Anallisa Swot

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan Mentri Kesehatan tentang Visi Pembangunan Kesehatan adalah Indonesia Sehat 2010. visi tersebut menggambarkan tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih, dan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi, berbagai upaya peningkatan kesehatan di Indonesia telah dilakukan , antara lain penyuluhan di masyarakat, slogan-slogan yang mengajak masyarakat perilaku bersih dan hidup sehat, lomba kebersihan, peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan mereka, serta pengadaan fasilitas lainnya. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, puskesmas cipondoh yang berada di Kelurahan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang telah dan akan terus berupaya memperbaiki berbagai jenis pelayanan sesuai dengan apa yang menjadi tugas pokok puskesmas yaitu melaksanakan kegiatan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kesehatan Ibu dan Anak,pengobatan, perbaikan gizi dan pemberantasan penyakit menular serta melaksanakan program pengembangan dan program penunjang lainnya. Puskesmas Cipondoh meliputi 7 kelurahan yaitu: 1. Kelurahan Cipondoh 2. Kelurahan Cipondoh Indah 3. Kelurahan Cipondoh Makmur 4. Kelurahan Gondrong

description

ss

Transcript of Anallisa Swot

Page 1: Anallisa Swot

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan Mentri Kesehatan tentang Visi Pembangunan Kesehatan adalah Indonesia Sehat 2010.

visi tersebut menggambarkan tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat,

berperilaku hidup bersih, dan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara

adil dan merata. Sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi, berbagai upaya peningkatan kesehatan

di Indonesia telah dilakukan , antara lain penyuluhan di masyarakat, slogan-slogan yang mengajak

masyarakat perilaku bersih dan hidup sehat, lomba kebersihan, peningkatan mutu tenaga kesehatan

melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan mereka, serta pengadaan fasilitas

lainnya. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, puskesmas cipondoh yang berada

di Kelurahan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang telah dan akan terus berupaya

memperbaiki berbagai jenis pelayanan sesuai dengan apa yang menjadi tugas pokok puskesmas yaitu

melaksanakan kegiatan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kesehatan Ibu dan Anak,pengobatan,

perbaikan gizi dan pemberantasan penyakit menular serta melaksanakan program pengembangan dan

program penunjang lainnya. Puskesmas Cipondoh meliputi 7 kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Cipondoh

2. Kelurahan Cipondoh Indah

3. Kelurahan Cipondoh Makmur

4. Kelurahan Gondrong

5. Kelurahan Kenanga

6. Kelurahan Petir

7. Kelurahan Ketapang

Data dari puskesmas Cipondoh hingga tahun 2008 di temukan sebanyak 28,91% Penderita Ispa;

7,89% Penderita Gastritis dan Duedenitis; 6,11% Penderita Faringitis Akut; 5,97% Penderita Myalgia;

5,76 Penderita Gangguan Gigi dan Penunjang lainnya; 5,51% Penderita Dermatitis lainnya; 4.48% gejala

dan tanda umum lainnya 4,40% Penderita TBC; 4,40% Penderita Penyakit Pulpa dan Periapikal; 3,81!

Penderita Influenza; 3,77% Pemeriksaan Kehamilan; 3,19% Penderita Diare danGastroenteritis; 3,16%

Penderita Hipertensi; 2,88% Penderita Asma; 2,65% Penderita Gangguan Kulit; 1,59% Penderita Sakit

Page 2: Anallisa Swot

Kepala; 1,58 Penderita Demam yang sebabnya tidak diketahui; 1,45% Penderita Konjungtivitis; 1,39

Penderita Pneumonia; 1,37% penderita DM.

1. 2. Tujuan

1. 2. 1. Tujuan Umum

Menganalisa program-program yang ada di puskesmas Cipondoh, pokok dan penunjang.

1. 2. 2. Tujuan Khusus

- Menganalisa program pelayanan KIA/KB

- Menganalisa program Promkes

- Menganalisa program sisi pelayanan dan Birokrasi

- Menganalisa program Kesling

- Menganalisa program pelayanan Pengobatan

- Menganalisa program pelayanan Imunisasi

- Menganalisa program pelayanan Penyakit Khusus

- Menganalisa program Gizi

1.3. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dimulai dengan

BAB I Pendahuluan, berisikan latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan

BAB II Tinjauan Teori : Program-program Puskesmas

BAB III Permasalahan yang di temukan

BAB IV Penutup (Kesimpulan dan Saran)

Page 3: Anallisa Swot

BAB II

LANDASAN TEORITIS

I. PUSKESMAS

A. Pengertian

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

1) Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan Kabupaten atau Kota, puskesmas

berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan Kabupaten atau

Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia.

2) Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemapuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3) Penanggung Jawab Penyelengaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah

Kabupaten/Kota adalah dinas kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab

hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan

Kabupaten/Kota sesuai kemampuannya.

4) Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di

satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas maka, tanggung jawab wilayah kerja di bagi antar

puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-

masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan

Kabupaten/Kota.

Page 4: Anallisa Swot

B. Visi dan Misi Puskesmas

1. Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya

kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat

kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang

hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Indicator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indicator utama, yakni:

lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, derajat kesehatan

penduduk kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan

kesehatan puskesmas diatas yakni terwujudnya kecamatan sehat, yang harud disesuaikan dengan

situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

2. Misi Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung

tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :

a. Mengerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas akan

selalu menggerakan pembangunan sector lain yang diselenggarakan diwilayah kerjanya, agar

memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

Piskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal

di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan

dan kemampuan, menuju kemandirian untuk hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standard an memuaskan mayarakat, mengupayakan

pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan evisiensi pengalolaan dana, sehingga

dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

Page 5: Anallisa Swot

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga

dan masyarakat yang berkinjung dan bertempat tinggal diwilayah kerjanya tanpa diskriminasi

dan dengan menerapkan kemajuan ilmu teknologi kesehatan yang sesuai. Up[aya

pemeluharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan

dari yang bersangkutan.

C. Tujuan Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung

tercapainya pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010

D. Fungsi Puskesmas

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu:

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan

lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga berwawasan

serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus

untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdaya masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan teruitama pemuka masyarakat, keluarga serta

masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

Page 6: Anallisa Swot

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

1) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (Private Goods)

dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,

tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2) \pe;ayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (Public Goods)

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam

wilayah kerjanya :

a. Wilayah kerja puskesmas meliputi kecamatan atau sebagian dari kecamatan

Factor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan infrastruktur lainnya

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan

perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh

Bupati KDH dengan saran teknis dari kepala kantor DepKes Kabupaten/Kodya yang telah disetujui

oleh tiap Kepala Kantor Wilayah DepKes Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah

puskesmas rta-rata 30.000 penduduk setiap pukesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan

kesehatan maka puskesmas perlu ditinjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana

yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah

penduduk 1.000.000 atau labih, wilayah kerja puskesmas bias meliputi satu kelurahan puskesmas di

Ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa/ lebih merupakan “puskesmas pembantu”

yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi

koordinasi.

b. Pelayanan kesehatan menyeluruh

Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi :

Kuratif (pengobatan)

Preventif (upaya pencegahan)

Promotif (peningkatan kesehatan)

Rehabilitative (pemulihan kesehatan)

Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur,

sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

Page 7: Anallisa Swot

c. Pelayanan kesehatan Integrasi (terpadu)

Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan didalam satu kecamatan terdiri dari balai

pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, usaha izin sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit

menular dan lain sebagainya. Usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung lapor kepada

kepala dinas kesehatan Dati II. Petugas balai pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi BKIA,

begitu juga petigas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas hygiene sanitasi dan

sebaliknya. Dengan adanya system pelayanan keehatan meliputu puskesmas maka berbagai kegiatan

pokok puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan pimpinan.

1. Program Puskesmas

Program puskesmas menurut DepKes terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan yang diuraikan sebagai berikut :

a. Upaya Kesehatan Wajib atau Upaya Pokok Puskesmas

Upaya promosi kesehatan

Upaya kesehatan lingkkungan

Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB

Upaya perbaikan gizi masyarakat

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Upaya pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan sekolah (UKS)

Upaya kesehatan olahraga

Upaya perawatan kesehatan masyarakat

Upaya kesehatan kerja

Upaya kesehatan gigi dan mulut

Upaya kesehatan jiwa

Upaya kesehatan mata

Upaya kesehatan usia lanjut

Upaya pembinaan pengobatan tradisional

2. Program Berdasarkan Asas Bantuan

Page 8: Anallisa Swot

Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok puskesmas seperti diatas, puskesmas

sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah.

3. Upaya Kesehatan Daerah

Keadaan darurat mengenai kesehatan mungkin saja dapat terkadi misal karena timbulnya wabah

penyakit menular atau bencana alam. Kejadian-kejadian semacam ini mungkin memerlukan

penundaan atau pengurangan kegiatan-kegiatan lain sampai keadaan darurat dapat terjadi.

4. Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah sarana perhubungan dan kepadatan penduduk

dalam wilayah kerja puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas,

puskesmas perlu ditunjang oleh puskesmas pembantu, penempatan bidan-bidan di desa yang

belum terjangkaku oleh pelayanan yang ada dan puskesmas keliling.

5. Memelihara Pelayanan Puskesmas Yang Baik

Agar masyarakat menghargai pelayanan puskesmas, maka puskesmas perlu memelihara citra baik

sebagai berikut :

a. Kebersihan gedung serta jamban puskesmas

b. Senyum dan sikap ramah dari setiap petugas puskesmas

c. Pemberian pelayanan dengan mutu sebaik-baiknya

d. Kerkasama yang baik dengan pamong setempat dan petugas sektos lain

e. Selalu menempati janji pelayanan yang telah disepakati bersama

6. Organisasi dan Tenaga Kerja

Susunan organisasi puskesmas terdiri dari :

a. Unsure pimpinan: kepala puskesmas

b. Unsure pembantu pimpinan: urusan tata usaha

c. Unsure pelaksana

II. UPAYA DAN AZAS PENYELENGARAAN

A. Upaya

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya

Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system

Page 9: Anallisa Swot

kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut

dikelompokkan menjadi dua yakni :

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen

nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat

kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh settiap puskesmas yang

ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Upaya pengubatan

2. Upaya kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan

puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas

yang telah ada yaitu :

a. Upaya kesehatan sekolah

b. Upaya kesehatan olah raga

c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

d. Upaya kesehatan kerja

e. Upaya kesehatan gigi dan mulut

f. Upaya kesehatan jiwa

g. Upaya kesehatan mata

h. Upaya kesehatan usia lanjut

i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan

pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap

upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.

Page 10: Anallisa Swot

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatan

wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi

permasalahan spesifik didaerah tersebut, maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan

pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni upaya

lain diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan

pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya puskesmas pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan mem[ertimbangkan masukan dari konkes/BPKM/BPP. Upaya

kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secar

optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya

kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai

penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan

padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung

jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi

dengan berbagai unit fungsional lainnya.

Keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di

puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus

memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

Di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan

medic spesialistik. Dalam keadaan ini, apanila ada kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan

pelayanan spesialistik tersebut baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan

pelayanan medic spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan

kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di

puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh

dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

Meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medic spesialistik dan memiliki tenaga

spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama

bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan

masyarakat di wilayah kerja.

Page 11: Anallisa Swot

3. Azas Penyelenggaraan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan uapya kesehatan pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas

tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya

menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya

puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas

penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggung-jawaban wilayah.

Dalam arti puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai

kegiatan, antara lain sebagai berikut:

Menggerakkan pembangunan berbagai sector tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan

Mementau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya

Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam

arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif

dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini berbagai potensi masyarakat perlu

dihimpun melalui pembentukkan badan penyantun puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang

harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:

Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita (BKB)

Upaya pengobatan: posyandu, pos obat desa (POD)

Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi (kadarzi)

Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid,

saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren)

Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air (pokmair)

Page 12: Anallisa Swot

Desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL)

Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda

Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK)

Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat

(TPKJM)

Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA), pembinaan

pengobatan tradisional (battra)

Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan ibu

bersalin (tabulin), mobilisasi dana keagamaan.

3. Azas keterpaduan

Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi

keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya

puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada

dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:

a. Keterpaduan lintas program

Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai

upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas

program antara lain:

Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, gizi,

promosi kesehatan, pengobatan

Upaya kesehatan sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan llingkungan dengan

promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan

kesehatan jiwa

Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi

kesehatan dan kesehatan gigi

Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa, promosi

kesehatan

b. Keterpaduan lintas sector

Keterpaduan lintas sector adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya

puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sector terkait

tingkat kecamatn, termasu organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan

lintas sector antara lain:

Page 13: Anallisa Swot

Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama

Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian

Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB

Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sector kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan

Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sector kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, tenaga kerja, dunia usaha

4. Azas rujukan

Azas penyelenggaraan pukesmas keempat adalah rujukan. Sebagai sarana pelayanan

kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas,

padahalpuskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai masalah

kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut

dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib,

pengembangan, dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjwab atas kasus penyekit atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbale balik, baik secara vertical dalam arti dari

satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara

horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua

macam rujukan yang dikenal yakni:

1) Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukannya adalah kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu

menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke

sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertical). Sebaliknya

pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana. Bias dirujuk kembali

ke puskesmas

Page 14: Anallisa Swot

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:

Rujukan kasus atas keperluan diagnostic, pengobatan tindakan medic, (missal

operasi) dan lain-lain

Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih

lengkap

Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten

untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan

pelayanan medic spesialis di puskesmas.

2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupannya adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,

pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas

tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan,

padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila

masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka

puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

Rujukan upaya kesehatan mayarakatDibedakan atas tiga macam:

Rujukan sarana dan logistic, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan

obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.

Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk menyidikan kejadian luar

biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan, penangulangan gangguan

kesehatan karena bencana alam

Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung

jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan

upaya kesehatan masyarakat (antara lain usaha kesehatan sekolah, usaha kesehatan

kerja, usaha kesehatan jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggaralkan apabila puskesmas tidak

mampu.

Page 15: Anallisa Swot

BAB III

PEMBAHASAN

1. Program Nasional

Indonesia Sehat 2010

2. Analisa Program-program yang Telah Dijalankan Di Puskesmas Cipondoh

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a) Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di

wilayah puskesmas Cipondoh Kota Tangerang Tahun 2008 dengan indicator sasaran 83

% yaitu di dapati data sebagai berikut :

Kunjungan ibu hamildengan jumlah ibu hamil 2.973 orang, program yang dijalankan

pada K1 berjumlah 2.860 orang /96,2 %, dengan program yang belum dijalankan

dengan jumlah 3,8 %, dan jumlah program yang dijalankan pada K4 sebanyak 2.705

orang /90,99 % dengan jumlah yang tidak dijalankan sebanyak 10,01 %

Analisa Data yang Didapat Adalah Sebagai Berikut :

Kekuatan Adanya pertemuan rutin di puskesmas kecamatan dalam mengevaluasi hasil

pelaksanaan program antar aparat pemerintah wilayah setempat

Letak puskesmas yang strategis sehingga masyarakat khususnya ibu hamil

mudah mengunjungi puskesmas

Telah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

Kelemahan belum meningkatnya motivasi tenaga kesehatan yang ada dalam menjalankan

promosi kesehatan mengenai pentingnya kunjungan ibu hamil

masyarakat yang datang ke puskesmas lebih banyak untuk tujuan kuratif

daripada tujuan preventif dan promotif

Kesempatan Adanya kerjasama lintas sektoral/program antara puskesmas, LSM, dan

pemerintah terkait

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan

untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya kunjungan

ibu hamil (K1 maupun K4)

Ancaman tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang kurang terhadap pentingnya

Page 16: Anallisa Swot

kunjungan ibu hamil ke puskesmas

kurangnya peran serta kader dalam mempromosikan tentang pentingnya

kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan/medis

ibu bersalin dengan ditolong oleh tenaga kesehatan, dengan jumlah ibu bersalin

2867 orang, program yang dijalankan atau jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh

tenaga kesehatan mencapai 2.333 orang/81,37 %, sedangkan program yang

belum dijalankan dengan jumlah ibu bersalin yang tidak ditolong oleh tenaga

kesehatan 1.63 %.

Analisa Data yang Didapat Adalah Sebagai Berikut :

Kekuatan jumlah tenaga kesehatan /medis (bidan) yang berjumlah 9 orang dengan

cakupan tujuh kelurahan cukup mempunyai strategi yang baik dalam pembagian

tugas dengan tenaga kesehatan yang terlatih

fasilitas persalinan 24 jam sudah tersedia di puskesmas Cipondoh

dengan Visi puskesmas Cipondoh sebagai puskesmas “ ANDALAN” tenaga

puskesmas lebih termotivasi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat

program-program yang telah di buat mengenai Kesehatan Ibu dan Anak

direalisasikan dengan baik khususnya dalam hal pentingnya persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan

Kelemahan Kurangnya komunikasi terapeutik oleh tenaga kesehatan terhadap klien dan

keluarga

Kesempatan Besar/tingginya peran kader di wilayah cakupan puskesmas Cipondoh terhadap

pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

Telah terbentuknya kerjasama antar tenaga kesehatan dengan masyarakat

tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk

menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan

Ancaman Masih melekatnya kebudayaan, dan kebiasaan masyarakat dalam hal

Page 17: Anallisa Swot

persalinan dengan ditolong oleh tenaga non medis

Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan

b) Cakupan imunisasi bayi diwilayah puskesmas Cipondoh Kota Tangerang pada tahun

2008 dengan jumlah bayi 2.469 orang, didapati data sebagai berikut:

Program yang dijalankan pada pemberian imunisasi BCG, dengan jumlah bayi yang

mendapatkan imunisasi BCG 2.349 bayi/95,14 %, sedangkan program yang belum

dijalankan dalam pemberian imunisasi BCG ini adalah sejumlah 4,86 %

Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT1, dengan jumlah bayi

yang mendapatkan imunisasi DPT1 2.400/97,21 %, sedangkan program yang belum

dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT1 2,7 9 %

Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT3, dengan jumlah bayi

yang mendapatkan imunisasi DPT3 2.348/95,10 %, sedangkan program yang belum

dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT3 4,9 %

Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Polio 3, dengan jumlah bayi

yang mendapatkan imunisasi Polio 3 2.409/97,57 %, sedangkan program yang belum

dijalankan dalam pemberian imunisasi polio 3 2,43 %

Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Polio 4, dengan jumlah bayi

yang mendapatkan imunisasi polio 4 2,358/95,50 %, sedangkan program yang belum

dijalankan dalam pemberian imunisasi polio 4 4,5 %

Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Hepatitis B3, dengan jumlah

bayi yang mendapatkan imunisasi hepatitis B3 2.348/95,10 %, sedangkan program

yang belum dijalankan dalam pemberian imunisasi hepatitis B3 4.9 %

Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Campak, dengan jumlah

bayi yang mendapatkan imunisasi Campak 2.390/96,80 %, sedangkan program

yang belum dijalankan dalam pemberian imunisasi 3,2 %

Page 18: Anallisa Swot

Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut:

Kekuatan Program posyandu yang sistematis dan terstruktur dan berkualitas.

Adanya pertemuan rutin di puskesmas dalam mengevaluasi heail pelaksanaan

program imunisasi antara petugas kesehatan dengan pemerintah setempat.

Adanya koordinasi baik antara tenaga puskesmas cipondoh dengan kader-kader

posyandu.

Tersedianya Sarana dan prasarana program imunisasi yang lengkap

Peningkatan ilmu dan keterampilan dari tenaga kesehatan dalam menjalankan

program imunisasi

Kelemahan Kurangnya motivasi tenaga kesehatan dalam melaksanakan promosi

kesehatan mengenai imunisasi.

Kesempatan Tersedianya posyandu-posyandu di setiap kelurahan cakupan wilayah kerja

puskesmas Cipondoh

Besar/tingginya peran kader dalam program imunisasi di setiap kelurahan

Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk

menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi.

Ancaman Masih melekatnya kebudayaan, dan kebiasaan masyarakat dalam hal

imunisasi sehingga orang tua enggan membawa anaknya ke posyandu.

c) Jumlah PUS di wilayah puskesmas Cipondoh sebanyak 16.771 peserta KB aktif menurut

jenis kontrasepsi di puskeksmas Cipondoh sejumlah 11.689 peserta dengan data sebagai

berikut :

yang menggunakan KB MKJP sejumlah 473/4,05 % peserta, sedangkan yang

menggunakan KB Non MKJP sejumlah 11.216/95,95 %

analisa yang didapat adalah sebagai berikut :

kekuatan

kelemahan

kesempatan

ancaman

Page 19: Anallisa Swot

Program Pemberantasan Penyakit Menular (BP2M) di Puskesmas Cipondoh Kota

Tangerang

a) Cakupan pemberantasan Penyakit Menular (BP2M) di wilayah puskesmas Cipondoh

Kota Tangerang Tahun 2008 dengan jumlah penduduk 115.530 jiwa. dengan

indicator sasaran 100 % yaitu di dapati data penyakit sebagai berikut :

Untuk kasus penyakit menular ISPA di puskesmas Cipondoh sebesar 28,91%

kasus dari jumlah seluruh penduduk kec. Cipondoh. Dengan program yang

dijalankan 12,25% kasus. Sedangkan program yang belum dijalankan sebesar

16,66% dari jumlah kasus yang ditemukan.

Untuk kasus penyakit menular Influenza di puskesmas Cipondoh sebesar 3,81%

dari jumlah seluruh penduduk kec. Cipondoh. Dengan program yang dijalankan

1,61%. Sedangkan program yang belum dijalankan sebesar 2,2% dari jumlah

kasus yang ditemukan.

Untuk kasus penyakit menular Diare di puskesmas Cipondoh sebesar 3,19% dari

jumlah seluruh penduduk kec. Cipondoh. Dengan program yang dijalankan

1,33%. Sedangkan program yang belum dijalankan sebesar 1,86% dari jumlah

kasus yang ditemukan.

Untuk kasus penyakit menular TB ditemukan 2.156 kasus dengan pengobatan

yang berhasil sejumlah 73% sedangkan jumlah yang belum berhasil di obati

sebanyak 27%

Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut:

Kekuatan Tersedianya dana untuk mengatasi masalah penanganan penyakit

menular.

Saranan dan prasarana dalam mengatasi penyakit menular cukup

memadai

kelemahan Kurang nya Jumlah SDM (tenaga kesehatan) yang ada dipuskesmas

Cipondoh

Ketidakseimbangan antara jumlah SDM dengan program-program yang

ada di puskesmas cipondoh sehingga satu orang tenaga kesehatan

bertanggung jawab terhadap beberapa program yang harus dijalankan.

Strategi yang digunakan berjalan pasiv karena hanya menunggu pasien

datang berkunjung ke puskesmas cipondoh, dan tenaga kesehatan kurang

Page 20: Anallisa Swot

aktif mencari melalui kunjungan rumah

Kurangnya motivasi SDM (tenaga kesehatan) yang ada dalam

menjalankan promosi kesehatan baik di lingkungan puskesmas maupun

di lingkungan masyarakat

kesempatan Ditetapkannya indicator P2M oleh puskesmas cipondoh sebesar 100%

Ditetapkannya kota Tangerang sebagai peraih penghargaan Adipura

sebagai kota dengan lingkungan yang bersih.

Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk

menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya

pencegahan.

ancaman Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai macam-macam

penyakit menular dan penularannya serta pencegahannya.

Sanitasi lingkungan yang buruk.

Minimnya perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat

sehingga dapat meningkatkan angka kesakitan.

b) Untuk kasus kusta ditemukan 12 kasus pendrita kusta multi basiler yang telah

teratasi, namun program ini berjalan pasif.

c) Untuk penyakit filariasis dan malaria di wilayah cakupan kerja puskesmas Cipondoh

tidak ditemukan kasus.

Program Gizi Balita Di Puskesmas Cipondoh Pada Tahun 2008 Dengan Jumlah

Balita 13.494 balita

a) Untuk program penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Cipondoh dengan

jumlah balita yang ditimbang sejumlah 35,5 % dan yang tidak dilakukan

penimbangan sejumlah 64,5% balita dari seluruh jumlah balita yang ada di

kecamatan cipondoh dengan hasil yang didapat sebagai berikut :

Jumlah berat badan bayi yang naik sejumlah 9,95 % dan balita dengan hasil

timbangan Bawah Garis Merah (BMG) 3,49 % sedangkan timbangan berat badan

dengan hasil Gizi buruk 0,6 %

Jumlah balita umur 1-4 tahun di kecamatan Cipondoh berjumlah 10.694 dengan

jumlah balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 9.579 balita sedangkan

balita yang tidak mendapatkan vitamin A 115 balita

Page 21: Anallisa Swot

Jumlah KK di kecamatan Cipondoh sebanyak 24.116 dengan jumlah KK yang

menggunakan garam beryodium baik sebanyak 90,5 %/21.825 KK

Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut:

kekuatan Gencarnya dilakukan promosi kesehatan baik didalam lingkungan puskesmas

maupun di luar lingkungan puskesmas mengenai gizi buruk dari pihak tenaga

kesehatan

Diadakannya program makanan tambahan balita

Adanya Sarana dan prasarana yang mendukung dalam pemantauan berat

badan balita

kelemahan Kurangnya SDM yang melaksanakan program gizi yang ada di puskeamas

Cipondoh, yang hanya berjumlah 2 orang

Program yang dilaksanakan berjalan pasif

kesempatan Tingginya peran kader terhadap program pemantauan berat badan balita

Tingginya peran kader dalam menghimbau masyarakat untuk memantau

berat badan balita

adanya lomba balita sehat tingkat kecamatan

Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk

menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian

gizi yang baik terhadap balita

kelemahan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian gizi yang

baik bagi balita dan kurangnya pengetahuan tentang dampak dari kekurangan

gizi terhadap balita

tingkat penghasilan sebagian masyarakat di kecamatan Cipondoh masih

dalam taraf rendah

Program Sanitasi Lingkungan

a) Jumlah keluarga di wilayah puskesmas Cipondoh Kota Tangerang untuk program

Pengembangan sanitasi air bersih pada tahun 2008 adalah sebanyak 24.116 keluarga,

Page 22: Anallisa Swot

sedangkan yang diperiksa hanya 840 keluarga atau 3,84%. Sisanya jumlah keluarga

yang tidak diperiksa terdapat 23.276 keluarga atau 96,52%.

Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut :

kekuatan Puskesmas cipondoh mempunyai tenaga ahli sanitasi yang berkompeten

Sarana dan prasarana untuk meninjau keluarga yang memiliki air bersih

tersedia. Seperti mobil dinas dan motor dinas milik puskesmas cipondoh.

Kepemimpinan penanggung jawab program yang ektif sehingga berjalan sesuai

dengan program yang telah ditentukan

kelemahan Walaupun Mempunyai tenaga ahli sanitasi yang berkompeten, namun hanya ada

1 tenaga, sehingga tidak seluruh keluarga terjangkau.

Kurangnya motivasi dari puskesmas

Kurangnya peran serta tenaga ahli yang lain untuk menangani masalah sanitasi

lingkungan.

kesempatan Dana untuk pengambilan sample air terbatas, sehingga jumlah sample sedikit.

ancaman Belum tingginya tingkat SDM yang ada dalam menjalankan promosi kesehatan

Tingkat pendidikan dan kesadaran yang kurang

Masalah perilaku, menyangkut kebiasaan budaya dan masalah-masalah yang

lain yang tidak mudah diatasi

b) Untuk program pengembangan Sarana Sanitasi Dasar di wilayah Puskesmas

Cipondoh Kota Tangerang meliputi kepemilikan jamban, kepemilikan tempat

sampah, dan kepemilikan pengelolaan air limbah.

Untuk kepemilikan jamban, keluarga yang diperiksa sebanyak 840, sama dengan

keluarga yang memiliki jamban. Untuk kepemilikan tempat sampah dan pengelolaan

air limbah tidak ditemukan keluarga yang tidak memiliki fasilitas tersebut.

Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut :

kekuatan Puskesmas Cipondoh mempunyai tenaga ahli sanitasi yang berkompeten

Adanya pertemuan rutin di puskesmas kecamatan dalam mengevaluasi hasil

pelaksanaan program

Program berjalan dengan aktif, sehingga berjalan sesuai dengan program yang

telah ditetapkan

Page 23: Anallisa Swot

kelemahan Terbatasnya SDM

kesempatan Seluruh keluarga yang diperiksa memiliki jamban sendiri sehingga mudah dan

cepat ketika dilakukan pemeriksaan kepemilikan jamban

ancaman Tingkat pendidikan dan kesadaran yang kurang dari masyarakat

Masalah-masalah yang semakin kompleks

Program Kesehatan Lingkungan

a) Pemeriksaan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan sehat di wilayah puskesmas

Cipondoh kota Tangerang.

Kunjungan/survey tempat umun dan pengelolaan makanan di beberapa tempat

seperti hotel, 122 restoran/rumah makan, 7 pasar, dan 53 TUPM lainnya. Setelah

dilakukan kunjungan ke beberapa tempat tersebut, dari jumlah yang ada,

Puskesmas cipondoh tidak menemukan kasus.

Program ini berjalan berjalan pasif