Analisis strategi bersaing cv madu apiari mutiara di ...

8
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Madu merupakan salah satu produk perlebahan dan termasuk kedalam produk hasil hutan bukan kayu. Madu telah dikenal lama oleh masyarakat luas sebagai makanan yang memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan, mengembalikan stamina dan mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Indonesia merupakan negara yang memiliki daratan dan area pertanian yang cukup luas mencapai 143 juta hektar dan luas hutan yang mencapai 136.88 juta hektar. Potensi pengembangan madu di Indonesia cukup besar, didukung dengan faktor iklim yang tropis dan sumber daya hutan yang dapat dijadikan sebagai ekosistem peternakan lebah madu. Potensi sumber daya alam yang mendukung membuat wilayah Indonesia sangat tepat untuk dijadikan tempat budidaya atau peternakan lebah yang dapat dilakukan sepanjang tahun. Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk dikembangkan dalam pembudidayaannya. Hal ini disebabkan karena sumber pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan (Setiawan 2016). Selain itu komoditas madu memiliki keunggulan bersaing dalam penjualannya. Hal ini berdampak pada pertumbuhan produsen produk madu yang semakin meningkat. Selain itu usaha perlebahan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan kelestarian alam. Manfaat bagi kehidupan manusia yaitu menghasilkan madu murni, royal jelly, propolis, sabun dan sampo madu. Manfaat bagi kelestarian alam yaitu dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan membantu penyerbukan alami yang dilakukan oleh lebah. Produksi rata-rata madu di Indonesia pada tahun 2007-2011 mencapai sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat konsumsi perkapita yang masih rendah yaitu sekitar 10-15 gram/orang/tahun atau hanya setara dengan satu sendok makan per orang per tahun. Tingkat konsumsi madu di Indonesia yang masih rendah disebabkan persepsi masyarakat tentang fungsi madu hanya sebagai obat. Sebagai pembanding konsumsi madu di negara-negara maju seperti Jepang dan Australia telah mencapai kisaran 1.200-1.500 gram/orang/tahun. Data hasil produksi madu nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Produksi Madu Indonesia No Tahun Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jumlah Produksi (liter) 1. 2012 3.913 2.476 2.500 4.644 13.533 2. 2013 6.600 6.670 9.304 7.676 30.251 3. 2014 9.360 11.823 37.237 36.794 95.215 4. 2015 168.991 172.915 169.793 185.458 697.160 Sumber: Statistik Produksi Kehutanan, 2015 Produksi madu di Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya, akan tetapi peningkatan tersebut tidak

Transcript of Analisis strategi bersaing cv madu apiari mutiara di ...

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Madu merupakan salah satu produk perlebahan dan termasuk kedalam

produk hasil hutan bukan kayu. Madu telah dikenal lama oleh masyarakat luas

sebagai makanan yang memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan,

mengembalikan stamina dan mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Indonesia merupakan negara yang memiliki daratan dan area pertanian yang

cukup luas mencapai 143 juta hektar dan luas hutan yang mencapai 136.88 juta

hektar. Potensi pengembangan madu di Indonesia cukup besar, didukung dengan

faktor iklim yang tropis dan sumber daya hutan yang dapat dijadikan sebagai

ekosistem peternakan lebah madu. Potensi sumber daya alam yang mendukung

membuat wilayah Indonesia sangat tepat untuk dijadikan tempat budidaya atau

peternakan lebah yang dapat dilakukan sepanjang tahun.

Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk

dikembangkan dalam pembudidayaannya. Hal ini disebabkan karena sumber

pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga

dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan,

tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan (Setiawan 2016). Selain itu

komoditas madu memiliki keunggulan bersaing dalam penjualannya. Hal ini

berdampak pada pertumbuhan produsen produk madu yang semakin meningkat.

Selain itu usaha perlebahan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

dan kelestarian alam. Manfaat bagi kehidupan manusia yaitu menghasilkan madu

murni, royal jelly, propolis, sabun dan sampo madu. Manfaat bagi kelestarian

alam yaitu dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan membantu

penyerbukan alami yang dilakukan oleh lebah.

Produksi rata-rata madu di Indonesia pada tahun 2007-2011 mencapai

sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat konsumsi perkapita yang masih rendah

yaitu sekitar 10-15 gram/orang/tahun atau hanya setara dengan satu sendok makan

per orang per tahun. Tingkat konsumsi madu di Indonesia yang masih rendah

disebabkan persepsi masyarakat tentang fungsi madu hanya sebagai obat. Sebagai

pembanding konsumsi madu di negara-negara maju seperti Jepang dan Australia

telah mencapai kisaran 1.200-1.500 gram/orang/tahun. Data hasil produksi madu

nasional dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Produksi Madu Indonesia

No Tahun Triwulan I Triwulan

II

Triwulan

III

Triwulan

IV

Jumlah

Produksi (liter)

1. 2012 3.913 2.476 2.500 4.644 13.533

2. 2013 6.600 6.670 9.304 7.676 30.251

3. 2014 9.360 11.823 37.237 36.794 95.215

4. 2015 168.991 172.915 169.793 185.458 697.160 Sumber: Statistik Produksi Kehutanan, 2015

Produksi madu di Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2015

mengalami peningkatan setiap tahunnya, akan tetapi peningkatan tersebut tidak

2

dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa produksi madu kita masih sangat rendah, sementara potensi pasar dalam

negeri sangat besar. Dengan total jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan

asumsi konsumsi perkapita madu di Indonesia sebesar 30 gr /tahun paling tidak

kita membutuhkan madu sebesar 7.500 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan

madu domestik. Sementara permintaan madu kita dari tahun ke tahun terus

meningkat, sehingga tidak mengherankan jika Indonesia mengimpor madu dari

negara lain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri, hal ini dapat dilihat

pada Tabel 2. Peluang pasar seperti ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh para

produsen madu terutama di provinsi Jawa Tengah sebagai pemasok madu

terbanyak, agar para produsen tersebut mampu memproduksi madu dengan

kualitas yang baik dan harga yang bersaing.

Tabel 2 Impor Madu Indonesia 2013-2016

No Tahun Jumlah Impor (liter)

1. 2013 277.845

2. 2014 2.412.476

3. 2015 2.761.245 4. 2016 3.849.342

Sumber: Badan Pusat Statistik 2016

Berdasarkan hal tersebut industri madu memiliki pangsa pasar yang luas dan

sangat prospektif sehingga banyak para peternak dan pengusaha madu

berkompetisi dalam persaingan dibidang usaha madu (Suherman 2017). Pada saat

ini banyak para pelaku usaha merasa optimis bahwa industri madu selalu

mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan oleh besarnya potensi wilayah

Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal untuk perlebahan, keyakinan

akan meningkatnya konsumsi produk madu oleh perseorangan maupun

perusahaan, dan semakin dikenalnya khasiat produk lebah madu dan pola hidup

masyarakat yang back to nature. Tabel 3 menunjukkan bahwa pangsa pasar madu

Indonesia ditempati oleh perusahaan-perusahaan berskala besar yang sudah

terlebih dahulu menjual dan memasarkan produknya dalam skala besar. Tiga

pangsa pasar tertinggi ditempati oleh Madurasa, Madu TJ, dan Nusantara.

Tabel 3 Pangsa Pasar Madu Indonesia

No. Merek Pangsa Pasar (%)

1. Madurasa 56.3 2. Madu TJ 27.4

3. Nusantara 6.7

4. Tresnojoyo 2.2

5. Lain-lain 7.4 Sumber : http://www.topbrand-award.com

Pangsa pasar yang tersisa dengan jumlah 7.4% tersebut mewakili para

produsen madu yang belum memiliki pangsa pasar yang kuat di Indonesia. Pangsa

pasar yang cukup kecil tersebut ditempati oleh produsen-produsen madu berskala

kecil dan menengah yang sedang mengembangkan usahanya diseluruh Indonesia.

Hal ini mengindikasikan bahwa banyak produsen madu yang berskala kecil dan

3

menengah berkembang dengan cepat namun belum memiliki daya saing yang baik.

Produsen madu berskala kecil dan menengah tersebut memiliki skala produksi dan

jumlah penjualan yang masih rendah, serta pemasaran yang dilakukan belum

meluas. Banyaknya produsen madu yang tumbuh pada saat ini mengakibatkan

tingkat persaingan antar kompetitor semakin meningkat. Tingkat persaingan

tersebut dapat dilihat dari sejauh mana produsen tersebut memproduksi berbagai

produk turunan, pemasaran produk dan peningkatan jumlah penjualannya. Tabel 4

dibawah ini menyebutkan beberapa produsen madu skala kecil dan menengah dan

memiliki merek dagang sendiri.

Tabel 4 Daftar produsen berdasarkan tingkat persaingan

No. Nama Dagang Produsen

1. Madu Pramuka PT. Madu Pramuka

2. Gudang Madu PT. Gudang Madu 3. Madu Tawon CV. Ibu Jaya

4. Floramadu CV. Ciubras

5. Madu Perhutani Perum Perhutani 6. Madu Alam Sumbawa PT. Suba Alam Muda

7. Madu Alam UD. Bangka Indah

8. Madu Multisari PT. Multisari Idaman 9. Madu Mutiara Tugu Ibu CV. Madu Apiari Mutiara

10. Madu Kuat Royal Honey UD. Meditrika Agung

11. Madu HQ UD. Radja Madu

Sumber : http://www.indonetwork.co.id/

Salah satu pelaku bisnis yang optimis terhadap persaingan antar kompetitor

dan perkembangan industri perlebahan pada saat ini adalah CV. Madu Apiari

Mutiara. CV Madu Apiari Mutiara merupakan satu-satunya IKM yang bergerak

dalam bidang usaha madu di Kota Depok dan sebagian besar produknya

terdistribusi di Kota Depok. Industri yang bergerak di bidang produk perlebahan

ini didirikan pada tahun 2010 dan berpusat di Depok, Jawa Barat. Berbagai

macam jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu berupa madu botol dan

berbagai macam produk madu lainnya. Pada awal proses produksi CV. Madu

Apiari Mutiara melakukan ternak lebah madu sendiri untuk mencukupi kebutuhan

produksinya, namun jumlah produksi madu yang dihasilkan tidak dapat

memenuhi kebutuhan produksi maka perusahaan melakukan kemitraan dengan

beberapa pemasok.

Pemasok madu tersebut berasal dari mitra peternak lebah madu di Subang

dan Pati atau mengambil madu hutan di Sumatera (Riau, Jambi, Palembang dan

Padang), Dalam sehari perusahaan dapat menghasilkan 100-200kg madu atau

sekitar 1000-1500 pieces botol madu dengan beberapa varian ukuran untuk

memenuhi permintaan konsumen. Pada usaha madu biaya pembelian bahan baku

madu merupakan pengeluaran yang terbesar. Besarnya porsi pengeluaran terhadap

bahan baku madu membuat harga madu menjadi hal yang sangat penting untuk

diperhatikan. Harga bahan baku madu perkilogram memiliki harga terendah Rp

65.000 dan yang tertinggi Rp 80.000, jika harga bahan baku terus mengalami

peningkatan maka akan sangat berpengaruh terhadap margin perusahaan yang

berubah-ubah.

4

Selain itu perusahaan juga mengalami kesulitan dalam memperoleh input

bahan baku yang sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan perusahaan. Bahan

baku yang diperlukan dalam perusahaan ini adalah madu ternak dan madu hutan.

Madu hutan yang diperlukan yaitu madu hutan Palembang dan madu hutan Riau.

Berkurangnya lahan hutan dan sering terjadinya kebakaran hutan mengakibatkan

berkurangnya jumlah pasokan madu. Selain itu, adanya kebakaran hutan juga

mengakibatkan kontaminasi madu terhadap senyawa-senyawa yang dihasilkan

dari asap pembakaran hutan, yaitu Pb (Timbal). Padahal untuk mendapatkan

sertifikasi dari BPOM maka madu harus bebas dari kontaminasi senyawa tersebut.

Produk madu yang dijual kepada pihak serambi botani merupakan produk

relabelling, sehingga produk madu CV. Madu Apiari Mutiara yang dijual di

serambi botani menggunakan merek dagang “serambi botani”. Produk yang diberi

label perusahaan hanya dijual di dua outlet perusahaan, minimarket Al-Amin dan

beberapa apotek. Produk yang diberi label perusahaan merupakan produk madu

formula dengan beberapa varian yang memiliki manfaat yang berbeda-beda.

Lemahnya branding terhadap merek sendiri membuat produk madu CV

Madu Apiari Mutiara belum banyak dikenal oleh konsumen sehingga sulit untuk

bersaing dengan pesaing sejenisnya. Perusahaan juga melakukan penjualan madu

dalam bentuk curah kepada pabrik kosmetik berskala kecil. Penjualan madu curah

ini belum meluas kepada produsen makanan atau minuman yang membutuhkan

bahan baku madu, maka dari itu perlu adanya perluasan pemasaran terhadap

produk madu botol dan madu curah yang harus dilakukan oleh manajer pemasaran

agar produk perusahaan dapat tersebar luas dan bersaing dengan madu lainnya.

Pemasaran produk madu yang dilakukan CV. Madu Apiari Mutiara hanya

melalui dua outlet yang berada di Depok Town Square, ITC Depok dan beberapa

apotek di wilayah Depok. Pemasaran produk madu relabelling di 14 gerai serambi

botani yang tersebar di wilayah seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Surabaya, Jogja,

Pekanbaru, Palembang, penjualan juga dilakukan secara online melalui website.

Pemasaran produk perusahaan belum meluas yaitu hanya di wilayah jabodetabek.

Pemasaran produk terbanyak hanya pada wilayah Depok dan Bogor, hal ini

membuat persaingan produk-produk madu perusahaan menjadi lemah

dibandingkan dengan produk madu dari produsen lain. Perusahaan tidak menjual

produknya diluar jabodetabek karena belum dapat bersaing dengan produsen-

produsen madu didaerah seperti jawa tengah dan jawa timur.

Penjualan perusahaan dalam setahun terakhir ini fluktuatif terkadang

mengalami peningkatan yang siginifikan dan penurunan yang drastis. Selain itu

peningkatan harga bahan baku yang tidak stabil juga tidak diimbangi dengan

peningkatan penjualan perusahaan. Ketika bahan baku mengalami kenaikan harga

dan penjualan mengalami penurunan maka pendapatan perusahaan sangat minim.

Hal ini terjadi pada bulan mei, juli, dan september, pada bulan tersebut

pendapatan perusahaan mengalami penurunan yang sangat drastis. Setelah

penurunan pada bulan mei dan juli maka pada penjualan selanjutnya terjadi

peningkatan yang signifikan. Namun pada bulan september kenaikan yang terjadi

tidak signifikan dan kembali mengalami penurunan pada bulan desember.

Kenaikan dan penurunan penjualan madu CV Madu Apiari Mutiara dapat dilihat

pada Gambar 1.

5

Sumber : Data Perusahaan, diolah (2016)

Gambar 1 Penjualan Madu CV Madu Apiari Mutiara dalam Rupiah

Bertambahnya perusahaan didalam industri madu, mengakibatkan

persaingan di dalam industri madu semakin meningkat. Kondisi persaingan yang

semakin meningkat, mengharuskkan perusahaan-perusahaan dalam industri madu

tersebut merumuskan suatu strategi agar mampu mengembangkan usahanya, hal

tersebut juga dirasakan oleh CV Madu Apiari Mutiara. Bertambahnya pesaing

baru membuat manajemen CV Madu Apiari Mutiara sadar akan lingkungan usaha

yang terus berubah dan bergerak dinamis. Perubahan lingkungan bisnis tersebut

dimulai dari lingkungan internal perusahaan yang terdiri dari keuangan, sumber

daya manusia, pemasaran, operasional dan manajemen, lingkungan eksternal

(persaingan industri madu, hambatan masuk industri yang bergerak dinamis,

masuknya pendatang baru dan ancaman produk subtitusi serta lingkungan aspek

Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Teknologi (PEST).

Oleh sebab itu, sebagai konsekuensi masa depan perusahaan perlu dilakukan

perencanaan strategi untuk mencari solusi yang terintegrasi (termasuk

membangun kompetensi baru) yang terkait kondisi hambatan dan tantangan bisnis

saat ini, lingkungan bisnis yang terus berubah, serta strategi yang lebih lanjut

mengenai bagaimana menghadapi persaingan tersebut, sekaligus meningkatkan

daya saing perusahaan, memetakan potensi yang dimiliki, kondisi lingkungan

yang mendukung, hambatan yang ada, mempertajam tujuan perusahaan dan

implementasi perencanaan tersebut. Pemecahan masalah perusahaan, baik dalam

jangka menengah dan jangka panjang.

Arsitektur strategi perusahan merupakan salah satu cara pendekatan

manejemen strategik yang digunakan dalam menyusun suatu alternatif solusi

terpadu bagi perusahaan, dengan arsitektur strategik yang merupakan cetak biru

untuk menggerakkan fungsionalitas-fungsionalitas baru akuisisi kompetensi-

kompetensi baru saat ini dan menyusun ulang interaksi dengan konsumen yang

bertujuan untuk mendominasi pasar masa depan. Melalui arsitektur strategik yang

menjadi peta jalan bagi perusahaan menuju masa depan yang diinginkan sekaligus

menjadi jembatan masa kini dan masa depan (Hamel dan Prahalad 2000) serta

perusahaan diharapkan dapat membuka wawasan terhadap perkembangan bisnis

yang berlaku di masa depan dan melakukan transformasi menuju arah baru yang

lebih baik. Dalam menjalankan usaha, manajemen CV Madu Apiari Mutiara

memiliki kelincahan dan kejelian, hal ini dibutuhkan untuk mencari pemecahan

masalah yang dihadapi atas hambatan dan tantangan yang sedang dihadapi saat

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

350.000.000

6

ini, menagkap setiap peluang yang ada atas tren masa depan, merencanakan serta

menyusunnya dalam kerangka arsitektur strategik terpadu, kemudian merubahnya

menjadi bagian dari operasional bisnis, serta mengambil keuntungan dari potensi

tersebut sehingga perusahaan dapat terus berkembang.

Perumusan Masalah

Banyaknya produsen madu yang tumbuh dan berkembang pada saat ini

membuat tingkat persaingan semakin tinggi. Para pesaing tersebut memiliki citra

produk dan kualitas produk yang lebih baik. Produk yang pesaing hasilkan

memiliki kemasan dan merek yang menarik sehingga dapat menarik minat

konsumen untuk membelinya. CV. Madu Apiari Mutiara merupakan produsen

madu yang memiliki positioning “madu murni berkualitas internasional”.

Positioning tersebut dibuat karena kualitas madu yang dihasilkan memiliki kadar

air 18% sehingga sama dengan kualitas madu internasional. Untuk menghasilkan

madu berskala internasional perusahaan memerlukan pasokan bahan baku yang

tetap dan stabil untuk berkelanjutan proses produksinya. Kelangkaan terjadi pada

pasokan madu hutan dan madu ternak. Kelangkaan dan kurangnya pasokan madu

hutan dikarenakan kebakaran hutan sehingga membuat kualitas madu menjadi

menurun.

CV. Madu Apiari Mutiara memiliki berbagai jenis produk turunan berbahan

dasar madu seperti madu botol, madu curah, sabun madu, dan shampo madu.

Beberapa produk tersebut dijual dengan merek dagang “madu apiari mutiara”

akan tetapi sebagian besar produknya dijual dengan relabeling dengan pihak lain

contohnya pihak serambi botani yang relabeling dengan merek “serambi botani”.

Produk madu dan turunannya yang di relabeling tersebut tidak mampu bersaing

dengan kompetitor sejenisnya karena banyak konsumen yang tidak mengetahui

merek dagang asli dari CV. Madu Apiari Mutiara.

Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan masih tergolong pasif karena

pemasaran hanya diwilayah jabodetabek dan penjualan secara online. Perusahaan

belum berani melakukan pemasaran keluar jabodetabek karena masih belum

mampu bersaing dengan pesaing madu lainnya. Pemasaran madu curah juga harus

ditingkatkan kepada para produsen makanan atau minuman yang membutuhkan

bahan baku madu, jika berhasil hal ini dapat menambah keuntungan perusahaan.

Maka dari itu manajer produksi dan manajer pemasaran CV. Madu Apiari Mutiara

memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi persaingan bisnis madu

yang ada pada saat ini sehingga perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor

sejenis dan dapat mendistribusikan produknya keluar jabodetabek

Beberapa permasalahan yang telah disebutkan diatas merupakan bentuk dari

permasalahan internal perusahaan dan perubahan situasi bisnis yang dinamis.

Permasaahan dan perubahan yang terjadi pada bidang produksi hingga pemasaran

ini tentunya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Apabila hal ini terus terjadi

maka dikhawatirkan akan mengganggu kestabilan dan tingkat persaingan

perusahaan. Dengan adanya permasalahan dan perubahan yang terjadi di industri

madu, maka CV. Madu Apiari Mutiara perlu merumuskan strategi yang tepat agar

dapat bersaing dan terus berkembang menghadapi persaingan dan kondisi industri

yang senantiasa berubah. Selain itu diperlukan industry foresight dengan

menggunakan arsitektur strategik untuk meningkatkan tingkat persaingan antar

7

kompetitor sehingga CV. Madu Apiari Mutiara memiliki keunggulan bersaing di

industri madu

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh dalam

pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara?

2. Bagaimana merumuskan alternatif strategi yang tepat dan prioritasnya untuk

dilakukan dalam pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara?

3. Bagaimana pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam

pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian adalah:

1. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal CV. Madu Apiari Mutiara

2. Merumuskan alternatif strategi serta prioritasnya dalam pengembangan

strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara

3. Memetakan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam

pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi

manajemen CV. Madu Apiari Mutiara untuk melakukan perencanaan dan

pengambilan keputusan yang tepat berkaitan dengan strategi bersaing di masa

mendatang. Bagi penulis penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan

ilmiah, sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan penelitian ini dapat

memberikan kontribusi yang berharga bagi perkembangan industri madu di

Indonesia. Bagi akademisi sebagai bahan pustaka dan pembanding untuk

penelitian selanjutnya

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada CV. Madu Apiari Mutiara di Cimanggis-

Depok. Komoditi yang menjadi obyek penelitian adalah madu. Ruang lingkup

penelitian ini difokuskan pada penjualan perusahaan yang fluktuatif, kelangkaan

memperoleh bahan baku, kenaikan harga bahan baku, pemasaran pasif, persaingan

dalam industri madu, dan penurunan margin perusahaan

2 TINJAUAN PUSTAKA

Madu

Madu merupakan bahan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan

kesehatan. zat-zat yang terkandung didalamnya mencakup 180 macam. Menurut

ahli, bahwa susunan madu dipengaruhi oleh dua fakor yaitu nektar yang menjadi

sumber madu asal dan faktor-faktor lain. Oleh sebab itu kualitas, warna dan aroma

madu tidak bisa disama ratakan. Sesekali kita menjumpai madu berwana jernih

kekuning-kuningan dengan aroma tertentu. Ada juga madu berwarna keruh atau

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB