Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx
-
Upload
tauriq-aldila-firdaus -
Category
Documents
-
view
273 -
download
2
description
Transcript of Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx
MODUL 11
SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING)
1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar
Sistem Harga Pokok Standar ialah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di
muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya
produksi standar untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Biaya standar harus
ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui :
A. penelitian teknis, penilaian prestasi,
B. penelitian laboratorium,
C. penelitian gerak & waktu,
D. penentuan standar kuantitas dan kualitas,
E. penelitian tingkat harga sehingga biaya standar dapat ditentukan dengan teliti,
terpercaya dan disepakati sebagai norma untuk mengukur pelaksanaan.
Biaya Standard merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa tertentu
yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari Material, Direct
Labor & FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu
Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakekatnya sama tujuannya dengan
suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, karena suatu anggaran dikaitkan dengan
jumlah biaya secara keseluruhan dan bukannya jumlah biaya per unit
3 aktivitas dalam sistem harga pokok standar :
1. Penentuan standar
2. Pengumpulan biaya sesungguhnya terjadi
3. Analisa varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
2. Hubungan Anggaran Dengan Harga Pokok StandarAnggaran dan harga pokok standar keduanya merupakan penentuan biaya yang
dilakukan di muka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.
Beberapa perbedaan antara anggaran dengan HP. Standar antara lain sebagai berikut :
a. tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar
b. anggaran merupakan biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar adalah
biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana.
c. Anggaran cenderung merupakan batas yang tidak boleh dilampaui, sedangkan biaya
standar mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi) agar kinerja
dinilai baik.
d. Anggaran umumnya disusun untuk setiap bagian di dalam perusahaan (pemasaran,
produksi, atau administrasi & umum ) sedangkan biaya standar umumnya hanya untuk
biaya produksi saja.
e. Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa) penyebabnya
dengan teliti, sedankan anggaran yang tidak didasarkan atas bi. Standar hanya
menekankan penghematan biaya dibanding anggaran, selisih umumnya tidak diperiksa
lebih lanjut.
3. Manfaat Harga Pokok StandarMemberikan sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk :
a. Perencanaan
b. Koordinasi
c. Pengambilan keputusan
d. Pengendalian biaya
e. Memungkinkan diterapkannya prinsip pengecualian (Exception Principle)
f. Penentuan insentif kepada personal
g. Mengurangi biaya administrasi.
4. Jenis-jenis Standar.
a. Standar kapasitas teoritis (theoritical capacity standard) Standar ini mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik pada
kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya hambatan atau penghentian
proses produksi yang tidak dapat dihindari baik karena faktor internal maupun eksternal.
Seringkali disebut sebagai standar pada kapasitas penuh atau 100%. Standar ini jarang dipakai
karena tidak mungkin dicapai.
b. Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang didasarkan kepada
tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan yang tidak bisa dihindari
karena faktor internal.
c. Standar kapasitas normal (normal capacity standard)Juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan produksi
dihitung dari standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan-hambatan internal dan eksternal.
d. Standar kapasitas yang diharapkan ( expected capacity standard)Menggunakan pendekatan jangka pendek. Besarnya tingkat produksi yng diharapkan
dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan
persediaan produk yang dikehendaki.
Jadi Jenis standar adalah sebagai berikut :
1. Standar teoritis (std ideal), standar yang ditetapkan untuk tingkat operasi yang paling efisien
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu, standar ini ditetapkan berdasarkan rata-rata periode yang lalu, baik itu efisien atau tidak.
3. Standar normal, std ini didasarkan atas biaya taksiran biaya dimasa yad, dengan asumsi kondisi ekonomi normal
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai, std ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai
Penentuan Harga Pokok Standar.
Penyusunan biaya standar
1. Standar BBB :Harga bahan per unit x unit bahan yang digunakan untuk membuat 1 unit produk jadi.
Contoh : untuk membuat 1 unit produk X dibutuhkan 5 kg bahan dengan harga std per
kg Rp100, maka : standar bahan baku : 5 kg x Rp 100 = Rp 500
2. Standar BTKLTarif upah per jam x jam yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit produk jadi
Contoh : untuk membuat 1 unit dibutuhkan waktu 3 jam dengan tarif std per jam Rp300,
maka standar upah per unit : Rp 3 x Rp300 = Rp900
3. Standar FOHJam mesin/jam kerja x tarif std FOH
Contoh : untuk menghasilkan 1 unit produk dibutuhkan jam kerja 3 jam dengan tariff Rp
250, maka FOH standar adalah : 3 x Rp250 = Rp 750
Maka standard HP produksi/ unit adalah Rp 2.150
Analisis Varian
Varian : perbedaan yang timbul dengan membandingkan antara biaya aktual atau
kapasitas dengan biaya standar bahan baku, upah dan FOH.
Varian tidak menguntungkan (Unfavorable), apabila biaya aktual melebihi biaya standar
Varian menguntungkan (Favorable), apabila biaya standar melebihi biaya aktual
Jenis Varian :
1. Varian BBB
2. Varian BTKL
3. Varian FOH
1. Varian BB
· Varian harga, merupakan selisih antara biaya standar dan biaya aktual yang
dikeluarkan. Hal ini disebabkan olrh kekuatan luar. Manajemen tidak dapat
mengendalikan penyimpangan semacam ini, karena diakibatkan oleh perubahan
harga barang-barang yang dibeli. Varian harga dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
( H std- H ssg) x Q ssg
· Varian Quantitas, merupakan selisih antara input standar yang dibenarkan
dengan input aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh manajemen.
Persamaannya adalah :
( Qstd – Q ssg) x H std
Contoh :
Biaya standar per unit untuk bahan sebesar Rp 8.000, jumlah pembelian 6000 unit @
Rp 8.200, digunakan dalam proses produksi 4.000 unit, sedangkan standar input yang
dibenarkan 4.100 unit.
Hitunglah varian harga dan varian kuantitas !
Jawab :
Varian harga :
· Saat dibeli : (Rp8.200 – Rp8.000) x 6.000 = Rp1.200.000 (UF)
· Saat dipakai : (Rp8.200- Rp8.000) x 4.000 = Rp 800.000 (UF)
Varian Kuantitas :
· (4.000 – 4.100) x Rp 8.000 = Rp 800.000 (F)
2. Varian BTKL
· Varian efisiensi upah, adalah selisih antara jam kerja standar yang dibenarkan
dengan input jam kerja aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh
manajemen. Persamaannya sbb :
(JK std-JK ssg) x T std
· Varian Tarif upah, yaitu selisih antara tarif standar dengan tarif upah aktual yang
dibayar. Penyimpangan ini disebabkan oleh pengaruh ekstern (misalnya serikat
buruh) yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, persamaannya sbb
:
(Tstd – Tssg) x JK ssg
Contoh : Tersedia data sebagai berikut, jam aktual 5.000 jam dengan tari upah aktual
Rp 4.100 dan tarif upah standar Rp 4.200, jam kerja standar 5.200 jam. Tentukan varian tarif
dan efisiensi upah !
Varian Tarif : (Rp 4.100 – Rp 4.200) 5.000 = Rp500.000 (F)
Varian efisiensi upah : (5.000- 5.200) Rp 4.200 = Rp840.00 (F)
3. Varian FOH
Penyimpangan overhead dapat ditimbulkan oleh tiga hal :
· Output melebihi atau kurang dari kapasitas normal
· Biaya overhead aktual melebihi atau kurang dari biaya overhead yang
dianggarkan
· Jam kerja aktual berbeda dengan jumlah jam kerja standar yang dibenarkan
untuk jumlah produksi yang dicapai
Tarif yang telah ditentukan digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik,
umumnya didasarkan pada jam kerja standar (jam kerja yang dianggarkan berdasarkan pada
jumlah unit yang diproduksi). Penyimpangan akan timbul bilamana jam kerja aktual (jumlah jam
kerja yang dipakai selama periode tertentu) berbeda dari jumlah jam kerja standar, atau apabila
biaya yang dikeluarkan lebih besar atau kurang dari yang dianggarkan.
a. Varian overhead bersih atau menyeluruh dihitung sebagai berikut :
FOH aktual – (K std x T FOH)
b. Varian overhead dengan dua selisih :
· V. Terkendali :
FOH Aktual - (KN x TT) + (Kstd x TV)
· V. Volume :
(KN - Kstd) x TT
Contoh :
Jam Kerja Langsung (JKL) aktual 5.000 jam
JKL Standar 5.200 jam
Kapasitas Normal 6.000 jam
Tarif tetap FOH pada Kapasitas Normal Rp 3.000
Tarif Variabel FOH Rp 2.000
FOH aktual Rp 29.500.000
Maka :
1. Varian overhead bersih :
Rp 29.500.000 – (5.200 jam x Rp 5000) = Rp 3.500.000 (UF)
2. Varian overhead dua selisih
- Varian terkendali :
Rp29.500.000 – [(6.000x3.000)+(5.200x2.000)] = Rp1.100.000 (UF)
- Varian Kapasitas :
(6.000 – 5.200) Rp3.000 = Rp 2.400.000 (UF)
Contoh perhitungan harga pokok standar
Standard cost per unit untuk produk X pada Kapasitas Normal 10.000 Jam Kerja
Langsung sbb :
DM : 3kg @ Rp400 Rp 1.200
DL : 0,5 jam @ Rp 1.100 550
FOH : V 0,5 jam @ Rp600 300
F 0,5 jam @ Rp800 400
Jumlah 2.450
Kegiatan selama bulan Januari 2000 :
1. Pembelian Bahan baku 60.000 kg @ Rp 395, pemakaian bahan 58.000 kg
2. Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 10.800.000 untuk 9.000 JKL
3. FOH actual sebesar Rp 13.490.000
4. Produk dalam proses akhir (BB 100%, BK 60%) sebanyak 2.500 unit
5. Produk Selesai sebanyak 17.000 unit, terjual sebanyak 16.500 unit @ Rp3.400
6. Total biaya administrasi dan pemasaran pada periode Januari Rp 4.500.000
Diminta :
1. Tentukan PE, Standard DM & Std Jam kerja
2. Tentukan varian DM, DL dan FOH
3. Susunlah Laporan Laba Rugi
a. Standar Biaya Bahan Baku
Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi yang ditentukan oleh 2 faktor yaitu : standar
kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku.
Perhitungan Selisih Harga Bahan Baku (SHB)
SHB = ( HS-HSt ) KSHS = harga beli sesungguhnya
HSt= harga beli standar
KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli
Jika HS > HSt , maka selisih harga tidak menguntungkan (unfavorable)
Jika HS < HSt, maka selisih harga menguntungkan (favorable)
SKwBB = ( KS-KSt ) HStPerhitungan Selisih Kuantitas Bahan Baku (SKwBB)
KSt = Kuantitas standar BB yang dipakai
KS = Kuantitas sesungguhnya BB dipakai
Jika KS > KSt, maka selisih kuantitas tidak menguntungkan (unfavorable)
Jika KS < KSt , maka selisish kuantitas menguntungkan (favorable)
b. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : (a) Standar tarif upah langsung, (b) Standar waktu (jam) kerja
langsung.
Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja LangsungSelisih Tarif Upah Langsung (STUL) = (TS – TSt ) JS
Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEUL) = (JS – JSt ) TSt
c. Standar Biaya Overhead Pabrik
Merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi.
Perhitungan dan analisa selisih biaya overhead pabrik.Selisih BOP timbul karena perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan BOP standar.
Ada beberapa metode analisa selisih BOP, yaitu :
(1) Metode analisa dua selisih
· Selisih Terkendali (controllable variance)
ST = BOPS – AFKSt atau
ST = BOPS - [BTA + (KSt x TV)] = BOPS - [ (KN x TT) + (KSt x TV)] atau
ST = BOPS – (KN x TT) – (KSt x TV)
AFKSt = Anggaran flexibel pada kapasitas atau jam standar
BTA = Biaya tetap dianggarkan
TV = Tarif Variabel
TT = Tarif tetap
KN = Kapasitas (jam) normal
KSt = Kapasitas (jam) standar
Jika BOPS >AFKSt , maka selisih tidak menguntungkan
Jika BOPS < AFKSt, maka selisih menguntungkan
· Selisih Volume (volume variance)
SV = AFKSt – ( KSt x T )
= [ (KN x TT) + (KSt x TV) ] - [ (KSt x TT) + (KSt x TV) ]
= (KN x TT) – (KSt x TT)
= ( KN – KSt ) TT
Jika KN > KSt, maka selisih merugikan (unfavorable)
Jika KN < KSt, maka selish menguntungkan (favorable)
(2) Metode analisa tiga selisih
· Selisih Anggaran (spending variance)
SA = BOPS – AFKS atau
SA = BOPS – (KN x TT) – (KS x TV)
Jika BOPS > AFKS, maka selisih UF
Jika BOPS < AFKS, maka selisih F
· Selisih Kapasitas (capacity variance)
SK = ( KN – KS ) TT
Jika KN > KS, maka selisih UF
Jika KN < KS, maka selisih F
· Selisih efisiensi (efficiency variance)
SE = BOPB – BOPSt atau
SE = ( KS – KSt ) T
Jika KS > KSt , maka selisih UF
Jika KS < KSt, maka selisih F
(3) Metode Analisa empat selisih
· Selisih Anggaran
· Selisih Kapasitas
· Selisih Efisiensi Variabel
· Selisih Efisiensi Tetap
6. Metode Akuntansi Sistem Harga Pokok StandarAda dua metode :
a. Metode Rancangan Tunggal (Single Plan)
b. Metode Rancangan Berat Sebelah ( Partial Plan)
SINGLE PLAN , karakteristiknya :
· Akun BDP di debit dan di kredit sebesar harga pokok standarnya
· Selisih biaya merupakan bagian dari pembukuan (incomtable), artinya setiap selisih biaya
dibuatkan akuntersendiri & dicatat saat terjadinya, sehingga pada metode ini selisih biaya
dapat dianalisa setiap saat.
PARTIAL PLAN, karakteristiknya:
· Akun BDP di debit sebesar HP. Sesungguhnya dan di kredit sebesar HP. Standarnya.
· Selisih biaya baru dapat dianalisa pada akhir periode secara extra comtable ( di luar
pembukuan )
Contoh :
PT. Fajar memproduksi produk dengan menetapkan standar sbb :
Data biaya standar untuk 1 unit produk (KN = 5.000 unit) untuk bulan Mei 2003
BBB : 3 kg @ Rp50 Rp 150
BTKL : 2 jam @ Rp 80 160
BOP :
Variabel : 2 jam @ Rp 15 30
Tetap : 2 jam @ Rp 20 40
-------------
Rp 380
========
Data sesungguhnya :
1. BDP awal Mei 500 unit, tk. Penyelesaian 100% BB, 40% BK. Produk selesai = 4.000 unit.
BDP akhir = 1.000 unit, tk. Penyelesaian 60% BB, 20% BK.
2. Pembelian bahan baku sebanyak 15.000 kg @ Rp 49. Bahan baku yang dipakai = 12.500
kg.
3. Tenaga Kerja Langsung (TKL) yang dipakai sebanyak 7.800 jam, tarif upah Rp 84/jam.
4. BOP sesungguhnya = Rp 321.000
5. Penjualan bulan Mei 3.000 unit dengan total penjualan Rp 1.500.000
Prosedur Akuntansi Metode Single Plan :
a. Akuntansi sediaan BDP awalBDP – BBB Rp 75.000
BDP – BTKL 32.000
BDP – BOP 14.000
Sediaan BDP Rp 121.000
Perhitungan :
BBB = 100% x 500 x Rp 150 = Rp 75.000
BTKL = 40% x 500 x Rp 160 = 32.000
BOP = 40% x 500 x Rp 70 = 14.000
b. Akuntansi BBB· Selisih harga BB dicatat saat dibeli
Jurnal saat pembelian
Sediaan BB Rp 750.000 (15.000 x Rp 50)
Selisih HBB Rp 15.000 {(Rp 49 – Rp 50) 15.000}
Utang Dagang 735.000 (15.000 x Rp 49)
Jurnal saat pemakaian BB (Selisih Kuantitas BB)
BDP – BBB Rp 615.000 (12.300 x Rp 50)
SKwBB 10.000 {(12.500 – 12.300) Rp50}
Sediaan BB Rp 625.000 (12.500 x Rp50)
Perhitungan :
Unit ekuivalen BB (metode FIFO) = 4000 + 1000 (60%) – 500 (100%) = 4.100 u
Kuantitas pemakaian BB standar = 4.100 unit x 3 kg = 12.300 kg
· Selisih harga BB dicatat saat dipakai
Jurnal saat pembelian
Sediaan BB Rp 735.000 (15.000 x Rp 49)
Utang Dagang Rp 735.000
Jurnal saat pemakaian BB
BDP – BBB Rp 615.000
SKwBB 10.000
SHBB Rp 12.500 {(Rp 49 – Rp50) 12.500}
Sediaan BB 612.500 (12.500 x 49 )
· Selisih harga BB dicatat saat dibeli & dipakai
Jurnal saat pembelian
Sediaan BB Rp 750.000
SHBB Rp 15.000
Utang Dagang 735.000
Jurnal saat pemakaian BB
BDP – BBB Rp615.000
SKwBB 10.000
Sediaan BB Rp 625.000
Jurnal untuk mencatat SHBB dipakai
SHBB dibeli Rp 12.500
SHBB dipakai Rp 12.500
c. Akuntansi BTKL
Jurnal saat terjadinya upah
Biaya gaji & upah Rp 655.200 (7.800 jam x Rp 84)
Utang gaji & upah Rp 655.200
Jurnal distribusi gaji & upah
BDP – BTKL Rp640.000 (8.000 x 80)
STUL 31.200 {(Rp 84 – Rp 80) 7.800 jam}
SEUL Rp 16.000 (7.800 – 8.000) Rp80
Biaya gaji & upah 655.200
Perhitungan :
Unit ekuivalen BK = 4.000 + 1000 (20%) – 500 (40%) = 4.000 unit
Jam kerja standar = 4.000 unit x 2 = 8.000 jam
d. Akuntansi BOPMencatat BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp 321.000
Berbagai akun di kredit Rp 321.000
Jurnal pembebanan BOP kepada produk
BDP – BOP Rp 280.000 (8.000 jam x Rp 35)
Selisih terkendali 1.000
Selisih volume 40.000
BOP sesungguhnya Rp 321.000
Perhitungan :
· Unit ekuivalen = 4000 + 1000 (20%) – 500 (40%) = 4.000 unit
· Kapasitas standar = 4.000 x 2 jam = 8.000 jam
· Selisih terkendali =
Rp 231.000 –{(10.000 x 20) + (8.000 x 15)} = Rp 1.000 (UF)
· Selisih Volume =
(10.000 – 8.000) x Rp 20 = Rp 40.000 (UF)
e. Akuntansi sediaan produk selesaiJurnal untuk mencatat produk selesai
Sediaan produk selesai Rp 1.520.000 (4.000 x Rp 380)
BDP – BBB Rp 600.000 (4.000 x Rp 150)
BDP – BTKL 640.000 (4.000 x Rp 160)
BDP – BOP 280.000 (4.000 x 70)
Jurnal saat penjualan :
Kas/piutang dagang Rp 1.500.000
Penjualan Rp 1.500.000
HPP Rp 1.140.000 (3.000 x Rp 380)
Sediaan produk selesai Rp 1.140.000
f. Akuntansi sediaan BDP akhir
Sediaan BDP Rp136.000
BDP – BBB Rp 90.000 (60% x 1.000 x Rp 150)
BDP – BTKL 32.000 (20% x 1.000 x Rp 160)
BDP – BOP 14.000 (20% x 1.000 x Rp 70)
7. Selisih Komposisi dan Selisih Hasil Bahan BakuDi dalam perusahaan manufaktur yang mengolah produk dengan menggunakan
beberapa jenis bahan baku seringkali komposisinya dapat diubah-ubah di dalam toleransi
perubahan komposisi yang dimungkinkan untuk menghasilkan produk selesai dengan kualitas
sama.
1. Standar Komposisi Bahan Baku (material mix standard) dan Selisih Komposisi Bahan Baku ( material mix variance )
Standar komposisi bahan baku adalah komposisi dari setiap jenis bahan baku yang
seharusnya dikonsumsi di dalam pengolahan produk tertentu.
Selisih komposisi bahan baku adalah selisih biaya yang timbul karena perbedaan antara
komposisi yang sesungguhnya (dihitung sebesar kuantitas setiap jenis bahan baku yang
dipakai dikali harga standar setiap jenis BB yang dipakai) dibandingkan dengan komposisi
standar
2. Standar Hasil Bahan Baku ( material yield standard ) dan Selisih Hasil Bahan Baku ( material yield variance )
Standar hasil bahan baku adalah hasil yang seharusnya diperoleh dari pengolahan bahan
baku-bahan baku tertentu.
Selisih hasil bahan baku adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara biaya bahan
baku pada komposisi standar dibandingkan dengan hasil yang sesungguhnya diperoleh dari
bahan baku yang diolah.
Contoh :
Perusahaan konveksi “Kamila” menggunakan sistem HP. Standar. Untuk menghasilkan 5
potong kemeja dibutuhkan bahan baku menurut komposisi standar sbb :
Jenis bahan Kuantitas Harga standar
per meter
Jumlah
A
B
C
8 m
10 m
7 m
Rp 100
300
50
Rp 800
3.000
350
25 m Rp 4.150
Data sesungguhnya yang terjadi selama bulan Maret 2003 sbb :
1. Pembelian BB :
Bahan A : 2.500 m @ Rp 125
Bahan B : 3.000 m @ Rp 275
Bahan C : 3.500 m @ Rp 60
2. Pemakaian BB :
Bahan A : 2.000 m, bahan B : 2.800 m, bahan C : 3.200 m.
3. Jumlah produksi kemeja selama Maret 2003 = 1.500 potong
Diminta : Analisa selisih BBB
Jawab :Selisih BBB :
a. SHBB saat dibeli :
SHBB = (HS – HSt) Kw pembelian
Bahan A : (125 – 100) 2.500 = Rp62.500 (UF)
Bahan B : (275 – 300) 3.000 = 75.000 (F)
Bahan C : (60 – 50) 3.500 = 35.000 (UF)
----------------------
SHBB dibeli Rp22.500 (UF)
=============
b. SHBB saat dipakai :
SHBB = (HS – HSt) Kw pemakaian sesungguhnya
Bahan A : (125 – 100) 2.000 = Rp50.000 (UF)
Bahan B : (275 – 300) 2.800 = 70.000 (F)
Bahan C : (60 – 50) 3.200 = 32.000 (UF)
---------------------
SHBB dipakai Rp12.000 (UF)
============
c. Selisih Komposisi BB
Jenis baha
n(1)
Standar komposis
i(2)
Komposisi sesungguhnya
(3)
Komposisi standar
(2) X 8.000 =(4)
Harga standar
(5)
Selisih Komposisi(3-$) X (5) =
(6)
A
B
C
8/25
10/25
7/25
2.000
2.800
3.200
2.560
3.200
2.240
100
300
50
Rp56.000 (L)
120.000 (L)
48.000
(R)
8.000 8.000 Rp128.000 (L)
d. Selisih Hasil BB
Selisih hasil BB = standar hasil – hasil sesungguhnya
= (HsS – HsSt) BBBSt
Standar hasil BB yang digunakan :
8.000 m/25 m x 5 potong x Rp 4.150/5 potong = Rp 1.328.000
Hasil sesungguhnya :
1.500 potong x Rp 4.150/ 5 potong = 1.245.000
--------------------
Selisih Hasil BB Rp 83.000 (R)
Standar adalah suatu Benchmark atau “norma” untuk pengukuran kinerja.
a. Standar kuantitas adalah mengindikasikan seberapa banyak input yang sebaiknya
digunakan dalam mengolah satu unit produk atau dalam menyediakan satu unit jasa.
b. Standar biaya (harga) adalah mengindikasikan berapa harga pembelian atau biaya input
yang seharusnya.
Biaya input actual dan kuantitas input aktual dibandingkan dengan standarnya.manajer
menyelidiki ketidak sesuaian jika kuantitas input maupun biaya input menyimpang dari standar.
Tujuannya adalah menemukan penyebab dari masalah yang ada kemudian melenyapkannya
sehingga masalah itu tidak terulang lagi, Proses ini disebut Management by Exepction
Perusahaan manufactur,jasa,makanan dan organisasi nirlaba menggunakan standar secara
luas.
Penentuan Biaya Standar Menentukan standar kuantitas dan harga lebih berupa seni dari pada sebuah science.
Hal ini membutuhkan sebuah kombinasi keahlian dari semua personal yang punya tanggung
jawab terhadap harga harga input secara efektif.
Dalam lingkungan manufactur hal ini meliputi akuntan,manajer
pembelian,ansinyur,suprvisi produksa,manajer linidan pekerja pekerja.Catatan-catatan masa
lalu tentang harga pembelian dan penggunaan input dapat berguna dalam penentuan
standar.Bagaimanpun,standar harus didesain untuk mendorong operasi mas datang yang
efisien,bukannya pengulangan operasi masa lalu yang tidak efisien.
Standar praktis versus standar ideal
A. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai pada situasi terbaik harus tidak ada kerusakan mesin
atau gangguan kerja yang lain,dan juga diperlukan suatu tingkat usaha yang hanya
dapat diperoleh dengan tenaga kerja yang paling terampil dan efisiensi kerja karyawan
yang bekerja dengan waktu 100%.
B. Standar praktis adalah didefinisikan sebagai standar yang ketat tapi dpat dicapai.Dalam standar ini
diperbolehkan mesin berhenti secara normal dan waktu istirahat bagi pekerja dan
standar ini dapat dicapai secara masuk akal,melalui efisiensi yang tinggi dan usaha rata
rata pekerja.
Penentuan Standar Bahan Langsung Standar kuantitas bahan langsung per unit harus menggambarkan jumlah bahan yang
dimasukan untuk pembuatan satu unit produk selesai,juga cadangan untuk sisa bahan yang
tidak dapat dihindari,bahan rusak dan ketidakefisiennya norma lainnya.
Selisih bahan dapat dihitung yaitu terdiri dari dua :
a. Standar Harga
b. Standar kuantitas
Penentuan Standar Tenaga Kerja Langsung Standar kuantitas dan stanndar harga tenaga kerja langsung biasanya dinyatakan dalam
ukuran jam kerja dan tariff tenaga kerja. Tarif tenaga kerja standar perjam meliputi upah yang
diterima,tunjangan dan biaya tenaga kerja lainnya.
Dengan menggunakan catatan upah bulan lalu dan berkonsentrasi dengan manajer
produkinya,Tery menentukan tariff standar perjam bagi colonial pewter companysbb:
Tarif dasar per jam $10
Pjak Karyawan 1
Tunjangan,30% dari tariff upah dasar 3
=====
Tarif standar jam kerja langsung $ 14
Tarif standar ini menggambarkan “bauran” pekerja yang diharapkan,meskipun tariff upah
sesungguhnya mungkin berbeda anatara satu individu dengan individu yang lain.
Standar waktu tenaga kerja langsung diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk
(biasanya disebutdengan jam standar per unit) mungkin satu sayunya standar yang sangat
sukar ditentukan.
Penentuan Standar Biaya Overhead Pabrik Variabel Sama seperti seperti tenaga kerja langsung,satandar kuantitas dan standar harga bagi
overhead pabrik variable biasanya dinyatakan dalam jam dan tariff.
Apakah Standar Sama Dengan Anggaran
Standar sangat mirip dengan anggaran.Perbedaan utama antara dua istilah tersebut adalah
bahwa standar dinyatakan dalam jumlah unit sedangkan anggaran dinyatakan dalam jumlah
total.Biaya standar bahan dalam colonial Pewter adalah $12 per pasang sandaran buku.
Jika 1000 pasang sandaran buku diproses selama anggaran,maka biaya bahan yang
dianggarkan menjadi $12000.Sebenarnya suatu standar dapat dipandang sebagai biaya yang
dianggarkan untuk satu unit produk
Jam atau Tarif Biaya Sandarkuantitas atau hargastandar standar
Bahan Lansung 3,0 pound $ 4 per pound $ 12,00Tenaga kerja langsung 2,5 jam 14 per jam 35,00Overhead pabrik variable 2,5jam 3 per jam 7,5
=======Biaya standar total per unit $54,50
=======
Model Umum untuk Analisis SelisihAlasan penting dalam membagi standar ke dalam 2 kategori –harga dan kuantitas-
adalah
a. bahwa manajer yang berbeda biasanya bertanggung jawab untuk pembelian dan
penggunaan input dan
b. kedua aktivitas ini terjadi pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh, dalam kasus
bahan mentah, manajer pembelian bertanggung jawab terhadap harga, dan
tanggung jawab ini dilakukan pada saat pembelian dilakukan.
Di lain pihak, manajer produksi bertanggung jawab terhadap jumlah bahan baku yang
digunakan, dan tanggung jawab ini dilakukan pada saat bahan digunakan dalam produksi, yang
mungkin saja beberapa minggu atau bulan setelah tanggal pembelian. Oleh karena itu, penting
untuk memisahkan ketidaksesuaian yang terletak pada penyimpangan standar harga dan
penyimpangan standar kuantitas.
Perbedaan antara harga standard an harga sesungguhnya serta kuantitas standar
dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian (selisih). Tindakan dalam menghitung dan
menginterprestasikan selisih disebut analisis selisih.
Selisih Kuantitas dan Selisih HargaModel umum dalam menghitung selisih biaya variable standar disajikan dalam Peraga
10-2. Dalam model ini selisih harga dan selisih kuantitas dipisah dan ditunjukan pula bagaimana
tiap-tiap selisih tersebut dihitung. Kita akan menggunakan model ini untuk menghitung selisih
bahan langsung, selisih tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik variable.
Ada 3 hal yang perlu dicatat dalam peraga 10-2. pertama, catatlah bahwa selisih harga
dan selisih kuantitas dapat dihitung untuk 3 elemen biaya variable yaitu bahan langsung, tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable, meskipun selisih tersebut tidak disebut
dengan nama yang sama dalam semua kasus. Sebagai contoh, selisih harga disebut sebagai
selisih harga bahan dalam kasus bahan langsung tetapi selisih tariff tenaga kerja dalam kasus
tenaga kerja langsung dan pengeluaran BOP dalam kasus BOP variable.
Ketiga, catatlah bahwa analisis selisih sebenarnya merupakan suatu tipe analisis input-
output. Input mewakili kuantitas sesungguhnya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variable; output mewakili produksi yang baik dalam periode tersebut,
dinyatakan dalam kuantitas standar yang dibolehkan berarti jumlah bahan langsung, tenaga
kerja langsung atau overhead pabrik variable yang sebaiknya digunakan dalam menghasilkan
output sesungguhnya dalam periode tersebut. ini berarti bahan, tenaga kerja atau overhead
tersebut lebih banyak atau lebih sedikit daripada yang sesungguhnya digunakan, tergantung
pada efesien atau ketidakefesienan operasi perusahaan. Kuantitas standar yang diperbolehkan
dihitung dengan cara mengalikan unit output sesungguhnya dengan input standar yang
diperbolehkan per-unit.
Penggunaan Biaya Standar- Selisih Bahan LangsungSetelah menentukan biaya standar bahan langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik variable bagi Colonial Pewter Company, langkah Terry Sherman selanjutnya
adalah menghitung selisih untuk bulan Juni, nulan yang baru saja berlalu. Seperti yang
didiskusikan dalam seksi sebelumnya, selisih dihitung dengan membandingkan biaya standar
dengan biaya sesungguhnya. Untuk memudahkan perbandingan ini, Terry mengarahkan pada
data biaya standar yang ada di APeraga 10-1. Peraga ini menunjukan bahwa biaya standar
bahan langsung per unit produk adalah sebagai berikut:
3.0 pound per unit x $4 per pound = $12 per unit
untuk memahami selisih kuantitas ini, catatlah bahwa kuantitas sesungguhnya Pewter
yang digunakan dalam produksi 6.500 pound. Bagaimanapun, jumlah standar yang
diperbolehkan hanya 6.000 pound. Oleh karena itu, terdapat kelebihan 500 pound Pewter yang
digunakan untuk menghasilkan output. Jika dinyatakan dalam dolar, maka 500 pound dikalikan
dengan harga standar $4 per pound sehingga didapat selisih kuantitas sebesar $2.000.
Mengapa harga standar, bukan harga sesungguhnya dalam menghitung Pewter yang
digunakan? Pada umumnya manajer produksi bertanggung jawab terhadap selisih kuantitas.
Jika harga sesungguhnya digunakan dalam perhitungan selisih kuantitas, manajer produksi
akan bertanggung jawab terhadap efisiensi dan ketidakefisiensi manajer pembelian. Apabila
terdapat ketidakterbukaan antara manajer produksi dan manajer pembelian, maka perdebatan
akan muncul setiap saat apabila terjadi harga input sesungguhnya melebihi harga standarnya.
Untuk menghindari perdebatan tersebut maka dalam menghitung selisih kuantitas digunakan
harga standar.
Selisih Harga Bahan – Tinjauan Lebih DalamSelisih harga bahan mengukur perbedaan antara beberapa harga yang dibayarkan untuk
kuantitas yang dibeli dengan yang harus dibayar sesuai standar yang telah ditentukan.
ISOLASI SELISIH Tepatnya di mana selisih harus diisolasi dan dijadikan perhatian
manajemen? Jawabannya adalah, lebih awal lebih baik. Semakin cepat penyimpangan menjadi
perhatian manajemen, maka semakin cepat masalah tersebut dapat dievaluasi dan dikoreksi.
TANGGUNGJAWAB TERHADAP SELISIH Siapakah yang bertanggung jawab terhadap
perbedaan selisih? Biasanya manajer pembelianlah yang mengawasi harga-harga yang harus
dibayarkan terhadap barang-barang dan oleh karena itu dialah yang bertanggung jawab
terhadap selisih harga.
Penggunaan Biaya Standar – Selisih Tenaga Kerja LangsungLangkah Terry selanjutnya dalam menentukan selisih Colonial Pewter adalah menghitung
selisih tenaga kerja langsung untuk bulan tersebut. Seperti, bahwa biaya kerja langsung standar
per unit produk sebesar $35, dapat dihitung sebagai berikut:
2,5 jam per unit x $14,00 per jam = $35 per unitSelama bulan Juni, perusahaan membeyar tenaga kerja langsung sebesar $74.250 termasuk
pajak penghasilan karyawan dan tunjangan-tunjangan lainnya, untuk 5.400 jam kerja, rata-rata
sebesar $13,75 per jam. Dengan menggunakan data ini dan biaya standar dari Peraga 10-1,
Terry menghitung tariff tenaga kerja langsung dan selisih efisiensi yang tampak dalam Peraga
10-5.
Selisih Tarif Tenaga Kerja – Tinjauan Lebih DalamSeperti yang dijelaskan sebelumnya, selisih harga untuk tenaga kerja langsung biasanya
dinyatakan dengan selisih tariff tenaga kerja. Selisih ini mengukur setiap penyimpangan dari
standar dalam tariff jam rata-rata yang dibayarkan terhadap tenaga kerja langsung. Rumus
untuk selisih tariff tenaga kerja dinyatakan sebagai berikut:
Selisih tarif tenaga kerja langsung = (AH x AR) – (AH x SR)Atau
AH (AR-SR)Ket: AH = Actual Hours = jam sesungguhnya
AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya
SR= Standard Rate = tariff standar
Selisih Efisiensi Tenaga Kerja – Tinjauan Lebih DalamSelisih kuantitas tenaga kerja langsung lebih umum disebut selisih efisiensi tenaga kerja yang
berguna mengukur produktivitas waktu pekerja. Tidak ada selisih yang dapat diamati lebih
dekat oleh manajemen , sehingga manajemen percaya bahwa peningkatan produktivitas jam
kerja langsung penting untuk menurunkan biaya. Rumus untuk menghitung selisih efesiensi
tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Selisih Efisiensi tenaga kerja = (AH X SR) – (SHXSR)Atau
SR ( AH-SH)Ket: AH = Actual Hours = jam sesungguhnya
AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya
SR= Standard Rate = tariff standar
Penggunaan Biaya Standar secara Internasional
Biaya standar digunakan oleh perusahaan besar didunia. Studi komparatif terhadap praktik
akuntansi biaya menunjukan bahwa- perusahaan yang si survey di Negara Inggris, 2/3
perusahaan di survey di Canada dan 40% perusahaan di survey di Jepang menggunakan
system biaya standar.
Biaya standar diperkenalkan pertama kali di Jepang setelah Perang dunia II, Nippon Electronic
Company (NEC) adalah salah satu perusahaan Jepang pertama yang mengadopsi biaya
standar untuk semua produknya. Beberapa perusahaan di Jepang lainnya mengikuti NEC
setelah perang dan mengembangkan system biaya standar. Cara-cara penggunaan biaya
standar Jepang dan di Negara lainnya di atas ditunjukkan di Peraga 10-9.
Evaluasi Pengendalian Berdasarkan Biaya StandarManfaat Biaya StandarSistem biaya standar mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Penggunaan biaya standar adalah elemen kunci dalam pendekatan management by
exception. Sejauh biaya tersebut tetap ada dalam standar, manajemen dapat
memusatkan pada isu ini. Ketika biaya tersebut dibawah standar, maka para manajer
siaga bahwa ada masalah yang memerlukan perhatian. Pendekatan ini membantu
manajer memusatkan pada isu penting.
2. Sejauh standat tersebut dipandang masuk akal bagi karyawan, mereka dapat
mempromosikan ekonomi dan efisien. Mereka menyediakan bencjmark yang dapat
digunakan oleh individu untuk mengukur kinerja mereka.
3. Biaya standar dapat menyederhanakan pembukuan. Selain pencatatan biaya ke tiap-
tiap pekerjaan, biaya standar untuk bahan, tenaga kerja dan overhead pabrik dapat
dibebankan ke pekerjaan.
4. Biaya standar cocok dalam system terintegrasi “akuntansi pertanggungjawaban”.
Standar tersebut menetapkan beberapa biaya yang seharusnya, siapa yang
bertanggungjawab terhadapnya da apakah biaya sesungguhnya terkendali.
Masalah Potensial dalam Penggunaan Biaya StandarPenggunaan biaya standar dapat menimbulkan sejumlah masalah potensial. Sebagian besar
masalah ini adalah hasil dari penggunaan biaya standard an management by expection yang
tidak tepat atau dari penggunaan biaya standar dalam situasi yang tidak tepat.
1. Laporan selisih biaya standar biasanya disiapkan secara bulanan dan seringnya
dikeluarkan beberapa hari atau minggu setelah akhir bulan. Sebagai konsekuensinya
informasi dalam laporan tersebut begitu membosankan sehingga hamper membuat tidak
berguna lagi. Laporan yang lebih tepat waktu dengan frekuensi laporan yang lebih tinggi
dan mendekati benar lebih baik dibandingkan laporan tepat, tetapi jarang dilaporkan dan
sudah kadaluwarsa. Seperti yang sudah disebut sebelumnya, beberapa perusahaan
sekarang melaporkan selisih dan data operasi kunci harian atau bahkan lebih sering.
2. Apabila manajer tidak begitu peka dan menggunakan laporan selisih sebagai suatu
kelompok, maka semangatnya akan berkurang.
3. Standar kuantitas tenaga kerja dan selisih efisiensi mempunyai dua asumsi.
Manager harus berhati-hati dalam penerapan system pembiayaan standar. Sangatlah penting
bagi manajer untuk focus pada hal positif daripada yang negative, dan mungkin lebih perhatian
terhadap hal-hal yang tidak diharapkan secara konsekuen.