Analisis strategi bersaing cv madu apiari mutiara di ...
Transcript of Analisis strategi bersaing cv madu apiari mutiara di ...
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Madu merupakan salah satu produk perlebahan dan termasuk kedalam
produk hasil hutan bukan kayu. Madu telah dikenal lama oleh masyarakat luas
sebagai makanan yang memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan,
mengembalikan stamina dan mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Indonesia merupakan negara yang memiliki daratan dan area pertanian yang
cukup luas mencapai 143 juta hektar dan luas hutan yang mencapai 136.88 juta
hektar. Potensi pengembangan madu di Indonesia cukup besar, didukung dengan
faktor iklim yang tropis dan sumber daya hutan yang dapat dijadikan sebagai
ekosistem peternakan lebah madu. Potensi sumber daya alam yang mendukung
membuat wilayah Indonesia sangat tepat untuk dijadikan tempat budidaya atau
peternakan lebah yang dapat dilakukan sepanjang tahun.
Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk
dikembangkan dalam pembudidayaannya. Hal ini disebabkan karena sumber
pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga
dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan,
tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan (Setiawan 2016). Selain itu
komoditas madu memiliki keunggulan bersaing dalam penjualannya. Hal ini
berdampak pada pertumbuhan produsen produk madu yang semakin meningkat.
Selain itu usaha perlebahan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
dan kelestarian alam. Manfaat bagi kehidupan manusia yaitu menghasilkan madu
murni, royal jelly, propolis, sabun dan sampo madu. Manfaat bagi kelestarian
alam yaitu dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan membantu
penyerbukan alami yang dilakukan oleh lebah.
Produksi rata-rata madu di Indonesia pada tahun 2007-2011 mencapai
sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat konsumsi perkapita yang masih rendah
yaitu sekitar 10-15 gram/orang/tahun atau hanya setara dengan satu sendok makan
per orang per tahun. Tingkat konsumsi madu di Indonesia yang masih rendah
disebabkan persepsi masyarakat tentang fungsi madu hanya sebagai obat. Sebagai
pembanding konsumsi madu di negara-negara maju seperti Jepang dan Australia
telah mencapai kisaran 1.200-1.500 gram/orang/tahun. Data hasil produksi madu
nasional dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Produksi Madu Indonesia
No Tahun Triwulan I Triwulan
II
Triwulan
III
Triwulan
IV
Jumlah
Produksi (liter)
1. 2012 3.913 2.476 2.500 4.644 13.533
2. 2013 6.600 6.670 9.304 7.676 30.251
3. 2014 9.360 11.823 37.237 36.794 95.215
4. 2015 168.991 172.915 169.793 185.458 697.160 Sumber: Statistik Produksi Kehutanan, 2015
Produksi madu di Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2015
mengalami peningkatan setiap tahunnya, akan tetapi peningkatan tersebut tidak
2
dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa produksi madu kita masih sangat rendah, sementara potensi pasar dalam
negeri sangat besar. Dengan total jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa dan
asumsi konsumsi perkapita madu di Indonesia sebesar 30 gr /tahun paling tidak
kita membutuhkan madu sebesar 7.500 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan
madu domestik. Sementara permintaan madu kita dari tahun ke tahun terus
meningkat, sehingga tidak mengherankan jika Indonesia mengimpor madu dari
negara lain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri, hal ini dapat dilihat
pada Tabel 2. Peluang pasar seperti ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh para
produsen madu terutama di provinsi Jawa Tengah sebagai pemasok madu
terbanyak, agar para produsen tersebut mampu memproduksi madu dengan
kualitas yang baik dan harga yang bersaing.
Tabel 2 Impor Madu Indonesia 2013-2016
No Tahun Jumlah Impor (liter)
1. 2013 277.845
2. 2014 2.412.476
3. 2015 2.761.245 4. 2016 3.849.342
Sumber: Badan Pusat Statistik 2016
Berdasarkan hal tersebut industri madu memiliki pangsa pasar yang luas dan
sangat prospektif sehingga banyak para peternak dan pengusaha madu
berkompetisi dalam persaingan dibidang usaha madu (Suherman 2017). Pada saat
ini banyak para pelaku usaha merasa optimis bahwa industri madu selalu
mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan oleh besarnya potensi wilayah
Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal untuk perlebahan, keyakinan
akan meningkatnya konsumsi produk madu oleh perseorangan maupun
perusahaan, dan semakin dikenalnya khasiat produk lebah madu dan pola hidup
masyarakat yang back to nature. Tabel 3 menunjukkan bahwa pangsa pasar madu
Indonesia ditempati oleh perusahaan-perusahaan berskala besar yang sudah
terlebih dahulu menjual dan memasarkan produknya dalam skala besar. Tiga
pangsa pasar tertinggi ditempati oleh Madurasa, Madu TJ, dan Nusantara.
Tabel 3 Pangsa Pasar Madu Indonesia
No. Merek Pangsa Pasar (%)
1. Madurasa 56.3 2. Madu TJ 27.4
3. Nusantara 6.7
4. Tresnojoyo 2.2
5. Lain-lain 7.4 Sumber : http://www.topbrand-award.com
Pangsa pasar yang tersisa dengan jumlah 7.4% tersebut mewakili para
produsen madu yang belum memiliki pangsa pasar yang kuat di Indonesia. Pangsa
pasar yang cukup kecil tersebut ditempati oleh produsen-produsen madu berskala
kecil dan menengah yang sedang mengembangkan usahanya diseluruh Indonesia.
Hal ini mengindikasikan bahwa banyak produsen madu yang berskala kecil dan
3
menengah berkembang dengan cepat namun belum memiliki daya saing yang baik.
Produsen madu berskala kecil dan menengah tersebut memiliki skala produksi dan
jumlah penjualan yang masih rendah, serta pemasaran yang dilakukan belum
meluas. Banyaknya produsen madu yang tumbuh pada saat ini mengakibatkan
tingkat persaingan antar kompetitor semakin meningkat. Tingkat persaingan
tersebut dapat dilihat dari sejauh mana produsen tersebut memproduksi berbagai
produk turunan, pemasaran produk dan peningkatan jumlah penjualannya. Tabel 4
dibawah ini menyebutkan beberapa produsen madu skala kecil dan menengah dan
memiliki merek dagang sendiri.
Tabel 4 Daftar produsen berdasarkan tingkat persaingan
No. Nama Dagang Produsen
1. Madu Pramuka PT. Madu Pramuka
2. Gudang Madu PT. Gudang Madu 3. Madu Tawon CV. Ibu Jaya
4. Floramadu CV. Ciubras
5. Madu Perhutani Perum Perhutani 6. Madu Alam Sumbawa PT. Suba Alam Muda
7. Madu Alam UD. Bangka Indah
8. Madu Multisari PT. Multisari Idaman 9. Madu Mutiara Tugu Ibu CV. Madu Apiari Mutiara
10. Madu Kuat Royal Honey UD. Meditrika Agung
11. Madu HQ UD. Radja Madu
Sumber : http://www.indonetwork.co.id/
Salah satu pelaku bisnis yang optimis terhadap persaingan antar kompetitor
dan perkembangan industri perlebahan pada saat ini adalah CV. Madu Apiari
Mutiara. CV Madu Apiari Mutiara merupakan satu-satunya IKM yang bergerak
dalam bidang usaha madu di Kota Depok dan sebagian besar produknya
terdistribusi di Kota Depok. Industri yang bergerak di bidang produk perlebahan
ini didirikan pada tahun 2010 dan berpusat di Depok, Jawa Barat. Berbagai
macam jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu berupa madu botol dan
berbagai macam produk madu lainnya. Pada awal proses produksi CV. Madu
Apiari Mutiara melakukan ternak lebah madu sendiri untuk mencukupi kebutuhan
produksinya, namun jumlah produksi madu yang dihasilkan tidak dapat
memenuhi kebutuhan produksi maka perusahaan melakukan kemitraan dengan
beberapa pemasok.
Pemasok madu tersebut berasal dari mitra peternak lebah madu di Subang
dan Pati atau mengambil madu hutan di Sumatera (Riau, Jambi, Palembang dan
Padang), Dalam sehari perusahaan dapat menghasilkan 100-200kg madu atau
sekitar 1000-1500 pieces botol madu dengan beberapa varian ukuran untuk
memenuhi permintaan konsumen. Pada usaha madu biaya pembelian bahan baku
madu merupakan pengeluaran yang terbesar. Besarnya porsi pengeluaran terhadap
bahan baku madu membuat harga madu menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Harga bahan baku madu perkilogram memiliki harga terendah Rp
65.000 dan yang tertinggi Rp 80.000, jika harga bahan baku terus mengalami
peningkatan maka akan sangat berpengaruh terhadap margin perusahaan yang
berubah-ubah.
4
Selain itu perusahaan juga mengalami kesulitan dalam memperoleh input
bahan baku yang sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan perusahaan. Bahan
baku yang diperlukan dalam perusahaan ini adalah madu ternak dan madu hutan.
Madu hutan yang diperlukan yaitu madu hutan Palembang dan madu hutan Riau.
Berkurangnya lahan hutan dan sering terjadinya kebakaran hutan mengakibatkan
berkurangnya jumlah pasokan madu. Selain itu, adanya kebakaran hutan juga
mengakibatkan kontaminasi madu terhadap senyawa-senyawa yang dihasilkan
dari asap pembakaran hutan, yaitu Pb (Timbal). Padahal untuk mendapatkan
sertifikasi dari BPOM maka madu harus bebas dari kontaminasi senyawa tersebut.
Produk madu yang dijual kepada pihak serambi botani merupakan produk
relabelling, sehingga produk madu CV. Madu Apiari Mutiara yang dijual di
serambi botani menggunakan merek dagang “serambi botani”. Produk yang diberi
label perusahaan hanya dijual di dua outlet perusahaan, minimarket Al-Amin dan
beberapa apotek. Produk yang diberi label perusahaan merupakan produk madu
formula dengan beberapa varian yang memiliki manfaat yang berbeda-beda.
Lemahnya branding terhadap merek sendiri membuat produk madu CV
Madu Apiari Mutiara belum banyak dikenal oleh konsumen sehingga sulit untuk
bersaing dengan pesaing sejenisnya. Perusahaan juga melakukan penjualan madu
dalam bentuk curah kepada pabrik kosmetik berskala kecil. Penjualan madu curah
ini belum meluas kepada produsen makanan atau minuman yang membutuhkan
bahan baku madu, maka dari itu perlu adanya perluasan pemasaran terhadap
produk madu botol dan madu curah yang harus dilakukan oleh manajer pemasaran
agar produk perusahaan dapat tersebar luas dan bersaing dengan madu lainnya.
Pemasaran produk madu yang dilakukan CV. Madu Apiari Mutiara hanya
melalui dua outlet yang berada di Depok Town Square, ITC Depok dan beberapa
apotek di wilayah Depok. Pemasaran produk madu relabelling di 14 gerai serambi
botani yang tersebar di wilayah seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Surabaya, Jogja,
Pekanbaru, Palembang, penjualan juga dilakukan secara online melalui website.
Pemasaran produk perusahaan belum meluas yaitu hanya di wilayah jabodetabek.
Pemasaran produk terbanyak hanya pada wilayah Depok dan Bogor, hal ini
membuat persaingan produk-produk madu perusahaan menjadi lemah
dibandingkan dengan produk madu dari produsen lain. Perusahaan tidak menjual
produknya diluar jabodetabek karena belum dapat bersaing dengan produsen-
produsen madu didaerah seperti jawa tengah dan jawa timur.
Penjualan perusahaan dalam setahun terakhir ini fluktuatif terkadang
mengalami peningkatan yang siginifikan dan penurunan yang drastis. Selain itu
peningkatan harga bahan baku yang tidak stabil juga tidak diimbangi dengan
peningkatan penjualan perusahaan. Ketika bahan baku mengalami kenaikan harga
dan penjualan mengalami penurunan maka pendapatan perusahaan sangat minim.
Hal ini terjadi pada bulan mei, juli, dan september, pada bulan tersebut
pendapatan perusahaan mengalami penurunan yang sangat drastis. Setelah
penurunan pada bulan mei dan juli maka pada penjualan selanjutnya terjadi
peningkatan yang signifikan. Namun pada bulan september kenaikan yang terjadi
tidak signifikan dan kembali mengalami penurunan pada bulan desember.
Kenaikan dan penurunan penjualan madu CV Madu Apiari Mutiara dapat dilihat
pada Gambar 1.
5
Sumber : Data Perusahaan, diolah (2016)
Gambar 1 Penjualan Madu CV Madu Apiari Mutiara dalam Rupiah
Bertambahnya perusahaan didalam industri madu, mengakibatkan
persaingan di dalam industri madu semakin meningkat. Kondisi persaingan yang
semakin meningkat, mengharuskkan perusahaan-perusahaan dalam industri madu
tersebut merumuskan suatu strategi agar mampu mengembangkan usahanya, hal
tersebut juga dirasakan oleh CV Madu Apiari Mutiara. Bertambahnya pesaing
baru membuat manajemen CV Madu Apiari Mutiara sadar akan lingkungan usaha
yang terus berubah dan bergerak dinamis. Perubahan lingkungan bisnis tersebut
dimulai dari lingkungan internal perusahaan yang terdiri dari keuangan, sumber
daya manusia, pemasaran, operasional dan manajemen, lingkungan eksternal
(persaingan industri madu, hambatan masuk industri yang bergerak dinamis,
masuknya pendatang baru dan ancaman produk subtitusi serta lingkungan aspek
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Teknologi (PEST).
Oleh sebab itu, sebagai konsekuensi masa depan perusahaan perlu dilakukan
perencanaan strategi untuk mencari solusi yang terintegrasi (termasuk
membangun kompetensi baru) yang terkait kondisi hambatan dan tantangan bisnis
saat ini, lingkungan bisnis yang terus berubah, serta strategi yang lebih lanjut
mengenai bagaimana menghadapi persaingan tersebut, sekaligus meningkatkan
daya saing perusahaan, memetakan potensi yang dimiliki, kondisi lingkungan
yang mendukung, hambatan yang ada, mempertajam tujuan perusahaan dan
implementasi perencanaan tersebut. Pemecahan masalah perusahaan, baik dalam
jangka menengah dan jangka panjang.
Arsitektur strategi perusahan merupakan salah satu cara pendekatan
manejemen strategik yang digunakan dalam menyusun suatu alternatif solusi
terpadu bagi perusahaan, dengan arsitektur strategik yang merupakan cetak biru
untuk menggerakkan fungsionalitas-fungsionalitas baru akuisisi kompetensi-
kompetensi baru saat ini dan menyusun ulang interaksi dengan konsumen yang
bertujuan untuk mendominasi pasar masa depan. Melalui arsitektur strategik yang
menjadi peta jalan bagi perusahaan menuju masa depan yang diinginkan sekaligus
menjadi jembatan masa kini dan masa depan (Hamel dan Prahalad 2000) serta
perusahaan diharapkan dapat membuka wawasan terhadap perkembangan bisnis
yang berlaku di masa depan dan melakukan transformasi menuju arah baru yang
lebih baik. Dalam menjalankan usaha, manajemen CV Madu Apiari Mutiara
memiliki kelincahan dan kejelian, hal ini dibutuhkan untuk mencari pemecahan
masalah yang dihadapi atas hambatan dan tantangan yang sedang dihadapi saat
0
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
350.000.000
6
ini, menagkap setiap peluang yang ada atas tren masa depan, merencanakan serta
menyusunnya dalam kerangka arsitektur strategik terpadu, kemudian merubahnya
menjadi bagian dari operasional bisnis, serta mengambil keuntungan dari potensi
tersebut sehingga perusahaan dapat terus berkembang.
Perumusan Masalah
Banyaknya produsen madu yang tumbuh dan berkembang pada saat ini
membuat tingkat persaingan semakin tinggi. Para pesaing tersebut memiliki citra
produk dan kualitas produk yang lebih baik. Produk yang pesaing hasilkan
memiliki kemasan dan merek yang menarik sehingga dapat menarik minat
konsumen untuk membelinya. CV. Madu Apiari Mutiara merupakan produsen
madu yang memiliki positioning “madu murni berkualitas internasional”.
Positioning tersebut dibuat karena kualitas madu yang dihasilkan memiliki kadar
air 18% sehingga sama dengan kualitas madu internasional. Untuk menghasilkan
madu berskala internasional perusahaan memerlukan pasokan bahan baku yang
tetap dan stabil untuk berkelanjutan proses produksinya. Kelangkaan terjadi pada
pasokan madu hutan dan madu ternak. Kelangkaan dan kurangnya pasokan madu
hutan dikarenakan kebakaran hutan sehingga membuat kualitas madu menjadi
menurun.
CV. Madu Apiari Mutiara memiliki berbagai jenis produk turunan berbahan
dasar madu seperti madu botol, madu curah, sabun madu, dan shampo madu.
Beberapa produk tersebut dijual dengan merek dagang “madu apiari mutiara”
akan tetapi sebagian besar produknya dijual dengan relabeling dengan pihak lain
contohnya pihak serambi botani yang relabeling dengan merek “serambi botani”.
Produk madu dan turunannya yang di relabeling tersebut tidak mampu bersaing
dengan kompetitor sejenisnya karena banyak konsumen yang tidak mengetahui
merek dagang asli dari CV. Madu Apiari Mutiara.
Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan masih tergolong pasif karena
pemasaran hanya diwilayah jabodetabek dan penjualan secara online. Perusahaan
belum berani melakukan pemasaran keluar jabodetabek karena masih belum
mampu bersaing dengan pesaing madu lainnya. Pemasaran madu curah juga harus
ditingkatkan kepada para produsen makanan atau minuman yang membutuhkan
bahan baku madu, jika berhasil hal ini dapat menambah keuntungan perusahaan.
Maka dari itu manajer produksi dan manajer pemasaran CV. Madu Apiari Mutiara
memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi persaingan bisnis madu
yang ada pada saat ini sehingga perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor
sejenis dan dapat mendistribusikan produknya keluar jabodetabek
Beberapa permasalahan yang telah disebutkan diatas merupakan bentuk dari
permasalahan internal perusahaan dan perubahan situasi bisnis yang dinamis.
Permasaahan dan perubahan yang terjadi pada bidang produksi hingga pemasaran
ini tentunya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Apabila hal ini terus terjadi
maka dikhawatirkan akan mengganggu kestabilan dan tingkat persaingan
perusahaan. Dengan adanya permasalahan dan perubahan yang terjadi di industri
madu, maka CV. Madu Apiari Mutiara perlu merumuskan strategi yang tepat agar
dapat bersaing dan terus berkembang menghadapi persaingan dan kondisi industri
yang senantiasa berubah. Selain itu diperlukan industry foresight dengan
menggunakan arsitektur strategik untuk meningkatkan tingkat persaingan antar
7
kompetitor sehingga CV. Madu Apiari Mutiara memiliki keunggulan bersaing di
industri madu
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh dalam
pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara?
2. Bagaimana merumuskan alternatif strategi yang tepat dan prioritasnya untuk
dilakukan dalam pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara?
3. Bagaimana pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam
pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian adalah:
1. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal CV. Madu Apiari Mutiara
2. Merumuskan alternatif strategi serta prioritasnya dalam pengembangan
strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara
3. Memetakan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam
pengembangan strategi bersaing CV. Madu Apiari Mutiara
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi
manajemen CV. Madu Apiari Mutiara untuk melakukan perencanaan dan
pengambilan keputusan yang tepat berkaitan dengan strategi bersaing di masa
mendatang. Bagi penulis penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan
ilmiah, sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi yang berharga bagi perkembangan industri madu di
Indonesia. Bagi akademisi sebagai bahan pustaka dan pembanding untuk
penelitian selanjutnya
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada CV. Madu Apiari Mutiara di Cimanggis-
Depok. Komoditi yang menjadi obyek penelitian adalah madu. Ruang lingkup
penelitian ini difokuskan pada penjualan perusahaan yang fluktuatif, kelangkaan
memperoleh bahan baku, kenaikan harga bahan baku, pemasaran pasif, persaingan
dalam industri madu, dan penurunan margin perusahaan
2 TINJAUAN PUSTAKA
Madu
Madu merupakan bahan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan
kesehatan. zat-zat yang terkandung didalamnya mencakup 180 macam. Menurut
ahli, bahwa susunan madu dipengaruhi oleh dua fakor yaitu nektar yang menjadi
sumber madu asal dan faktor-faktor lain. Oleh sebab itu kualitas, warna dan aroma
madu tidak bisa disama ratakan. Sesekali kita menjumpai madu berwana jernih
kekuning-kuningan dengan aroma tertentu. Ada juga madu berwarna keruh atau