Analisis Struktur Geologi Berdasarkan Kelurusan Morfologi

4
ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI BERDASARKAN KELURUSAN MORFOLOGI KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT oleh : Baharuddin Pendahuluan Latar Belakang Kawasan timur Indonesia merupakan merupakan salah satu wilayah Indonesia yang kurang diketahui. Alasan utama dari hal tersebut karena wilayah timur merupakan daerah yang memiliki lautan yang umumnya termasuk dalam kategori laut dalam (lebih dari 200 m). Selain itu, kawasan ini juga memiliki tatanan geologi dan tektonik yang relatif lebih kompleks atau rumit dibanding dengan kawasan Indonesia lainnya. Menurut Van Bemmelen (1949) dalam Thea Geology of Indonesia, Evolusi geologi daerah ini dipengaruhi oleh dua sistem pengangkatan. Daerah utara terangkat bersamaan dengan sistem pengangkatan Sulawesi dan daerah selatan dipengaruhi oleh sistem pembentukan Pegunungan Sunda. Pengkajian terhadap struktur geologi suatau daerah merupakan hal yang penting selain untuk mendapatkan informasi mengenai struktur geologi juga bisa digunakan untuk pemanfaatan sumberdaya alam. Khususnya untuk daerah Sulawesi bagian barat (Mamuju). Daerah ini memiliki struktur geologi yang cukup kompleks, dimana sebagian besar berupa pegunungan, hanya sebagian kecil berupa perbukitan bergelombang dan dataran rendah (Ratman, 1985). Selain itu daerah ini juga merupakan daerah yang baru terbentuk dan masih dalam tahap pembangunan sehingga sangat perlu adanya pengkajian struktur geologi untuk membantu dalam proses pembangunan. Struktur geologi terbentuk pada saat dan setelah batuan terbentuk, merupakan hasil deformasi akibat gaya yang bekerja pada batuan dalam waktu yang panjang. Struktur - struktur yang dihasilkan dapat berupa kekar (joint), sesar (fault), lipatan (fold), foliasi, dan lineasi. Kehadiran kekar, sesar, serta foliasi pada batuan bisa memperlemah kekuatan (strength) batuan. Sedangkan pergeseran sesar (tektonik) dapat menimbulkan gempabumi, tsunami, erupsi vulkanik dan longsoran tanah yang merupakan fenomena destruktif bagi kehidupan manusia (Azis dkk, 1996). Struktur geologi digolongkan dalam dua jenis yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk pada saat atau sebelum batuan terbentuk, sedangkan struktur sekunder adalah deformasi akibat gaya yang bekerja pada suatu batuan, baik gaya yang diakibatkan oleh tenaga endogen maupun oleh tenaga eksogen. Termasuk dalam struktur primer pada batuan sedimen seperti bidang perlapisan, lapisan bersusun, lapisan silang

description

geologi

Transcript of Analisis Struktur Geologi Berdasarkan Kelurusan Morfologi

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI BERDASARKAN KELURUSAN MORFOLOGIKABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAToleh : Baharuddin

PendahuluanLatar BelakangKawasan timur Indonesia merupakan merupakan salah satu wilayah Indonesia yang kurang diketahui. Alasan utama dari hal tersebut karena wilayah timur merupakan daerah yang memiliki lautan yang umumnya termasuk dalam kategori laut dalam (lebih dari 200 m). Selain itu, kawasan ini juga memiliki tatanan geologi dan tektonik yang relatif lebih kompleks atau rumit dibanding dengan kawasan Indonesia lainnya. Menurut Van Bemmelen (1949) dalam Thea Geology of Indonesia, Evolusi geologi daerah ini dipengaruhi oleh dua sistem pengangkatan. Daerah utara terangkat bersamaan dengan sistem pengangkatan Sulawesi dan daerah selatan dipengaruhi oleh sistem pembentukan Pegunungan Sunda.

Pengkajian terhadap struktur geologi suatau daerah merupakan hal yang penting selain untuk mendapatkan informasi mengenai struktur geologi juga bisa digunakan untuk pemanfaatan sumberdaya alam. Khususnya untuk daerah Sulawesi bagian barat (Mamuju). Daerah ini memiliki struktur geologi yang cukup kompleks, dimana sebagian besar berupa pegunungan, hanya sebagian kecil berupa perbukitan bergelombang dan dataran rendah (Ratman, 1985). Selain itu daerah ini juga merupakan daerah yang baru terbentuk dan masih dalam tahap pembangunan sehingga sangat perlu adanya pengkajian struktur geologi untuk membantu dalam proses pembangunan.

Struktur geologi terbentuk pada saat dan setelah batuan terbentuk, merupakan hasil deformasi akibat gaya yang bekerja pada batuan dalam waktu yang panjang. Struktur - struktur yang dihasilkan dapat berupa kekar (joint), sesar (fault), lipatan (fold), foliasi, dan lineasi. Kehadiran kekar, sesar, serta foliasi pada batuan bisa memperlemah kekuatan (strength) batuan. Sedangkan pergeseran sesar (tektonik) dapat menimbulkan gempabumi, tsunami, erupsi vulkanik dan longsoran tanah yang merupakan fenomena destruktif bagi kehidupan manusia (Azis dkk, 1996).

Struktur geologi digolongkan dalam dua jenis yaitu struktur primer dan struktur sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk pada saat atau sebelum batuan terbentuk, sedangkan struktur sekunder adalah deformasi akibat gaya yang bekerja pada suatu batuan, baik gaya yang diakibatkan oleh tenaga endogen maupun oleh tenaga eksogen. Termasuk dalam struktur primer pada batuan sedimen seperti bidang perlapisan, lapisan bersusun, lapisan silang siur dan jejak binatang. Sedangkan pada batuan beku adalah rekahan-rekahan yang terbentuk akibat pendinginan, dinamakan kekar kolom. Struktur sekunder terdiri dari lipatan , kekar dan sesar (Azis dkk, 1996).

Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan, dsb (Noor, 2009). Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan eksperimen laboratorium, telah dibuktikan bahwa lipatan terbentuk akibat tekanan mendatar (Massinai, 2011).

Lipatan terbentuk akibat tekanan yang sejajar dengan permukaan bumi. Dimana tekanan tersebut berasal dari proses tektonik yang terjadi akibat gaya endogen berupa arus konveksi dari pusat bumi yang selalu mengalami siklusnya. Selain itu, tenaga eksogen berupa erosi dan deposisi dapat mengubah bentuk struktur lipatan yang telah terbentuk.

Kajian struktur geologi dengan penginderaan jauh menggunakan Landsat ETM dan DEM ASTER telah dilakukan oleh para ahli sebelumnya, diantaranya Massinai (2011) dan Rusman S. (2014). Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur geologi dan arah dominan kelurusan geomorfologi dengan menggunakan citra DEM SRTM.

Rumusan Masalah1. Bagaimanakah struktur geologi (sesar dan lipatan) disekitar daerah Kabupaten Mamuju ?2. Bagaimanakah arah dominan kelurusan morfologi disekitar daerah Kabupaten Mamuju ?

Tujuan PenelitianAdapun tujuan pada penelitian ini yaitu :1. Mengidentifikasi struktur geologi (sesar dan lipatan) Kab.Mamuju dengan menggunakan data citra DEM SRTM.2. Mengetahui arah dominan kelurusan morfologi Kab. Mamuju dengan menggunakan data citra DEM SRTM.

Ruang LingkupRuang lingkup penelitian ini dibatasi pada identifikasi struktur lipatan dan sesar dengan menggunakan metode penginderaan jauh serta dengan pengolahan data citra untuk mengidentifikasi pola kelurusan (lineament) morfologi Kabupaten Mamuju.

Kerangka Pikir

Data Skunder Peta Geologi Peta Administrasi Data DEM/SRTM Studi Literatur Daerah Penelitian

Sesar Lipatan

Analisis KelurusanDengan diagram Roset

Hasil Penelitian(Struktur Geologi Berdasarkan Kelurusan)

Metodologi Penelitian1. PersiapanKegiatan utama dari tahap persiapan adalah untuk menghimpun semua data. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber berupa data citra digital, peta, literatur dan berbagai jenis referensi lainnya. Selain itu juga, dilakukan penetapan wilayah cakupan penelitian sebelumnya untuk memaksimalkan daerah penelitian.2. Pengolahan CitraDilakukan pengolahan citra untuk mengidentifikasi struktur geologi. Proses pengolahan citra dilakukan dengan menggunakan software Global Mapper 14. Kemudian melakukan interpretasi dengan menggunakan software ArcGis 10.2 untuk mengidentifikasi kelurusan morfologi.3. Survey LapanganPada tahap ini dilakukan pengambilan data-data yang meliputi pengambilan data visualisasi bentuk morfologi. 4. Verifikasi data hasil dari survei lapangan dilakukan verifikasi terhadap hasil dari pengolahan citra. Hasil dari verifikasi ini akan memberikan informasi kelurusan (lineament) struktur geologi daerah Mamuju.5. Hasil kenampakan kelurusan yang diperoleh dari pengolahan data citra di ArcGIS 10.2 ditransfer menjadi data kuantitatif.6. Dengan menggunakan program Dip, data kuantitatif kemudian diolah untuk mendapatkan arah dominan kelurusan morfologi Kab. Mamuju.

Bagan Alir PenelitianData Skunder Peta Geologi Peta Administrasi Data DEM/SRTM Studi Literatur Daerah PenelitianPengolahan Data Citra(Analisis Kelurusan)Survey LapanganVerifikasi Hasil Citra dengan Hasil survey Lapangan Analisis KelurusanDengan diagram RosetHasil Penelitian(Struktur Geologi Berdasarkan Kelurusan)