Analisis Strategi Bersaing

10
AGORA Vol. 2, No. 1, (2014) Abstrak-Saat ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang begitu cepat, pendekatan kapabilitas dinamik (Dynamic Capability) dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) memiliki peran sangat penting. Penerapan strategi kapabilitas dinamik (Dynamic Capability) adalah pendekatan yang paling sesuai digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan yang cepat (Teece et al., 1997; Wang dan Ahmed, 2007; Helfat et al. 2007; Barreto, 2010). Pendekatan Dynamic Capability View melihat bahwa Dynamic Capability menekankan pada tiga aspek yaitu mengerti bentuk peluang dan ancaman (Sense), menangkap peluang (Seize), dan merekonfigurasi (Reconfiguration) dalam menghadapi perubahan lingkungan (Teece et al., 2007). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan strategi bersaing perusahaan subjek penelitian dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) dengan menggunakan kapabilitas dinamik (Dynamic Capability). Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif di mana informasi diperoleh secara langsung melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan sudah memiliki kemampuan dalam memahami bentuk dan ancaman (Sense), menangkap peluang (Seize), dan merekonfigurasi ulang aset (Reconfiguration) demi menghadapi perubahan lingkungan. Perusahaan sudah menggunakan kapabilitas dinamik sebagai strategi bersaing perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan. Kata kunci : Sustainable Competitive Advantage, Dynamic Capability, Dynamic Capability View I. PENDAHULUAN Setiap negara memiliki tugas untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Salah satu syarat yang dapat memenuhinya adalah melalui pertumbuhan ekonomi. Ibarat kue, semakin besar kuenya akan semakin banyak rakyat yang dapat menikmatinya. Wajar pertumbuhan ekonomi menjadi penentu tingkat kesejahteraan, keamanan serta kemajuan sebuah negara. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin tinggi tingkat stabilitas politik, ekonomi dan keamanan (Martasidarta, 2011). Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 sanggup mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah kinerja perekonomian global yang melambat. Perekonomian Indonesia tumbuh 6,2% pada tahun 2012, lebih tinggi dibandingkan dengan rata- rata sepuluh tahun terakhir, yaitu 5,5%. Fenomena pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah yang mengalami peningkatan yang sangat signifikan jelas membuat persaingan usaha di setiap daerah semakin dinamis dan tentu saja persaingan usaha yang terjadi semakin ketat (Financedetik, 2013). Persaingan usaha pada masa-masa sebelumnya memicu minat terhadap Sustainable Competitive Advantage ( keunggulan kompetitif yang berkelanjutan). Manajemen strategis terdiri dari analisis, keputusan, dan tindakan organisasi dalam rangka menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif (Dess, 2005). Dalam keadaan saat ini, manajemen strategis harus mengikuti pergeseran kompetisi yang semakin dinamis, untuk itu perlu adanya pencapaian keunggulan kompetitif berkelanjutan. Dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) terdapat empat perspektif yang dapat digunakan (Ma, 2003) yaitu struktural berdasarkan organisasi industri (IO) ekonomi (porter, 1980, 1985), Resource Base view (RBV) dari perusahaan (Barney, 1991, 2001): teori permainan (Gua, 1984)(Ghemawat, 1991), dan Schumpeter ekonomi (Schumpeter, 1934, 1950; Foster dan Kaplan, 2001) dan dua tambahan terbaru adalah Dynamic Capability View dan Blue Ocean Strategy.” (Vinayan et al., 2012). Menurut Teece et al., 1997; Wang dan Ahmed, 2007; Helfat et al., 2007; Barreto, 2010 dalam Dynamis Capability View (DCV), kemampuan dinamis (DC) memainkan peran penting dalam pembaruan organisasi terutama di lingkungan yang sangat dinamis saat ini. Dynamic Capability (kapabilitas dinamik) didefinisikan sebagai kemampuan tingkat yang lebih tinggi yang memungkinkan untuk mengatasi "sumber daya gap" antara sumber daya saat ini dan sumber daya baru yang diinginkan. Dynamic Capability memfasilitasi penciptaan kemampuan baru dan pembelajaran (dalam Maijanen- Kyläheiko et al., 2012). Oleh karena itu Dynamic Capability menjadi pendekatan yang paling sesuai dengan lingkungan persaingan yang semakin dinamis sekarang ini. Dari sisi kajian industri, perkembangan industri kemasan juga menunjukkan perkembangan positif. Industri kemasan menjadi industri yang memiliki potensi besar di Indonesia. Industri kemasan di Indonesia mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 4,4% selama periode tahun 2007- 2011. Dan plastic packaging memiliki potensi yang terbesar dimana plastik akan terus menggantikan kaca dan logam dan kemasan fleksibel akan terus menggantikan kemasan berstuktur (Dupont, 2012). Dalam penelitian ini penulis memilih untuk menganalisis startegi bersaing dari sebuah perusahaan kemasan plasrik di Jawa Timur. Sebagai catatan di Jawa Timur terdapat lebih dari 40 perusahaan yang bergerak di industri kemasan plastik. ANALISIS STRATEGI BERSAING SEBUAH PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DI PROVINSI JAWA TIMUR Levina Tan Antandi Puteri dan Ronny H. Mustamu Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: [email protected];[email protected]

description

Jurnal Ekonomi

Transcript of Analisis Strategi Bersaing

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Abstrak-Saat ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang begitu cepat, pendekatan kapabilitas dinamik (Dynamic Capability) dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) memiliki peran sangat penting. Penerapan strategi kapabilitas dinamik (Dynamic Capability) adalah pendekatan yang paling sesuai digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan yang cepat (Teece et al., 1997; Wang dan Ahmed, 2007; Helfat et al. 2007; Barreto, 2010). Pendekatan Dynamic Capability View melihat bahwa Dynamic Capability menekankan pada tiga aspek yaitu mengerti bentuk peluang dan ancaman (Sense), menangkap peluang (Seize), dan merekonfigurasi (Reconfiguration) dalam menghadapi perubahan lingkungan (Teece et al., 2007).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan strategi bersaing perusahaan subjek penelitian dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) dengan menggunakan kapabilitas dinamik (Dynamic Capability). Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif di mana informasi diperoleh secara langsung melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan sudah memiliki kemampuan dalam memahami bentuk dan ancaman (Sense), menangkap peluang (Seize), dan merekonfigurasi ulang aset (Reconfiguration) demi menghadapi perubahan lingkungan. Perusahaan sudah menggunakan kapabilitas dinamik sebagai strategi bersaing perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan.

Kata kunci : Sustainable Competitive Advantage, Dynamic Capability, Dynamic Capability View

I. PENDAHULUAN Setiap negara memiliki tugas untuk menciptakan

kesejahteraan bagi rakyatnya. Salah satu syarat yang dapat memenuhinya adalah melalui pertumbuhan ekonomi. Ibarat kue, semakin besar kuenya akan semakin banyak rakyat yang dapat menikmatinya. Wajar pertumbuhan ekonomi menjadi penentu tingkat kesejahteraan, keamanan serta kemajuan sebuah negara. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin tinggi tingkat stabilitas politik, ekonomi dan keamanan (Martasidarta, 2011). Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 sanggup mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah kinerja perekonomian global yang melambat. Perekonomian Indonesia tumbuh 6,2% pada tahun 2012, lebih tinggi dibandingkan dengan rata- rata sepuluh tahun terakhir,

yaitu 5,5%. Fenomena pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah yang

mengalami peningkatan yang sangat signifikan jelas membuat persaingan usaha di setiap daerah semakin dinamis dan tentu saja persaingan usaha yang terjadi semakin ketat (Financedetik, 2013). Persaingan usaha pada masa-masa sebelumnya memicu minat terhadap Sustainable Competitive Advantage ( keunggulan kompetitif yang berkelanjutan).

Manajemen strategis terdiri dari analisis, keputusan, dan tindakan organisasi dalam rangka menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif (Dess, 2005). Dalam keadaan saat ini, manajemen strategis harus mengikuti pergeseran kompetisi yang semakin dinamis, untuk itu perlu adanya pencapaian keunggulan kompetitif berkelanjutan. Dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) terdapat empat perspektif yang dapat digunakan (Ma, 2003) yaitu struktural berdasarkan organisasi industri (IO) ekonomi (porter, 1980, 1985), Resource Base view (RBV) dari perusahaan (Barney, 1991, 2001): teori permainan (Gua, 1984)(Ghemawat, 1991), dan Schumpeter ekonomi (Schumpeter, 1934, 1950; Foster dan Kaplan, 2001) dan dua tambahan terbaru adalah Dynamic Capability View dan Blue Ocean Strategy.” (Vinayan et al., 2012).

Menurut Teece et al., 1997; Wang dan Ahmed, 2007; Helfat et al., 2007; Barreto, 2010 dalam Dynamis Capability View (DCV), kemampuan dinamis (DC) memainkan peran penting dalam pembaruan organisasi terutama di lingkungan yang sangat dinamis saat ini. Dynamic Capability (kapabilitas dinamik) didefinisikan sebagai kemampuan tingkat yang lebih tinggi yang memungkinkan untuk mengatasi "sumber daya gap" antara sumber daya saat ini dan sumber daya baru yang diinginkan. Dynamic Capability memfasilitasi penciptaan kemampuan baru dan pembelajaran (dalam Maijanen-Kyläheiko et al., 2012). Oleh karena itu Dynamic Capability menjadi pendekatan yang paling sesuai dengan lingkungan persaingan yang semakin dinamis sekarang ini.

Dari sisi kajian industri, perkembangan industri kemasan juga menunjukkan perkembangan positif. Industri kemasan menjadi industri yang memiliki potensi besar di Indonesia. Industri kemasan di Indonesia mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 4,4% selama periode tahun 2007-2011. Dan plastic packaging memiliki potensi yang terbesar dimana plastik akan terus menggantikan kaca dan logam dan kemasan fleksibel akan terus menggantikan kemasan berstuktur (Dupont, 2012).

Dalam penelitian ini penulis memilih untuk menganalisis startegi bersaing dari sebuah perusahaan kemasan plasrik di Jawa Timur. Sebagai catatan di Jawa Timur terdapat lebih dari 40 perusahaan yang bergerak di industri kemasan plastik.

ANALISIS STRATEGI BERSAING SEBUAH PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DI PROVINSI JAWA TIMUR

Levina Tan Antandi Puteri dan Ronny H. Mustamu Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: [email protected];[email protected]

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri kemasan plastik yang didirikan pada tahun 2001. Saat ini perusahaan telah memproduksi beberapa produk kemasan plastik seperti adhesive tape, polycell dan injection.

Berdasarkan serangkaian latar belakang diatas, penulis melihat penelitian ini penting dan menarik untuk dilakukan karena perusahaan kemasan plastik dengan skala nasional yang sedang berkembang dan membutuhkan penerapan strategi bersaing yang tepat dalam mencapai Sustainable Competitive Advantage atau keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam menghadapi persaingan dalam industri yang semakin ketat dan lingkungan yang semakin dinamis. Peneliti merasa penting dan perlu untuk membahas mengenai kapabilitas dinamik di perusahaan dalam proses mengerti pasar dan peluang teknologi (sense), keterampilan pengambilan keputusan strategis (seize) serta kombinasi, rekonfigurasi dan keterampilan perlindungan assets (reconfiguration) (Teece et al, 2007) dalam mencapai Sustainable Competitive Advantage di perusahaan. Hal ini tidak juga terlepas dari potensi industri kemasan plastik yang tinggi dan memimpin pada industri kemasan di Indonesia mengalahkan kemasan dari kayu, kaca dan kertas.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, apakah strategi bersaing PT. Masterindo Jayaglobal Indonesia menggunakan kapabilitas dinamik (Dynamic Capability)? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bersaing PT. Masterindo Jayaglobal Indonesia dalam memahami peluang pasar dan teknologi (sense), untuk mengetahui strategi bersaing PT. Masterindo Jayaglobal Indonesia dalam keterampilan pengambilan keputusan strategis (seize),untuk mengetahui strategi bersaing PT. Masterindo Jayaglobal Indonesia dalam mengkombinasi, merekonfigurasi dan ketrampilan perlindungan asset (reconfiguration) serta untuk mengetahui apakah strategi bersaing PT. Masterindo Jayaglobal Indonesia menggunakan kapabilitas dinamik dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan.

Mempertimbangkan segala keterbatasan yang ada dalam melakukan penelitian, penulis membatasi permasalahan menggunakan data dalam kurun waktu 2010-2013 pada perusahaan kemasan plastik di Jawa Timur, serta penggunaan kerangka kapabilitas dinamik yang dirumuskan oleh Teece et al. (2007).

Penetapan pendekatan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Dynamic Capability Framework yaitu sense, seize dan reconfiguration (Teece et al., 2007) dalam mencapai Sustainable Competitive Advantage. Peneliti menetapkan menggunakan pendekatan ini karena pendekatan ini sangat sesuai dalam menganalisis strategi bersaing dalam lingkungan bisnis yang terus berubah dan bergerak dinamis.

Mengerti bentuk peluang dan ancaman (Sense) dapat dianalisis dengan menganalisis proses Research & Development (R&D) internal dan pemilihan teknologi baru, Proses memanfaatkan pemasok dan inovasi komplementor dalam perusahaan, proses mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan eksogen dan teknologi eksogen dalam perusahaan, dan proses mengidentifikasi target segmen pasar,

perubahan kebutuhan pelanggan dan inovasi pelanggan dalam perusahaan

Gambar 1. Mengerti bentuk peluang dan ancaman (Sense)

Sumber: Teece et al (2007) Menangkap peluang (Sense) dapat dianalisis dengan

mendeskripsikan solusi pelanggan dan model bisnis perusahaan, memilih batas pengelolahan komplemen dan kontrol perusahaan, memilih protocol pengambilan keputusan dan membangun loyalitas dan komitmen perusahaan.

Gambar 2. Menangkap peluang (Seize)

Sumber: Teece et al (2007)

Merekonfigurasi ulang (Reconfiguration) dapat dianalisis dengan menganalisis struktur desentralisasi perusahaan, tata kelola dalam perusahaan, Cospecialization dalam perusahaan, dan Knowledge management dalam perusahaan.

Gambar 3. Reconfiguration Sumber: Teece et al (2007)

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif deskriptif untuk mendapatkan temuan dan pemahaman mendalam dari penelitian yang dilakukan (Moleong, 2007).

Ada pun objek penelitian yang ditetapkan oleh penulis adalah strategi bersaing dengan subjek penelitian sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kemasan plastik di Jawa Timur. Perusahaan ini merupakan perusahaan dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas, dengan pendapatan lebih dari Rp. 600.000.000 (enam ratus juta rupiah) per tahun dan jumlah karyawan lebih dari 25 orang. Penetapan narasumber dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria narasumber mengerti dan memahami tentang perusahaan (Sugiyono, 2012).

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dan observasi di perusahaan, sedangkan data sekunder didapat melalui situs resmi dan dokumen profil perusahaan (Sekaran,2007). Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara terbuka serta melakukan pengamatan tanpa berperan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk mengkonfirmasi hasil temuan pada proses wawancara (Moleong, 2007).

Teknik analisis data yang digunakan di bagi ke dalam tahapan, yaitu menelaah data dari berbagai sumber, reduksi data, kategorisasi, keabsahan data dan proses penafsiran data. Selanjutnya, penulis akan melakukan triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data, serta membandingkan data hasil wawancara dengan hasil observasi lapangan. Data ini selanjutnya akan disajikan dalam bentuk deskripsi untuk menjelaskan hasil analisis penulis terhadap temuan dalam penelitian (Moleong, 2009).

Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4. Strategi Bersaing Sebuah Perusahaan Kemasan Plastik di Jawa Timur dalam mencapai Sustainable

Competitive Advantage Sumber: Hasil olahan penulis (2013)

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Perusahaan

Perusahaan kemasan plastik dalam penelitian ini berdiri sejak tahun 2001. Pada mulanya perusahaan hanya memproduksi isolasi (adhesive tape) saja. Namun, seiring dengan berkembangnya pasar dan permintaan, perusahaan mulai memproduksi PE foam dan polycell. Saat ini memiliki karyawan sebanyak 140 karyawan dimana terbagi menjadi 30 karyawan staff kantor perusahaan dan 110 karyawan lapangan dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 roll isolasi dengan jenis dan ukuran yang berbeda-beda per hari. Perusahaan telah jauh berkembang dan telah berdiri selama 10 tahun yang telah menghadapi berbagai macam tantangan dan persaingan dalam industri kemasan plastik yang saat ini menjadi salah satu industi yang sangat berkembang dan menjanjikan.

Struktur Organisasi

Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan Sumber : Hasil wawancara penulis (2013)

Struktur organisasi ini tentu dibuat agar wewenang dan

tanggung jawab yang ada di dalam perusahaan lebih nyata dan dapat menunjukkan rentang kendali yang ada dalam perusahaan.

Secara keseluruhan perusahaan memiliki 140 orang karyawan yang terdiri dari 30 orang staff kantor dan 110 orang staff lapangan. Di setiap divisi terdapat kepala divisi atau supervisor yang membawahi divisinya masing-masing. Dari tiap divisi tersebut dikepalai oleh Plant Manager yang selanjutnya dikepalao oleh Operation Director.

Deskripsi Narasumber Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada narasumber dengan kriteria bahwa narasumber mengerti dan mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan oleh penulis tentang perusahaan. Terdapat tiga orang narasumber yang mewakili perusahaan yaitu Chief Executive Operation (CEO), Chief Operation Officer (COO) dan Plan Manager dari perusahaan.

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Triangulasi Data Tabel 1. Uji Triangulasi

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Sumber : Hasil olahan penulis dari hasil wawancara dengan

narasumber dan observasi lapangan (2013)

Dynamic Capability Menurut Teece et al.(2007) Untuk tujuan analitis,

kemampuan dinamis dapat dipilah ke dalam kapasitas untuk mengerti bentuk peluang dan ancaman, kapasitas untuk menangkap peluang, dan kapasitas untuk mempertahankan daya saing melalui peningkatan, menggabungkan, melindungi, dan, bila perlu, mengkonfigurasi ulang asset perusahaan yang berwujud dan nyata. Mengerti Bentuk Peluang pasar dan teknologi (Sense): Proses Research and Development (R&D) Internal dan Pemilihan Teknologi Baru

Penulis menemukan bahwa perusahaan telah mennjalankan peran R&D dengan baik. dan sesuai dengan teori Dynamic Capability yang menekankan pada pemanfaatan kompetensi internal dan eksternal dalam perusahaan untuk menangani perubahan lingkungan yang terjadi, dimana menekankan pada pembangunan kemampuan perusahaan dan teknologi(Teece et al., 2007) Proses memanfaatkan pemasok dan inovasi komplemeter dalam perusahaan Dalam inovasinya, penulis menemukan bahwa terdapat inovasi komplementer dalam perusahaan. Hal tersebut ditunjukan dari proses terjadinya inovasi dalam perusahaan, perusahaan melibatkan konsumen sebagai awal dari terbentuknya pemikiran untuk inovasi serta melibatkan pemasok dengan inovasi produk dari pemasok yang mendukung terjadinya inovasi dari produk perusahaan (Teece et al., 2007).

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Proses mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan eksogen dan teknologi eksogen dalam perusahaan Perusahaan berpartisipasi dalam seminar-seminar dan pameran mesin-mesin yang mendorong perusahaan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di luar perusahaan yang nantinya menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengembangkan dan berinovasi dalam teknologi yang digunakan. Proses mengidentifikasi target segmen pasar, perubahan kebutuhan pelanggan dan inovasi pelanggan dalam perusahaan Penulis menemukan bahwa dalam mengidentifikasi target segmen pasar, perubahan kebutuhan dan inovasi pelanggan, perusahaan melihat kebutuhan dan respon pasar, serta respon pemasok dalam mendukung inovasi. Perusahaan bergerak dengan dinamis dan fleksibel mengikuti apa yang konsumen inginkan (Teece et al., 2007). Menangkap Peluang (Seize): Mendeskripsikan solusi pelanggan dan model bisnis perusahaan, meliputi:

Teknologi baik dalam produksi dan sistem operasional dalam perusahaan mendukung untuk terciptanya produk yang memiliki nilai yang nantinya nilai tersebut akan diberikan kepada konsumen yang tertanam dalam produk tersebut Dimana nilai tersebut harus tertanam dalam produk dan jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan (Teece et al., 2007). Merancang arsitektur pendapatan Pendapatan yang diperoleh perusahaan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi produk tersebut dan nilai yang didapatkan konsumen dari produk yang diberikan oleh perusahaan. Hal itu menjadi patokan dalam menetapkan pendapatan dari apa yang diberikan oleh perushaan karena perusahaan tidak semata-mata bertujuan untuk memperoleh keuntungan saja tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dari konsumennya (Chesbrough dan Rosenbloom, 2008). Menentukan target konsumen

Gambar 6. Segmentasi Pasar Perusahaan

Sumber: Diolah oleh peneliti (2013) Mekanisme menangkap nilai dalam perusahaan Dalam teori dynamic capability menekankan pada proses menangkap nilai (Teece et al., 2007). Penulis menemukan bahwa perusahaan menanamkan nilai yang dibutuhkan oleh konsumen kedalam produknya baik dari nilai kualitas, fungsi dan harga dari produk yang diberikan kepada konsumen Memilih batas pengelolahan komplemen dan kontrol perusahaan, meliputi: Mengkalibrasi aset khusus (Spesific Asset) perusahaan

SDM sebagai aset khusus yang dimiliki dalam menentukan keunggulan kompetitif dari perusahaannya. Perusahaan telah mengkalibrasi aset khusus yang dimilikinya yaitu SDMnya dengan membandingkannya dengan SDM yang dimiliki oleh kompetitornya. Salah satu hal yang dilakukan perusahaan dalam mengkalibrasi aset khususnya tersebut adalah membandingkan standart yang dimiliki perusahaannya dengan perusahaan kompetitornya. perusahaan menyadari bahwa merupakan merk kemasan plastik nomor 3 (tiga) di Surabaya sehingga dalam membandingkan standart pemasarannya hanya mematok 60-70% standart pemasaran merk “A”. Dari mengkalibrasi SDM yang dimilikinya maka perusahaan dapat menentukan standart yang menjadi standart acuan dari perusahaan. Mengontrol aset bottleneck perusahaan Perusahaan telah memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mengontrol aset macet (bottleneck asset) perusahaan. Dengan mengantisipasi aset bottleneck tersebut maka perusahaan dapat meminimalkan dan mengendalikan masalah tersebut (Teece, 2006). Menilai Appropriability dalam perusahaan Perusahaan memiliki kemampuan dalam menilai appropriability perusahaan. Peneliti menemukan bahwa perusahaan memiliki appropriability yang tinggi. Hal tersebut terlihat dari kemudahan memperoleh mesin produksi dan hak paten yang hanya merupakan hak paten merk dan bukan produk sehingga memberikan kemudahan untuk terjadinya imitasi. Namun perusahaan memiliki nilai tambah yang diberikan kepada konsumennya yaitu harga yang lebih ekonomis dengan kualitas baik, keefisienan perusahaan dalam produksi, serta kefleksibelan perusahaan dalam memenuhi apa yang konsumen inginkan. (Teece et al., 1997). Menyadari, Mengolah dan menangkap Cospecialization ekonomi dalam perusahaan. Dalam penggabungan teknologi dengan aset yang dimilikinya, perusahaan memberikan pelatihan kepada setiap karyawan yang bekerja sesuai dengan divisi dari pekerjaan karyawan masing-masing. Perusahaan memiliki kemampuan dalam menggabungkan kemampuan, kapabilitas dan sumberdaya bersama sama dalam menciptakan nilai yang lebih efektif melalui pelatihan yang diberikan dan penggunaan sistem operasional yang terkomputerisasi (Doz and Hannel,1998). Memilih protokol pengambilan keputusan, meliputi: Menyadari inflexion poin dan saling melengkapi dalam perusahaan Perusahaan menyadari inflexion poin dengan bantuan dari marketing yang memantau perubahan yang terjadi dalam pasar. Dan nantinya titik perubahan tersebut akan menjadi peluang perusahaan untuk mmengikuti perubahan tersebut dan memberikan apa yang menjadi keinginan pasar selanjutnya (Teece, 2006). Cara menghindari kesalahan dalam keputusan Dalam menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan, perusahaan mempertimbangkan masukan dan pendapat-pendapat dari banyak pihak.

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Membangun loyalitas dan komitmen dalam perusahaan, meliputi: Menunjukan kepemimpinan dalam perusahaan Penerapan kepemimpinan yang demokratis dan terbuka, membuat perusahaan memiliki kemampuan dalam menjaga kepercayaan dan kerjasama antara pemimpin dan karyawan yang nantinya akan membangun loyalitas dan komitmen dari seluruh karyawan kepada perusahaan (Teece et all., 2007) Berkomunikasi secara efektif dalam perusahaan Penulis menemukan bahwa perusahaan memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dalam perusahaan, dimana dalam perusahaan telah dibuat alur penyampaian suara, meeting mingguan dan liburan bersama. Dari berbagai macam program yang diadakan tersebut menunjukan penerapan komunikasi yang efektif untuk mengumpulkan loyalitas dan membentuk komitmen kepada perusahaan yang sesuai dengan teori Dynamic Capability tentang komunikasi yang efektif (Teece et al., 2007). Mengenali faktor non-ekonomi, nilai dan budaya dalam perusahaan

perusahaan memiliki visi dan misi yag menjadi nilai yang ditanamkan kepada para karyawan. Serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman untuk menciptakan nilai tambah dalam perusahaan. Reconfiguration

Setelah perusahaan telah memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi dan menangkap peluang teknologi dan pasar yang merupakan pemilihan yang bijaksana terhadap teknologi dan atribut produk, model bisnis, dan komitmen dari sumber daya dalam perusahaan untuk menangkap peluang investasi yang dapat mendorong pertumbuhan perusahaan dan profitabiltas perusahaan. Untuk itu selanjutnya perusahaan harus memiliki kemampuan untuk mengkombinasi, merekonfigurasi dan perlindungan aset dalam penataan kembali aset dalam perusahaan yang dapat dianalisis dengan: Desentralisasi Mengadopsi struktur Loosely coupled Dalam struktur organisasinya, penulis menemukan bahwa perusahaan telah menerapkan desentralisasi yang terlihat dari cara pemimpin yang memberikan kekuasaan kepada kepala-kepala bagian dalam membuat dan mengambil keputusan. Hal tersebut sesuai dengan teori Struktur loosely coupled yang memberikan anggota perusahaan kewenangan untuk membuat keputusan dan tindakan meski terkadang masih berkomunikasi terlebih dahulu dengan pemimpin (Holmstrom dan Boudreau,2006). Menganut inovasi terbuka

Inovasi dilakukan sebagai respon perusahaan terhadap apa yang konsumen ingin dan butuhkan dan inovasi yang dilakukan dalam perusahaan juga merupakan hasil dari respon pemasok terhadap apa yang perusahaan ingin kembangkan (Chesbrough, 2003. Mengembangkan keterampilan integrasi dan koordinasi Penulis menemukan bahwa pembagian job describtion yang jelas disetiap jabatan diterapkan oleh perusahaan untuk mengkoordinasi seluruh jabatan agar dapat bekerja maksimal dengan pekerjananya. Tata kelola dalam perusahaan, meliputi: Mencapai keselarasan insentif

Penulis menemukan bahwa perusahaan dalam mencapai keselarasan insentifnya mendesain insentifnya dengan mempertimbangkan dari apa yang karyawan berikan pada perusahaan. Untuk itu pencapaian keselarasan insentif menjadi kunci terciptanya tata kelola yang baik dalam perusahaan. (Gottschalg dan Zollo, 2007), yang menyatakan bahwa kapasitas untuk terus mencapai keselarasan insentif adalah kinerja yang penting dalam meningkatkan kemampuan dinamis Meminimalkan masalah agensi

Penulis menemukan bahwa perusahaan telah menerapkan adanya aturan serta visi misi perusahaan untuk menyatukan kepentingan dalam perusahaan yang dapat meminimalkan perbedaan kepentingan. (Prasentyatoko, 2008). Memeriksa penyimpangan strategi Evaluasi kinerja rutin yang dibahas dalam rapat mingguan menjadi kunci dalam meminimalkan terjadinya penyimpangan strategi dalam perusahaan. Menghalangi rent dissipation Dalam meminimalkan kehilangan keuntungan (rent dissipation), perusahaan selalu fleksibel dan dinamis mengikuti perubahan keinginan dan kebutuhan konsumennya (Teece et al., 1986). Cospecialization dalam perusahaan Penulis menemukan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam menggabungkan kemampuan, kapabilitas dan sumberdaya bersama sama dalam menciptakan nilai yang lebih efektif melalui pelatihan yang diberikan dan penggunaan sistem operasional yang terkomputerisasi (Doz and Hamel, 1998). Knowledge management dalam perusahaan, meliputi: Pembelajaran dalam perusahaan

Perusahaaan menerapkan pembelajaran dalam lingkungan dan teknologi baru. R&D beperan dalam meneliti dan memantau lingkungan dan teknologi baik dari konsumen dan kompetitor. (Doz dan Shuen, 1990). Mentransfer pengetahuan dalam perusahaan Peneliti menemukan bahwa dalam mentransfer pengetahuan dalam perusahaan, perusahaan mengadakan pelatihan dan masa percobaan bagi karryawan baru yang akan menjadi karyawan dalam perusahaannya. Know-how integration Perusahaan memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan dan menggabungkan aset yang dimiliki perusahaan (Kogut dan Zander, 1992; Grant, 1996). Pelatihan karyawan menjadi hal penting dalam menggabungkan teknologi dengan aset yang dimiliki perusahaan sehingga dapat berjalan dengan baik. Mencapai know-how dan perlindungan kekayaan intelektual Penulis menemukan bahwa perusahaan melindungi kekayaan intelektualnya dengan mendaftarkan hak paten atas merk dagangnya (Teece et al., 2007). Temuan Penelitian

Industri kemasan plastik menjadi salah satu industri yang sangat berkembang saat ini. Dalam mencapai sustainability competitive advantage, perusahaan memiliki strategi dalam persaingannya. Peneliti menggunakan kerangka dynamic capability untuk menganalisis dan meneliti keunggulan bersaing dari perusahaan kemasan plastik di Jawa Timur.

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Perusahaan telah memiliki kemampuan yang dinamis dalam kemampuannya mengidentifikasi peluang, ancaman dan teknologi yang dihadapi perusahaan. Perusahaan telah memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya dalam memahami peluang yang ada di pasar. Hal tersebut dapat ditunjukan dari kemampuan perusahaan dalam proses R&D dan pemilihan teknologi, kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan pemasok dan inovasi komplementor, kemampuan perusahaan mengikuti ilmu pengetahuan dan teknologi eksogen serta kemampuan perusahaan mengidentifikasi target pasar, perubahan kebutuhan pelanggan dan inovasi pelanggan dalam perusahaan yang sudah dinamis mengikuti lingkungan yang terus berubah dan persaingan yang semakin ketat Perusahaan memiliki kemampuan yang dinamis dalam kemampuannya menangkap peluang yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam mendeskripsikan model bisnis perusahaanya, kemampuan perusahaan dalam mengelola aset dan kontrol perusahaan, kemampuan perusahaan dalam mengambil keputusan dan kemampuan perusahaan dalam membangun loyalitas dan komitmen dalam perusahaan. Perusahaan sudah memiliki kemampuan yang dinamis dalam mengkombinasikan, merekonfigurasi dan perlindungan aset dalam perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan, Cospecialization (menggabungkan kemampuan, kapabilitas dan sumber daya) dalam perusahaan, serta kemampuan dalam memanajemen pengetahuan dalam perusahaan yang sudah baik dalam merekonfigurasi dan mengkombinasikan aset yang dimiliki perusahaan untuk menghadapi persaingan. Dalam mencapai sustainable competitive advantagenya, perusahaan telah menggunakan Dynamic Capability sebagai strategi bersaing dalam perusahaan.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada subjek

penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi kemajuan kinerja perusahaan.

Pertama, perusahaan telah bergerak dinamis dalam kemampuannya mengidentifikasi peluang, ancaman dan teknologi yang dihadapi perusahaan.

Kedua, perusahaan sudah memiliki kapabilitas dinamik dalam menangkap dan merebut peluang yang ada.

Ketiga, perusahaan sudah memiliki kapabilitas dinamik dalam mengkombinasikan, merekonfigurasi dan perlindungan aset dalam perusahaan. Keempat, perusahaan telah memiliki kapabilitas dinamik dalam mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan sebagai strategi bersaing dalam menghadapi persaingan di industri kemasan plastik.

Hasil penelitian merekomendasikan tiga saran, yaitu: (1) perusahaan dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami peluang pasar yang dapat ditangkap; (2) perusahaan dapat meningkatkan kemampuan dalam menggabungkan teknologi dan kemampuan meningkatkan inovasi produk dan proses dalam perusahaan; (3) perusahaan

dapat meminimalkan imitasi demi meningkatkan nilai tambah produk bagi konsumen.

DAFTAR PUSTAKA Afuah, A. (2009). Strategic Innovation: New Game Strategies

for Competitive Advantage. UK: Routledge. Bank Indonesia. (2012). Laporan Perekonomian Indonesia

2012. Retrieved September 21, 2013 from http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/EA0E9CE7-48EE-4C1B-A326

Bollingtoft, A. (Eds.). (2009). New Approaches to Organization Design: Theory and Practice of Adaptive Enterprises. New York:Springer.

Cavusgil, S. T., & Knight, G. (2009). Born global firms: A new international enterprise. New York: Business Expert Press.

Ceccagnoli, M., & Rothaermel, F. T. (2008). Appropriating the returns from innovation. Advances in the Study of Entrepreneurship, Innovation & Economic Growth, 18, 11-34.

Chang, H. J., Hou, J. J., & Lin, S. J. (Apr 2013). A Multi-cases Comparative Approach on Forming Elements of Dynamic Capability. The International Journal of Organizational Innovation, p52.

Chesbrough, H., & Rosenbloom, R. S. (2002). The role of the business model in capturing value from innovation: evidence from Xerox Corporation's technology spin‐off companies. Industrial and corporate change, 11(3), 529-555.

Dagnino, G. B. (Eds). (2012). Handbook of Research on Competitive Strategy. UK: Edward Elgar Publishing Limited.

Dar, I. R., Yusoff, R. B., & Azam, K. (2011). Managing Human Capital for Sustainable Competitive Advantage: A Case of Ufone GSM Pakistan. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 2(11), 498-510.

David, F. R. (2011). Strategic Management:Concepts and Cases (13th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Den Hertog, P., Van der Aa, W., & de Jong, M. W. (2010). Capabilities for managing service innovation: towards a conceptual framework. Journal of Service Management, 21(4), 490-514.

Dess, G. G., Lumpkin, G. T., & Eisner, A. B. (2005). Strategic management: Creating competitive advantages. McGraw-Hill/Irwin.

Erbs, D. M. (2010). Stuff for Money: The New Initiative that Could. CPA Prac. Mgmt. F., 6, 14 .

Fayolle, A., & Kyro, P. (Eds). 2008. The Dynamics Between Entrepreneurship, Environment and Education. UK: Edward Elgar Publishing Limited.

Helfat, C. E., & Peteraf, M. A. (2003). The dynamic resource‐based view: capability lifecycles. Strategic management journal, 24(10), 997-1010.

Holmstrom, J., & Boudreau, M. C. (2006). Communicating and coordinating: Occasions for information technology in loosely coupled organizations.

AGORA Vol. 2, No. 1, (2014)

Information Resources Management Journal (IRMJ), 19(4), 23-38.

Jain, A. (2007). Towards A Systemic View Of Organizational Dynamic IT Capability: An Empirical Assessment

Kementerian Perindutrian Republik Indonesia. (2013). Directori Perusahaan Industi Kemasan dari Plastik di Jawa Timur. Retrieved September 21, 2013 from http://kemenperin.go.id/direktori-perusahaan?what=isolasi&prov=35

Kementerian Perindutrian Republik Indonesia. (2013). Kinerja Industri Indonesia Tahun 2010. Retrieved September 21, 2013 from http://kemenperin.go.id/statistik

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2013). Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2013. Retrieved September 23, 2013 from http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6765&Itemid=29

Komisi Pengawas Persaingan Usaha. (2011). Pertumbuhan Ekonomi dan Kebjikan Persaingan. Retrieved September 21, 2013 from http://www.kppu.go.id/id/2011/08/pertumbuhan-ekonomi-dan-kebijakan-persaingan/

Maijanen-Kyläheiko, P., Jantunen, A., & Hujala, M. (2012). Dominant Logic and Dynamic Capabilities as Determinants of Strategic Renewal - Case of Public Broadcasting. ISPIM Conference Proceedings, p1.

Masterindo Indonesia (2011). Retrieved from http://masterindoindonesia.com.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Packaging Industry Outlook in Indonesia: Market Size, Key Trends, Drivers, and Challenges to 2016 (2011).

Rauf, S. (2013, June 24). Sejatinya Pertumbuhan Harus juga Didukung oleh Persaingan Usaha yang Sehat. Detik Finance.

Reepmeyer, G. (2006). Risk-sharing in the pharmaceutical industry: the case of out-licensing. Germany: Springer.

Ridder, A. K. (2011). Sensing and seizing open innovation: A capability-based approach. Ann-Kristin Ridder, 20, 22.

Sekaran, Uma. (2007). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (4th ed., Vol. 2). (Kwan Men Yon, Trans.). Jakarta: Salemba Empat.

Shalhoub, Z. K., & Al Qasimi, S. L. (2007). The diffusion of e-commerce in developing economies: a resource-based approach. UK:Edward Elgar Publishing Limited.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta

Survey of Future Packaging Trends .A Study by Packaging World magazine and DuPont Packaging & Industrial Polymers (n,d). Retrieved September 21, 2013 from http://www2.dupont.com/Packaging_Resins/en_US/assets/downloads/Survey_of_Future_Packaging_Trends.pdf.

Teece, D. J., Pisano, G., & Shuen, A. (1997). Dynamic capabilities and strategic management. Strategic management journal, 18(7), 509-533.

Teece, D. J. (2007). Explicating dynamic capabilities: the nature and microfoundations of (sustainable) enterprise performance. Strategic management journal, 28(13), 1319-1350.

Vinayan, G., Jayashree, S., & Marthandan, G. (2012). Critical Success Factors of Sustainable Competitive Advantage: A Study in Malaysian Manufacturing Industries. International Journal of Business and Management, 7(22), p29.

Wu, I. L., & Hu, Y. P. (2012). Examining Knowledge Management Enabled Performance for Hospital Professionals: A Dynamic Capability View and the Mediating Role of Process Capability. Journal of the Association for Information Systems, 13(12), 3.