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

64

a. Faktor Peluang

Mengenai peluang pelayanan kesehatan di Masjid Al-Bakrie tersebut

adalah masih banyak masyarakat Menteng Atas yang belum tersentuh

pelayanan yang murah dan terjangkau.Hal tersebut menjadi salah satu

kesempatan bagi DKM Al-Bakrie untuk membantu masyarakat setempat

dan sekitarnya untuk menjadi lembaga sosial masyarakat yang berbasis

agama Islam dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan

sejahtera.Termasuk dalam hal ini, bisa menjadi salah satu media untuk

pencitraan Masjid Al-Bakrie yang lebih baik dan bisa menjadi lembaga

yang dipercaya oleh masyarakat.

b. Faktor Ancaman

Mengenai ancaman atau kendala, pelayanan kesehatan tersebut adalah

masih banyak masyarakat yang berpikiran bahwa apabila ada pelayanan

kesehatan gratis, maka pemberian pelayanan kesehatannya tidak maksimal

dan obat-obatan yang diberikan pun tidak bagus atau yang lebih dikenal

obat generik.Pandangan tersebut bisa menjadi satu motivasi dan pendorong

DKM Al-Bakrie untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat terkait

pemberian layanan kesehatan secara gratis dan untuk menghilangkan citra

negatif masyarakat terhadap sesuatu yang diberikan oleh sebuah instansi

secara cuma-cuma. Pemberian layanan dan obat generik pun dilakukan

dengan profesional oleh tenaga medis yang dikelola oleh DKM Al-Bakrie,

agar menjadi sesuatu yang bernilai positif bagi kedua belah pihak, yakni

untuk tenaga medis dan DKM Al-Bakrie yang akan mendapat respon secara

 

Page 74: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

65

baik dan masyarakat menilai layanan kesehatan tersebut tidak berjalan

secara setengah hati.10

2. Linkungan Internal

Lingkungan internal secara langsung berguna untuk melakukan

analisis lingkungan dalam program layanan kesehtan, maka hal-hal yang

menjadi perhatian adalah yang terkait dengan sumber daya manusianya

(SDM).

Dari hasil analisis diatas terdapat beberapa aspek-aspek tersebut

dengan diketahui bagaimana sesungguhnya aspek tersebut dapat

merupakan suatu kekuatan atau potensi yang dapat dikembangkan oleh

pihak DKM Masjid Al-Bakrie dalam suatu proses program layanan

kesehatan yang merupakan kelemahan atau hambatan yang harus

disempurnakan dan ditingkatkan.

Hasil identifikasi faktor SWOT kekuatan dan kelemahan program

layanan kesehatan Masjid Al-Bakrie:

a. Faktor Kekuatan

Mengenai faktor kekuatan dari layanan kesehatan.yang dirasakan oleh

DKM Al-Bakrie adalah lokasi Masjid Al-Bakrie yang berbatasan dengan

RW 05 Kelurahan Menteng Atas sehingga sangat mudah dijangkau dari

berbagai wilayah dan masyarakat dapat dengan mudah mencapai ke lokasi

tersebut.Hal inilah yang menjadi keunggulan yang dimiliki oleh Masjid Al-

Bakrie dalam proses sosialisasi program layanan kesehatan tersebut,

10

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Masjid Al-Bakrie, 23 Februari 2013.

 

Page 75: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

66

sebagai salah satu pendukung dalam mencapai tujuan DKM Al-Bakrie

dalam menciptakan dan menumbuhkan kesadaran hidup sehat di kalangan

masyarakat Kelurahan Menteng Atas dan sekitarnya melalui berbagai

layanan kesehatan yang disediakan dalam program tersebut.

b. Faktor Kelemahan

Mengenai faktor kelemahan pelayanan kesehatan tersebut adalah

sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan yang masih belum

maksimal. Hal tersebut, sarana dan prasarana memang seharusnya menjadi

hal utama yang harus disediakan oleh pihak pelaksana, dalam hal ini adalah

DKM Al-Bakrie sampai saat ini layanan kesehatan masih dilaksanakan di

Aula Masjid Al-Bakrie dan beberapa kali dilaksanakan di Kelurahan

Menteng Atas. Untuk kedepannya, sesuai dengan rencana Masjid Al-Bakrie

akan mendirikan Rumah Sehat Gratis yang pada nantinya semua layanan

kesehatan yang saat ini sering dilaksanakan secara berkala akan

dipindahkan ke rumah sehat tersebut agar pelaksanaannya bisa lebih

profesional dan tidak ada waktu berkala, sehingga masyarakat bisa bebas

kapan saja untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya di rumah sehat

tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak DKM Al-Bakrie juga telah

menjalin kerja sama dengan sejumlah instansi terkait, baik swasta maupun

instansi pemerintahan setempat untuk merealisasikan Rumah Sehat Gratis,

 

Page 76: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

67

dalam hal ini juga menjalin kerja sama dengan Puskesmas setempat untuk

penyediaan tenaga medis.11

O

W S

T

Gambar 1 :Matriks (Kuadran) Analisis SWOT12

1. Kuadran I (positif, positif)

DKM Al-Bakrie, memiliki program kesehatan yang berlokasi

strategis sehingga memungkinkan program tersebut untuk tetap terus

diselenggarakan bahkan memungkinkan untuk menambah beberapa

layanan, guna menunjukan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

2. Kuadran II (positif, negatif)

Disamping kondisi atau keadaan program kesehatan yang sudah

baik dibutuhkan penambahan sarana dan prasarana untuk memberikan

kenyamanan lebih untuk pasien, sehingga tidak ada lagi warga yang

merasa ragu untuk datang berobat dilayanan kesehtan Masjid Al-Bakrie

11

Wawancara langsung dengan Bapak H. Zulfikar, Koordinator Bidang Keagamaan dan

Program Rutin, Masjid Al-Bakrie, Jakarta 23 Februari 2013. 12

http://daps.bps.go.id/file_artikel/66/Analisis%20SWOT.pdf, diakses pada Selasa, 23

Juli 2013 jam 13.00 WIB

(+,+)

Kuadran I

Bergerak / Progresif

(+,-)

Kuadran II

Diversifikasi

(-,+)

Kuadran III

Ubah Strategi

(-,-)

Kuadran IV

Bertahan

 

Page 77: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

68

3. Kuadran III (negatif, positif)

Untuk kondisi ini DKM Masjid Al-Bakrie masih membutuhkan sarana

prasarana yang memadai, tetapi untuk sementara ini program layanan

kesehatan Masjid Al-Bakrie masih mnggunakan Aula Masjid dan

Kelurahan Menteng Atas. Sedangkan untuk kedepannya, sesuai dengan

rencana Masjid Al-Bakrie akan mendirikan Rumah Sehat Gratis yang pada

nantinya semua layanan kesehatan yang sering dilaksanakan secara

berkala akan dipindahkan ke rumah sehat tersebut agar pelaksanaannya

bisa lebih profesional dan tidak ada waktu berkala, sehingga masyarakat

bisa bebas kapan saja untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya di rumah

sehat tersebut.

4. Kuadran IV (negatif, negatif)

Strategi bertahan, membuat sebuah program didalam program;

misalnya sunatan missal yang sudah terselenggarakan. DKM masjid Al-

Bakrie bisa membuat beberapa program tambahan lainnya untuk tetap

menanamkan kebiasaan hidup sehat dikehidupan bermasyarakat juga

meningkatkan kualitas kinerja atau pelayanan dari tenaga medis.

 

Page 78: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan program kesehatan Masjid Al-Bakrie Kelurahan Menteng

Atas yang terdiri dari berbagai layanan ini sudah berjalan dengan cukup

baik, karena didukung oleh beberapa instansi swasta seperti rumah sakit

dan perusahaan swasta yang menyalurkan dana bantuan sosialnya untuk

program tersebut, dan juga mendapatkan dukungan dari instansi

pemerintahan seperti dari pihak Kelurahan Menteng Atas dan Kecamatan

Setia Budi

Adapun layanan yang disediakan oleh DKM sudah sangat memenuhi

kebutuhan dasar hidup sehat masyarakat setempat, di antaranya adalah

kesehatan kulit, mata, gigi dan kebutuhan akan obat-obat yang harganya

terjangkau. Namun segala sesuatu masih tidak lepas dari berbagai

kekurangan, seperti halnya pada program kesehatan ini, yakni program

kesehatan Masjid Al-Bakrie masih belum terlalu maksimal dalam

penyediaan tempat yang lebih baik, karena sampai saat ini masih

menggunakan fasilitas di Masjid Al-Bakrie, yakni aula serbaguna dan

juga masih sering dilaksankan di kantor Kelurahan Menteng Atas, Jakarta

Selatan. Dengan proses sosialisasi yang serentak, maka minat masyarakat

pun banyak yang tertarik untuk memnuhi kebutuhan dasar kesehatannya

di layanan kesehatan yang disediakan oleh program tersebut, yang

 

Page 79: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

64

notabene masih banyak masyarakat yang berada di bawah garis

ketidakmampuan secara finansial.

2. Secara garis besar, program kesehatan Masjid Al-Bakrie memiliki

kekuatan atau keunggulan dilihat dari kesuksesan dan nama baik dari

Masjid Al-Bakrie itu sendiri, yang sudah memiliki kredibilitas dari

masyarakat setempat, serta lokasi pelaksanaan program tersebut yang

mudah dijangkau oleh masyarakat, seperti dilaksanakan di Masjid Al-

Bakrie itu sendiri dan juga di kantor Kelurahan Menteng Atas, Jakarta

Selatan, selain sebagai penyedia layanan kesehatan juga sebagai salah

satu ajang silaturahmi antara masyarakat setempat dengan para pejabat

pemerintahan lokal dan pengurus Masjid Al-Bakrie. Namun, program ini

juga masih memiliki beberapa kekurangan, slaah satunya adalah yang

masih dilaksanakan di Masjid Al-Bakrie dan di kantor kelurahan, karena

pihak pelaksana pun juga ingin melaksanakan program kesehatan ini

secara independen, dengan memiliki lokasi tersendiri yang tidak jauh dari

Masjid dan kantor kelurahan, sehingga masih mudah untuk diakses oleh

masyarakat setempat. Selain itu, masih ada juga hambatan atau ancaman

yang datang dari warga setempat, semisal dengan masih tidak percayanya

masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diberikan secara cuma-

cuma. Selain beberapa kekurangan, ancaman dan kekuatan yang ada,

peluang terbesar yang dilihat oleh DKM Al-Bakrie dalam pelaksanaan

program kesehata ini adalah masih banyaknya warga Kelurahan Menteng

Atas yang masih belum tersentuh oleh berbagai layanan kesehatan yang

 

Page 80: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

65

disediakan oleh pemerintah dan pihak swasta, di antaranya adalah masih

banyaknya jasa penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit swasta

dan rumah sakit pemerintah yang biaya perawatannya masih tergolong

mahal dan tidak mampu terjangkau oleh masyarakat kelas menengah ke

bawah, hal itu yang dimanfaatkan oleh DKM Al-Bakrie untuk pencitraan

positif bahwa masih ada instansi swasta yang peduli terhadap masalah

sosial masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta.

B. Saran

1. Segera merealisasikan pembangunan Rumah Sehat Gratis agar kesehatan

warga setempat makin terpenuhi secara mudah dan cuma-cuma .

2. Tingkatkan terus program-program yang telah dilakukan oleh masjid Al-

Bakrie, terutama dalam hal pelayanan kesehatan terhadap warga kurang

mampu (miskin) misalnya, melakukan kerjasama dengan rumah sakit

tertentu untuk menangani pasien yang menderita penyakit berat/serius

agar tercapainya program layanan kesehatan yang baik.

3. Lebih ditingkatkan lagi dalm hal penggalngan dana, supaya pelayanan

kesehatannya dapat menjangkau di semua wilayah miskin yang ada.

 

Page 81: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

66

DAFTAR PUSTAKA

A, Haller, Bimbingan Dan Konseling.

Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara,

1988.

Ayub, E, Moh, dkk, Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Manajemen Masjid,

Jakarta: Gema Insani, 1996.

Azwar, Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.

Brata, Adya, Atep, Bisnis dan Hukum Perdata dagas SMK, Bandung: Armico, 1999.

Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Kominikasi Kontemporer, Yogyakarta: Andi,

2004.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2005.

Gzalba, Sidi, Masjid pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam, Jakarta; Gema Insani

Press, 2009.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset II, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM, 1984.

Hafidhudin, Didin, Dakwah Aktua, Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Kottler, Philip, Marketing Manajemen: Analisis Planning,Implementasi and Control,

Eight Edition, New Jersey, Prentice Hall, 1994.

Kriyantono, Rachmad, Teknik Praktis Riset komunikasi Disertai Contoh praktis Riset

Media, Publik Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi

Pemasaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Markan, Soemarno, Markan, dkk, Kamus Kedoteran, Jakarta: Fakultas Kedokteran

Univertsitas Indonesia, 2004.

Masduki, Menjadi Broadcaster Propesional, Yogyakarta: LKIS, 2004.

Milles, Mattew, B, dan Huberman Michel, Analisis Data Kualitatif. Penerjemah

tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press, 1992.

 

Page 82: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

67

Moenir, AS, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta Bumi Aksara,

2000.

Moleong, Lexy, J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 2000.

Muntana, Ahmad, dan Setiawan, Bambang, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta

Universitas Terbuka, 2004.

Norton, Michael, Menggalang Dana, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002.

Qaradhawi, Yusuf, Tuntunan Membangun Masjid, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Rohila, Eva, dan nasrullah, Rulli, Mengelola Pelayanan Kesehatan Untuk Dhuafa.

Jakarta: Devisi Hubungan Masyarakat.

Rukmana, Nana, Masjid Dan Dakwah, Jakarta: Al-mawardi Prima, 2002.

Sadily, Hasan, dan Echol, Jhon, M, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta :

Pt. Gramedia, 1990.

Sugiono, Metode Penulisan Administras, Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005.

Yani, Ahmad, dan Ismail, Achmed Satoni, Menuju Masjid Ideal, Jakarta: LPZSI

Haramain.2001.

_ _ _ _ _ _ _ _ _, Panduan Mengelola Masjid, Jakarta: Pustaka Intermasa, 2007.

http://en.wikipedia.org/wiki/PEST_analysis. akses pada tanggal 27 februari 2013

https://foursquare.com/v/masjid-bakrie-kuningan/4caef45a39458cfa0740f69f, akses

pada tanggal 27 februari 2013.

http:/id.answer.yahoo.com/question/index?qid=2010121404008AAACTIEz, akses

pada 9 Desember 2012

 

Page 83: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

 

Page 84: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

 

Page 85: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

 

Page 86: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

BUKTI WAWANCARA

Narasumber : Bapak. H. Ahmad Zulfikar

Jabatan : Koordinator Bidang Keagamaan dan Program Rutin Masjid Al-

Bakrie

Tanggal dan waktu : 4-7 Februari 2013 jam 13.00-15.00 WIB

Tempat : Masjid Al-Bakrie, Menteng Atas, Jakarta Selatan

1. Tanya (T) : Hal apa yang melatarbelakangi DKM Al-Bakrie membuat satu program

terkait pelayanan kesehatan di Kelurahan Menteng Atas?

Jawab (J) : Pertama, sebagai penerapan anjuran Rasulullah tentang hidup sehat. Kedua,

untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat kepada masyarakat setempat. Ketiga, untuk

memberikan layanan kesehatan yang baik bagi masyarakat Kelurahan Menteng Atas dan

sekitarnya. Keempat, adanya seuatu kebutuhan kesehatan masyarakat yang masih belum

terpenuhi dan daya beli masyarakat terhadap obat-obatan yang masih rendah.

2. T : Bagaimana penerapan fungsi manajemen untuk program layanan kesehatan tersebut?

J : Untuk manajemen atau pengelolaan, keseluruhan program layanan kesehatan Masjid

Al-Bakrie dikelola oleh pihak DKM sendiri, mulai dari proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan. Proses perencanaan dibuat oleh

DKM dengan penanggung jawabnya adalah Bidang Keagamaan dan Program Rutin,

sekaligus menjadi organisasi kerjanya. Sedangkan proses pelaksanaan juga dilakukan

oleh DKM namun juga dibantu oleh petugas medis dari puskesmas dan rumah sakit

setempat, serta petugas Kelurahan Menteng Atas. Namun untuk pengawasannya, masih

belum dilaksanakan secara optimal oleh DKM.

3. T : Bagaimana bentuk sosialisasi program kesehatan tersebut kepada masyarakat dan

bagaimana segmentasinya?

J : Bentuk sosialisasi yang dilakukan hanya dengan menempelkan informasi di majalah

dinding (mading) Masjid Al-Bakrie karena masjid tersebut tergolong ramai sehingga

informasi tentang layanan kesehatan tersebut akan mudah dilihat oleh jamaah dan akan

disebarkan kepada warga yang lainnya. Untuk segmentasinya, layanan kesehatan ini

lebih ditujukan kepada masyarakat dengan tingkat ekonomi mengengah ke bawah.

4. T : Bagaimana respon masyarakat setempat terhadap layanan kesehatan yang dibuat

oleh DKM Al-Bakrie?

 

Page 87: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

J : Respon dari masyarakat terbilang sangat positif, karena sangat menunjang

kebutuhan kesehatan masyarakat yang masih belum mampu memenuhi kebutuhan

kesehatan hidup mereka. Masyarakat juga berharap layanan kesehatan ini bukan hanya

diadakan oleh DKM Al-Bakrie, namun juga di masjid-masjid terdekat lainnya.

5. T : Sejauh mana efektifitas program layanan kesehatan tersebut di tengah kehidupan

kasyarakat?

J : Program tersebut sudah berjalan efektif karena tingginya minat masyarakat setempat

terhadap layanan yang disediakan oleh Masjid Al-Bakrie dan juga ini dikarenakan

program tersebut didukung oleh banyak pihak seperti puskesmas setempat, berbagai

rumah sakit swasta dan juga kelurahan Menteng Atas.

6. T : Layanan apa saja yang ada di dalam program kesehatan Masjid Al-Bakrie?

J : Ada banyak layanan, antara lain pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan tekanan

darah, gula darah dan kolesterol, ada juga pemeriksaan gigi, mata, pelayanan terpadu

untuk balita (Posyandu), pelayanan Keluarga Berencana (KB), penyuluhan kesehatan

untuk warga dan juga penyuluhan bahaya Narkotika kepada pelajar SMD/sederajat di

Jakarta. Selain itu, DKM Al-Bakrie juga mengadakan program donor darah dan khitanan

massal untuk masyarakat setempat.

7. T : Bagaimana bentuk pencitraan DKM Al-Bakrie terkait program kesehatan tersebut

kepada masyarakat setempat?

J : Ada beberapa hal yang selalu diperhatikan agar program ini tetap mendapat

kepercayaan dari masyarakat, seperti pemberian layanan kesehatan yang memuaskan,

tidak membeda-bedakan latar belakang sosial, budaya dan ekonominya, kemudian juga

menyebarkan informasi tersebut secara luas, kemudian memperhatikan kebutuhan ibu

hamil dan juga keselamatan ibu dan bayi, ada juga memerhatikan tenaga kesehatan

(SDM) yang memadai, berusaha tepat waktu di setiap kunjungan dan yang terakhir

adalah selalu menyediakan obat-obat generik serta pemeliharaan alat kesehatan agar

menciptakan kesehatan yang baik dan bersih di setiap program tersebut dilaksanakan.

8. T : Untuk menjaga stabilitas pelaksanaan program kesehatan, bagaimanakah sistem

pencarian dana anggaran untuk program tersebut?

J : Terkait penyediaan dana anggaran, hal tersebut didapat dari sumbangan donatur dan

juga sponsorship dari pihak terkait, seperti rumah sakit dan pihak kelurahan.

9. T : Apa saja sarana dan prasarana yang disediakan oleh DKM untuk program kesehatan

tersebut dan upaya apa untuk memaksimalkannya?

 

Page 88: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …

J :DKM Al-Bakrie belum menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk

masyarakat yang ingin memeriksakan diri di program kesehatan tersebut, hanya masih

menggunakan fasilitas ruang serbaguna yang ada di Masjid Al-Bakrie. DKM juga

berupaya untuk memaksimalkan sarana dan prasaran dengan menggandeng sejumlah

instansi kesehatan terkait penyediaan ruangan dan pembangunan fasilitas independen di

sekita Masjid Al-Bakrie.

10. T : Apa saja faktor yang menjadi keunggulan, kekurangan, peluang dan ancaman terkait

pelaksanaan program kesehatan Al-Bakrie?

J : Ada beberapa faktor, yang menjadi keunggulannya adalah lokasi masjid yang mudah

dijangkau oleh masyarakat, kekurangannya adalah tak lain terkait fasilitas atau sarana

dan prasarana untuk program kesehatan tersebut, kemudian yang menjadi peluangnya

adalah masih banyaknya warga Menteng Atas yang belum tersentuh layanan kesehatan

yang baik, dan yang terakhir yang menjadi ancamannya adalah masih banyaknya

masyarakat yang beranggapan bahwa setiap layana ksehatan yang dijalankan secara

cuma-cuma akan hanya dijalankan dengan setengah hati.

11. T : Terakhir, apa harapan dan rencana DKM Al-Bakrie untuk pengembangan program

kesehatan tersebut?

J : Harapan Masjid Al-Bakrie adalah program kesehatan ini bisa terus berjalan dengan

baik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat setempat, yakni untuk kebutuhan

kesehatan. Sedangkan rencana ke depannya adalah DKM Al-Bakrie berencana

membangun Rumah Sehat Gratis yang bekerja sama dengan instansi swasta seperti

rumah sakit dan berbagai perusahaan lainnya.

Narasumber

H. Ahmad Zulfikar

 

Page 89: ANALISIS SWOT PROGRAM LAYANAN KESEHATAN MASJID AL …