Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

34
MODUL 11 SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING) 1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar Sistem Harga Pokok Standar ialah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya produksi standar untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Biaya standar harus ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui : A. penelitian teknis, penilaian prestasi, B. penelitian laboratorium, C. penelitian gerak & waktu, D. penentuan standar kuantitas dan kualitas, E. penelitian tingkat harga sehingga biaya standar dapat ditentukan dengan teliti, terpercaya dan disepakati sebagai norma untuk mengukur pelaksanaan. Biaya Standard merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa tertentu yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari Material, Direct Labor & FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakekatnya sama tujuannya dengan suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil,

description

Akuntansi Biaya / Akuntansi Manajemen

Transcript of Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Page 1: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

MODUL 11

SISTEM HARGA POKOK STANDAR (STANDAR COSTING)

1. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar

Sistem Harga Pokok Standar ialah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di

muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya

produksi standar untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Biaya standar harus

ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui :

A. penelitian teknis, penilaian prestasi,

B. penelitian laboratorium,

C. penelitian gerak & waktu,

D. penentuan standar kuantitas dan kualitas,

E. penelitian tingkat harga sehingga biaya standar dapat ditentukan dengan teliti,

terpercaya dan disepakati sebagai norma untuk mengukur pelaksanaan.

Biaya Standard merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa tertentu

yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari Material, Direct

Labor & FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu

Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakekatnya sama tujuannya dengan

suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, karena suatu anggaran dikaitkan dengan

jumlah biaya secara keseluruhan dan bukannya jumlah biaya per unit

3 aktivitas dalam sistem harga pokok standar :

1. Penentuan standar

2. Pengumpulan biaya sesungguhnya terjadi

3. Analisa varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya.

Page 2: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

2. Hubungan Anggaran Dengan Harga Pokok StandarAnggaran dan harga pokok standar keduanya merupakan penentuan biaya yang

dilakukan di muka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.

Beberapa perbedaan antara anggaran dengan HP. Standar antara lain sebagai berikut :

a. tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar

b. anggaran merupakan biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar adalah

biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana.

c. Anggaran cenderung merupakan batas yang tidak boleh dilampaui, sedangkan biaya

standar mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi) agar kinerja

dinilai baik.

d. Anggaran umumnya disusun untuk setiap bagian di dalam perusahaan (pemasaran,

produksi, atau administrasi & umum ) sedangkan biaya standar umumnya hanya untuk

biaya produksi saja.

e. Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa) penyebabnya

dengan teliti, sedankan anggaran yang tidak didasarkan atas bi. Standar hanya

menekankan penghematan biaya dibanding anggaran, selisih umumnya tidak diperiksa

lebih lanjut.

3. Manfaat Harga Pokok StandarMemberikan sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk :

a. Perencanaan

b. Koordinasi

c. Pengambilan keputusan

d. Pengendalian biaya

e. Memungkinkan diterapkannya prinsip pengecualian (Exception Principle)

f. Penentuan insentif kepada personal

g. Mengurangi biaya administrasi.

4. Jenis-jenis Standar.

a. Standar kapasitas teoritis (theoritical capacity standard) Standar ini mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik pada

kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya hambatan atau penghentian

proses produksi yang tidak dapat dihindari baik karena faktor internal maupun eksternal.

Page 3: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Seringkali disebut sebagai standar pada kapasitas penuh atau 100%. Standar ini jarang dipakai

karena tidak mungkin dicapai.

b. Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang didasarkan kepada

tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan yang tidak bisa dihindari

karena faktor internal.

c. Standar kapasitas normal (normal capacity standard)Juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan produksi

dihitung dari standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan-hambatan internal dan eksternal.

d. Standar kapasitas yang diharapkan ( expected capacity standard)Menggunakan pendekatan jangka pendek. Besarnya tingkat produksi yng diharapkan

dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan

persediaan produk yang dikehendaki.

Jadi Jenis standar adalah sebagai berikut :

1. Standar teoritis (std ideal), standar yang ditetapkan untuk tingkat operasi yang paling efisien

2. Rata-rata biaya waktu yang lalu, standar ini ditetapkan berdasarkan rata-rata periode yang lalu, baik itu efisien atau tidak.

3. Standar normal, std ini didasarkan atas biaya taksiran biaya dimasa yad, dengan asumsi kondisi ekonomi normal

4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai, std ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai

Penentuan Harga Pokok Standar.

Penyusunan biaya standar

1. Standar BBB :Harga bahan per unit x unit bahan yang digunakan untuk membuat 1 unit produk jadi.

Contoh : untuk membuat 1 unit produk X dibutuhkan 5 kg bahan dengan harga std per

kg Rp100, maka : standar bahan baku : 5 kg x Rp 100 = Rp 500

2. Standar BTKLTarif upah per jam x jam yang dibutuhkan untuk membuat 1 unit produk jadi

Page 4: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Contoh : untuk membuat 1 unit dibutuhkan waktu 3 jam dengan tarif std per jam Rp300,

maka standar upah per unit : Rp 3 x Rp300 = Rp900

3. Standar FOHJam mesin/jam kerja x tarif std FOH

Contoh : untuk menghasilkan 1 unit produk dibutuhkan jam kerja 3 jam dengan tariff Rp

250, maka FOH standar adalah : 3 x Rp250 = Rp 750

Maka standard HP produksi/ unit adalah Rp 2.150

Analisis Varian

Varian : perbedaan yang timbul dengan membandingkan antara biaya aktual atau

kapasitas dengan biaya standar bahan baku, upah dan FOH.

Varian tidak menguntungkan (Unfavorable), apabila biaya aktual melebihi biaya standar

Varian menguntungkan (Favorable), apabila biaya standar melebihi biaya aktual

Jenis Varian :

1. Varian BBB

2. Varian BTKL

3. Varian FOH

1. Varian BB

· Varian harga, merupakan selisih antara biaya standar dan biaya aktual yang

dikeluarkan. Hal ini disebabkan olrh kekuatan luar. Manajemen tidak dapat

mengendalikan penyimpangan semacam ini, karena diakibatkan oleh perubahan

harga barang-barang yang dibeli. Varian harga dihitung dengan persamaan

sebagai berikut :

( H std- H ssg) x Q ssg

· Varian Quantitas, merupakan selisih antara input standar yang dibenarkan

dengan input aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh manajemen.

Persamaannya adalah :

Page 5: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

( Qstd – Q ssg) x H std

Contoh :

Biaya standar per unit untuk bahan sebesar Rp 8.000, jumlah pembelian 6000 unit @

Rp 8.200, digunakan dalam proses produksi 4.000 unit, sedangkan standar input yang

dibenarkan 4.100 unit.

Hitunglah varian harga dan varian kuantitas !

Jawab :

Varian harga :

· Saat dibeli : (Rp8.200 – Rp8.000) x 6.000 = Rp1.200.000 (UF)

· Saat dipakai : (Rp8.200- Rp8.000) x 4.000 = Rp 800.000 (UF)

Varian Kuantitas :

· (4.000 – 4.100) x Rp 8.000 = Rp 800.000 (F)

2. Varian BTKL

· Varian efisiensi upah, adalah selisih antara jam kerja standar yang dibenarkan

dengan input jam kerja aktual. Penyimpangan ini dapat dikendalikan oleh

manajemen. Persamaannya sbb :

(JK std-JK ssg) x T std

· Varian Tarif upah, yaitu selisih antara tarif standar dengan tarif upah aktual yang

dibayar. Penyimpangan ini disebabkan oleh pengaruh ekstern (misalnya serikat

buruh) yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, persamaannya sbb

:

(Tstd – Tssg) x JK ssg

Contoh : Tersedia data sebagai berikut, jam aktual 5.000 jam dengan tari upah aktual

Rp 4.100 dan tarif upah standar Rp 4.200, jam kerja standar 5.200 jam. Tentukan varian tarif

dan efisiensi upah !

Varian Tarif : (Rp 4.100 – Rp 4.200) 5.000 = Rp500.000 (F)

Page 6: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Varian efisiensi upah : (5.000- 5.200) Rp 4.200 = Rp840.00 (F)

3. Varian FOH

Penyimpangan overhead dapat ditimbulkan oleh tiga hal :

· Output melebihi atau kurang dari kapasitas normal

· Biaya overhead aktual melebihi atau kurang dari biaya overhead yang

dianggarkan

· Jam kerja aktual berbeda dengan jumlah jam kerja standar yang dibenarkan

untuk jumlah produksi yang dicapai

Tarif yang telah ditentukan digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik,

umumnya didasarkan pada jam kerja standar (jam kerja yang dianggarkan berdasarkan pada

jumlah unit yang diproduksi). Penyimpangan akan timbul bilamana jam kerja aktual (jumlah jam

kerja yang dipakai selama periode tertentu) berbeda dari jumlah jam kerja standar, atau apabila

biaya yang dikeluarkan lebih besar atau kurang dari yang dianggarkan.

a. Varian overhead bersih atau menyeluruh dihitung sebagai berikut :

FOH aktual – (K std x T FOH)

b. Varian overhead dengan dua selisih :

· V. Terkendali :

FOH Aktual - (KN x TT) + (Kstd x TV)

· V. Volume :

(KN - Kstd) x TT

Contoh :

Jam Kerja Langsung (JKL) aktual 5.000 jam

JKL Standar 5.200 jam

Kapasitas Normal 6.000 jam

Tarif tetap FOH pada Kapasitas Normal Rp 3.000

Tarif Variabel FOH Rp 2.000

FOH aktual Rp 29.500.000

Maka :

Page 7: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

1. Varian overhead bersih :

Rp 29.500.000 – (5.200 jam x Rp 5000) = Rp 3.500.000 (UF)

2. Varian overhead dua selisih

- Varian terkendali :

Rp29.500.000 – [(6.000x3.000)+(5.200x2.000)] = Rp1.100.000 (UF)

- Varian Kapasitas :

(6.000 – 5.200) Rp3.000 = Rp 2.400.000 (UF)

Contoh perhitungan harga pokok standar

Standard cost per unit untuk produk X pada Kapasitas Normal 10.000 Jam Kerja

Langsung sbb :

DM : 3kg @ Rp400 Rp 1.200

DL : 0,5 jam @ Rp 1.100 550

FOH : V 0,5 jam @ Rp600 300

F 0,5 jam @ Rp800 400

Jumlah 2.450

Kegiatan selama bulan Januari 2000 :

1. Pembelian Bahan baku 60.000 kg @ Rp 395, pemakaian bahan 58.000 kg

2. Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 10.800.000 untuk 9.000 JKL

3. FOH actual sebesar Rp 13.490.000

4. Produk dalam proses akhir (BB 100%, BK 60%) sebanyak 2.500 unit

5. Produk Selesai sebanyak 17.000 unit, terjual sebanyak 16.500 unit @ Rp3.400

6. Total biaya administrasi dan pemasaran pada periode Januari Rp 4.500.000

Diminta :

1. Tentukan PE, Standard DM & Std Jam kerja

2. Tentukan varian DM, DL dan FOH

3. Susunlah Laporan Laba Rugi

Page 8: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

a. Standar Biaya Bahan Baku

Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi yang ditentukan oleh 2 faktor yaitu : standar

kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku.

Perhitungan Selisih Harga Bahan Baku (SHB)

SHB = ( HS-HSt ) KSHS = harga beli sesungguhnya

HSt= harga beli standar

KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli

Jika HS > HSt , maka selisih harga tidak menguntungkan (unfavorable)

Jika HS < HSt, maka selisih harga menguntungkan (favorable)

SKwBB = ( KS-KSt ) HStPerhitungan Selisih Kuantitas Bahan Baku (SKwBB)

KSt = Kuantitas standar BB yang dipakai

KS = Kuantitas sesungguhnya BB dipakai

Jika KS > KSt, maka selisih kuantitas tidak menguntungkan (unfavorable)

Jika KS < KSt , maka selisish kuantitas menguntungkan (favorable)

b. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung

Ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : (a) Standar tarif upah langsung, (b) Standar waktu (jam) kerja

langsung.

Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja LangsungSelisih Tarif Upah Langsung (STUL) = (TS – TSt ) JS

Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEUL) = (JS – JSt ) TSt

c. Standar Biaya Overhead Pabrik

Merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi.

Perhitungan dan analisa selisih biaya overhead pabrik.Selisih BOP timbul karena perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan BOP standar.

Ada beberapa metode analisa selisih BOP, yaitu :

(1) Metode analisa dua selisih

Page 9: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

· Selisih Terkendali (controllable variance)

ST = BOPS – AFKSt atau

ST = BOPS - [BTA + (KSt x TV)] = BOPS - [ (KN x TT) + (KSt x TV)] atau

ST = BOPS – (KN x TT) – (KSt x TV)

AFKSt = Anggaran flexibel pada kapasitas atau jam standar

BTA = Biaya tetap dianggarkan

TV = Tarif Variabel

TT = Tarif tetap

KN = Kapasitas (jam) normal

KSt = Kapasitas (jam) standar

Jika BOPS >AFKSt , maka selisih tidak menguntungkan

Jika BOPS < AFKSt, maka selisih menguntungkan

· Selisih Volume (volume variance)

SV = AFKSt – ( KSt x T )

= [ (KN x TT) + (KSt x TV) ] - [ (KSt x TT) + (KSt x TV) ]

= (KN x TT) – (KSt x TT)

= ( KN – KSt ) TT

Jika KN > KSt, maka selisih merugikan (unfavorable)

Jika KN < KSt, maka selish menguntungkan (favorable)

(2) Metode analisa tiga selisih

· Selisih Anggaran (spending variance)

Page 10: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

SA = BOPS – AFKS atau

SA = BOPS – (KN x TT) – (KS x TV)

Jika BOPS > AFKS, maka selisih UF

Jika BOPS < AFKS, maka selisih F

· Selisih Kapasitas (capacity variance)

SK = ( KN – KS ) TT

Jika KN > KS, maka selisih UF

Jika KN < KS, maka selisih F

· Selisih efisiensi (efficiency variance)

SE = BOPB – BOPSt atau

SE = ( KS – KSt ) T

Jika KS > KSt , maka selisih UF

Jika KS < KSt, maka selisih F

(3) Metode Analisa empat selisih

· Selisih Anggaran

· Selisih Kapasitas

· Selisih Efisiensi Variabel

· Selisih Efisiensi Tetap

6. Metode Akuntansi Sistem Harga Pokok StandarAda dua metode :

Page 11: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

a. Metode Rancangan Tunggal (Single Plan)

b. Metode Rancangan Berat Sebelah ( Partial Plan)

SINGLE PLAN , karakteristiknya :

· Akun BDP di debit dan di kredit sebesar harga pokok standarnya

· Selisih biaya merupakan bagian dari pembukuan (incomtable), artinya setiap selisih biaya

dibuatkan akuntersendiri & dicatat saat terjadinya, sehingga pada metode ini selisih biaya

dapat dianalisa setiap saat.

PARTIAL PLAN, karakteristiknya:

Page 12: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

· Akun BDP di debit sebesar HP. Sesungguhnya dan di kredit sebesar HP. Standarnya.

· Selisih biaya baru dapat dianalisa pada akhir periode secara extra comtable ( di luar

pembukuan )

Contoh :

PT. Fajar memproduksi produk dengan menetapkan standar sbb :

Data biaya standar untuk 1 unit produk (KN = 5.000 unit) untuk bulan Mei 2003

BBB : 3 kg @ Rp50 Rp 150

BTKL : 2 jam @ Rp 80 160

BOP :

Variabel : 2 jam @ Rp 15 30

Tetap : 2 jam @ Rp 20 40

-------------

Rp 380

========

Data sesungguhnya :

1. BDP awal Mei 500 unit, tk. Penyelesaian 100% BB, 40% BK. Produk selesai = 4.000 unit.

BDP akhir = 1.000 unit, tk. Penyelesaian 60% BB, 20% BK.

2. Pembelian bahan baku sebanyak 15.000 kg @ Rp 49. Bahan baku yang dipakai = 12.500

kg.

3. Tenaga Kerja Langsung (TKL) yang dipakai sebanyak 7.800 jam, tarif upah Rp 84/jam.

4. BOP sesungguhnya = Rp 321.000

5. Penjualan bulan Mei 3.000 unit dengan total penjualan Rp 1.500.000

Prosedur Akuntansi Metode Single Plan :

a. Akuntansi sediaan BDP awalBDP – BBB Rp 75.000

BDP – BTKL 32.000

BDP – BOP 14.000

Sediaan BDP Rp 121.000

Perhitungan :

Page 13: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

BBB = 100% x 500 x Rp 150 = Rp 75.000

BTKL = 40% x 500 x Rp 160 = 32.000

BOP = 40% x 500 x Rp 70 = 14.000

b. Akuntansi BBB· Selisih harga BB dicatat saat dibeli

Jurnal saat pembelian

Sediaan BB Rp 750.000 (15.000 x Rp 50)

Selisih HBB Rp 15.000 {(Rp 49 – Rp 50) 15.000}

Utang Dagang 735.000 (15.000 x Rp 49)

Jurnal saat pemakaian BB (Selisih Kuantitas BB)

BDP – BBB Rp 615.000 (12.300 x Rp 50)

SKwBB 10.000 {(12.500 – 12.300) Rp50}

Sediaan BB Rp 625.000 (12.500 x Rp50)

Perhitungan :

Unit ekuivalen BB (metode FIFO) = 4000 + 1000 (60%) – 500 (100%) = 4.100 u

Kuantitas pemakaian BB standar = 4.100 unit x 3 kg = 12.300 kg

· Selisih harga BB dicatat saat dipakai

Jurnal saat pembelian

Sediaan BB Rp 735.000 (15.000 x Rp 49)

Utang Dagang Rp 735.000

Jurnal saat pemakaian BB

BDP – BBB Rp 615.000

SKwBB 10.000

SHBB Rp 12.500 {(Rp 49 – Rp50) 12.500}

Sediaan BB 612.500 (12.500 x 49 )

· Selisih harga BB dicatat saat dibeli & dipakai

Jurnal saat pembelian

Sediaan BB Rp 750.000

SHBB Rp 15.000

Page 14: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Utang Dagang 735.000

Jurnal saat pemakaian BB

BDP – BBB Rp615.000

SKwBB 10.000

Sediaan BB Rp 625.000

Jurnal untuk mencatat SHBB dipakai

SHBB dibeli Rp 12.500

SHBB dipakai Rp 12.500

c. Akuntansi BTKL

Jurnal saat terjadinya upah

Biaya gaji & upah Rp 655.200 (7.800 jam x Rp 84)

Utang gaji & upah Rp 655.200

Jurnal distribusi gaji & upah

BDP – BTKL Rp640.000 (8.000 x 80)

STUL 31.200 {(Rp 84 – Rp 80) 7.800 jam}

SEUL Rp 16.000 (7.800 – 8.000) Rp80

Biaya gaji & upah 655.200

Perhitungan :

Unit ekuivalen BK = 4.000 + 1000 (20%) – 500 (40%) = 4.000 unit

Jam kerja standar = 4.000 unit x 2 = 8.000 jam

d. Akuntansi BOPMencatat BOP sesungguhnya

BOP sesungguhnya Rp 321.000

Page 15: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Berbagai akun di kredit Rp 321.000

Jurnal pembebanan BOP kepada produk

BDP – BOP Rp 280.000 (8.000 jam x Rp 35)

Selisih terkendali 1.000

Selisih volume 40.000

BOP sesungguhnya Rp 321.000

Perhitungan :

· Unit ekuivalen = 4000 + 1000 (20%) – 500 (40%) = 4.000 unit

· Kapasitas standar = 4.000 x 2 jam = 8.000 jam

· Selisih terkendali =

Rp 231.000 –{(10.000 x 20) + (8.000 x 15)} = Rp 1.000 (UF)

· Selisih Volume =

(10.000 – 8.000) x Rp 20 = Rp 40.000 (UF)

e. Akuntansi sediaan produk selesaiJurnal untuk mencatat produk selesai

Sediaan produk selesai Rp 1.520.000 (4.000 x Rp 380)

BDP – BBB Rp 600.000 (4.000 x Rp 150)

BDP – BTKL 640.000 (4.000 x Rp 160)

BDP – BOP 280.000 (4.000 x 70)

Jurnal saat penjualan :

Kas/piutang dagang Rp 1.500.000

Penjualan Rp 1.500.000

HPP Rp 1.140.000 (3.000 x Rp 380)

Sediaan produk selesai Rp 1.140.000

f. Akuntansi sediaan BDP akhir

Sediaan BDP Rp136.000

Page 16: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

BDP – BBB Rp 90.000 (60% x 1.000 x Rp 150)

BDP – BTKL 32.000 (20% x 1.000 x Rp 160)

BDP – BOP 14.000 (20% x 1.000 x Rp 70)

7. Selisih Komposisi dan Selisih Hasil Bahan BakuDi dalam perusahaan manufaktur yang mengolah produk dengan menggunakan

beberapa jenis bahan baku seringkali komposisinya dapat diubah-ubah di dalam toleransi

perubahan komposisi yang dimungkinkan untuk menghasilkan produk selesai dengan kualitas

sama.

1. Standar Komposisi Bahan Baku (material mix standard) dan Selisih Komposisi Bahan Baku ( material mix variance )

Standar komposisi bahan baku adalah komposisi dari setiap jenis bahan baku yang

seharusnya dikonsumsi di dalam pengolahan produk tertentu.

Selisih komposisi bahan baku adalah selisih biaya yang timbul karena perbedaan antara

komposisi yang sesungguhnya (dihitung sebesar kuantitas setiap jenis bahan baku yang

dipakai dikali harga standar setiap jenis BB yang dipakai) dibandingkan dengan komposisi

standar

2. Standar Hasil Bahan Baku ( material yield standard ) dan Selisih Hasil Bahan Baku ( material yield variance )

Standar hasil bahan baku adalah hasil yang seharusnya diperoleh dari pengolahan bahan

baku-bahan baku tertentu.

Selisih hasil bahan baku adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara biaya bahan

baku pada komposisi standar dibandingkan dengan hasil yang sesungguhnya diperoleh dari

bahan baku yang diolah.

Contoh :

Perusahaan konveksi “Kamila” menggunakan sistem HP. Standar. Untuk menghasilkan 5

potong kemeja dibutuhkan bahan baku menurut komposisi standar sbb :

Page 17: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Jenis bahan Kuantitas Harga standar

per meter

Jumlah

A

B

C

8 m

10 m

7 m

Rp 100

300

50

Rp 800

3.000

350

25 m Rp 4.150

Data sesungguhnya yang terjadi selama bulan Maret 2003 sbb :

1. Pembelian BB :

Bahan A : 2.500 m @ Rp 125

Bahan B : 3.000 m @ Rp 275

Bahan C : 3.500 m @ Rp 60

2. Pemakaian BB :

Bahan A : 2.000 m, bahan B : 2.800 m, bahan C : 3.200 m.

3. Jumlah produksi kemeja selama Maret 2003 = 1.500 potong

Diminta : Analisa selisih BBB

Jawab :Selisih BBB :

a. SHBB saat dibeli :

SHBB = (HS – HSt) Kw pembelian

Bahan A : (125 – 100) 2.500 = Rp62.500 (UF)

Bahan B : (275 – 300) 3.000 = 75.000 (F)

Bahan C : (60 – 50) 3.500 = 35.000 (UF)

----------------------

SHBB dibeli Rp22.500 (UF)

=============

b. SHBB saat dipakai :

SHBB = (HS – HSt) Kw pemakaian sesungguhnya

Bahan A : (125 – 100) 2.000 = Rp50.000 (UF)

Page 18: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Bahan B : (275 – 300) 2.800 = 70.000 (F)

Bahan C : (60 – 50) 3.200 = 32.000 (UF)

---------------------

SHBB dipakai Rp12.000 (UF)

============

c. Selisih Komposisi BB

Jenis baha

n(1)

Standar komposis

i(2)

Komposisi sesungguhnya

(3)

Komposisi standar

(2) X 8.000 =(4)

Harga standar

(5)

Selisih Komposisi(3-$) X (5) =

(6)

A

B

C

8/25

10/25

7/25

2.000

2.800

3.200

2.560

3.200

2.240

100

300

50

Rp56.000 (L)

120.000 (L)

48.000

(R)

8.000 8.000 Rp128.000 (L)

d. Selisih Hasil BB

Selisih hasil BB = standar hasil – hasil sesungguhnya

= (HsS – HsSt) BBBSt

Standar hasil BB yang digunakan :

8.000 m/25 m x 5 potong x Rp 4.150/5 potong = Rp 1.328.000

Hasil sesungguhnya :

1.500 potong x Rp 4.150/ 5 potong = 1.245.000

--------------------

Selisih Hasil BB Rp 83.000 (R)

Standar adalah suatu Benchmark atau “norma” untuk pengukuran kinerja.

Page 19: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

a. Standar kuantitas adalah mengindikasikan seberapa banyak input yang sebaiknya

digunakan dalam mengolah satu unit produk atau dalam menyediakan satu unit jasa.

b. Standar biaya (harga) adalah mengindikasikan berapa harga pembelian atau biaya input

yang seharusnya.

Biaya input actual dan kuantitas input aktual dibandingkan dengan standarnya.manajer

menyelidiki ketidak sesuaian jika kuantitas input maupun biaya input menyimpang dari standar.

Tujuannya adalah menemukan penyebab dari masalah yang ada kemudian melenyapkannya

sehingga masalah itu tidak terulang lagi, Proses ini disebut Management by Exepction

Perusahaan manufactur,jasa,makanan dan organisasi nirlaba menggunakan standar secara

luas.

Penentuan Biaya Standar Menentukan standar kuantitas dan harga lebih berupa seni dari pada sebuah science.

Hal ini membutuhkan sebuah kombinasi keahlian dari semua personal yang punya tanggung

jawab terhadap harga harga input secara efektif.

Dalam lingkungan manufactur hal ini meliputi akuntan,manajer

pembelian,ansinyur,suprvisi produksa,manajer linidan pekerja pekerja.Catatan-catatan masa

lalu tentang harga pembelian dan penggunaan input dapat berguna dalam penentuan

standar.Bagaimanpun,standar harus didesain untuk mendorong operasi mas datang yang

efisien,bukannya pengulangan operasi masa lalu yang tidak efisien.

Standar praktis versus standar ideal

A. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai pada situasi terbaik harus tidak ada kerusakan mesin

atau gangguan kerja yang lain,dan juga diperlukan suatu tingkat usaha yang hanya

dapat diperoleh dengan tenaga kerja yang paling terampil dan efisiensi kerja karyawan

yang bekerja dengan waktu 100%.

B. Standar praktis adalah didefinisikan sebagai standar yang ketat tapi dpat dicapai.Dalam standar ini

diperbolehkan mesin berhenti secara normal dan waktu istirahat bagi pekerja dan

standar ini dapat dicapai secara masuk akal,melalui efisiensi yang tinggi dan usaha rata

rata pekerja.

Page 20: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Penentuan Standar Bahan Langsung Standar kuantitas bahan langsung per unit harus menggambarkan jumlah bahan yang

dimasukan untuk pembuatan satu unit produk selesai,juga cadangan untuk sisa bahan yang

tidak dapat dihindari,bahan rusak dan ketidakefisiennya norma lainnya.

Selisih bahan dapat dihitung yaitu terdiri dari dua :

a. Standar Harga

b. Standar kuantitas

Penentuan Standar Tenaga Kerja Langsung Standar kuantitas dan stanndar harga tenaga kerja langsung biasanya dinyatakan dalam

ukuran jam kerja dan tariff tenaga kerja. Tarif tenaga kerja standar perjam meliputi upah yang

diterima,tunjangan dan biaya tenaga kerja lainnya.

Dengan menggunakan catatan upah bulan lalu dan berkonsentrasi dengan manajer

produkinya,Tery menentukan tariff standar perjam bagi colonial pewter companysbb:

Tarif dasar per jam $10

Pjak Karyawan 1

Tunjangan,30% dari tariff upah dasar 3

=====

Tarif standar jam kerja langsung $ 14

Tarif standar ini menggambarkan “bauran” pekerja yang diharapkan,meskipun tariff upah

sesungguhnya mungkin berbeda anatara satu individu dengan individu yang lain.

Standar waktu tenaga kerja langsung diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk

(biasanya disebutdengan jam standar per unit) mungkin satu sayunya standar yang sangat

sukar ditentukan.

Penentuan Standar Biaya Overhead Pabrik Variabel Sama seperti seperti tenaga kerja langsung,satandar kuantitas dan standar harga bagi

overhead pabrik variable biasanya dinyatakan dalam jam dan tariff.

Apakah Standar Sama Dengan Anggaran

Page 21: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Standar sangat mirip dengan anggaran.Perbedaan utama antara dua istilah tersebut adalah

bahwa standar dinyatakan dalam jumlah unit sedangkan anggaran dinyatakan dalam jumlah

total.Biaya standar bahan dalam colonial Pewter adalah $12 per pasang sandaran buku.

Jika 1000 pasang sandaran buku diproses selama anggaran,maka biaya bahan yang

dianggarkan menjadi $12000.Sebenarnya suatu standar dapat dipandang sebagai biaya yang

dianggarkan untuk satu unit produk

Jam atau Tarif Biaya Sandarkuantitas atau hargastandar standar

Bahan Lansung 3,0 pound $ 4 per pound $ 12,00Tenaga kerja langsung 2,5 jam 14 per jam 35,00Overhead pabrik variable 2,5jam 3 per jam 7,5

=======Biaya standar total per unit $54,50

=======

Model Umum untuk Analisis SelisihAlasan penting dalam membagi standar ke dalam 2 kategori –harga dan kuantitas-

adalah

a. bahwa manajer yang berbeda biasanya bertanggung jawab untuk pembelian dan

penggunaan input dan

b. kedua aktivitas ini terjadi pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh, dalam kasus

bahan mentah, manajer pembelian bertanggung jawab terhadap harga, dan

tanggung jawab ini dilakukan pada saat pembelian dilakukan.

Di lain pihak, manajer produksi bertanggung jawab terhadap jumlah bahan baku yang

digunakan, dan tanggung jawab ini dilakukan pada saat bahan digunakan dalam produksi, yang

mungkin saja beberapa minggu atau bulan setelah tanggal pembelian. Oleh karena itu, penting

untuk memisahkan ketidaksesuaian yang terletak pada penyimpangan standar harga dan

penyimpangan standar kuantitas.

Page 22: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Perbedaan antara harga standard an harga sesungguhnya serta kuantitas standar

dengan kuantitas sesungguhnya disebut varian (selisih). Tindakan dalam menghitung dan

menginterprestasikan selisih disebut analisis selisih.

Selisih Kuantitas dan Selisih HargaModel umum dalam menghitung selisih biaya variable standar disajikan dalam Peraga

10-2. Dalam model ini selisih harga dan selisih kuantitas dipisah dan ditunjukan pula bagaimana

tiap-tiap selisih tersebut dihitung. Kita akan menggunakan model ini untuk menghitung selisih

bahan langsung, selisih tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik variable.

Ada 3 hal yang perlu dicatat dalam peraga 10-2. pertama, catatlah bahwa selisih harga

dan selisih kuantitas dapat dihitung untuk 3 elemen biaya variable yaitu bahan langsung, tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable, meskipun selisih tersebut tidak disebut

dengan nama yang sama dalam semua kasus. Sebagai contoh, selisih harga disebut sebagai

selisih harga bahan dalam kasus bahan langsung tetapi selisih tariff tenaga kerja dalam kasus

tenaga kerja langsung dan pengeluaran BOP dalam kasus BOP variable.

Ketiga, catatlah bahwa analisis selisih sebenarnya merupakan suatu tipe analisis input-

output. Input mewakili kuantitas sesungguhnya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik variable; output mewakili produksi yang baik dalam periode tersebut,

dinyatakan dalam kuantitas standar yang dibolehkan berarti jumlah bahan langsung, tenaga

kerja langsung atau overhead pabrik variable yang sebaiknya digunakan dalam menghasilkan

output sesungguhnya dalam periode tersebut. ini berarti bahan, tenaga kerja atau overhead

tersebut lebih banyak atau lebih sedikit daripada yang sesungguhnya digunakan, tergantung

pada efesien atau ketidakefesienan operasi perusahaan. Kuantitas standar yang diperbolehkan

dihitung dengan cara mengalikan unit output sesungguhnya dengan input standar yang

diperbolehkan per-unit.

Penggunaan Biaya Standar- Selisih Bahan LangsungSetelah menentukan biaya standar bahan langsung, tenaga kerja langsung dan

overhead pabrik variable bagi Colonial Pewter Company, langkah Terry Sherman selanjutnya

adalah menghitung selisih untuk bulan Juni, nulan yang baru saja berlalu. Seperti yang

didiskusikan dalam seksi sebelumnya, selisih dihitung dengan membandingkan biaya standar

dengan biaya sesungguhnya. Untuk memudahkan perbandingan ini, Terry mengarahkan pada

Page 23: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

data biaya standar yang ada di APeraga 10-1. Peraga ini menunjukan bahwa biaya standar

bahan langsung per unit produk adalah sebagai berikut:

3.0 pound per unit x $4 per pound = $12 per unit

untuk memahami selisih kuantitas ini, catatlah bahwa kuantitas sesungguhnya Pewter

yang digunakan dalam produksi 6.500 pound. Bagaimanapun, jumlah standar yang

diperbolehkan hanya 6.000 pound. Oleh karena itu, terdapat kelebihan 500 pound Pewter yang

digunakan untuk menghasilkan output. Jika dinyatakan dalam dolar, maka 500 pound dikalikan

dengan harga standar $4 per pound sehingga didapat selisih kuantitas sebesar $2.000.

Mengapa harga standar, bukan harga sesungguhnya dalam menghitung Pewter yang

digunakan? Pada umumnya manajer produksi bertanggung jawab terhadap selisih kuantitas.

Jika harga sesungguhnya digunakan dalam perhitungan selisih kuantitas, manajer produksi

akan bertanggung jawab terhadap efisiensi dan ketidakefisiensi manajer pembelian. Apabila

terdapat ketidakterbukaan antara manajer produksi dan manajer pembelian, maka perdebatan

akan muncul setiap saat apabila terjadi harga input sesungguhnya melebihi harga standarnya.

Untuk menghindari perdebatan tersebut maka dalam menghitung selisih kuantitas digunakan

harga standar.

Selisih Harga Bahan – Tinjauan Lebih DalamSelisih harga bahan mengukur perbedaan antara beberapa harga yang dibayarkan untuk

kuantitas yang dibeli dengan yang harus dibayar sesuai standar yang telah ditentukan.

ISOLASI SELISIH Tepatnya di mana selisih harus diisolasi dan dijadikan perhatian

manajemen? Jawabannya adalah, lebih awal lebih baik. Semakin cepat penyimpangan menjadi

perhatian manajemen, maka semakin cepat masalah tersebut dapat dievaluasi dan dikoreksi.

TANGGUNGJAWAB TERHADAP SELISIH Siapakah yang bertanggung jawab terhadap

perbedaan selisih? Biasanya manajer pembelianlah yang mengawasi harga-harga yang harus

dibayarkan terhadap barang-barang dan oleh karena itu dialah yang bertanggung jawab

terhadap selisih harga.

Penggunaan Biaya Standar – Selisih Tenaga Kerja LangsungLangkah Terry selanjutnya dalam menentukan selisih Colonial Pewter adalah menghitung

selisih tenaga kerja langsung untuk bulan tersebut. Seperti, bahwa biaya kerja langsung standar

per unit produk sebesar $35, dapat dihitung sebagai berikut:

Page 24: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

2,5 jam per unit x $14,00 per jam = $35 per unitSelama bulan Juni, perusahaan membeyar tenaga kerja langsung sebesar $74.250 termasuk

pajak penghasilan karyawan dan tunjangan-tunjangan lainnya, untuk 5.400 jam kerja, rata-rata

sebesar $13,75 per jam. Dengan menggunakan data ini dan biaya standar dari Peraga 10-1,

Terry menghitung tariff tenaga kerja langsung dan selisih efisiensi yang tampak dalam Peraga

10-5.

Selisih Tarif Tenaga Kerja – Tinjauan Lebih DalamSeperti yang dijelaskan sebelumnya, selisih harga untuk tenaga kerja langsung biasanya

dinyatakan dengan selisih tariff tenaga kerja. Selisih ini mengukur setiap penyimpangan dari

standar dalam tariff jam rata-rata yang dibayarkan terhadap tenaga kerja langsung. Rumus

untuk selisih tariff tenaga kerja dinyatakan sebagai berikut:

Selisih tarif tenaga kerja langsung = (AH x AR) – (AH x SR)Atau

AH (AR-SR)Ket: AH = Actual Hours = jam sesungguhnya

AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya

SR= Standard Rate = tariff standar

Selisih Efisiensi Tenaga Kerja – Tinjauan Lebih DalamSelisih kuantitas tenaga kerja langsung lebih umum disebut selisih efisiensi tenaga kerja yang

berguna mengukur produktivitas waktu pekerja. Tidak ada selisih yang dapat diamati lebih

dekat oleh manajemen , sehingga manajemen percaya bahwa peningkatan produktivitas jam

kerja langsung penting untuk menurunkan biaya. Rumus untuk menghitung selisih efesiensi

tenaga kerja adalah sebagai berikut:

Selisih Efisiensi tenaga kerja = (AH X SR) – (SHXSR)Atau

SR ( AH-SH)Ket: AH = Actual Hours = jam sesungguhnya

AR = Actual Rate = tariff sesungguhnya

SR= Standard Rate = tariff standar

Penggunaan Biaya Standar secara Internasional

Page 25: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

Biaya standar digunakan oleh perusahaan besar didunia. Studi komparatif terhadap praktik

akuntansi biaya menunjukan bahwa- perusahaan yang si survey di Negara Inggris, 2/3

perusahaan di survey di Canada dan 40% perusahaan di survey di Jepang menggunakan

system biaya standar.

Biaya standar diperkenalkan pertama kali di Jepang setelah Perang dunia II, Nippon Electronic

Company (NEC) adalah salah satu perusahaan Jepang pertama yang mengadopsi biaya

standar untuk semua produknya. Beberapa perusahaan di Jepang lainnya mengikuti NEC

setelah perang dan mengembangkan system biaya standar. Cara-cara penggunaan biaya

standar Jepang dan di Negara lainnya di atas ditunjukkan di Peraga 10-9.

Evaluasi Pengendalian Berdasarkan Biaya StandarManfaat Biaya StandarSistem biaya standar mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Penggunaan biaya standar adalah elemen kunci dalam pendekatan management by

exception. Sejauh biaya tersebut tetap ada dalam standar, manajemen dapat

memusatkan pada isu ini. Ketika biaya tersebut dibawah standar, maka para manajer

siaga bahwa ada masalah yang memerlukan perhatian. Pendekatan ini membantu

manajer memusatkan pada isu penting.

2. Sejauh standat tersebut dipandang masuk akal bagi karyawan, mereka dapat

mempromosikan ekonomi dan efisien. Mereka menyediakan bencjmark yang dapat

digunakan oleh individu untuk mengukur kinerja mereka.

3. Biaya standar dapat menyederhanakan pembukuan. Selain pencatatan biaya ke tiap-

tiap pekerjaan, biaya standar untuk bahan, tenaga kerja dan overhead pabrik dapat

dibebankan ke pekerjaan.

4. Biaya standar cocok dalam system terintegrasi “akuntansi pertanggungjawaban”.

Standar tersebut menetapkan beberapa biaya yang seharusnya, siapa yang

bertanggungjawab terhadapnya da apakah biaya sesungguhnya terkendali.

Masalah Potensial dalam Penggunaan Biaya StandarPenggunaan biaya standar dapat menimbulkan sejumlah masalah potensial. Sebagian besar

masalah ini adalah hasil dari penggunaan biaya standard an management by expection yang

tidak tepat atau dari penggunaan biaya standar dalam situasi yang tidak tepat.

Page 26: Analisis Standar Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Departemen Produksi Di Pt Xxx

1. Laporan selisih biaya standar biasanya disiapkan secara bulanan dan seringnya

dikeluarkan beberapa hari atau minggu setelah akhir bulan. Sebagai konsekuensinya

informasi dalam laporan tersebut begitu membosankan sehingga hamper membuat tidak

berguna lagi. Laporan yang lebih tepat waktu dengan frekuensi laporan yang lebih tinggi

dan mendekati benar lebih baik dibandingkan laporan tepat, tetapi jarang dilaporkan dan

sudah kadaluwarsa. Seperti yang sudah disebut sebelumnya, beberapa perusahaan

sekarang melaporkan selisih dan data operasi kunci harian atau bahkan lebih sering.

2. Apabila manajer tidak begitu peka dan menggunakan laporan selisih sebagai suatu

kelompok, maka semangatnya akan berkurang.

3. Standar kuantitas tenaga kerja dan selisih efisiensi mempunyai dua asumsi.

Manager harus berhati-hati dalam penerapan system pembiayaan standar. Sangatlah penting

bagi manajer untuk focus pada hal positif daripada yang negative, dan mungkin lebih perhatian

terhadap hal-hal yang tidak diharapkan secara konsekuen.