Komunitas SWOT

38
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan komunitas yang merupakan salah satu persyaratan akademik dalam pelaksanaan belajar mengajar dalam pendidikan Dalam penyusunan tugas ini kami berusaha semaksimal mungkin namun kemampuan kami sangat terbatas, sehingga penyusunan tugas ini jauh dari sempurna, dan kami menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas makalah ini dan kesempatan penulis selanjutnya. Kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Jember, Mei 2015 i

description

Analisa SWOT Puskesmas

Transcript of Komunitas SWOT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan komunitas yang merupakan salah satu persyaratan akademik dalam pelaksanaan belajar mengajar dalam pendidikanDalam penyusunan tugas ini kami berusaha semaksimal mungkin namun kemampuan kami sangat terbatas, sehingga penyusunan tugas ini jauh dari sempurna, dan kami menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas makalah ini dan kesempatan penulis selanjutnya.Kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jember, Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengatariiDaftar isiiiiBAB 1 Pendahuluan1.1 Latar belakang11.2 Rumusan masalah21.3 Tujuan2BAB 2 Tinjauan teori2.1 Konsep Analisis SWOT Puskesmas32.2 Definisi132.3 Tujuan172.4 Sasaran172.5 Kegiatan182.6 Analisis klasifikasi metode perumusan masalah kebijakan kesehatan192.7 Teknik Brainstorming20BAB 3 Penutup3.1 Kesimpulan223.2 Saran22Daftar Pustaka2320

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDewasa ini, kita perlu mengakaji manajemen dari perspektif historis. Pemikiran manajemen mengungkapkan fenomena-fenomena manajerial dari setiap kerjasama organisasional untuk pencapaian tujuan organisasi, kemudian diformulasikan dalam asas-asas, fungsi-fungsi, dan teknik-teknik manajemen. Dengan mempelajari dan mengaplikasikan pemikiran manajemen pada manajemen Puskesmas, akan memudahkan pengelolaan sumber daya lain secara efisien dan dapat mengelola tugas agar tujuan Puskesmas dapat dicapai secara efektif.Selama beberapa dekade para teoritisi dan praktisi menajemen dengan berbagai latar belakang dan sudut pandang yang berbeda telah meneliti, mengkaji, dan menganalisis berbagai aktivitas manajerial. Berbagai pemikiran manajemen diformulasikan, diperkenalkan, dikritisi, dan disempurnakan dari waktu ke waktu. Pemikiran baru melengkapi dan menyempurnakan keterbatasan pemikiran sebelumnya, dan bukan berarti pemikiran yang satu mengabaikan atau menggantikan pemikiran yang lain.Jika pemikiran manajemen diaplikasikan pada pelaksanaan manajemen Puskesmas, paling tidak akan diperoleh lima manfaat, yaitu :1. Akan tercipta kinerja Puskesmas yang optimal, sehingga visi dan tujuan Puskesmas yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif2. Akan tercipta peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja pegawai dan Puskesmas3. Akan tercipta keteraturan, keselarasan, kelancaran dan kelangsungan program dan kegiatan Puskesmas4. Akan tercipta mutu dan kepuasan layanan kesehatan Puskesmas bagi para pelanggan dan masyarakat, sehingga layanan Puskesmas semakin berkembang5. Akan tercipta kepuasan kerja pegawai, pimpinan dan stakeholders Puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana konsep analisis SWOT Puskesmas?1.2.2 Apa Definisi?1.2.3 Apa Tujuan?1.2.4 Apa Sasaran?1.2.5 Apa Kegiatan?1.2.6 Bagaimana analisis klasifikasi metode perumusan masalah kebijakan kesehatan?1.2.7 Apa teknik brainstrorming?

1.3 Tujuan1.3.1 Mahasiswa mengetahui konsep analisis SWOT Puskesmas1.3.2 Mahasiswa mengetahui definisi1.3.3 Mahasiswa mengetahui tujuan1.3.4 Mahasiswa mengetahui sasaran1.3.5 Mahasiswa mengetahui kegiatan1.3.6 Mahasiswa mengetahui analisis klasifikasi metode perumusan masalah kebijakan kesehatan1.3.7 Mahasiswa mengetahui teknik brainstrorming

BAB 2TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Analisis SWOT PuskesmasSWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) internal organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan/peluang) dan Threat (ancaman/rintangan/tantangan) dari lingkungan eksternal yang dihadapi organisasi Puskesmas. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi Puskesmas, sehingga Puskesmas memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Hal ini disebabkan karena Puskesmas memiliki sumber daya, keterampilan, produk, dan jasa andalan, dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja Puskesmas. Adapun peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungakan bagi Puskesmas, sedangkan ancaman merupakan kebalikan dari peluang, dengan demikian ancaman adalah factor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan Puskesmas (Adaptasi siagian, 2004 dalam Sulaeman, Endang Sutisna 2011).Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategi. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisis SWOT dapat diterapkan dalam tiga bentuk dalam membuat keputusan strategik. Pertama, analisis SWOT memungkinkan penggunaan kerangka berfikir yang logis dan holistik yang menyangkut situasi di mana organisasi berada, identifikasi dan analisis berbagai alternatif yang layak untuk dipertimbangkan, dan menentukan pilihan alternatif yang diperkirakan paling ampuh. Kedua, pembandingan secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal di satu pihak serta kekuatan dan kelemahan internal di lain pihak.Bagan 3.5 Diagram Analisis SWOT

Berbagai Peluang Lingkungan

Kuadran 3 : Strategi Orientasi Putar HaluanKuadran 1 : Strategi Agresif

Kelemahan Internal yang KritikalKekuatan Internal Substansial

Kuadran 4 : Strategi DefensifKuadran 2 : Strategi Diversivikasi

Ancaman Utama dari Lingkungan

Sumber : Siagian, manajemen Strategik, 2004 dalam Sulaeman, Endang Sutisna, 2011

Bagan 3.5 menunjukkan bahwa situasi yang paling didambakan ialah kuadran 1 karena organisasi menghadapi berbagai peluang lingkungan dan memiliki berbagai kekuatan internal yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut. Dengan kondisi demikian, strategi yang tepat ialah strategi pertumbuhan (agresif). Sebaliknya, bagan 3.5 juga menunjukkan bahwa organisasi yang berada pada kuadran 4 menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus menghadapi tantangan besar yang bersumber pada lingkungan dan pada waktu yang bersamaan dilanda berbagai kelemahan internal yang kritikal. Strategi yang tepat dalam kondisi demikian ialah strategi defensive yaitu mengurangi atau mengubah bentuk keterlibatan organisasi dalam produk atau jasa. Pada kuadran 2 tergambar bahwa organisasi memiliki berbagai kekuatan internal menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan, strategi yang paling tepat adalah strategi diversifikasi yaitu strategi memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekarang untuk membuka peluang jangka panjang dalam produk/jasa atau pasar yang lain atau baru. Kuadran 3 pada Bagan 3.5 menunjukkan posisi suatau organisasi yang menghadapi peluang eksternal yang besar di satu pihak akan tetapi memiliki keterbatasan kemampuan karena berbagai kelemahan organisasi. Dalam kondisi demikian, strategi yang tepat bagi organisasi untuk putar haluan yaitu mengambil bebagai langkah untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi secara internal agar peluang pasar dapat dimanfaatkan.Ketiga, analisis SWOT tidak terletak hanya pada penempatan organisasi pada kuadran tertentu akan tetapi memungkinkan para penentu strategi organisasi untuk melihat posisi organisasi yang sedang dianalisis tersebut secara menyeluruh dari aspek produk dan/atau jasa yang dihasilkan dan pasar yang dilayani.

Contoh Analisis SWOT Puskesmas Tahun 20101. Analisis Lingkungan Dalam Puskesmasa. Strength (Kekuatan)1) Puskesmas telah didirikan di hamper seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerja, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Juga ditunjang oleh Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) berupa Posyandu, Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos kesehatan Desa (Poskesdes)-DesaSiaga, dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)-Usia Lanjut, dan lain-lain.2) Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian retribusi pendapatan Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten/kota, pengadaan tenaga, obat-obatan, alat kesehatan, dan sebagainya.3) Telah dikembangkan berbagai buku pedoman seperti pedoman Kerja Puskesmas, Kebijakan Dasar Puskesmas, Pedoman tentang program-program Puskesmas, Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan dan Petunjuk Teknisnya dan lain-lain.4) Adanya tenaga kesehatan Puskesmas yang telah ditempatkan si sarana kesehatan baik di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan Desa, Pos Kesehatan Desa, dan Bidan Desa di wilayah kerja Puskesmas.5) Adanya pola struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Puskesmas yang merujuk pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.23 Tahun 1994 tentang pedoman Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah.6) Adanya standard operating procedure (SOP)/prosedur tetap (Protap), seperti Protap pelayanan kesehatan di dalam gedung Puskesmas, Protap Posyandu, dan sebagainya.7) Adanya dukungan dan kerjasama serta kemitraan lintas program di Puskesmas.8) Adanya system informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang bersumber dari system pencatatan dan pelaporan Puskesmas (SP3), sistem informasi Posyandu (SIP), laporan sarana kesehatan swasta, laporan lintas sektor, dan lain-lain. 9) Adanya Sistem Kesehatan Nasional dan Undang-Undang tenntang Kesehatan serta peraturan perundang-undangan lainnya sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. b. Weakness (Kelemahan)1) Visi, misi, dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh pimpinan dan staf Puskesmas. Hal ini dapat melemahkan komitmen, dukungan, dan keikutsertaan pegawai dalam mengembangkan fungsi Puskesmas. Mereka terperangkap oleh tugas-tugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan dilakukan di dalam gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan Puskesmas di luar gedung yang bersifat promotif dan preventif kurang mendapatkan perhatian.2) Upaya kesehatan masih menitikberatkan pada upaya kuratif dan belum menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif. Dengan kata lain belum berlandaskan pada paradigm sehat.3) Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ked an dari Dinas kesehatan kabupaten/kota kurang berjalan. Kedua, karena Dinas kesehatan kabupaten/kota yang sebenarnya bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara penuh terhadap kerberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah kabupaten/kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.4) Sistem manajemen Puskesmas yakni perencanaan (P1) yang diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan mikro (microplanning) yang kemudian menjadi perencanaan tingkat Puskesmas, pergerakan dan pelaksanaan (P2) yang doselenggarakan melalui mekanisme lokakarya mini (miniworkshop) serta pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui stratifikasi Puskesmas yang kemudian menjadi penilaian kinerja puskesmas, dengan berlakunya otonomi daerah belum ditindaklanjuti oleh beberapa kabupaten/kota.5) Pengelolaan Puskesmas. Meskipun Puskesmas telah ditetapkan merupakan isntansi daerah tetapi masih terlalu bersifat sentralistis. Puskesmas belum memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja tidak sesuai dengan era desentralisasi. Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Setiap Puskesmas di manapun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama.6) Waktu kerja efektif pegawai Puskesmas di beberapa Puskesmas berlangsung antara pukul 08.00 samapai dengan 11.00. Selama waktu tersebut, kegiatan mereka hanya melayani masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas. Waktu antara pukul 11.00 sampai dengan pukul 14.00 belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan peran mereka sebagi petugas kesehatan masyarakat.7) Ketidakefisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang rawat inap di beberapa Puskesmas dengan tempat untuk perawatan. Kurang tegasnya pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan perawatan pasien rawat inap dengan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah satu kendala pengembangan upaya kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dengan tempat perawatan.8) Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu, penampilan fisik Puskesmas kurang bersih dan nyaman, disiplin, profesionalisme, dan keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan yang masih lemah.9) Belum tersedianya sumberdaya Puskesmas yang memadai seperti ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas san penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas belum memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum memiliki kemampuan manajerial program, pengembangan sumber daya tenaga kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan Puskesmas atau program namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai yang bersangkutan; kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi, loyalitas dan kinerja petugas Puskesmas.10) Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program sangat kurang dan hanya bersumber dari persentase pengembalian retribusi Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten/kota.11) Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang kependudukan dan program kesehatan yang sahih dan akurat.12) Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan Puskesmas, belum ditunjang oleh rencana operasional yang baik dan penyususnan rencana kegiatan belum mengikutsertakan pegawai serta stakeholders. Puskesmas, sehingga pelaksanaan program dan upaya Puskesmas kurang berhasil dan berdayaguna.2. Analisis Lingkungan Luar Puskesmasa. Opportunity (kesempatan/peluang)Berbagai faktor lingkungan luar Puskesmas yang merupakan peluang di anataranya adalah:1) Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal merupakan dukugan landasan hukum sebagai peluang bagi pemerinatah dan masayarakat dalam mempercepat upaya pemerataan pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.2) Reformasi yang menuntut adanya transparanasi, akuntabilitas, penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance), dan lain-lain dalam segala bidang yang merupakan tuntutan rakyat membuka peluang yang besar bagi perbaikan system dan tata nilai perbagai bidang, termasuk bidang kesehatan.3) Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukannya Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang RI No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang yang besar bagi Puskesmas untuk memperbaiki system, rencana strategic, dan rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.4) Kesepakatan para bupati/walikota tanggal 28 Juli 2000 untuk menyediakan alokasi dana kesehatan minimal 15% dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) atau 5% dari Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan peluang yang besar bagi Puskesmas untuk mengembangkan program-program kesehatan di wilayah kerjanya dengan dukungan anggaran yang memadai.5) Secara politis program kesehatan termasuk dalam tiga besar prioritas pembangunan, yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi6) Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah dan DPRD kabupaten/kota untuk meningkatakan derajat kesehatan masayarakat.7) Adanya wilayah kerja tertentu yang menjadi tugas tanggung jawab dan pangsa pasar Puskesmas.8) Adanya kelompok kerja Operasional (Pokjanal) bidang kesehatan seperti Pokjanan Posyandu di berbagai tingkatan administrasi pemerintahan yang merupakan forum kerjasama lintas sektoral untukmembina, membimbing, memantau, menilai dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Desa Siaga, dan sebagainya.9) Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan memberi peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan pelayanan serta kualitas pelayanan Puskesmas.10) Meningkatnya tindkat pendidikan masyarakat merupakan peluang untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.11) Adanya budaya masyarakat yang mendukung kegiatan pembangunan kesehatan serta menerima perubahan dan perbaikan mutu hidup.12) Kehidupan masyarakat yang agamis merupakan peluang dilakukannya pendekatan keagamaan dalam pembangunan kesehatan.13) Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan berupa UKBM antara lain Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain.14) Adanya kerjasama san kemitraan lintas sektoral di tingkat kecamatan.15) Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat melalui program JPKM, Dana Sehat Masyarakat, Dana Sehat Sekolah, Dana Sosial Ibu Bersalin (Dasolin), Beras perelek/jimpitan, dana kematian, dan sebagainya.16) Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana social ibu bersalin (Dasolin) yang dapat dikembangkan menjdai Dana Sehat berpola JPKM.17) Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh masyarakat terhadap program Puskesmas.18) Adanya kegotongroyongan masyarakat dalam pembangunan masih cukup tinggi.19) Adanya pertemuan rutin di desa seperti pertemuan mingguan di desa, pengkajian/majlis talim20) Adanya kader kesehatan, dokter kecil, Palang Merah Remaja, Paraji, dan sebagainya.21) Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti Gerakan Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu nasional, dan lain-lain.22) Adanya lomba-lomba seperti Lomba Puskesmas Berprestasi, Lomba Balita, Lomba UKS, Lomba Dokter Kecil dan lain-lain.23) Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta tersedianya sarana transportasi dan komunikasi yang sudah menjangkau seluruh wilayah kerja Puskesmas.b. Threat (ancaman/rintangan/tantangan)1) Ketidakmampuan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk memanfaatkan era desentralisasi sebagai peluang dan kesempatan untuk melakukan reformasi Sistem Pembangunan Kesehatan Daerah dapat menjadi ancaman dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.2) Terjadinya transisi epidemologi baik oleh pengaruh perubanhan struktur penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat, mengakibatkan upaya kesehatan terkonsentrasi pada upaya kuratif dan rehabilitative serta mengesampingkan upaya promotif dan preventif.3) Pemanfaatan tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih kurang, termasuk pemanfaatan bidang desa, di mana bidan desa lebih banyak dimanfaatkan sebagai tenaga kuratif dan kurang dimanfaatkan dalam upaya promotif dan preventif.4) Masih adanya persalinan oleh dukun paraji dan belum terjalin kemitraan antara bidan desa dengan dukun paraji.5) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, maupun tempat-tampat umum.Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2010 tersebut diatas, dapat disimpulakan bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada kuadran 4 yaitu menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus mengahapi ancaman/rintangan/tantangan (threat) besar yang bersumber pada lingkungan luar dan pada sat yang bersamaan dilanda berbagai kelemahan internal (weakness). Strategi yang tepat pada keadaan demikian ialah strategi defensive dalam arti mengurangi atau mengubah bentuk pelayanan kesehatan yakni: 1. Mengubah paradigm yaitu dari paradigm sakit menjadi paradigm sehat. Paradigm sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya promitif dan rehabilitatif, 2. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan AKI dan AKB seperti program keterpaduan KB-kesehatan di Posyandu, dan 3. Upaya kesehatan Puskesmas memfokuskan pada program Basic-six.Pembinaan dan pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan untuk memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang/kesempatan (strategi SO-strength-opportunity atau strategi kekuatan-peluang) dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (strategi WT-weakness-threat atau strategi kelemahan-ancaman), sehingga Puskesmas berada pada kuadran 1, dimana Puskesmas menghadapi berbagai peluang/kesempatan lingkungan luar dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut, sehingga strategi yang tepat yaitu strategi pertumbuhan (sgresif).

2.2 Definisi2.2.1 Definisi PUSKESMASPusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009).Suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar,Azrul, 2010).PUSKESMAS merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanyadalam bentuk kegiatan pokok (Departemen Kesehatan RI, 1991 dalam harnilawati, 2013).

2.2.2 Definisi Analisis SWOTSuatu kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan yang akurat tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan serta hambatan yang dimiliki dan atau yang dihadapi oleh organisasi (Azwar,Azrul, 2010).Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) interna organisasi, serta peluang (Opportunities) dan ancaman/tantangan (Threats) eksternal suatu organisasi/proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) (Rohman, M Fathur. 2012).Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut:1. Strenghts (kekuatan)Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.Strenghtini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.2. Weaknesses (Kelemahan)Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.3. Opportunity (kesempatan)Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.Opportunitytidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.4. Threat (ancaman)Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atauout of stream(melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.Perencanaan strategis(strategic planner)suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.Dalam menganalisis data digunakan teknik deskriptif kualitatif guna menjawab perumusanpermasalahan mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada pada objek penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari luar yang harus dihadapinya.Dalam penelitian dilakukan identifikasi variable-variabel yang merupakan kekuatan dan peluang yang kemudian digunakan skala likert atas lima tingkat yang terdiri dari: Sangat baik (5), Baik (4), Cukup baik (3), Kurang baik (2), dan Tidak baik (1), berupaSkala LikertKeunggulan dan Peluang.Kemudian penelitian dilanjutkan dengan identifikasi variable-variabel yang merupakan kelemahan dan ancaman dari luar yang kemudian digunakan skala likert atas lima tingkat yang terdiri dari: Sangat berat (=5), Berat (=4), Cukup berat (=3), Kurang berat (=2), dan Tidak berat (=1), berupaSkala LikertTantangan dan Ancaman.Analisis SWOT ini adalah membandingkan antara faktor eksternal, berupa Peluang(opportunities)dan Ancaman(threats)dengan faktor internal, yang berupa Kekuatan(strengths)dan Kelemahan(weaknesses).Selanjutnya, nilai rata-rata masing-masing faktor positif dibandingkan dengan faktor negatif baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dan Hasil dari perhitungan tersebut, dituangkan dalam digramCartesius.Dari diagramCartesiustersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT, sesuai dengan posisi dari hasil perhitungannya, yaitu: Sebelah kiri atas -> Startegi Orientasi(Turn around). Sebelah kanan atas -> Strategi Agresif(Growth). Sebelah kiri bawah -> Strategi Defensif Sebelah Kanan bawah -> Strategi Diversifikasi.

Matriks Eksternal-InternalMatrik SWOT (Internal-Eksternal / IE) adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Berikut langkah-langkah dalam menyusun matriks Internal-Eksternal :1. Melakukan Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation / IFE)IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses).

Faktor-faktor Strategi InternalBobotRatingBobot X RatingIntepretasi

Kekuatan

Kelemahan

Total

2. Melakukan Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation / EFE)EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka kesempatan/peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).

Faktor-faktor Strategi EksternalBobotRatingBobot X RatingIntepretasi

Peluang

Ancaman

Total

Strategi yang dapat dilakukan dalam analisis SWOT yaitu :a. Strategi SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.b. Strategi WO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.c. Strategi ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.d. Strategi WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.3 Tujuan2.3.1 Tujuan PuskesmasMendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

2.3.2 Tujuan Analisis SWOT Puskesmas1. Membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.2. Mengetahui kondisi Puskesmas dari letak kuadran, sehingga dapat melaksanakan strategi yang tepat berdasarkan kondisi Puskesmas tersebut.

2.4 Sasaran2.4.1 Sasaran PuskesmasSasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Puskesmas di ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

3.4.1 Sasaran pada Analisis SWOT Puskesmas yaitu :1. Strength-Opportunity Internal Puskesmas, yaitu organisasi puskesmas itu sendiri yang meliputi :a. Kepala Puskesmasb. Urusan Tata Usahac. Unit : I-III Pelaksana Teknisd. Puskesmas Pembantue. Unit : IV-VII Pelaksana Teknis2. Weakness-Threat Eksternal Puskesmas, yaitu diluar organisasi puskesmas yang meliputi :a. Keadaan ekonomi pendudukb. Kondisi pendidikan penduduk c. Pemerintah daerah d. Kondisi geografise. Dinas kesehatan

2.5 KegiatanMenurut Azwar, Azrul, 2010, adapun pada saat ini program pokok kegiatan PUSKESMAS ada 17 yakni:1. Usaha Pelayanan Rawat Jalan2. Usaha Kesejahteraan Ibu dan Anak3. Usaha keluarga Berencanan4. Usaha Kesehatan Gigi5. Usaha Kesehatan Gizi6. Usaha Kesehatan Sekolah7. Usaha Kesehatan Lingkungan8. Usaha Kesehatan Jiwa9. Usaha Pendidikan Kesehatan10. Usaha Perawatan Kesehatan Masyarakat11. Usaha Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular12. Usaha Kesehatan Olahraga13. Usaha Kesehatan Lanjut Usia14. Usaha Kesehatan Mata15. Usaha Kesehatan Kerja16. Usaha Pencatatan dan Pelaporan 17. Usaha Labolatorium Kesehatan Masyarakat

Menurut Efendi, Ferry dan Makhfudli, 2009, kegiatan yang ada pada Puskesmas seperti tindakan operatif terbatas terhadap pasien gawat darurat seperti keadaan karena kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit, dan penyakit lain yang mendadak dan bersifat gawat darurat. Tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagi berikut.1. Merawat sementara pasien gawat darurat untuk mengobservasi pasien dalam rangka pemeriksaan diagnostik dengan rata-rata tiga sampai tujuh hari perawatan.2. Melakukan pertolongan sementara untuk selanjutnya merujuk pasien ke rumah sakit3. Memberikan pertolongan persalinan bagi kehamilan berisiko tinggi dan persalinan dengan penyulit4. Melakukan metode operasi pria dan wanita (MOP dan MOW) untuk Keluarga Berencana

2.6 Analisis Klasifikasi Metode Perumusan Masalah Kebijakan KesehatanMenurut Sulaeman, Endang Sutisna, 2011, Perencanaan tingkat puskesmas adalah proses penyususnan rencanan tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencanan tahunan Puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencanan tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.2.6.1 Perencanaan Upaya Kesehatan WajibJenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni program Basic six. Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas asalah sebagai berikut:1. Menyususn usulan kegiatan2. Mengajuakan usulan kegiatan3. Menyususun rencana pelaksanaan kegiatan2.6.2 Perencanaan Upaya Kesehatan PengembanganJenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas mencangkup hal-hal sebagai berikut:1. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan2. Menyusun usulan kegiatan3. Mengajukan usulan kegiatan4. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

2.7 Teknik Brainstrorming1. Definisi Brainstorming adalah piranti perencanaan yang dapat menampung kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan konsensus maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak atau sebuah alat bantu yang digunakan untuk mengeluarkan ide dari setiap anggota tim yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.2. Model brainstorminga. Verbal brainstorming : Saling bertukar pikiran dalam suatu grup yang dilakukan secara verbal dengan tatap muka dan pertemuan langsung.b. Nominal brainstorming : Mengeluarkan ide secara terpisah, tidak saling berinraksi dengan menuliskan idenya di kertas atau komputer.c. Electronic brainstorming : Saling bertukar pikiran dalam suatu grup secara elektronik dengan menggunakan tools seperti Group Support System.3. Peraturan dasar dan pelaksanaannyaa. Suspend Judgment, semua anggota tim harus menahan diri, tidak menghakimi ide, pendapat dan gagasan yang diajukan oleh anggota lainb. Record all Ideas, ada seseorang yang dapat menjadi notulen, mencatat semua ide, pendapat ataupun gagasan yang diajukan, walaupun ide tersebut terdengar anehc. Encourage Piggy-backing ideas, koordinator atau fasilitator mendorong untuk membangun ide, pendapat atau gagasan baru atau tambahan dari ide yang sudah pernah dijalankand. Think out of the box, yakni mendorong untuk mengeluarkan pemikiran yang baru, tidak pengulanggan dari ide atau pendapat yang sudah ada.

BAB 3PENUTUP

3.1 KesimpulanPuskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.

3.2 SaranPeningkatan mutu pelayanan kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh serta perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu.Penggunaan analisis SWOT baik dalam sebuah perusahaan atau sebuah organisasi baik internal maupun eksternal dengan baik akan memudahkan kedepannya untuk bekerja lebih mudah dan dapat dijangkau oleh instansi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta Binarupa AksaraEfendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaEffendy, Nasrul. 1997. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat .Jakarta: EGCHarnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi Selatan : Pustaka As SalamRohman, M Fathur. 2012. Teknik Analisis Manajemen SWOT : Untuk Menyususun KKP DIKLATPIM & RENSTRA. Malang: AFJ MobiconsSuleman, Endang Sutisna. 2011. Manjaemen Kesehatan : Teori dan Praktik di Puskesmas Revisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press